9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Data
Menurut Connolly & Begg (2010, p71), data adalah komponen yang
paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data
bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan
pengguna. Sedangkan menurut menurut O’Brien (2008), data adalah fakta-fakta
atau observasi mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus lagi,
data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-
orang, tempat, benda atau
kejadian. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa data merupakan fakta tentang suatu kejadian, kegiatan yang
dapat direkam atau disimpan.
2.1.2 Database
Menurut Connolly & Begg (2010, p65), database adalah kumpulan dari
data terkait secara logikal dan dideskripsikan, didesain untuk memenuhi
kebutuhan informasi di suatu organisasi. Sedangkan menurut O’Brien, database
adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling
berhubungan. Database
berisi bebagai elemen data yang
mendeskripsikan
berbagai entitas dan hubungan antar entitas. Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa database adalah kumpulan dari data terkait secara logikal
dideskripsikan dan didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Conolly & Begg (2010, p66), Database Management System
(DBMS) adalah suatu sistem software yang memungkinkan user
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur akses ke database.
Sedangkan menurut Margono (2008) lebih spesifik mengatakan bahwa, DBMS
  
10
adalah merupakan suatu sistem software yang memungkinkan seorang user dapat
mendefinisikan, membuat, dan memelihara serta menyediakan akses terkontrol.
Sedangkan
menurut Zhipeng Wang (2012, p37), DBMS merupakan sebuah
perangkat spesifikasi formal dan verifikasi model keamanan pada operasi
database. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DBMS
adalah sebuah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menambahkan,
menghapus, mengakses, dan mengatur akses ke database.
DBMS berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. Menurut
Conolly & Begg (2010, p66), DBMS menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.
Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data
Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk membedakan
tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan disimpan dalam basis data.
2.
Memungkinkan user untuk menyisipkan, meng-update, menghapus dan
menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation Language
(DML).
3.
Menyediakan kontrol akses ke basis data dengan menyediakan :
a.
Sistem keamanan yang mencengah akses ilegal ke dalam basis data.
b.
Sistem integrasi yang memelihara arah akurasi data.
c.
Sistem pembagian hak akses ke basis data.
d.
Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan
sebelumnya, yang dikarenakan oleh kegagalan software atau hardware.
e.
Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.
2.1.3.1 Komponen DBMS
Menurut Conolly & Begg (2010, p67), DBMS memiliki lima
komponen yang penting, yaitu:
A.
Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras dalam
menjalankannya. Perangkat keras dapat mencakup komputer pribadi,
sebuah mainframe, dan sebuah jaringan komputer. Perangkat keras yang
dipakai tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.
Beberapa DBMS yang berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi
  
11
tertentu, sementara DBMS yang lain dapat berjalan pada beragam
perangkat keras atau sistem operasi.
B.
Software
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS dan
program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk jaringan perangkat lunak
jika DBMS digunakan melalui jaringan.
C.
Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS khususnya sudut
pandang dari end-user mengenai data, dimana data berfungsi sebagai
jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.
D.
Procedures
Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam membuat dan
menggunakan basis data. Prosedur didalam basis data dapat berupa: login
ke dalam basis data, penggunaan fasilitas DBMS atau aplikasi program,
cara menjalankan dan menghentikan DBMS, membuat back-up database,
menangani kerusakan hardware atau software, mengubah struktur table,
mengumpulkan basis data dari beberapa disk, meningkatkan kinerja atau
membuat arsip data pada secondary storage.
E.
People
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan sistem tersebut.
Empat tipe manusia yang berpartisipasi dalam lingkungan basis data adalah
pengelola basis data, desainer basis data, pengembang aplikasi, dan
pengguna akhir.
  
12
2.1.3.2 Keuntungan DBMS
Menurut
Conolly & Begg (2010, 68), Keuntungan DBMS adalah
sebagai berikut:
1.
Kontrol atas redudansi atau perulangan data.
2.
Konsistensi data.
3.
Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih banyak.
4.
Data dapat dibagikan.
5.
Meningkatkan integrasi data.
6.
Meningkatkan keamanan data.
7.
Penetapan standarisasi pelaksanaan.
8.
Skala ekonomi.
9.
Keseimbangan dari kebutuhan yang saling bertentangan.
10. Meningkatkan aksesbilitas respon data.
11. Meningkatkan produktivitas.
12. Meningkatkan concurrency.
13. Meningkatkan layanan back-up dan recovery.
  
