![]() 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network)
Menurut Haykin
(2009), Jaringan Saraf Tiruan (JST)
atau
Artificial Neural Network (ANN)
adalah sebuah jaringan yang
dirancang untuk menyerupai otak manusia
yang bertujuan untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu.
Jaringan ini biasanya
diimplementasikan dengan menggunakan komponen elektronik atau
disimulasikan pada aplikasi komputer.
2.1.1.1 Definisi
Terdapat
berbagai macam definisi Jaringan Saraf
Tiruan (JST), diantaranya:
Menurut Haykin
(2009), Jaringan Saraf Tiruan
adalah
prosesor yang terdistribusi besar besaran secara parallel
yang dibuat dari unit proses sederhana, yang mempunyai
kemampuan untuk menyimpan pengetahuan berupa
pengalaman dan dapat digunakan untuk proses lain. JST
menyerupai otak manusia dalam dua hal:
1.
Pengetahuan didapat oleh jaringan dari lingkungan
melalui proses pembelajaran.
2.
Tenaga koneksi Interneuron, yang diketahui sebagai
bobot sinaptik (synaptic weights), yang digunakan
untuk menyimpan pengetahuan yang didapat.
Menurut Fausett (1994), Jaringan Saraf Tiruan
adalah
proses sistem informasi yang mempunyai performa
karakteristik yang jelas dalam kesamaannya dengan
jaringan saraf dalam bidang biologi. JST sudah
dikembangkan sebagai generalisasi model matematika
dari pengertian manusia atau saraf biologi, berdasarkan
asumsi bahwa:
|
![]() 1.
Proses informasi yang terjadi di banyak elemen
sederhana yang disebut neuron.
2.
Sinyal dikirimkan melalui hubungan koneksi di antara
neuron neuron.
3.
Setiap hubungan koneksi mempunyai bobot yang
saling berhubungan, di mana jaringan saraf yang khas
memperbanyak sinyal yang ditransmisi.
4.
Setiap neuron
mengaplikasikan sebuah fungsi aktifasi
(biasanya berupa non
linear)
ke jaringan inputnya
(jumlah dari bobot sinyal input)
untuk menentukan
sinyal outputnya.
2.1.1.2 Sejarah
Awal dari Jaringan Saraf Tiruan
dimulai pada tahun
1940an. Jaringan Saraf Tiruan pertama dirancang oleh Warren
McCulloch dan Walter Pitts
pada tahun 1943
yang dikenal
dengan McCulloch-Pitts neurons.
Peneliti ini menyadari
bahwa dengan menggabungkan banyak neuron
sederhana
menjadi sistem saraf
adalah sumber peningkatan kemampuan
berhitung.
Donald Hebb merancang hukum pembelajaran pertama
untuk Jaringan Saraf Tiruan
yang dikenal dengan Hebb
Learning.
Pemikiran dia adalah jika dua neuron
aktif secara
bersamaan maka kekuatan koneksi antara neuron
seharusnya
bertambah.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Jaringan Saraf
Tiruan
memasuki masa keemasannya.
Dimulai oleh Frank
Rosenblatt bersama beberapa peneliti lainnya mengenalkan
dan mengembangkan sekumpulan besar Jaringan Saraf Tiruan
yang disebut perceptrons.
Aturan pembelajaran perceptrons
menggunakan pengulangan untuk penyesuaian bobot yang
lebih efektif daripada aturan Hebb.
Bernard Widrow dan muridnya, Marcian (Ted)
Hoff
[Widrow-Hoff, 1960], mengembangkan aturan pembelajaran
|
7
yang berhubungan dekat dengan aturan pembelajaran
perceptron. Aturan ini menyesuaikan bobot untuk mengurangi
perbedaan antara net input
ke unit output
yang diharapkan.
Aturan pembelajaran Widrow-Hoff untuk single-layer network
adalah pelopor dari aturan backpropagation
untuk
multilayer
nets.
Jaringan ini disebut juga ADALINE
yang diinterpretasi
dari Adaptive Linear Neuron atau Adaptive Linear System.
Pada tahun 1970-an pengembangan Jaringan Saraf
Tiruan
memasuki masa sunyi, karena ada demonstrasi dari
Minsky dan Papert dari terbatasnya perceptrons
(contohnya
single-layer
nets) yang tidak mampu menyelesaikan masalah
sederhana seperti XOR dan kurangnya metode umum untuk
melatih jaringan multilayer
net. Walaupun begitu penelitian
untuk Jaringan Saraf Tiruan
masih berlanjut.
Banyak dari
pemimpin pemimpin yang mulai mempublikasikan pekerjaan
mereka, seperti Kohonen, Anderson, Grossberg, dan
Carpenter.
Pada tahun 1980-an antusias dari peneliti kembali
terbentuk, karena ditemukannya metode baru untuk
menyelesaikan masalah XOR
tersebut yaitu metode
backpropagation. Metode ini berguna untuk menyebarkan
informasi tentang kesalahan
kesalahan pada unit output
kembali ke unit hidden.
Tokoh kunci lain yang membuat antusias dari peneliti
kembali adalah John Hopfield. Bersamaan dengan David Tank,
Hopfield mengembangkan beberapa Jaringan Saraf Tiruan
berdasarkan bobot tetap dan aktifasi yang dapat beradaptasi.
Selain itu juga ada Neocognition
yang ditemukan oleh
Kunihiko Fukushima dan teman temannya.
