7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori yang berkaitan dengan Database
2.1.1.
Pengertian Data
Data adalah bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model
untuk dihasilkan informasi. (Analisa dan Desain Sistem Informasi, Jogiyanto,
2005 : 8).
Menurut McFadden (1999, p5) data adalah fakta-fakta tentang segala
sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media
komputer.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian, dan masih
berbentuk mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut sehingga bisa menghasilkan
informasi yang kemudian disimpan pada komputer.
2.1.2.
Pengertian Basis Data
Sebuah koleksi dari data yang saling berhubungan secara logika dan
deskripsi dari data tersebut, dirancang untuk memenuhi informasi yang
dibutuhkan sebuah organisasi (Conolly dan Begg, 2005).
Menurut James Martin, basis data adalah kumpulan data yang saling
berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa
pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
Menurut Michael V.Manino (2001), basis data adalah sekumpulan data
persisten yang bisa dibagi (shared) dan saling berhubungan (interrelated).
Persisten dalam arti data disimpan pada media penyimpanan yang stabil, contoh :
Magnetic Disk. Dapat dibagi (shared) berarti basis data memiliki banyak
kegunaan dan banyak pengguna sekaligus. Sedangkan saling berhubungan
|
8
(interrelated) berarti data yang
disimpan dalam unit-unit terpisah bisa saling
berhubungan untuk menyediakan data yang utuh.
Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa basis data merupakan
kumpulan berbagai data yang saling berhubungan secara logis untuk
mengonsolidasi file yang terpisah dan menjamin agar tidak terjadi redudansi
pada data, dirancang dengan tujuan memenuhi informasi yang dibutuhkan suatu
perusahaan atau instansi dalam batasan tertentu.
2.1.3.
Pengertian Sistem
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional (dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling
berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses /
pekerjaan tertentu. (Basis Data, Fathansyah, 2002 : 9).
Sedangkan sistem
menurut jogiyanto
adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan/untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas,
maka dapat disimpulkan sistem adalah
kumpulan elemen-elemen yang saling bekerja sama dan berinteraksi untuk
memproses masukan kemudian saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2.1.4.
Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah sekumpulan aplikasi program yang berinteraksi
dengan basis data melalui suatu DBMS dan basis data itu sendiri serta
merupakan suatu sistem penyimpanan record
yang terkomputerisasi. Sistem
basis data menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk
kepentingan proses pengambilan keputusan.
2.1.5.
Keuntungan dan Kerugian Sistem Basis Data
Berikut ini adalah kelebihan sistem basis data :
|
9
1.
Kerangkapan dan inkonsistensi data dapat dikontrol sehingga tidak terdapat
data rangkap.
2.
Terpeliharanya keselarasan data.
3.
Data dapat dipakai secara bersama-sama.
4.
Memudahkan penerapan standarisasi.
5.
Memudahkan penerapan batasan-batasan pengamanan.
6.
Terpeliharanya integritas data.
Sedangkan berikut ini merupakan kekurangan sistem basis data :
1.
Mahal dalam implementasinya.
2.
Rumit/komplek.
3.
Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang
terkait.
2.1.6.
Database Management System (DBMS)
Menurut Conolly dan Begg (2005, p16), Database Management System
merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user
untuk
mendefinisikan, membangun, merawat dan mengatur control akses terhadap
basis data. Tujuan utama dari DBMS adalah untuk memberikan tinjauan abstrak
data kepada user. Jadi sistem menyembunyikan informasi tentang bagaimana
data disimpan, dipelihara, dan tetap dapat diambil (akses) secara efisien.
Pertimbangan efisien di sini adalah bagaimana merancang struktur data yang
kompleks tetapi masih tetap bisa digunakan oleh pengguna awam tanpa
mengetahui kompleksitas strukturnya.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p17) ada beberapa keuntungan dari
Database Management Systems (DBMS) diantaranya :
1.
Pengunaan data secara bersamaan (sharing of data)
2.
Mencegah duplikasi data (control of data redundancy)
3.
Menghindari ketidakkonsistensi data (data consistency)
4.
Keamanan yang terjamin (improved security)
5.
Integritas data yang terpelihara (improved data integrity)
Sedangkan menurut ITL Education Solutions
(2008), keuntungan dari
|
10
basis data adalah sebagai berikut :
1.
Controlled data redundancy
Selama basis data dirancang, berbagai file diterintegrasi dan setiap item data
logikal disimpan di lokasi pusat. Ini menghilangkan kemungkinan replikasi
data dalam file
yang berbeda, dan memastikan konsistensi data serta
menghemat ruang penyimpanan. Perhatikan bahwa redundansi dalam sistem
database tidak dapat dihilangkan seluruhnyai karena mungkin ada beberapa
pengembangan
dan alasan
teknis
untuk memiliki beberapa jumlah
redundansi. Namun, DBMS harus mampu mengendalikan redundansi ini
untuk menghindari inkonsistensi data.
2.
Enforcing data integrity
Meneggakkan integritas data
menjadi
jauh lebih mudah. Berbagai kendala
integritas diidentifikasi
oleh DBA
selama tahap perancangan desain basis
data. Beberapa kendala integritas data dapat ditegakkan secara otomatis oleh
DBMS, dan beberapa mungkin harus diperiksa oleh program aplikasi.
3.
Shared Data
Data yang disimpan dalam database dapat dibagi kepada beberapa pengguna
atau program aplikasi. Selain itu, aplikasi baru dapat dikembangkan dengan
menggunakan data yang disimpan sama. Akibat penggunaan data, mungkin
untuk memenuhi kebutuhan data aplikasi baru tanpa harus membuat data
tambahan atau dengan modifikasi minimal.
4.
Ease of Application Development
Programmer perlu mengembangkan program aplikasi
yang
sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Isu lain seperti akses bersamaan, keamanan, integritas
data, dll, akan ditangani oleh DBMS itu sendiri. Hal ini memudahkan proses
pengembangan aplikasi.
5.
Data Security
Karena data disimpan secara terpusat, mekanisme keamanan yang dirancang
menjadi lebih mudah. DBMS memastikan bahwa satu-satunya cara akses ke
database adalah melalui saluran resmi. Oleh karena itu,
pemeriksaan
keamanan data dapat dilakukan setiap kali dilakukan akses terhadap data
|
11
sensitif. Untuk menjamin keamanan, DBMS menyediakan alat-alat keamanan
seperti kode pengguna dan password. Pemeriksaan yang berbeda dapat
ditetapkan untuk setiap jenis akses
(modifikasi, penghapusan, dll)
untuk
setiap potongan informasi dalam database.
6.
Backup and Recovery
DBMS menyediakan backup dan pemulihan subsistem yang bertanggung
jawab untuk pemulihan dari kegagalan hardware dan software. Misalnya,
jika terjadi kegagalan transaksi, subsistem pemulihan DBMS mengembalikan
keadaan
basis data ke keadaaan
sebelum dimulainya transaksi atau
melanjutkan transaksi dari titik itu terganggu sehingga efek lengkap dapat
dicatat dalam database
2.1.7.
Structured Query Languange (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p184), SQL adalah transform-
oriented languange atau bahasa yang didesain untuk menggunakan relasi yang
mentrasformasikan input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai bahasa
standar ISO SQL memiliki dua komponen utama, yaitu :
1.
Data Definition Languange (DDL)
Mengijinkan DBA untuk mendefinisikan dan membuat struktur pe data dari
objek-objek database seperti table, indeks, trigger, dll.
2.
Data Manipulation Languange (DML)
DML bertugas memanipulasi data sehingga DBA dapat memanupulasi data
yang sesuai dengan permintaan yang ada.
2.1.8.
Komponen DBMS
Ada banyak komponen-komponen dari DBMS, menurut Connoly dan
Begg (2005, p18) DBMS memiliki lima komponen penting yaitu :
1)
Hardware (perangkat keras)
Suatu DBMS dan aplikasi yang menggunakan hardware untuk menjalankan
aplikasinya. Hardware dapat disusun dari suatu
komputer tunggal, suatu
mainframe tunggal, suatu jaringan komputer.
|
12
2)
Software (perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari DBMS software dan aplikasi program
beserta sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak tentang jaringan bila
DBMS digunakan dalam jaringan.
3)
Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS khususnya
sudut
pandang dari end user mengenai data, dimana data berfungsis
ebagai
jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4)
Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan-aturan dalam membuat rancangan
dan menggunakan basis data. Pengguna sistem dan staff
yang mengatur
kebutuhan basis data didokumentasikan dalam prosedur yang berupa
petunjuk pengguna sistem atau petunjuk menjalankan sistem. Berikut ini
terdiri dari :
a.
Log on ke DBMS.
b.
Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau aplikasi program.
c.
Menjalankan dan menghentikan DBMS.
d.
Membuat duplikat backup basis data.
e.
Menangani kesalahan pada hardware atau software.
f.
Mengubah struktur suatu tabel, mengatur ulang basis data
melewati
multiple disks, meningkatkan kinerja, atau menyimpan data ke secondary
storage.
5)
People (manusia)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dalam sistem tersebut. Berkut
pembagian tugas yang telah dispesifikasaikan :
1.
Application Programmer, bertanggung jawab untuk membuat aplikasi
basis data dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti VB, Java,
dan lain-lain.
2.
End-User, orang yang berinteraksi dengan sistem melalui workstation
atau terminal.
|
![]() 13
3.
DA (Data Administrator), seorang yang berwenang untuk membuat
keputusan strategis dan kebijakan mengenai data yang ada, DBA (Basis
data Admistrator), menyediakan dukungan teknis untuk implementasi
keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas keseluruhan kontrol
sistem pada tingkatan teknis.
4.
Basis data Designer
Dalam sebuah proyek basis data yang besar, seharusnya terdapat dua tipe
designer yaitu logical basis data designe
rdan physical basis data
designer. Dimana, Logical Basisdata Designer bertugas untuk
mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data dan
hambatan penyimpanan data ke dalam basis data. Sedangkan Physical
Basis data Designer menentukan bagaimana basis data logikal untuk
dilakukan realisasi fisiknya.
Gambar 2.1 Komponen DBMS
2.1.9.
Database System Development Lifecycle (DSDLC)
Siklus pengembangan basis data yang dilalui dalam
merancang sebuah
sistem basis
data
disebut Database
System
Development
Lifecycle
(DSDLC).
Pada aplikasi basis data kecil, dengan jumlah user yang kecil, siklus hidup yang
diperlukan tidak terlalu kompleks. Namun, apabila merancang aplikasi basis data
menengah ke atas dengan jumlah user yang banyak, menggunakan ratusan query
dan program aplikasi, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks. Berikut
siklus DBDLC menurut Connoly dan Begg :
|
![]() ![]() ![]() ![]() 14
Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle (DSDLC)
1.
Database Planning
Merupakan aktivitas manajemen untuk merealisasikan tahapan Database
System Development Lifecycle
secara efektif dan efisien. Perancangan
database mencakup cara pengumpulan data, format data, dokumentasi yang
diperlukan serta cara membuat desain dan implementasi. Namun, penentuan
misi dari proyek basis data sangat penting untuk menentukan tujuan utama
dari pembuatan aplikasi basis data tersebut. Misi dibagi menjadi dua, yaitu :
|
![]() 15
a.
Mendefinisikan Mission statement
Menguraikan tujuan perancangan basis data bagi organisasi.
Contoh : Tujuan dari perancangan sistem basis data dreamhome adalah
untuk memelihara data yang dipakai dan dihasilkan untuk mendukung
kebutuhan perusahaan client dan memberikan fasilitas bagi perusahaan
dalam pembagian data diantara cabang-cabang yang ada.
b.
Mendefinisikan Mission Objective
Membuat definisi kegunaan atau operasi-operasi yang dapat dilakukan
terhadap basis data.
Contoh :
1.
Memelihara data (insert, update, delete) pada setiap cabang.
2.
Menjalankan fitur searching untuk melihat produk yang ada.
3.
Menjelajahi status peminjaman.
2.
System Definition
Definisi sistem berisi deskripsi ruang
lingkup
dan
batasan dari
aplikasi
basis
data berdasarkan pandangan
user
agar aplikasi tepat guna.
Pandangan user
mendefinisikan apa yang dibutuhkan pada sebuah
aplikasi basis data berdasarkan peranan pekerjaan seperti manajer atau
berdasarkan area aplikasi perusahaan seperti pemasaran. Sebuah aplikasi
basis data dapat memiliki satu atau lebih pandangan user.
Gambar 2.3 Sistem Basis Data dengan Multiple User Views
(Connolly, 2005)
|
16
3.
Requirement Collection and Analysis
Proses
pengumpulan
dan
analisis
informasi
mengenai
bagian-bagian
dari
sebuah organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan
informasi
tersebut
untuk
mengidentifikasikan kebutuhan
user
akan
sistem
yang
baru.
Ada
tiga
pendekatan
untuk
mengatur
kebutuhan dari
sebuah
aplikasi basis data dengan banyak pandangan user yaitu :
a.
The Centralized approach
Kebutuhan setiap user dikumpulkan menjadi satu kesatuan kebutuhan
dan model data global.
b.
The view integration approach
Kebutuhan
setiap user
dibuat dalam model
data yang
terpisah (model
data lokal),
kemudian
hasil
dari
model
data
yang ada
digabungkan
menjadi model data global menggunakan tahapan database design.
c.
A combination of both approach
Pendekatan gabungan dari kedua pendekatan diatas.
4.
Database Design
Suatu proses merancang desain yang akan mendukung kebutuhan operasional
dan tujuan perusahaan. Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), Database
Design
dibagi menjadi
tiga
fase
utama,
yaitu
perancangan basis
data
konseptual, perancangan
basis
data
logikal,
dan
perancangan
basis
data
fisikal.
Dalam tahap ini, akan dilakukan peninjauan ulang dari pendekatan utama ke
desain
basis
data.
Kemudian
Pada
perancangan basis data terdapat
tiga
tahap utama yaitu :
1.
Perancangan Basis Data Konseptual
Proses kontruksi
model data
berdasarkan informasi yang digunakan
perusahaan, tidak bergantung pada seluruh aspek fisikial apapun.
Perancangan ini akan menghasilkan
entitas, relasi dan atribut
yang
digambarkan dalam erd konseptual. Tahapan
dalam perancangan
konseptual basis data adalah sebagai berikut :
|
![]() 17
Tahap 1
Membangun model data konseptual local untuk setiap
view
Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan ER Diagram
Konseptual dan kamus data
Tahap 1.1 : Mengidentifikasikan entitas.
Bertujuan untuk menentukan entity types
utama yang
dibutuhkan. Menentukan entity
dapat dilakukan
dengan memeriksa users requirement specification.
Setelah terdefinisi, entity
diberikan nama yang tepat
dan jelas seperti peralatan, kondisi.
Tahap 1.2 : Mengidentifikasikan hubungan.
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship
yang penting yang ada antar entity
yang telah
diidentifikasi. Nama dari suatu relationship
menggunakan kata kerja seperti mempelajari, memiliki
mempunyai dan lain-lain.
Tahap 1.3 : Mengidentifikasikan dan menghubungkan
atribut dengan entitas atau relasinya.
Bertujuan untuk menghubungkan attribute
dengan
entity
atau relationship
yang tepat. Attribute
yang
dimiliki setiap entity
atau relationship
memiliki
identitas atau karakteristik yang sesuai dengan
memperhatikan attribute
berikut : simple/composite
attribute, single/multi-valued attribute dan derived
attribute
Tahap 1.4 : Menentukan domain atribut.
Bertujuan untuk menentukan attribute domain pada
conceptual data model. Contohnya yaitu menentukan
nilai attribute
jenis_kelamin pada entity
pegawai
dangan M atau F.
Tahap 1.5 : Menentukan atribut primary key dan
|
![]() 18
candidate key.
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada
setiap entity
dan memilih primary key jika ada lebih
dari satu candidate key. Pemilihan
primary key
didasari pada panjang dari attribute dan keunikan key
di masa datang.
Tahap 1.6 : Mempertimbangkan penggunaan dari
konsep permodelan enhanced (optional).
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan
specialization, generalization, aggregation,
composition. Dimana masing-masing pendekatan dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
a)
Specialization
dan generalization
adalah proses
dalam mengelompokan beberapa entity
dan
menghasilkan entity yang baru. Beda dari keduanya
adalah cara prosesnya, dimana spesialisasi
menggunakan proses top-down dan generalisasi
menggunakan proses bottom-up.
b)
Aggregation
menggambarkan sebuah entity types
dengan sebuah relationship types
dimana suatu
relasi hanya akan ada jika telah ada relationship
lainnya.
Tahap 1.7 : Memerikasa model untuk redudansi.
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk
menghindari dari adanya informasi yang redundan.
Yang dilakukan pada langkah ini adalah :
a)
Memeriksa kembali one-to-one relationship.
Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan
ada dua entity yang mewakili satu objek. Untuk itu
dua entity
tersebut harus di-merger
bersama. Dan
jika primary key-nya berbeda maka harus dipilih
|
![]() 19
salah satu dan lainnya dijadikan alternate key.
b)
Menghilangkan relasi yang redundansi.
Untuk menekan jumlah model data, maka
relationship data yang redundan harus dihilangkan.
Tahap
1.8
:
Melakukan
validasi
model
konseptual
lokal terhadap transaksi user.
Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data
model
mendukung kebutuhan transaksi. Dengan
menggunakan model yang telah divalidasi tersebut,
dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara
manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk
mejamin bahwa local conceptual data model
mendukung kebutuhan transaksi yaitu :
a)
Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entities,
relationship, dan attribute) yang diperlukan pada
setiap transaksi yang disediakan oleh model
dengan mendokumentasikan penggambaran dari
tiap kebutuhan transaksi.
b)
Mengunakan transaksi pathways
Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model
dengan keperluan transaksi yang melibatkan
diagram yang mewakili pathways diambil dari tiap
transaksi secara langsung yang terdapat pada E-R
diagram menggambarkan komponen-komponen
dari entity dan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan attribute-attribute yang
merepresentasikan seluruh fakta dari real-world
yang kita tinjau (Fathansyah,1999,p79). Sedangkan
menurut Silberschartz (2002,p42), E-R diagram
dapat menyatakan keseluruhan struktur logical dari
|
![]() 20
basis data dengan menggunakan bagan.
Tahap
1.9
:
Meninjau kembali
validasi
model
konseptual
lokal terhadap transaksi user.
Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model
dan memastikan bahwa data model tersebut sudah
benar.
2.
Perancangan Basis Data Logikal
Proses konstruksi model data yang digunakan perusahaan berdasarkan
model data spesifik, namun independen terhadap DBMS. Perancangan ini
memetakan model data konseptual kedalam model data logikal, untuk
mencapai target basis data yaitu model relasional. Model data logikal
merupakan sebuah sumber informasi bagi perancangan basis data fisikal,
menyediakan pedoman
yang digunakan db designer
untuk merancang
basis data seefisien mungkin. Tahap-tahap
dalam
perancangan
logikal
basis data adalah sebagai berikut.
Tahap 2
Membangun
dan
memvalidasi
model
data
logikal
global untuk setiap sudut pandang user.
Tujuannya untuk membangun suatu model data
logikal
global dari suatu model data konseptual lokal
yang
merepresentasikan
pandangan
tertentu
dari
perusahaan
dan
kemudian
memvalidasi
model data
ini
untuk
memastikan
strukturnya
sudah
benar dan
untuk
memastikan
bahwa
model
tersebut mendukung
transaksi yang diminta.
Tahap 2.1 : Menghilangkan bagian yang tidak sesuai
dengan model relasi (optional).
Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki model
logikal data konseptual dengan menghilangkan fitur-
fitur yang tidak kompatibel dengan model
|
![]() 21
relasional.
Ada
4
hal
yang perlu diperhatikan
dalam tahap ini, yaitu:
1.
Menghilangkan
tipe
hubungan
binary
many-to-
many (*:*).
2.
Menghilangkan tipe
hubungan rekursif many-to-
many (*:*).
3.
Menghilangkan tipe hubungan kompleks.
4.
Menghilangkan atribut multi-valued.
Tahap 2.2 : Menurunkan Relasi Untuk Model Data
Logikal Lokal.
Tujuannya adalah
membuat relasi untuk
model
data
logikal
lokal
untuk mewakili entity,
relationship, dan atribut yang telah diidentifikasi.
Relasi-relasi
yang
didapat
dari
model
data
logikal
yang ada pada model data konseptual:
1.
Strong entity type
Karakteristiknya adalah setiap entitas dapat
diidentifikasikan
dengan primary
key
dari
tipe
entitas itu.
2.
Weak entity type
Karakteristiknya adalah atribut yang terdapat pada
entitas tersebut tidak dapat mengidentifikasikan
tipe entitas itu secara unik.
3.
One-to-many (1:*) binary relationship types adalah
relasi dimana setiap entitas yang ada dapat
mempunyai satu atau lebih dari 1 relasi dengan
entitas yang lain.
4.
One-to-one
(1:1)
binary
relationship
types
adalah relasi dimana setiap entitas yang ada hanya
dapat mempunyai maksimal 1 relasi dengan entitas
yang lain.
|
![]() 22
5.
One-to-one (1:1)
recursive
relationship
types
adalah relasi dimana setiap entitas yang ada sama
pada kedua sisinya.
6.
Many-to-many (*:*) binary relationship type
adalah
relasi
dimana
setiap
entitas
dapat
mempunyai lebih dari 1 relasi dengan entitas yang
lain.
7.
Superclass
/
subclass
relationship
types
adalah
relasi
dimana superclass entity merupakan parent
sedangkan subclass entity sebagai child.
8.
Complex
relationship
types
adalah
sebuah
relasi yang menghasilkan sebuah relasi untuk
merepresentasikan relasi yang ada dan meliputi
atribut-atribut
yang
menjadi bagian dari relasi
tersebut.
9.
Multi-value
attributes
adalah
atribut
yang
mempunyai banyak nilai untuk setiap entita
Tahap
2.3
: Validasi relasi
menggunakan
teknik
normalisasi.
Tujuannya adalah untuk memvalidasi relasi pada
model data logikal lokal menggunakan normalisasi.
Tahap 2.4
: Validasi relasi dengan transaksi-transaksi
yang sesuai dengan kebutuhan user.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi pada
model data logikal mendukung transaksi-
transaksi
yang dibutuhkan oleh view.
Tahap 2.5 : Menentukan batasan-batasan integritas.
Tujuannya
adalah
memeriksa
integrity
constraint
yang direpresentasikan pada model data logikal.
Integrity constraint adalah batasan-batasan yang
digunakan agar kelengkapan, keakuratan, dan
|
23
kekonsistensian sistem
basis data terjaga baik.
Tipe
integrity constraint :
1.
Required data
Harus ada nilai valid (tidak boleh null).
2.
Attribute domain constraint
Setiap
atribut
harus
mempunyai
sebuah
domain, satu set nilai yang sah yang telah
didefinisikan sebelumnya.
3.
Entity integrity
Primary
key
dari
sebuah
tabel
harus
unik
dan
tidak mengandung nilai null untuk setiap baris.
4.
Referential integrity
Sebuah foreign key menghubugkan tiap tuple pada
relasi
child ke
tuple
pada
relasi
parent yang
mengandung nilai candidate key yang sama.
Referential integrity terdiri atas :
a. NO ACTION
Mencegah parent dihapus.
b. CASCADE
Jika parent dihapus maka child juga akan dihapus
secara otomatis.
c. SET NULL
Jika parent dihapus, foreign key pada semua
child akan di set null.
d. SET DEFAULT
Jika parent dihapus, foreign key pada semua
child akan di set default.
e. NO CHECK
Jika
parent dihapus,
maka
tidak
akan melakukan
apa-apa untuk memastikan referential integrity
dijaga.
|
![]() 24
5.
General constraints
Perubahan pada tabel yang dibatasi oleh aturan
yang mengatur transaksi pada dunia nyata yang
direpresentasikan oleh perubahan tersebut.
Tahap 2.6
:
Meninjau ulang model data logikal lokal
terhadap kebutuhan user.
Tujuannya
adalah
meninjau kembali model
data lokal
yang
telah
dibangun
untuk
memastikan bahwa
model
tersebut sesuai
dengan
representasi yang
sebenarnya dari persyaratan data yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Tahap
2.7:
Menggabungkan
model data
logikal lokal
ke dalam model data logikal global (optional).
Tujuannya adalah
menggabungkan
model-model data
logikal lokal menjadi sebuah model data logikal global
yang
merepresentasikan view sistem basis data bagi
semua user.
o
Tahap 2.7.1 :
Menggabungkan model data logikal
lokal ke dalam model data logikal global.
o
Tahap
2.7.2 :
Memvalidasi
model
data
logikal
global.
o
Tahap
2.7.3
:
Meninjau ulang model data logika
global terhadap kebutuhan user.
Tahap
2.8
:
Memeriksa
model data untuk kebutuhan
masa depan.
Tujuannya adalah menvalidasikan relasi yang dibentuk
dari
model
data logikal
global dengan menggunakan
teknik normalisasi serta menjamin model data logikal
global ini mendukung transaksi-
transaksi yang
dibutuhkan.
Tahap 2.9 : Cek perkembangan di masa yang akan
|
![]() 25
datang
Tujuannya adalah memperkirakan apakah akan terjadi
perubahan yang signifikan dimasa yang akan
datang dan untuk menilai apakah model data logikal
yang ada sekarang dapat mengikuti perubahan tersebut.
3.
Perancangan Basis Data Fisikal
Proses menghasilkan deskripsi basis data dengan cara implementasi basis
data pada penyimpanan sekunder. Deskripsi basis data berisi relasi dasar,
organisasi file
dan indeks yang digunakan untuk membuat akses data
lebih cepat dan seluruh batasan integritas yang berhubungan serta
pengaturan mekanisme keamanan. Db desiger akan menspesifikasikan
DMB tertentu pada perancangan ini. Tahapan dalam perancangan fisikal
basis data adalah sebagai berikut :
Tahap 3
Menerjemahkan
model data logikal global untuk
DBMS yang digunakan.
Tahap 3.1 : Merancang relasi dasar.
Dalam memulai merancang physical
design,
diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami
informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical
database design. Informasi yang penting bisa
didapatkan dari kamus data dan DDL.
Tahap 3.2 : Merancang representasi dari derived data.
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data
yang diperoleh mewakili global logical data model ke
dalam DBMS.
Tahap 3.3 : Merancang batasan umum.
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-
batasan yang ada pada perusahaan.
Tahap 4
Merancang representasi fisikal
Merancang representasi physical. Bertujuan untuk
|
![]() 26
menentukan organisasi file yang optimal untuk
penyimpanan dan menentukan indeks yang dibutuhkan
untuk meningkatkan performa.
Tahap 4.1 : Menganalisa transaksi.
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang
dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi
yang penting. Kriteria kemampuan yang harus
diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi adalah :
a)
Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan
mempunyai dampak yang signifikan pada
performa.
b)
Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
c)
Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan
ada permintaan yang tinggi pada saat basis data
dibuat.
Tahap 4.2 : Memilih organisasi file.
Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke
tempat penyimpanan data. Ada beberapa pilihan
struktur penyimpanan
Tahap 4.3 : Memilih index.
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu
sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk
memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah
untuk menyimpan
tuples
yang tidak disimpan dan
dibuat sebanyak secondary indexes
sebagaimana
diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan
adalah:
a)
Atribut yang sering digunakan untuk join
operations untuk membuat lebih efisien.
b)
Atribut yang sering dipesan untuk mengakses
|
![]() 27
tuples
pada suatu relasi didalam urutan yang
menunjukkan atribut.
Terdapat tiga jenis index yaitu :
a)
Primary Index
Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci
(keyfield), yang diurutkan terlebih dahulu secara
sekuensial.
b)
Clustering Index
Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci
(non-keyfield), yang diurutkan terlebih dahulu
secara sekuensial.
c)
Secondary Index
Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang
tidak terurut di dalam file data.
Tahap 4.4 : Memperkirakan kebutuhan disk space.
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang
penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data.
Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam
suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang
berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk
menampung data.
Tahap 5
Perancangan user views
Merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk
merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi
selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis
langkah dari relasional Database Application Lifecycle.
Tahap 6
Perancangan mekanisme keamanan.
Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen
yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa
|
![]() 28
informasi yang sangat penting.
Tahap 7
Mempertimbangkan kemunculan redudansi
terkontrol.
Pada langkah physical database design
ini
mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk
meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah
perancangan basis data logikal secara structural,
konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah :
a)
Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks
b)
Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas
c)
Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve
data tetapi lambat dalam update.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat
dilihat dari sudut pandang tertentu yaitu melalui
pendekatan efisiensi data (Normalisasi) atau pendekatan
efisiensi proses (Denormalisasi). Efisiensi data
dimaksudkan untuk meminimalkan kapasitas disk, dan
efisiensi proses dimaksudkan untuk mempercepat
proses
saat retrieve data dari basis data.
Tahap 7.1 : Menggabungkan relasi 1:1
Tahap 7.2 : Melakukan duplikasi pada atribut non key
pada relasi 1:* untuk mengurangi penggunaan joins.
Tahap
7.3
:
Melakukan
duplikasi
pada
atribut
foreign
key
pada relasi 1:* untuk mengurangi penggunaan joins.
Tahap
7.4
:
Melakukan
duplikasi
pada
atribut
pada
relasi *:*
untuk mengurangi penggunaan joins.
Tahap 7.5 : Mengenali repeating groups.
|
![]() 29
Tahap
7.6 :
Menggabungkan
lookup tables dengan
relasi dasar.
Tahap 7.7 : Membuat tabel ekstraksi.
Tahap 8
Memonitor sistem operasional.
Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan
performa dan menentukan perancangan sistem yang tepat
atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
5.
DBMS Selection (optional)
Tahap seleksi dbms merupakan kegiatan pemilihan DBMS yang sesuai guna
mendukung aplikasi basis data. Tahapan dalam
memilih DBMS yang tepat
antara lain :
a.
Mendefinisikan
syarat-syarat
sebagai
referensi.
Berupa dokumen yang
menyatakan
tujuan dan
ruang lingkup penelitian, dan tugas-tugas yang
harus
dilakukan. Dokumen ini
juga mencakup
deskripsi
dari kriteria
berdasarkan persyaratan dari user yang digunakan untuk mengevaluasi
produk DBMS, berisi list produk yang memungkinkan, prediksi-prediksi
kendala yang mungkin terjadi dan rentang waktu yang dibutuhkan untuk
penelitian.
b.
Membuat daftar singkat dari dua atau tiga produk.
Kriteria
yang
diperlukan
untuk
keberhasilan
implementasi
untuk
menghasilkan
produk
DBMS
seperti
dana
yang
tersedia,
tingkat
dukungan vendor, kecocokan dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah
produk berjalan pada perangkat keras tertentu.
c.
Mengevaluasi produk.
Terdapat
beberapa
fitur
yang
digunakan untuk
mengevaluasi produk-
produk
DBMS.
Untuk
tujuan
dari
evaluasi,
fitur-fitur
ini dapat
digabung menjadi sebuah kelompok.
d.
Merekomendasikan produk yang terpilih dan membuat laporan.
Tahap
terakhir
dari
pemilihan DBMS
ini
adalah mendokumentasikan
|
30
proses
dan
menghasilkan
pernyataan
akan penemuan dan
rekomendasi
dari produk DBMS tertentu.
6.
Application Design
Merancang
desain
untuk
user interface
dan
program
aplikasi
yang
menggunakan dan
memproses
basis data. Terdapat
2 (dua)
aspek
penting
dalam mendesain aplikasi, yaitu :
1.
Transaction Design
Suatu aksi
yang dilakukan oleh
single user atau program
aplikasi untuk
mengakses
atau
mengubah isi
basis
data.
Transaksi mempresentasikan
keadaan
sesungguhnya
seperti
: peminjaman buku, pemesanan makanan.
Transaksi
semacam
ini
harus
dimasukkan kedalam
basis
data
untuk
menjamin data yang berada di basis data tetap up-to-date sehingga dapat
mendukung
informasi
yang
dibutuhkan oleh user.
erdapat 3 (tiga) jenis transaksi antara lain :
1.
Retrieval
transaction
:
Digunakan
untuk
mendapatkan
data untuk
diperlihatkan di monitor atau di dalam pembuatan laporan.
2.
Update
transaction
:
Digunakan
untuk
memasukkan
record baru,
menghapus record lama, ataupun mengubah record yang ada.
3.
Mixed
transaction
:
Melibatkan
kedua
jenis
transaksi
yaitu
mendapatkan dan mengupdate data.
2.
User Interface Design
Sebelum
mengimplementasikan
sebuah
laporan, penting sekali untuk
membuat sebuah layout. Beberapa petunjuk penting untuk membuat report
antara lain :
1.
Penetapan judul yang bermakna.
Informasi yang disampaikan dalam judul harus jelas.
2.
Instruksi yang dapat dipahami.
Menggunakan
istilah
yang
mudah
dimengerti
dan
seharusnya dapat
menyampaikan instruksi kepada user.
3.
Pengelompokan logika dan urutan kolom
|
31
Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form/report secara
logis.
4.
Tampilan form yang menarik.
5.
Penggunaan label yang sering digunakan.
6.
Penggunaan istilah dan singkatan yang konsisten.
7.
Penggunaan warna yang konsisten, warna digunakan untuk tampilan
dapat memperjelas pesan yang penting.
8.
Jumlah digit atau
batasan
data entry
harus terlihat
untuk
mengisi
kolom, seorang
user
seharusnya dapat
melihat
ruang
yang
tersedia
untuk setiap kolomnya.
9.
Pergerakan kursor yang baik.
10. Proses insert dan update data dapat dilakukan dengan baik.
11. Pesan error pada nilai yang tidak dapat diterima.
12. Pesan error harus muncul jika user melakukan suatu kesalahan.
13. Kolom pilihan harus terlihat jelas, misalnya diberi tanda (*).
14. Terdapat keterangan mengenai suatu kolom yang bersangkutan.
15. Pemberian
indikator selesai, harus jelas
bagi
user ketika
proses
pengisian laporan selesai.
7.
Prototyping (optional)
Proses membangun
sebuah
model
kerja dari aplikasi basis data. Tujuan
utama
dari
tahap
ini
adalah
untuk
memberi
izin
user
menggunakan
prototype untuk
mengidentifikasikan
fitur
dalam
sistem
berjalan
baik,
dan jika memungkinkan dapat memberi saran perbaikan atau
menambah
fitur baru ke dalam aplikasi basis data. Secara keseluruhan menjadi sistem
bayangan yang biasanya dibangun apabila terdapat rentang waktu yang
cukup lama.
8.
Implementation
Tahap akhir dari perancangan ialah realisasi fisikal dari pembuatan basis
data
yang
baru
dan
desain aplikasi.
Basis data diimplementasikan
|
32
menggunakan
DDL
(Data
Definition Language)
dari
DBMS
yang
terpilih,
sedangkan program
aplikasi
diimplementasikan dengan
3GL
atau 4GL (Third or Fourth Generation Language).
9.
Data Conversion and Loading
Suatu proses pengiriman data yang telah ada ke dalam basis data yang
baru dan melakukan konversi sistem yang telah ada agar tetap dapat
menjalankan basis data yang baru.
Tahap
ini
dilakukan
hanya
jika
sistem basis data yang baru menggantikan sistem basis data yang lama.
10. Testing
Suatu
proses
mengeksekusi program
aplikasi
dengan
menemukan
kesalahan apa
saja
yang
terjadi.
Sebelum
program
aplikasi
dipakai,
sistem
basis
data yang
dibuat
harus
benar-benar dilakukan
uji
coba.
Sebaiknya
menggunakan testing
dan
menggunakan data
yang
realistis,
sehingga keseluruhan sistem dapat diuji coba. Contoh kriteria yang dapat
digunakan untuk melakukan testing meliputi :
a.
Learnability
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk seorang pengguna baru
menjadi produktif dengan sistem? (Connolly, 2005, p305).
b.
Performance
Seberapa baik sistem dalam menanggapi kesesuaian praktek kerja
pengguna? (Connolly, 2005, p305).
c.
Robustness
Setoleransi apa sistem pada kesalahan pengguna? (Connolly, 2005,
p305).
d.
Recoverability
Seberapa baik sistem saat pemulihan kesalahan pengguna?
(Connolly, 2005, p306).
e.
Adaptibility
|
33
Seberapa dekat sistem terkait ke satu model kerja? (Connolly, 2005,
p306).
11. Operational Maintainance
Suatu
proses
memantau
dan
memelihara sistem
dan
diikuti
dengan
instalasi pada
sistem
yang berjalan. Proses
pemantauan
sangat
penting
untuk menjaga kelangsungan sistem dapat berjalan dengan baik atau tidak.
2.1.10. Konsep Entity Relationship Modelling
Menurut Conolly dan Begg (2005, p342) ER
Modelling
adalah
sebuah
pendekatan top-down
untuk merancang basis data dengan mengidentifikasi data
yang penting yaitu entitas dan relasi antar data yang harus dipresentasikan dalam
model.
Beberapa konsep dalam E-R Modelling, yaitu :
a.
Entity
Entity
adalah
sekumpulan objek
yang
memiliki
property
yang sama,
diidentifikasikan sebuah organisasi karena keberadaannya yang
bebas
(independent existence). (Connolly dan Begg, 2005).
Setiap
entity
dilambangkan
dengan
sebuah
persegi
panjang
yang diberi
nama.
Nama
entity
biasanya
adalah
kata benda tunggal. Penamaan entity
dapat berupa real
keberadaannya seperti staff, lecturer
atau konseptual
seperti penjualan, rental. Entity dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1.
Strong Entity, yaitu tipe entity
yang keberadaannya independent
tidak
dipengaruhi tipe entity yang lain.
2.
Weak Entity, yaitu tipe entity yang keberadaannya dipengaruhi tipe entity
yang lain.
|
![]() 34
Gambar 2.4 Representasi Diagran Entitas Kuat dan Entitas Lemah
(Connolly, 2005)
b.
Relationship
Relationship adalsah hubungan antar entity yang memiliki arti (Connolly dan
Begg, 2005).
Relationship
digambarkan dengan
sebuah
garis
yang
menghubungkan entity-entity yang
saling berhubungan. Garis tersebut diberi
nama sesuai dengan nama hubungannya
dan diberi tanda panah satu arah di
samping nama hubungannya.
Penamaan relationship
menggunakan kata kerja, seperti
frase singkat
yang
meliputi
sebuah
kata
kerja
seperti Membeli. Sedangkan
tanda
panah
ditempatkan di samping
nama relationship
yang mengindikasikan arah bagi
pembaca
untuk mengartikan
nama
dari
suatu
relationship
ditulis
dengan
huruf besar.
{
Gambar 2.5 Representasi Diagram Tipe Relationship Branch memiliki
Staff (Connolly, 2005)
|
35
c.
Atributte
Atribut adalah properti sebuah
entity
atau
relationship
(Connolly, 2005).
Terdapat jenis-jenis atribut, yaitu :
1.
Domain Attribute
Domain
attribute
merupakan kumpulan
dari
nilai-nilai
yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut, misalnya untuk atribut NIM
harus diisi nilai sebanyak 10 karakter.
2.
Simple and Composite Attributes
Simple
attribute
adalah
atribut
yang
terdiri
dari
komponen tunggal yang
tidak dapat dipecah lagi. Cmtoh :
jabatan,
gaji
pada
entity staff.
Sedangkan Composite attribute adalah atribut
yang terdiri dari beberapa
komponen, yang dapat dipecah menjadi sub-sub atribut yang memiliki
makna. Comtoh : atribut alamat dipecah menjadi alamat, kota dan kode
pos.
3.
Single-Value dan Multi-Value Attributes
Sngle
-
value attribute
adalah atribut yang
hanya
memiliki sebuah nilai
untuk setiap tipe entity.(Connolly dan Begg, 2005, p351- p352). Contoh :
satu nim memiliki satu nama. Multi-Value Attributes adalah atribut yang
mengandung lebih dari satu nilai untuk setiap tipe entity. Contoh : nomor
telepon, hobi.
4.
Derived Attributes
Derived
attributes
merupakan sebuah atribut
yang merepresentasikan
sebuah nilai yang berasal dari nilai sebuah atribut yang berhubungan atau
set atribut, dan tidak harus berada dalam tipe entity yang sama (Connolly
dan Begg,
2005).
d.
Keys
Menurut Conolly dan Begg (2005, p352) Key
digolongkan menjadi empat
macam yaitu sebagai berikut :
1.
Candidate
Key, yaitu sekumpulan atribut yang minimal secara unik
mengidentifikasikan setiap occurrence dari sebuah entity.
|
![]() 36
2.
Composite Key, ialah sebuah candidate key
yang terdiri atas dua atau
lebih atribut
3.
Primary Key, adalah candidate key yang terpilih untuk
mengidentifikasikan secara unik setiap occurrence
dari sebuah entity.
Pemilihan primary key biasanya berdasarkan panjang atribut, jumlah
minimal atribut serta keunikannya.
4.
Alternate Key, adalah setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key.
Berikut merupakan gambaran hubungan atribut dalam suatu entitas :
Gambar 2.6 Representasi Diagram Entity Branch dan Staff Beserta
Artibut dan Primary key (Connolly, 2005)
e.
Batasan Struktural
Batasan-batasan yang menggambarkan pembatasan pada relationship seperti
yang ada pada real world harus diterapkan pada entity yang ikut serta pada
sebuah relationship dnamakan multiplicity.
Multiplicity menandakan banyaknya kejadian yang mungkin pada sebuah tipe
entity yang mungkin dan berhubungan dengan tipe entity
lain melalui
relationship. Derajat yang paling umum pada suatu relasi adalah biner. Jenis-
jenis relasi biner terdiri dari :
1.
One-to-one relationship (1:1)
Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota
|
![]() 37
entitas B, begitu pula sebaliknya.
Berikut salah satu contoh relasi yang
menggambarkan relasi one-to-one binary.
Gambar 2.7 Multiplicity Entitas Newspaper oversees entitas
PropertyFoRrent dengan One-To-One Relationship (Connolly, 2005)
2.
One-to-many relationship (1:*)
Satu entitas dalam A dihubungkan dengan maksimum satu entity B. dan
satu
entitas dalam
B
dapat
dihubungkan
dengan
sejumlah
entitas A.
Berikut salah satu contoh relasi yang menggambarkan relasi one-to-many
binary.
Gambar 2.8 Multiplicity Entitas Newspaper oversees Entitas
PropertyForRent dengan One-To-Many Relationship (Connolly, 2005)
|
![]() 38
3.
Many-to-many relationship (*:*)
Satu entitas dalam A dihubungkan dengan sejumlah entity dalam B . Satu
entitas dalam B dihubungkan dengan sejumlah entity dalam A. Beriku
merupakan salah satu contoh many-to-many relationship.
Gambar 2.9 Multiplicity Entitas Newspapers advertises Entitas
PropertyForRent dengan Many-to-Many Relationship (Connolly, 2005)
f.
Cardinality dan Participation Constraints
Multiplicity
terdiri dari dua batasan yaitu cardinality
dan participation.
Cardinality
menggambarkan jumlah maksimum relasi yang mungkin terjadi
dari sebuah entity yang berpartisipasi dalam tipe relasi. One-to-one (1:1),
one-to-many (1:*), dan many-to-many (*:*) merupakan cardinality dari relasi
binary. Sedangkan participation menentukan apakah semua atau hanya
sebagian dari entity yang berpartisipasi dalam relasi.
|
![]() 39
Gambar 2.10 Cardinality dan Participation pada Entitas Staff dan
Branch (Connolly, 2005)
2.1.11. Normalisasi
Normalisasi adalah
suatu
teknik
yang
bertujuan untuk
menghasilkan
himpunan
relasi
dengan
property
yang
diinginkan
berdasarkan kebutuhan-
kebutuhan
data
suatu
perusahaan
(Connolly
dan
Begg,
2005). Tujuan
dari
normalisasi
adalah
untuk
menghilangkan data
yang
berulang (redudansi)
sehingga mengurangi kompleksitas data dan untuk memudahkan modifikasi data.
Pada saat suatu data yang belum dilakukan normalisasi, maka bentuk
tersebut dikenal sebagai Unnormalized
Form (UNF). UNF adalah
suatu entitas
yang
terdiri
dari satu
atau
lebih kelompok yang berulang (repeating group),
dibuat dengan cara memindahkan data dari sumber informasi. Repeating group
adalah suatu atribut atau kumpulan atribut dalam suatu tabel yang memiliki lebih
dari
satu
nilai
untuk satu
buah
primary
key pada
tabel
yang
sama.
Tahapan-
tahapan normalisasi adalah sebagai berikut :
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() 40
Gambar 2.11 Tahapan Proses Normalisasi
1)
First Normal Form (1NF)
Suatu relasi dapat dikatakan 1NF jika setiap baris dan kolom pada relasi
tersebut
mengandung hanya satu nilai (Connolly dan
Begg, 2005).
Sebuah relasi akan berada dalam keadaan 1NF jika :
a.
Repeating groupnya dihilangkan
b.
Tidak mengijinkan adanya derived atribut
c.
Mendefinisikan primary key untuk setiap entitas.
2)
Second Normal Form (2NF)
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk 2NF jika relasi tersebut telah berada
pada keadaan 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung
sepenuhnya (fully
functionally
dependent)
terhadap
primary
key
(Connolly dan Begg, 2005).
Fully Funtional dependency
terjadi jika A dan B
merupakan atribut dari
suatu relasi, dan B bisa dikatakan bergantung terhadap A,
namun bukan
subset dari A (Connolly dan Begg, 2005).
3)
Third Normal Form (3NF)
|
![]() 41
Suatu
relasi
dikatakan 3NF
jika
relasi
tersebut
telah
berada
dalam
keadaan 1NF dan 2NF,
dan tidak ada
atribut
yang bukan primary
key
bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap primary key
(Connolly dan Begg, 2005).
Transitive
dependency
adalah
sebuah kondisi dimana A,
B,
dan
C
merupakan atribut
dari
relasi. Jika B
bergantung pada
A
dan
C
bergantung pada
B
maka
dapat dikatakan
bahwa
C
disebut
bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap A melalui B
(Connolly dan Begg, 2005).
2.1.12. PHP
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1043) PHP adalah bahasa
pemrograman berlisensi terbuka yang didukung oleh banyak web
server,
termasuk Apache HTTP Server dan Microsofts Internet Information Server, dan
juga merupakan bahasa pemrograman utama dalam sistem operasi Linux. Salah
satu keuntungan PHP adalah dapat diperpanjang, dan jumlah perpanjangan
modul dapat mendukung beberapa hal seperti basis data, konektivitas, mail, dan
XML.
2.1.13. Flowchart
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p70) flowchart adalah teknik
analitis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek sistem informasi
secara jelas, singkat dan logis. Flowchart menggunakan kumpulan simbol yang
umum untuk menggambarkan prosedur proses transaksi yang digunakan suatu
perusahaan serta
aliran data pada sistem tersebut. Tabel 2.1
mendeskripsikan
flowchart.
Tabel 2.1 Notasi Flowchart
Notasi
Keterangan
Document
Merepresentasikan dokumen atau laporan yang dapat
berupa tertulis tangan atau hasil print komputer.
|
![]() 42
On-page Connector
Mengubungkan aliran proses dalam satu halaman.
Off-page Connector
Menghubungkan aliran proses dengan halaman lain.
Manual Operation
Merepresentasikan proses operasi yang dilakukan secara
manual.
Decision
Merepresentasikan tahapan pembuatan keputusan dengan
adanya alternatif aliran proses data.
Document or Processing Flow
Merepresentasikan arah aliran pemrosesan atau dokumen.
Terminal
Merepresentasikan awal, akhir, atau interupsi dalam suatu
proses atau program.
2.1.14. State Transition Diagram
State Transistion Diagram merupakan suatu diagram yang
menggambarkan bagaimana suatu proses berhubungan dalam satu waktu. STD
mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem yang dapat dimiliki
dan tindakan yang menyebabkan perubahan dari satu keadaan ke keadaan yang
lain (Hoffer et al, 1996, p364). STD pada dasarnya merupakan sebuah diagram
yang terdiri dari state dan transisi atau perpindahan state. Transisi atau
perpindahan state terdiri atas kondisi dan aksi. Kondisi adalah kejadian yang
dapat diketahui oleh sistem. Sedangkan aksi adalah tindakan yang dilakukan oleh
|
![]() 43
sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi.
Berikut adalah table notasi STD :
Tabel 2.2 Notasi STD
Notasi
Arti
Keadaan
Transisi/perubahan
keadaan
2.1.15. Interaksi Manusia dan Komputer
Definisi dari Interaksi Manusia dan Komputer adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh
dari interaksi antara manusia dan komputer. Fokus dari interaksi manusia dan
komputer adalah perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai (user interface).
Antarmuka pemakai (user interface) adalah bagian sistem komputer yang
memungkinkan manusia berinteraksi dengan computer. Berikut dua metode
perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai :
a.
Delapan aturan emas dalam Perancangan
Menurut Shneiderman Plaisant (2004, p74), terdapat
delapan
aturan
emas
dalam
merancang
sebuah
user
interface yaitu sebagai berikut :
1)
Konsisten
Konsisten dalam kesamaan terminology dalam membuat menu, tampilan,
font, dan help screen. Selain itu, konsisten dalam warna, kapitalitas, dan
tampilan juga merupakan hal yang penting.
2)
Mengakomodasi kebutuhan secara universal
Desain harus mampu menangani user yang beragam dan merancang
shortcut untuk mempercepat navigasi dalam menelusuri web.
3)
Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk
setiap
tindakan
operator,
sebaiknya
disertakan
suatu
sistem
umpan
balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan sederhana, dapat
|
44
diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan
hal
yang
penting,
maka
umpan balik
sebaiknya lebih
substansial.
Misalnya
muncul suatu suara ketika
salah menekan tombol pada waktu
input data atau muncul pesan kesalahannya.
4)
Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir
Bertujuan untuk
membuat
user
merasa
yakin
dan
tenang
dalam
melakukan suatu tindakan dengan memberikan gambaran hasil akhir dari
suatu pilihan,
serta memberikan
banyak
option
kepada
user
sehingga
bisa ikut
mempengaruhi
hasil akhir.
5)
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sebisa mungkin suatu website harus dirancang agar user tidak melakukan
kesalahan
yang
fatal,
dan
pesan
kesalahan
yang
dimunculkan harus
mudah dimengerti oleh user.
6)
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Tindakan
yang
dilakukan
oleh
user
harus
dapat
dikembalikan pada
kondisi sebelumnya
sehingga user
merasa
aman
untuk
mengeksplorasi
website karena ia tahu bahwa kesalahan yang ia lakukan dapat diperbaiki.
7)
Mendukung internal locus of control (tempat pemakaian internal)
Sistem
harus
dibuat
agar
user
merasa
memegang kendali
atas
suatu
website. Kesulitan
user
dalam
melakukan
navigasi
website
atau
dalam
menampilkan data dapat membuat user menjadi tidak puas.
8)
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia
tidak
dapat
mengingat
banyak
info
pada
suatu
waktu
yang
bersamaan. Oleh
karena
itu,
suatu
website
harus
dibuat
sesederhana
mungkin sehingga tidak membuat user bingung karena terlalu banyak info
yang harus diingat.
b.
Lima faktor manusia terukur
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2004, p16) ada lima faktor manusia
terukur yang harus diperhatikan dalam merancang suatu user interface agar
pengguna dapat memahami perancangan User Interface. Berikut merupakan
lima faktor manusia terukur :
|
45
1)
Waktu Belajar
Hal yang harus diperhatikan dalam merancang User Interface adalah
waktu belajar pengguna dalam memahami User Interface
yang telah
dibuat, berapa lama pengguna belajar memahami rancangan User
Interface.
2)
Kecepatan Kinerja
Dalam merancang User Interface, kecepatan kinerja menjadi hal yang
harus terukur, kecepatan kinerja disini adalah kecepatan dalam
melakukan suatu tugas/order pada suatu sistem. Hal ini penting, karena
kecepatan juga menentukan seberapa menarik atau baik nya suatu sistem.
3)
Tingkat Kesalahan
User Interface dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh
pengguna aplikasi dan
memberikan penanganan kepada pengguna
4)
Daya Ingat
Merancang UI agar pengguna dapat dengan mudah mengingat, dengan
tujuan agar pengguna tidak membutuhkan waktu lama untuk mempelajari
penggunaan aplikasi.
5)
Kepuasan subjektif
Hal ini dapat dicapai dengan melakukan interview
dan survey
kepada
beberapa pengguna untuk mendapat tingkat kepuasan.
2.2. Teori yang terkait Tema penelitian
2.2.1
Pengertian Pengawasan
Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005, p317),
pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut.
2.2.2
Teknik Pengawasan
Untuk mencapai pengawasan yang efektif, maka pelaksanaan
pengawasan harus berdasarkan kepada teknik-teknik pengawasan, yaitu kegiatan
|
46
atau tindakan yang perlu dilakukan oleh seorang pimpinan dalam mengawasi
bawahannya. Proses pengawasan pada dasarnya terbagi dalam dua macam
teknik, yaitu pengawasan langsung (direct control)
dan pengawasan tidak
langsung (indirect control). Siagian mengemukakan teknik-teknik pengawasan
sebagai berikut :
A.
Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung merupakan teknik pengawasan dimana seorang
pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang
sedang berjalan oleh bawahannya atau para pegawainya, hal ini dimaksudkan
agar mengetahui secara benar dan objektif, kondisi pegawai dari pelaksanaan
pekerjaan oleh para pegawai, sehingga dapat diketahui apabila ada
penyimpangan, kesalahan, kelemahan-kelemahan yang terjadi dari rencana
yang telah ditentukan, pengawasan langsung dapat berbentuk :
a.
Inspeksi Langsung
Inspeksi langsung merupakan bentuk pengawasan langsung dimana
pimpinan secara langsung mengadakan kunjungan kerja ke tempat kerja
para pegawai untuk meninjau kondisi pegawai dan pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh para pegawai serta memeriksa kebenaran laporan
yang diterimanya.
b.
Observasi di tempat (On-the-spot-observation)
Merupakan salah satu bentuk pengawasan langsung dimana pimpinan
mengadakan pengamatan, pemeriksaan secara langsung ke tempat kerja
pegawai. Maksud dan tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh
informasi yang objektif tentang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh bawahannya dan selanjutnya pimpinan melakukan tindakan korektif.
c.
Laporan di tempat (On-the-spot-report)
Adalah bentuk terakhir dari pengawasan langsung dimana pimpinan
orgnisasi secara langsung meminta laporan kepada para pegawai dimana
mereka melaksanakan tugasnya. Dengan demikian laporan di tempat
dilakukan pada saat pimpinan melakukan kunjungan ke tempat kerja
pegawai dengan jalan meminta keterangan secara langsung kepada para
|
47
pegawai mengenai pelaksanaan pekerjaan mereka dan
hasil-hasilnya.
Laporan di tempat ini dilaksanakan dengan maksud mendapatkan data
dan fakta yang objektif mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kondisi para
pegawai serta hasil dari pelaksanaan pekerjaan oleh para pegawai yang
bersangkutan, sehingga bila ada
penyimpangan rencana dan kebijakan
akan dapat ditanggulangi.
B.
Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dari jarak jauh yang
dilakukan oleh pimpinan organisasi melalui laporan-laporan yang
diterimanya dari bawahan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan hasil-
hasilnya serta segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan, termasuk di dalamnya mengenai perilaku para pegawai,
pengawasan tidak langsung ini antara lain :
a.
Laporan Tertulis
Merupakan alat pertanggung jawaban bawahannya kepada atasan
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
instruksi-instruksi dan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
atasan yang bersangkutan.
b.
Laporan Lisan
Dilaksanakan dengan cara mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan
pekerjaan melalui penyampaian laporan lisan yang disampaikan
bawahannya kepada atasannya.
2.2.3
Waktu Pelaksanaan Pengawasan
Berikut merupakan waktu pelaksanaan
pengawasan yang biasanya dilakukan,
yaitu :
a)
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dimulai, pengawasan ini
antara lain dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan dan persetujuan atas
rencana kerja dan rencana anggarannya, penetapan petunjuk operasional
(PO), persetujuan atas rancangan peraturan perundangan yang akan
ditetapkan oleh pejabat/instansi yang lebih rendah. Pengawasan ini bersifat
|
48
preventif dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, kesalahan, terjadinya hambatan dan kegagalan.
b)
Pengawasan yang dilakukan selama pekerjaan sedang berlangsung.
Pengawasan ini dilakukan dengan tujuan membandingkan antara hasil yang
nyata-nyata dicapai dengan yang seharusnya telah dan yang harus dicapai
dalam waktu selanjutnya.
c)
Pengawasan yang dilakukan sesudah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Pengawasan ini dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana dan
hasil.
2.2.4
Pengawasan yang Efektif
Kriteria pengawasan yang efektif adalah sebagai berikut :
a.
Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas).
b.
Pengawasan perlu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan
segera.
c.
Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
d.
Pengawasan harus objektif, teliti sesuai dengan standard yamg digunakan.
e.
Pengawasan harus luwes/fleksibel.
f.
Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi
g.
Pengawasan harus ekonomis.
h.
Pengawasan harus mudah mengerti.
i.
Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi.
2.2.5
Peralatan Sistem Navigasi Penerbangan
Sistem navigasi memberikan perkiraan posisi, kecepatan dan
orientasi/attitude pesawat secara teratur pada kecepatan sampling tertentu.
Kuantitas ini adalah perkiraan kuantitas sebenarnya akibat dari random noise
yang selalu ada dalam setiap pengukuran. Oleh karena noise ini, kuantitas hasil
perhitungan dari sistem navigasi mengandung random error. Artinya, posisi yang
dilaporkan oleh suatu sistem navigasi, misalnya posisi hasil perhitungan GPS,
bukanlah posisi sesungguhnya dimana pesawat itu berada. Seberapa jauh
|
49
perbedaan anatara lokasi perhitungan suatu sistem navigasi dengan lokasi
sesungguhnya dimana sistem tersebut berada tergantung dari tingkat pengukuran
(level measurement) noise
pada sistem navigasi terebut. Agar suatu sistem
navigasi dapat diterapkan, error pada sistem tersebut harus dipeljari dengan baik
(karakterisasi). Namun, tidak hanya sumber-sumber yang menyebabkan random
error
yang dipelajari dan dikarakterisasi, tetapi juga harus mempelajari
bagaimana menyatakan error tersebut pada kuantitas yang dihitung oleh sistem
navigasi. Berikut beberapa peralatan yang berperan penting dalam sistem
navigasi secara keseluruhan.
a.
Pemancar
Pemancar radio di darat yang berfungsi sebagai penunjuk arah menyediakan
sinyal-sinyal yang memandu pesawat. Pilot mempunyai instrumen yang
menangkap sinyal-sinyal dari pemancar tersebut dan memberi tahu posisinya
dengan tepat. Karena pemancar radio tersebut dipasang di berbagai lokasi
tertentu, pesawat seolah-olah terbang dari satu titik ke titik lainnya hingga
tiba ke tempat tujuan mereka. Sebenarnya, dengan bantuan sistem navigasi
ini terciptalah jalur udara yang spesifik. Para petugas pemandu lalu lintas
udara memantau pesawat pada jalur penerbangan ini.
b.
JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Control System)
Sistem komputer yang terdiri dari beberapa komputer sever dan komputer
workstation yang berperan dalam mengolah data informasi yang digunakan
untuk pemanduan lalu lintas udara yang hasil datanya dapat digunakan oleh
petugas ATC dalam pengambilan keputusan. Untuk mengoperasikan sistem
JAATS, menggunakan sistem operasi LINUX pengembangan dari UNIX.
Fungsi JAATS ini dirancang untuk memproses data penerbangan dan data
radar secara tepat waktu dan terus menerus kemudian menampilkannya pada
monitor ATC untuk melakukan pengontrolan pesawat. Sebelum
keberangkatan, para pilot diwajibkan mendaftarkan rencana penerbangan
atau data penerbangan yang memperlihatkan rute penerbangan yang akan
mereka tempuh. Pemandu memiliki salinan rute tersebut, yang disebut flight
progress strip. Salvador Rafael, seorang kepala pemandu lalu lintas udara,
|
50
menjelaskan manfaat rencana tersebut, Ada titik-titik persimpangan pada
jalur penerbangan. Sewaktu seorang pilot terbang di atas titik-titik tersebut, ia
harus melaporkan informasi itu ke petugas pemandu. Lalu, petugas akan
menandainya pada rute rencana penerbangan. Dengan demikian,
sang
pemandu mendapatkan gambaran mental tentang jalur penerbangan itu.
c.
Radio
Untuk mendapatkan flight progress strip, para pemandu ATC menggunakan
radio. Ia tahu di mana pesawat itu berada, dan sang pilot menerima instruksi
yang membantu dia menjaga jarak yang aman dari pesawat lain. Biasanya,
para petugas pemandu (ATC) dan pilot mempunyai beberapa radio serta
frekuensi, sehingga jika ada yang tidak berfungsi, yang lain masih dapat
mereka gunakan.
d.
Radar
Radar adalah alat lain yang digunakan oleh pemandu lalu lintas udara.
Gelombang radio yang mengenai pesawat akan dipantulkan dan ditangkap
oleh antena radar. Lalu, pada layar perangkat radar, pesawat akan kelihatan
seperti titik-titik atau target. Banyak pesawat diperlengkapi dengan alat
transponder, yang mengembalikan sinyal penanda pesawat ke radar. Sewaktu
sinyal-sinyal itu digabungkan dengan informasi pada komputer, pesawat itu
akan tampil di layar radar, lengkap dengan nomor penerbangan, kecepatan,
ketinggian, dan jenis pesawatnya.
Jika pemandu melihat perlunya mengarahkan pesawat agar menghindari
tabrakan, ia mempunyai beberapa pilihan. Ia dapat menginstruksikan pilot
agar mengubah (1) haluan,
atau arah. Ini disebut vectoring. Atau, ia dapat
menyarankan untuk mengubah (2) kecepatan jika, misalnya, sebuah pesawat
menyalip pesawat lainnya. Cara yang paling umum ia lakukan agar pesawat
saling menjaga jarak adalah dengan mengubah (3) ketinggian
jelajah.
Sebagai fitur yang membantu menjaga keselamatan, banyak sistem radar
mengingatkan para pemandu akan timbulnya situasi yang membahayakan.
Misalnya, jika sistem mengantisipasi bahwa dua pesawat terlalu dekat satu
|
51
sama lain, alarm akan terlihat dan terdengar. Alarm lain akan berbunyi jika
sebuah pesawat kelihatannya terlalu dekat ke tanah.
2.2.6
Fungsi dan Peranan Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan
PT. Air Navigation sebagai lembaga yang melayani
lalu lintas udara
mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelancaran dan keselamatan
penumpang dalam pedawat terbang. Secara menyeluruh, fungsi unit pelayanan
lalu lintas udara adalah sebagai berikut :
[1]
a.
Prevent Collision Between Aircraft
Dengan adanya Pelayanan Lalu Lintas Udara diharapkan dapat mencegah
tabrakan di antara pesawat udara.
b.
Prevent Collision Between Aircraft on The Manoevering Area and
Obstruction on That Area
Mencegah terjadinya tabrakan antara pesawat udara didarat atau didaerah
pergerakan pesawat udara, juga mencegah tabrakan pesawat udara dengan
bangunan-bangunan didarat.
c.
Expedite and Maintain or Orderly Flow of Air Traffic
Mempertahankan kelancaran dan keteraturan lalu lintas udara. Setiap
Pelayanan Lalu Lintas Udara mempunyai tehnik yang berbeda satu sama lain
dalam mempertahankan kelancaran lalu lintas udara. Seorang Pelayanan Lalu
Lintas Udara dituntut untuk memiliki pola berfikir yang cepat. Hal ini dalam
hubungannya dengan pengambilan keputusan yang cermat dan tepat. Semua
hal diatas tidak ada artinya jika unsur keselamatan diabaikan. Kecepatan dan
ketepatan diatas harus dikombinasikan dengan kecermatan guna memperoleh
keputusan yang tepat tersebut.
d.
Provide Advice and Information Useful For The Safe an Efficient Conduct of
Flight
Diwajibkan juga untuk memberikan saran dan informasi yang berguna bagi
keamanan dan efisiensi penerbangan. Untuk melengkapi uraian tentang
kewajiban memberikan saran informasi, perlu pula dijelaskan tentang status
wilayah penerbangan. Status wilayah penerbangan ada dua macam, yaitu :
|
52
1)
Controlled Airspace
Suatu wilayah udara dimana setiap pesawat udara yang berada diwilayah
tersebut mendapatkan layanan Pelayanan Lalu Lintas Udara. Pelaksanaan
Pemanduan dan pengendaliannya menjadi wewenang penuh dari seorang
Pelayanan Lalu Lintas Udara yang sedang bertugas.
2)
Flight Information Region
Suatu Wilayah udara dimana setiap pesawat udara yang berada diwilayah
tersebut hanya mendapatkan pengarahan atau informasi saja, sedangkan
semua pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penerbangan
itu menjadi wewenang penuh dari penerbangnya.
Jadi yang dimaksud berkewajiban memberikan informasi dan pengarahan
dapat meliputi antara lain: adanya pesawat udara lain di jalur penerbangan
yang dilalui, kondisi cuaca baik di jalur penerbangan atau keadaan di
pelabuhan udara yang dituju. Dimaksud dengan pengarahan adalah agar
suatu pesawat udara terbang menghindari daerah tertentu karena adanya
gunung meletus atau keadaan yang membahayakan lainya.
Apabila seorang Pelayanan Lalu Lintas Udara tidak memberikan atau lalai
memberikan atau telah memberikan akan tetapi terdapat kesalahan, maka bila
dengan kejadian diatas tersebut menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat
udara, jelas Pelayanan Lalu Lintas Udara yang bertugas dapat dipersalahkan
e.
Notify Appropriate Organization Regarding Aircraft in Need Seacrh and
Rescue aid and Assist Such Organization as Required
Selain memberikan Pemanduan, panduan dan informasi kepada pesawat
udara, maka Pelayanan Lalu Lintas Udara juga berkewajiban sebagai alerting
post memberitahukan BASARNAS apabila terjadi peristiwa dimana terdapat
pesawat yang membutuhkan bantuan SAR dan membantu BASARNAS
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan
tersebut.Sebagai alerting post, tidak hanya terbatas bagi pesawat udara yang
membutuhkan bantuan SAR saja akan tetapi juga terhadap kapal laut.
|
53
Jadi untuk menjalankan kelima fungsi diatas seorang Pelayanan Lalu
Lintas Udara dituntut untuk mempunyai antisipasi, cepat tanggap untuk
mengambil suatu keputusan sesuai dengan situasi keadaan saat itu.
2.3. Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
2.3.1.
Jurnal Penelitian
Penulis mencari beberapa referensi yaitu beberapa hasil penelitian atau
jurnal yang
penah dilakukan dan dibuktikan.
Referensi yang
dicarai adalah
referensi yang sesuai dengan topic skripsi penulis agar dapat dijadikan acuan
dalam menulis skripsi. Berikut beberapa referensi yang penulis temukan :
1.
Menurut Onawoga dan Olasunkanmi (Development of Equipment
Maintenance Strategy For Critical Equipment, 2010, p328-342),
Penelitian ini menyajikan dampak pemeliharaan sebagai salah satu faktor
kompetitif dalam strategi bisnis secara keseluruhan. Menggunakan teknik
pemeliharaan
yang salah dapat
membuang-buang waktu, uang, dan
sumber daya, dan sering
tidak memiliki efek
pada peningkatan
atau
mempertahankan ketersediaan peralatan penting. Strategi
yang disajikan
di sini menggabungkan biaya efektif manajemen pemeliharaan, kesalahan
dan kegagalan
mode, bagian dan pembantu
"kekritisan, dan manajemen
informasi
pada hasil
mesin
/
equipment.The
kritis
penelitian ini
akan
signifikan
untuk perusahaan
manufaktur
dalam meminimalkan
penghentian
insiden
tidak hanya pada
kritis
peralatan tetapi
fasilitas
produksi.
2.
Menurut Herbowo, Enggar dan Debby (Analisa dan perancangan aplikasi
basis data fasilitas berbasis web
pada Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara, 2010), penelitian ini bertujuan untuk membantu pihak Direktorat
Jendral Perhubungan Udara dalam mengelula daa fasilitas pada Bandar
udara ndengan aplikasi basis data berbasis web. Metodologi penelitian
yang digunakan dalam perancangan aplikasi basis data berbasis web
ini
adalah perancangan basis data konseptual, logikal dan fisikan menurut
|
54
Thomas Conolly yang dikenal dengan System Database Lifecycle. Hasil
penelitian yang dicapai adalah menyatakan informasi fasilitas pada
Bandar udara seluruh Indonesia. Simpulan penelitian skripsi ini adalah
dengan adanya aplikasi basis data berbasis web ini, pencarian informasi
yang terkait fasilitas Bandar udara dapat dilakukan dengan waktu yang
lebih cepat
3.
Menurut Isabella (Penerapan sistem manajemen mutu ISO TS 1649
dalam perakitan bolt
hub
di poros penggerak Toyota Avanza pada PT.
XYZi Isabella, 2000), Perusahaan yang memproduksi produk berkualitas
adalah perusahaan yang mempunyai keunggulan di mata konsumen.
Dalam peningkatan produk yang berkualitas perusahaan terus menerus
mengadakan perbaikan yang berkesinambungan. PT. XYZ melakukan
usaha pengendalian kualitas pada produknya dengan ketat. Pada tahun
2008 perusahaan penyedia spare part tersebut melakukan peningkatan
kualitas yaitu mendapatkan sertifikasi ISO TS 16949 dalam hal ini
standar untuk otomotif. Pada saat ini masih tahap untuk membuat produk
dalam zero defect, yaitu program penghasilan produk yang tanpa cacat.
Beberapa perusahaan produk otomotif sudah menghasilkan produk yang
bermutu baik. PT. XYZ menghasilkan propeller shaft dan rear axle, pada
produksi rear
axle, di dalam komponen tersebut terdapat poros
penggerak. Poros penggerak tersebut akan dirakit dengan bolt hub, jenis
toyota avanza paling banyak untuk diproduksi di perusahaan tersebut.
Saat perakitan tersebut, terjadi banyak kecacatan. Kecacatan tersebut
dianalisa dengan metode pareto, diagram sebab-akibat dan menggunakan
metode perbaikannya yaitu 5W + 1H.
|