13
2.1.4 Database Application Lifecycle
Menurut Connolly & Begg (2010, p313), untuk merancang aplikasi sistem
basis data diperlukan tahapan-tahapan yang dinamakan dengan siklus hidup
aplikasi basis data.
Gambar 2.1 Database Lifecycle (DBLC)
(Sumber: Connoly & Begg 2010, p314)
  
14
2.1.4.1 Database Planning
Menurut Connolly & Begg (2010, p313), perencanaan basis data
(database planning) merupakan merencanakan bagaimana setiap tahapan
dari siklus dapat direalisasikan menjadi lebih efisien dan efektif.
Perencanaan basis data harus dapat terintegrasi dengan sistem informasi
perusahaan secara umum. Beberapa hal yang terlibat dalam formula adalah
strategi sistem informasi, yaitu:
1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan
kebutuhan sistem informasi.
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan
kelebihan dan kekurangan.
3. Penilaian dari keuntungan teknologi informasi yang dapat memberi
keuntungan kompetitif.
2.1.4.2 System Definition
Menurut Connolly & Begg (2010, p316), definisi sistem adalah
mendeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data, baik
pengguna aplikasi tersebut. Sebelum mencoba untuk merancang aplikasi
basis data, pertama-tama harus mengidentifikasi batasan dari sistem yang
akan kita investigasi dan bagaimana membuat antarmuka dengan sistem
informasi tiap bagian dari organisasi. Dalam mendefinisikan sistem, harus
ditentukan oleh user view, yaitu mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan
oleh aplikasi basis data berdasarkan pandangan dari tiap bagian tugas
(misalnya manager
atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan
(misalnya marketing, personnel, atau stock control), pemasaran, personalia,
dan pengendalian persediaan.
2.1.4.3 Requirements Collection and Analysis
Menurut Connolly & Begg (2010, p316), analisis data dan
pengumpulan kebutuhan adalah proses mengumpulkan dan analisis
informasi tentang bagian dari organisasi yang dapat didukung oleh aplikasi
basis data, dan menggunakan bagian dari organisasi yang dapat didukung
  
15
oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem baru. Banyak informasi
teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tersebut,
disebut teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi
view, mencakup:
1.
Deskripsi data yang digunakan.
2.
Rincian mengenai bagaimana data dapat digunakan atau dihasilkan.
3.
Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis data yang baru.
lnformasi ini selanjutnya dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan
yang dapat dimasukkan ke dalam aplikasi basis data baru. Kebutuhan
ini dideskripsikan ke dalam dokumen bersama sebagai requirements
specifications untuk aplikasi basis data baru.
Ada tiga pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data
dengan banyak user views, yaitu:
1.
The centralized approach: kebutuhan dari setiap user view digabung
menjadi sebuah set kebutuhan dari aplikasi basis data.
2.
The view integration approach: kebutuhan dari setiap user view
digunakan untuk membangun model data secara terpisah untuk
merepresenntasikan user view
tersebut. Model data yang dihasilkan
tersebut nantinya akan digabungkan pada tahapan database.
3.
Kombinasi dari dua pendekatan diatas.
2.1.4.4 Application Design
Menurut Connolly & Begg (2010, p329), perancangan aplikasi adalah
merancang antarmuka pemakai (user
interface) dan program aplikasi, yang
akan memproses basis data. Dalam merancang aplikasi harus memastikan
semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user
requirement specification) yang menyangkut perancangan aplikasi program
yang mengakses basis data dan merancang transaksi yaitu cara akses ke basis
data dan perubahan terhadap isi basis data (retrieve, update, dan kegiatan
keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan dengan cara untuk
menciptakan user friendly. Kebanyakan antarmuka pemakai yang diabaikan
akan dapat membuat masalah.
  
