7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Bisnis
2.1.1 Pengertian Bisnis
Berdasarkan pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:7) Pengertian bisnis adalah
usaha yang di jalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan.
Boone, Louis E. Kurtz dan David L. (2008:5) bisnis adalah semua jenis
aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian.
Menurut pendapat Griffin dan Elbert (2007:4) bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk mendapatkan laba
Sementara Bisnis menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005:3)
dalam bukunya yang berjudul “Business : its nature and environment : An
Introduction
adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan
jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar dan kualitas hidup
mereka.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis adalah keseluruhan dari suatu
kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh seluruh elemen di dalam suatu organisasi
yang di kelola oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan
industri dengan menyediakan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan untuk
memperoleh keuntungan.
2.1.2 Pemegang Kepentingan Utama dalam Bisnis
Pemegang kepentingan utama dalam bisnis berdasarkan Madura (2007:2)
Pemegang kepentingan (Stakeholders), orang –
orang yang memiliki kepentingan
dalam bisnis adalah sebagai berikut:
1.
Pemilik
Wiraswasta (entrepreneur) adalah orang yang mengorganisasi,
mengelola, dan mengasumsi resiko yang dihadapi untuk memulai
bisnis.
  
8
Pemegang saham (shareholder / stockholder). Saham adalah sertifikat
kepemilikan suatu perusahaan, Pemegang saham adalah seseorang
yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. 
2.
Karyawan
Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi
perusahaan.
Manajer adalah karyawan yang mempunyai tanggung jawab
mengelola pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawan lain dan
membuat keputusan penting perusahaan.
3.
Kreditor
Institusi keuangan atau individu yang memberikan pinjaman.
4.
Pemasok
Penyedia bahan baku dan mengantarkannya tepat waktu.
5.
Pelanggan
Pihak yang menerima produk atau jasa dengan nilai / harga tertentu.
Berikut ini adalah  gambar interaksi di antara pemegang kepentingan utama dalam
bisnis :
Gambar 2.1. Intraksi antara Stakeholders
Sumber : Jeff Madura (2007:7)
  
9
2.1.3 Fungsi Utama Bisnis
Menurut Madura (2007:12) terdapat lima fungsi yang terlibat dalam operasi 
suatu bisnis, yaitu manajemen, pemasaran, keuangan, akuntansi, dan sistem
informasi. Lima fungsi ini adalah fokus dari persoalan ini karena harus dijalankan
secara benar jika bisnis ingin sukses, berikut pengertian dari masing-masing fungsi :
1.
Manajemen adalah cara bagaimana karyawan dan
sumber lain (seperti
mesin-mesin) digunakan oleh perusahaan.
2.
Pemasaran adalah cara bagaimana produk atau jasa dikembangkan, diberi
harga, didistribusikan, dan dipormosikan kepada pelanggan.
3.
Keuangan adalah cara bagaimana perusahaan mendapatkan dan
menggunakan dana untuk operasional bisnisnya.
4.
Akuntansi adalah ringkasan dan analisis suatu kondisi keuangan
perusahaan dan dipakai untuk membuat bermacam keputusan sistem
informasi termasuk teknologi informasi, masyarakat, dan prosedur yang
bekerja sama untuk memberikan informasi yang cocok karyawan
perusahaan sehingga mereka dapat membuat keputusan bisnis.
5.
Sistem informasi 
Meliputi teknologi informasi, orang, dan prosedur yang menyediakan
informasi yang sesuai sehingga karyawan perusahaan dapat membuat
keputusan bisnis.
2.1.4 Rencana Bisnis
Menurut Boone dan Kurtz (2008:242) meskipun tugas paling penting yang
dialami oleh seorang calon pemilik bisnis adalah menciptakan suatu rencana bisnis.
Suatu rencana bisnis yang efektif dapat membuat perbedaan antara perusahaan yang
berhasil dan perusahaan yang gagal. Rencana bisnis (Business Plan) adalah dokumen
tertulis yang menyediakan pernyataan yang tersusun mengenai sasaran suatu
perusahaan, metode yang digunakan perusahaan tersebut untuk mencapai sasaran itu,
dan standart yang digunakan perusahaan untuk mengukur pencapaian.
  
10
2.2 Investasi 
2.2.1 Pengertian Investasi 
Berdasarkan pendapat Wiliam F.S yang di kutip oleh Kasmir dan Jakfar
(2012:5) investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa yang
akan datang. dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di dalam investasi,
yaitu adanya resiko dan tenggang waktu.
Menurut Ahmad dan Kamaruddin (2004:3) investasi adalah mendapatkan
uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan
tertentu atas uang atau dana tersebut.
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa investasi adalah pendapatan sejumlah
dana pada saat ini dengan mengambil suatu resiko dalam tenggang waktu tertentu
untuk memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas dana tersebut.
2.2.2 Macam-macam Investasi 
Menurut pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:5) investasi dapat dilakukan
dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam beberapa
jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu:
1.
Investasi nyata (real investment)
Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam
harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin.
2.
Investasi finansial (financial investment)
Investasi financial atau financial investment  merupakan investasi dalam
bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga
lainnya seperti serrifikat deposito.
2.3 Proyek 
2.3.1 Pengertian Proyek
Menurut pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:6) secara umum pengertian
proyek adalah kegiatan yang melibatkan serbagai sumber daya yang terhimpun
dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk
melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran
tertentu
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang, antara lain:
1.
Pembangunan fasilitas baru
  
11
Artinya merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada
sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru.
2.
Perbaikan fasilitas yang sudah ada.
Merupakan kelanjutan dari usaha yang sudah ada sebelumnya. Artinya sudah
ada kegiatan sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan
yang diinginkan.
3.
Penelitian dan pengembangan
Merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk suatu fenomena yang
muncul di masyarakat, lalu dikembangan sedemikian rupa sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
2.3.2 Faktor-faktor Timbulnya Proyek 
Menurut pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:6) dalam praktiknya, timbulnya
suatu proyek disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1.
Adanya permintaan pasar.
Artinya adanya suatu kebutuhan dan keinginan dalam masyarakat yang harus
disediakan. Hal ini disebabkan karena jenis produk yang tersedia belum
mencukupi atau memang belum ada sama sekali.
2.
Untuk meningkatkan kualitas produk.
Bagi perusahaan tertentu proyek dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
atau mutu suatu produk. Hal ini dilakukan karena tingginya tingkat persaingan
yang ada.
3.
Kegiatan pemerintah.
Artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat atau suatu produk atau jasa, sehingga perlu disediakan berbagai
produk melalui proyek-proyek tertentu.
2.4 Studi Kelayakan Bisnis
2.4.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut pendapat Kasmir dan Jakfar (2010:7) studi kelayakan bisnis adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan.
  
12
Menurut pendapat Umar (2005:8) studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak
layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioprasikan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Yacob Ibrahim (2009:1) studi kelayakan bisnis adalah kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha/proyek.
Dari pengertian tersebut, dapat simpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah
kegiatan dalam meneliti suatu rencana usaha yang
akan di jalankan untuk menilai
layak atau tidak nya suatu usaha tersebut dijalankan dan mengoptimalkan
keuntungan usaha.
2.4.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005:19) Sebuah studi kelayakan
Sebuah studi kelayakan
bisnis akan memiliki manfaat yang berguna bagi beberapa pihak, yaitu:
1.
Pihak investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai di
cari, misalnya dari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan
modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu. 
2.
Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, dimana pihak bank
sebelumnya memustuskan untuk memberikan kredit atau tidak,
diperlukan kajian dari studi kelayakan bisnis yang ada. 
3.
Pihak Manajemen Perusahaan 
Studi kelayakan ini dapat berguna sebagai gambaran tentang potensi
sebuah proyek di masa yang akan datang dengan berbagai aspeknya.
4.
Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Penyusunan studi kelayakan ini perlu memperhatikan kebijakan-
kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun,
pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kebijakan perusahaan. 
5.
Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
  
13
Dalam menyusun studi kelayakan ini perlu juga dianalisis manfaat yang
akan di dapat dan biaya yang akan timbul oleh proyek terhadapa
perekonomian nasional. 
2.4.3 Tahapan-tahapan Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Ada beberapa tahapan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:18-20) dalam studi
kelayakan bisnis, yaitu :
1.
Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi
dapat diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang dapat dipercaya, mislnya
dari lembaga-lembaga yang memang berwenang untuk mengeluarkannya,
seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam), Bank Indonesia (BI),
Departemen Teknis atau lembaga-lembaga penelitian baik milik pemerintah
maupun swasta. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun data
sekunder dengan berbagai metode.
2.
Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi yang didapatkan terkumpul maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut.
Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode
dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini
dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada.
Kemudian dalam hal penghitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk
memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya.
3.
Analisis data
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka
menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis
ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak
digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan
layak atau tidak layak untuk dilakukan. kriteria kelayakan diukur dari setiap
aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan.
  
14
4.
Mengambil keputusan
Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari
pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan hasil
tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan
hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan
menyebutkan alasanya.
5.
Memberikan rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak
tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan
rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu, jika
memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen maupun persyaratan
lainnya. Apabila suatu hasil studi kelayakan dinyatakan
layak untuk
dijalankan.
Untuk menambah kejelasan tahapan-tahapan dalam penelitian studi
kelayakan bisnis dapat dilihat dalam diagram dibawah ini.
          Tidak Layak
                                                     Layak
Gambar 2.2. Tahapan-tahapan Dalam Studi Kelayakan Bisnis
Sumber : Kasmir dan Jakfar (2012:18)
Pengumpulan Data
Melakukan pengolahan
Data
Analsis Data
Mengambil keputusan
Direkomendasikan
Dibatalkan
Dijalankan
  
15
2.4.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Ada beberapa aspek menurut Umar (2005:24-29) yang akan diteliti
dalam studi kelayakan bisnis, yaitu :
1.
Aspek pasar, yang meneliti permintaan tentang permintaan suatu produk
atau jasa, berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share
dari produk yang bersangkutan.
2.
Aspek pemasaran, yang meliputi segmen, target, dan posisi produk,
kepuasan konsumen dan hal hal lainnya yang berkaitan dengan urusan
marketing.
3.
Aspek teknis dan operasi, yang meneliti kebutuhan apa yang diperlukan
dan bagaimana secara teknis, proses produksi akan dilaksanakan
4.
Aspek sumber daya manusia , yang meneliti peran SDM dalam
pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin
bisnis setelah proyek selesai dibangun
5.
Aspek manajemen, yang meneiti tentang manajemen pada saat
pembangunan proyek bisnis dan juga manajemen saat bisnis
dioperasionalkan secara rutin
6.
Aspek keuangan, meneliti tentang penghitungan perkiraan jumlah dana
yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan
harta tetap proyek
7.
Aspek
ekonomi dan sosial, yang menganalisis jika usaha atau proyek
dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada
berbagai pihak dan sebaliknya.
8.
Aspek lingkungan industri, yang meneliti tentang persaingan dan kondisi
lainnya yang mempengaruhi  perjalanan suatu bisnis
9.
Aspek yuridis, yang meneliti tentang hal-hal yang menyangkut baddan
hukum perusahaan, izin operasional, dan lainnya 
10. Aspek lingkungan hidup, dimana analisis dilakukan untuk meneliti
operasional bisnis terhadap lingkungan sekitarnya, seperti kesehatan,
polusi, pencemaran, dan lainnya
Menurut Kasmir dan Jakfar, terdapat beberapa aspek yang diperlukan untuk
menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan
tetapi saling berkaitan. Urutan penilain aspek mana yang harus didahului tergantung
  
16
dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Secara umum, prioritas aspek-
aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan sebagai berikut:
a.)
Aspek hukum, membahas tentang masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha, sampai izin-izin
yang dimiliki.
b.)
Aspek Pasar dan Pemasaran, menilai besarnya peluang pasar yang
diinginkan berdasarkan segi pasar dan pemasaran.
c.)
Aspek Keuangan, menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan
dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian
meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima, seberapa lama
investasi yang ditanamkan akan kembali, sumber pembiayaan bisnis,
dan tingkat bunga yang berlaku.
d.)
Aspek Teknis dan operasi, meneliti mengenai lokasi usaha,baik kantor
pusat, cabang, pabrik, atau gudang.
e.)
Aspek Manajemen
dan organisasi, penilaian pengelola usaha dan
struktur organisasi yang ada.
f.)
Aspek ekonomi sosial, melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika proyek ini dijalankan, pengaruh ini terutama ekonomi
secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara
keseluruhan.
g.)
Aspek dampak lingkungan, analisis dampak yang ditimbulkan oleh
proyek bisnis tersebut terhadap lingkungan disekitarnya, baik air, darat
dan udara.
Dengan melihat kedua sumber diatas terdapat beberapa aspek  yang akan
dilakukan dalam studi kelayakan bisnis, maka aspek yang akan diteliti dalam studi
kelayakan bisnis ini adalah: 
a)
Aspek Hukum
b)
Aspek Manajemen dan SDM
c)
Aspek Teknis dan Operasional
d)
Aspek Pasar dan Pemasaran
e)
Aspek Ekonomi dan Sosial
f)
Aspek Lingkungan Industri
g)
Aspek Dampak Lingkungan Hidup
h)
Aspek Keuangan
  
17
2.4.4.1. Aspek Hukum
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:24), untuk memulai studi kelayakan suatu
usaha pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang
melakukan aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan prosedur
lembaga yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Aspek
ini penting karena sebelum usaha tersebut dijalankan, semua prosedur berkaitan
dengan izin-izin atau berbagai persyaratan telah dipenuhi terlebih dahulu.
Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek
hukum ini sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2012:25-35)
1.
Bentuk Badan Usaha
Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi
yayasan, Firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang
akan melakukan suatu investasi merupakan perusahaan besar, baik dari
segi modal maupun jangkauan usahanya. 
2.
Bukti Diri
Kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan
setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3.
Tanda Daftar Perusahaan
Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia, haruslah membuat
surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya
masing-masing. 
4.
Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting diteliti.
Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan pengajuan akta
notaries ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP adar setiap
usaha yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada
pemerintah sesuai dengan Undang Undang Dasar negara Indonesia.
5.
Izin-izin Perusahaan
Izin-izin perdagangan meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),
Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
  
18
2.4.4.2. Aspek Manajemen Dan Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan memerlukan adanya sumber daya manusia (SDM) sebagai
tenaga
kerja  dan juga memerlukan kesiapan yang berkaitan dengan manajemen
sumber daya manusia mulai dari pengadaan sampai pada penempatannya di jabatan
tertentu untuk menjalakan kegiatan perusahaan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:168), fungsi-fungsi manajemen tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah proses
menentukan arah
yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah diterapkan. Dalam proses ini ditentukan
tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya
serta dengan car apa hal tersebut dilaksanakan.
2.
Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah proses
mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam
unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas,
wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik
mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3.
Pelaksanaan (Actuating). Menggerakkan atau melaksanakan adalah
proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.
Dalam menjalankan organisasi para manajer harus menggerakkan
bawahnnya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah
ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi
petunjuk dan memberi motivasi.
4.
Pengawasan (Leading). Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan
menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika
dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera
dikendalikan.
Menurut subagyo (2008:159) Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia
dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
2.
Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
  
19
3.
Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban.
4.
Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang
pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
5.
Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian
secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
structural dan fungsional.
6.
Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan
dan pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan, pengetahuan,
produktifitas dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
2.4.4.3 Aspek Teknis dan Operasional
Menurut Boone & Kurtz (2007:41) Manajemen produksi dan operasi adalah
pengelolaan karyawan dan mesin untuk mengubah bahan baku dan sumber-sumber
daya menjadi barang dan jasa.
Menurut Heizer dan Render (2009:4) Manajemen Operasi (operation
management-OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua organisasi.
Menurut Boone & Kurtz (2007:39) Produksi adalah menggunakan sumber
daya seperti tenaga kerja dan mesin untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi
dan jasa. Berikut uraian Gambar 2.3 Proses Produksi, sebagai berikut:
Gambar 2.3 Proses Produksi
Sumber : Boone & Kurtz (2007:39)
Input
Sumber daya
Bahan Baku
Proses
Konversi
Manambah
nilai
Output
Barang atau 
Jasa
  
