30
Pengambilan sampel ini digunakan ketika objek penelitian sangat banyak
dan terbagi secara regional.
Sedangkan non probability sampling adalah, berlawanan dengan definisi
probability sampling, teknik ini tidak memberikan peluang yang sama kepada
setiap anggota populasi agar dapat menjadi sampel dari suatu penenlitian. Teknik
ini meliputi atas:
1.
Sampling sistematis
Pengambilan sampel yang didasari dengan nomor urutan anggota populasi.
2.
Sampling kuota
Pengambilan sampel dengan memperhatikan ciri-ciri tertentu hingga
jumlah kiota yang diinginkan.
3.
Sampling incidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dan dipandang sesuai sebagai sumber data.
4.
Purposive sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, bergantung
dengan objek yang diteliti.
5.
Sampling jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Biasanya karena jumlah populasi relatif sedikit.
6.
Snowball sampling
Teknik penentuan sampel yang semula berjumlah kecil, kemudian
membesar.
e.
Rumus Penentuan Ukuran Sampel
Dalam subbab sebelumnya diterangkan bahwa sampel yang digunakan
dalam sebuah penelitian harus representatif, yang artinya kesimpulan yang ditarik
dari sampel harus dapat diterapkan kepada populasi. Lalu, berapakah sampel yang
harus digunakan agar sampel representatif? Menurut
(Sugiyono, 2012)
dalam
bukunya, tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki.
Kadangkala tingkat keltelitian tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga
yang tersedia. Semakin besar jumlah sampel, maka tingkat kesalahan akan
|