16
2.1.4.5 DBMS Selection (optional)
Menurut Connolly & Begg (2010, p325), pemilihan DBMS yang
sesuai untuk mendukung aplikasi basis data yang mencakup:
1.
Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi
2.
Menentukan sasaran, batasan masalah dan tugas yang harus dilakukan
3.
Mendaftar 2 atau 3 jenis barang
Membuat daftar barang-barang, misalkan dari mana barang ini didapat,
berapa biayanya serta bagaimana bila ingin mendapatkannya.
4.
Mengevaluasi barang
Barang-barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut.
5.
Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Merupakan langkah terakhir dari DBMS yaitu mendokumentasikan
proses dan untuk menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan
rekomendasi terhadap salah satu produk DBMS.
2.1.4.6 Database design
Menurut Connolly & Begg (2010, p320), database design adalah
proses membuat perancangan basis data yang
dapat mendukung pekerjaan
dan tugas perusahaan. Menurut
Connolly & Begg (2010, 322), Perancangan
basis data ini memiliki tiga tahapan, yaitu:
1.
Perancangan basis data konseptual
Perancangan basis data konseptual yaitu proses membangun sebuah
model informasi yang digunakan di sebuah perusahaan, terbebas dari
segala pertimbangan fisik.
2.
Perancangan basis data logikal
Perancangan basis data logikal yaitu proses membangun sebuah model
informasi yang digunakan di sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah
model data yang spesifik, tetapi terbatas dari DBMS tertentu dan
pertimbangan-pertimbangan fisikal lainnya.
3.
Perancangan basis data fisikal
  
17
Perancangan basis data fisikal yaitu proses menghasilkan sebuah
deskripsi dari pengimplementasian basis data pada media penyimpanan
sekunder, yang mendeskripsikan hubungan dasar, peng-organisasian file
dan indeks yang digunakan untuk memperoleh akses data secara efisien
serta segala batasan integritas dan ukuran-ukuran keamanan yang
berhubungan.
2.1.4.7 Prototyping
Menurut Connolly & Begg (2010, p333), pengertian prototyping
adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data, yang membolehkan
perancang atau user
untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi
tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan utama dari
mengembangkan suatu prototype
adalah mengijinkan user
untuk
menggunakan prototype
guna mengidentifikasikan corak sistem apakah
bekerja dengan baik dan jika mungkin meningkatkan corak baru kepada
aplikasi database. Dengan cara ini, kebutuhan dari pemakai dan pengembang
sistem dalam mengevaluasi kelayakan design
sistem akan semakin jelas
sehingga kelebihan atau kekurangan sistem dapat ditangani dengan baik. 
Strategi prototyping yang umum digunakan sekarang ada dua, yaitu
requirement dan evolutionary prototyping. Requirement prototyping adalah
menggunakan prototype
untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi
basis data dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan
lagi atau dibuang. Sedangkan evolutionary
prototype menggunakan tujuan
yang sama, tetapi perbedaaan pentingnya adalah prototype tetap digunakan
untuk selanjutnya dikembangkan menjadi aplikasi basis data yang lengkap.
2.1.4.8 Implementation
Menurut Connolly & Begg (2010, p333), implementation merupakan
realisasi secara fisik dari database
dan desain aplikasi. Pada tahap
penyelesaian desain, kini kita dapat menerapkan basis data dan program
aplikasi yang telah kita buat. lmplementasi basis data menggunakan DDL
yang kita pilih dalam melakukan pemilihan DBMS atau dengan
menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang menyediakan fungsional
yang sama dengan pernyataan DDL yang low level.
  
