BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 sumber artikel buku
KARAKTER TOKOH WAYANG TERPOPULER
PANDAWA TUJUH
MENGENAL WAYANG
THE BHAGAVAD GITA
RUPA DAN KARAKTER WAYANG PURWA
2.1.2 sumber artikel
2.1.3 sumber Observasi
MUSEUM WAYANG KULIT
2.2 Data dan Analisa
2.2.1 Pengertian wayang
-
Bahasa jawa: perkataan wayang artinya wayangan (layangan).
-
Bahasa Indonesia: Bayang-bayang, samar-samar, tidak jelas.
-
Bahasa aceh: Bayang artinya wayang
-
Bahasa Bugis: Wayang atau baying-banyang.
2.2.1.2 Menurut para sejarawan
-
menurut Bausastra jawa, wayang terbuat dari klit dan
menceritakan peranan orang jawa pada zaman dahulu.
-
menurut dari hal wayang, disebut wayang karena dapat dilihat
bayangannya pada kelir. Yakni tempat memamerkan wayang,
menggambarkan orang jaman dahulu yang terbayang dalam angan-
angan,
|
![]() -
menurut het Javaanse Toneel I, pertunjukan wayang kulit jawa
tersebut mempunyai arti religius (keagamaan), baik di India,jawa
maupun diyunani, terdapat pemujaan terhadap dewa-dewa dan
pahlawan tertentu.
-
menurut prof. Poensan menunjukan fakta (bukti), bahwa hingga
sekarang dalam benyak hal, pertunjukan wayang kulit dirasakan
sebagai bahagian perbuatan yang berhubungan dengan keagamaan.
misalnya adanya sesaji dalam pertunjukan, pembakaran ke,enyan
sebelum pertunjukan dimulai dan adat kebiasaan lain.
-
menurut Bauwarna Wayang , karangan R.M.Sayid, wayang
menggambarkan karakter dan sifat manusia.
-
menurut Encyclopedia Van Nederlands India, wayang purwa dan
parwan Mahabarata. Baying-bayang yang bergerak dan kadang
menakutkan, berbentuk boneka dari kulit, jatuh pada kelir putih
dan umumnya tepi kelir berwarna merah, dipasang pada panggung
yang kuat.
-
menurut Nederlans Indie Land Valk Geshie dennis En Bestuur
Bedijr En samenleving, wayang adalah suatu permainan
bayangan pada kelir yan dinbentangkan.
2.2.2 Data cerita Wayang Bima
Diceritakan bahwa dahulu hidup seorang raja dan ratu yang bernama Raja pandu
dan Putri Kunti namun sang Pandu tidak dapat memiliki anak dikarenakan Pandu
terkena kutukan tetapi permohonan sang istri yaitu Kunti terhadap bayu sang dewa
angin diberikannya angugrah kehamilan padanya sehingga sang putrid kunti hamil
ketika Bima lahir, Bima berupa bungkus bayi masih terbungkus daging. Semua sejata
tidak mempan untuk membelah dan mengeluarkan bayi Bima, akhirnya daging
berbentuk bola it uterus menggelinding dan diikuti terus oleh keluarganya, termasuk
batara Kresna. Suatu saat bayi bungkus itu bertemu dengan Gajah sena. Bungkus bayi
itu dibuat mainan oleh gajah sena, semakin mengasyikkan sekaligus menjegkelkan
karena daging itu tidak pecah dan seperti berani. Suatu ketika bayi bungkus itu
terkena gading gajah Sena dan pecah. Keluarlah bayi laki-laki. Bayi itu di injak-injak
oleh gajah sena, ayah dan ibunya sangat khawatir. Oleh kresna mereka dinasehati
tidak perlu menghardiknya. Bayi tidak mati, malah semakin besar dan terus semakin
|
besarda tumbuh menjdi remaja yang gagah perkasa, berbadan tegap, tinggi bear.
Gajah itu dilawannya, ketika gajah terkena kuku Bima, Gajah mati seketika.maka
kuku tersebut menjadi senjata yang bernama kuku Pancanaka. Sukma gajah menjadi
satu dengan remaja tersebut,
setelah bertemu dengan ayah ibunya dan keluarga, ia
diberi nama Bratesena karena pelawanannya terhadap gajah sena.