2.1.1.3 Keuntungan
Menurut Haykin (2009), Jaringan Saraf Tiruan
memberikan banyak sifat dan kemampuan yang berguna
diantaranya:
|
![]() 1.
Nonlinearity
Nonlinearity
adalah sifat yang sangat berguna jika
mekanisme fisik yang mendasari bertanggung jawab
atas pembuatan sinyal input adalah non-linear.
2.
Input-output Mapping
Paradigma pembelajaran popular pada saat ini yang
disebut learning with a teacher
atau supervised
learning, melibatkan modifikasi dari bobot sinaptik
Jaringan Saraf Tiruan
dengan mengaplikasikan
sekumpulan contoh training
atau contoh tugas.
Pelatihan pada jaringan dilakukan berulang
ulang
kali untuk semua contoh yang ada, sampai jaringan
tersebut mencapai keadaan yang stabil di mana
tidak
ada perbedaan yang jauh di dalam bobot sinaptik
(synaptic weights).
3.
Adaptivity
Jaringan Saraf Tiruan
mempunyai kemampuan untuk
mengadaptasi bobot sinaptiknya untuk mengubah
lingkungannya.
Pada intinya, Jaringan Saraf Tiruan
dilatih untuk beroperasi didalam lingkungan tertentu
dapat dilatih ulang dengan mudah untuk menghadapai
perubahan kecil di dalam kondisi lingkungan yang
sedang beroperasi.
4.
Evidential Response
Dalam konteks pengenalan pola, sebuah Jaringan Saraf
Tiruan dapat dirancang untuk menyediakan informasi
tidak hanya tentang pola mana saja yang harus dipilih,
tapi juga keyakinan pada keputusan yang dibuat.
5.
Contextual Information
Pengetahuan yang direpresentasikan oleh struktur dan
keadaan aktifasi Jaringan Saraf Tiruan.
Setiap neuron
di dalam jaringan berpotensi dipengaruhi oleh aktifitas
global dari seluruh neuron lainnya di dalam jaringan.
6.
Fault Tolerance
|
9
Jaringan Saraf Tiruan diimplementasikan dalam bentuk
perangkat keras, mempunyai potensi untuk
diwariskannya Fault Tolerance atau kemampuan untuk
berhitung dengan tepat dalam arti performanya
menurun secara perlahan dalam kondisi operasi yang
merugikan.
7.
VLSI Implementability
Sifat paralel yang besar
besaran dari Jaringan Saraf
Tiruan
membuatnya berpotensi cepat untuk
menghitung tugas tertentu. Fitur yang sama ini
membuat Jaringan Saraf Tiruan
cocok untuk
implementasi menggunakan
teknologi
very-large-
scale-integrated (VLSI).
8.
Uniformity of Analysis and Design
Pada dasarnya, Jaringan Saraf Tiruan
menikmati
universalitas sebagai pengolah informasi. Fitur ini
menunjukkan dirinya sendiri dalam berbagai cara :
a.
Neuron, dalam satu bentuk atau lainnya
merepresentasikan sebuah bahan umum untuk
semua Jaringan Saraf Tiruan
b.
Keumuman ini membuatnya memungkinkan
untuk menyebarkan teori dan algoritma
pembelajaran dalam aplikasi yang berbeda dari
Jaringan Saraf Tiruan
c.
Jaringan
jaringan modular dapat dibentuk
melalui integrasi modul (seamless integration
of modules).
9.
Neurobiological Analogy
Rancangan dari Jaringan Saraf Tiruan dimotivasi oleh
analogi dengan otak, yang menjadi bukti hidup bahwa
proses paralel fault-tolerant
tidak hanya mungkin
secara fisik, tapi juga cepat dan kuat. Neurobiologist
melihat Jaringan Saraf Tiruan
sebagai alat penelitian
|
![]() 1
untuk menafsirkan fenomena neurobiologis
(neurobiological phenomena).
2.1.1.4 Model Neuron
Menurut Haykin (2009), neuron adalah unit pengolah
informasi yang merupakan dasar dari proses sebuah Jaringan
Saraf Tiruan. Dijelaskan juga ada tiga elemen dasar dari model
saraf yaitu:
1.
Satu set dari sinapsis, atau penghubung yang masing-
masing digolongkan oleh bobot atau kekuatannya.
2.
Sebuah penambah untuk menjumlahkan sinyal-sinyal
input. Ditimbang dari kekuatan sinaptik masing-masing
neuron.
3.
Sebuah fungsi aktivasi
untuk membatasi amplitudo
output
dari neuron. Fungsi ini bertujuan membatasi
jarak amplitude
yang diperbolehkan oleh sinyal output
menjadi sebuah angka yang terbatas.
Gambar 2.1 Model neuron non-linear
Model
saraf
juga mencakup
bias
diterapkan secara
eksternal. Bias
memiliki
efek meningkatkan
atau menurunkan
input bersih fungsi aktivasi tergantung pada apakah positif atau
|
![]() 11
negatif. Fungsi aktivasi mendefinisikan output
dari neuron.
Ada dua tipe dasar dari fungsi aktivasi:
1.
Threshold Function
(fungsi aktivasi threshold). Di
engineering bentuk fungsi ini sering disebut juga
Heaviside function.
Gambar 2.2 Grafik Fungsi Threshold
2.