18
Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur basis data dan
mengosongkan file
yang terdapat dalam basis data tersebut. Pandangan
pemakai lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini. Data
Manipulation
Language (DML) digunakan untuk mengimplementasikan
transaksi basis data didalam bagian aplikasi program dari sasaran DBMS,
mungkin termasuk host programming language seperti, Visual basic, Delphi,
C, C++, Java, COBOL, dan Pascal.
2.1.4.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly & Begg (20l0, p34), Data Conversion and Loading
adalah mencakup pengambilan data
dari sistem lama untuk dipindahkan
kedalam sistem yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem
basis
data baru sedang menggantikan sistem yang lama. Sekarang,
DBMS
yang memiliki kegunaan yang dapat mengisi file yang
ada kedalam sistem
yang baru telah dianggap umum, kegunaan yang ada umumnya memerlukan
spesifikasi sumber file dan target basis data yang baru. Ketika conversion and
loading dibutuhkan, prosesnya barus
direncanakan untuk memastikan
kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
2.1.4.10
Testing
Menurut Connolly & Begg (20l0, p334), Testing adalah suatu proses
melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan.
Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan Testing
terlebih dahulu. Hal ini dicapai dengan penggunaan secara hati-hati untuk
merencanakan suatu test
dan data yang realistic sedemikian sehingga
keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metode dan dilaksanakan sesuatu
aturan yang ada.
2.1.4.11
Operation Maintenance
Menurut Connolly & Begg (20l0, p335), operational maintenance
adalah proses memantau dan memelihara system
setelah di-install. Pada
tahapan sebelumnya, basis data benar-benar
diuji dan diimplementasikan.
Sekarang sistem beralih
ketahapan pemeliharaan. Aktifitas yang termasuk
dari tahapan ini adalah sebagai berikut:
  
19
1.
Memantau kinerja dari sistem
Jika kinerjanya menurun dibawah level yang dapat diterima, mungkin
basis data perlu diorganisasi.
2.
Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis data-nya (jika diperlukan)
Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan
kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang diterima. Sebuah DBMS
biasanya menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk membantu
administrasi basis data termasuk kegunaan untuk mengisi data kedalam
basis data dan untuk memberikan informasi seperti pemakasian basis
data dan strategi eksekusi query. Database administrasi dapat
menggunakan informasi ini untuk memperbaiki sistem agar dapat
memberikan kinerja yang lebih baik.
2.1.5 Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly & Begg (2010, p371), Entity Relationship Modeling
merupakan pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat
terhadap data dan penggunaannya didalam suatu perusahaan. Model ini
menggunakan pendekatan top-down
dalam perancangan basis data yang
dimulai dengan  mengidentifikasikan data-data terpenting yang disebut dengan
entitas  dan hubungan antara entitas-entitas tersebut yang digambarkan dalam 
suatu model. 
Entity Relationship Diagram (ERD), data model yang didasarkan pada
persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar
yang disebut entitas dan hubungan antar objek. (Octafian Tri. D). 
2.1.5.1 Tipe Entitas
Menurut Connolly & Begg (2010, p372), entitas adalah
sekumpulan objek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi di dalam
organisasi karena keberadaannya yang bebas. Setiap entitas dilambangkan
dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama dari entitas tersebut.
Nama entitas biasanya adalah kata benda tunggal.
  
20
Tipe entitas antara lain:
1. Strong Entity
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung dengan
entitas lain. 
2. Weak entity
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung dengan entitas
lain.
2.1.5.2 Tipe Hubungan 
Menurut Connolly & Begg (2010, p374), tipe hubungan adalah
sebuah set asosiasi yang memiliki arti diantara tipe entitas. Derajat tipe
hubungan adalah jumlah jenis entitas yang berpartisipasi dalam satu
hubungan.
1.
Binary
Merupakan sebuah hubungan yang mempunyai derajat dua. 
2.
Ternary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat tiga. 
3.
Quartenary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat empat. 
2.1.5.3
Atribut
Menurut Connolly & Begg (2010, p379), atribut adalah sebuah
sifat dari entitas atau tipe hubungan.
1. Simple Attribute
Sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal yang mempunyai
keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil lagi disebut atomic attribute
2. Composite Attribute
Sebuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-
masing komponen mempunyai keberadaan yang bebas. 
  