Bima tidak bisa berbicara dalam bahasa jawa krama kepada siapa saja, kecuali
denga dewa ruci. di sinilah cerita bima sang pandawa di terangkan bahwa pandawa
berarti para putra pandu yang berjumlah lima,Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan
Sadewa kelahiran merek begitu istimewa bahkan beberapa tikoh bangsa dewa pun
berkehendak menemani kelahiran mereka. Sikap mereka dalam menjalankan
darma
sebagai ksatria selalu menjadi panutan. Sikap tabah dan membela kebenaran selalu
mereka junjung . sampai akhirnya mereka keluar sebagai pemenang saat perang
Baratayudha berlangsung,
Akan tetapi, sejatinya 5 pandawa tersebut sangat kuat dan selalu kompak dalam
menjalankan tugasnya,sehingga mereka berhasil menaklukkan para kurawa.
(Sumber; Buku Rupa dan karakter wayang purwa,oleh; Heru Sudjarwo)
2.2.3 Data cerita Mahabarata
Menurut M.A Salmoen
dalam bukunya Pedalangan Di Pasoendan
dan
dalam Kitab Filsafat dan Masa Depan Pewayangan
karya Ir. Moelyono,
Mahabharata berasal dari cerita bangsa Aria, yaitu suatu bangsa yang mendiami
tanah dataran tinggi Kasymir di India utara yang bernama Wedda. Kitab
Mahabharata yang berasal dari cerita rakyat, berubah menjadi cerita mitos yang
disetarakan dengan kitab-kitab lainya di India, seperti Jayur wedda, rig wedda,
sama wedda dan lain-lainya.
Pada awal abad ke 20, kitab Mahabharata telah diterjemahkan ke dalam + 300
bahasa sehingga hampir seluruh dunia mengenalnya. Asal mula cerita itu ditulis
dalam bentuk puisi yang disebarkan secara lisan dan turun-temurun, kemudian setelah
manusia bisa menulis dan membaca barulah dijadikan cerita tertulis yang disusun
dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa.
Kedua cerita tersebut kadang-kadang dikaburkan oleh pendapat- pendapat atau
pengertian yang campur aduk, karena perkembangan kedua cerita itu tidak terlepas
|
dari pengaruh dan perubahan zaman, seperti perubahan politik, perubahan
kepercayaan, perubahan sosial ekonomi dan lain-lainya, yang kemajuan alam pikiran
manusia mempengeruhi perubahan-perubahan itu. Pada zaman Majapahit dan zaman-
zaman sebelumnya, cerita wayang bertindak sebagai sumber penyebaran ajaran
agama Hindu. Tetapi pada zaman Islam digunakan sebagai media pengembangan dan
penyebaran agama Islam yang tentu berbeda maksud dan tujuannya, baik dalam
pengertian maupun dalam falsafahnya.
Kitab Mahabharata ini sering juga disebut Asthadasaparwa. Astha berarti
delapan, dasa berarti sepuluh, parwa berarti bagian atau bab. Jadi kitab Mahabharata
ini dibagi menjadi 18 bagian atau 18 parwa. Sebagian besar menceritakan peperangan
sengit antara Pandawa dan Kurawa selama 18 hari, sehingga ada yang menyebut
dengan nama yang lengkap yaitu kitab Mahabharatayudda yang artinya peperangan
besar antara keluarga Bharata
Kitab Mahabharata ditulis oleh Empu Wiyasa. Nyoman S. Pendita dalam
halaman pendahuluan Mahabharatanya menyebutkan bahwa Mahabharata dikarang
oleh 28 Wiyasa (Empu sastra) yang dipersonifikasikan sebagai seorang Maharsi
Wiyasa (kakek Pandawa dan Kurawa). Asthadasaparwa artinya 18 parwa atau 18
bagian, diantaranya yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirathaparwa,
Udyogaparwa, Bismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa,
Striparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedaparwa, Asramawasanaparwa,
Mausalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohanaparwa.
Dalam parwa yang pertama yaitu Adiparwa, dimuat beberapa macam cerita,
misalnya matinya Arimba, burung dewata mengaduk laut susu yang menyebabkan
keluarnya air hidup dan juga timbulnya gerhana matahari dan bulan yang dalam
ceritanya terungkap bulan yang ditelan oleh raksasa yang hanya berwujud kepala.
Ada juga cerita tentang Pandawa dan Kurawa ketika masih kecil misalnya lakon Dewi
Lara Amis, Bale si Gala-gala dan cerita Santanu. Negeri Hastina yang rajanya
bernama prabu Santanu mempunyai anak bernama Prabata atau disebut juga Bisma
yang artinya teguh janji. Suatu saat prabu Santanu tertarik dengan kecantikan dewi
Satyawati. Padahal prabu Santanu sudah
pernah sumpah tak akan kawin lagi, hanya
akan mengasuh sang Prabata saja.
