Start Back Next End
  
15
Tabel 2.1: Sejarah Sistem ERP
Sumber: Wijaya dan Darudiato (2009: 15)
Tahun
Peristiwa
1960an
Sistem Pabrikan
fokus kepada pengendalian Inventory (Inventory
Control).
1970an
Fokus bergeser pada Material Requirement Planning (MRP), yang
menerjemahkan jadwal utama suatu produk menjadi kebutuhan
berbasis time-phased net, untuk perencanaan dan pengadaan barang
sebagian jadi, komponen maupun bahan baku.
1980an
Manufacturing Resources Planning (MRP-II) berkembang
mencakup pengelolaan operasi produksi (shop floor) dan aktivitas
pengelolaan distribusi.
1990an
MRP-II dikembangkan lagi mencakup aktivitas rekayasa keuangan,
sumber daya manusia, pengelolaan proyek yang melingkupi hampir
semua aktivitas sistem organisasi usaha (business enterprise), yang
kemudian dikenal dengan istilah Enterprise Resources Planning
(ERP).
2000an –
sekarang
Extended ERP menjadi ERP II
2.7.3.
Manfaat Penerapan ERP Dalam Perusahaan
Menurut Wijaya dan Darudiato (2009: 33), dikutip dari buku
karangan James O’Brien, sistem ERP memiliki banyak manfaat, seperti:
1.
Kualitas dan Efisiensi. Sistem ERP dapat menciptakan
kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan
proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan
peningkatan signifikan dalam kualitas dan efisiensi
layanan pelanggan, produksi dan distribusi.
2.
Penurunan Biaya. Sistem ERP dapat menurunkan
signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi dan
hardware, software, serta karyawan pendukung teknologi
informasi, jika dibandingkan dengan sistem yang tidak
terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP.
3.
Pendukung Keputusan. Sistem ERP dapat mempermudah
tugas – tugas manajemen sehari –
hari dalam pengambilan
keputusan dan melakukan fungsi manajemen yang
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter