7
BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hal-hal yang Berhubungan dengan Basis Data
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan basis data akan
diuraikan secara ringkas antara lain: data, entitas (entity), basis data (database),
sistem basis data (database system), sistem manajemen basis data (Database
Management System, DBMS),  keuntungan dan kerugian DBMS, daur hidup
basis data (Database Life Cycle, DBLC) dan  normalisasi.
2.1.1
Pengertian Data 
Menurut Conolly dan Begg (2010:70), menyatakan bahwa data
adalah komponen yang paling penting dalam sistem manajemen basis
data (Database Management System, DBMS), berasal dari sudut
pandang pengguna terakhir.
Data bertindak sebagai jembatan yang
menghubungkan antara mesin dengan pengguna.
2.1.2
Pengertian Entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010:372),
menyatakan bahwa
entitas (entity) atau sering disebut tabel adalah kumpulan objek–objek
dengan sifat atau properti yang sama, entitas diidentifikasikan oleh
perusahaan yang mempunyai eksistensi yang independen. Entitas
merupakan sesuatu yang dapat diidentifikasi dari suatu sistem basis
data, bisa berupa objek, orang, tempat, kejadian atau konsep yang
informasinya akan disimpan dalam basis data.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:57), berpendapat bahwa
entitas merupakan suatu
koleksi yang memiliki attribut yang sama,
setiap tipe entitas dalam sebuah basis data digambarkan dengan nama
dan attribut.
  
8
2.1.3
Pengertian Basis Data 
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), menyatakan bahwa basis
data (database) adalah satu tempat besar untuk penyimpanan data yang
dapat digunakan secara bersamaan oleh departemen dan pengguna.
Bukan sebagai file yang tidak berhubungan dan redundan, melainkan
seluruh data terintegrasi dengan jumlah minimum duplikasi. Pendekatan
basis data memisahkan struktur data dari program aplikasi serta
menyimpan datanya pada basis data.
“Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan.
Kumpulan data tersebut merupakan fakta yang dapat direkam dan
memiliki makna secara implisit.” (Elmasri dan Navathe, 2005:4)
“Basis data terdiri dari tiga hal yaitu kumpulan data yang
terorganisir, relasi antar data dan objektifitas, subjektif yang utama
adalah kecepatan dan kemudahan berinteraksi dengan data yang
dikelola atau diolah.” (Fathansyah, 2005:7),
Gambar 2.1 Pemrosesan Basis Data
Sumber : Connolly dan Begg, 2010:67
  
9
2.1.4 
Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:81), menyatakan bahwa sistem
basis data (Database System),
pada dasarnya digunakan untuk
mendefinisikan sebuah kumpulan program aplikasi yang berinteraksi
dengan basis data dan juga dengan DBMS. Keseluruhan suatu sistem
yang terkomputerisasi memperbolehkan pengguna menelusuri kembali
dan mengubah informasi sesuai kebutuhan.
2.1.5
DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), menyatakan bahwa sistem
manajemen basis data (Database Management System,DBMS), adalah
suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses
terhadap basis data.
DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi
dengan pengguna program aplikasi, dan basis data.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:p5), berpendapat bahwa
DBMS merupakan kumpulan dari program yang memungkinkan
pengguna untuk membuat dan memelihara basis data, perangkat lunak
dari DBMS mempunyai fungsi dan tujuan yaitu untuk memfasilitasi,
mendefinisikan, membangun, memanipulasi dan juga untuk berbagi
sebuah proses.
Berikut merupakan beberapa contoh akses kontrol yang disediakan
oleh DBMS yaitu:
a.  
Sistem Keamanan 
Sistem keamanan (Security System) bertujuan untuk mencegah
pengguna yang belum terdaftar tapi ingin mengakses basis data.
b.
Sistem Integritas 
Sistem integritas (Integrity System) ini bertujuan untuk
memelihara konsistensi dalam penyimpanan data.
c.  
Konkurensi dan sistem pengendalian
Konkurensi dan sistem pengendalian (Concurrency and
Control System) untuk pembagian akses basis data.
  
10
d.
Sistem Pengendalian Pemulihan
Sistem pengendalian pemulihan (Recovery Control System)
dapat mengembalikan basis data ke keadaaan
awal apabila terjadi
kesalahan pada perangkat lunak ataupun perangkat keras.
e.  
Katalog yang dapat diakses pengguna
Katalog yang dapat diakses pengguna (User Accessible
Catalog) berisi deskripsi data yang terdapat di basis data.
2.1.5.1
Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:100-104),
menyatakan bahwa ada beberapa fungsi dari DBMS, yaitu
sebagai berikut:
1.
Penyimpanan, pengambilan, dan memperbaharui data 
Sebuah DBMS harus menyediakan pengguna dengan
kemampuan untuk menyimpan, mengambil dan
memperbaharui data.
2.
Katalog yang dapat diakses pengguna
DBMS harus menyediakan sebuah katalog dimana
deskripsi dari data disimpan dan bisa diakses oleh
pengguna.
3.
Dukungan Transaksi 
Dukungan transaksi adalah sebuah DBMS yang
menyediakan suatu mekanisme dan akan memastikan
bahwa semua pembaharuan sesuai dengan transaksi yang
dibuat ataupun tidak.
4.
Layanan kontrol konkurensi
Layanan kontrol konkurensi adalah DBMS yang
harus menyediakan mekanisme yang memastikan basis
data telah diperbaharui.
5.
Layanan Perbaikan 
Layanan perbaikan adalah sebuah DBMS yang harus
menyediakan suatu mekanisme untuk memperbaiki basis
data pada saat rusak.
  
11
6.
Layanan Otorisasi 
Layanan Otorisasi adalah sebuah DBMS yang
menyediakan suatu mekanisme untuk memastikan bahwa 
hanya  pengguna  yang  memiliki  hak,  untuk  mengakses 
basis data.
7.
Dukungan untuk komunikasi data 
Sebuah DBMS harus berintegrasi
dengan perangkat
lunak.
8.
Layanan integritas 
Layanan integritas adalah sebuah DBMS harus
menyediakan cara untuk memastikan bahwa kedua data 
ada  di basis data  dan  perubahan  pada  data  mengikuti 
aturan tertentu.
9.
Layanan  meningkatkan  independensi  data
Sebuah DBMS harus memiliki fasilitas untuk
mendukung program dari struktur basis data.
10. Layanan utilitas 
Layanan utilitas adalah sebuah DBMS harus
menyediakan satu set layanan utilitas.
2.1.5.2
Komponen DBMS
Menurut
Connoly
dan Begg
(2010:68),
menyatakan
bahwa DBMS mempunyai beberapa komponen yaitu sebagai
berikut: 
1.
Perangkat Keras
Komponen perangkat keras (Hardware), dapat
berupa sebuah komputer personal tunggal, mainframe
tunggal, maupun jaringan komputer.
2.
Perangkat Lunak
Komponen perangkat lunak (Software),
terdiri atas
DBMS
dan program aplikasi, bersama dengan sistem
operasi, termasuk perangkat lunak
jaringan jika DBMS
sedang digunakan melalui suatu jaringan.
  