Sigmoid Function (fungsi aktivasi sigmoid). Fungsi
aktivasi sigmoid merupakan bentuk paling umum dari
fungsi aktivasi yang digunakan untuk pembuatan
Jaringan Saraf Tiruan. Fungsi yang meningkat secara
tepat yang memperlihatkan keseimbangan yang tinggi
antara sifat linear dan non-linear.
|
![]() 1
Gambar 2.3 Grafik Fungsi Sigmoid
2.1.1.5 Arsitektur
Menurut Haykin (2009), secara umum, ada tiga jenis
arsitektur dari Jaringan Saraf Tiruan yaitu:
1.
Single-Layer Feedforward Networks
Di dalam Jaringan Saraf Tiruan
dengan satu layer,
neuron
-
neuron
diorganisasi dalam bentuk layer
-
layer. Dalam bentuk paling sederhana dari Jaringan
Saraf Tiruan
dengan satu layer, kita mempunyai
sebuah input layer dari node sumber di mana informasi
diproyeksikan ke output layer
dari neuron
tapi tidak
bisa sebaliknya. Dengan kata lain, jaringan ini adalah
tipe feedforward. Input layer
dari node
sumber tidak
dihitung karena tidak ada perhitungan yang dilakukan
|
![]() 13
Gambar 2.4 Single-Layer Feedforward Networks
2.
Multilayer Feedforward Network
Jenis kedua dari Jaringan Saraf Tiruan
yang
bersifat feedforward
dibedakan dengan adanya
keberadaan satu atau lebih hidden
layer.
Hidden disini
berarti bagian dari Jaringan Saraf Tiruan
ini secara
langsung tidak terlihat
dari input
atau output
dari
jaringan tersebut. Fungsi dari hidden
layer
adalah
untuk mengintervensi antara input eksternal dan output
dari jaringan dalam cara yang berguna. Dengan
menambah satu atau lebih hidden layer, jaringan dapat
mengeluarkan statistik tingkat tinggi dari input.
Sumber node
di input
layer
dari jaringan
menyediakan masing-masing elemen dari pola aktivasi
(vectorinput), yang merupakan sinyal input
yang
diaplikasikan ke neuron-neuron
di layer
kedua
(hiddenlayer
pertama). Sinyal output
dari layer
kedua
|
![]() 1
digunakan sebagai input-input
ke layer
ketiga, dan
seterusnya sampai ke sisa dari jaringan.
Gambar di
bawah menunjukkan multi-layer
network
dengan 10
input layer, 4 hidden layer, dan 2 output layer
Gambar 2.5 Multilayer Feedforward Network
3.
Recurrent Networks
Jaringan Saraf Tiruan
Recurrent
berbeda dari
Jaringan Saraf Tiruan
Feedforward
lainnya dengan
mempunyai paling tidak satu feedback loop.
Contohnya, sebuah jaringan recurrent
bisa terdiri dari
neuron
single layer
dengan setiap neuron
memberi
sinyal output
kembali ke input
dari neuron-neuron
lainnya.
Adanya feedback loop
mempunyai pengaruh
yang sangat besar kepada kemampuan pembelajaran
dari jaringan dan juga performanya.
Feedback loop
melibatkan penggunaaan dari cabang-cabang yang
|
![]() 15
terbentuk dari elemen unit-time delay (dilambangkan
dengan Z
-1
)
Gambar 2.6 Recurrent Networks
2.1.1.6 Algoritma Backpropagation
Algoritma Backpropagation untuk melakukan training
terhadap suatu jaringan terdiri dari tiga tahap, yaitu
feedforward
dari pola input
training, backpropagation
dari
error yang terkait, dan penyesuaian bobot.
Langkah-langkah dalam algoritma backpropagation
oleh
Fausett (1994) adalah sebagai berikut
Langkah 0:
Inisialisasi bobot (set bobot pada nilai random
yang kecil).
Langkah 1:
Ketika pada kondisi berhenti salah, lakukan
langkah 2 9.
Langkah 2:
Untuk setiap pasangan training, lakukan
langkah 3 8.
Feedforward
|
![]() 1
Langkah 3:
Setiap unit input
(X
i
, i =1,. . . , n) menerima
sinyal
input
X
i
dan
memancarkan
sinyal
ini
kepada
semua
unit
pada
lapisan
diatasnya
(hidden unit)
Langkah 4:
Setiap hidden unit (Z
j
,j=1,. . . ,p)
menjumlahkan bobot sinyal input.
mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk
menghitung sinyal output
dan mengirim sinyal ke semua unit di lapisan di
atasnya (output unit).
Langkah 5:
Setiap unit output
(Y
k
, k = 1, . . . , m)
menjumlahkan bobot sinyal input.
dan mengaplikasikan fungsi aktivasinya untuk
menghitung sinyal output.
Backpropagation
Langkah 6:
Setiap unit output (Y
k
, k = 1, . .. , m) menerima
pola target sesuai dengan pola training
input,
menghitung informasi error.
menghitung koreksi bobotnya (digunakan
untuk memperbaharui w
jk
)
menghitung koreksi bias (digunakan untuk
memperbaharui w
0k
)
mengirim
ke unit lapisan dibawahnya
Langkah 7:
Setiap hidden unit (Z
j
, j = 1, . . . , p)
|
![]() 17
menjumlahkan delta input (dari
unit di lapisan
atas).
dikalikan dengan turunan dari fungsi aktivasi
untuk menghitung informasi error.
menghitung koreksi bobot (digunakan untuk
memperbaharui v
ij
)
dan menghitung koreksi bias (digunakan untuk
memperbaharui v
0j
)
Update bobot dan bias
Langkah 8:
Setiap unit output
(Y
k
, k = 1, . .. , m)
memperbaharui bias dan bobot (j = 0 , . . . . , p)
Setiap
hidden unit (Z
j
,
j = 1, . . .
, p)
memperbaharui bobot dan bias (i = 0 , . . . . , n)
Langkah 9:
Tes kondisi berhenti.
Algoritma aplikasi
Setelah training, jaringan saraf backpropagation diaplikasikan
dengan hanya menggunakan fase feedforward
dari algoritma
training. Langkah-langkahnya sebagai berikut oleh Fausett
(1994):
Langkah 0:
Inisialisasi bobot (dari algoritma training).
Langkah 1:
Untuk setiap vektor input lakukan langkah 2-4.
Langkah 2:
Untuk i = 1, . . . , n set aktivasi untuk unit input
x
i
.
Feedforward
Langkah 3:
Untuk setiap j = 1, . . . , p
|
![]() 1
Langkah 4:
Untuk setiap k = 1, . . . , m
2.1.2
Human Brain (otak manusia)
Oleh Haykin (2009), diberikan penjelasan mengenai detil
jaringan saraf dalam otak manusia yang dipakai sebagai model
Jaringan Saraf Tiruan. Sistem saraf manusia dibagi dalam tiga
tahapan, seperti yang digambarkan
pada blok diagram dari gambar
2.7. Pusat sistem adalah otak, diwakili oleh jaringan saraf, yang terus
menerima informasi, merasakannya, dan membuat keputusan yang
sesuai. Rangsangan yang diterima akan dikirimkan ke dalam sistem
melalui forward transmission
yang berguna untuk menyampaikan
informasi berupa sinyal, lalu diubah oleh reseptor (receptors) menjadi
impuls listrik (electrical impulses) yang membawa informasi ke
jaringan saraf (otak). Sedangkan efektor (effectors) mengkonversi
impuls listrik yang sudah dihasilkan oleh jaringan saraf menjadi
respon yang dapat dilihat sebagai output sistem.
Gambar 2.7 Tiga Tahap Sistem Saraf Manusia
|
19
Untuk mempermudah dalam mempelajari otak, Ramon y Cajal
(1911) menyatakan neuron
sebagai komponen otak. Karena proses
neuron
yang lambat, otak menutupi kekurangan itu dengan
mempunyai neuron dalam jumlah yang banyak dan interkoneksi yang
sangat besar antar neuron.
Diperkirakan terdapat sekitar 10 milyar
neuron pada korteks manusia (human cortex) dan 60 triliun sinapsis
atau koneksi.
Sinapsis atau ujung saraf, adalah struktur dasar dan unit
fungsional yang menengahi interaksi antar neuron. Jenis sinapsis yang
paling umum adalah chemical synapse, yang beroperasi sebagai
berikut: Presynaptic melepaskan pemancar substansi yang berdifusi
melintasi persimpangan sinaptik antara neuron
dan kemudian
bertindak pada proses postsynaptic. Demikian sinapsis mengubah
presynaptic sinyal elektrik (electrical signal)
ke sinyal kimia
(chemical signal) dan kemudian kembali lagi ke post synaptic dalam
bentuk sinyal elektrik.
Pada otak orang dewasa, akson, jalur transmisi, dan dendrit,
zona reseptif merupakan dua jenis filamen sel yang dibedakan atas
dasar morfologi.
Akson memiliki permukaan yang halus, sedikit
cabang, dan lebih panjang, sedangkan dendrit mempunyai permukaan
yang tidak biasa, dan memiliki banyak cabang (Freeman, 1975).
Ukuran dan bentuk neuron
berbeda-beda menurut letaknya di otak.
Pada gambar 2.8
diilustrasikan bentuk
dari sel piramida (pyramidal
cell), yang merupakan salah satu jenis yang paling umum dari neuron
kortikal. Seperti neuron
lainnya, input
yang diterima berasal dari
ujung dendrit. Sel piramida dapat menerima 10,000 atau lebih kontak
sinaptik, dan dapat memproyeksikannya ke ribuan sel target.
|
![]() 2
Gambar 2.8 Pyramidal Cell (Sel Piramida)
Mayoritas neuron menerjemahkan outputnya sebagai
rangkaian tegangan pulsa singkat yang biasa dikenal sebagai action
potentials atau
spike
yang dekat atau terletak pada badan sel neuron
dan lalu merambat melintasi neuron individu pada kecepatan konstan
dan amplitudo.
Karena fisik akson yang tipis, sangat panjang, dan
kapasitasnya yang tinggi, maka action potentials sangat dibutuhkan
untuk komunikasi antar neuron.
Pada otak, terdapat dua skala organisasi anatomi, yaitu skala
kecil dan skala besar, dan perbedaan fungsi pada tingkat yang rendah
dan yang lebih tinggi. Pada gambar 3 terdapat hirarki tingkat jalinan
organisasi yang dihasilkan dari pekerjaan yang luas pada analisis
daerah lokal di otak (Sheperd dan Koch, 1990; Churchland and
Sejnow-ski, 1992). Sinapsis merupakan tingkat yang paling mendasar,
tergantung pada molekul dan ion.
