6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka disini merupakan teori pendukung dalam penyusunan skripsi
ini sangat diperlukan sebagai referensi untuk menunjang dan memperdalam pemahaman
terhadap informasi-informasi yang telah disediakan. Teori-teori yang ada pada penulisan
ini bertujuan untuk mendukung proses perancangan basis data tersebut.
2.1.
Teori umum
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil tema tentang analisa dan
perancangan basis data. Maka dari itu dibutuhkan teori umum yang berhubungan dengan
perancangan basis data, seperti teori tentang data, entitas, database management system,
database lifecycle,entity-relational model, normalisasi. Teori-teori yang akan dijelaskan
pada teori umum ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan basis data itu
sendiri.
2.1.1.
Pengertian Data
Menurut Connoly and Begg (2010, p19) data adalah komponen yang paling penting
dalam Database Management Sistem, menurut sudut pandang pengguna. Data bertindak
sebagai jembatan antara mesin dan pengguna.
Menurut James A. O'Brien (2003, p13) data adalah fakta-fakta atau observasi yang
mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis.
Data dapat berbentuk angka, kata-kata, citra, suara, video, dan animasi. Secara
ilmiah, fakta yang dikumpulkan menjadi data dan diolah sehingga dapat diutarakan
secara jelas, tepat, dan dapat dimengerti oleh orang lain yang secara tidak langsung
mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri data didalam basis data diantaranya :
a)
Data disimpan secara terintegrasi (integrated).
b)
Data dapat dipakai secara bersama-sama (shared). Masing-masing bagian dari
basis data dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan.
|
7
2.1.2.
Pengertian Basis Data
Basis data bisa diartikan sebagai kumpulan dari data yang isinya saling
berhubungan dan disimpan secara terstruktur sehingga pengaksesan, modifikasi dan
pengelolaannya mudah.
Menurut Connolly and Begg (2010,p65) basis data adalah kumpulan data yang
terhubung satu sama lain secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut, yang dapat
digunakan oleh banyak pengguna, dan dibentuk untuk dapat menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh organisasi.
Menurut Elmasri dan Navathe (2011, p4) mendefinisikan database sebagai
kumpulan dari data yang saling berhubungan.
Menurut Whitten (2004, p518) database itu adalah kumpulan file
yang terkait
dan saling berhubungan.
Menurut David M. Kroenke (2006, p11), basis data adalah kumpulan tabel
terintegrasi yang mendeskripsikan dirinya sendiri.
2.1.3.
Pengertian Entitas
Dalam sebuah sistem basis data terdapat struktur yang menyusunnya, yaitu
entitas, field, dan record. Menurut Connolly and Begg (2010, p62) entitas adalah
sebuah individu yang mewakili sesuatu yang nyata serta dapat dibedakan oleh sesuatu
yang lain. Contoh dari entitas pada LSM AMAN TORAYA adalah wilayah adat. Field
bisa diartikan sebagai data terkecil yang memiliki makna. Dalam basis data juga terdapat
istilah yang disebut record, yang bisa diartikan sebagai kumpulan field yang saling
berhubungan.
2.1.4.
Database Management System
Untuk memudahkan user dalam merancang suatu basis data diciptakan sebuah
aplikasi, yaitu Database Management System (DBMS).
2.1.4.1.
Pengertian DBMS
Menurut Connolly and Begg (2010,
p66-71) Database Management System
adalah sebuah sistem piranti lunak yang memperbolehkan pengguna untuk
|
8
menggambarkan, mendefenisikan,
membuat, menjaga dan mengontrol akses ke basis
data.
Sedangkan menurut Whitten (2004, p520) Database Management System dapat
di defenisikan sebagai perangkat lunak khusus yang digunakan untuk membuat,
mengontrol dan mengelola basis data.
2.1.4.2.
Fitur DBMS
Menurut Connolly and Begg (2010,p66-67) Database Management System juga
disediakan beberepa fitur, yaitu :
a)
Data Defenition Language (DDL), yaitu fasilitas dimana pengguna
bebas
untuk menentukan tipe data dan strukturnya serta batasa aturan(constraint)
yang bisa disimpan dalam basis data.
b)
Data Manipulation Language (DML), adalah fasilitas yang memungkinkan
pengguna
untuk menambah, mengedit, menghapus, serta memperoleh
kembali data.
c)
Query Language, yaitu fasilitas untuk mengakses data. Structured Query
Language adalah yang paling sering dipakai dan paling diakui. Kontrol hak
akses, yang meningkatkan keamanan dengan cara mencegah user yang tidak
memiliki hak akses untuk mengakses data, meningkatkan integritas
mengendalikan data mana saja yang dibagikan, serta backup dan recovery
sistem yang sangat berguna ketika terjadi kegagalan sistem yang tidak
diantisipasi.
d)
Mekanisme View, yaitu sebuah mekanisme yang memungkinkan pengguna
untuk mendapatkan data yang manya mereka perlukan, sehingga bagian lain
dari sebuah tabel / database tidak perlu ditampilkan.
Database Management System (DBMS) memiliki 5 komponen utama, yaitu :
1)
Perangkat keras
DBMS dan program aplikasi memerlukan perangkat keras untuk
menjalankannya. Perangkat keras terdiri dari komputer pribadi, sampai ke
mainframe, atau suatu jaringan komputer.
2)
Perangkat lunak
|
9
Komponen Perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS (Database
Management System) dan program aplikasi, bersama-sama dengan sistem
operasi, mencakup perangkat lunak jaringan jika DBMS (Database
Management System) digunakan pada suatu jaringan.
3)
Data
Bagi pengguna
komponen paling utama DBMS (Database Management
System) adalah data. Data bertindak sebagai suatu jembatan antara
komponen mesin dan komponen manusia. Basis data berisi kedua-duanya
yaitu data yang operasional dan meta-data.
4)
Prosedur
Prosedur memuat aturan-aturan untuk mendesain dan penggunaan basis data.
Para pemakai sistem basis data
memerlukan dokumentasi prosedur yang
berisi cara menggunakan atau menjalankan sistem itu.
5)
User
User adalah pengguna yang dapat mengambil data sesuai dengan kebutuhan
penggunaan aplikasi dan interface
yang disediakan DBMS (Database
Management System). Peranan DBMS dapat dibedakan menjadi beberapa
fungsi sebagai berikut:
a) Data dan database administrator, orang atau sekelompok orang yang
bertanggung jawab pada manajemen dan pengendalian basis data.
Perbedaannya adalah data administrator bertanggung jawab untuk
manajemen sumber daya data yang mencakup perencanaan basis data,
pengembangan, pemeliharaan, kebijakan, prosedur dana desain basis
data secara konseptual.
b) Database desainer, dibedakan menjadi perancang basis data secara
logikal dan fisikal. Perancang basis data secara logika berhubungan
dengan identifikasi data antara lain entitas atribut dan memahami
proses bisnisnya. Sedangkan perancang basis data secara fisik
berhubungan dengan bagaimana basis data tersebut dapat
direalisasikan.
|
10
c) Programmer, merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk
mengembangkan program-program aplikasi yang diperlukan dalam
manajemen basis data.
d) End User, dibedakan menjadi 2 yaitu Naive Users dan Sophiscitated
users. Naive Users yaitu para pengguna yang tidak peduli akan DBMS.
Sophiscitated Users
adalah para pengguna canggih sehingga dapat
menulis program untuk kebutuhan mereka sendiri.
2.1.4.3.
Kelebihan DBMS
Menurut Elmasri (2011, p17) ada beberapa keuntungan menggunakan Database
Management System diantaranya sebagai berikut :
a)
Mengontrol Redudancy
Redudancy
adalah penyimpanan data berkali-kali yang dapat menyebabkan
masalah, tetapi kontrol redudancy akan baerguna ketika sedang menjalan
query.
b)
Membatasi akses yang tidak sah
Ketika banyak pengguna berbagi basis data, kemungkinan beberapa pengguna
tidak akan diberi wewenang unutk mengakses semua informasi di basis data.
Oleh karena itu, jenis akses pengambilan operasi harus dikontrol.
c)
Menyediakan penyimpanan persistent objects untuk program dan struktur
Basis data dapat digunakan untuk menyediakan penyimpanan persistent untuk
objek program dan struktur data. Hal ini merupakan salah satu alasan utama
munculnya sistem database berorientasi objek.
d)
Mengijinkan penelusuran dan tindakan dengan peraturan
Beberapa sistem database yang memberikan kemampuan untuk
mendefinisikan aturan-aturan yang dikurangi untuk informasi penelusuran
baru dari fakta basis data
yang disimpan. Sistem seperti ini disebut sistem
basis data deduktif.
e)
Memberikan Multiple User Interface
Karena banyak pengguna dengan berbagai tingkat pengetahuan teknis
yang menggunakan basis data, DBMS harus menyediakan berbagai macam
|
11
jenis user interface. Diantaranya termasuk query untuk pengguna
biasa, interface
untuk programmer, bentuk dan kode perintah untuk
parametric user, dan menu berbasis interface
dan bahasa alami interface
untuk user yang berdiri sendiri. Kemampuan untuk menyediakan World Wide
Web akses ke basis data atau web memungkinkan basis data menjadi semakin
umum.
f)
Mewakilkan hubungan kompleks antara data
Sebuah basis data
dapat terdiri dari berbagai variasi data yang saling
berhubungan dengan banyak cara. DBMS harus memiliki kemampuan
untuk mewakili berbagai hubungan yang kompleks antara data-data, serta
mengambil dan memperbarui data yang berhubungan dengan mudah dan
efisien.
g)
Menentukan batasan integritas (integrity constraints)
Sebagian besar aplikasi basis data
memiliki batasan integritas tertentu yang
harus diperhatikan untuk data. Sebuah DBMS harus menyediakan
kemampuan untuk menentukan dan menetapkan batasan tersebut. Jenis
paling sederhana batasan integritas yaitu yang berisi penetuan tipe data untuk
setiap data item. Perancang database bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi batasan integritas selama melakukan perancangan basis data.
Beberapa batasan dapat ditentukan di DBMS dan dijalankan secara
otomatis. Batasan lain mungkin harus diperiksa pada saat update program atau
pada saat memasukkan data. Suatu data dapat dimasukkan dengan tidak benar
dan tidak memenuhi batasan integritas tertentu.
h)
Memberikan backup dan recovery
Sebuah DBMS harus menyediakan fasilitas untuk recovery dari perangkat
keras atau perangkat lunak. Subsistem backup dan recovery pada DBMS
berguna untuk perbaikan data.
|
12
i)
Implikasi tambahan menggunakan pendekatan basis data
Implikasi tambahan yang dimaksud bisa memberikan keuntungan untuk
kebanyakan organisasi, misalnya saja mengurangi waktu perkembangan
aplikasi, kesesuaian, memberikan informasi dan skala ekonomi.
2.1.4.4.
Kekurangan DBMS
Jika ada keuntungan dari DBMS ini pasti juga ada kerugiannya, Menurut
Connolly and Begg (2010,p80-81) kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut :
a)
Terlalu rumit atau kompleksitas
Karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS menjadi
perangkat lunak yang cukup rumit. Seluruh pengguna harus mengetahui fungsi-
fungsi yang ada dengan baik
b) Ukuran
Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada menyebabkan DBMS memerlukan
banyak peranti lunak pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat
penyimpanan dan memory.
c)
Biaya DBMS
Biaya DBMS sangat bervariasi, tergantung pada lingkungan dan fungsionalitas
yang disediakan.
d) Biaya tambahan perangkat keras
DBMS memerlukan perangkat keras tambahan dalam penggunaannya sehingga
ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pengguna untuk dapat
menggunakan DBMS.
e)
Biaya konversi
Sebelum DBMS diimplementasikan, data-data yang disimpan ditempat
penyimpanan yang lama harus dipindahkan(dikonversi) kedalam tempat
penyimpanan yang baru didalam DBMS.
f)
Kinerja
Beberapa aplikasi akan berjalan tidak seperti biasanya didalam sistem yang
baru seperti didalam DBMS. Aplikasi-aplikasi yang ada harus disesuaikan
terlebih dahulu dengan pengaturan sistem yang baru.
|
![]() 13
g) Tingkat kegagalan yang besar
Karena sistem dibuat secara terpusat, maka apabila seluruh pengguna dan
aplikasi terakses dari DBMS maka apabila ada kerusakan pada bagian manapun
dari sistem, akan menyebabkan operasi terhenti.
2.1.5.
Database Lifecycle
Untuk merancang aplikasi basis data
diperlukan tahapan-tahapan yang harus
diikuti yaitu siklus hidup aplikasi basis data
(Database Application Lifecycle). Hal
penting untuk diketahui adalah bahwa tahapan dalam database application lifecycle
tidak harus berurutan, akan tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan dari tahapan
sebelumnya.
Gambar berikut merupakan gambaran dan penjelasan tentang tahapan-
tahapan Database Lifecyle :
Gambar 2.1 Database Lifecycle
|
14
1.
Database Planning
Menurut Connoly and Begg (2010,p313-315) database planning adalah tahapan
dalam database lifecycle
dimana kita merealisasikan apa yang kita inginkan seefektif
dan seefisien mungkin. Basis data yang kita rencanakan harus terintegrasi dengan sistem
informasi dari perusahaan. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.
Mengidentifikasi rencana dan tujuan dari perusahaan
b.
Mengevaluasi sistem informasi yang sedang berjalan di perusahaan
c.
Mempertimbangkan kemungkinan dari teknologi yang bisa menjadi nilai tambah
dan keunggulan tersendiri dari perusahaan.
Database Planning juga harus mencakup pengembangan standar yang mengatur
bagaimana data yang akan dikumpulkan, bagaimana format harus ditentukan, apa
dokumentasi yang akan diperlukan, dan bagaimana desain dan implementasi harus
dilanjutkan.
2.
System definition
Menurut Connoly and Begg (2010,p316) system defenition mendeskripsikan
tahapan dan batasan dari aplikasi basis data dan sudut pandang pengguna yang utama.
Sudut pandang pengguna (User View) mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari sudut
pandang suatu bagian, misalnya kebutuhan dari Manager
dan Sales. User view
juga
membantu kita untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewatkan dan membantu
memecahkan basis
data yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.
Dalam aplikasi basis data terdapat satu atau lebih tampilan pengguna. Mengidentifikasi
pandangan pengguna merupakan aspek penting dalam mengembangkan aplikasi basis
data karena membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari basis
data yang terlupakan ketika mengembangkan persyaratan untuk aplikasi baru.
3.
Requirement collection and analysis
Menurut Connoly and Begg (2010,p316-320) Requirement collection and
analysis
adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian dari
organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data serta membantu kita untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna dalam sistem yang baru.
|
15
Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi ini disebut teknik pencarian
fakta. Informasi yang dikumpulkan untuk setiap tampilan pengguna utama termasuk:
a.
Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
b. Rincian tentang bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan.
c.
Persyaratan tambahan untuk aplikasi basis data baru.
Informasi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi
kebutuhan atau fitur yang untuk dimasukkan dalam aplikasi basis data. Aktivitas
penting lainnya yang berhubungan dengan tahapan ini adalah memutuskan bagaimana
mengatur aplikasi basis data dengan lebih dari satu tampilan pengguna.
4.
Database design
Menurut Connoly and Begg (2010,p320-325) Database design
adalah proses
membuat rancangan basis data yang akan mendukung misi dan sasaran perusahaan
untuk sistem basis data yang dibutuhkan. Pada tahap ini terdapat dua pendekatan utama
yang digunakan, yaitu :
a. Pendekatan Bottom Up, yaitu pendekatan yang dimulai dari tingkat paling dasar
dan biasanya dilakukan untuk basis data sederhana dengan jumlah atribut yang
sedikit.
b. Pendekatan Top Down, yaitu pendekatan yang dimulai dari pengembangan model
data yang tersusun dari beberapa hubungan relasional dan entitas tingkat tinggi.
Biasa dilakukan untuk merancang basis data yang kompleks dengan atribut yang
banyak.
c.
Pendekatan Inside-Out, yaitu berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi
sedikit berbeda dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke
entitas, relasi dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.
d. Pendekatan Mixed, yaitu menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk
bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Perancangan basis data sendiri dibagi tiga tahapan utama, yaitu :
a.
Conceptual database design, yaitu proses membangun suatu model data
dari informasi yang diperoleh dari sebuah perusahaan atau organisasi,
tetapi bebas dari semua pertimbangan fisik.
|
16
b.
Logical database design, yaitu proses membangun suatu model dari
informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan model data
khusus, tetapi bebas dari hal yang berkaitan dengan DBMS dan
pertimbangan fisik lainnya.
c.
Physical database design, yaitu proses pembuatan deskripsi dari suatu
implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, yang
menggambarkan struktur peyimpanan dan metode akses yang akan
digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data. Pada tahap ini
biasanya menggunakan SQL.
5.
DBMS selection
Menurut Connoly and Begg (2010,p325-329) DBMS selection
merupakan
tahapan optional dimana kita menentukan DBMS apa yang akan digunakan. Pemilihan
DBMS ini adalah utuk memenuhi kebutuhan perusahaan unutk sekarang maupun yang
akan datang, membuat keseimbangan terhadap biaya seperti pembelian aplikasi basis
data dan lainnya. Tahap-tahap utama dalam pemilihan DBMS adalah :
a.
Mendefinisikan syarat-syarat dari yang dibutuhkan ada pada DBMS
b. Membuat catatan pendek mengenai dua atau tiga produk
c.
Mengevaluasi produk-produk
d. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
6.
Application design
Menurut Connoly and Begg (2010,p329-333) Application design
yaitu tahapan
dimana kita merancang User Interface dan aplikasi yang nantinya akan menggunakan
dan memproses basis data. Desain aplikasi basis data meliputi dua aspek :
a.
Perancangan Transaksi (Transaction Design), yaitu sebuah kumpulan aksi yang
dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi konten sebuah basis data.
b. Perancangan Antarmuka Pengguna (User Interface Design), terdapat pedoman
perancangan interface
seperti pemberian judul yang berarti, intruski yang
mudah dimengerti, pengelompokan dan pengurutan file secara logikal, laporan
yang menarik secara visual, nama field
yang familiar, pemakaian istilah yang
|
17
konsisten, cakupan yang jelas untuk pemasukan data, perpindahan kursor yang
tepat, pesan kesalahan, perbaiakan karakter yang tidak sesuai, field yang dipilih
ditandai dengan jelas, pesan yang jelas untuk field dan tanda penyelesaian
dalam suatu transaksi.
7.
Prototyping
Menurut Connoly and Begg (2010,p333-334) prototyping
adalah membuat
model kerja dari aplikasi basis data yang memungkinkan perancang dan pengguna untuk
mengevaluasi perkembangan sistem, baik dari segi sistemnya sendiri ataupun dari fungsi
yang dimilikinya. Dari model data tersebut kita bisa menemukan kelebihan dan
kekurangan sistem, sehingga perancang bisa memperbaiki dan menambah fitur baru
terhadap sistem. Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini :
a.
Requirement prototyping, menggunakan prototype
untuk menentukan
kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu
terpenuhi maka prototype akan dibuang.
b.
Evolutionary prototyping, digunkan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya
prototype
tidak dibuang tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi
aplikasi basis data yang digunakan.
8.
Implementation
Menurut Connoly and Begg (2010,p333-334) implementation yaitu realisasi fisik
dari basis data dan rancangan aplikasi. Implementasi biasanya dicapai dengan
menggunakan Data Defenition Language(DDL) dari DBMS yang kita pilih maupun
Graphical User Interface. Aplikasi program diimplementasikan menggunakan Third or
Fourth Generation Language
(3GL atau 4GL). Bagian dari aplikasi program dan
transaksi basis data, yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation
Language (DML), kemungkinan sudah ada dalam host pemrogaraman.