12
3.
Data
Data merupakan salah satu komponen DBMS, yang
paling penting, khususnya sudut pandang dari pengguna
terakhir mengenai data.
4.
Prosedur
Prosedur merupakan instruksi yang mengatur
perancangan dan penggunaan basis data.
Pengguna dari
sistem yang mengatur data, memerlukan prosedur untuk
menggunakan sistem. Prosedur itu terdiri dari beberapa
instruksi yaitu: 
a.
Masuk kedalam DBMS.
b.
Menggunakan fasilitas DBMS.
c.
Memulai dan mengakhiri DBMS. 
d.
Membuat cadangan basis data.
e.
Menangani kerusakan.
f.
Mengubah  struktur  dari  tabel,  mengatur  basis data, 
menyimpan  data.
5.
Pengguna (User)
DBMS memerlukan sumber daya manusia untuk
mengatur jalannya mekanisme basis data dan DBMS. 
Gambar 2.2 Komponen-komponen DBMS
Sumber : Connolly dan Begg, 2010:68
  
13
2.1.5.3 
Tipe DBMS
Menurut Connolly dan
Begg (2010:72),
menyatakan
bahwa DBMS mempunyai beberapa tipe yang terlibat dalam
lingkungan DBMS yaitu :
a.
Database Administrator (DBA), bertanggung jawab untuk
mendesain, implementasi, pemeliharaan, dan perbaikan
basis data. 
b.
Data Administrator (DA), bertanggung jawab dalam
pengaturan sumber daya termasuk perancangan basis data
konseptual dan logikal, serta pengembangan basis data.
c.
Logical Database Designer
bertanggung jawab untuk
identifikasi data, dan hubungan antara data.
d.
Physical Database Designer bertanggung jawab untuk
memutuskan bagaimana perencanaan basis data logikal
dapat direalisasikan secara fisik.
e.
Application Developer bertanggung jawab untuk membuat
aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa
pemograman yang ada.
f.
End Users
siapapun yang berinteraksi dengan sistem
secara online melalui workstation. Pengguna terakhir dapat
diklasifikasikan berdasarkan dalam dua cara yaitu : Naive
users
merupakan pengguna yang tidak mengerti DBMS.
Mereka mengakses basis data melalui program aplikasi
tertulis, dimana mereka dapat membuat operasi dengan
mudah, dan Sophisticated users, merupakan pengguna
yang  mengenal basis data dan fasilitas yang ditawarkan
DBMS. Sophisticated end user sudah dapat menggunakan
bahasa pemograman SQL dan query.
2.1.5.4 
Fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), menyatakan
bahwa terdapat berbagai fasilitas dari DBMS adalah:
  
14
1. 
Bahasa query (Query Language), memiliki tempat
penyimpanan untuk semua data dan deskripsi data yang
memberikan fasilitas kepada pengguna untuk mengakses
data. Contohnya Structure Query Language (SQL).
2.
DDL memungkinkan pengguna
untuk menspesfikasikan
tipe data dan struktur yang di simpan didalam basis data. 
3. 
DML ini memungkinkan  pengguna untuk menambahkan,
memperbaharui, menghapus, dan memperoleh data dari
basis data.  
4.
DCL menyediakan fasilitas untuk mengontrol akses ke
basis data.
2.1.6
Keuntungan dan Kerugian DBMS
DBMS mempunyai keuntungan dan kerugian, berikut merupakan
beberapa keuntungan dan kerugian dari DBMS yaitu:
2.1.6.1 
Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:77-80), terdapat
berbagai keuntungan dari DBMS yaitu:
1.
Kontrol terhadap pengulangan data
Sebelum data disimpan dalam basis data maka
DBMS akan menghilangkan sebuah data yang sama agar
menghemat kapasitas basis data.
2.
Data yang konsisten
DBMS menjaga agar data tetap konsisten dengan
cara menghilangkan data yang sama.
3.
Data yang sama lebih memiliki banyak informasi
Basis
data dengan adanya integrasi data operasional
maka memungkinkan bagi sebuah organisasi mendapatkan
tambahan informasi data yang sama. 
4.
Penggunaan data bersama-sama
Biasanya file dimiliki oleh seseorang yang
menggunakannya. Sebaliknya, suatu basis
data dimiliki
  
15
oleh organisasi secara keseluruhan dan dapat diakses
kepada pengguna yang memiliki hak akses.
5.
Meningkatkan integritas data.
Integritas data ini berhubungan dengan validasi dan
konsistensi dalam penyimpanan data.
6.
Meningkatkan sistem keamanan basis data
Keamanan basis data (Database security),
adalah
pelindung basis data dari pengguna yang tidak memiliki
hak akses.
7.
Penetapan standarisasi
Integrasi mengizinkan DBA untuk menetapkan dan
DBMS melakukan standarisasi yang dibutuhkan. Standar
ini termasuk standar departemen, untuk format data, yang
memfasilitasi pertukaran data antar sistem.
8.
Skala ekonomi
Penggabungan organisasi operasional data ke dalam
satu basis data dan membuat sebuah set aplikasi yang
bekerja pada satu sumber data dapat menghemat biaya.
Dalam hal ini, anggaran yang biasanya dialokasikan tiap
departemen dapat digabungkan.
9.
Menyeimbangkan konflik kebutuhan
Setiap pengguna memiliki kebutuhan yang mungkin
bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Karena
basis data berada di bawah kontrol DBA, DBA dapat
membuat keputusan tentang penggunaan desain dan
operasional dari basis data yang menyediakan penggunaan
sumber daya terbaik dari organisasi secara keseluruhan.
10. Meningkatkan kemampuan akses dan respon data
Dengan pengintegrasian data yang melintas batasan
departemen dapat secara langsung diakses oleh pengguna
akhir. Banyak DBMS menyediakan fasilitas query agar
pengguna mendapatkan informasi secara cepat dari
terminalnya, tanpa membutuhkan programmer
untuk
  