Bisma pun mengetahui pula bahwa sang ayah telah bersumpah tak akan kawin
|
lagi. Namun demikian Bisma sangat iba hati melihat sang ayah prabu Santanu jatuh
cinta kepada dewi Satyawati yang hanya mau dikawini bila keturunannya dapat naik
tahta. Melihat gelagat yang kurang pas itu, Bisma rela untuk melepaskan haknya
sebagai raja pengganti sang ayah. Bisma kemudian bersumpah akan hidup sendiri dan
tidak menikah selamanya (wadat). Ini berarti Bisma tidak menggantikan tahta
ayahnya, agar sang ayah bisa kawin dengan Satyawati. Pernikahan Santanu dengan
Dewi Satyawati berputra dua yaitu Citragada dan Wicitrawirya. Citranggada tidak
lama hidup dia mati muda maka Wicatrawirya yang menggantikan sang prabu sebagai
raja Hastina dengan istri dua dewi Ambika dan Ambalika dari negara Kasi. Belum
sampai punya keturunan prabu
Wicitrawirya meninggal. Oleh Satyawati Bisma disuruh mengawini kedua janda itu,
tetapi dengan tegas Bisma menolak. Kemudian dewi Satyawati menyuruh anaknya si
Abiyasa (Wiyasa) hasil perkawinannya dengan begawan Parasara untuk mengawini si
janda Ambika dan Ambalika dengan harapan ada keturunan dari silsilah Bharata yang
meneruskan menjabat sebagai raja di negara Astina.
Dewi Ambika yang menikah dengan resi Wiyasa punya keturunan laki-laki
bernama Dretharastra yang sejak lahir menderita buta dan tidak bisa menjadi raja.
Sedangkan pernikahan antara Wiyasa dengan Dewi Ambalika menurunkan anak laki-
laki bernama Pandhu si muka pucat. Pandhulah yang kemudian menduduki
singgasana kerajaan Hastina. Pandhu menikah dengan dua wanita yaitu Dewi Kunthi
dan Dewi Madrim. Pernikahanya dengan Dewi Kunthi berputra 3 laki-laki, yaitu
Yudhistira, Bima, Arjuna. Sedangkan pernikahanya dengan Dewi Madrim berputra 2
laki-laki, yaitu Nakula dan Sadewa. Sehingga Prabu Pandhu mempunya 5 orang anak,
dan kelima anak tersebut disebut Pandawa.
Drestharastra akhirnya menikah dengan kakak perempuan Sangkuni yang
bernama Dewi Gandari dan mempunyai keturunan 100 orang. Ketika Pandhu
meninggal, Drestharastra terpaksa menggantikan raja sementara meskipun buta.
Drestharastra menjabat raja hanya sementara, inilah yang menimbulkan perang besar
Bharatayuda selama 18 hari yang memakan korban sangat banyak.
Pada parwa yang kedua yaitu Sabhaparwa menceritakan tentang permainan
dadu hingga Pandawa menjalani hukuman. Usaha Kurawa untuk menghancurkan
Pandawa tidak pernah mau berhenti. Kali ini Pandawa yang sudah menempati
Indraprastha sebagai tempat berteduh diajak main dadu. Ternyata atas kelicikan orang
|
Kurawa, meskipun Yudhistira ahli main dadu, tetapi tetap kalah karena tipu muslihat
Sengkuni. Dalam permainan tersebut Yudhistira juga menyerahkan dirinya untuk
dijadikan taruhan, hingga Yudhistira kalah dan menerima hukuman. Tetapi karena
usaha Drestharastra para Pandawa menjadi bebas.
Kurawa tetap menginginkan kehancuran Pandawa dan diajaknya main dadu lagi
dengan taruhan bila Pandawa kalah harus menjalani pembuangan selama 12 tahun dan
tahun ke 13 mereka harus menyelinap atau bersembunyi. Jika dalam penyelinapannya
diketahui para Kurawa, Pandawa harus kembali ke hutan selama 12 tahun lagi dan
menyelinap pada tahun ke 13 dan seterusnya.
2.2.3.1 Data sejarah Wayang
Wayang pada mulanya sebagai sarana atau alat untuk
mengekspresikan, rasa terima kasih nenek moyang kita dulu, terhadap
roh leluhur. Misalnya, sehabis panen melimpah. Pada masa itu, nenek
moyang kita masih menganus ajaran Animisme dan Dinamisme.
Belum ada ajaran agama yang masuk. Pada masa itu, wayang tidak
menghraukan bentuk, hanya diambil baying-bayangnya saja.
Pada zaman Hindu Budha, di abad ke 6 atau tahun 600 SM, baru
dikenal adanya Wayang Purwa, yang bercerita tentang Ramayana dan
Mahabarata. Dalam perkembangannya wayang sangat sekali
pengaruhnya, wayang juga digunakan sebagai sarana dakwah (para
wali juga pernah menggunakan wayang dalam dakwahnya). Wayang
digunakan penyuluhan (digunakan dalam departemen penerangan).
Singkatnya pada masa itu, wayang jadi tontonan faforit. Di samping
itu, terdapat pesan-pesan nya lebih mudah di terima oleh masyarakat.
Baik spiritual, ataupun social. (sumber; Buku rupa dan Karakter
Wayang Purwa, oleh; Heru S Sudjarwo)
2.2.3.1.1 wayang mampu menunjukan nilai etika
kesempurnaan hidup sebagai sebuah keharusan adikodrati
mengingat tugas suci manusia adalah sebagai wakil tuhan
di bumi,
|
kesatuan sejati yang berarti bahwa sebagai seorang ksatria
diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya
kebenaran sejati dibuktikan oleh seorang ksatria yang selalu
berusaha menjadi mnusia kebenaran.
Berdasarkan Observasi penulis di Museum Wayang, bahwa ada
beberapa jenis wayang:
Wayang menurut bahannya :
- Wayang kulit : berasal dari Yogyakarta, dan Banyumas
- Wayang kayu : termasuk wayang Golek
- Wayang orang : termasuk wayang topeng
Dalam perwayangan sebenarnya ada 3 unsur yaitu :
-
Unsur Estetika keindahan seni pemahat / menyungging
-
Unsur Etika (pelaku seninya) mulai dari cara berpakaian.
-
Unsur Filosofinya (pelajaran hidup)
2.2.4 Data fisik Wayang
Berikut ini adalah contoh bagian-bagian busana dan perlengkapan pada
wayang
|
![]() (Sumber:http://bagian wayang kulit.com)
Sebagai keterangan tambahan terdapat berbagai jenis perlengkapan busana
wayang putri jenis lainnya, berikut adalah beberapa jenis dan modifikasi
perlengkapan busana wayang putri.
Bentuk gelung pada wayang putri terdiri dari beberapa jenis :
Gelung Gondel, seperti tampak pada contoh di atas.
-
Gelung Keling
-
Gembelan
-
Ngore
|
-
Ngore Panjang
-
Bodolan
Bentuk kalung dan sabuk leher pada wayang putri terdiri dari :
-.Kalung dengan ulur-ulur, seperti pada contoh di atas
-
Kalung penanggalan
-
Sabuk leher banyakan
-
Ikat leher
2.2.5 Data Silsilah Keluarga Pandawa, Kurawa
BAGAN SILSILAH KELUARGA PANDAWA DAN KURAWA
|
![]() 2.2.6 Silsilah Bharata.
|
![]() 2.3 Jenis-jenis wayang kulit
2.3.1. Wayang Madya
Wayang Madya adalah Wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV
sebagai penyambung cerita Wayang Purwa dengan Wayang Gedog. Cerita Wayang
|
Madya merupakan peralihan cerita Purwa ke cerita Panji. Salah satu cerita Wayang
Madya yang terkenal adalah cerita Anglingdarma. Wayang madya tidak sempat
berkembang di luar lingkungan Pura Mangkunegaran.
Cerita Wayang Madya menceritakan sejak wafatnya Prabu Yudayana sampai Prabu
Jayalengkara naik tahta. Cerita Wayang Madya ditulis oleh R.Ngabehi Tandakusuma
dengan judul Pakem Ringgit Madya yang terdiri dari lima jilid, dan tiap jilid berisi 20
cerita atau lakon.
2.3.2 Wayang Gedog
Wayang Gedog atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari
serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk
wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu
memakai tekes dan rapekan. Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan
gelung keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya,
terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang Bugis.
Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat pula tokoh-
tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana, kemudian dari Ternate
seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam seperti Prabu Maesadura,
dan dari negara Bali.
Wayang gedog yang kita kenal sekarang, konon diciptakan oleh Sunan Giri pada
tahun 1485 (gaman naga kinaryeng bathara) pada saat mewakili raja Demak yang
sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur (invasi Trenggono ke Pasuruan)
2.3.3 Wayang Calonarang
Wayang calonarang juga sering disebut sebagai Wayang Leyak, adalah salah
satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukannya
banyak mengungkapkan nilai-nilaimagis dan rahasia pangiwa dan panengen. Wayang
ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari
ceritera Calonarang. Sebagai suatu bentuk seni perwayangan yang dipentaskan
sebagai seni hiburan, wayang Calonarang masih tetap berpegang pada
pola serta
struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali (Wayang parwa) Kekhasan
pertunjukan wayang Calonarang terletak pada tarian sisiya-nya dengan teknik
|
permainan ngalinting dan adegan ngundang-ngundang di mana
sang dalang membeberkan atau menyebutkan nama-nama mereka yang
mempraktekkan pangiwa. Hingga kini wayang Calonarang masih ada di
beberapa Kabupaten di Bali walaupun popularitasnya masih di bawah wayang Parwa.
2.3.4. Wayang Krucil
Wayang krucil pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya
dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut denganWayang
Krucil. Wayang ini dalam perkembangannya menggunakan bahan kayu pipih (dua
dimensi) yang kemudian dikenal sebagai Wayang Klithik.
|
![]() 2.3.5 Wayang Kulit Purwa
Penjelasan
2.3.6 Wayang Purwa
Wayang purwa atau wayang kulit purwa. Kata purwa (pertama) dipakai untuk
membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit yang lainnya. Purwa berarti awal,
wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua di antara wayang kulit
lainnya. Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari
adanya prasasti di ababd 11 pada zaman pemerintahan Erlangga.
Wayang purwa sendiri biasanya menggunakan ceritera Ramayana dan Mahabarata,
sedangkan jika sudah merambah ke ceritera Panji biasanya disajikan dengan wayang
Gedhog. Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau gagrak, ada
gagrak Kasunanan, Mangkunegaran, Ngayogjakarta, Banyumasan, Jawatimuran,
Kedu, Cirebon, dan sebagainnya.
|
![]() Wayang
kulit purwa adalah salah satu wayang yang terbuat dari kulit sapi atau
lembu (makanya di sebut wayang kulit ) ,mengisahkan cerita cerita purwa Ramayana
dan Mahabharata .diciptakan pertama kali wayang kulit oleh Sunan Kalijaga sebagai
sarana dakwah Agama Islam Kata purwa (pertama) dipakai untuk
membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit yang lainnya. Purwa berarti awal,
wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua di antara wayang kulit
lainnya. Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari
adanya prasasti di abad 11 pada zaman pemerintahan Erlangga.Wayang purwa sendiri
biasanya menggunakan ceritera Ramayana dan Mahabarata, sedangkan jika sudah
merambah ke ceritera Panji biasanya disajikan dengan wayang Gedhog. Wayang kulit
purwa terbuat dari bahan kulit kerbau, yang ditatah, diberi warna sesuai dengan
kaidah pulasan wayang pedalangan, diberi tangkai dari
bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang
terdiri dari tuding dan gapit.
2.3.7 Wayang Orang
Wayang orang sama definisinya dengan wayang kulit tetapi bedanya sesuai dengan
namanya, wayang ini diperankan oleh Orang atau Wong
2.3.8 Wayang Golek
|
![]() Wayang golek terbuat dari kayu .biasanya kayu yang dipakai adalah kayu mahoni
.wayang golek banyak di gunakan dalam beberapa cerita .diantaranya wayang golek
purwa yang menceritakan tentang epos Ramayana dan Mahabharata ,wayang golek
lenong betawi yang menceritakan tentang betawi ,misalnya si manis jembatan ancol
atau si jampang jago betawi .
2.3.9 Wayang Suluh
wayang suluh adalah wayang yang menceritakan tentang penyuluhan kepada rakyat
atau berisi sindiran kepada pejabat atau pemerintah.
2.3.10 Wayang Wahyu
|
![]() wayang wahyu menceritakan tentang alkitab atau bibel .wayang ini di ciptakan
pertama kali oleh Pdt.Bruder Tometheos ,terbuat dari kulit sapi atau lembu
2.3.11 Wayang beber
Wayang beber pada zaman sekarang telah punah di telan zaman , wayang ini terbuat
darikain gulungan ,lalu dalang membuka gulungan ,menancapkannya dan
menceritakan
adegan di gulungan tersebut
2.4 Data Karakter Wayang Bima
BIMA atau Werkudoro dikenal pula denga nama: Balawa, Bratasena, Birawa,
Dandunwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Kusumadilaga, Pandusiwi, Sena atau
Wijasena. Ia putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina dengan Dewi Kunti, putrid
Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari Negara Mabdura, Bima mempunyai dua
|
orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan Arjuna, serta 2 orang saudara lain
ibu, yaitu: Nakla dan Sadewa.