20
2.4.4.4 Aspek Pasar
Menurut Umar (2005:35) bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan sisi
konsumen, Dari sisi produsen, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan
sempurna, persaingan monopolistis, oligopoli dan monopoli. Berikut penjelasan
singkat bentuk-bentuk pasar produsen :
1. Pasar persaingan sempurna, pada pasar jenis persaingan sempurna,
aktivitas persaingannya tidak nampak, karena tidak terbatasnya
jumlah produsen dan konsumen dapat menjual dan membeli berapa
saja tanpa ada batas.
2. Pasar monopoli, Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar yang
dikuassi oleh seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada barang
substitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut,
serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar.
3. Pasar oligopoli, sebenarnya pasar oligopoli merupakan perluasan dari
pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas
produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan atau
aktivitas pesaing perlu dimasukan dalam perhitungan
4. Pasar persaingan monopolistik, pasar ini merupakan bentuk campuran
pasar persaingan sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip pasar
persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk
masuk-keluar pasar.
2.4.4.5 Aspek Pemasaran
2.4.4.5.1 Pengertian pemasaran
Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Kasmir dan
Jakfar (2012:47) adalah suatu prosess sosial dan manajerial dengan mana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Menurut Subagyo (2008,:63) pasar adalah titik pertemuan antara permintaan
dan penawaran jenis produk dan jasa sehingga tercapainya kesepatakan dalam
transaksi.
Menurut Umar (2005,:35) pasar
merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga.
  
21
Menurut Stanton yang dikutip oleh Umar (2005,:35) pasar merupakan temat
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja
dan kemauan untuk membelanjankannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang
terjadinya pasar, yaitu orang denga keinginannya, daya belinya, serta tingkahlakunya
dalam pembeliannya.
2.4.4.5.2 Bauran Pemasaran
Berdasarkan pendapat Fuad, Christine, Nurlela (2006:128) bauran pemasaran
adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain.
Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran di dukung oleh keberhasilan dalam
memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan
promosi yang efektif.
Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep Empat P atau bauran
pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran
distribusi (place) dan promosi (promotion).
1.
Produk (product) adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan.
2.
Harga (price) adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang)
yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa
3.
Saluran distribusi (place) adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk sampai kekonsumen atau berbagai aktivitas perusahaan
yang mengupayakan agar produk sampai ke konsumen
4.
Promosi (promotion) adalah berbagai bauran dari pemasaran yang besar
peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara efektif
dilakukan prusahaan untuk mendukung konsumen membeli produk yang
ditawarkan.
2.4.4.6. Aspek Politik
Dalam
menganalisis kelayakan bisnis, hendaknya aspek politik perlu di kaji
untuk memperkirakan bahwa situasi politik pada saat bisnis di bangun dan di
implementasikan tidak akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
kelangsungan usaha. Situasi politik dapat diketahui melalui berita- berita atau kabar
yang beredar di masyarakat.
Pemberitaan yang beredar mengenai kondisi negara
  
22
dalam dunia investasi yang di nilai dapat mendatangkan kerugian, biasanya dihindari
oleh pasar karena dampaknya dapat merugikan dan mengancam dunia investasi
misalnya adalah menyelewengkan atau menyalah gunakan kekuasaan yang dilakukan
oleh oknum pemerintah dalam menjalankan tugas dapat dianggap sebagai kabar
buruk karena mengancam keamanan modal dan usaha mereka. Jadi jelas bahwa
aspek politik dapat berpengaruh terhadap dunia bisnis. 
2.4.4.7. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial menurut Kasmir dan Jafar (200:205) terdapat
beberapa dampak yang akan mempengaruhi berbagai pihak, baik itu positif maupun
negatif sebagai berikut: 
Dampak positif bagi masyarakat adanya sebuah bisnis ditinjau dari aspek
ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya.
Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek
ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan. Selain itu dampak positif
lainnya adalah adanya yang mengatur dan mengelola SDA yang belum terjamah 
Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah eksplorasi
SDA yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi
peluang bagi masyarakat sekitarnya.
Dampak positif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan masyarakat
secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti
pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. 
Dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan pemerintah
adalah adanya perubahan demografi disuatu wilayah, perubahan budaya, dan
kesehatan masyarakat. 
Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan oleh prusahaan
akan memberikan dampak yang positif lebih banyak. Artinya dengan berdirinya
sebuah bisnis secara ekonomi dan sosial lebih banyak memberikan manfaat
dibandingkan dengan kerugiannya. 
  