21
3. Single-Valued Attribute
Sebuah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian
dari tipe entitas. 
4. Multi-ValuedAttribute
Sebuah atribut yang mempunyai nilai untuk setiap kejadian dari tipe
entitas. 
5. Derived Attribute
Sebuah atribut yang merepresentasikan nilai  yang dapat diturunkan
dari nilai atribut yang  berhubungan atau satu set atribut, tidak perlu
berada dalam tipe entitas yang sama. 
2.1.5.4
Key
Menurut Connolly & Begg (2010, p381-382), key adalah sebuah
field yang digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih secara
unik mengidentifikasi setiap record. Terdapat macam-macam key, seperti:
1.
Candidate Key
Merupakan set atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi
setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. 
2.
Alternate Key
Merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik
mengidentifikasi suatu tipe entitas. 
3.
Composite Key
Merupakan sebuah candidate key yang terdiri atas dua atau lebih
atribut.
4.
Foreign Key
Merupakan kandidat key yang tidak terpilih menjadi alternate Key
atau biasa disebut dengan secondary Key.
5. Alternate Key
Merupakan sebuah atribut, atau set atribut  dengan satu relasi yang
cocok dengan beberapa hubungan candidate key.
2.1.5.5 Structural Constraints
Menurut Connolly & Begg (2010, p385), batasan utama pada
hubungan disebut multiplicity. Multiplicity adalah sebuah jumlah atau jarak
  
22
dari kejadian yang memungkinkan sebuah tipe entitas yang berhubungan
dengan kejadian tunggal dari jenis entitas terkait dari hubungan khusus. 
1.
Hubungan One to One (1:1) 
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah kejadian entitas
pada entitas yang satu dengan sebuah kejadian entitas lainnya yang ikut
serta dalam relasi tersebut. 
2.
Hubungan One to Many (1:*) 
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah kejadian entitas
yang satu atau lebih kejadian entitas pada entity yang lainnya yang ikut
serta dalam relasi tersebut. 
3.
Hubungan Many to Many (*:*) 
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara satu atau lebih kejadian
entitas pada entitas yang satu atau lebih lainnya yang ikut serta dalam
relasi tersebut. 
2.1.6
Normalisasi
Menurut Connolly & Begg (20l0: 4l6), Normalisasi adalah sebuah
teknik untuk menghasilkan sekelompok relasi atau hubungan dengan
properti-properti yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data dari
suatu perusahaan suatu desain database harus memenuhi kondisi untuk tidak
mengandung anomali, yaitu suatu kejanggalan dari penempatan atribut
tertentu dari suatu objek data. Untuk membedakan satu record dengan yang
lainnya maka perlu dipilih atribut atau kombinasi atribut sebagai kunci primer
(alternate key). 
Hasil perancangan menggunakan ERD terkadang masih mengandung
bentuk tabel yang tidak bisa mengatasi anomali dan redudansi, maka dari itu
diperlukan sebuah teknik normalisasi terhadap hasil rancangan
tersebut.
(Saraswati, p53). Proses normalisasi yaitu:
2.1.6.1 First Normal Form (1NF)
Aturan normalisasi pertama (lNF) dapat dikatakan bahwa
sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai.
suatu data dikatakan unnormalized (UNF). Jika didalamnya
  
23
mengandung kelompok yang berulang (redundancy group), sehingga
untuk membentuk normalisasi pertama
harus dihilangkan. Nilai dari
setiap atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan
melakukan eliminasi terjadinya data ganda (redundancy data). Namun
pada kondisi pertama ini kemungkinan masih terjadi adanya data
rangkap.
2.1.6.3
Second Normal Form (2NF)
Aturan normalisasi kedua (2NF) dapat dikatakan bahwa
sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan atribut bukan
alternate key yang tergantung secara fungsional kepada alternate key.
Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat
apakah ada atribut bukan alternate key yang merupakan fungsi dari
sebagian alternate key.
2.1.6.4
Third Normal Form (3NF)
Aturan normalisasi ketiga (3NF) adalah sebuah relasi dalam
bentuk normal pertama dan kedua dan setiap atribut yang bukan
alternate key yang bergantung secara transitif kepada alternate key.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat atribut yang bukan key tergantung fungsional terhadap atribut
bukan key lainnya. Dengan cara yang sama, maka setiap
ketergantungan transitif dipisahkan. 3NF sudah cukup baik dalam arti
anomali yang dikandungnya suda sedemikian minimum.
2.1.7
Diagram Aliran Data
Menurut Whitten et al (2004: 326) diagram aliran data adalah suatu
bagan yang menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau
pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sedangkan menurut Indrajani (2011,
p11), Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan
aliran data sampai sebuah 37 sistem.
Diagram Arus Data ini mempunyai simbol-simbol yang dapat
mengungkapkan komponen-komponen dasar dari proses dan aliran sistem.
  
