7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. 1Teori – Teori Umum
2.1. 1 Enterprise Resource Planning (ERP) 
Enterprise Resource Planning (ERP)
merupakan kumpulan dari beberapa
sistem informasi yang saling terintegrasi. Seperti
Joseph & Li
(2008, hal. 1-21)
mengatakan bahwa, “information systems packages that integrate information and
information-based processes within and across functional areas in an organization”.
ERP merupakan sebuah konsep yang menerapkan teknologi informasi untuk
dapat membantu pihak menejemen agar dapat memiliki data dari lintas fungsional
untuk keperluan analisis (Mehrjerdi, 2010, hal. 308).
ERP merupakan perangkat lunak yang mengintegrasikan seluruh informasi di
perusahaan. Hal ini didukung oleh
Mimin Nur Aisyah
(2011, hal. 41)
yang
mengatakan, “ERP is a software package which integrates all the information
through a company such as financial and accounting information, human resources
information, supply chain information and customer information.”
Pada awalnya ERP dikembangkan untuk memfasilitasi proses bisnis
manufacturing seperti, bahan mentah, inventory control, order entry, dan distribusi.
ERP pada saat ini tidak mencakup customer relationship management (CRM) yang
memungkinkan organisasi untuk mendapatkan
informasi pelanggan secara spesifik.
Kemudian ERP dievolusi untuk mencakup administrasi, penjualan, pemasaran, dan
proses sumber daya manusia. Hal ini diperkuat oleh  Kelly, dan Casey
(2010, hal.
292)
yang mengatakan, “ ERP system evolved to include administrative, sales,
marketing, and human resources processes”.
  
8
Gambar 2. 1 ERP System ( (Rainer & Cegielski, 2010, hal. 293)
Gambar 2.1 menunjukan sistem ERP yang sudah mengalami perubahan.
Berdasarkan gambar di atas, sistem ERP telah mencakup berbagai modul yang
terbagi menjadi financial management, operations management, dan human resource
management. Hal ini diperkuat oleh pendapat Kelly, dan Casey (2010, hal. 292) yang
mengatakan bahwa “ ERP systems include a variety of  module, which are divided
into core ERP modules ( financial management, operations management, and human
resource management).
2.1. 2
SAP
SAP didirikan pada tahun 1972 oleh 2 mantan pegawai IBM, yaitu : Hasso
Plattner, Dietmar Hopp, Claus Wellenreuther, Klaus Tschira, dan Hans Werner
Hektor. Visi mereka membangun SAP adalah untuk mengembangkan standart
aplikasi perangkat lunak untuk memproses bisnis secara real-time. SAP berpusat di
Weinheim, Jerman, dengan kantor utamanya di dekat Mannheim (Anonim, 2006, hal.
1-2).
  
9
2.1. 3
SAP Business One
SAP Business One merupakan sebuah aplikasi bisnis yang mudah digunakan
dan merupakan solusi pengelolaan operasional yang mencakup ukuran bisnis dari 10
sampai 100 pegawai. Solusi ini sederhana tetapi kuat, yang memungkinkan sebuah
tampilan yang lengkap dan cepat, baik untuk operasi bisnis maupun aktifitas
pelanggan (Anonim, 2006, hal. 1-27).
SAP telah menjadi produk standard dalam area ERP, dan tidak biasanya
pelanggan dalam ukuran besar bergantung pada suppliers mereka untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan SAP yang sama dengan mereka.
Dengan SAP Business One, perusahaan dengan ukuran small-to-medium
dapat
menggunakan SAP dan memenuhi kualitas kebutuhan. Pendapat kami ini diperkuat
oleh
Teufel, Nam, & Heun
(2005, hal. 3)
yang mengatakan bahwa “ with SAP
Business One the small-to-medium sized company can afford SAP and fulfill such
quality requirements”.
Gambar 2. 2 SAP Business One offers a compact yet powerful ERP Solution (Teufel,
Nam, & Heun, 2005, hal. 3)
  
10
Gambar 2.2 menawarkan functional overview dari intergrated solution, di
mana SAP Business One dilengkapi dengan fungsi terstandarisasi yang dibutuhkan
oleh perusahaan small-to-medium. Dan proses area yang terdapat pada gambar di
atas menunjukan proses yang paling banyak terdapat di perusahaan, di mana proses
area ini dapat difasilitasi dengan SAP Business One yang menawarkan solusi singkat
untuk mid-sized customer
dan telah didesain untuk memenuhi kebutuhan spesifik
customer pada level ini. Teufel, Nam, & Heun (2005, hal. 5) mengatakan, “ SAP
Business One is intended as a compact solution for the mid-sized customer and has
been designed to meet the specific needs of this level customer”.
Meskipun SAP Business One tidak mencakup kemampuan SAP R/3 secara
keseluruhan, SAP Business One tetap merupakan  rangkaian ERP yang lengkap.
2.1. 4
Sales
Baldwin
(2010, hal. 12)
mengatakan bahwa, “like other organizational
processes—sales is not a silo. Sales relies on collaboration with other departments,
including marketing and engineering, in addition to insight gained from previous
sales efforts. Sehingga dapat dikatakan sales merupakan kolaborasi dari berbagai
departemen yang meliputi bagian marketing, dan gudang dengan tujuan untuk
mencapai suatu keuntungan.
Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar (2000, hal. 716)
mengatakan bahwa, “
penjualan adalah pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau jasa dan
dicatat untuk satu periode akuntansi tertentu, baik berdasarkan kas (sebagaimana
diterima) atau berdasarkan akura; (sebagaimana diperoleh)”.
2.1. 5
SAP HANA
SAP HANA adalah visi SAP untuk in-memory computing. Berdasarkan
beberapa teknologi yang ada, SAP HANA merupakan sistem database yang didesain
untuk meningkatkan kecepatan akses database ketika membaca data dan tidak
memperlambat penginputan data (Walker, 2012, hal. 4).
SAP HANA menggunakan teknologi berbasis in-memory computing yang
memungkinkan pengolahan data dalam jumlah besar pada memori utama untuk
memberikan hasil langsung dari analisis dan transaksi. Data yang akan diproses
idealnya data real-time (Vey, Bachmaier, & Krutov, 2013, hal. 9).
  