23
2.4.4.8. Aspek Lingkungan Industri
Menurut Umar (200:268) aspek lingkungan industri lebih mengarah pada
aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya faktor-
faktor yang
mempengaruhi kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna
studi kelayakan bisnis. Michael E. Porter mengemukakan konsep competitive
strategy yang menganisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama, yang disebut
Lima kekuatan bersaing.
1.
Ancaman masuknya pendatang baru. Masuknya perusahaan sebagai
pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang
sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perubahan
pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
2.
Persaingan sesama perusahaan dalam industri. Persingan dalam industri
sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi
persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup
besar untuk mempengaruhi pasar.
3.
Ancaman dari produk pengganti. Perusahaan-perusahan yang berbeda dalam
suatu industri bersaingpula dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa
yang sama.
4.
Kekuatan tawar menawar pembeli. Pembeli mampu mempengaruhi
perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan serta
mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka
miliki.
5.
Kekuatan tawar menawar pemasok. Pemasok dapat mempengaruhi industri
lewat kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas produk
atau servis.
2.4.4.9. Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Pertumbuhan dan pekembangan perusahaan berpengaruh terhadap
lingkungan sekitar apakah membawa dampak negative atau positif terhadap
masyarakat sekitar atau sebaliknya apakah masyarakat sekitar membawa dampak
positif atau negative terhadap perusahaan, pengertian analisis dampak lingkungan
hidup (AMDAL) menurut PP No 27 tahun 1999 pasal 1 yang dikutip oleh Kasmir
dan Jakfar (2012:212)  adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
  
24
besar den penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak
lingkungan adalah tehnik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan
akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan alternative
pencegahannya.
Berdasarkan pendapat Umar (2005, p303) Analisis Dampak Lingkungan
sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama
Environmental Impact Analysis
atau Environmental Impact Assessment
yang
keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi
kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:
1.
Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang
memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan
proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang timbul. 
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek-proyek industri.
2.4.4.10. Aspek Keuangan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:89-90) aspek keuangan merupakan aspek
yang digunakan untuk menilai keuangan prusahaan secara keseluruhan. Aspek ini
sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha mengaggap
justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini
tergambar jelas hal-hal berkaitan dengan kuntungan perusahaan, sehingga merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhan
penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti: 
1.
Sumber sumber dana yang diperoleh.
2.
Kebutuhan biaya investasi
3.
Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk
jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
4.
Proyeksi secara neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode
kedepan.
5.
kriteria penilaian investasi.
6.
Rasio keunganan yang digunakan untuk menilai kemampuan prusahaan.
  
25
1. Sumber-Sumber Dana
kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam, yaitu modal
investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap
seperti tanah bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris lainnya dan biasanya
modal investasi diperoleh dari pinjaman yang berjangka waktu panjang (di atas satu
tahun). 
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:91) dilihat dari segi sumber asalnya, modal di bagi
dua macam yaitu:
1.
Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari luar
pihak prusahaan dan biasanya dipeoleh secara pinjaman. Menggunakan
modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya,
yaitu biaya administrasi, provinsi, dan komisi, serta bunga yang besarnya
relatif. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman setelah
jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing
juga relatif sulit kerena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan
kebijakan pemilik dana.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh anara lain :
a.
Pinjaman dari dunia perbankan
b.
Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.
c.
Pinjaman dari prusahaan nonbank.
2.
Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya
hanya dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka
dengan menjual saham kepada masyarakat luas.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a.
Setoran dari pemegang saham
b.
Dari cadangan laba atau
c.
Dari laba yang belum dibagi
  