Bima memiliki sikap dan perwatakan : gagah berani, Teguh, kuat, tabah, patuh
dan jujur. Ia memiliki keistimewaan ahli bermain gada dan memiliki berbagai banyak
senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak
besar) dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah : Aji
Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu dan Aji Blabakpangontol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu; Gedung
Pudaksategal, Pupuk Jarot asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat
pinggang Nagabanda dan celana CIndeUdaraga, sedangkan beberapa anugerah
Dewata yang diterimanya antara lain; Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang
Candrakirana, Kalung Nagasastra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem.
Bima tinggal di Kadipaten Jodipati, wilayang Negara Armata. Ia mempunyai 3
orang istri dan 3 orang anak, yaitu ; 1. Dewi Nagagini, berputra arya Anantareja, 2.
Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan 3. Dewi Urangayu, Berputra Arya
Anantasena.Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa) bersama ke
empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda. Bima adalah putra dari pandu
sebagai anak kedua dalam keluarga pandawa, bima berfisik tinggi besar,gagah,
bahkan terkesan seram dank keras. Ia dapat dilambangkan sebagai tokoh wayang
jagoan karena hampir selalu unggul dalam pertempuran, namun ada sisi keunikan,
pada dirinya karena manusia yang gemar memnunuh ini justru dipandang sebagai
manusia mistik dalam lakon dewa Ruci Bima dapat diatikan sebagai manusia dengan
perbuatan yang sempurna. Bima merupakan perlambangan manusia yang luar biasa
dikarenakan teguh keimanannya, percaya diri, keras kemauan dan tegas
Bima dikenal sebagai manusia yang polos,lugu, dan tidak munafik serta rela
berkorban demi kebenaran dan keadilan dan ia bertanggung jawab atas segala yang ia
katakana dan yang ia perbuat, sehingga bagi para pendukung dan penggemar sangt
menyukai perwatakannya.
2.4.1 Data identitas Bima
-
Nama lain dari Bima yaitu: Werkodara, Bhimasena, Bayusuta, Bharatasena.
-
Muncul dalam kitab : Mabharat,Bhayawadgita
- Daerah asal kerajaan : kerajaan Kuru
-
Kediaman : Hastinapura kemudian pindah yempat ke Indraprastha
|
- Profesi : sebagai Kesatria
-
Dinasti : Kuru
- senjata : Gada Rujapala
- Pasangan : Dewi Arimbi, dan dewi Urangayu
- Anak dari keturunan Bima : Raden Gatot kaca, dan Arya sena ananta
2.4.2 Data tokoh Bima dalam Pandawa
Pandawa yang berarti para putra Pandu, putra Pandu yang berjumlah
lima, yudistira, Bima, Arjuna, serta si kembar, nakula dan Sadewa. Kelahiran
mereka begitu istimewa, bahkan beberapa tokoh bangsa Dewa pun
berkehendak menemani kelahiran mereka. Kemunculan mereka di dunia
wayang terasa akan menjadi sebuah keajaiban semuanya begitu sempurna.
Sampai ketika takdir berkata lain. Cobaan dan penderitaan mereka hadapi;
pengkhianatan, upaya pembunuhan, pelecehan , dikucilkan, serta hidup dalam
pengasingan. Segala bentuk ujiandan perjuangan mereka alami, tapi justru
itulah yang mendewasakan para Pandawa. Semua itu semakin
menyempurnakan ilmu kanuragan dan keutamaan mereka. Membuat mereka
semakin melihan benderang rahasia alam, makna kehidupan, dan arti
kematian.
Sampai akhirnya perang saudara Bhatarayuda itu harus terjadi.
Kemenangan Pandawa tak lebih adalah buah yang mereka petik atas
perjuangan yang mereka tana. Dan, setelah kemenangan perang, bukan di
sikapi dengan pestapora, setelah Bhatarayuda, Padawa kembali dengan
tanggung jawab mereka dan menjalani kehidupan seperti biasa, seperti
layaknya manusia, ada kala bersinar, ada kala saat redup, dan akhirnya
menemui ajal. Sebuah kisah perjalanan hidup para Pandawa yang penuh liku
dan segala manispahit kehidupan.