11
Gambar 2. 3 SAP HANA architecture (Vey, Bachmaier, & Krutov, 2013, hal. 23)
Database pada SAP HANA terdiri dari dua engine yaitu:
Column-based store, menyimpan data relasional dalam
kolom. Mengoptimalkan tabel
dengan jumlah data yang sangat
besar, yang dapat dikumpulkan secara real-time dan digunakan
dalam operasi analitis. (Vey, Bachmaier, & Krutov, 2013, hal. 23)
Row-based store, menyimpan data relasional dalam
baris. Mengoptimalkan operasi insert
dan update pada database.
Memiliki tingkat kompresi yang rendah, dan memiliki performa
dalam memproses query
masih dibawah column-based store (Vey,
Bachmaier, & Krutov, 2013, hal. 23).
  
12
2. 2
Teori – Teori Khusus
2.2. 1
Gambaran SAP B1
Gambar 2. 4 SAP Business One Provides Comprehensive Integration (Anonim,
2010, hal. 9)
SAP B1  hadir untuk memberikan solusi atas masalah yang dapat
menghambat proses bisnis perusahaan seperti information gap dan process gap.
Information  gap yang dimaksudkan di sini adalah kurangnya waktu yang dibutuhkan
untuk informasi bisnis dalam menjalankan bisnis secara efisien. 
Sedangkan process gap muncul ketika adanya proses bisnis yang tidak
terotomatisasi, dan otomatisasi berhenti pada suatu aplikasi dan harus secara manual
dipindahkan ke aplikasi lain. Dalam hal ini biasanya process gap diatasi dengan
memasukan kembali suatu informasi dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.
Untuk mengatasi kedua hal di atas, perusahaan dapat menggunakan SAP B1.
Gambar 2.2
menunjukan bagaimana SAP B1 memberikan arus informasi yang
efektif dan integrasi yang lengkap dari satu proses ke proses lainya, sehingga
information gap dan process gap dapat dihilangkan.
Proses penjualan yang berjalan dalam SAP B1 dimulai dari adanya
permintaan untuk barang atau jasa yang akan dijual. Kemudian setelah transaksi
penjualan terjadi akan dilanjutkan ke proses pengiriman barang dan akan berlanjut ke
proses penagihan terhadap barang atau jasa yang dibeli oleh pelanggan.
  
13
Gambar 2. 5 Proses penjualan dalam SAP B1 (Anonim, 2010, hal. 91)
Gambar 2.5
menunjukan proses penjualan yang ada di dalam SAP B1.
Di bawah ini adalah penjelasan dari gambar di atas (Anonim, 2010, hal. 92) :
Sales Quotation
merupakan sebuah  penawaran atau proposal yang berisi perjanjian harga
atas barang atau jasa tertentu yang akan diajukan kepada pelanggan atau
atasan jika disetujui.
Sales Order
Sebuah perjanjian dari pelanggan atau atasan untuk pembelian harga
dengan jumlah dan harga yang telah desepakati.
Delivery
Mengindikasikan proses pengiriman barang telah muncul.
Return
Digunakan ketika pelanggan mengirim kembali barangnya atau untuk
membenarkan kesalahan yang ada pada dokumen sebelumnya sebelum
A/R Invoice di-post.
A/R Invoice
Merupakan satu-satunya dokumen yang harus dibuat dalam proses
penjualan. Dokumen ini digunakan sebagai permintaan pembayaran dan
pencatatan pendapatan dalam laporan laba rugi.
  
14
A/R Invoice Plus Payment
Merupakan bagian dari dokumen A/R Invoice yang digunakan untuk
proses penjualan cash terhadap one-time customer.
A/R Credit Memo
Digunakan ketika pelanggan mengirimkan kembali barangnya dan A/R
Invoice sudah dibuat atau untuk membenarkan kesalahan yang ada dalam
A/R Invoice.
A/R Down Payment Invoice
Dokumen ini digunakan untuk skenario prabayar. Jumlah prabayar
tersebut dicatat dalam pre defined liability account
dan dipindahkan ke
revenue account ketika down payment telah diaplikasikan dalam A/R
Invoice standart. Dokumen ini tidak mempengaruhi inventory.
Tabel 2. 1 Pengaruh Sales Document Terhadap Accounting dan Inventory (Anonim,
2010, hal. 117)
Sales Document
Dampak Akuntansi
Dampak Inventory
Sales Quotation
-
-
Sales Order
-
Mengurangi available
stock
Menambah committed
quantity
Delivery
Jika menggunakan sistem
pencatatan perpetual maka
akan terjadi pencatatan
COGS pada persediaan
barang
Mengurangi jumlah
stock sebenaranya
Mengurangi committed
quantitiy
Return
Melakukan pencatatan akun
inventory return pada
COGS jika menggunakan
sistem pencatatan perpetual
Menambah stok barang
sebenaranya
  
15
Sales Document
Dampak Akuntansi
Dampak Inventory
A/R Invoice
Jika pembuatan berdasarkan
delivery
maka terjadi
pencatatan piutang dagang
terhadap pelanggan pada
keuntungan penjualan
Jika pembuatan tidak
berdasarkan delivery maka
dilakukan juga pencatatant
terhadap COGS pada
persediaan
Akan terjadi pencatatan
pengurangan stock
sebenarnya jika A/R
Invoice tidak dibuat
berdasarkan delivery
A/R Invoice plus
Payment 
Piutang dagang pelangga
pada penjualan 
COGS pada persediaan 
Kas pada piutang dagang
pelanggan
Ketiga posting diatas
diposting ketika terjadi
pembuatan dokumen A/R
Invoice plus payment
Mengurangi persediaan
barang dagang
A/R Credit Memo
Akan terjadi pencatatan
COGS pada piutang dagang
pelanggan
Menambahkan jumlah
barang sebenarnya
A/R Reserve
Invoice
Pencatatan piutang dagang
pelanggan pada keuntungan
penjualan akan dicatat
ketika dokumen dibuat
Menambahkan
committed inventory jika
dokumen tidak dibuat
berdasarkan Sales Order
A/R Down Payment
Akan terjadi pencatatan
piutang dagang pelanggan
pada credit liability ketika
A/R Down Payment dibuat
-
  
16
Tabel 2.1 menunjukan dampak yang akan muncul terhadap accounting
dan inventory apabila dokumen-dokument yang ada di atas dibuat dalam SAP
B1.
2.2.1. 1 Sales Quotation
Tabel 2. 2
Fitur dan Kelebihan SAP B1 dalam Proses Penawaran
(Anonim,
2010, hal. 98)
Proses
Fitur
Kelebihan
Penawaran
Sales Quotation
-
Dapat dibuat baik untuk atasan
maupun pelanggan.
-
Dapat dibuat langsung di SAP B1
ataupun di MS Outlook yang telah
terintegrasi dengan SAP B1.
-
Dapat melakukan perhitungan gross
profit dan bobot maupun volume
suatu barang.
-
Dapat melakukan perubahan pada
saat dibutuhkan.
Sales Quotation merupakan sebuah proses di mana proses tawar
menawar antara pelanggan dengan bagian penjualan perusahaan
berlangsung. 
Kesepakatan yang terjadi akan dicatat dalam sales quotation, di mana dokumen
ini dapat dijadikan referensi untuk proses penjualan. Tabel 2.2 adalah fitur
serta kelebihan yang ada dalam proses penawaran.
2.2.1. 2 Sales Order
Tabel 2. 3
Fitur dan Kelebihan SAP B1 dalam Proses Penjualan Barang
(Anonim, 2010, hal. 99-104)
Proses
Fitur
Kelebihan
Pembuatan Sales
Order
Sales Order
-
dapat mengkomit sejumlah spesifik
batch untuk pelanggan.
-
Batch yang
telah dikomit tidak
dapat digunakan untuk sales order
lain. 
  
17
Proses
Fitur
Kelebihan
Pengecekan stok
barang
Item Availability
Check
-
Dapat dimunculkan secara otomatis
apabila quantity yang diinput pada
sales order lebih besar dari stok
yang tersedia.
-
Memberikan sejumlah pilihan
kepada user
sebagai solusi
kurangnya stok untuk sales order.
Penjualan
langsung
Drop Shipment
-
Ketika ada pembuatan sales order
sistem akan langsung
merekomendasikan pembuat
purchase order
-
User hanya perlu memilih barang,
harga, dan vendor.
-
Dengan fitur ini barang langsung
dikirim dari vendor ke pelanggan.
-
Fitur ini tidak mempengaruhi
inventory.
-
Fitur ini tidak akan menambah
commited stock.
Setelah tercapai kesepakatan antara pelanggan dengan bagian penjualan
dalam proses penawaran, maka selanjutnya akan dilanjutkan dengan transaksi
penjualan. dokumen penjualan dapat dibuat berdasarkan sales quotation ataupun
adanya permintaan langsung dari pelanggan. Tabel 2.3 menunjukan fitur serta
kelebihan SAP B1 untuk proses penjualan.
  
18
2.2.1. 3 Delivery
Tabel 2. 4
Fitur dan Kelebihan SAP B1 dalam Proses Pengiriman Barang
(Anonim, 2010, hal. 104-106)
Proses
Fitur
Kelebihan
Pengambilan dan
pengepakan barang
Pick and Pack
Manager
-
Untuk menangani proses
pengambilan barang.
-
Memungkinkan untuk
mengeluarkan beberapa atau
semua barang ke pick list.
-
Meperbolehkan pengambilan
barang baik sebagian maupun
seluruhnya.
-
Pada proses ini pembuatan
delivery boleh dilakukan.
Pembuatan delivery
Delivery
-
Dapat dibuat dari sales order
atau sales quotation melalui
copy-to” drop-down list.
-
Dapat dibuat dari beberapa
orders atau quotations.
-
Dapat melihat struktur
pengepakan barang.
-
Dapat mengalokasikan barang
dan jumlah ke tipe pengepakan
tertentu.
<optional> proses
pengembalian
barang
Return 
-
Ketika dokumen return telah di-
posting, jumlah inventory
langsung diperbaharui.
-
Nilai inventory otomatis akan
diperbaharui sesuai harga asli
barang tersebut ketika dokumen
return di-posting.
  