26
2. Biaya Kebutuhan Investasi
Investasi atau yang biasa disebut penanaman modal dalam jangka waktu yang relatif
panjang. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan dapat pula
digunakan untuk membeli asset-aset yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha,
mulai dari pendirian sampai dengan pengoprasiannya.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:92) komponen yang terkandung dalam biaya
kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan. Secara
garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi:
1.
Biaya prainvestasi
a.
Biaya pembuatan studi
b.
Biaya pengurusan izin izin
2.
Biaya aktiva tetap
A.
Aktiva tetap berwujud:
Tanah
Mesin-mesin
Bangunan
Investasi kantor
Aktifa berwujud lainnya
B.
Aktiva tetap tidak berwujud:
Good will
Hak cipta
Lisensi dan merek dagang
3.
Biaya oprasional yang terdiri dari:\
a.
Upah dan gaji karyawan 
b.
Biaya listrik 
c.
Biaya telepon dan air
d.
Biaya pemeliharaan
e.
Pajak
f.
Premi asuransi
g.
Biaya pemasaran
h.
Biaya-biaya lainnya
  
27
3. Aliran kas (cash flow
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:95) Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas
yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash Flow menggambarkan
berapa uang yang masuk (cash in)
ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukkan
tersebut. Selain itu cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash
out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Uang yang masuk dapat berupa
pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga
dapat diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang
dijalankan. Uang masuk  dapat pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari
usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang
dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama
Perhitungan terhadap aliran kas sangat penting untuk dilakukan karena arti laba
dalam akuntansi tidak sama dengan pengertian kas masuk bersih bagi investor yang
justru lebih penting untuk diketahui. Hal ini menjadi wajar karena hanya dengan
aliran kas bersih perusahaan dapat membiayai kewajiban keuangannya. Menurut
Kasmir dan Jafar (2012:96), aliran kas mempunyai tiga komponen utama yaitu Initial
Cash Flow, Operational Cash Flow, dan Terminal Cash Flow.
-
Initial Cash Flow
merupakan pengeluaran pada awal periode yang berhubungan
dengan pengerluaran untuk investasi. 
-
Operational Cash Flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat
operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang
dikeluarkan pada suatu periode. 
-
Terminal Cash Flow
merupakan aliran kas yang diterima pada saat usaha
tersebut berakhir dari nilai sisa aktiva tetap yang dianggap sudah tidak
mempunyai nilai ekonomis lagi dan pengembalian modal kerja awal.
4. Kriteria Penilaian Investasi
Perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi dengan dana yang
terbatas maka perlu
menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan tersebut.
Penilaian terhadap investasi dan melakukan analisis terhadap urutan prioritas dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Metode Penilaian Investasi Dalam aspek keuangan
perlu dilakukan analisis terhadap aliran kas yang akan terjadi. Terdapat empat
metode yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk dipakai dalam
  
28
penilaian aliran kas dari investasi, yaitu metode payback period, net present value,
internal rate of return, dan profitability index. 
a.
Payback period (PP)
Menurut keown, Scott, martin, dan petty (2011:308) payback period (PP)
adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal.
Dengan kata lain, metode ini merupakan rasio antara initial cash investment
dengan cash inflow-nya dan hasilnya ditetapkan dalam satuan waktu. Ada
dua macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitunga
masa pengembalian sebagai berikut:
Apabila kas bersih setiap tahun sama, maka rumus yang digunakan adalah: 
Payback Period =
Investasi 
X
1 tahun
Kas bersih / tahun 
Apabila kas bersih setiap tahun berbeda, maka rumus yang digunakan: 
Payback Period = n
a-b 
c-b
Dimana: 
n = tahun terakhir dalam jumlah arus kas masih belum bisa menutupi
investasi awal 
a = investasi awal 
b = jumlah arus kas kumulatif tahun “n” 
c = jumlah arus kas kumulatif tahun n+1
Adapun kriteria dari penilaian dengan metode ini adalah bahwa jika payback
period lebih pendek daripada maximum payback periode-nya maka proyek
investasi tersebut layak untuk dijalankan. Metode ini cukup sederhana untuk
digunakan oleh karenanya masih terdapat kelemahan dalam menggunakan
metode ini. Kelemahan utamanya adalah bahwa ini tidak memperhatikan
konsep nilai waktu dari uang dan juga tidak memperhatikan aliran kas masuk
setelah payback. 
  
29
b.
Net Present Value (NPV)
Menurut Kasmir dan Jafat (2012:103) Net present value atau nilai bersih
sekarang adalah perbandingan antara PV kas bersih (PVofProceed) dengan
PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih
antara nilai
kedua PV inilah yang disebut dengan netpresentvalue (NPV). 
Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah: 
NVP =
?
  Rt     
(1+i)
t
Dimana: 
Rt = arus kas bersih pada tahun n 
i = suku bunga diskonto 
t = arus waktu kas
kriterian penilaian dari metode ini adalah: 
-
Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima 
-
Jika NPV < 0, maka ususlan proyek ditolak 
-
Jika NPV = 0, maka nilai perusahaan tetap walau usulan proyek
diterima atau ditolak.
Sementara menurut Mulyani (2008)
kombinasi
dari beberapa faktor
menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi
pengolahan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat
berpengaruh 
pada keputusan ini. Kenyataannya bahwa akibat keputusan ini
berlanjut untuk 
suatu jangka waktu yang panjang membuat
pengambilan keputusan kehilangan fleksibilitasnya. Perusahaan harus
membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam pengambilan
keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika prusahaan terlalu
besar dalam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban penyudutan dan
beban lainnya yang tinggi, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Ada 5 (lima)
metode yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu investasi akan
dijalankan. Namun setelah dikaji satu persatu dari setiap metode, dapat
diambil kesimpulan bahwa NPV merupakan metode yang lebih representatif,
dibandingan dengan metode-metode yang lain. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan beberapa kasus yang dengan metode lain tidak diterapkan, selain
dengan menggunakan metode NPV.
  
30
c.
Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Kasmir dan Jafar (2012:104) Internal rate of return (IRR)
merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Ada dua
cara yang digunakan untuk mencari IRR. 
1.
Cara pertama untuk mencari IRR dengan menggunakan rumus: 
IRR = 
NPV1
X (i2 – i1)
NPV1 - NPV2
Di mana: 
i1 = tingkat bungan 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
i2 = tingkat bungan 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
NPV1 = NetPresentValue 1
NPV2 = NetPresentValue 2
2.
Cara kedua untuk mencari IRR   
IRR = 
P1 – C1 x
P2 – P1
C2 – C1
Di mana: 
P1 = tingkat bunga 1 
P2 = tingkat bunga 2 
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2
d.
Profitability Index 
Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan
menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value)
dengan rencana penerimaan-penerimaan kas bersih dari investasi yang telah
dilaksanakan. Jadi, profitability index
dapat dihitung dengan
membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Umar
(2005:202)
Rumus 
  
31
Kriteria Penilaian :
Jika PI > 1 , maka usulan proyek dikatakan menguntungkan.
Jika PI < 1 , maka usulan proyek tidak menguntungkan.
Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV suatu
proyek dikatakan layak (NPV>0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI>1)
karena keduanya menggunakan variabel yang sama.
  
32
2.5 Kerangka Pemikiran    
Berikut ini akan di paparkan dalam gambar 2.4 Kerangka Pemikiran, sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
PT. Mandiri Berlima
Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek Non Keuangan
Keuangan
Aspek Manajemen Dan SDM
Aspek Teknis Dan Operasional
Aspek Ekonomi Dan Sosial
Net Present Value (NPV)
Aspek Hukum
Aspek Pasar Dan Pemasaran 
Aspek Politik 
Aspek Lingkungan Industri
Aspek Analisis Dampak Lingkungan
Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Bisnis
Layak
Tidak Layak
Internal Rate of Return (IRR)
Profitability Index (PI)
Payback Period (PP)
Break Even Point Mix (BEP)