16
membuat program yang menghasilkan informasi basis
data.
11. Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang
biasanya programmer
harus tulis di aplikasi berbasis file.
Perlengkapan dari fungsi-fungsi ini memungkinkan
programmer
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi khusus
yang dibutuhkan pengguna tanpa harus khawatir tentang
detail implementasi. 
12. Meningkatkan pemeliharaan data yang bebas
DBMS memisahkan data dengan aplikasi, sehingga
membuat aplikasi tidak terpengaruh oleh perubahan data.
13. Meningkatkan concurrency
Dalam beberapa sistem berbasis file, bila dua atau
lebih pengguna dapat mengakses file
yang sama secara
bersamaan, kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling
mempengaruhi.
14. Meningkatkan layanan backup dan recovery
Banyak sistem berbasis file
melakukan pengamanan
data terhadap gangguan pada sistem atau program aplikasi
oleh pengguna. Caranya adalah membuat backup data.
2.1.6.2
Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:80-81), terdapat
berbagai keuntungan DBMS yaitu:
1.
Kompleksitas
Pengguna harus mengerti dan memperdalam fungsi-
fungsi DBMS, serta mengenal sistem karena DBMS
merupakan perangkat lunak yang rumit dan kompleks.
2.
Ukuran
Kompleksitas pada sebuah DBMS membuat
perangkat lunak ini membutuhkan ukuran tyang besar di
memori agar dapat bekerja maksimal.
  
17
3.
Biaya DBMS
Biaya DBMS
tidaklah murah, tergantung dari
lingkungan dan juga fungsionalitas yang telah disediakan
oleh DBMS tersebut.
4.
Biaya tambahan perangkat keras
Kebutuhan akan  tempat penyimpanan untuk DBMS,
dan sebuah basis data
mengharuskan untuk membeli
tempat penyimpanan tambahan.
5.
Biaya Konversi
Di beberapa keadaan, biaya DBMS, serta perangkat
keras tambahan tidak dapat dibandingkan dengan biaya
mengkonversi aplikasi agar dapat berjalan di DBMS yang
baru. Biaya ini juga termasuk biaya untuk melatih
pegawai.
6.
Kinerja
Secara khusus, sistem berbasis file
ditulis untuk
aplikasi yang spesifik. Sebagai hasilnya, kinerja secara
umum sangat baik. Namun, DBMS ditulis untuk menjadi
lebih umum, untuk memenuhi banyak aplikasi, bukan
hanya satu.
7.
Dampak yang tinggi atas kegagalan
Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan
dari sistem. Karena semua pengguna dan aplikasi
bergantung pada ketersediaan DBMS, kegagalan
komponen tertentu dapat membuat suatu operasi akan
berhenti.
2.1.7
Bahasa Basis Data 
Menurut Connolly dan Begg (2010:91),
berpendapat bahwa
sebuah bahasa basis data (Database Language) terdiri dari dua bagian
yaitu bahasa definisi data
(DDL) dan bahasa manipulasi data
(DML),
bahasa–bahasa tersebut disebut bahasa basis data karena mereka tidak
termasuk konstruksi untuk semua keperluan, seperti pernyataan
  
18
kondisonal atau iteratif, yang disediakan oleh bahasa pemprograman
tingkat tinggi.
”Bahasa basis data yaitu cara berinteraksi atau berkomunikasi
antara pemakai dengan basis data yang diatur dalam bahasa basis data
khusus yang ditetapkan oleh pihak pembuat DBMS.” (Fathansyah,
2005:12).
2.1.7.1
DDL
Menurut Conolly dan Begg (2010:92),
berpendapat
bahwa DDL dapat diartikan sebuah bahasa yang
memungkinkan Database Administrator (DBA) atau pengguna
untuk mendeskripsikan, serta menamai entitas, attribut, dan
hubungan yang diperlukan untuk aplikasi dengan keamanan.
"DDL berisi kumpulan perintah yang berguna untuk
melakukan manipulasi dan pengambilan data pada basis data.”
(Fathansyah, 2005:13).
“DDL yaitu dimana ada suatu pemisahan yang ketat
tetapi dipertahan dalam satu bahasa. Bahasa definisi data
digunakan oleh DBA dan oleh perancangan basis data untuk
mendefinisikan sebuah skema.” (Elmasri dan Navathe,
2005:32).
Fungsi-fungsi yang terdapat di dalam DDL adalah
(Connolly dan Begg, 2010:236):
Create Table
Perintah create table digunakan untuk membuat tabel
dengan mengidentifikasiskan tipe data untuk setiap kolom. 
Alter  Table
Perintah alter table digunakan untuk menambah atau
memindahkan
kolom, menambah atau menghapus
tabel
(constraint), menentukan atau menghapus kolom.
  
19
Drop Table
Perintah drop table digunakan untuk membuang atau
menghapus tabel beserta semua data yang terdapat
didalamnya.
Create View
Perintah ini digunakan untuk membuat view.
Drop View
Perintah drop view digunakan untuk
memindahkan
view.
2.1.7.2
DML
Menurut Connolly dan Begg (2010:92),
menyatakan
bahwa DML adalah sebuah bahasa yang memperbolehkan
pengguna untuk menjelaskan
sistem tentang data yang
dibutuhkan dan bagaimana cara untuk mengambil data secara
tepat. 
“DML berisi kumpulan perintah yang berguna untuk
melakukan manipulasi dan pengambilan data pada basis data.”
(Fathansyah, 2005:13).
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:32),
menyatakan
bahwa DML merupakan satu set operasi atau bahasa yang
telah disediakan oleh DBMS.
Menurut Connolly dan Begg (2010:93),
DML terbagi
atas dua macam yaitu: 
Prosedur DML
Prosedur
DML adalah sebuah bahasa untuk
mendeskripsikan ke sistem data apa yang diperlukan dan
bagaimana mendapakannya.
Bukan prosedur DML
Bukan prosedur DML adalah sebuah bahasa untuk
menentukan data yang dibutuhkan.
  
20
Fungsi–fungsi yang terdapat dalam DML adalah
(Connolly dan Begg, 2010:188):
Select
digunakan
untuk
menampilkan
sebagian
atau
seluruh
isi dari suatu tabel dan menampilkan kombinasi
isi
dari beberapa tabel.
Insert digunakan untuk memasukkan data baru ke
dalam
basis data.
Update
digunakan
untuk
memodifikasi
data
yang
telah
disimpan.
Delete
digunakan
untuk
menghapus
sebagian
atau seluruh
data dari basis data.
2.1.7.3 
Bahasa Generasi ke Empat 4GL
Menurut
Connolly
dan Begg (2010:94)
berpendapat
bahwa bahasa generasi ke Empat (Fourth
Generation
Language,
4GL)
adalah bahasa
yang
lebih
dekat
ke bahasa
manusia dibandingkan
high-level
programming
languages.
Biasanya dipakai untuk mengakses basis data. 4GL meliputi
:
a.
Query Languages
Suatu 
bahasa 
pemrograman 
yang 
digunakan 
untuk  memanipulasi  data  dalam basis data.
b.
Form Generation
Merupakan
fasilitas
interaktif
untuk
membuat
form 
memasukan data dan tampilannya. 
c.
Port Generators
Membuat
laporan
yang
datanya,
diambil
dari basis
data, dan untuk
mengambil
data
yang
diperlukan
untuk
laporan.
d.
Graphics Generators
Digunakan
untuk
mengambil
data
setelah itu,
menampilkannya
dalam bentuk grafik.
  
21
e.
Application Generators
Fasilitas
untuk
menghasilkan
program
yang
berhubungan
dengan
data.
2.1.8
DBLC
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), menyatakan siklus hidup
aplikasi basis data (Database Application Lifecycle, DBLC)
berfungsi
untuk merancang aplikasi sistem basis data diperlukan tahapan yang
dinamakan dengan DBLC. Untuk aplikasi basis data yang kecil dengan 
jumlah  pengguna  yang  sedikit,  tidak  dibutuhkan  DBLC yang
kompleks. Bagaimanapun,  saat  merancang  aplikasi  basis data
menengah sampai besar dengan jumlah pemakai puluhan hingga ribuan 
pemakai,  menggunakan  ratusan  query  dan  aplikasi program, DBLC
dapat menjadi sangat kompleks. 
Menurut Conolly dan Begg (2010:314), berikut ini adalah gambar
tahapan–tahapan DBLC.
Gambar 2.3 DBLC
Sumber: Connolly dan Begg, 2010:314
  
22
2.1.8.1
Perencanaan Basis Data
Menurut
Connolly dan Begg (2010:313),
berpendapat
bahwa perencanaan basis data (Database Planning) mencakup
beberapa aktivitas-aktivitas pengaturan yang mengizinkan
setiap tahap dari pengembangan sistem basis data untuk bisa
direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan
basis data
harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi
sistem informasi dari organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan. 
Terdapat tiga hal pokok yang berkaitan dengan strategi
sistem informasi, yaitu:
a.
Identifikasi rencana dan tujuan dengan penentuan sistem
informasi yang diperlukan.
b.
Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapakan
kelebihan dan kekurangan.
c.
Penentuan tentang peluang IT yang akan menghasilkan
keuntungan kompetitif.
Berikut merupakan beberapa metodologi yang digunakan
untuk mengatasi hal di atas yaitu:
1.
Mission Statement
Mission statement ini menjelaskan tujuan utama dari
basis
data, membantu menjelaskan tujuan proyek, dan
menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan
aplikasi basis
data secara efektif (Connolly dan Begg,
2010:313).
2.
Mission Objective
Setiap mission objective
akan menjelaskan tugas
tertentu yang harus didukung oleh basis
data, dengan
asumsi jika basis data mendukung mission objective, maka
mission statement
juga akan sesuai (Connolly dan Begg,
2010:315). 
  
23
2.1.8.2 
Pendefinisian Sistem (System Definition)
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), berpendapat
bahwa pendefinisian sistem (System Definition)
menjelaskan
ruang lingkup dan batasan dari sistem basis data termasuk
tampilan pengguna, dan area aplikasi. Hal yang paling utama
untuk dilakukan adalah dengan mengidentifikasi batasan
sistem yang akan dibangun dan bagaimana sistem tersebut
dapat berinteraksi dengan sistem informasi yang lain.
Pengguna aplikasi basis data didefinisikan satu atau lebih user
view. Identifikasi
user view
membantu memastikan bahwa
tidak ada pengguna utama dari suatu basis data yang terlupa
ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User views
juga membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang
rumit.
2.1.8.3 
Analisis dan
Pengumpulan
Kebutuhan
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), menyatakan
bahwa analisis
dan
pengumpulan
kebutuhan (Requirement
Collection and Analysis) mencakup pengumpulan dan analisis
dari kebutuhan-kebutuhan untuk sistem basis data yang baru,
pada bagian ini akan dilakukan pengumpulan dan analisa
informasi.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:369), berpendapat
bahwa analisis dan pengumpulan kebutuhan ini dirancang
secara efektif, selain itu harus dianalisis harapan dari
pengguna atau persyaratan dalam pembuatan basis data.
Menurut Conolly dan Begg (2010:344-347), pada bagian
ini dilakukan pengumpulan dan analisis informasi mengenai
bagian-bagian
dari entreprise
yang
akan
menggunakan
atau
terkait
dengan
basis data
yang
akan dibuat.
Untuk
itu
digunakan
teknik yang disebut Tekhnik menemukan fakta
(Fact Finding Technique).  
  
24
Berikut merupakan teknik 
fact 
finding 
yang 
umum 
digunakan yaitu:
1. 
Mengevaluasi dokumen
Mengevaluasi dokumen merupakan sarana pembantu
peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi. Teknik
ini digunakan untuk
mengetahui
pertumbuhan basis data
yang diperlukan dan mengetahui bagian perusahaan yang
berhubungan dengan masalah yang terjadi. 
2.   Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan fakta-
fakta, memeriksa kebenaran fakta dan mengklarifikasinya,
melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan, dan mengumpulkan ide-ide. 
Berikut merupakan keuntungan menggunakan teknik
wawancara yaitu:
a.
Memungkinkan orang yang diwawancara untuk
menanggapi pertanyaan dengan bebas dan terbuka.
b.
Memungkinkan orang yang diwawancara merasa
bahwa ia merupakan bagian dari proyek.
c.
Memungkinkan pewawancara untuk menindaklanjuti
komentar-komentar menarik yang dibuat oleh orang
yang diwawancara.
d.
Memungkinkan pewawancara untuk mengubah atau
menyusun kembali pertanyaan selama kegiatan
wawancara.
e.
Memungkinkan pewawancara untuk mengamati bahasa
tubuh orang yang diwawancara.
Berikut merupakan kerugian
menggunakan
teknik
wawancara ini yaitu : 
a.
Sangat memakan waktu dan biaya sehingga menjadi
tidak praktis.
b.
Keberhasilannya tergantung kepada kemampuan
komunikasi pewawancara.
  
25
c.
Keberhasilannya tergantung pada keinginan orang
yang diwawancara untuk ikut serta dalam wawancara.
3.   Observasi kegiatan kerja pada perusahaan
Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah
cara pengambilan data dengan menggunakan mata.
Pengamatan data secara langsung dilaksanakan terhadap
subjek sebagaimana adanya di lapangan atau  dalam  suatu 
percobaan baik di lapangan atau di dalam laboratorium.
4. 
Penelitian
Jurnal komputer, buku–buku referensi, dan internet
merupakan sumber informasi yang baik yang menyediakan
informasi bagaimana orang lain memecahkan masalah
yang serupa.
Berikut merupakan keuntungan dari teknik penelitian
ini antara lain:
a.
Dapat menghemat waktu jika solusinya telah tersedia.
b.
Peneliti dapat mengamati cara orang lain memecahkan
masalah yang sama atau menemui kebutuhan serupa.
c.
Membuat para peneliti selalu up-to-date dengan
perkembangan baru.
Berikut merupakan kerugian teknik
penelitian
ini
antara lain:
a.
Membutuhkan akses ke sumber informasi yang tepat.
b.
Mempunyai kemungkinan tidak
membantu dalam
memecahkan masalah karena tidak di dokumentasikan.
5. 
Kuisioner
Kuisioner adalah suatu dokumen dengan tujuan
khusus yang memungkinkan fakta–fakta dikumpulkan dari
banyak orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan
yang diberikan.
Berikut merupakan keuntungan menggunakan teknik
kuisioner yaitu:
a.
Orang dapat melengkapi dan mengembalikan kuisioner
pada waktu yang sebaik-baiknya.
  
26
b.
Tidak mahal untuk mengumpulkan data dari banyak
orang.
c.
Responden lebih mudah untuk memberikan jawaban
yang benar, karena jawaban yang diberikan dapat
dijaga kerahasiaannya.
d.
Tanggapan dapat dianalisa dengan cepat.
Berikut merupakan kerugian menggunakan teknik
kuisioner yaitu :
a.
Jumlah responden dapat saja rendah, sekitar 5%
sampai 10%.
b.
Kuisioner dapat saja dikembalikan dengan tidak
lengkap.
c.
Tidak menyediakan kesempatan untuk mengubah
pertanyaan yang salah diartikan.
d.
Tidak dapat mengamati dan menganalisa bahasa tubuh
responden.
e.
Memakan waktu untuk menyiapkan kuesioner.
2.1.8.4 
Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:320), menyatakan
bahwa perancangan basis data
merupakan proses membuat
desain untuk sebuah sistem basis data yang mendukung
kegiatan operasional suatu perusahaan. 
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:13), berpendapat
bahwa perancangan basis data bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi data yang akan disimpan dalam sebuah basis
data dan juga untuk memilih struktur yang sesuai untuk
mewakili dan menyimpan data ini. Perancangan basis data
biasanya berinteraksi dengan masing-masing kelompok
potensi pengguna dan mengembangkan pandangan basis data
yang memenuhi data dan persyaratan pengolahan kelompok
tersebut.
  
27
Berikut merupakan tujuan utama dari perancangan basis
data, yaitu: 
1. 
Merepresentasikan data dan hubungan antara data yang
dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan kelompok
pengguna. 
2. 
Menyediakan model data yang mendukung segala
transaksi yang diperlukan pada data. 
3. 
Menspesifikasi perancangan minimal yang secara tepat
disusun untuk memenuhi kebutuhan kinerja yang
ditetapkan pada sistem.
Ada
beberapa
pendekatan
yang
dapat
digunakan
dalam
merancang
basis
data, yaitu :
Top Down
Pendekatan ini dibuat mulai dari erd entitas lalu
hubungan antar entitas biasanya digunakan untuk basis
data yang kompleks.
Bottom Up
Pendekatan
ini dimulai dari atribut dasar dengan
analisis dari penggabungan antar atribut yang
dikelompokan kedalam suatu relasi yang akan
mempresentasikan  tipe dan hubungan entitas.
Inside Out
Pendekatan ini berhubungan dengan pendekatan
bottom up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi awal
entitas utama dan kemudian menyebar ke entitas,
hubungan dan atribut lainnya yang lebih telah
diidentifikasikan.
Mixed Strategy 
Pendekatan yang menggunakan pendekatan bottom
up dan top down untuk bagian yang berbeda sebelum pada
akhirnya digabungkan.
Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam desain basis
data adalah:
  
28
1.
Conceptual Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:467),
berpendapat bahwa perancangan basis data konseptual
(conceptual database design) adalah suatu proses
membangun sebuah model dari data yang digunakan oleh
perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisikal.
2.
Logical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:467), menyatakan
bahwa perancangan basis data logikal (logical database
design) adalah suatu proses membangun sebuah model dari
data yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan data
model yang spesifik tetapi independen dari DBMS tertentu
dan pertimbangan fisik lainnya.
3.
Physical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:467), menyatakan
bahwa perancangan basis data fisikal (physical database
design) adalah suatu proses memproduksi sebuah deskripsi
implementasi pada penyimpanan sekunder; menjelaskan
relasi-relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap
data.
2.1.8.5
DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010:325-326),
manajemen pemilihan sistem basis data, merupakan pemilihan
DBMS yang akan digunakan untuk membantu sistem basis
data yang dibutuhkan. Tahapan ini adalah pemilihan dari suatu
DBMS  yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.
Berikut merupakan tahapan-tahapan
pemilihan DBMS
antara lain yaitu:
1.
Menentukan istilah referensi studi
Menetapkan objektif dan ruang lingkup studi, dan
tugas-tugas yang harus dilakukan.
  
29
2.
Membuat daftar sementara dua atau tiga produk
Membuat daftar awal persiapan produk DBMS untuk
evaluasi.
3.
Mengevaluasi produk
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi produk DBMS yaitu :
Data Definition
meliputi pemberian primary key,
spesifikasi foreign key, keberadaan tipe data, perluasan
tipe data, spesifikasi domain, kontrol integritas,
mekanisme view, kamus data dan kebebasan data.
Physical Definition
meliputi keberadaan struktur file,
pemeliharaan struktur file, mengurangi reorganisasi,
pemberian indeks, variable panjang, field atau records,
kompresi data, encryption routines, kebutuhan memori,
dan kebutuhan penyimpanan.
Accessibility
meliputi query language, compliant,
multiuser, keamanan, akses kontrol dan authorization
mechanism.
Transaction handling
meliputi back up
dan recovery
routines, strategi resolusi deadlock,
kemajuan model
transaksi, parallel query processing.
Utilities
meliputi performance measuring, tuning,
fasilitas load
atau unload,
user usage monitoring,
database administration support.
Development meliputi 4GL atau 5GL tools, case tools,
kemampuan windows, prosedur penyimpanan, triggers,
rules, dan web development tools.
4.
Rekomendasikan pilihan dan laporan
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah
mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan
dalam penemuan rekomendasi atas produk DBMS tertentu.
  
30
2.1.8.6
Perancangan Aplikasi 
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), menyatakan
bahwa perancangan aplikasi (Application Design) adalah
desain antarmuka pengguna dan program aplikasi yang
digunakan dan diproses basis data. 
Terdapat dua aspek penting dalam perancangan aplikasi
yaitu :
1.
Perancangan Transaksi
Perancangan Transaksi (Transaction Design)
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh pengguna
tunggal atau program
aplikasi yang mengakses dan
mengubah isi dari basis data. Fungsi dari perancangan
transaksi adalah untuk mendokumentasikan karakteristik
high level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada basis
data. Terdapat tiga jenis transaksi :
Retrieval tramsaction
Digunakan untuk mendapatkan kembali data
yang ditampilkan di layar atau dalam laporan.
Update transaction
Digunakan untuk menambah data, menghapus
data lama, atau memodifikasi data yang ada dalam
basis data.
Mixed transaction
Melibatkan sebuah pemanggilan
dan perubahan
(update) data atau kombinasi antara keduanya.
2.
Perancangan antarmuka 
Perancangan antarmuka (User Interface Design)
sebelum mengimplementasi sebuah form atau laporan, ada
perlunya merancang tampilan (layout) terlebih dahulu. 
Menurut Connolly
dan Begg (2010:331-333)
menyatakan terdapat beberapa langkah dalam membuat
perancangan anatarmuka yang baik bagi aplikasi yaitu:
  
31
Judul yang sesuai arti.
Instruksi yang konprehensif.
Pengelompokan logikal dan fields yang berurutan.
Tampilan layout form atau report menarik.
Label field yang dikenal.
Singkatan dan istilah yang konsisten.
Penggunaan warna yang konsisten.
Batasan dan ruang yang terlihat bagi field data-entry.
Pergerakan kursor yang baik.
Perbaikan kesalahan bagi keseluruhan field.
Pesan kesalahan dimunculkan untuk data yang salah.
Penandaan field optional yang jelas.
Penjelasan untuk setiap field dapat dibaca dengan jelas.
Pemberian suatu tanda jika proses telah selesai.
2.1.8.7
Pembuatan Prototype
Menurut Connolly dan Begg
(2010:333),
prototype
(Prototyping) adalah membangun model kerja dari sistem
basis data. Tujuan utama dari pembuatan prototype yaitu :
Mengidentifikasi fitur
dari sistem yang berjalan dengan
baik atau tidak.
Memberikan perbaikan atau penambahan fitur.
Klarifikasi kebutuhan user.
Evaluasi kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam membuat prototype, terdapat dua macam strategi
prototype yang digunakan, yaitu:
1.
Requirement Prototyping
Menggunakan prototype
untuk menentukan
kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan, ketika
kebutuhan terpenuhi prototype akan dibuang.
  
32
2.
Evolutionary prototyping
Digunakan untuk tujuan
yang sama. Perbedaannya
adalah prototype
tidak dibuang tetapi dengan
pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis
data yang
digunakan.
2.1.8.8
Implementasi 
Menurut Connolly dan Begg (2010:333-334),
menyatakan bahwa implementasi (Implementation) merupakan
realisasi fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi.
Implementasi basis data dapat diperoleh dengan menggunakan
bahasa definisi data dan pemilihan sistem manajemen basis
data atau Graphical User Interface (GUI). 
2.1.8.9
Konversi Data dan Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010:334),
berpendapat
bahwa konversi data dan loading
(Data Conversion and
Loading) dapat diartikan pemindahan data yang telah ada ke
dalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang telah ada
untuk menjalankan basis data yang baru. Tahapan ini
dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem
yang lama. DBMS memiliki utilitas yang memanggil ulang
file yang sudah ada kedalam basis data baru.
2.1.8.10
Pengujian (Testing)
Menurut Connolly dan Begg (2010:334-335),
menyatakan bahwa pengujian merupakan proses dari
menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk
menemukan kesalahan. Pengujian adalah suatu proses
melaksanakan program aplikasi dengan tujuan mencari
kesalahan dan divalidasi untuk kebutuhan yang
dispesifikasikan oleh pengguna.
  
33
2.1.8.11
Pemeliharaan Operasional 
Menurut Connolly dan Begg (2010:335), berpendapat
bahwa pemeliharaan operasional (Operational Maintanance)
meliputi proses dari memantau dan memelihara sistem basis
data berdasarkan instalasi. Pada tahap sebelumnya, sistem
basis data telah diimplementasikan dan diuji, selanjutnya
sistem masuk ke tahap pemeliharaan.
Aktivitas yang terlibat dalam tahap pemeliharaan
meliputi :
a.
Pengawasan performa sistem, jika performa menurun
maka menentukan pengaturan ulang jadwal.
b.
Pemeliharaan atau pembaharuan aplikasi basis data jika
dibutuhkan.
c.
Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basisdata.
2.1.9
Entity Relationship Modelling
Menurut
Connolly
dan Begg (2010:371),
menyatakan bahwa
pemodelan hubungan entitas (Entity Relationship Model), adalah
pendekatan secara top-down terhadap desain basis data dimulai dengan
menemukan data penting yang disebut entitas dan relasi antar data yang
ingin ditampilkan menjadi model. Struktur data relasional meliputi:
Relasi yaitu tabel dengan kolom dan baris yang digunakan untuk
menyimpan informasi.
Atribut merupakan nama kolom yang mewakili relasi antar data.
Domain
adalah kumpulan
nilai
yang
diperbolehkan
untuk
satu
atribut atau lebih.
Tuple mewakili satu baris dari satu relasi antar data.
Degree ini mewakili jumlah atribut atau kolom dalam satu tabel.
Cardinality
mewakili
jumlah tuple atau baris
yang
terdapat dalam
satu tabel.
Database
Relational
merupakan
kumpulan
dari
relasi
yang
dinormalisasi.
  