Pada tingkat selanjutnya, terdapat
neural microcircuits, dendritic trees (pohon dendrit), dan lalu neuron.
|
![]() 21
Neural microcircuit
mengacu pada perakitan sinapsis yang diatur
dalam pola konektivitas untuk menghasilkan operasi fungsional yang
penting. Neural microcircuit berkumpul untuk membentuk dendritic
subunits dalam dendritic trees pada neuron
individu. Pada tingkat
kompleksitas berikutnya, terdapat local circuits yang terbuat dari
neuron-neuron
yang sama atau berbeda. Setelah itu terdapat
interregional circuits
yang terdiri dari jalur-jalur (pathways), kolum-
kolum (columns), dan peta topografi (topographic maps), yang
melibatkan beberapa daerah yang terletak di berbagai bagian otak.
Gambar 2.9 Hierarki Tingkat Jaringan Pada Otak
Topographic maps
disusun untuk menanggapi informasi
sensorik yang masuk, biasanya dalam bentuk lembaran, seperti di
superior colliculus. Pada level kompleksitas terakhir, topographic
maps
dan interregional circuit (sirkuit antar
daerah) lainnya
menengahi jenis perilaku tertentu dalam central neurvous system
(sistem saraf pusat).
|
2
2.1.3
Forecasting (Prediksi /Peramalan)
Menurut Marshall dan Oliver (1995), peramalan
adalah
sesuatu yang harus dilakukan jika ingin merencanakan untuk masa
depan. Kebanyakan Peramalan
menggunakan data masa lalu untuk
mengidentifikasi trend jangka pendek, menengah ataupun panjang dan
menggunakan pola-pola ini untuk memproyeksikan posisi sekarang
untuk masa yang akan datang
Peran dari Peramalan
ini adalah untuk menggunakan semua
informasi yang tersedia dan saling berhubungan untuk mempertajam
pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian dari hasil pengukuran
yang mempengaruhi keputusan dan hasil akhir. Informasi bisa dalam
bentuk pengamatan data yang lalu dari beberapa variabel tambahan
yang mempengaruhi atau dipengaruhi dari nilai pengukuran yang
digunakan pada perumusan masalah
Menurut Edward dan Finlay (1997), untuk meramal suatu nilai
berdasarkan data yang lalu, maka digunakan teknik time series
analysis. Time series adalah kumpulan hasil observasi dari suatu nilai
sebuah variabel yang membentuk suatu rangkaian waktu. Pendekatan
dari teknik ini ada dua, salah satunya melakukan peramalan dengan
mengidentifikasi pola dari data yang lalu. Cara yang lain adalah
dengan melakukan peramalan
secara langsung dari nilai-nilai dari
suatu data.
Filosofi dari pendekatan berdasarkan pola dari masa lalu
adalah:
1.
Masa yang akan datang akan sama seperti masa lalu.
2.
Laju perubahan di masa yang akan datang akan sama seperti
masa lalu.
3.
Perubahan pada laju perubahan di masa yang akan datang akan
sama seperti masa lalu.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pola yang cukup
kompleks untuk memproduksi peramalan
yang diterima, tetapi tidak
terlalu kompleks daripada yang dibutuhkan.
Pendekatan berdasarkan nilai-nilai data yang memusatkan
lebih pada pekerjaan dengan nilai yang lalu.
Gagasan ini adalah
|
23
melakukan peramalan dengan memperbaharui data dengan data yang
baru segera setelah data itu tersedia.
2.1.4
Nilai Tukar
Menurut Copeland (2008), cara mudah mengerti nilai tukar
adalah harga. Ketika berhadapan dengan nilai tukar, muncul fakta
bahwa dalam pasar mata uang banyak transaksi yang melibatkan
perantara yang bertindak sebagai pembeli sementara untuk agen yang
ingin menjual barangnya dan sebaliknya bagi yang ingin membeli.
Dalam beberapa kasus, mereka memberikan biaya tambahan atau
komisi untuk jasa tersebut agar pembeli dan penjual sepakat. Namun
dalam kebanyakan transaksi, sumber dari penghasilan mereka berada
pada selisih antara harga di mana mereka membeli mata uang tersebut
dan harga mereka menjual. Ada kalimat khusus untuk menjelaskan
hal ini oleh Copeland (2008:8)
The bid rate for currency A in terms of currency B is the rate
at which dealers buy currency A (sell currency B). The offer
(or ask) rate is the rate at which dealers sell currency A (buy
currency B). The (bid/ask) spread is the gap between the offer
and bid rates.
Seperti harga-harga barang, harga nilai tukar ditentukan oleh
jumlah penawaran dan permintaan. Jika diibaratkan dengan dolar dan
rupiah, maka semua penawaran dari dolar adalah sama dengan
permintaan kepada rupiah dan sebaliknya.
Ada beberapa sistem tukar yang dikenal salah satunya adalah
sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate). Sistem nilai
tukar mengambang merupakan sistem nilai tukar yang tingkatnya
ditentukan
secara eksklusif
oleh keseimbangan
yang mendasari
penawaran dan permintaan
untuk
mata uang yang terlibat
tanpa
campur tangan
dari luar. Jika permintaan dolar bertambah dan
penawaran rupiah bertambah maka akan membuat rupiah turun
hingga posisi di bawah normal. Membuat bertambahnya penukaran
dolar menjadi rupiah daripada membeli dolar dengan rupiah. Dan
kalau permintaan rupiah bertambah dan penawaran dolar juga
|
2
bertambah maka akan membuah harga rupiah naik di atas harga
normal membuat bertambahnya pembelian dolar dengan rupiah.
2.1.5
Unified Modelling Language (UML)
Whitten dan Bentley (2007) menjelaskan dalam bukunya beberapa bentuk
diagram UML, antara lain :
2.1.5.1 Use Case
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi
antara sistem dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis
menggambarkan siapa yang menggunakan sistem dan bagaimana
interaksinya dengan sistem.
Bagian utama dalam use case ada 2 yaitu:
1.
Actor
Use
case
dimulai oleh pengguna eksternal dinamakan
aktor. Seorang aktor memulai aktivitas pada sistem dengan
tujuan menyelesaikan suatu tugas yang menghasilkan
sesuatu. Aktor digambarkan dengan
stick figure
dengan
penamaan sesuai peran dari aktor.
2.
Relationship
Relationship digambarkan sebagai garis antara dua simbol
di use
case
diagram. Relationship
digunakan untuk
menggambarkan hubungan interaksi yang terjadi.
2.1.5.2 Sequence Diagram
Sequence Diagram
atau yang disebut juga system sequence
diagram
adalah diagram yang menggambarkan interaksi
antara aktor dan sistem pada skenario
use
case. Sequence
diagram
membantu kita mengidentifikasi high-level messages
yang masuk dan keluar dari sistem. Pesan ini dikirimkan antar
objek untuk saling berkomunikasi.
Notasi dari Sequence Diagram
|
25
1.
Actor
aktor digambarkan dengan simbol aktor dari
use case.
2.
System kotak menggambarkan sistem sebagai black
box atau secara keseluruhan. Titik dua (:) adalah
notasi standar sequence
diagram
untuk menunjukkan
instance yang berjalan dari sistem.
3.
Lifelines
garis vertical putus-putus yang memanjang
ke bawah dari simbol aktor dan sistem menunjukkan
riwayat dari sequence.
4.
Activation
bars
batang yang diletakkan di atas
lifeline
menunjukkan periode waktu ketika peserta
aktif dalam interaksi
5.
Input messages panah horizontal dari aktor ke sistem
menunjukkan pesan input. Konvensi pesan di UML
adalah dengan memulai kata pertama dengan huruf
kecil dan kata tambahan
dengan huruf besar tanpa
spasi. Parameter dipisahkan dengan tanda koma.
6.
Output
messages
panah horizontal dari sistem ke
aktor dengan garis putus-putus.
Panduan menggambar sequence diagram
1.
Pilih use case
mana yang akan digambarkan sequence
diagram-nya.
2.
Gambar persegi panjang untuk menunjukkan sistem
secara keseluruhan dan tambahkan lifeline
dibawahnya.
3.
Identifikasi setiap aktor yang secara langsung
menyediakan input
ke sistem atau secara langsung
menerima output
dari sistem. Tambahkan lifeline
di
bawah aktor.
4.
Periksa use case narrative untuk mengenali input dan
output sistem. Abaikan message di dalam sistem.
Gambarkan pesan eksternal dengan panah horizontal
|
2
dari lifeline aktor ke sistem atau sebaliknya. Namakan
input sesusai penamaan UML.
5.
Tambahkan frame
untuk menunjukkan pesan opsional
dengan kondisi.
6.
Pastikan pesan yang ditampilkan dalam urutan yang
benar.
2.1.5.3 Activity Diagram
Activity
Diagram
adalah diagram yang digunakan secara
grafik menggambarkan aliran dari proses, langkah
langkah
use case
atau logika dari perilaku objek (metode). Mereka
mirip dengan flowchart namun berbeda pada mekanisme yang
disediakan untuk menggambarkan aktivitas yang terjadi secara
parallel. Oleh karena itu mereka sangat berguna untuk
memodelkan action
yang akan dilakukan ketika suatu operasi
dilakukan maupun hasil dari tindakan tersebut. Activity
diagram
fleksibel karena mereka dapat digunakan pada saat
desain dan analisis.
Notasi dari activity diagram
1.
Initial node
lingkaran solid yang menggambarkan
permulaan dari proses.
2.
Actions
rounded rectangle
yang menggambarkan
langkah individual.
3.
Flow
panah pada diagram menunjukkan.
Kebanyakan flow tidak membutuhkan kata-kata untuk
menjelaskan mereka kecuali datang dari decision.
4.
Decision
bentuk diamond
dengan satu flow
masuk
dan dua atau lebih flow
keluar. Flow
yang keluar
menandakan kondisi.
5.
Merge
bentuk diamond
dengan dua atau lebih flow
keluar dan satu flow
masuk. Kombinasi flow
yang
dipisahkan oleh decision. Proses berlanjut dengan flow
yang mana saja yang masuk ke merge.
|
27
6.
Fork batang hitam dengan satu flow
masuk dan dua
atau lebih flow
keluar. Action
dalam flow
parallel di
bawah fork dapat terjadi pada urutan apapun atau
berbarengan.
7.
Join batang hitam dengan dua atau lebih flow masuk
dan satu flow keluar, di akhir proses yang berbarengan.
Semua action
yang datang ke join
harus lengkap
sebelum proses berlanjut.
8.
Activity final
lingkaran solid
di dalam lingkaran
hollow (kosong) menggambarkan akhir dari proses.
Panduan untuk menggambar activity diagram
1.
Mulai dengan initial node sebagai titik awal
2.
Tambahkan partisi jika sesuai dengan analisis
3.
Tambahkan action
untuk setiap langkah di use
case
(atau setiap langkah yang dilakukan aktor)
4.
Tambahkan flow
dari setiap action
ke action
lainnya,
decision point, atau end point. Untuk presisi
maksimum dari arti, setiap action hanya boleh ada satu
aliran masuk dan satu aliran keluar dengan semua
forks, joins, decisions
dan merges
ditampilkan secara
eksplisit.
5.
Tambahkan decisions
dimana flow
menyebar ke rute
yang berbeda. Jangan lupa untuk menyambungkan
kembali dengan merge.
6.
Tambahkan fork dan joins dimana aktivitas dijalankan
parallel.
7.
Akhiri dengan satu notasi dengan activity final
2.2
Related Works
2.2.1
Stock Price Prediction using Neural Network with Hybridized Market
Indicators
Adebiyi
A.A., Ayo C.K. , Adebiyi
M.O. , dan Otokiti
S.O.
menulis jurnal tentang prediksi harga saham menggunakan Jaringan
|
2
Saraf Tiruan (Neural Network)
dengan indicator pasar campuran
(hybrid) yang menggabungkan penggunaan variabel-variabel analisis
teknis dan analisis dasar (fundamental) dari indikator pasar saham.
Jaringan Saraf Tiruan
(JST) adalah teknik data mining
yang
dapat
belajar dan mendeteksi hubungan antar variabel non-linear. JST juga
memungkinkan analisis yang lebih dalam pada set data yang besar
terutama yang memiliki kecenderungan untuk berfluktuasi dalam
periode waktu yang singkat.
Jurnal ini akan membahas tentang perbandingan
model JST
untuk memprediksi pasar saham dengan menggunakan JST multilayer
perceptron dengan jumlah 3 lapisan yang terdiri dari input
layer
(x
node), hidden layer
(z node), dan output
layer
(y node).
Algoritma
pembelajaran (training)
yang dipakai adalah algoritma
backpropagation
dengan fungsi aktivasi sigmoid karena
telah
ditemukan literatur yang membuktikan bahwa fungsi aktivasi sigmoid
lebih baik daripada fungsi-fungsi
lainnya, seperti Unit Step function,
Gaussian function, Piecewise
Linear function, dan Binary Transfer
function.
Perbandingan model JST akan dilakukan dengan
membandingkan model JST dengan variabel input yang berbeda, yaitu
model JST hybrid (18 z
1, z=18,
,26)
dengan variabel hybrid
(variabel analisis teknis dan analisis fundamental) dan model JST
analisis teknis (10
z
1, z = 10,
, 18) dengan variabel analisis
teknis sebagai variabel input
masing-masing JST. Variabel analisis
teknis adalah indeks inti pasar saham (harga saham saat ini, harga
pembukaan, harga penutupan, volume, harga tertinggi, harga terendah,
dll), sedangkan variabel analisis fundamental adalah indeks kinerja
perusahaan (harga per pendapatan tahunan, rumor/berita, nilai buku,
status keuangan, dll).
Hasil perbandingan yang didapat dengan kedua JST diatas
dengan jumlah input
node, hidden node
yang berbeda
dan 1 output
node
membuktikan
bahwa JST hybrid
lebih akurat daripada JST
analisis teknis. Hal ini didapat dengan membandingkan
hasil yang
paling akurat dari masing-masing JST, yaitu JST hybrid
dengan
|
![]() 29
jumlah node
input-hidden-output
18-24-1 (gambar 2.10)
dengan JST
analisis teknis dengan jumlah node
input-hidden-output
10-17-1
(gambar 2.11).
Gambar 2.10 Prediksi neural network I
Gambar 2.11 Prediksi neural network II
|
3
Berdasarkan jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggabungkan variabel utama dengan variabel-variabel lainnya
yang non-linear
dapat menghasilkan hasil prediksi yang lebih akurat
daripada menggunakan 1 variabel utama saja. Begitu pula dengan
tugas akhir ini yang menggabungkan mata uang sebagai variabel
utama dan faktor-faktor lainnya seperti inflasi, harga minyak mentah,
jumlah uang beredar, dan tingkat suku bunga sebagai variabel lainnya
agar dapat memperoleh hasil prediksi yang lebih akurat.
2.2.2
Artificial Neural Network Model for Forecasting Foreign Exchange
Rate
Dalam jurnal oleh
A.A.Philip, A.A.Taofiki, A.A.Bidemi
dijelaskan bahwa model statistik
saat
ini yang digunakan untuk
prediksi, tidak bisa menangani secara efektif ketidakpastian dan
ketidakstabilan dari data pertukaran mata uang.
AFERFM
(Artificial
Neural Network Foreign Exchange Rate Forecasting Model)
dirancang untuk membetulkan beberapa masalah ini. Dalam beberapa
tahun belakangan,
Jaringan Saraf Tiruan
(neural
network) berhasil
digunakan untuk pemodelan financial time series.
Jaringan Saraf
Tiruan
(JST) adalah fungsi universal yang dapat memetakan setiap
fungsi non-linear
tanpa asumsi dari sifat-sifat data.