24
Beberapa pengertian simbol (lihat daftar simbol) yang digunakan di dalam
diagram arus data, adalah:
1.
Proses adalah kerja yang dilakukan pada atau sebagai respons terhadap
aliran data masuk atau kondisi.
Gambar 2.2 Simbol Process
(Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman, 2004: 347)
2.
Data Flow menunjukan input data ke proses atau output data (atau
informasi) dari proses. Data flow juga digunakan untuk menunjukan
pembuatan, pembacaan, penghapusan atau pembaruan data dalam file
atau database.
Gambar 2.3 Simbol Data Flow
(Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman, 2004: 357)
3.
External Agent mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem, atau
organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.4 Simbol External Agent
  
25
(Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman, 2004: 357)
4.
Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk penggunaan
selanjutnya. Sinonimnya adalah file dan database.
Gambar 2.5 Simbol Data Store
(Sumber: Whitten, Bentley, & Dittman, 2004: 366)
2.1.8
Metodologi Desain Basis Data 
Menurut Connolly & Begg (2010, p466), metodologi desain basis data
adalah sebuah pendeketan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik,
peralatan dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses
perancangan. Tahapan metodologi desain basis data, yaitu: 
2.1.8.1 Desain Basis Data Konseptual
Desain basis data konseptual adalah proses mengkontruksi
model data yang digunakan dalam perusahaan terlepas dari semua
pertimbangan fisik. Langkah-langkah dalam perancangan basis data
konseptual adalah sebagai berikut:
Step 1
: Membangun model data konseptual
Tujuannya adalah untuk membangun model data konseptual
dari data kebutuhan perusahaan. 
Step 1.1:  Mengidentifikasi tipe entitas
Step 1.2:  Mengidentifikasi tipe relasi 
Step 1.3:
Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut suatu entitas
atau hubungan. 
Step 1.4:
Menentukan domain atribut. 
  
26
Step 1.5:
Mengidentifikasi atribut candidate
key
dari setiap tipe
entitas, dan jika terdapat lebih dari satu candidate key maka
dipilih satu menjadi alternate
key, dan sisanya menjadi
alternate key.
Step 1.6:  Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan
lanjutan (langkah optional). 
Step 1.7: Mengecek model untuk redudansi. 
Step 1.8:  Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna. 
Step 1.9:  Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan
pengguna. 
2.1.8.3
Desain Basis Data Logikal 
Desain basis data logikal adalah proses mengkonstruksi model
dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model
data spesifik, terlepas dari DMBS khusus dan pertimbangan fisikal
lainya. 
Step 2   : Membangun dan memvalidasi model data logical
 
Tujuannya untuk menerjemahkan data model konseptual
kedalam model data logis, kemudian untuk memvalidasikan model
tersebut guna memerikasa model tersebut benar secara struktural dan
mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan. 
Step 2.1: Menurunkan hubungan untuk data model logikal.
Step 2.2: Memvalidasikan hubungan menggunakan normalisasi.
Step 2.3: Memvalidasi hubungan terhadap transaksi pengguna.
Step 2.4: Mengecek batasan integritas.
Step 2.5: Meninjau data model logikal dengan pengguna.
Step 2.6:
Menggabungkan data model logikal kedalam model global
(langkah opsional).
Step 2.7: Mengecek perkembangan kedepannya.
2.1.8.4
Desain Basis Data Fisikal 
Desain basis data fisikal adalah proses memproduksi deskripsi
dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan sekunder,
  
27
yang mendefinisikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses efisien ke dalam data, dan batasan
integritas terkait dan batasan keamanan. 
Step 3
: Menerjemahkan data model logikal untuk target DBMS
Tujuannya untuk
menghasilkan skema basis data relational
dari data model logikal yang dapat diimplementasikan dalam target
DBMS. 
Step 3.1: Merancang relasi dasar.
Step 3.2: Merancang representasi dari data turunan.
Step 3.3: Merancang batasan umum. 
Step 4 
:  Merancang organisasi file dan index
Tujuannya untuk menentukan file
organisasi yang optimal,
untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang pantas untuk diterima. 
Step 4.1 : Menganalisis transaksi.
Step 4.2: Memilih file organisasi.
Step 4.3: Memilih indeks.
Step 4.4: Memperkirakan kebutuhan space disk.
Step 5
: Merancang pandangan pengguna
Tujuannya untuk merancang tampilan pengguna yang di
identifikasi dengan menggunakan kumpulan kebutuhan dan tahapan
analisis dari siklus hidup pengembangan sistem basis data. 
Step 6
: Merancang mekanisme pengamanan
Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan basis
data seperti yang yang ditentukan oleh pengguna selama kebutuhan
pengumpulan siklus hidup pengembangan basis data. 
Step 7 
: Mempertimbangkan pengenalan dari redudansi terkontrol
  
