Start Back Next End
  
9
2. "Ibarruri Putri Alam: Anak Sulung D.N. Aidit" karya Ibarruri (2006)
Iba menuliskan, "Di masa aku remaja, aku aku tiba-tiba kehilangan manusia
yang paling kucintai, kukagumi, yang menjadi teladan dalam cita-cita."
3. "Menolak Menyerah; Menyikap Tabir Keluarga Aidit" karya Budi Kurniawan
dan Yani Andriansyah (2005)
Dalam buku itu tidak ada kesan dalang pembunuhan kejam dan bengis-sifat
yang ternama pada sebagian besar benak orang indonesia karena dijejali
buku-buku sejarah yang memojokan Aidit.
4. "Pergolakan Tentara Sebelum dan Sesudah G-30-S/PKI" yang ditulis
Todirman Dydo (1989)
Buku tersebut menyebutkan Aidit sebagai pemimpin partai licik dan
oportunis yang khawatir Angkatan Darat akan berkuasa setelah Soekarno
meninggal.
5. "Siapa Menuai Angin akan Menuai Badai" yang ditulis Soegiarso      Soerojo
(1988)
"Seperti disambar geledek di siang bolong, D.N. Aidit yang ketahuan
belangnya menjadi sangat marah," tulis Soegiarso.
Dalam animasi dokumenter ini penulis menggunakan bukuDua Wajah Dipa
Nusantara yang diterbitkan oleh TEMPO sebagai sumber data dan bahan dasar untuk
pembuatan karya, karena di dalam buku ini merupakan rangkuman dari beberapa buku
lain yang membahas D.N. Aidit, selain itu buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah
dimengerti sehingga memudahkan untuk menulis cerita. Adapun buku lain yang
digunakan untuk mendukung dan melengkapi adalah Aidit Sang Legenda
karya
Murad Aidit, dan Malapetaka Indonesia karya Max Lane.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter