7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori sistem basis data
2.1.1 Basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010:65) basis data dapat dianggap
sebagai sekumpulan data yang saling terkait secara logis yang disertai
deskripsi data tersebut , dan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan
informasi sebuah organisasi.
Menurut Asabe, Oye, dan Monday (2013:69), dalam jurnalnya
menjelaskan basis data adalah sekumpulan record
yang terstruktur dan
saling berhubungan yang disimpan pada beberapa lokasi untuk
memudahkan pengambilan dan eksplorasi data. Basis data dirancang
untuk membantu menghilangkan data yang tidak penting dan mengurangi
duplikasi data.
2.1.2 Relational database
Menurut Connolly dan Begg (2010: 146), relational database
adalah suatu kumpulan dari relasi yang telah dinormalisasi dengan nama
relasi yang berbeda satu dengan yang lain.
Relational database terdiri dari kumpulan tabel yang menyimpan
data tertentu. Relational database
menghasilkan informasi dalam tabel
dan kolom. Tabel diartikan sebagai relasi yaitu
sekumpulan data yang
berasal dari jenis yang sama. Data – data dalam tabel dihubungkan sesuai
dengan keys yang ada.
2.1.3 Database management system
Menurut Connolly dan Begg
(2010: 66), DBMS
adalah sebuah
sistem perangkat lunak yang memampukan user
untuk mendifinisikan,
membuat, memelihara, dan mengendalikan akses terhadap sistem basis
data. Amy dan Ramaddan (2005:D-7), menjelaskan bahwa pengelolaan
database
secara
fisik tidak dilakukan
oleh pemakai
secara
langsung,
tetapi ditangani oleh sebuah perangkat
lunak (sistem) yang khusus.
|
8
Perangkat
lunak inilah (disebut DBMS)
yang akan
menentukan
bagaimana
data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil
kembali.
DBMS
juga menerapkan
mekanisme pengamanan
data,
pemakaian
data secara
bersama, konsistensi
data, dan sebagainya.
Perangkat lunak
yang
termasuk DBMS adalah
dBase
III+,
FoxBase, MS-Access
dan Borland-Paradox
(untuk
kelas
sederhana)
atau Borland-Interbase,
My SQL,
SQLServer,
Oracle,
Informix,
dan Sybase
(untuk
kelas
kompleks). Multi
DBMS
berarti penggunaan
beberapa
DBMS secara
bersama-sama
dalam
satu aplikasi.
Satu DBMS bisa terdiri dari beberapa
database. Satu
database
bisa terdiri
dari
beberapa
tabel.
Satu
tabel terdiri
dari
beberapa field.
2.1.3.1 Komponen DBMS
Connolly dan Begg (2010:68-73) menjelaskan ada 5
komponen utama yang dimiliki oleh DBMS, yaitu :
1. Hardware (perangkat keras)
Dibutuhkan perangkat keras untuk menjalankan DBMS
dan
aplikasinya seperti personal computer, mainframe, maupun
jaringan yang terdiri dari banyak komputer.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen dari perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan program aplikasi.
3. Data
Data pada sebuah sistem basis data baik itu single-user system
maupun multi-user system
harus terintegrasi dan dapat
digunakan bersama.
4. Prosedur
Instruksi dan aturan yang harus disertakan dalam mendesain
dan menggunakan data dalam basis data dan DBMS.
5. Manusia
Orang-orang yang terlibat dalam DBMS antara lain :
a.
Data administrator, orang yang bertanggung jawab dalam
manajemen data yang meliputi database planning, standar
|
9
pengembangan dan pemeliharaan, aturan dan prosedur, dan
perancangan basis data konseptual/logikal.
b.
Database administrator, orang bertanggung jawab terhadap
realisasi fisikal dari database yang meliputi perancangan
dan implementasi basis data fisikal, kontrol keamanan dan
integritas, pemeliharaan sistem operasional, dan
memastikan bahwa performa aplikasi dapat memuaskan
user.
c.
Database
designer, ada dua tipe dari database
designer
yaitu :
i.
Logical
database
designer, tugasnya berhubungan
dengan pengidentifikasian data (entitas dan atribut),
hubungan antar data, dan constraint pada data yang
akan disimpan dalam basis data.
ii.
Physical
database
designer, bertugas untuk
memutuskan bagaimana desain logikal basis data
direalisasikan.
d.
Application
developer, bertanggung jawab untuk membuat
aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa
pemrograman yang ada.
e.
End
user, terdiri dari pengguna yang tidak perlu
mengetahui basis data dan DBMS
(Naive),
serta pengguna
yang familiar dengan struktur basis data dan DBMS
(Shopisticated).
2.1.3.2 Fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fasilitas yang dimiliki
DBMS yaitu :
1.
Data
Definition
Language
(DDL),
digunakan untuk
menspesifikasikan tipe data, struktur, dan constraint
data.
Semua spesifikasi disimpan di dalam basis data.
2.
Data
Manipulation
Language
(DML), digunakan untuk
memberikan fasilitas query data.
|
![]() 10
3.
Pengendalian akses basis data, digunakan untuk mengontrol
keamanan sistem, integritas sistem, pengendalian share
data,
backup dan recovery system, dan katalog deskripsi data dalam
basis data.
2.1.4 Database system development lifecycle
Gambar 2.1 Tahapan dari Database System Development Lifecycle
Sumber : (Connolly dan Begg:314,2010)
|
11
Menurut Connolly dan Begg (2010:313-336) tahapan-tahapan dalam
Database System Development Lifecycle adalah :
1.
Database
planning. Perencanaan basis data merupakan aktivitas
menajemen yang memungkinkan tahapan-tahapan
Database
System
Development
Lifecycle
untuk direalisasikan se-efektif dan dan se-
efisien mungkin. Dalam perancangan database yang tahap-tahap yang
harus dilakukan adalah:
a.
Mendefinisikan mission
statement
secara jelas untuk sistem
database. Mission
statement
menjelaskan tujuan
utama
sistem
basis data dan menyediakan maksud lebih jelas dalam pembuatan
aplikasi basis data secara efisien dan efektif.
b.
Setelah mission statement selesai didefinisikan, maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasikan mission objectives. Setiap
mission
objectives
akan menjelaskan tugas tertentu yang harus
didukung oleh sistem basis data, dengan asumsi jika basis data
mendukung mission objectives, maka mission statement juga akan
sesuai.
2.
System
definition,
yaitu proses mendeskripsikan
ruang lingkup dan
batasan dari aplikasi basis data serta sudut pandang utama user.
Dalam mendeskripsikan ruang lingkup sistem, penting bahwa tidak
hanya area aplikasi dan user
saat itu yang dimasukkan ke dalam
batasan sistem, tetapi juga user dan aplikasi di masa mendatang.
Telah dijelaskan di atas bahwa system definition juga mencakup
pendefinisian sudut pandang user, yaitu mendefinisikan apa saja yang
dibutuhkan oleh sistem basis data menurut perspektif dari pekerja
yang berperan dalam perusahaan(seperti manager dan supervisor)
atau area aplikasi perusahaan.
3.
Requirement collection and analysis, yaitu proses pengumpulan dan
analisis
informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan
didukung oleh
sistem basis data dan mengggunakan informasi ini
untuk mengidentifikasikan
kebutuhan pada sistem yang baru.
Ada
banyak teknik untuk mengumpulkan informasi-informasi ini, teknik
ini disebut fact-finding.
|
12
Informasi yang dikumpulkan pada tahap ini biasanya kurang
terstruktur, informasi ini harus diubah ke dalam bentuk yang lebih
terstruktur menggunakan teknik yang disebut dengan requirement
specification techniques
yang antara lain terdiri dari Data Flow
Diagram (DFD), Unified Modelling Language (UML).
4.
Database
design, merupakan proses dari pembuatan sebuah
rancangan yang mendukung mission statement dan mission objective
perusahaan untuk sistem basis data yang dibutuhkan.
Metodologi
perancangan sistem basis data terdiri dari 3 tahap, yaitu :
Tahap 1: Perancangan Sistem Basis data
secara konseptual, yaitu
proses membuat model dari data yang digunakan dalam
perusahaan tanpa pertimbangan fisikal.
Tahap 2:
Perancangan sistem basis data secara logikal, yaitu proses
membangun sebuah model data yang
digunakan dalam
perusahaan berdasarkan sebuah model data yang spesifik,
namun tidak tergantung pada DBMS tertentu maupun
pertimbangan fisikal lainnya.
Dalam tahap ini akan
dilakukan teknik normalisasi untuk menguji kebenaran
dari sebuah data model logikal. Normalisasi ini berfungsi
untuk memastikan bahwa tidak ada data redundan yang
dapat menimbulkan update anomaly
saat basis data
diimplementasikan.
Tahap 3:
Perancangan sistem basis data secara fisikal, yaitu proses
menghasilkan sebuah deskripsi implementasi basis data
pada tempat penyimpanan sekunder. Tahap ini
mendeskripsikan relasi-relasi dasar, organisasi file, dan
indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang
efisien ke data, serta mendeskripsikan integrity constraint
dan keamanan data.
5.
DBMS
selection, Pemilihan DBMS
yang tepat untuk mendukung
sistem basis data. Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS, yaitu:
a.
Mendefinisikan terminologi dari studi referensi
Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup
pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan
|
13
kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang
akan digunakan untuk mengevaluasi produk-produk DBMS,
daftar produk-produk yang dimungkinkan, semua batasan-
batasan dan skala waktu yang dibutuhkan untuk proses
pembelajaran.
b.
