memungkiukan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi keistimewaan
sistem atau kekurangannya, dan memungkiukan perancangan untuk memperbaiki atau
melengakapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basisdata baru.
Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan sekarang, yaitu
requirement prototyping dan evolutionary prototyping. Requirement prototyping adalah
menggunakan prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basisdata
dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang
(discard). Sedangkan evalutionary prototyping menggunakan tujuan yang sama,
tetapi perbedaan pentingnya adalah prototype tetap digunakan untuk selanjutnya
dikembangkan menjadi aplikasi basisdata yang bekerja.
2.1.17 Implementation
Membuat definisi physical database dan program aplikasi. Implementasi basis
data dapat dicapai dengan menggunakan Data DefinitionLanguage (DDL) dari DBMS
yang dipilih. Pernyataan DDL digunakan untuk membuat struktur basis data dan arsip
basis data kosong.
Implementation
adalah
realisasi
fisikal
dari
desain
basisdata
dan
desain aplikasi
(Connolly
& Begg,
2005,p304).
Dalam tahap
ini
juga
akan
diimplementasikan
komponen
lain
dari
aplikasi
basisdata
seperti
menu
·layar, pemasukan data,
security
dan kontrol
integritas.
2.1.18 Data Conversion and Loading
Loading
data dari sistem lama ke sistem baru dan dimana memungkinkan
penggabungan antar aplikasi yang sedang berjalan dalam database
yang baru. dan
mengubah aplikasi yang sudah ada untuk dapat dijalankan pada basis data yang baru.
Tahap ini hanya diperlukan ketika sebuah sistem basis data baru menggantikan sistem
yang lama.
Data Conversion and loading adalah suatu proses mentransfer data yang ada ke
dalam basisdata baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan dalam
basisdata baru (Connolly & Begg, 2005,p305). Tahap ini hanya dibutuhkan
ketika sistem basisdata baru menggantikan sistem yang lama
|