![]() 21
b. Sang Burung Bulbul (karya Hans Christian Andersen)
Suatu hari di negeri China, semua orang menulis buku mengenai nyanyian
Burung Bulbul yang sangat merdu. Saat membaca buku
mnegenai keindahan
negerinya, kaisar merasa bingung karena dia belum pernah mendengar bahwa
di kerajaannya terdapat Burung Bulbul yang diceritakan tersebut. Maka ia
memanggil pengawalnya untuk mencari burung tersebut dan dibawa ke
hadapannya. Karena suaranya yang sangat merdu, Burung Bulbul
kelabu
sangat disayang Kaisar China, biarpun penampilannya biasa saja. Sakin
sayangnya kepada Bulbul, kaisar pun mengurungnya di dalam istana.
Pada suatu hari Kaisar Jepang mengirim hadiah berupa
patung tiruan
burung Bulbul yang terbuat dari emas dan bisa bernyanyi sama merdunya
dengan si Bulbul. Semua orang mengelu-elukan patung itu, karena
terbuat
dari emas dan batu ruby
yang sangat indah. Terpukau dengan patung emas
tersebut, kaisar lebih sering mendengarkan nyanyian patung emas
dibandingkan
Burung Bulbul. Burung Bulbul berhasil membebaskan diri dan
tak lama kemudian terlupakan.
Namun ternyata burung imitasi tidak berhasil bertahan lama menghibur
Kaisar. Setahun kemudian, karena terlalu sering digunakan
burung itu pun
rusak. Kaisar menjadi sangat sedih, Ia mencari Burung Bulbul tetapi tidak
berhasil menemukannya. Kaisar pun kemudian jatuh sakit
dan nyaris
meninggal. Mendengar kabar itu, Bulbul asli lantas kembali. Nyanyiannya
membawa kesembuhan dan Kaisar
pun sehat kembali. Kaisar meminta
Burung Bulbul berada di sisinya. Burung Bulbul berjanji akan kembali ke
istana saat ia mau dan akan menyanyikan lagu untuk raja setiap malam. Ia
juga bersedia menceritakan tentang keadaan di seluruh kerajaan, mengenai
orang-orang baik dan orang-orang yang jahat. Tetapi Burung Bulbul meminta
satu hal kepada kaisar untuk merahasiakan hal ini, agar biarlah orang-orang
mengetahui bahwa kaisar adalah orang yang paling bijak di seluruh negeri.
(Cerita diringkas dan diterjemahkan oleh penulis dari sumber:
|