34
2.1.9.1 
Tipe Entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010:372),
berpendapat
bahwa tipe entitas (Entity Type) adalah kumpulan objek
dengan sifat yang sama, yang
mempunyai eksistensi yang
independent. Setiap objek dapat diidentifikasi secara unik dari
sebuah tipe entitas disebut sebagai entity occurrence.
Menurut Connolly dan Begg (2010:383),
Tipe
entitas
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Entitas Kuat
Entitas Kuat (Strong Entity)
adalah sebuah tipe
entitas
dimana keberadaannya tidak bergantung
pada
beberapa
tipe entitas
lain.
Karakteristik
dari entitas kuat
ialah
setiap entity
occurrence diidentifikasi
secara unik
menggunakan sebuah primary key dari tipe entitasnya.
Entitas Lemah
Entitas lemah (Weak Entity) ialah sebuah tipe entitas
yang keberadaannya bergantung pada beberapa tipe entitas
lain. Karakteristik dari entitas lemah ialah setiap
entity 
occurrence 
tidak 
dapat 
diidentifikasi 
menggunakan 
atribut  yang  berhubungan 
dengan  tipe  entitas lain tapi
berupa foreign key yang dijadikan sebagai primary key.
Gambar 2.4 Tipe Entitas
Sumber : Connolly dan Begg, 2010:376
  
35
Gambar 2.5 Entitas Kuat dan Entitas Lemah
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:384
2.1.9.2 
Tipe Hubungan 
Menurut Connolly dan Begg (2010:375),
menyatakan
bahwa tipe hubungan
(Relationship Types) adalah kumpulan
keterhubungan antara satu atau lebih tipe entitas.
Relationship 
occurrences
adalah suatu gabungan yang dapat diidentifikasi
secara unik meliputi suatu kejadian dari masing-masing tipe
entitas yang berpartisipasi.
Tipe relasi digambarkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan tipe entitas yang saling berhubungan, garis
tersebut diberi nama sesuai dengan nama hubungannya dan
diberi tanda panah satu arah disamping nama hubungannya.
Gambar 2.6 Contoh Tipe hubungan
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010: 376
  
36
Menurut Connolly (2010:347), menyatakan bahwa
derajat tipe hubungan adalah jumlah entitas yang berpartisipasi
dalam suatu hubungan. 
Berikut merupakan derajat
hubungan (Degree
Relationship) antara lain:
Binary Relationship
adalah keterhubungan antar dua tipe
entitas.
Gambar 2.7 Binary Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:376
Ternary Relationship adalah keterhubungan antar tiga tipe
entitas.
Gambar 2.8 Ternary Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:377
  
37
Quaternary Relationship
adalah sebuah keterhubungan
antar empat tipe entitas.
Gambar 2.9 Quaternary Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010: 377
Unary Relationship
adalah keterhubungan antar tipe
entitas, dimana entitas tersebut berpatisipasi lebih dari satu
kali dengan peran yang berbeda (recursive relations).
Gambar 2.10 Unary Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:378
  
38
2.1.9.3 
Atribut 
Menurut Connolly dan Begg (2010:379), berpendapat
bahwa atribut (Attribute) adalah sifat dari tipe entitas atau tipe
hubungan. Atribute
domain
adalah sekumpulan nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih attribut. 
Berikut merupakan beberapa klasifikasi dari atribut
yaitu:
a.
Simple attribute
adalah sebuah atribut yang terdiri dari
komponen tunggal dengan eksistensi independen dan tidak
dapat dibagi ke dalam komponen yang lebih kecil.
b.
Composite attribute adalah sebuah attribut yang terdiri dari
beberapa komponen yang dapat dibagi ke dalam
komponen yang lebih kecil dengan setiap komponen
memiliki eksistensi independen.
c.
Single-value attribute adalah sebuah atribut yang memiliki
nilai tunggal untuk setiap kejadian pada tipe entitas.
d.
Multi-value attribute
adalah sebuah atribut yang
mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian pada tipe
entitas.
e.
Derived attribute
adalah sebuah atribut yang
merepresentasi nilai yang diturunkan dari nilai atribut yang
berhubungan, tidak perlu dalam tipe entitas yang sama.
2.1.9.4
Structural Constrains
Menurut Connolly dan Begg (2010:385), menyatakan
bahwa kendala struktural (Structural Constrains)
memeriksa
batasan tipe entitas yang mempunyai kesamaan dalam
hubungan. Berikut merupakan structural constraint, yaitu:
a.
Multiplicity
Multiplicity adalah jumlah atau range dari terjadinya
yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari
  
39
jenis entitas yang terkait melalui suatu hubungan tertentu.
Hubungan yang paling umum adalah binary relationship. 
Berikut merupakan beberapa macam
dari binary
relationship yaitu:
One To One (1:1)
Hubungan antara
entitas  yang  satu   dengan 
entitas  yang  lainnya mempunyai relasi hubungan satu
entitas. 
Gambar 2.11 Contoh one-to-one Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:386
One To Many (1:*)
Hubungan antara entitas pertama yang
mempunyai banyak relasi dengan entitas kedua yang
mempunyai relasi satu entitas. 
Gambar 2.12 Contoh one-to-many Relationship
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:388
  
40
Many To Many (*:*)
Hubungan antara entitas pertama yang
mempunyai relasi banyak dengan entitas yang kedua.
Gambar 2.13 Contoh many -to-many
Sumber: Connolly dan Begg, 2010:389
b.
Cardinality
Menggambarkan
jumlah
maksimum
dari sebuah
kemungkinan hubungan yang terjadi
untuk
entitas
yang
berpartisipasi dalam tipe hubungan yang diberikan.
Gambar 2.14 Cardinality
Sumber: Connolly dan Begg (2010:390)
c.
Participation
Menjelaskan apakah semua entitas yang terjadi
dilibatkan dalam hubungan tertentu (disebut mandatory
participation)
atau hanya beberapa
entitas saja (disebut
optional participation).
  