28
Tujuanya untuk menentukan apakah memperkenalkan
redudansi secara terkendali  dengan relaksasi aturan normalisasi akan
meningkatkan kinerja sistem. 
Step 8: Memantau dan menyesuaikan sistem operasional
Tujuannya untuk mengawasi sistem operasional dan
meningkatkan kinerja dari sistem untuk memperbaiki ketidak layakan
rancangan keputusan atau mencerminkan perubahan kebutuhan. 
2.2 Teori Khusus
2.2.1 e-HRM
e-HRM atau electronic Human Resources Management adalah sistem
komputer yang digunakan untuk memperoleh, menyimpan, mengambil dan
mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan SDM (Noe, Hollenbeck,
Gerhart, 2010: 63). e-HRM mengacu pada pemrosesan dan pengalihan informasi
digital yang
digunakan pada SDM yang meliputi teks, suara dan gambar visual
dari satu komputer atau perangkat elektronik yang lain. e-HRM memungkinkan
pegawai melakukan komunikasi terkait masalah SDM melalui laptop pribadi,
ponsel, blackberry atau ipod setiap saat.
Untuk melihat bagaimana dampak e-HRM dalam praktik manajemen
sumber daya manusia, dapat dilihat pada table berikut:
PRAKTIK MSDM
DAMPAK e-HRM
Analisis dan perancangan pekerjaan
Para karyawan di berbagai lokasi yang
terpisah secara geografis dapat
bekerjasama dalam tim virtual dengan
menggunakan video, e-mail dan internet
Perekrutan
Memasang pengumuman lowongan kerja
secara online, para pelamar dapat
  
29
melamar pekerjaan secara online
Pelatihan
Pembelajaran online
dapat memberikan
pelatihan kepada para karyawan dimana
saja dan kapan saja.
Seleksi
Simulasi-simulasi secara online
yang
meliputi tes video dan e-mail yang dapat
mengukur kemampuan para calon
Tabel 2.1 Dampak e-HRM terhadap praktik SDM
2.2.2 Sistem Informasi Management
Menurut
McLeod,
Raymond
Jr,
Sistem
Informasi
Manajemen
(SIM)
adalah
kumpulan
dari
manusia
dan
sumber
daya
modal
di
dalam
suatu
organisasi
yang
bertanggung
jawab
mengumpulkan  data,
pengolahan
data
untuk
menghasilkan
informasi
yang berguna
untuk
semua
tingkat
manajemen
di
dalam
tingkat perencanaan dari pengendalian.
2.2.2.1 Sumber Daya Manusia
Menurut
Abdurrahmat
Fathoni 
(2006,
p8)
Sumber
Daya
Manusia
merupakan modal dan kekayaan yang
terpenting dari setiap kegiatan
manusia.
Manusia sebagai
unsur terpenting
mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
cara
tersebut.
Waktu,
tenaga
dan
kemampuanya
benar-benar
dapat
dimanfaatkan
secara
optimal
bagi
kepentingan
organisasi,
maupun
bagi
kepentingan individu.
2.2.3 Perekrutan 
Menurut Kaswan (2012, p67), Rekrutmen sebagai praktik atau aktivitas yang
dilakukam organisasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi, menarik dan
mempekerjakan orang yang paling qualified. Peranan rekrutmen adalah membangun
persediaan tenaga kerja baru yang potensial yang dapat digunakan organisasi pada
saat dibutuhkan.
  
