Taman Budaya Yogyakarta
Taman Budaya Yogyakarta awalnya mulai dibangun di daerah
Bulaksumur pada tanggal 11 Maret 1977 sebagai sebuah kompleks Pusat
Pengembangan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peresmian
pembangunan kompleks seni budaya tersebut dilakukan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwana IX sebagai Wakil Presiden RI saat itu. Awalnya Taman
Budaya Yogyakarta disebut sebagai Purna Budaya yang dibuat sebagai sarana
dan prasarana untuk membina, memelihara, dan mengembangkan kebudayaan,
terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya
dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam
fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan
administrasi. Bagian kedua, yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang
workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.
Di tahun 1978, Purna Budaya menjadi unit pelaksana teknik bidang
kebudayaan di bawah Dirjen Kebudayaan Taman Budaya dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0276/O/1978. Pada tahun 1991, dilakukan
pembaharuan pada organisasi dan tatakerja Purna Budaya berdasarkan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0221/O/1991.
Taman Budaya Yogyakarta kemudian memulai babak baru dan
menjadikannya sebagai "The Window of Yogyakarta". Situs seni budaya ini pun
semakin meruncingkan misi dan visi dalam dunia seni rupa (biennale seni rupa),
dunia media rekam (pemutaran film sepanjang tahun), dunia seni pertunjukan
(festival teater, ketoprak, dalang, tari, dll), program-program pendidikan
|