2.4.2.1 Data-data gambar Referensi
Karakter Wayang kulit Bima
|
![]() Gambar 2.1 Penggambaran Karakter Bima
Nama-nama lain dari pewayangn Bima adalah :
-
Bimo bungkus
-
Bhorotoseno
-
Werkudoro
-
Jagalbilawa
-
Tuguhaseso
Bagian tubuh wayang Bima yaitu :
1.
Kain Kedot Puleng
2.
Mahkota Jamang yang dikancingi Garua Mungkur
3.
Sumping Sureng Pati
4.
PupuJaroteng asem (erdapat dikening)
5.
dempo (gidung)
6.
Damis (mulut)
7.
Kalung Ulur-ulur
Bagian seragam dari wayang Bima Tuguhaseso yaitu:
-
pake Prabawa
-
Klabu Candra kirana (gelang)
-
kainnya Dodot Poleng (hitam putih)
-
Pancanaka (nama lain dari kukunya)
|
Ciri-ciri bagian pada Bima Bharatasena yaitu :
-
rambutnya masih terurai
-
tidak memakai Praba (mahkota)
-
tidak memakai kalung ulur-ulur
-
rambut panjang sampai dengan pinggang
2.5 Data Pelengkap pada wayang
1.
Pada zamannya raja Erlangga tahun jawa 950 kira-kira abad kesebelas, di
keraton Kediri yang waktu itu sedang makmur-makmurnya , sudah ada
pertunjukan wayang.
2.
Wayang tersebut terbuat dari kulit yang diukir (walulang inuklir), serta
menimbulkan bayangan pada kelir.
3.
Pada waktu itu, wayang sudah biasa dilihat dan menjai kegemaran orang banyak,
sehingga para pembuat karya tulis memuja-muka wayang, dalam karyanyanya.
4.
Pada abad keduabelas, wayang sudah menggunakan gamelan, seperti tudhung
(semacam sertuling) saron kemanak.
5.
Cerita pertunjukan wayang bisa membuat rasa terharu pada para penonton. Itulah
sebabnya,pada waktu itu suah ada lakon ringgit yang bermacam-macam.
2.6. Data cerita yang diangkat
Titisan air suci
Tirtha Prawidhi
Diceritakan Mahaguru Dorna yang ingin mencelakai sang Bima telah memanggil
Bima menghadap dan memberi dia tugas untuk mencari tirtha prawidhi atau air suci
kehidupan. Katanya, Wahai, muridku Bima yang perkasa, pergilah engkau mencari
tirtha prawidhi. Carilah sampai dapat.
Jangan kembali jika belum berhasil.
|
![]() Ketahuilah, barang siapa memiliki tirtha prawidhi, dia akan dapat memahami hidup.
ini dan akan mampu mengenal asal, arah dan tujuan hidup manusia, yaitu sangkan
paraning dumadi. Pergilah anakku. Jangan pernah ragu, karena orang yang ragu
takkan pernah berhasil.
Bima memang orang yang tidak pernah banyak pikir sebelum bertindak. Setelah
minta izin dengan ibunya, Dewi Kunti Dewi Arimbi. ia pun berangkat. Dalam pikiran
Bima tidak terlintas rencana busuk yang dibuat oleh Kurawa untuk mencelakakan
dirinya. Di perjalanan mencari tirtha prawidhi, Bima tidak perduli pada binatang buas,
raksasa, setan atau jin yang mengganggunya dalam pengembaraan. Semua berhasil
dikalahkan.Pada suatu hari ketemulah Bima dengan raksasa sakti yaitu Rukmakhala.
Ia menantang raksasa itu untuk berkelahi. Tantangan diterima. Ia menerjang raksasa
itu. dan
tewas seketika. Begitu terbanting ke tanah, raksasa itu menjelma menjadi
Batara Indra, yaitu ayah Bima sendiri.
Batara Indra memberinya mantra
Jalasengara.
hadiah itu akan menjadi bekal
baginya untuk mengarungi samudera paling dalam di mana pun di dunia. Kemudian
Batara indra memberinya petunjuk bahwa air hidup yang dimaksud terletak di dalam
Telaga Gumuling, di tengah rimba Palasara. Di dalam rimba belantara itu Bima harus
menghadapi seekor naga raksasa sebesar Gunung Semeru yang bernama Anantaboga.