19
Setelah transaksi penjualan dilakukan dan dokumen penjualan telah
dibuat, maka selanjutnya akan dilakukan proses pengiriman barang. Sebelum
barang dikirim biasanya ada proses pengambilan dan pengepakan barang-barang
yang akan dikirim ke pelanggan. Tabel 2.4 menunjukan fitur serta kelebihan
SAP B1 yang ada dalam proses pengiriman.
2.2.1. 4 A/R Invoice
Tabel 2. 5
Fitur dan Kelebihan SAP B1 dalam Proses Pengiriman Barang
(Anonim, 2010, hal. 106-111)
Proses
Fitur
Kelebihan
Pembuatan A/R
Invoice
A/R Invoice
-
Dapat
dibuat dari satu atau beberapa
sales quotation, sales order, atau
delivery.
-
Dapat dibuat secara langsung pada menu
A/R Invoice.
-
Setelah dokumen di-post, dokumen tidak
dapat dihapus atau diubah karena ini
merupakan dokumen accounting yang
resmi.
-
Tagihan yang hanya berisi pajak boleh
di-post dengan menggunakan fungsi ‘tax
only’.
-
Memperbolehkan barisan negatif untuk
mencatat kredit atau pengembalian
barang oleh pelanggan.
<Optional>
Pembuatan A/R
Invoice Plus
Payment
A/R Invoice
Plus
Payment
-
Informasi mengenai one-time customer
langsung terisi, dan diperbolehkan untuk
menambahkan jika diperlukan.
-
Pembayaran sebagian tidak
diperbolehkan.
-
Begitu dokumen ini di-post, jurnal
accounting
dan
inventory yang
berhubungan akan diproses secara
otomatis.
  
20
Proses
Fitur
Kelebihan
<Optional>
Pembuatan A/R
Credit Memo
A/R Credit
Memo
-
Setelah A/R credit memo di-post, jumlah
inventory meningkat, akun pelanggan
dikredit, akun pendapatan diperbaiki
dengan jumlah yang sama.
-
Pajak penjualan juga diperbaiki secara
otomatis.
-
Dapat dibuat dari A/R Invoice yang ada
atau dari dokumen return.
-
Dapat dibuat untuk non-inventory items
(services).
Proses pembuatan
A/R Down Payment
A/R Down
Payment
-
Dapat dibuat dengan atau tanpa referensi
ke sales order.
-
Pada saat mengaplikasikan A/R Down
Payment
ke A/R Invoice,
jumlah
penarikan dapat diambil semua atau
diambil sebagian sesuai tagihan.
Proses Dunning
The Dunning
Wizard
-
Merupakan fitur untuk mengirimkan
pesan kepada customer jika customer
terlambat melakukan pembayaran
Setelah proses pengiriman dilakukan, maka proses selanjutnya akan
dilanjutkan ke proses penagihan. Proses penagihan ke pelanggan menggunakan
dokumen A/R Invoice. Selain digunakan untuk penagihan pembayaran terhadap
pelanggan A/R invoice juga digunakan sebagai pencatatan pendapatan dalam
laporan laba rugi. Tabel 2.5 menunjukan fitur dan kelebihan SAP B1 dalam
proses penagihan.
2.2. 2  Incoming Payment
Penerimaan pembayaran dalam SAP Business One dapat diterima dalam
4 cara, yaitu :
Cash
Cek
  
21
Kartu Kredit
Transfer Bank
SAP Business One dapat meng-cover seluruh pembayaran tersebut dengan cara
yang secara garis besar sama baik pembayaran untuk 1 A/R Invoice
maupun
pembayaran yang dilakukan oleh seorang pelanggan untuk dua atau lebih A/R
Invoice (Anonim, 2010, hal. 60).
2.2. 3  Sales Opportunities
Sales Opportunities
adalah sebuah fitur di dalam SAP Business One
untuk mengetahui perkembangan seorang calon pelanggan untuk menjadi
seorang pelanggan tetap.
Gambar 2. 6 Proses Sales Opportunity secara keseluruhan (Anonim, 2010, hal. 161)
Step 1 : Setting sales-related information
Manager Sales memasukkan
informasi informasi yang penting seperti tahap
tahap agar sales berhasil maupun 
gagal. Informasi ini untuk membantu
perkiraan penjualan. Laporan adalah kunci untuk penjualan, dan pengaturan
Sales Opportunity
dalam SAP Business One berhubungan hampir secara
keseluruhan untuk laporan.
Seperti, apa yang ingin dipantau? Apa yang ingin
diketahui? Apakah perlu laporan untuk mengetahui siapa
saingan saingan
  