30
Menurut Penny Clark (2001, p166), rekrutmen adalah metode komunikasi
yang jelasmengenai permintaan untuk posisi yang kosong atau baru dalam
perusahaan. Aktivitas rekrutmen dirancang untuk mempengaruhi:
1.
Jumlah orang yang melamar lowongan kerja.
2.
Jenis orang yang melamar lowongan kerja.
3.
Kemungkinan mereka yang melamar lowongan kerja itu akan menerima posisi
jika ditawarkan. 
Sumber-sumber Rekrutmen: 
1.
Rekrutmen Internal
a.
Karyawan yang ada, memberitahukan adanya lowongan kerja baru pada
karyawan yang sudah bekerja dalam perusahaan. 
b.
Karyawan sebelumnya, merekrut karyawan yang sebelumnya sudah bekerja
untuk organisasi. 
c.
Rujukan dari karyawan yang ada. 
2.
Rektrutmen Eksternal
a.
Iklan cetak. 
b.
Iklan internet dan situs karir. 
c.
Agen tenaga kerja. 
2.2.4 Pengertian Gaji
Mulyadi (2001: p373) memberikan definisi gaji dan upah adalah sebagai
berikut: gajimerupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
karyawan yang tetap perbulan. Sedangkan menurut UU No. 40 Tahun 2004 tentang
SJSN, Gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa
yang telah atau akan dilakukan.
2.2.4.1 Gaji Pokok
Gaji pokok adalah imbalan jasa dalam bentuk uang yang diberikan
secara tetap dan teratur setiap bulan. Untuk menjamin penggajian yang adil dan
  
31
konsisten, semua pekerjaan dinilai dan
digolongkan dalam kelompok jabatan
yang sepadan dengan skala gaji yang ditetapkan dengan surat keputusan direksi.
Gaji pokok dinyatakan dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan pekerjaan,
tanggung jawab, keahlian, prestasi dan masa kerja. Dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan dan tingkat prestasi kerja karyawan, pimpinan
perusahaan secara umum mengadakan peninjauan gaji satu kali dalam satu tahun
yang dilakukan pada awal tahun dan atau secara khusus peninjauan gaji
karyawan tertentu atas dasar promosi atau prestasi.
Gaji pokok dibayarkan
secara bulanan, setiap kali pada akhir bulan untuk waktu kerja yang telah
dijalani.
Untuk pekerjaan tertentu yang pola pelaksanaannya bersifat khusus,
pimpinan perusahaan dapat menetapkan sistem penggajian tersendiri.
2.2.4.2 Tunjangan Karyawan 
Tunjangan karyawan ialah unsur balas jasa berupa uang atau bentuk lain
yang diberikan kepada karyawan dari jabatan atau fungsi tertentu atas dasar
prestasi kerja atau pencapaian target yang ditetapkan perusahaan serta faktor-
faktor lain sesuai keputusan perusahaan.
2.2.4.3 Bonus
Bonus adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan
tertentu atas dasar prestasi dan atau kinerja perusahaan yang dicapai dalam
periode waktu tertentu. Bonus
bukan merupakan kewajiban perusahaan
dan hanya diberikan selama kondisi perusahaan memungkinkan.
2.2.5 Penempatan Karyawan
Menurut (Hasibuan, 2009, p63), penempatan karyawan merupakan tindak
lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon pegawai yang diterima pada
jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan pada orang
tersebut. Dengan demikian, calon pegawai itu akan dapat mengerjakan tugas-
tugasnya pada jabatan yang bersangkutan
2.2.6 Pelatihan Karyawan
Menurut Rivai (2006), pelatihan didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk
meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang. Pelatihan adalah
  
32
proses secara sistematik mengubah tingkah laku karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan
untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam pekerjaannya.
  
33
2.2.7 Lembur 
Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, atas dasar perintah atasan, yang
melebihi jam kerja biasa pada hari-hari kerja, atau pekerjaan yang dilakukan pada
hari istirahat mingguan karyawan atau hari libur resmi. Prinsip kerja lembur pada
dasarnya bersifat sukarela, kecuali dalam kondisi tertentu pekerjaan harus segera
diselesaikan untuk kepentingan perusahaan.
Menurut Thomas (2002), Pengertian kerja lembur adalah pekerjaan tambahan
yang dilakukan di luar jam kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau
kerjayang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin
diselesaikan dalam hari kerja normal.