![]() 1.
Arsitektur Two-Tier
Pada arsitektur two-tier ini, data operasional ditransformasikan dan
ditransfer ke data warehouse.
Untuk
membantu
proses
transformasi,
sebuah Enterprise Data Model (EDM) dibuat. Enterprise
Data Model
(EDM)
ini menjelaskan
tentang
struktur
data warehouse
dan
berisi
metadata
yang dibutuhkan
untuk
menempatkan
dan
mengakses
database
yang
dihasilkan dan sumber data eksternal. Arsitektur
two-
tier
biasanya
akan
menemukan
kesulitan
performance
bilamana
data warehouse berukuran besar.
Begg (2005,p60)
2.
Arsitektur Three-Tier
Organisasi
yang
menemukan kesulitan dalam menerapkan arsitektur two-
tier
pada
umumnya
akan
beralih
ke
arsitektur three-tier.
User
pada
departemen
pada
umumnya
hanya
mengakses
sebagian
kecil
dari
porsi
data warehouse. Oleh karena itu digunakanlah data mart.
Pada umumnya data mart ini memiliki server yang terpisah dengan data
warehouse, yang bertujuan untuk performance / kinerja yang lebih baik
dan fault tolerance. Masing-masing departemen bertanggung jawab
untuk
mengawasi data mart departemennya.
|