22
perusahaan? Informasi ini perlu dimasukkan supaya laporan dapat membantu
untuk memantau seluruh proses penjualan yang penting.
Step 2 : Managing Sales Opportunities
Bagian sales
memasukkan dan mengatur sales opportunities
sesuai dengan
proses penjualan. Semakin detail informasi yang dimasukkan, maka akan
semakin detail juga laporan yang akan diterima. Contoh tindakan untuk Sales
Opportunities yang perlu dicatat adalah menelepon, e-mail dan lainnya.
Step 3 : Reporting
Laporan dari Sales Opportunity memberikan informasi seperti kemungkinan
mendapatkan atau kehilangan calon pelanggan, perkiraan penjualan, dan lainnya.
2.2. 4  Pick and Pack Manager
Proses Pick and Pack adalah proses optional
dalam siklus penjualan.
Apabila perusahaan memiliki gudang yang besar dan memiliki orang orang
khusus untuk mengumpulkan barang, mengemasnya dan mengirimnya maka
pick and pack akan sangat berguna. Pick and Pack
akan mencari Sales Order
yang statusnya masih Open ataupun Reserve Invoice yang sesuai dengan tanggal
pengiriman dan  prioritas. Apabila barangnya tersedia, maka pick and pack akan
terbuat dan barang siap untuk diambil dan dikirim. Dapat juga diatur supaya
pembuatan pick and pack dilakukan secara manual (Anonim, 2010, hal. 105).
  
23
2.2. 5  Accelerated Implementation Program (AIP)
Gambar 2. 7 Accelerated Implementation Program (AIP) Methodology (Anonim,
2010, hal. 1-14)
Accelerated Implementation Program (AIP)
merupakan suatu
metodologi yang terstandarisasi untuk membantu proses implementasi
SAP Business One. AIP terdiri dari perencanaan proyek dan perkiraan untuk
standard instalasi. Accelerated Implementation Program (AIP)
menyediakan
metodologi implementasi yang luas untuk partner partner SAP Business One.
Metodologi ini menyediakan informasi yang rinci tentang bagaimana
menyelesaikan dengan sukses dan mengelola proses implementasi SAP Business
One.
Hal ini diperkuat oleh kutipan berikut “SAP Business One Accelerated
Implementation Program provides a comprehensive implementation
methodology for SAP Business One Partners. The SAP Business One
Accelerated Implementation Program contains detailed information on how to
successfully complete and manage the implementation of SAP Business One.”
(Anonim, 2010, hal. 1-13). 
Accelerated Implementation Program (AIP)
memiliki lima tahap yang
digunakan untuk membantu kesuksesan dan memudahkan proses implementasi
  
24
SAP Business One. Berikut adalah 5 tahap implementasi yang digunakan
menurut (Anonim, 2010, hal. 1-11) :
Project Preparation
Pada tahap ini dilakukan kick-off meeting bersama dengan client dan harus
sudah dipastikan bahwa client sudah membentuk project team dan proyek
ini harus mendapat persetujuan dan didukung oleh pemilik perusahaan atau
sponsor.
Business Blueprint
Tujuan dari tahap ini adalah mengumpulkan rincian permintaan bisnis yang
diperlukan client dan memetakannya ke dalam SAP Business One.
Project realization
Tujuan dari tahap ini adalah mengimplementasikan permintaan bisnis dari
client
ke dalam SAP Business One. Hal ini dapat melibatkan perubahan
peran dan pekerjaan user.
Final Preparation
Tujuan dari tahap ini adalah menyiapkan client dan client system
untuk
menggunakan sistem dalam produksi, hal ini dapat mencakup pelatihan dan
pengujian terhadap sistem yang baru.
Go-Live and Support
Tujuan dari tahap ini adalah menyerahkan sistem SAP Business One yang
telah dikonfigurasi kepada client. Setelah ini masih tetap dilakukan
pemantauan terhadap client sampai sistem berjalan dengan baik. 
2.2. 6
Project Preparation
Fase ini merupakan jembatan penghubung antara akhir dari penjualan
produk dan awal dari mulainya implementasi. Tujuan dari fase ini adalah untuk
merencanakan dan mempersiapkan secara internal proyek implementasi SAP
Business One.
  
25
Gambar 2. 8 Project Preparation Phase - Tasks (Anonim, 2010, hal. 2-5)
Seperti yang terlihat pada gambar 2.6
tugas tugas yang dilakukan pada
tahap Project Preparation adalah:
Menghadiri pertemuan penjualan.
Terlibat dalam persiapan kick-off
meeting
dengan client. Hal ini penting
karena kick-off meeting
bertujuan untuk menentukan ruang lingkup proyek
dan juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan komitmen dari sponsor
client agar menyediakan sumber daya yang diperlukan.
Menghadiri kick-off meeting
untuk mendengarkan, bertanya, dan
mendemostrasikan SAP Business One
apabila memungkinkan, dan
mengumpulkan high-level requirements dari client.
Menginstall SAP Business One dalam test system
pada client
dengan
database
demo sehingga dapat didemokan proses standard dalam fase AIP
selanjutnya.
  