9.
Data Conversion and Loading
Menurut Connoly and Begg (2010,p334) data conversion and loading
adalah
proses pemindahan data ke dalam basis data yang baru dan juga pengintegrasian aplikasi
|
18
dengan basis data yang baru. Tahapan ini biasanya dilakukan ketika kita akan
menggantikan basis data yang lama dengan basis data yang baru.
10.
Testing
Menurut Connoly and Begg (2010,p334-335) testing adalah proses
mengeksekusi program aplikasi yang bertujuan untuk menemukan kesalahan pada
aplikasi. Dengan melakukan testing, kita bisa mengetahui apakah ketika terjadi
kesalahan sumbernya dari aplikasi atau basis datanya. Dengan adanya testing kita juga
bisa mengetahui apakah aplikasi sudah berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
11.
Operational Maintenance
Menurut Connoly and Begg (2010,p335) operational maintanace
yaitu proses
pemantauan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi dilakukan. Hal-hal yang dilakukan
dalam maintenance
antara lain memonitor kinerja sistem, pemeliharaan dan upgrade
aplikasi serta basis data, dan penambahan fitur-fitur baru jika dibutuhkan. Aktivitas yang
dilakukan pada tahap ini adalah:
a.
Memantau kinerja sistem basis data
b. Memelihara dan meningkatkan aplikasi basis data
2.1.6.
Entity Relationship-Modelling
Menurut Elmasri (2011, p203) entity
adalah objek dengan keberadaan fisik
(manusia, mobil, benda, konsep atau karyawan) dari sebuah perusahaan yang
menggambarkan basis data. Setiap entitas itu memiliki atribut-atribut yang
menggambarkan hal itu.
2.1.6.1.
Tipe Entitas (Entity Type)
Menurut Connolly dan Begg(2010,p372), entity type
merupakan konsep dasar
dari ER model.
Entity
Type
merupakan sekumpulan kelompok dari objek dengan
properti yang sama dimana diidentifikasi oleh sebuah perusahaan sebagai suatu
keberadaan yang berdiri sendiri. Setiap objek yang dapat diidentifikasi secara unique
dari sebuah tipe entity disebut sebagai entity occurrence. Tipe entity dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
|
19
a.
Strong Entity
Menurut Connolly dan Begg(2010,p383-384), strong entity type
adalah
sebuah tipe entitas dimana keberadaannya tidak bergantung pada beberapa
tipe entitas
lain. Karakteristik dari strong entity type
ialah setiap entity
occurrence
dapat diidentifikasi secara unik menggunakan sebuah Attributes
atau beberapa Attributes primary key dari tipe entitasnya.
b. Weak entity
Menurut Connolly dan Begg (2010, p383-384), weak entity type ialah sebuah
tipe entitas yang keberadaannnya bergantung pada beberapa tipe entitas lain.
Karakteristik dari weak entity ialah setiap entity occurrence tidak dapat
diidentifikasi secara unik hanya menggunakan Attributes
yang berhubungan
dengan tipe entitas
lain yang berupa foreign key
yang dijadikan sebagai
primary key.
2.1.6.2.
Tipe Relasi (Relationship Type)
Menurut Connolly dan Begg
(2010, p374), sebuah relationship type
ialah
sekumpulan asosiasi antara satu atau banyak jenis entity yang terdapat. Setiap
relationship type diberi nama sesuai dengan fungsinya. Relationship occurence
ialah
sebuah asosiasi yang dapat diidentifikasikan secara unik.
2.1.6.3.
Atribut (Attribute)
Menurut Connolly dan Begg (2010,p379), attribute
ialah properti dari sebuah
entitas
atau sebuah relationship type. Sebuah attribute
memegang nilai yang
menggambarkan setiap entity occurrence
dan mewakili bagian utama dari data yang
disimpan dalam basis data. Attribute
dapat diklasifikasikan menjadi: simple dan
composite, single-valued dan multi valued, serta derived attributes.
a)
Simple dan Composite Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), simple attribute
adalah sebuah
Attribute dari komponen tunggal dengan keberadaan yang berdiri sendiri. Simple
attribute terkadang disebut juga sebagai atomic attribute. Sedangkan composite
attribute ialah sebuah Attribute dari komponen yang banyak, tiap-tiap Atributnya
memiliki keberadaan yang berdiri sendiri.
|
20
b)
Single-value dan Multi-value Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2010, p380), single-valued attribute ialah sebuah
atribut yang memegang sebuah nilai tunggal untuk setiap kejadian dari sebuah
tipe entitas. Sedangkan multi-valued attribute
ialah sebuah atribut
yang
memegang banyak nilai untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
c)
Derived Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2010, p380-381), derived attribute adalah sebuah
atribut yang mewakili sebuah nilai yang diturunkan dari nilai sebuah atribut
yang berhubungan atau sekumpulan atribut
yang tidak diperlukan dalam tipe
entitas
yang sama. yang mencakup sebuah kejadian dari setiap entitas
yang
terdapat.
2.1.6.4.
Key
Menurut Connolly dan Begg(2010, p381), candidate key
merupakan jumlah
minimal dari atribut, yang nilainya secara unik mengidentifikasi setiap entity occurence.
Primary key ialah sebuah candidate key yang terpilih secara unik, yang mengidentifikasi
setiap kejadian dalam sebuah tipe entity. Sedangkan composite key
ialah sebuah
candidate key yang terdiri dari 2 atau banyak atribut.
2.1.6.5.
Structure Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2010, p356-392), Constraints seharusnya
mencerminkan batasan dari hubungan sebagai suatu tanggapan dalam dunia nyata. Tipe
utama constraint
dalam hubungan disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah
kejadian yang mungkin
terjadi pada sebuah tipe entitas
dimana memungkinkan
berhubungan dengan satu kejadian lain yang bergantung pada sebuah tipe entitas melalui
sebuah hubungan yang nyata. Multiplicity
membatasi jalan dari setiap entity yang
terhubung.
|
![]() 21
One-to-One Relationship (1:1)
Gambar 2.2 one to one Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010, p386-387), One-to-One Relationship
merupakan kondisi saat setiap anggota entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu
anggota dari entitas
B. Sebaliknya, setiap anggota dari entitas
B hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota entityas A.
One-to-Many Relationship (1:*)
Gambar 2.3 One to Many Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010, p387-388), One-to-Many Relationship
merupakan kondisi saat setiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari
satu anggota dari entitas
B. Sebaliknya, setiap anggota dari entitas
B hanya boleh
berpasangan dengan satu anggota entitas A.