Mendaftar dua atau tiga produk
Untuk mendapatkan keberhasilan implementasi maka penting
untuk membuat daftar produk-produk DBMS yang akan dipilih
yang nantinya digunakan dalam evaluasi. Kriteria-kriteria yang
patut dipertimbangkan antara lain budget yang tersedia, apakah
produk DBMS tersebut kompatibel dengan software
lainnya, dan
apakah produk tersebut
hanya
berjalan pada hardware tertentu.
World
Wide Web
merupakan sumber informasi yang paling baik
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kandidat DBMS
yang potensial.
c.
Evaluasi produk
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
produk DBMS.
Daftar fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi
DBMS ini dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik,
kemampuan akses, penanganan transaksi, pengembangan, dan
fitur lainnya.
d.
Rekomendasi pilihan dan membuat laporan
Langkah akhir dari pemilihan DBMS adalah mendokumentasikan
proses dan membuat pernyataan mengenai produk DBMS
tertentu yang direkomendasikan.
6.
Application
design. Desain aplikasi adalah rancangan dari user
interface
dan program-program aplikasi yang menggunakan
dan
memproses basis data. Dua aspek dalam desain aplikasi, yaitu:
a.
Perancangan transaksi (transaction design)
Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang
dilakukan oleh user atau program aplikasi,
yang mengakses
atau mengubah
konten
dari
basis data. Tujuan dari desain
transaksi adalah untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan
|
14
karakteristik transaksi tingkat tinggi yang dibutuhkan pada
database, yaitu:
i.
Data yang akan digunakan dalam transaksi
ii.
Karakteristik fungsional dari suatu transaksi
iii.
Output transaksi
iv.
Keuntungannya bagi user
v.
Tingkat kegunaan yang diharapkan
Tiga tipe transaksi yaitu :
i.
Retrieval transaction, digunakan untuk mengambil data untuk
dapat ditampilkan pada layar atau dalam suatu laporan.
ii.
Update
transaction, digunakan untuk
menambahkan record
baru, menghapus record
lama, atau memodifikasi record
yang
sudah ada di dalam basis data.
iii.
Mixed transaction, meliputi pengambilan dan perubahan data.
b.
Perancangan antarmuka pengguna (user interface design).
Tujuan dari perancangan antarmuka pengguna adalah merancang
interface yang efektif untuk sistem perangkat lunak.
7.
Prototyping, Membuat model kerja dari sebuah sistem
basis data.
Tujuan utama dari pembuatan
prototype
ini
adalah memungkinkan
pengguna menggunakan prototype tersebut untuk mengidentifikasikan
fitur-fitur pada sistem yang bekerja dengan baik maupun yang tidak,
dan jika mungkin untuk mengusulkan peningkatan maupun fitur-fitur
baru pada sistem database, mengklarifikasi kebutuhan user
baik
untuk user
itu sendiri
maupun untuk developer
sistem, dan untuk
melakukan evaluasi pada perancangan sistem.
Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini :
a.
Requirement
prototyping, menggunakan
prototipe untuk
menentukan kebutuhan dari sistem basis data
dan ketika
kebutuhan itu telah terpenuhi maka prototype akan dibuang.
b.
Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama.
Perbedaannya protoype
tidak dibuang tetapi dengan
pengembangan lanjutan menjadi aplikasi database
yang
digunakan.
|
15
8.
Implementation, Implementasi merupakan realisasi secara fisik dari
basis data dan desain aplikasi. Implementasi basis data dilakukan
dengan menggunakan Data Definition Language
(DDL) dari
DBMS yang dipilih atau Graphical
User
Interface
(GUI).
DDL ini
digunakan untuk membuat struktur basis data dan file
basis data
kosong. Aplikasi program diimplementasikan menggunakan third or
forth generation language (3GL atau 4GL).
9.
Data conversion dan loading, merupakan pemindahan data ke dalam
basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dapat
berjalan pada basis data yang baru.
Langkah ini diperlukan hanya
ketika suatu sistem basis data baru menggantikan sistem basis data
yang lama.
10. Testing, merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan
tujuan mencari kesalahan(error).
11. Operational maintenance, yaitu suatu proses untuk memonitor dan
memelihara sistem basis data
setelah instalasi. Dalam langkah-
langkah yang sebelumnya, aplikasi basis data telah secara penuh
diterapkan dan diuji. Sistem yang telah ada sekarang
berpindah ke
tahap pemeliharaan basis data yang melibatkan aktivitas-aktivitas
berikut:
a.
Memonitor performa sistem. Jika performa sistem menurun atau
jatuh maka dibutuhkan organisasi basis data kembali.
b.
Melakukan pemeliharaan dan
peningkatan sistem basis data
(apabila dibutuhkan).
2.1.5 SQL
SQL adalah contoh dari bahasa berorientasi transformasi
(transform
oriented
language), atau bahasa yang dirancang untuk
menggunakan hubungan untuk mengubah input
menjadi output
yang
diperlukan. Menurut Connolly dan Begg (2010:184-185) sebagai sebuah
bahasa, standard ISO SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:
|
16
2.1.5.1 Data definition language (DDL)
Sebuah Data Definition Language (DDL) digunakan
untuk mendefinisikan struktur basis data dan mengontrol akses
ke data. Contoh operasi DDL adalah sebagai berikut:
1.
Membuat tabel baru ke dalam basis data (CREATE).
2.
Menghapus tabel dari basis data (DROP).
3.
Memodifikasi struktur tabel dalam basis data (ALTER).
2.1.5.2 Data manipulation language (DML)
Sebuah Data Manipulation Language (DML) digunakan untuk
pengambilan dan pembaharuan data. Contoh operasi-operasi
dalam DML yaitu:
1.
Memasukkan data baru ke dalam basis data (INSERT).
2.
Memodifikasi data yang tersimpan dalam basis data
(UPDATE).
3.
Pengambilan data yang terdapat dalam basis data
(SELECT) .
4.
Penghapusan data dari basis data (DELETE / DROP).
2.1.6 Entity relationship modeling
Menurut Connolly dan Begg (2010:371), salah satu aspek yang
sulit dalam perancangan database
adalah
fakta bahwa designer,
programmer, dan end-user
cenderung melihat data dengan cara yang
berbeda. Akibatnya database designer tidak mendapatkan pemahaman
mengenai bagaimana operasi suatu perusahaan dan akhirnya gagal dalam
memenuhi kebutuhan user. Oleh karena
itu, untuk memastikan bahwa
database designer mendapatkan pemahaman yang pasti mengenai data
dan bagaimana data tersebut digunakan oleh perusahaan dibutuhkan
sebuah model komunikasi yang non- teknis dan bebas dari keambiguan.
Salah satu bentuk model komunikasi tersebut adalah Entity Relationship
Model.
Atzeni (2003: 163) menjelaskan Entity Relationship Model adalah
sebuah model data konseptual yang menyediakan kemampuan untuk
mendeskripsikan kebutuhan data dari sebuah aplikasi dengan cara yang
|
![]() 17
mudah dimengerti dan tidak bergantung pada kriteria pengaturan dan
organisasi data pada sistem.
2.1.6.1 Entity relationship diagram
Connolly dan Begg (2010:372) menjelaskan Entity-
Relationship Diagram (ERD)
adalah salah satu produk ER
modeling yang merepresentasikan hubungan antar data yang
dideskripsikan dalam spesifikasi kebutuhan.
2.1.6.2 Tipe entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010: 372) konsep dasar dari
model ER adalah tipe
entitas, yaitu kumpulan dari objek-objek
dengan sifat yang sama
dan mempunyai eksistensi yang
independen. Keberadaan
entitas
dapat berupa fisik maupun
abstrak. Entity
occurence, yaitu pengidentifikasian objek
yang
unik dari sebuah tipe entitas.
Setiap entitas
diidentifikasikan dan
disertakan property-nya.
Gambar 2.2 Representasi Diagram dari Tipe Entity
Sumber : (Connolly dan Begg: 374,2010)
Setiap tipe entitas dituliskan dengan bentuk persegi panjang yang
diberi label
nama entitasnya, yang biasanya
merupakan kata
benda tunggal.
2.1.6.3 Tipe relationship
Connolly dan Begg (2010: 374) bahwa tipe
relationship
merupakan kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara
tipe entitas yang ada. Setiap tipe relationship
akan diberi nama
|
![]() 18
sesuai dengan fungsinya. Sedangkan
relationship
occurrence
merupakan relasi-relasi
yang diidentifikasi secara unik yang
meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi.
Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Relationship
Sumber : (Connolly dan Begg: 376,2010)
Connolly dan Begg (2010: 376) menjelaskan bahwa setiap tipe
relationship
ditampilkan dalam bentuk garis berlabel nama
relationship
tersebut dan menghubungkan entitas-entitas yang
berhubungan. Biasanya,
nama
sebuah relationship
berasal daris
sebuah kata kerja.
2.1.6.3.1
Derajat relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010: 376)
derajat relationship yaitu jumlah
entitas yang
berpartisipasi dalam suatu relationship.Derajat
relationship terdiri dari :
1.
Binary
relationship, hubungan
antar dua tipe
entitas.
Gambar 2.4 Contoh Binary Relationship
Sumber : (Connolly dan Begg: 376,2010)
|
![]() 19
2.
Ternary
relationship, hubungan antar tiga tipe
entitas.
Gambar 2.5 Contoh Ternary Relationship
Sumber : (Connolly dan Begg: 377,2010)
3.
Quaternary
relationship, hubungan
antar empat
tipe entitas.
Gambar 2.6 Contoh Quaternary Relationship
Sumber : (Connolly dan Begg: 377,2010)
2.1.6.3.2
Recursive relationship
Recursive
relationship
merupakan sebuah tipe
relationship di mana tipe entitas yang sama
berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang
berbeda.
Recursive
relationship
ini juga biasa disebut
unary relationship.
|
![]() 20
Gambar 2.7 Contoh Recursive Relationship
Sumber : (Connolly dan Begg: 378,2010)
2.1.6.4 Atribut
Connolly dan Begg (2010: 379) menjelaskan bahwa atribut
merupakan sifat-sifat dari sebuah entitas atau tipe relationship.
Setiap atribut ini berhubungan dengan sekumpulan nilai yang
disebut domain. Attribute domain adalah himpunan nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau
lebih atribut. Macam-macam
atribut antara lain :
1.
Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi dan biasanya
disebut atomic attribute.
2.
Composite
attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa
komponen, dimana masing-masing komponen memiliki
keberadaan yang independen.
Dalam composite attribute,
beberapa atribut dapat dipecah menjadi komponen yang lebih
kecil yang masing-masing memiliki keberadaan yang
independen.
3.
Single-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
4.
Multi-valued attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa
nilai untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
5.
Derived attribute, yaitu sebuah atribut yang
merepresentasikan sebuah nilai yang diturunkan dari nilai
suatu atribut atau sekumpulan atribut yang berhubungan dan
tidak harus berasal dari satu entitas.
|
21
2.1.6.5 Keys
Connolly dan Begg (2010: 381) menjelaskan macam-
macam key yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu tipe
entitas:
1.
Candidate key adalah kumpulan attribute minimal yang
secara unik mengidentifikasikan suatu tipe entitas.
2.
Primary
key
adalah candidate key
terpilih yang
secara unik
mengidentifikasikan setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
3.
Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
4.
Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key.
5.
Foreign
key
adalah sebuah
atribut atau sekumpulan atribut
dalam sebuah relasi yang merupakan candidate key relasi
lainnya.
2.1.6.6 Strong entity dan weak entity
Connolly dan Begg (2010: 383) menjelaskan bahwa strong
entity (entitas yang kuat): sebuah tipe entitas yang keberadaannya
tidak bergantung dengan
tipe entitas lainnya.
Karakteristik dari
strong entity ini adalah setiap kejadiannya selalu diidentifikasikan
secara unik menggunakan primary key dari tipe entitas tersebut.
Sedangkan Weak
entity
(entitas yang lemah) menurut
Connolly dan Begg (2010: 383) adalah sebuah tipe entitas yang
keberadaannya bergantung pada tipe entitas lainnya. Karakteristik
dari weak entity ini adalah setiap kejadian yang terjadi tidak dapat
diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut yang
berhubungan dengan entitas tersebut.
|
![]() 22
Gambar 2.8 Contoh Strong Entity dan Weak Entity
Sumber : (Connolly dan Begg: 384,2010)
2.1.6.7 Structural constraints
Menurut Connolly dan Begg (2010:385) multiplicity
adalah jumlah kejadian
yang mungkin terjadi pada sebuah tipe
entitas yang berhubungan ke sebuah kejadian dari tipe entitas
lain
melalui
suatu relationship
tertentu.
Macam-macam relationship
yaitu:
1.
One-to-One (1:1) Relationships
: hubungan relasi satu ke satu
yaitu setiap anggota pada himpunan entitas A berhubungan
paling banyak dengan satu anggota pada himpunan entitas
B
begitu juga sebaliknya setiap anggota pada himputan entitas
B berhubungan paling banyak dengan satu anggota pada
himpunan entitas A.
Gambar 2.9 Contoh One-to-One (1:1) Relationships
Sumber : (Connolly dan Begg: 386,2010)
2.
One-to-Many
(1:*) Relationships
: setiap anggota
pada
himpunan entitas
A dapat berhubungan dengan banyak
anggota pada himpunan entitas
B, tetapi setiap anggota
pada
|
![]() 23
entitas
B dapat berhubungan dengan satu anggota
pada
himpunan entitas A.
Gambar 2.10 Contoh One-to-Many (1:*) Relationships
Sumber : (Connolly dan Begg: 388,2010)
3.
Many-to-Many
(*:*) Relationships
: Setiap
anggota
pada
himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak
anggota pada himpunan entitas B begitu pula sebaliknya setiap
anggota pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan
banyak anggota pada himpunan entitas A.
Gambar 2.11 Contoh Many-to-Many (*:*) Relationships
Sumber : (Connolly dan Begg: 389,2010)
2.1.7 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010: 415), normalisasi adalah suatu
teknik dalam perancangan basis data yang prosesnya dimulai dengan
pengujian relationship (yang disebut functional dependencies)
antar
atribut. Normalisasi dilakukan dengan sekumpulan pengujian yang
membantu mengidentifikasikan pengelompokan atribut secara optimal
untuk mengidentifikasikan sekumpulan relasi yang sesuai dan mendukung
|
24
kebutuhan data perusahaan. Lebih lanjut Connolly dan Begg (2010: 416)
menjelaskan yang dimaksud dengan relasi yang sesuai adalah relasi yang
memiliki karakteristik seperti berikut ini:
1.
Jumlah atribut minimal yang dibutuhkan untuk mendukung
kebutuhan data perusahaan
2.
Atribut yang memiliki hubungan logikal yang erat (dideskripsikan
sebagai functional dependencies) ditemukan dalam relasi yang sama.
3.
Jumlah redundansi yang minimal di setiap atribut.
Connolly dan Begg (2010: 428-436) menjelaskan ada beberapa tahap
dalam normalisasi yaitu:
1.
Unnormalized form (UNF)
Merupakan bentuk dimana sebuah tabel berisi satu atau lebih
repeating group. Untuk mengubah unnormalized table menjadi 1NF,
repeating group dalam table diidentifikasi dan dihilangkan. Repeating
group adalah sebuah atau sekelompok atribut di dalam sebuah table
yang memiliki banyak nilai untuk sebuah kejadian dari atribut key.
Ada dua pendekatan untuk menghilangkan repeating group dari
unnormalized table yaitu:
a.
Repeating group dihilangkan dengan memasukkan data yang tepat
pada baris kolom kosong yang berisi data yang berulang.
b.
Repeating group dihilangkan dengan menempatkan data yang
berulang bersama dengan salinan key atribut asli dalam relasi yang
terpisah.
2.
First normal form (1NF)
Relasi yang dimana di tiap titik pertemuan baris dan kolomnya
hanya berisi satu nilai saja. Hasil penghilangan repeating group
akan menghasilkan bentuk 1NF.
3.
Second normal form (2NF)
Relasi yang berada di dalam first normal
form dan setiap
atribut nonprimary
key
nya bergantung secara fungsional kepada
primary
key. Normalisasi relasi 1NF menjadi 2NF dengan
menghilangkan partial dependency.Jika terdapat partial
dependency,
atribut yang bergantung secara fungsional dihilangkan dari relasi
|
25
dengan meletakkannya pada relasi baru bersama dengan salinan
determinannya.
4.
Third normal form (3NF)
Relasi yang ada di 1NF dan 2NF di mana tidak ada atribut
non-primary
keynya
yang mempunyai ketergantungan transitif
kepada primary key. Normalisasi 2NF menjadi 3NF dilakukan dengan
menghilangkan ketergantungan transitif. Jika terdapat transitive
dependency, atribut yang bergantung secara transitif dihilangkan
dari relasi dengan meletakkan atribut pada relasi baru bersama
dengan salinan determinan.
2.1.8 Perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal
2.1.8.1 Perancangan basis data konseptual (Conceptual Database
Design)
1.
Membangun data model konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010: 467) perancangan
basis data konseptual adalah suatu proses pembentukan
model data yang digunakan dalam perusahaan, independen
dari keseluruhan aspek fisik. Model basis data dibangun
dengan menggunakan informasi yang berada dalam
spesifikasi kebutuhan
user.
Perancangan basis data
konseptual ini secara keseluruhan tidak bergantung pada detil
implementasi seperti hardware platform,
program aplikasi,
DBMS, bahasa pemrograman, dan pertimbangan fisik
lainnya.
Langkah ini
bertujuan untuk membagi rancangan
menjadi tugas-tugas yang dapat diatur dengan melihat sudut
pandang yang berbeda dari pengguna di dalam suatu
organisasi. Hasil dari langkah ini berupa pembuatan satu
atau lebih local
conceptual
data
model
yang merupakan
gambaran yang tepat dan lengkap dari suatu organisasi dilihat
dari para pengguna yang berbeda-beda.
Menurut Connolly
dan Begg (2010: 470-485)
langkah-langkah yang terdapat
dalam perancangan basis data konseptual antara lain :
|
26
a.
Mengidentifikasikan tipe-tipe entitas
Bertujuan untuk menentukan tipe-tipe entity
utama yang dibutuhkan. Menentukan entity dapat
dilakukan dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan
pengguna. Setelah terdefinisi, entity diberikan nama
yang tepat dan jelas dengan menggunakan kata
benda atau frase kata benda pada spesifikasi kebutuhan
pengguna. Setelah tipe-tipe entitas selesai diidentifikasi,
catat nama dan deskripsi dari entitas-entitas tersebut
dalam sebuah kamus data (data dictionary).
b.
Mengidentifikasikan tipe-tipe relationship
Bertujuan untuk mengidentifikasikan semua
relationship yang ada antara entitas-entitas.
Nama dari
suatu relationship
menggunakan kata kerja atau suatu
kata yang berhubungan dengan kata kerja.
Dalam
merepresentasikan entitas beserta
hubungannya secara
lebih mudah dapat menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD).
Setelah semua tipe relationship
diidentifikasikan maka sebaiknya dicatat dalam kamus
data.
c.
Mengidentifikasikan dan menghubungkan atribut-
atribut dengan tipe entity dan relationship.
Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan
tipe
–
tipe
entitas
atau relationship
yang tepat. Atribut
yang dimiliki setiap
entitas atau relationship
memiliki
identitas atau karakteristik yang sesuai dengan
memperhatikan atribut berikut : simple
atau composite
attribute, single
atau multi-valued
attribute
dan derived
attribute. Setelah atribut-atribut diidentifikasikan dan
dihubungkan dengan tipe entitas dan relationship
yang
sesuai, maka semuanya itu dicatat dalam kamus data.
d.
Menentukan domain atribut
Domain adalah sekumpulan nilai dimana satu atau
lebih atribut memperoleh nilai darinya. Bertujuan untuk
|
27
menentukan
domain untuk atribut-atribut
pada model
data konseptual.
e.
Menentukan atribut-atribut candidate key dan primary key
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate
key
pada setiap
entitas, jika terdapat lebih dari satu candidate
key, dan memilih satu untuk menjadi primary
key dan
yang lainnya menjadi alternate keys.
f.
Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling
(optional).
Tujuan langkah ini adalah mempertimbangkan
penggunaan dari enhanced modeling, seperti
specialization, generalization, aggregation, composition.
Dimana masing-masing pendekatan dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Specialization dan
generalization
adalah proses dalam mengelompokan
beberapa entitas
dan menghasilkan
entitas yang baru.
Beda dari keduanya adalah cara prosesnya, dimana
spesialisasi menggunakan proses top-down
dan
generalisasi menggunakan proses bottom-up. Aggregation
menggambarkan sebuah tipe entity dengan sebuah tipe
relationship dimana suatu relasi hanya akan ada jika telah
ada relationship lainnya.
g.
Memeriksa model dari redundancy
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model
untuk menghindari dari adanya informasi yang redundan.
Yang dilakukan pada langkah ini adalah :
i.
Memeriksa kembali one-to-one relationship.
ii.
Menghilangkan relasi yang redundansi.
iii.
Mempertimbangkan dimensi waktu.
h.
Memvalidasi local
conceptual
model
dengan transaksi-
transaksi user
Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa
conceptual
data
model
mendukung kebutuhan transaksi.
Ada dua pendekatan yang mungkin untuk mejamin bahwa
|
28
local
conceptual data model mendukung kebutuhan
transaksi yaitu :
i.
Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entitas,
relationship, dan attribute) yang diperlukan pada
setiap transaksi yang disediakan oleh model
dengan mendokumentasikan penggambaran dari
tiap kebutuhan transaksi.
ii.
Mengunakan transaksi pathways
Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data
model dengan keperluan transaksi yang
melibatkan diagram yang mewakili
pathways
diambil dari tiap transaksi secara langsung yang
terdapat pada ER diagram.
i.
Meninjau kembali local conceptual model dengan
pengguna.
Bertujuan untuk me-review kembali conceptual
model dan memastikan bahwa data model tersebut sudah
benar.
2.1.8.2 Perancangan basis data logikal (logical database design)
1.
Membangun data model logical
Adalah untuk menerjemahkan conceptual data
model ke logical
data
model
dan kemudian melakukan
validasi model ini untuk memeriksa bahwa secara
struktural benar dan mampu mendukung transaksi yang
diperlukan.
Tujuan utama adalah untuk menerjemahkan
conceptual data model yang dibuat pada langkah pertama ke
dalam logical
data
model
dari persyaratan data perusahaan.
Menurut Connolly dan Begg (2010: 490-518)
langkah-
langkah yang dilakukan :
|
29
a.
Menurunkan relasi untuk local logical data model
Bertujuan untuk membuat hubungan logical
model
yang mewakili entity, relationship
dan attribute
yang telah didefinisi. Mendeskripsikan komposisi tiap
hubungan memakai Database
Definition
Language
(DBDL) untuk relasi yang diikuti dengan daftar dari relasi
attribute
yang mudah lalu mengidentifikasikan primary
key dan foreign key
dari suatu relasi. Untuk memperoleh
relasi untuk local
data
model, maka diperlukan
penjelasan untuk mendeskripsikan struktur yang mungkin
dalam data model saat ini.
b.
Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Dengan menggunakan normalisasi, maka model
yang dihasilkan mendekati model dari kebutuhan
perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit redundansi
dan stabilitas yang maksimum.
c.
Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna
Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam
model logikal tersebut mendukung spesifikasi
kebutuhan pengguna secara detail. Selain itu juga untuk
meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul
sewaktu membuat suatu relasi.
d.
Memeriksa kendala-kendala integritas (Check
Integrity
Constraints)
untuk memeriksa kendala-kendala integritas
dinyatakan dalam model data logis (logical data
model).
Terdapat lima tipe integrity constraints yang harus
diperhatikan, yaitu :
i.
Required data
Beberapa atribut harus selalu berisi nilai yang
benar (valid), tidak dapat bernilai null. Constraint
ini harus diidentifikasikan pada saat
mendokumentasikan atribut pada kamus data.
|
30
ii.
Attribute domain constraints
Setiap atribut memiliki domain, yaitu himpunan nilai
yang dibolehkan.
Constraint ini harus
diidentifikasikan pada saat pemilihan atribut domain
untuk data model.
iii.
Multiplicity
Multiplicity
menunjukkan batasan yang ditempatkan
pada relasi antar data di database.
iv.
Entity integrity
Primary key dari sebuah entity tidak boleh bernilai null.
Constraint
ini harus dipertimbangkan pada saat
penentuan primary key bagi setiap tipe entity.
v.
Referential integrity
Jika suatu foreign
key
memiliki nilai, maka nilai
tersebut harus menunjuk ke sebuah baris yang ada
pada relasi ‘parent’.
vi.
General constraints
Kegiatan update entity dibatasi oleh peraturan atau
kebijakan organisasi yang mengatur transaksi yang
diwakilkan oleh update yang dilakukan.
e.
Melihat kembali local logical data model dengan
pengguna
Bertujuan untuk menjamin local
logical
data
model
dan mendukung dokumentasi yang
menggambarkan model yang sudah benar.
f.
Menggabungkan local logical data model menjadi global
model (optional)
Pada langkah ini, setiap local logical data
model
menghasilkan ER diagram, skema relasional,
kamus data dan dokumen pendukung yang
mendeskripsikan constraints dari model. Beberapa
tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :
|
31
i.
Memeriksa kembali nama dan isi dari entities
dari relationship dan candidate key.
ii.
Memeriksa kembali nama dan isi dari relationships
atau foreign keys.
iii.
Menggabungkan entities atau hubungan dari local
data model.
iv.
Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities
atau relationships
yang unik pada tiap local
data
model.
v.
Menggabungkan relationships
atau foreign
key
dari local data model.
vi.
Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan)
relationships atau foreign key
unik pada tiap local
data model.
vii.
Memeriksa untuk entities
(hubungan) dan
relationships atau foreign key yang kurang.
viii.
Memeriksa foreign keys
ix.
Memeriksa integrity constraints.
x.
Menggambarkan ER diagram.
xi.
Melakukan update dokumen.
g.
Mengecek pertumbuhan yang akan datang
Bertujuan untuk menentukan apakah ada
perubahan yang signifikan seperti keadaan yang tidak
terduga dimasa mendatang dan menilai apakah model
logikal tersebut dapat menampung atau menyesuaikan
perubahan yang terjadi.
2.1.8.3 Perancangan basis data fisikal (physical database design)
Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi
basis data pada pemyimpanan sekunder. Itu menggambarkan
hubungan dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk
arsip akses yang efisien terhadap data, dan setiap kendala terkait
integritas dan keamanan diukur. Dapat dikatakan juga desain
fisikal merupakan cara pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.
|
32
Menurut Connolly dan Begg (2010:523)
tugas-tugas yang
dilakukan dalam langkah ini antara lain :
1.
Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang
ditargetkan. Langkah- langkahnya sebagai berikut :
a.
Merancang relasi dasar
Dalam memulai merancang physical
design,
diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami informasi
tentang relasi yang dihasilkan dari logical database design.
Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data
dan DBDL (Database Design Language).
b.
Merancang representasi derived data
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data
yang diperoleh mewakili global
logical
data
model
ke
dalam DBMS.
c.
Merancang general constraints
Bertujuan untuk merancang batasan-batasan umum
yang ada pada perusahaan.
2.
Merancang organisasi file dan index
a.
Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi
yang dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi
yang penting. Kriteria kemampuan yang harus
diidentifikasikan dalam menganalisis transaksi adalah :
i.
Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan
mempunyai dampak yang signifikan pada performa.
ii.
Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
iii.
Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada
permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
b.
Memilih file organisasi
Untuk menentukan organisasi file
yang efisien
untuk setiap hubungan dasar.
c.
Memilih indeks
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam
suatu sistem basis data.
Salah satu pendekatan untuk
|
33
memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah
untuk menyimpan tuples yang tidak disimpan dan
dibuat sebanyak secondary
indexes
sebagaimana
diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan
adalah:
i.
Atribut yang sering digunakan untuk joint
operations untuk membuat lebih efisien.
ii.
Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples
pada suatu relasi didalam urutan yang
menunjukkan atribut.
Terdapat tiga jenis index yaitu :
i. Primary Index
Pengindeksan dilakukan pada
kolom kunci
(key field), yang diurutkan terlebih dahulu secara
sekuensial.
ii. Clustering Index
Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan
kunci (non-key
field), yang diurutkan terlebih
dahulu secara sekuensial.
iii. Secondary Index
Pengindeksan yang dilakukan pada kolom
yang tidak terurut di dalam file data.
d.
Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang
penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data.
Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu
relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang berapa
kapasitas hard disk
yang dibutuhkan untuk menampung
data.
3.
Merancang user views
Bertujuan buntuk merancang pandangan pengguna
yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan
dan menganalisis langkah dari relasional
Database System
Development Lifecycle.
|
34
4.
Merancang keamanan
Untuk mendesain sebuah mekanisme security
untuk
basis data (database) seperti yang di spesifikasikan oleh user
pada tahapan requirement dan collection dari Database
System
Development
Lifecycle. Perancang database
harus
menyadari fasilitas yang ditawarkan oleh DBMS target.
DBMS
relasional umumnya memberikan dua jenis keamanan
database :
a.
Sistem Keamanan (System
Security), mencakup akses dan
penggunaan database di tingkat sistem, seperti user
name dan password.
b.
Keamanan Data (Data
security), mencakup akses dan
penggunaan objek database
(seperti hubungan dan
pandangan) dan tindakan yang
dapat dimiliki user
pada
object tersebut.
5.
Mempertimbangkan pengenalan atas redundansi kontrol
Pada langkah physical
database
design
ini
mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk
meningkatkan
performa. Hasil
dari normalisasi adalah
perancangan basis data logikal secara struktural, konsisten,
dan menekan jumlah redundansi. Faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah :
a.
Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks.
b.
Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas.
c.
Denormalisasi
akan membuat cepat dalam retrieve
data
tetapi lambat dalam meng-update.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data
dapat dilihat dari sudut pandang tertentu yaitu melalui
pendekatan efisiensi data
(normalisasi) atau pendekatan
efisiensi proses (denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan
untuk meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses
dimaksudkan untuk mempercepat proses saat retrieve
data
daribasis data.
|
![]() 35
6.
Memonitor dan menyesuaikan operasional sistem.
Bertujuan untuk memonitor operasional sistem
meningkatkan performa dan menentukan perancangan sistem
yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Waterfall model
Menurut Pressman (2010:39), model waterfall
adalah model klasik
yang bersifat sistematis dan berurutan yang digunakan dalam
membangun software. Tahap-tahap dalam model waterfall
menurut
pressman adalah:
Gambar 2.12 Model Waterfall
Sumber : (Pressman: 39,2010)
1.
Communication.
Tahap ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software dan tahap
untuk melakukan pengumpulan data baik dengan melakukan
pertemuan dengan user
maupun dengan mengumpulkan data-data
tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.
2.
Planning.
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap communication. Tahapan
ini menghasilkan dokumen user requirement atau data yang sesuai
dengan keinginan user dalam pembuatan software termasuk rencana
yang akan dilakukan.
3.
Modeling.
Tahapan ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan sebagai perkiraan sebelum coding. Proses ini berfokus
pada struktur data, arsitektur software, tampilan interface dan detail
|
36
prosedural.
Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut
software requirement.
4.
Construction.
Tahap ini merupakan proses membuat kode. Coding
atau
pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang
dikenali oleh komputer.
Tahap construction
merupakan tahapan
nyata dalam pembuatan software, artinya penggunaan komputer
dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka
akan
dilakukan testing
untuk menemukan kesalahan-kesalahan
terhadap sistem untuk bisa diperbaiki.
5.
Deployment.
Tahap ini adalah tahap final dalam pembuatan sistem. Setelah
melakukan analisis, desain dan coding
maka sistem sudah jadi dan
siap digunakan oleh user. Selanjutnya pemeliharaan secara berkala
dilakukan pada software yang telah dibuat.
2.2.2
Teknik pencarian fakta (fact finding technique)
Menurut Indrajani (2011:64) fact finding
adalah proses formal
menggunakan teknik seperti wawancara dan daftar pertanyaan untuk
mengumpulkan fakta tentang sistem, kebutuhan, dan pilihan. Ada lima
teknik pencarian fakta, yaitu :
2.2.2.1
Pengujian dokumentasi
Menurut Indrajani (2011:65), uji dokumentasi dilakukan ketika
ada kebutuhan untuk mendalami kebutuhan basis data yang
akan datang. Tujuan dari pengujian dokumentasi adalah:
1.
Deskripsi masalah dan kebutuhan basis data
2.
Deskripsi bagian perusahaan yang dapat menimbulkan
masalah
3.
Deskripsi sistem sekarang
|
37
2.2.2.2
Wawancara
Menurut Indrajani (2011:66), terdapat dua jenis wawancara,
yaitu :
1.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur dilakukan jika tujuan
wawancara bersifat umum dan memiliki sedikit pertanyaan
yang berifat spesifik. Pewancara mengharapkan orang yang
sedang diwawancarai itu untuk menyediakan suatu
kerangka dan arah kepada pewawancara.
2.
Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, pewawancara mempunyai
banyak pertanyaan yang spesifik.
Indrajani (2011:66) juga menyebutkan ada dua jenis
pertanyaan yang dapat diajukan pada teknik wawancara, yaitu :
1.
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka memperbolehkan orang yang
diwawancarai untuk memberikan respon pada berbagai
pertanyaan yang sesui dengan apa yang terdapat pada
pikiran orang yang sedang diwawancarai.
2.
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup membatasi jawaban pada pilihan
tertentu, singkat, dan tanggapan secara langsung.
2.2.2.3
Observasi
Menurut Indrajani (2011:67), pengamatan atau observasi
adalah salah satu teknik pencarian data yang paling efektif
untuk pemahaman suatu sistem.
2.2.2.4
Studi kepustakaan (riset)
Menurut Indrajani (2011:67), riset aplikasi dan masalah, jurnal
komputer, buku petunjuk, dan internet
seperti bulletin board
adalah sumber informasi yang baik dan dapat menyediakan
informasi mengenai bagaimana orang lain telah memecahkan
masalah.
|
38
2.2.2.5
Kuesioner
Menurut Linda, Elisabeth, dan Lanni (2013:22), evaluasi
adalah penilaian tentang bagaimana suatu program dijalankan,
apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang
diharapkan, serta mengecek faktor –
faktor penghambat yang
dihadapi, dan faktor –
faktor pendukung yang
dimiliki untuk
mencapai suatu tujuan. Evaluasi aplikasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dalah kuesioner.
Menurut Indrajani (2011:67-68), kuesioner adalah teknik
pencarian data dengan melakukan survei melalui daftar
pertanyaan. Terdapat dua jenis kuesioner:
1.
Free format
Free format
memberikan kebebasan responden untuk
menjawab pertanyaan.
2.
Fix format
Fix format
memerlukan tanggapan spesifik dari individu,
dengan apapun pertanyaan, responden harus memilih
jawaban yang tersedia.
2.2.3
Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), Manajemen adalah proses
mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara
efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Menurut Robbins dan Coulter (2007:9), fungsi dasar dan paling
penting dalam manajemen yaitu:
1.
Merencanakan, yang mencakup proses
a.
Merumuskan sasaran
b.
Membangun strategi untuk mencapai sasaran tersebut
c.
Mengembangkan rencana guna memadukan dan
mengoordinasikan sejumlah aktivitas
2.
Mengorganisasi, yang mencakup proses menentukan:
a.
Tugas apa yang harus dikerjakan
b.
Siapa yang harus mengerjakan
c.
Bagaimana tugas tersebut dikelompokkan
|
39
d.
Siapa melapor kepada siapa
e.
Dan pada tingkat mana keputusan harus diambil
3.
Memimpin, yang mencakup proses
a.
Memotivasi bawahannya
b.
Memengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja
c.
Memilih saluran komunikasi yang paling efektif
d.
Menyelesaikan masalah perilaku karyawan dengan cara
apapun
4.
Mengendalikan, yang mencakup proses
a.
Memperbandingkan
b.
Mengoreksi
2.2.4
Penjualan
Proses penjualan dalam perusahaan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan tersebut. Kegiatan penjualan meliputi
pengorderan barang kepada customer
hingga penerimaan pembayaran
dari customer. Setiap penjualan barang dikerjakan oleh beberapa orang
dalam perusahaan mulai dari sales, gudang, teknisi. Penjualan barang
dapat dipesan langsung oleh customer dan akan langsung dilayani oleh
sales-sales perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:202), kegiatan penjualan terdiri dari
transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai.
Penjualan menurut cara pembayarannya dapat dibedakan sebagai
berikut:
a.
Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan catatan mewajibkan pembeli dengan melakukan pembayaran
harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada
pembeli
b.
Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara
memenuhi order dari pelanggan dengan mengirimkan barang atau
menyerahkan jasa dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
memiliki piutang pelanggannya.
|
40
2.2.4.1
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan
Menurut Mulyadi (2001:219), prosedur yang membentuk
sistem penjualan, yaitu:
1.
Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima
order dari pembeli dan menambahkan informasi penting
pada surat order.
2.
Prosedur penagihan, fungsi penagihan membuat faktur
penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
3.
Prosedur distribusi penjualan, fungsi akutansi
mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang
diperlukan oleh manajemen.
4.
Prosedur pencatatan piutang, fungsi akutansi mencatat
tembusan faktur penjualan ke
dalam kartu piutang atau
dalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen
tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan
piutang.
5.
Prosedur persetujuan kredit, fungsi penjualan yang
meminta persetujuan penjualan kredit dari fungsi kredit di
perusahaan.
6.
Prosedur harga pokok penjualan, fungsi pencatatan secara
periodik total harga produk yang dijual dalam periode
tertentu.
2.2.4.2
Dokumentasi dalam sistem penjualan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan, yaitu:
a.
Surat order pengiriman dan tembusannya.
b.
Faktur dan tembusannya.
c.
Rekapitulasi harga pokok penjualan.
d.
Bukti memorial.
2.2.5
Pembelian
Proses pembelian merupakan proses pendukung kegiatan
penjualan, dimana terjadi penambahan barang dan jasa dalam proses
pembelian,
sehingga perusahaan memiliki ketersediaan sumber daya
|
41
ketika melakukan proses penjualan kepada customer. Semakin kecil
nilai/harga
dari sumber daya yang dibeli dan semakin besar kualitas
sumber daya yang dibeli oleh perusahaan maka dapat menekan biaya
produksi sekecil mungkin.
2.2.5.1
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian
Menurut Mulyadi (2001: 303-305), jaringan prosedur
yang membentuk sistem pembelian adalah:
1.
Prosedur permintaan pembelian, dalam prosedur ini fungsi
gudang mengajukan permintaan pembelian dalam bentuk
formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi
pembelian.
2.
Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan
pemasok, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat
pembelian yang lain untuk memungkinkan pemasok yang
akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan
oleh perusahaan.
3.
Prosedur order pembelian, fungsi pembelian mengirim
surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan
memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam
perusahaan mengenai order pembelian yang sudah
dikeluarkan oleh perusahaan.
4.
Prosedur penerimaan barang, dalam prosedur ini fungsi
pengiriman barang melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kuantitas dan mutu bahan yang diterima dari
pemasok dan kemudian membuat penerimaan barang dari
pemasok tersebut.
5.
Prosedur pencatatan hutang, dalam prosedur ini fungsi
akutansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan
pencatatan hutang atau pengarsipan dokumen sumber
sebagai catatan hutang.
|
42
6.
Prosedur distribusi pembelian, prosedur ini meliputi
distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian
untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.2.5.2
Dokumen dalam sistem pembelian
Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian,
yaitu:
a.
Surat permintaan pembelian
b.
Surat permintaan penawaran harga
c.
Surat order pembelian
d.
Laporan penerimaan barang
e.
Surat perubahan order pembelian
f.
Bukti kas keluar
2.2.6
Persediaan
Menurut Mulyadi (2001:556), persediaan bertujuan untuk
mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang.
Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang
dagangan atau kadang-kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas
barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen
selama periode normal kegiatan perusahaan. Beberapa istilah yang
sering digunakan, yaitu:
1.
Stock card (kartu stok)
Stock card
adalah catatan stok harian dimana masukan
berupa jumlah barang dengan sistem pembelian merupakan
penambahan terhadap stok barang sedangkan dari sistem penjualan
merupakan pengurangan. Setiap hari catatan stok perlu
diperbaharui, meski secara sistem dilakukan kapan saja. Jadi bila
terjadi transaksi, stock card perlu dibuat.
2.
Stock opname
Stock opname adalah pemeriksaan stok fisik yang tersedia
(digudang)
dan membandingkannya dengan stok yang
tercantum(pada komputer). Biasanya dilakukan pada periode
tertentu misalnya sebulan sekali, enam bulan sekali bahkan ada
|
43
yang setahun sekali. Pemeriksaaan ini tergatung pada banyaknya
jenis barang.
3.
Adjusment stock
Setelah dilakukan stock opname bila ada barang yang rusak,
hilang dan sebagainya, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap
stok fisik yang tercatat.
2.2.6.1
Jaringan prosedur yang membentuk sistem persediaan
Menurut Mulyadi (2001:559), beberapa prosedur yang
berkaitan dengan sistem persediaan, yaitu:
1.
Prosedur pencatatan produk jadi
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem
akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini, dicatat
harga pokok produk jadi yang didebitkan dalam rekening
persediaan produk jadi dan dikreditkan kedalam rekening
barang dalam proses. Catatan akuntansi yang digunakan
dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah kartu
gudang, kartu persediaan, jurnal umum.
2.
Prosedur pencatatan harga produk jadi yang dijual
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem
penjualan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam
prosedur pencatatan harga produk jadi yang dijual adalah
kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.
3.
Prosedur pencatatan harga pokok jadi yang diterima
kembali dari pembeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang
membentuk salah satu sistem retur penjualan. Jika produk
jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka
transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi
persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk
jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian
gudang dan harga pokok jadi yang dicatat oleh bagian
kartu persediaan produk jadi. Catatan akuntansi yang
digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok
|
44
prosedur jadi yang diterima kembali dari pembeli adalah
kartu gudang, kartu persediaan dan jurnal umum atau
jurnal retur persediaan jika perusahaan menggunakan
jurnal khusus.
4.
Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali
harga pokok persediaan produk dalam proses.
Pencatatan persediaan
produk dalam proses biasanya
dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat
dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan
tahunan
5.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang
membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat
harga pokok persediaan yang dibeli.
6.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang
membentuk sistem retur pembelian. Jika persediaan yang
telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi
retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang
bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan
dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian
gudang serta mengurangi kuantitas dan harga pokok
persediaan dalam kartu penyediaan yang bersangkutan.
7.
Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di gudang.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang
membentuk sistem akuntansi biaya
produksi. Pada
prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku,
bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku
cadang yang digunakan dalam kegiatan proses produksi
dan kegiatan non produksi.
8.
Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan
karena pengembalian barang gudang.
|
45
Prosedur ini melakukan transaksi pengembalian barang
gudang, mengurangi biaya, dan menambah persediaan
barang digudang. Jurnal yang dibuat untuk mecatat
transaksi tersebut ada didalam jurnal umum.
9.
Sistem perhitungan fisik persediaan.
Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan
oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan
yang disimpan di
gudang. Hasilnya digunakan untuk
meminta pertanggung jawaban bagian gudang mengenai
pelaksanaan fungsi penyimpanan dan pertanggung
jawaban bagian kartu persediaan mengenai kendala
catatan persediaan yang diselenggarakan, serta untuk
melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan
dibagian kartu persediaan.
2.2.6.2
Dokumentasi dalam sistem persediaan
Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem persediaan,
yaitu:
a.
Laporan produk selesai
b.
Bukti memorial
c.
Surat order pengiriman
d.
Faktur penjualan
e.
Laporan penerimaan barang
f.
Laporan pengiriman barang
g.
Bukti kas keluar
h.
Memo kredit
i.
Memo debit
j.
Bukti permintaan dan pengeluaran barang jadi
k.
Bukti pengembalian barang gudang
l.
Kartu perhitungan fisik
m.
Daftar hasil perhitungan fisik
|
46
2.2.7
General ledger
2.2.7.1
Pengertian general ledger
Menurut Moscove, Simkin, dan Barranoff (2001:103),
General Ledger
adalah kumpulan informasi moneter yang
detail mengenai aset, kewajiban, modal pemilik, pendapatan,
dan beban dari organisasi.
Dokumen-dokumen transaksi yang sudah dicatat
sebelumnya, baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus
kemudian dipindahkan ke dalam buku besar (general ledger)
sesuai dengan kelompok rekening dan nomor perkiraannya.
Pada dasarnya fungsi buku
besar adalah untuk mengetahui
total saldo pada masing-masing rekening yang nantinya akan
dipindahkan ke neraca saldo secara satu-persatu tiap-tiap
rekening.
2.2.7.2
Proses general ledger
Menurut Gelinas (2008:574), proses general ledger
terdiri dari:
a.
Mengakumulasi data, klarifikasi data berdasarkan akuntasi
general ledger, dan menyimpan data pada akun-akun
tersebut.
b.
Mengisi laporan keuangan, laporan bisnis, dan laporan
subsistem dengan menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk menyiapkan laporan internal
dan
eksternal.
2.2.7.3
Aktivitas general ledger
Menurut Romney dan Steinbart (2006:525-528),
aktivitas yang ada pada general ledger adalah:
1.
Update
2.
Posting jurnal penyesuaian
3.
Menyiapkan laporan keuangan
4.
Menghasilkan laporan manajerial.
|
47
2.2.8
Definisi rumah sakit
Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik
Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010
mengenai klasifikasi
rumah
sakit
dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pengelompokkan rumah sakit berdasarkan perbedaan tingkat
kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan.
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 tentang pedoman rumah sakit umum
menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah
diklasifikasikan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah
diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B, C, dan D.
klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur
pelayanan yang dimiliki.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis paling
sedikit 4 (empat) pelayanan medic spesialis dasar, 5(lima)
pelayanan spesialis penunjang medik, 12(dua belas) pelayanan
medik
spesialis lain dan 13(tiga belas) pelayanan medik sub
spesialis.
b.
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medis paling sedikit
4(empat) pelayaan medik spesialis dasar, 4(empat) pelayanan
spesialis penunjang medik, 8(delapan) pelayanan medik spesialis
lainnya, dan 2(dua) pelayanan medik sub spesialis dasar.
c.
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medis paling sedikit 4(empat)
pelayanan medik spesialis dasar dan 4(empat) pelayanan spesialis
penunjang medik.
|
48
d.
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan medis paling sedikit 2(dua)
pelayanan medik spesialis dasar.
2.2.9
Pengertian Klinik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 028/MENKES/PER/I/2011 klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis.
2.2.10
Teori Rekam Medis
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008,
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan atau dokumen
mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan,
dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik
rawat jalan maupun rawat inap.
Penyelenggaraan rekam medis pada suatu sarana pelayanan
kesehatan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan pada institusi
tersebut. Berdasarkan data pada rekam medis tersebut akan dapat dinilai
apalah pelayanan yang diberikan sudah cukup baik mutunya atau tidak,
serta apakah sudah sesuai standar atau tidak. Untuk itulah maka
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan merasa perlu mengatur
tata cara penyelenggaraan rekam medis dalam suatu peraturan menteri
kesehatan agar jelas rambu-rambunya, yaitu berupa PERMENKES No:
269/MENKES/PER/III/2008.
PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 menyebutkan
bahwa rekam medis memiliki lima manfaat, yaitu :
1.
Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
2.
Alat bukti dalam proses penegakan hokum, disiplin kedokteran,
dan kedokteran gigi, dan penegakkan etika kedokteran dan
etika
kedokteran gigi.
3.
Keperluan pendidikan dan penelitian.
|
![]() 49
4.
Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan.
5.
Data statistik kesehatan.
2.2.11
Diagram aliran dokumen
Menurut Mulyadi (2001:60),
diagram alir dokumen digunakan
untuk menggambarkan aliran dokumen dalam sistem tertentu. Simbol-
simbol yang digunakan dalam bagan aliran dokumen, yaitu:
Tabel 2.1 Diagram Aliran Dokumen
Simbol
Nama
Keterangan
Dokumen
Digunakan untuk menggambarkan
semua jenis dokumen yang merupakan
formulir yang digunakan untuk
merekam data terjadinya suatu
transaksi.
Dokumen dan
tembusannya
Digunakan untuk menggambarkan
dokumen asli dan tembusannya.
Nomor lembar dokumen dicantum
kan di sudut kiri atas.
Berbagai
dokumen
Digunakan untuk
menggambarkan
berbagai jenis dokumen yang
digabungkan bersama di dalam suatu
paket. Nama dokumen dituliskan di
dalam masing-masing simbol dan
nomor lembar dokumen dicantumkan
di sudut kanan atas simbol dokumen
yang bersangkutan
Catatan
Digunakan untuk menggambarkan
catatan akuntansi yang digunakan
untuk mencatat data yang direkam
sebelumnya di dalam dokumen atau
formulir.
|
![]() 50
Tabel 2.2 Diagram Aliran Dokumen Lanjutan 1
Simbol
Nama
Keterangan
Penghubung
pada halaman
yang sama
Dalam menggambarkan bagan alir,
arus dokumen dibuat mengalir dari
atas ke bawah dan dari kiri ke
kanan. Karena keterbatasan hala
man kertas untuk menggambar
maka diperlukan simbol penghu
bung untuk memungkinkan aliran
dokumen berhenti di suatu lokasi
lain pada halaman yang sama.
Kegiatan manual
Digunakan untuk menggambarkan
kegiatan manual.
Penghubung
pada halaman
yang berbeda
Jika untuk menggambar kan bagan
alir suatu sistem akuntansi diperlu
kan lebih dari satu halaman, simbol
ini harus digunakan untuk menun
jukkan ke mana dan bagaimana
bagian alir terkait satu dengan yang
lainnya.
Arsip sementara
Digunakan untuk menggambarkan
arsip sementara yang dokumennya
akan diambil kembali dari
arsip
tersebut di masa yang akan datang
untuk keperluan pengolahan lebih
lanjut terhadap dokumen tersebut.
Untuk menunjukkan urutan
pengarsipan dokumen, digunakan
simbol-simbol berikut ini:
A = menurut abjad
N = menurut nomor urut
T = kronologis, menurut tanggal
|
![]() 51
Tabel 2.3 Diagram Aliran Dokumen Lanjutan 2
Simbol
Nama
Keterangan
Arsip permanen
Digunakan untuk
menggambarkan arsip
permanen yang tidak akan
diproses lagi.
Mulai/ berakhir
(terminal)
Simbol ini menggambarkan
awal dan akhir dari suatu
sistem.
Keputusan
Simbol ini menggambarkan
keputusan yang harus dibuat
dalam proses pengolahan data.
2.2.12
Diagram aliran data (data flow diagram)
Data
flow diagram atau
Diagram aliran
data adalah data
yang
menggambarkan aliran data melalui serangkaian proses dan prosedur
yang mencakup sumber eksternal dan tujuan data. Kegiatan-kegiatan
yang mentransform data dan menyimpan atau mengumpulkannya.
Beda DFD dengan Flow Chart, antara lain :
1.
Proses
dalam
DFD
dapat
beroperasi secara paralel. Artinya
beberapa proses dapat dilakukan secara bersamaan. Sebaliknya,
proses pada flow chart hanya satu proses dalam satu waktu.
2.
DFD
menunjukkan
data
flow
melalui
sistem.
Sebaliknya,
flow
chart
menunjukkan rangkaian proses dalam algortima atau
program.
3.
DFD
tunggal
dapat
menyertakan
proses
setiap
jam,
secara
harian, mingguan, tahunan, dan sesuai permintaan. Hal ini tidak
terjadi pada flow chart.
|
![]() 52
2.2.12.1 Simbol dalam DFD
Menurut Whitten,
Bently,
Dittman
(2007:317), data flow
diagram adalah
sebuah
model
proses
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
aliran data
melalui
sebuah
sistem dan
tugas
yang
dilakukan
oleh
sistem.
DFD terdapat tiga simbol dan
satu koneksi:
a.
Proses (bubble atau function atau transformation)
Menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem. Proses
berfungsi untuk mentransformasikan suatu atau beberapa
data masukkan menjadi satu atau beberapa data keluaran
sesuai dengan spesifikasi yang digunakan. Setiap
proses
memiliki
satu
atau
beberapa data
masukkan
serta
menghasilakan satu atau beberapa data keluaran.
Digambarkan dengan simbol :
Gambar 2.13 Simbol Proses Data dalam DFD
Sumber : (Whitten: 321,2007)
b.
Data flow
Menggambarkan perpindahan informasi dari satu
bagian ke bagian lain dari
sistem.
Panah
menyatakan
aliran
data,
atau input
dan
output,
asal
data
dan tujuan
data. Digambarkan dengan simbol :
Data
Flow
Gambar 2.14 Simbol Data Flow
dalam DFD
Sumber : (Whitten: 325,2007)
Proses
|
![]() 53
c.
Data store
Berfungsi untuk sebagai tempat penyimpanan data.
Proses dapat mengambil
data
atau
memberikan
data
ke
data store. Digambarkan dengan simbol :
Gambar 2.15 Simbol Data Store dalam DFD
Sumber : (Whitten: 320,2007)
d.
Entitas eksternal (terminal)
Merupakan
simbol
yang
menggambarkan
entitas
yang
dapat
berupa orang, kelompok, atau organisasi
yang berhubungan dengan sistem. Digambarkan dengan
simbol :
Gambar 2.16 Simbol Data Eksternal dalam DFD
Sumber : (Whiiten: 319,2007)
2.2.12.2 Tingkatan DFD
DFD memiliki beberapa tingkatan. Tingkatan ini untuk
menjelaskan diagram-diagram agar terlihat
lebih
jelas dan
rinci. Tingkatan-tingkatan DFD sebagai berikut :
a.
Diagram konteks
Merupakan tingkatan yang pertama, yang menggambarkan
seluruh input atau output ke sistem.
b.
Diagram nol
Menggambarkan proses-proses dan aliran data yang terjadi
di dalam suatu sistem. Proses ini dapat dipecah menjadi
aliran data yang lebih terperinci dan memperlihatkan data
store yang digunakan.
c.
Diagram rinci
Menggambarkan rincian dari diagram nol dan proses-
Data Eksternal
Data Store
|
![]() 54
proses ini dapat dipecah menjadi aliran data yang lebih
terperinci.
2.2.13
State transition diagram (STD)
Menurut Whitten (2007:635), State Transition Diagram (STD)
adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi
layar yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna.
Dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam State
Transition Diagram (STD), yaitu:
1.
State, digambarkan dengan gambar persegi panjang yang
menunjukkan state dari sistem.
Gambar 2.17 Simbol State dalam STD
Sumber : (Whitten: 636,2007)
2.
Transition, digambarkan dengan gambar panah yang menunjukkan
transisi antar state. Tiap panah dberi label dengan ekspresi aturan.
Label yang di atas menunjukkan kejadian yang menyebabkan
transisi yang terjadi. Label yang di bawah menunjukkan aksi yang
terjadi akibat dari kejadian tadi.
Gambar 2.18 Simbol Transisi dalam STD
Sumber : (Whitten: 636,2007)
2.2.14
Perancangan antarmuka pengguna
2.2.14.1
Interaksi manusia dengan komputer
Menurut Shneiderman (2005:4), interaksi manusia
dengan komputer adalah proses mengkombinasikan metode
pengumpulan data dan kerangka kerja intelektual dari
percobaan psikologi dengan pengembangan alat yang berasal
dari ilmu komputer secara luas. Terdapat 8 golden rules agar
|
55
tercipta antarmuka pengguna yang baik, yaitu:
1.
Berusaha konsisten
2.
Memenuhi kebutuhan secara universal
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
4.
Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir
5.
Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan
kesalahan yang sederhana
6.
Memungkinkan pembalikan aksi (undo) yang mudah
7.
Mendukung internal focus of control
8.
Mengurangi beban ingatan jangkan pendek
2.2.14.2 Lima faktor manusia terukur
Menurut Shneiderman (2005:16), faktor-faktor
manusia terukur dalam desain antarmuka pengguna terdiri atas:
1.
Waktu belajar (time to learn)
: berapa lama waktu yang
diperlukan orang awam dalam komunikasi pengguna
untuk mempelajari cara relevan melakukan suatu tugas.
2.
Kecepatan kinerja (speed of performance): berapa lama
waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas.
3.
Tingkat kesalahan (rate error by user): berapa banyak
kesalahan dan kesalahan apa yang dibuat oleh pengguna.
4.
Daya ingat (retention over time): bagaimanakah
kemampuan pengguna mempertahankan pengetahuannya
setelah jangka waktu tertentu. Daya ingat berkaitan erat
dengan waktu belajar dan frekuensi penggunaan.
5.
Kepuasan subjektif (subjective satisfaction): seberapa suka
pengguna menggunakan variasi aspek dalam sistem.
Jawabannya dapat dipastikan dengan interview / survey.
2.2.15
PHP
Hypertext
Preprocessor
adalah sebuah bahasa script yang
dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam code
HTML. PHP banyak
dipakai dalam pemrograman situs web dinamis. Menurut Dwiartara
(2010:3), PHP pertama kali ditemukan oleh seorang software developer
|
56
bernama Rasmus Lerdorf. Ide awal PHP adalah ketika Rasmus ingin
mengetahui jumlah pengunjung yang membaca resume onlinenya.
Ketika itu script
yang dikembangkan baru memiliki dua fungsi yaitu
merekam informasi visitor
dan menampilkan jumlah pengunjung dari
suatu website. Banyak orang tertarik dan mendiskusikan bahasa
pemrograman ciptaan Rasmus ini hingga akhirnya Rasmus membuat
sebuah tool bernama Personal
Home Page. PHP bersifat GPL(General
Public License) yang artinya semua developer diperbolehkan
mengembangkan dan menambahkan fitur dalam bahasa PHP.
Dengan perilisan menjadi sumber terbuka, banyak programmer
yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. Pada tahun 1997,
sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP
menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada
Juni1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan
meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah
menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti
dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga
memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP
untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah
paradigma berorientasi objek.
Versi terbaru dari bahasa pemrograman PHP yaitu PHP 5.4.20
yang dirilis pada 19 September 2013.
PHP telah mendukung XML dan web services
sebagai fitur
pendukungnya. Untuk menggunakan PHP dalam platform mobile, maka
developer
bisa mengkombinasikannya dengan SQLite untuk mengolah
database.
Beberapa kelebihan PHP, yaitu:
1.
Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang
tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
2.
Web Server
yang mendukung PHP dapat ditemukan di mana-
mana dari mulai Apache, IIS, Lighttpd,
hingga Xitami
dengan
konfigurasi yang relatif mudah.
|
57
3.
Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-
milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4.
Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling
mudah karena memiliki referensi yang banyak.
5.
PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai
mesin (cross platform) dan dapat dijalankan secara runtime
melalui console
serta juga dapat menjalankan perintah-perintah
sistem.
2.2.16
MySQL
MySQL adalah Relational Database Management System
(RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL
(General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk
menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan
yang bersifat komersial.
Menurut Alam (2005: 25), SQL adalah bahasa terstruktur yang
digunakan untuk query, mengupdate, dan memanipulasi database.
Developer dapat menggunakan bahasa ini untuk memuat, mengurutkan,
dan menyaring suatu data, sehingga dihasilkan data spesifik dari sebuah
database. Pada SQL Server, bahasa SQL sering disebut sebagai
Transact-SQL (T-SQL). Dalam Oracle dan juga beberapa vendor
seperti MySQL digunakan nama SQL saja. Secara garis besar, bahasa
SQL yang digunakan oleh masing-masing vendor adalah sama, namun
beberapa vendor menambahkan perintah atau pilihan yang
hanya dapat
dimengerti oleh program yang bersangkutan.
Susanto dan Sukadi (2012:44) dalam jurnalnya menjelaskan
bahwa keistimewaan MySQL dalam mengelola sistem basis data antara
lain:
a.
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti
Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS, Solaris, dan lainnya
b.
MySQL
didistribusikan
secara open
source,
dibawah lisensi
GPL
sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
c.
MySQL
dapat
digunakan
oleh beberapa user
dalam
waktu
yang
bersamaan.
|
58
d.
MySQL
memiliki kecepatan dalam
menangani query sederhana,
dengan
kata
lain
dapat memproses lebih
banyak
SQL
per
satuan
waktu.
e.
MySQL memiliki
beberapa lapisan
sekuritas
seperti
level
subnetmask, nama
host,
dan
izin
akses
user
dengan
sistem
perizinan yang
mendetail serta sandi terenkripsi.
f.
MySQL mampu menangani data dalam skala besar dengan jumlah
record lebih dari lima puluh juta, jumlah tabel lebih dari lima puluh
ribu, dan jumlah baris lebih dari lima milyar.
g.
MySQL mampu melakukan koneksi dengan klien menggunakan
TCP/IP, Unix Socket atau Named Pipes (NT).
h.
MySQL memiliki antarmuka yang berbeda-beda sesuai dengan
aplikasi dan bahasa pemrograman menggunakan Application User
Interface (API).
i.
MySQL dilengkapi dengan berbagai tools untuk perlengkapan
administrasi basis data dan telah tersedia petunjuk secara online.
2.2.17
HTML/XHTML (Hypertext/Extensible Markup Language)
Menurut Rinaldo, Prasetyo, dan Rahayuputri (2013:13-14),
HTML adalah bahasa dengan tanda-tanda khusus yang digunakan di
awal era web untuk menyajikan informasi. Kode HTML diawali dengan
<html> dan diakhiri dengan </html>. Tetapi sebelum <html>
diharuskan menuliskan deklarasi !DOCTYPE sebagai public text
identifier.
Hal penting dalam HTML :
1.
Tanda < > menyatakan sebuah tag.
2.
Pada umumnya tag berpasangan (contoh <html> </html>).
3.
Tag yang tidak berpasangan adalah <br /> dan <hr />.
4.
Pada tag berpasangan penutup mempunyai bentuk </ >.
5.
Tag
tidak boleh ditulis berpotongan dengan tag
lain (contoh
<head> <tittle> </head> </tittle>).
|
59
2.2.18
CSS (Cascading Stylesheet)
Menurut Rinaldo, Prasetyo, dan Rahayuputri (2013:15), CSS
(Cascading Style Sheet) digunakan dalam HTML untuk menciptakan
suatu style yang dapat membuat kemampuan HTML menjadi lebih luas.
Style dapat didefinisikan dalam file
terpisah sehingga tidak menambah
kompleksitas dokumen. Dan style
juga dapat digunakan pada sejumlah
dokumen.
2.2.19
Java Script
Rinaldo, Prasetyo, dan Rahayuputri (2013:15), JavaScript
adalah bahasa script (bahasa yang kodenya ditulis dengan teks biasa)
yang ditempelkan pada dokumen HTML dan diproses pada sisi client.
Dengan menggunakan bahasa ini kemampuan dokumen HTML menjadi
semakin luas, dan memungkinkan untuk mengimplementasikan tugas
yang bersifat interaktif tanpa berhubungan dengan server.
Beberapa contoh yang bisa dilakukan melalui JavaScript :
1.
Menampilkan jam pada halaman local web.
2.
Mengatur warna latar belakang halaman web.
3.
Mengganti gambar pada saat mouse menunjuk pada suatu gambar
(mouse hover).
4.
Memvalidasi keabsahan data yang dimasukan oleh pemakai.
5.
Menandai semua data yang akan dihapus dengan cara member tanda
centang pada check box (biasanya dipakai pada email berbasis web).
2.2.20
Apache
Menurut Apache Software Foundation (2013), Apache HTTP
Server
("httpd") adalah sebuah proyek
The
Apache
Software
Foundation.
Apache
HTTP
Server
Project
merupakan upaya
untuk
mengembangkan dan mempertahankan server HTTP open-source untuk
sistem operasi modern termasuk
UNIX dan Windows NT. Tujuan dari
proyek ini adalah untuk memberikan rasa aman, efisien dan extensible
server yang
menyediakan layanan HTTP sesuai
standar HTTP saat ini.
Apache
httpd telah menjadi web server
yang paling populer di Internet
sejak April 1996.
|
60
2.2.21
Web browser
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2005:681), web browser
adalah piranti lunak yang umumnya digunakan oleh pengguna untuk
mengakses web.
Browser
menyediakan tampilan grafis yang
memungkinkan pengguna untuk menunjuk dan mengklik bagian yang
diinginkan di web. Web browser
menjadi sarana universal karena
mengirimkan antarmuka yang sama pada semua sistem
operasi yang
dijalankan.
2.2.22
Web database system
Menurut Barry Eaglestone dan Mick
Ridley (2001:38), web
database system
adalah
sistem dimana
teknologi
web
dan
database
digunakan secara bersamaan, web database system menyediakan akses
yang lebih luas ke sistem database dan meningkatkan kegunaan web.
2.3
Hasil produk sebelumnya
Susanto dan Sukadi (2012:46) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa
sistem manajemen rumah sakit yang telah diterapkan pada RSUD Pacitan
memberikan dampak positif bagi kemajuan rumah sakit tersebut, yaitu:
1.
Dengan adanya sistem manajemen rumah sakit yang mengatur rekam
medis, mengurangi terjadinya pasien yang memiliki nomor rekam medis
ganda.
2.
Aplikasi ini mempercepat pencarian status rekam medis manual jika
pasien berkunjung ke rumah sakit
3.
Sistem manajemen rumah sakit sangat membantu dokter, paramedik, untuk
melakukan diagnosa, terapi, dan perawatan.
|