Bima mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke rimba Palasara. Sampai di tepi Telaga
Gumuling, Bima disambut oleh naga raksasa Anantaboga yang langsung
menyerangnya. Naga itu mengibas-ibaskan ekornya dan membelit badan kesatria
Pandawa itu. Dengan Pancanaka, kuku ibu jarinya yang sakti, Bima menusuk leher
Anantaboga dan memutus tali nyawanya. Anantaboga menggelepar-gelepar sebentar,
lalu menggeletak
mati, tak bergerak.Mayat Anantaboga lenyap, menjelma menjadi
Dewi Maheswari. Sesungguhnya Dewi Maheswari adalah bidadari yang dikutuk oleh
Sang Hyang Guru Pramesti. Ia terpaksa menjalani hukuman sebagai naga raksasa.
Dari Dewi Maheswari, Bima mendapat petunjuk di mana ia bisa menemukan tirtha
prawidhi, yaitu di dasar samudera raya.
Dengan mantra Jalasengara pemberian Batara Indra, Bima mengarungi
Samudera Selatan yang penuh gelombang bergulung-gulung setinggi gunung. Di
dalam samudera itu ia harus menghadapi naga besar Nawatnawa yang menyemburkan
hujan berbisa. Tetapi, berkat apa yang dialaminya di Sungai Gangga, badannya
menjadi
kebal. Dan berkat mantra pemberian Batara Indra, ia bisa mengambang di
|
samudera raya. Dengan tangkas ia menaklukkan Nawatnawa,
mencekiknya, dan
menusuk lehernya dengan kuku Pancanaka. Seketika itu, matilah Nawatnawa.
2.7 Desain produksi
yang akan dbuat desain pada short film nanti yaitu adanya gabungan unsur
cinematography dengan unsure2 dimensi secara keseluruhan banyak sekali style yang
mengikuti gayanya komik namun disini komik tersebut banyak perubahan contohnya
saja dilatar belakangnya nanti di buat cinematograpy yang seakan-akan mirip dengan
suasana diluar dan terdapat efek-efek seperti kekuatan dari wayang tersebut, dan
disini wayang dibuat 2 dimensi agar terlihat jelas keasrian dari permwinan wayang
kulit yang seperti yang sudah ada hanya saja ada bayak perubahan pada latar setting
yang di buat hingga effek-efek yang akan dibuat nanti sebagai visualisasi yang sangat
dramatis sehingga banyak sekali ornamen-ornamen yang mendukung jalannya
perfilman nanti.
(sumber:http://pengertian desain produk.com)
2.8 Data Pembanding
DESIGN OF ANIMATED SERIES TITLED
?
WAYANG MAHABHARATA
?
AS A
PRESERVATION MEDIA FOR INDONESIAN PUPPET ART USING `ACTION COMEDY`
GENRE CONCEPT
Created by :
SANTOSO, BHANGGA ADI PUTRA ( 3407100010 )
Subject:
Sinematografi
Alt. Subject :
Animated films--design
Keyword:
Serial Animasi
|
![]() Televisi
Wayang
Pelestarian Kebudayaan
Action
Comedy
Description:
Wayang merupakan salah satu kesenian Indonesia yang sudah dipatenkan oleh UNESCO sejak
tahun 2003 lalu namun sampai saat ini masih belum cukup melestari dengan baik ke generasi
muda Indonesia jika dibandingkan dengan batik yang baru saja dipatenkan tahun 2009 baru-baru
ini namun sampai saat ini semakin populer menghiasi dunia fashion masyarakat Indonesia.
Melihat kesuksesan film serial televisi animasi Little Khrisna dari India yang meskipun bukan
merupakan cerita pewayangan Indonesia namun berhasil menarik masyarakat Indonesia untuk
mengenal tokoh Khrisna yang sebenarnya juga ada di tokoh pewayangan di Indonesia yang biasa
disebut Kresna, tampaknya akan menjadi sebuah peluang yang besar saat
ini untuk
mentransformasikan cerita pewayangan Indonesia sendiri dalam format animasi televisi serupa
agar bisa kembali dilirik oleh generasi muda.
(Sumber : animated short movie wayang design.com)
2.8.1 Contoh Penayangan Film:
|
![]() (Sumber : animated short movie wayang design.com)
Penggambaran pada perfilman pendek ini yaitu dimulai dari sesosok bayi bima
yang terus tumbuh menjadi seorang ksatria yang gagah dan perkasa Bima sendiri
diasuh oleh kedua orang tuanya namun juga berguru sampai pada akhirnya iatermasuk
golongan pandawa 5,akhir cerita pewayangan Bima dapat mengalahkan kejahatan.
|