![]() menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga. Perasaan yang selalu
mementingkan diri sendiri atau egoisme sudah mulai terlihat berkurang dan mulai rasa memiliki.
Salah satu contohnya adalah mulai tumbuh kemampuan untuk saling mencintai dan sekitarnya.
Kedua adalah kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication)
ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight ) dan
kemampuan untuk menangkan humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya
sendiri sebagai sasaran. Dan yang terkahir adalah memiliki falsafah hidup tertentu. Hal itu dapat
dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Contohnya adalah
anak remaja sudah paham dalam bertingkah laku dan mencari jalannya sendiri atau memiliki
keputusan sendiri.
Secara keseluruhan, perkembangan yang terjadi pada remaja adalah bagaimana remaja mulai
membentuk identitas dirinya sendiri
atau mengenal dirinya sendiri serta mulai terlepas dari
orangtua dalam segi kemandirian untuk melakukan sesuatu hal tetapi harus dengan batasan.
2.4
Kerangka Berpikir
Berikut ini adalah kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti untuk melihat Hubungan
antara Problematic Internet Use (PIU) dengan Subjective Well Being (SWB) pada Remaja dalam
menggunakan situs jejaring sosial di Jakarta.
REMAJA
Pada tahap remaja, merupakan generasi yang dianggap
sebagai generasi yang memang sudah terbiasa
berinteraksi lewat internet (Amichai-Hamburger, 2013)
|