26
2.2. 7
Business Blueprint
Tahap ini fokus pada tugas utama dalam proses implementasi yaitu
mengumpulkan requirements dan memetakannya ke SAP Business One dalam
dokumen business blueprint.
Gambar 2. 9 Business Blueprint Phase Task (Anonim, 2010, hal. 3-5)
Seperti yang terlihat pada gambar 2.7
tahap business blueprint
merupakan tahap di mana satu atau lebih requirements dikumpulkan untuk
mendefinisikan dan menganalisa proses bisnis client dan kebutuhan fungsional
individu.
Hasil dari tahap ini adalah business blueprint yang memetakan
kebutuhan client ke konfigurasi SAP Business One. Tahap ini juga harus
memperhatikan tujuan proyek serta melakukan perbaikan terhadap seluruh
proyek jika diperlukan. Perencanaan proyek juga harus dinilai dan diperbaiki
apabila penambahan diluar scope dibutuhkan. Setelah itu dibuatlah business
blueprint untuk disajikan sebagai panduan
teknikal dan fungsional selama tahap
implementasi SAP Business One dilakukan.
  
27
2.2. 8
Project Realization
Tujuan dari tahap project realization adalah untuk mengimplementasikan
semua kebutuhan bisnis yang telah didefinisikan pada tahap sebelumnya dan
yang telah didokumentasikan dalam business blueprint (Anonim, 2010, hal. 4-1).
Gambar 2. 10 Project Realization Phase Task (Anonim, 2010, hal. 4-5)
Gambar 2.8 menunjukan tugas-tugas yang dilakukan pada tahap project
realization.
Tahap ini meliputi tugas management proyek dan tugas teknikal.
Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah mengelola proyek seperti membuat
pelatihan untuk end user karena mereka belum pernah menggunakan sistem
tersebut. Kemudian membuat pengaturan terhadap sistem produksi seperti
menginstal SAP Business One. Untuk memastikan agar sistem dapat diterima
oleh client, maka perlu dilakukan pengujian terhadap validasi sistem. Setelah
sistem sesuai dengan keinginan client, maka perlu diadakan pengujian terhadap
sistem tersebut. Setelah itu perlu dibuat perencanaan untuk cut-over
dan
dukungan agar sistem baru dapat bekerja dengan baik.
  
28
2.2. 9
Final Preparation
Gambar 2. 11 Final Preparation Task (Anonim, 2010, hal. 6-5)
Setelah pengujian terhadap sistem telah dilakukan, maka tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah memastikan client user dan client
system dipersiapkan untuk produksi. Gambar 2.9
merupakan tugas-tugas yang
dilakukan pada tahap final preparation.
Tugas – tugas yang dilakukan pada tahap final realization ini adalah :
Memastikan semua masalah muncul dan didokumentasikan selama pengujian
sistem.
Untuk menyampaikan pelatihan terhadap end user dan system administrator.
Menginstal SAP Business One client pada end user workstation.
2.2. 10
Go-Live and Support
Setelah client system sudah dapat digunakan, maka diperlukan peran
untuk mendukung client di mana peran ini berfungsi untuk segera
menyelesaikan masalah yang muncul pada sistem baru. Gambar 2.9 menunjukan
tugas-tugas yang dilakukan pada tahap go-live and support.
  
29
Gambar 2. 12 Go-Live and Support Phase Task (Anonim, 2010, hal. 7-6)
Pada tahap ini tugas- tugas yang harus dilakukan adalah :
Memberikan dukungan on-site selama periode awal setelah go-live. Hal ini
terus dilakukan sampai masalah pada post go-live telah diselesaikan.
Memberikan dukungan dan system administration ke tim client.
Meninjau kembali milestones dan secara resmi menutup proyek. Hal ini
ditandai dengan tanda tangan dari client.
Mengadakan pertemuan dengan client untuk melakukan peninjauan
kembali dan mengoptimalkan sistem.
2.2. 11 Metodologi Adopsi Perusahaan ( PT. Visi-Intech)
PT Anugrah Visi Inti Technology menggunakan metodologi AIP sebagai
acuan dalam melakukan implementasi sistem SAP Business One ke client-nya.
Namun metodologi AIP tersebut tidak digunakan seluruhnya oleh PT. Visi-
Intech. Mereka melakukan modifikasi terhadap metodologi tersebut sesuai
dengan kebutuhan PT.Visi-Intech.
  
30
Gambar 2. 13 Metodologi PT.Visi-Intech Adopsi Metodologi AIP
Metodologi adopsi perusahaan (PT. Visi-Intech) ditunjukan pada gambar
2.11. metodologi ini tetap memiliki 5 tahapan, namun tidak semua task dalam
metodologi AIP diambil oleh PT.Visi-Intech. Berikut adalah task yang diadopsi
PT.Visi-Intech:
1. Project Preparation
Project Plan Preparation
Dalam tahap ini hal penting yang harus dilakukan adalah pengenalan,
baik pengenalan sistem lama client maupun pengenalan sistem SAP
Business One. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan pihak client
mengenai kesesuaian sistem SAP Business One terhadap proses
bisnisnya. Dalam tahap ini juga harus ditentukan project scope agar dapat
menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini.
Dari tahap ini maka akan dihasilkan timeline project yang akan
digunakan sebagai shedule dalam pelaksanaan proyek.
  
31
Provide Project Organization
Setelah ditentukan timeline project, maka selanjutnya adalah menentukan
siapa saja yang akan terlibat dalam proyek ini. Pihak client beserta pihak
consultant akan menyiapkan anggota tim proyeknya masing-masing.
Existing Process Discussion
Setelah menentukan tim proyek yang akan terlibat, maka seluruh tim
proyek yang terlibat baik pihak client maupun pihak consultant akan
dikumpulkan untuk melakukan diskusi mengenai proses bisnis yang
sedang berjalan di perusahaan client. Pembahasan proses bisnis ini hanya
mencakup garis besarnya saja.
General Setting
Setelah pembahasan proses bisnis client sacara garis besar, maka hal
yang perlu dibahas lainnya adalah general setting. Hal hal yang akan
dibahas adalah company detail serta basic format yang akan digunakan
dalam sistem SAP Business One.
Project kick-off
Apabila semua informasi umum yang diperlukan sudah selesai dibahas,
maka dalam project kick-off ini akan dilakukan penandatanganan kontrak
yang menyatakan bahwa kedua belah pihak menyetujui proyek tersebut.
Dan kontrak ini juga sebagai tanda mulainya proyek.
2. Business Blueprint
Get Detailed Customer’s Business Process
Pada tahap project preparation telah dibahas proses bisnis client secara
garis besar. Oleh karena itu, pada tahap ini akan dilakukan meeting
berkala untuk membahas proses bisnis client secara mendetail.
Consultant juga akan mengumpulkan user requierement
yang akan
digunakan untuk mengkonfigurasi sistem SAP Business One.
Blue Print Documentation
Apabila semua informasi proses bisnis serta user requirement dari pihak
client telah didapat, maka informasi tersebut semua akan
didokumentasikan ke dalam blueprint. Blueprint ini digunakan sebagai
acuan dalam tahap tahap implementasi berikutnya.
  
32
3. Project Realization
Technical Environment Setup
Pada tahap ini consultan melakukan persiapan yang mendasar agar dapat
masuk ke tahap konfigurasi yang lebih lanjut. Hal-
hal yang dilakukan
consultant pada tahap ini adalah mempersiapkan licences untuk masing-
masing user serta melakukan instalasi secara teknikal.
System Initialization
Dalam tahap ini consultant membuat database client yang akan
digunakan untuk proses data migration pada tahap berikutnya. Pada
tahap ini consultant sudah mulai melakukan general setting,
menyesuaikan CoA client dengan CoA SAP Business One, dan
menyesuaikan
form sesuai dengan blueprint.
Penyesuaian form disini
yaitu menghilangkan field yang tidak dibutuhkan oleh client.
Technical Development
Setelah pengaturan dasar dilakukan, maka selanjutnya consultant akan
melakukan customizing sesuai dengan blueprint serta memindahkan data
(data
migration)
client ke SAP Business One. Customizing yang
dilakukan oleh consultant adalah menambah field (UDF dan UDT),
querries, format searches, serta custom report.
Internal Testing and Bugs Fixing
Setelah konfigurasi dilakukan sesuai dengan blueprint, maka consultant
akan melakukan pengujian secara internal terhadap sistem SAP Business
One, apabila ditemukan error maka consultant akan melakukan
perbaikan atas error tersebut.
User’s Server Installation
Jika sudah tidak ditemukan masalah lagi, dan semua konfigurasi telah
dilakukan, maka selanjutnya consultant akan melakukan instalasi server
berupa database serta sistem SAP Business One di perusahaan client.
Create Training Scenario
Selanjutnya consultant akan membuat skenario pelatihan yang akan
digunakan sebagai panduan dalam proses pelatihan terhadap user.
Skenario disusun sedemikian rupa agar menyerupai proses bisnis client
sehari hari.
  
33
4. Final Preparation
Training and User Testing
Proses berikutnya adalah melakukan pelatihan terhadap user agar user
dapat mempelajari sistem baru yang akan digunakan untuk proses bisnis
sehari-hari. Pelatihan dilakukan sesuai dengan skenario yang telah
disusun pada tahap sebelumnya. Setelah user mulai mengenal dan
menguasai sistem SAP Business One, maka user akan melakukan
pengujian terhadap sistem SAP Business One.
Setelah pelatihan selesai
dilakukan, maka manual book akan dibuat sebagai pedoman bagi user
untuk mengetahui bagaimana menggunakan sistem SAP Business One
apabila masih ada yang tidak dimengerti.
Final Configuration and Bugs Fixing
Bila ada kekurangan serta error pada sistem SAP Business One, maka
user akan melaporkan hal tersebut kepada concultant, dan consultant
akan melakukan konfigurasi serta memperbaiki error sesuai dengan yang
dilaporkan oleh user.
Create or Import Document Balances
Pada proses ini, data transaksi client
yang ada pada sistem lama
yang
sifatnya masih outstanding dipindahkan ke sistem SAP Business One
agar transaksi tersebut dapat dilanjutkan prosesnya di sistem SAP
Business One.
5. Go-Live and Support
Go-Live
Setelah semua proses final preparation telah selesai dilakukan, maka
pihak consultant beserta pihak client akan melakukan peninjauan
kembali terhadap sistem SAP Business One. Apabila tidak ada masalah
lagi maka proses berikutnya akan dilanjutkan ke tahap Go-Live. Dalam
tahap ini akan dilakukan meeting mengenai proses go-live, setelah itu
meeting selesai, maka selanjutnya akan dilakukan implementation go-
live.
Support
  