JST
juga lebih
noise tolerant,
dengan kemampuan untuk mempelajari sistem yang
kompleks dengan data yang tidak lengkap atau rusak. Selain itu
mereka juga lebih fleksibel, memiliki kemampuan untuk mempelajari
sistem dinamis melalui proses training kembali dengan data baru.
Desainnya dibagi menjadi dua fase: training dan forecasting.
Dalam fase training, backpropagation
digunakan untuk melakukan
training
nilai tukar mata uang dan mempelajari bagaimana
memperkirakan input. Fungsi aktivasi sigmoid
digunakan untuk
merubah input
ke jarak standar [0,1]. Bobot yang digunakan diacak
antara [-0.1,0.1] untuk mendapat input
yang konsisten dengan
training. Salah satu model lain yang digunakan untuk memprediksi
nilai tukar mata uang adalah Hidden Markov Foreign Exchange Rate
Forecast Model (HFERFM).
|
![]() 31
Dalam training, umumnya meliputi pemberian sampel training
sebagai vektor input
melalui
JST,
menghitung kesalahan dari output
layer, kemudian menyesuaikan bobot dari jaringan untuk
meminimalisasi kesalahan. Proses menentukan besarnya perubahan
dari faktor bobot yang menghasilkan output
akurat adalah yang
disebut sebagai training.
Dalam backpropagation, penyesuaian bobot
terus dilakukan sampai kesalahan (error) lebih kecil dari batas yang
diinginkan di mana jaringan dianggap sudah terlatih.
Algoritma yang digunakan untuk menyebarkan pembetulan
kesalahan (error) adalah:
W
ij
(baru)- W
ij
(lama) =
Di mana
W adalah bobot, E adalah parameter error,
adalah faktor
proportional yang disebut learning rate.
Dari sejumlah tes yang telah dilakukan, kesimpulan yang
didapat, akurasi dari AFERFM adalah 81.2% lebih baik dibanding
dengan menggunakan HFERFM dengan akurasi 69.9%. Tingkat
perubahan dari AFERFM lebih pasti dan tidak berubah-rubah
dibanding dengan HFERFM.
Perbedaan di antara metode yang dipakai dalam tugas akhir ini
dengan metode di dalam jurnal ini adalah penggunaan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi ditambah nilai tukar mata uang dalam kurun
waktu tertentu sebagai input sedangkan metode dalam jurnal ini hanya
memakai nilai tukar mata uang sebagai input. Dengan ini diharapkan,
metode kami dapat menghasilkan akurasi yang lebih baik.
2.2.3
A Network Model for Time-Series Forecasting
Kemudian satu jurnal menarik dari Nicolae Morariu, Eugenia
Iancu, Sorin Vlad
berjudul A Network Model for Time-series
Forecasting
mereka berpendapat bahwa pengkajian atas tingkat
pengembangan untuk suatu aktivitas tertentu dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis evolusi indikator yang menggambarkan baik
tingkat kuantitatif serta mutasi kualitatif secara bersamaan.
|
![]() 3
Jika diperhatikan karakteristik sederet data x1
, x2, x
3
, x
n
, x
adalah bentuk yang didefinisikan oleh karakteristik tersebut.
Kemudian bentuk x dapat dianggap sebagai vektor x (x1, x2, x
3
, x
n
).
Parameter sebanyak n dari vektor x diberikan metode pengolahan
yang berbeda: normalisasi data, transformasi linier dan nonlinier,
seleksi pola. Jika nilai parameter besarnya berbeda, maka parameter
dengan nilai absolut yang tinggi akan memiliki pengaruh yang lebih
besar atas hasil klasifikasi dan nilai parameter harus memiliki urutan
yang sama besarnya. Metode yang sering digunakan adalah metode
penyesuaian domain. Transformasi dari nilai parameter berikut yang
diterapkan adalah:
Prediksi adalah masalah sulit dan dapat dilihat sebagai
pengenalan pola sementara yang sangat cocok diselesaikan dengan
JST.
Subjek variable perdiksi dapat berbeda dari data sebelumnya
(independent variables). Metode backpropagation dan fungsi aktivasi
sigmoid adalah hal yang paling penting dan merupakan metode yang
digunakan untuk pelatihan multilayer neural networks feedfoward.
Dalam jurnal ini terdapat satu metode lagi untuk
menyelesaikan masalah prediksi, yaitu analisa regresi.
Dalam
hal
sistem
linear, pendekatan regresi
memiliki
relevansi praktis. Karena
kemampuan mereka
untuk mendeteksi
ketergantungan
non-linear
dalam
input set data, jaringan saraf
yang
merupakan alternatif yang
efisien untuk metode yang ada.
Jurnal ini juga mengkonfirmasikan bahwa prediksi untuk
periode yang lebih
panjang tidak akurat (4 tahun). Untuk
mendapatkan hasil 4 tahun kedepan disarankan memprediksi secara
bertahap 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun ke
depan.
Berdasarkan jurnal ini
prediksi memang cocok untuk diselesaikan dengan JST.
Oleh karena
itu, lebih baik prediksi dilakukan secara bertahap hingga mencapai
waktu yang diinginkan dengan mengisi kekosongan data pada tahap-
tahap sebelumnya yang dibutuhkan untuk prediksi selanjutnya agar
menghasilkan prediksi yang akurat pada hasil akhir.
|