Many-to-Many Relationship (*:*)
|
![]() 22
Gambar 2.4 Many to many Relationship
Menurut Connolly dan Begg (2010, p388-390), Many-to-Many Relationship
merupakan kondisi saat setiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari
satu anggota dari entitas
B. Sebaliknya, setiap anggota dari entitas
B juga boleh
berpasangan dengan satu anggota entitas A.
2.1.7.
Normalisasi
Menurut Connolly and Begg (2010, p416) normalisasi adalah sebuah teknik
untuk menghasilkan sejumlah relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan dan memenuhi
kebutuhan data pada perusahaan. Pengembangan logikal data model
pada basis data
memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah representasi yang akurat dari suatu data,
relasi antar data, dan batasan-batasannya dapat dicapai dengan menggunakan
normalisasi.
Menurut Indrajani (2011, p57) tujuan dari normalisasi adalah mengidentifikasi
kesesuaian hubungan yang mendukung data unutk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Adapun karakteristik hubugan tersebut mencakup :
a)
Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan
perusahaan.
b) Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional
depedencies.
c)
Minimal duplikasi untuk tiap atribut.
|
23
Normalisasi memiliki beberapa bentuk yang biasa digunakan, antara lain:
a. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang menampung satu atau lebih perulangan dalam grup. Tahap ini
merupakan proses memasukkan data dari sumber, yang dimasukkan dalam baris
dan kolom (Conolly and Begg 2010, p430).
b. First Normalized Form (1NF)
Sebuah hubungan dimana setiap pembagian dari setiap dan kolom hanya berisi
satu dan hanya satu nilai (Conolly and Begg 2010, p430).
c.
Second Normalized Form (2NF)
Sebuah hubungan dari tahap 1NF dan setiap non-primary-key
tidak memiliki
ketergantungan parsial (Conolly and Begg 2010, p434).
d. Third Normalized Form (3NF)
Sebuah hubungan yang terdapat dalam 1NF dan 2NF dan dimana yang tidak
memiliki primary key
adalah bergantung secara transitif dalam primary
key(Conolly and Begg 2010, p435).
e.
Boyce-Codd Normalized Form (BCNF)
Sebuah hubungan dengan BCNF, jika dan hanya jika setiap keputusan adalah
candidate key(Conolly and Begg 2010, p447).
f.
Fourth Normalized Form (4NF)
Sebuah hubungan yang ada dalam BNCF dan tidak menampung notrivial multi-
valued depedency (Conolly and Begg 2010, p455).
g. Fifth Normalized Form (5NF)
Sebuah hubungan yang sama sekali tidak memiliki join dependency (Conolly and
Begg 2010, p457).
2.1.8.
Metodologi Perancangan Database
Menurut Connolly and Begg (2010, p467-469), tahapan dalam perancangan
database adalah sebagai berikut:
|
24
2.1.8.1.
Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah sebuah proses membuat sebuah model dari
informasi yang digunakan dalam sebuah inisiatif, mandiri dari seluruh pertimbangan
fisikal. Pada Conceptual database design ada tahap-tahap yang harus dilakukan :
Step 1 Membangun Conceptual data model.
a)
Mengidentifikasi tipe entitas, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tipe
entitas yang terutama dibutuhkan oleh user.
b)
Mengidentifikasi tipe relasi, tujuannya adalah mengidentifikasi hubungan
penting yang terjadi antara entitas
yang telah diidentifikasi dengan
menggunakan kata kerja atau frase kata kerja
c)
Mengidenfikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau tipe
relasi, tujuannya adalah mengidentifikasi dan mengabungkan atribut yang
dibutuhkan entitas atau relasi, dan mendokumentasikan setiap atribut secara
detail.
d)
Menentukan domain attribute, tujuannya adalah untuk menetukan domain
attribute dalam model konseptual lokal dan mendokumentasikan secara detail
setiap domain.
e)
Menentukan candidate key, primary key, dan alternate key, tujuannya dalah
untuk mengidentifikasi candidate
key
untuk setiap entitas dan jika terdapat
lebih dari satu candidate key pilih satu menjadi primary key.
f)
Mempertimbangkan penggunaan konsep model enhanced(langkah optional),
tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced
modelling, seperti specialization, generalization, aggregation, dan
composition.
g)
Memeriksa model terhadap redudanci, tujuannya adalah untuk mengecek
apakah setiap entitas dan atribut mengalami redudansi dalam model database.
h)
Mengesahkan conceptual data model terhadap transaksi pengguna, tujuannya
adalah untuk menjamin bahwa model konseptual data lokal dapat mendukung
kebutuhan transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna.
|
25
i)
Meninjau kembali conceptual data model dengan pengguna, tujuannya adalah
untuk melakukan review terhadap model konseptual data lokal dengan
pengguna
untuk menjamin model telah merepresentasikan user view
berdasarkan kebutuhan perusahaan.
Hasil akhir dari perancangan konseptual basis data adalah memproses
pembuatan suatu model dari informasi yang akan digunakan dalam suatu
organisasi, yang independensinya tidak tergantung pada apapun.
2.1.8.2.
Logical Database Design
Logical database design adalah sebuah proses untuk membangun sebuah
model dari sebuah informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan
sebuah data model yang spesifik, tetapi mandiri dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisikal lainnya.
Pada logical database design
terdapat tahap-tahap yang harus di lakukan,
dimana tahap ini merupakan tahap lanjutan yang sebelumnya dilakukan pada conceptual
data model. Tahapannya adalah sebagai berikut :
Step 2 Membangun logical data model
a)
Memperoleh hubungan untuk logical data model, tujuannya untuk membuat
suatu hubungan logical data model yang mewakili entitas, relasi, dan atribut
uang telah di identifikasi.
b)
Mengesahkan hubungan dengan menggunakan normalisasi, bertujuan untuk
mengesahkan suatu hubungan pada logical data model
menggunakan
normalisasi.
c)
Mengesahkan relasi terhadap transaksi pengguna, tujuannya adalah untuk
memastikan setiap hubungan pada logical data model
mendukung suatu
kebutuhan transaksi.
d)
Memeriksa batasan integritas, bertujuan untuk mengecek apakah batasan
integritas itu mewakili pada logical data model.
e)
Meninjau kembali logical data model
dengan pengguna, bertujuan untuk
meninjau kembali logical data model
dengan pengguna untuk memastikan
|
26
mereka memikirkan apakah model data itu tepat untuk mewakili kebutuhan
data perusahaan tersebut.
f)
Mengabukan logical data model kedalam global model (optional), bertujuan
untuk mengabungkan local logical data model kedalam single global logical
data model agar mewakili setiap sudut padang pengguna terhadap basis data.
g)
Memeriksa perkembangan untuk kedepannya, bertujuan untuk menentukan
apakah ada perubahan yang signifikan seperti keadaan yang tidak terduga
dimasa mendatang dan menilai apakah model logikal tersebut dapat
menampung atau menyesuaikan perubahan yang terjadi.
2.1.8.3.
Physical Database Design
Physical database design adalah sebuah proses dari menghasilkan sebuah
implementasi dari sebuah basis data
pada penyimpanan kedua, ini menggambarkan
hubungan dasar, indeks yang pernah digunakan untuk mencapai efisiensi data, dan setiap
integritas yang terhubung beserta ukuran keamanan. Sama seperti conceptual database
design dan logical database design, physical database design juga memiliki tahap-tahap
yang dilakukan, dimana tahap itu merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Tahap-
tahapnya adalah sebagai berikut :
Step 3 Menerjemahkan logical data model menjadi target DBMS
a)
Mendesain hubungan dasar, tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan relational dasar yang diidentifikasi dalam model logikal
data lokal pada DBMS yang digunakan.
b)
Mendesain representasi data yang diperoleh, bertujuan untuk menentukan
bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global logical data model ke
dalam DBMS.
c)
Mendesain batasan umum, pada langkah ini bertujuan untuk merancang
batasan aplikasi untuk DBMS yang digunakan.
Step 4 Mendesain berkas organisasi dan index
a)
Menganalisa transaksi, bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang
dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting.
|
27
b)
Memilih berkas organisasi, bertujuan untuk menentukan organisasi file
yang
efektif untuk relational data.
c)
Memilih indeks, tujuannya adalah untuk menentukan penambahan index
yang akan meningkatkan performa dari suatu sistem basis data.
d)
Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan, bertujuan untuk
memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan dibutuhkan dalam basis
data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi.
Misalnya, dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas hardisk yang
dibutuhkan untuk menampung data.
Step 5
Mendesain sesuai pandangan pengguna, tujuannya adalah untuk merancang
tampilan pengguna yang diidentifikasi selama pengumpulan informasi dan analisis dari
siklus hidup aplikasi basis data.
Step 6
Mendesain mekanisme keamanan, tujuannya adalah untuk merancang ukuran
keamanan database yang telah dispesifikasikan oleh pengguna.
Step7 Mempertimbangkan pengenalan pada redudancy terkontrol, mempertimbangkan
pengenalan dan redundansi kontrol. Pada langkah physical database design
ini
mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa.
Step 8
Mengamati dan menyempurnakan operasional sistem, bertujuan untuk
memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan sistem
yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
2.2.
Teori Khusus
Pada Sub bab ini, penulis menjelaskan teori – teori khusus yang berkaitan dengan
tema tugas akhir, seperti pengertian organisasi nirlaba. Selain itu, terdapat pula teori
yang menjelaskan tentang berbagai tools yang digunakan untuk membangun basis data,
diantaranya tentang
internet
, webserver, website, Hipertext Markup Language, php,
Data Flow Diagram, State Transition Diagram, FlowChart, dan Javascript.
2.2.1.
Organisasi Non Pemerintah
Jeff Atkinson dan Martin Scurrah dalam bukunya Globalizing Social Justice; The
Role of Non-Governmental Organizations in Bringing about Social Change memberikan
pengertian NGO sebagai suatu sekelompok masyarakat (perhimpunan) yang secara
|
![]() 28
formal terorganisir dan merupakan lembaga yang umumnya self-governing, privat, dan
non-profit (tidak berorientasi pada profit).
Di Indonesia, menurut Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn. sebagaimana kami
kutip dari buku Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha (hal. 33-
34), perhimpunan/perkumpulan ini umumnya dibagi menjadi dua:
1.
Perkumpulan biasa yang merupakan Organisasi Massa, Untuk perkumpulan
yang merupakan Organisasi Massa (Ormas) bisa berbentuk Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang bergerak menangani masalah anak jalanan, partai
politik, atau perkumpulan biasa pada umumnya seperti: komunitas masyarakat
adat
2.
Perkumpulan yang Berbadan Hukum, perkumpulan jenis ini sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 Staatsblad 1870 No. 64 (berdasarkan Keputusan Raja
tanggal 28 Maret 1870), yaitu: perkumpulan yang akta pendiriannya disahkan
oleh pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur Jendral (pada waktu itu Directeur van
Justitie – kini Menteri Hukum & HAM RI).
2.2.2.
Internet
Menurut Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr (2010, p6) internet pada
dasarnya adalah sebuah jaringan banyak komputer yang dihubungkan bersama. Jaringan
ini terus tersedia untuk pesan elektronik, termasuk e-mail, file,
transmisi, dan
komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Berbeda dengan Turban (2006, p69) internet adalah sistem global jaringan
komputer atau sebuah jaringan untuk berbagai jaringan yang merupakan fasilitas umum
yang kooperatif dan dapat berjalan sendiri dan dapat diakses oleh jutaan manusia di
seluruh dunia.
2.2.3.
Uniform Resource Locator (URL)
Dikutip dari Connoly dan Begg (2005, p1002), URL merupakan sekumpulan
stirng atau karakter alphanumeric yang menggambarkan lokasi atau alamat dari sebuah
sumber yang ada di internet dan bagaimana sumber itu dapat diakses.
Kemampuan browser
dapat bekerja dengan sistem yang berbeda di internet
karena browser
menggunakan URL. URL merupakan cara standar untuk menampilkan
|
29
informasi tentang jenis dan lokasi file, nama file, lokasi komputer di internet, letak file di
dalam komputer dan protocol internet yang digunakan untuk mengakses file itu. Internet
yang besar merupakan sinterkoneksi, terdistribusi dan, tempat yang sangat tidak seragam
makanya URL mestandarkan dari keanekaragaman ini.
2.2.4.
Website
Menurut Williams & Sawyer (2010, p65), website adalah sebuah lokasi pada
suatu komputer tertentu di web yang memiliki alamat unik. Website adalah lokasi pada
sebuah komputer yang berada di internet.
2.2.5.
Hipertext Markup Language
Menurut Williams & Sawyer (2010, p523), Hyperttext Markup Language
(HTML) adalah bahasa markup
yang digunakan untuk membuat dokumen on-screen
untuk internet yang dapat dihubungkan dengan mudah dengan menggunakan kata dan
gambar. Salah satu kemampuan HTML adalah kemampuan menyisipkan link hypertext
yang memungkinkan menampilkan dokumen web lain hanya dengan mengklik area link.
2.2.6.
Web Browser
Menurut Williams & Sawyer (2010, p64), Web Browser adalah perangkat lunak
yang memungkinkan kita untuk
mencari dan mengakses berbagai macam bagian web.
Browser
yang sering digunakan sekarang ini adalah Google Chrome dan Mozilla
Firefox.
2.2.7.
Hypertext Transfer Protocol
Sedangkan Meurut Connoly dan Begg (2005, p999)
HTTP adalah sebuah
protocol
yang digunakan untuk mentransfer halaman web melalui internet. Transaksi
dalam HTTP terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a) Koneksi, penggunaan koneksi dengan web server.
b) Permintaan, pengguna mengirimkan sebuah pesan permintaan ke web server.
c) Response, Web server mengirim respon ke pengguna
d) Close, Koneksi ditutup oleh web server.
|
30
2.2.8.
TCP/IP
TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet
dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan
Internet.
Merupakan sebuah fasilitas standar pada internet. Standar tersebut
memungkinkan protocol
jaringan melakukan komunikasi, menerima dan mengirimkan
data ke terminal yang lain. Standar yang lain adalah FTP(File Transfer Protocol) yang
merupakan pelayanan resource sharing, sebuah fasilitas untuk mengambil file yang ada
di internet.
2.2.9.
Server
Menurut Williams & Sawyer (2010, p24), sebuah server, atau server
jaringan,
adalah komputer pusat yang menyimpan koleksi
data atau basis data
dan program-
program untuk menghubungkan atau menyediakan jasa
untuk PC, workstation, dan
perangkat lainnya, yang disebut klien. Klien ini dihubungkan oleh jaringan kabel atau
nirkabel. Seluruh jaringan disebut jaringan client / server.
2.2.10.
PHP
Menurut Welling (2009, p2), PHP adalah bahasa scripting server-side yang
telah dirancang sedemikian rupa untuk kebutuhan web. Dengan sebuah halaman HTML,
kode PHP dapat disisipkan dan akan dieksekusi setiap kali halaman tersebut dikunjungi.
Kode PHP akan diinterpretasikan pada web
server dan akan menghasilkan
HTML
atau output lain yang dapat dilihat oleh pengguna.
PHP adalah produk open source. Hal ini menandakan bahwa pengguna dapat
mengakses source code. Pengguna dapat menggunakannya, mengubahnya, dan
mendistribusikannya kembali tanpa dikenakan biaya apapun (Welling, 2009, p2).
PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page, tetapi kemudian diubah
sesuai dengan penamaan konvensional rekursif GNU (GNU = Gnu’s Not Unix) dan
sekarang merupakan kependekan dari PHP Hypertext Preprocessor (Welling 2009, p2),
Menurut Welling & Thomson (2009, p4) PHP mempunyai berbagai kelebihan :
a)
Performance, PHP sangatlah efesien karena menggunakan server
yang tidak
berbiaya besar namu bisa menghadirkan jutaan data dalam satu hari.
|
31
b)
Scalability, maksudnya lebih efektif dan murah menerapkan skala horizontal
dengan besar nya jumlah server.
c)
Interface to many diffrent database system, PHP memiliki hubungan yang alami
dengan banyak sistem basis data. Menggunakan the Open Database
Connectivity Standard (ODBC), maka pengguna dapat menghubungkan PHP
dengan seluruh basis data yang mendukung driver ODBC.
d)
Built-in Libraries for many common web task, dikarenakan PHP dirancang
untuk digunakan bagi web, maka PHP memiliki banyak sekali fungsi-fungsi
yang telah terintegrasi di dalamnya untuk memberikan performa yang lebih
yang lebih dalam menjalan web. Pengguna dapat menghasilkan gambar GIF,
menghubungkan ke layanan kerja, mengirimkan e-mail, bekerja dengan
cookies, dan menghasilkan dokumen PDF, hanya dengan menambahkan
beberapa kode saja.
e)
Low Cost, PHP itu gratis untuk siapapun. pengguna dapat mengunduhnya dari
kapanpun dari www.php.net tanpa dikenakan biaya.
f)
Ease of learning and use, sintak dari PHP berdasarkan bahasa pemograman
yang lain, terutama C dana PERL. Pengguna yang telah mengetahui C dan
PERL atau bahasa yang mirip dengan C seperti C++ atau java, maka pengguna
tersebut dapat menggunakan PHP dengan produktif sekali.
g)
Object-Oriented Support, jika belajar program java atau C pasti kamu
menemukan fitur yang sesuai harapan seperti inheritance, private dan protected
attirbute, abstract class and methods, interfaces, constructor dan destructor.
h)
Portability, PHP dapat bekerja dengan berbagai sistem operasi. Pengguna dapat
menuliskan kode PHP pada sistem operasi yang berbasis UNIX dan gratis,
seperti Linux dan FreeBSD. Ataupun pada sistem operasi komersial yang
berbasis UNIX, seperti solaris dan IRIX atau dapat juga beberapa versi dari
Microsoft Windows.
i)
Flexibility of development approach, PHP memungkin pengguna untuk
melakukan tugas-tugas yang sederhana dan mudah beradaptasi untuk
|
32
menerapkan aplikasi yang besar dengan cara menggunakan kerangka kerja
dengan sebuah pola desain seperti Microsoft View Controller (MVC).
j)
Availability of source code, pengguna mempunyai akses kedalam source code
PHP. Tidak seperti kode komersial yang menutup kodenya, jika pengguna
hendak menambahkan atau mengubah kode kedalamnnya maka pengguna dapat
melakukannya saat itu juga.
k)
Availability of support and documentation, Dokumentasi PHP dan masyarakat
adalah sebuah sumber daya yang matang dan kaya dalam hal berbagi informasi.
2.2.11. MySQL
Menurut Welling & Thomson (2009,p3), MySQL adalah relation database
management system (RDBMS). Sebuah basis data
memungkinkan untuk menyimpan
sesuatu secara efisien, dapat dicari, diurutkan, dan diambil kembali datanya. MySQL
server mengontrol segala akses terhadap data agar banyak user dapat bekerjan dalam
satu waktu dan menyediakan akses yang lebih cepat dan meyakinkan bahwa hanya user
tertentu yang dapat diberikan akses.
Terdapat beberapa kelebihan dari mySQL, yaitu :
a)
Performance, MySQL begitu cepat dalam pemrosesan data.
b)
Low cost, MySQL tersedia dan dapat digunakan tanpa terkena biaya, berada
dibawah lisensi open source.
c)
Ease of Use, kebanyakan dari berbagai sistem basis data modern
menggunakan SQL. Jika pengguna memiliki RDBMS yang lain, pengguna
tersebut tidak akan menghadapi masalah yang berarti ketika beradaptasi
dengan SQL. Bahkan, MySQL lebih mudah dalam persiapan dibandingkan
dengan produk lain yang sekelas.
d)
Portability, MySQL dapat digunakan dan diimplementasikan pada berbagai
sistem UNIX dan juga pada Microsoft Windows.
e)
Availability of source code, sama seperti pemograman PHP pengguna dapat
mengubah dan menambahkan source code bagi MySQL.
|
33
f)
Availability of support, tidak semua yang open source itu memiliki dukungan,
latihan, konsultasi dan setifikasi dari perusahaan utama tapi yang banyak
keuntungan yang bisa diambil dari MySQL.
2.2.12. Cascading Style Sheet (CSS)
Menurut Menurut Welling & Thomson
(2009,p858)
CSS digunakan untuk
menyempurnakan tampilan statis, dinamis. Menggunakan CSS memungkinkan
pengembangan untuk mengubah definisi tag, kelas, atau ID dalam satu dokumen dan
memiliki perubahan yang berlaku di semua halaman. Defitions ini, atau aturan,
mengikuti format tertentu menggunakan penyeleksi, deklarasi, dan nilai-nilai.
Selain untuk mendefinisikan penyeleksi, juga dapat menentukan kelas dan ID itu
sendiri dalam sebuah style sheet. Menggunakan kelas atau ID, Anda dapat lebih
memperbaiki tampilan dan fungsional elemen ditampilkan dalam website Anda.
2.2.13. Waterfall Model
Menurut Sommerville (2011, p30), waterfall model adalah contoh dari rencana.
Didorong dengan proses, harus merencanakan dan menjadwalkan semua kegiatan proses
sebelum bekerja.
Tahapan dari waterfall model merefleksikan pokok-pokok dari aktivitas
pengembangan :
1. Requirment Analysis and Definition
Layanan yang diberikan sistem, batasan sistem dan tujuan ditetapkan setelah
melakukan konsultasi dengan pengguna sistem. Semua didefenisikan secara
rinci dan dibuat sebagai spsifikasi dari sistem.
2. System and Software Design
Proses perancangan sistem menyediakan kebutuhan hardware
atau software
dengan mneyediakan arsitektur dari keseluruhan sistem. Perancangan sistem
melibatkan pengidentifikasian dan penjelasan dari abstraksi sistem dan
hubungannya
|
34
3.
Implementation and Unit Testing
Pada tahap ini perancangan sistem direalisasikan menjadi sebuah program atau
unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi untuk memastikan apakah
setiap unit memenuhi spesifikasi sistem.
4.
Integration and System Testing
Setiap unit program-program yang sudah ada dintegrasikan dan diuji sebagai
satu keutuhan sistem untuk memastikan apakah kebutuhan sistem sudah
terpenuhi. Setelah melakukan pengujian, sistem baru disebarkan ke pengguna.
5.
Operation Maintanance
Dilakukan instalasi terhadap sistem dan digunkan dalam prakteknya.
Maintanance
melibatkan koreksi terhadap error
yang tidak ditemukan pada
tahap sebelumnya, memperbaiki implementasi dari unit sistem dan
meningkatkan layanan yang diberikan oleh sstem sebagai kebutuhan baru yang
ditemukan.
2.2.14. Delapan Aturan Emas
Menurut Shneiderman & Plaisant (2010, p88-p89), terdapat delapan aturan emas
(8 golden rules) yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam perancangan antarmuka
pemakai, yaitu:
a)
Berusaha untuk konsisten
Urutan tindakan yang konsisten dibutuhkan dalam situasi yang mirip.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, penempatan, warna,
layout dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
b) Usability universal
Adanya kebutuhan dari pengguna yang sudah berpengalaman untuk
meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol
fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
c)
Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan
balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, maka
dapat diberikan umpan balik yang sederhana, tetapi ketika tindakan tersebut
|
35
merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih banyak dan
lebih rinci.
d) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan (keadaan akhir)
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif akan
memberikan indikasi bahwa cara yang
dilakukan sudah benar dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
e)
Adanya pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan
Sedapat mungkin, sistem dirancang untuk mencegah pengguna
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, maka sistem harus dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
f)
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna
tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa
digunakan.
g) Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespons
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem
mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga
pengguna dapat mengontrol program-program yang terdapat pada sistem.
h) Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan
cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.2.15. Flowchart
Menurut Indrajani (2011, p22), Flowchart
merupakan suatu pengembangan
secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program. Tujuan dari
|
![]() 36
pembuatan flowchart
adalah untuk mempermudah penyelesaian masalah khususnya
yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Berikut adalah notasi dalam Flowchart:
Gambar 2.5 Notasi pada System Flowchart.
2.2.16. Data Flow Diagram
Menurut Indrajani (2011, p 11) Data Flow Diagram adalah alat yang
menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses
dilakukan dalam sistem tersebut.
Tabel 2.1 Notasi Dalam DFD.
Notasi Yourdon & DeMarco
Eksternal
Agents
|
![]() 37
Process
Data Store
Data Flow
1.
Eksternal Agents, mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem
lain, atau organisasi yang berada diluar sistem proyek tetapi dapat
mempengaruhi sistem kerja.
2.
Process,
penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau
kondisinya.
3.
Data Store, menunjukkan tempat data disimpan.
4.
Data Flow, menunjukkan sebuah input
data kedalam sebuah proses atau
output dari data pada sebuah proses.
Dalam pembuatan DFD, terdapat beberapa tingkatan yang bertujuan untuk
menghindari aliran data yang rumit. Tingkatan tersebut yakni:
1.
Diagram konteks (Level-0 Diagram)
Merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan
ruang lingkup dari sebuah sistem.
2.
Diagram nol (Level-1 Diagram)
Merupakan diagram aliran data yang menggambarkan sebuah major
processes, data flow, dan data stores dari sebuah sistem yang berada pada
tingkatan tertinggi untuk detailnya.
|
![]() 38
3.
Diagram rinci (Level-2 Diagram)
Diagram ini menggambarkan rincian dari proses yang terdapat pada
tingkatan sebelumnya.
2.2.17. State Transition Diagram
Menurut Whitten (2007, p635), State Transition Diagram
adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi dari tampilan yang dapat terjadi
selama pengguna menggunakanya.
State Transition Diagram bisa menjadi besar, terutama ketika input, output, help
dan layar lain ditambahkan ke diagram. Maka dari itu, umum jika diagram dipartisi
menjadi diagram-diagram yang lebih sederhana dan mudah dibaca.
Dua macam
simbol yang menggambarkan proses dalam State Transition
Diagram, yaitu :
a)
State, digambarkan dengan gambar persegi panjang yang menunjuk state
dari
sistem.
Gambar 2.6 Simbol State dalam STD
b)
Transition, digambarkan dengan gambar panah yang menunjukan transisi antar
state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang di atas
menunjukan kejadian yang menyebabkan transisi yang terjadi. Label yang di bawah
menunjukan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
Gambar 2.7 Simbol Transisi dalam STD
|
![]() 39
Gambar 2.8 State Transition Diagram (Indrajani 2011, p17)
|