34
Setelah go-live terhadap sistem SAP Business One, pihak consultant
masih akan mendampingi pihak client, namun pihak consultant hanya
men-support secara tidak langsung. Yang artinya pihak consultant tidak
datang ke tempat client setiap harinya. Jika tidak ada error dan user telah
menguasai sistem SAP Business One, proses terakhir yang dilakukan
adalah penutupan proyek.
2.2. 12 DTW( Data Transfer Workbench )
Pada saat melakukan implementasi sistem baru khususnya SAP Business
One dibutuhkan sebuah migrasi data dari sistem lama ke sistem yang baru, Data
Transfer
Workbench
merupakan tools membantu migrasi data dalam proses
implementasi SAP Business One. Hal tersebut diperkuat oleh kutipan “SAP
Business One implementations require you to move data from the legacy system
into the new SAP Business One system. Business data (such as Customers,
Vendors, and Products) must be available in the new system before going live.
The Data Transfer Workbench for SAP Business One assists you in your
implementation project to easily migrate legacy data into your SAP Business
One system.” (anonim, 2002, hal. 5).
Data Transfer Workbench juga menyediakan tampilan yang
memudahkan untuk melakukan import
data kedalam sistem SAP Business One
berupa sebuah file template
sebagai panduan untuk melakukan migrasi data.
Data Transfer Workbench juga menyediakan fitur untuk melakukan tracking
pada keberhasilan migrasi data yang ada. (anonim, 2002, hal. 5)
Fitur dari Data Transfer Workbench (anonim, 2002, hal. 5) :
Mengekstrak data dari sistem lama
Membersihkan serta mengkonversi data
Mengimpor data ke SAP Business One
Mengimpor data yang telah diupdate ke SAP Business One
Memeriksa hasil impor
SAP merekomendasikan untuk menggunakan template
yang telah
ditetapkan untuk mempersiapkan file data. (anonim, 2002, hal. 13-26) 
  
35
2. 3
Kerangka Pikir
Pada sub-bab ini akan ditentukan kerangka pikir yang akan menjadi acuan maupun dasar dari kegiatan kegiatan yang dilakukan
pada proses implementasi SAP Business One HANA. Di mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini adalah kegiatan yang akan dibahas
dalam skripsi ini.
 
Gambar 2. 14 Kerangka Pikir
  
36
Gambar 2. 15 Kerangka Pikir (Lanjutan)
  
37
Aktifitas pertama yang dilakukan dalam project preparation adalah
menyusun jadwal proyek untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk
proyek serta aktifitas apa saja yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
membatasi budget dan waktu  yang diperlukan untuk proyek.
Kemudian
selanjutnya menentukan pihak-pihak yang terlibat, baik pihak dari client maupun
pihak dari consultant. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan siapa saja yang
bertanggung jawab atas data yang dibutuhkan dalam proses implementasi, serta
keseluruhan proyek. Setelah menentukan pihak-pihak yang terlibat, aktivitas
selanjutnya adalah menyusun tim proyek dari pihak consultant dan pihak client
untuk menentukan pembagian tugas yang ada dalam proses implementasi.
Setelah peran dan tanggung jawab ditentukan, maka untuk proses selanjutnya
adalah melakukan diskusi terhadap proses bisnis yang berjalan untuk
didokumentasikan agar dapat digunakan sebagai informasi untuk proses
berikutnya.
Tahap selanjutnya adalah business blueprint, di mana aktifitas pertama
yang dilakukan adalah mendokumentasikan proses bisnis client yang sedang
berjalan. Tujuan dari aktifitas pertama ini adalah agar kita tahu, kebutuhan
sistem seperti apa yang diinginkan client agar dapat menunjuang proses
bisnisnya. Selanjutnya consultant akan merancang sistem SAP Business One
sesuai dengan permintaan client. Rancangan yang sudah dibuat akan disusun ke
dalam blueprint, di mana di dalamnya terdapat setting-an serta field tambahan
yang diminta oleh client.
Setelah blueprint selesai disusun, maka selanjutnya
consultant akan menyerahkan
blueprint kepada client untuk ditinjau kembali.
Jika blueprint sudah sesuai dengan keinginan client, maka proyek ini akan
dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Dalam tahap realization, pihak client harus memberikan master data
yang dibutuhkan oleh consultant untuk melakukan setting sesuai dengan
blueprint. Master data yang diperlukan biasa berupa chart of account (CoA),
item master data, dan master data lainnya. Setelah data sudah lengkap, maka
pihak consultant akan melakukan form setting, di mana setting untuk penomoran
dokumen dibuat sesuai dengan blueprint. Kemudian jika ada tambahan
table,
form maupun field, maka consultant akan membuat user define Table (UDT),
user define field (UDF), maupun user define object (UDO) 
yang sudah
ditentukan dalam blueprint. Kemudian, quieries merupakan langkah selanjutnya
  
38
yang dilakukan oleh consultant untuk mengurangi human error. Setelah itu
master data client yang telah sesuai dengan template SAP Business One, akan
diimport ke SAP Business One.
Jika semua proses customizing sudah selesai dilakukan dan sesuai dengan
blueprint, maka akan dilanjutkan ke tahap final preparation. Aktifitas pertama
yang dilakukan pada tahap ini adalah consultant akan membuatkan user manual
yang dapat digunakan sebagai guide book oleh user. Setelah itu konsultan akan
mengimport transaksi yang sifatnya masih open ke SAP Business One Hana.