41
2.1.9.5 
Key
Menurut Connolly dan Begg (2010:381), menyatakan
bahwa kunci (key)
adalah field
yang digunakan untuk
mengidentifikasi satu atribut atau lebih secara unik. Tipe-tipe
dari Keys antara lain:
a.
Candidate Key
Candidate key
merupakan kumpulan minimal dari
atribut yang mengidentifikasi secara unik setiap kejadian
pada setiap entitas.
b.
Primary Key
Primary key
merupakan candidate key
yang dipilih
secara unik untuk mengidentifikasi suatu entitas.
c.
Composite Key
Composite key
merupakan candidate key
yang terdiri
dari dua atau lebih atribut.
d.
Alternatif Key
Alternatif key adalah candidate key
yang tidak terpilih
menjadi primary key.
e.
Foreign key
Foreign key
merupakan sebuah atribut dalam satu
relasi yang cocok dengan candidate key dari hubungan
yang sama.
2.1.10
Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:466), berpendapat bahwa
metodologi perancangan basis
data merupakan pendekatan terstruktur
yang menggunakan bantuan prosedur, teknik, tools, dan dokumentasi
untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basis data.
Metodologi perancangan basis data terbagi atas tiga tahap
perancangan yaitu perancangan konseptual, perancangan logikal, dan
perancangan fisikal.
  
42
2.1.10.1  Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010:322), berpendapat
bahwa perancangan basis data konseptual (Conceptual
Database Design), merupakan proses kontruksi suatu
informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi. Fase
perancangan konseptual bermula dari pembuatan data model
konseptual dari organisasi, yang sepenuhnya bebas
mengimplementasikan rincian-rincian seperti mengenal
sasaran dari manajemen sistem basis data, program-program
aplikasi, bahasa pemograman, platform
perangkat keras,
persoalan kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya. 
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:371), menyatakan
bahwa perancangan basis data konseptual ini meneliti sebuah
persyaratan data yang telah dihasilkan dari tahap awal dan
menghasilkan skema basis data konseptual.
Menurut Connolly dan Begg (2010:471-485), langkah-
langkah membangun model data konseptual yaitu:
Langkah 1: Membangun model data konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010:470-485),
membangun model data konseptual (Build Conceptual Data
Model) sesuai dengan kebutuhan data pada perusahaan, tahap
pertama dalam perancangan basis data
konseptual adalah
membangun satu atau lebih model data konseptual yang sesuai
dengan kebutuhan data dari perusahaan.
Langkah-langkah metodologi perancangan konseptual
yaitu:
1.1
Mengidentifikasi tipe entitas
Tujuannya mengidentifikasi tipe entitas adalah
untuk mengidentifikasi tipe entitas yang terutama
dibutuhkan oleh pengguna.
1.2
Mengidentifikasi tipe relasi
Tujuannya dari mengidentifikasi tipe relasi adalah
untuk mengidentifikasi suatu hubungan penting yang
  
43
terjadi antara entitas yang telah diidentifikasi dengan
memakai kata kerja. Dalam tahap ini juga ditentukan
batasan multiplicity
dari relationship tersebut dan
pengecekan adanya fan atau chasm traps dalam model
tersebut. Setelah itu dilakukan dokumentasi relationship.
Fan Traps terjadi dimana model yang
merepresentasikan suatu hubungan antar entitas,
tetapi alur relasinya memperlihatkan ambiguitas.
Chasm Traps terjadi dimana model menggambarkan
keadaan dari hubungan antara
entitas yang satu
dengan yang lainnya, tetapi tidak ada hubungan
antara kedua emitas yang utama.
1.3
Mengidentifikasi dan menggabungkan atribut
dengan entitas atau tipe relasi
Tujuannya dari langkah ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menggabungkan atribut yang
dibutuhkan entitas atau relasi, dan mendokumentasikan
setiap atribut secara detail.
1.4
Menentukan domain atribut
Domain Attribute adalah himpunan nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Tahap ini
mempunyai tujuan untuk menentukan domain atribut 
pada model data konseptual, contohnya nomor staff
(staffno).
1.5
Menentukan atribut
candidate key,
primary key, dan
alternate key
Candidate key
adalah kunci yang unik atau tidak
mungkin sama atau berbeda dengan yang lain, dapat
dipakai untuk mengidentifikasi satu baris dalam tipe
entitas. Primary key
adalah candidate key
yang dipilih
sebagai kunci primer untuk mengidentifikasikan setiap
entitas. Langkah ini bertujuan untuk  mengidentifikasi
candidate key untuk setiap tipe entitas, jika terdapat lebih
dari satu candidate key
kemudian pilih salah satunya
  
44
menjadi primary key. Alternate key merupakan candidate
key yang tidak dipilih menjadi primary key.
1.6
Mempertimbangkan konsep pemodelan echanced
(optional step)
Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan
konsep enhanced modelling, seperti specialization,
generalization, aggregation, dan composition.
Specialization,
adalah proses memaksimalkan
perbedaan antara anggota entitas dengan
mengidentifikasi karakteristik yang membedakan
seluruh entitas.
Generalization, adalah proses meminimalkan
perbedaan antara entitas dengan mengidentifikasi
karakteristik yang sama dari masing-masing entitas.
Aggregation,
adalah mempresentasikan hubungan
has-a’ atau ‘is-part-of’ antara tipe-tipe entitas,
dimana salah satu adalah sebagai ‘whole’ dan yang
lainnya sebagai ‘part’.
Composition
adalah bentuk agregasi khusus yang
mereperesentasikan hubungan antar entitas, dimana
terdapat strong ownership dan dalam sebuah lingkup
waktu yang bersamaan antara suatu whole
dengan
part.
1.7
Mengecek redudansi
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa adanya
redudansi pada sebuah model. Terdapat dua aktifitas
dalam tahapan ini :
Memeriksa kembali relasi one-to-one.
Menghilangkan hubungan redundan.
1.8
Validasi model konseptual terhadap pengguna
transaksi
Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa model
konseptual data lokal dapat mendukung kebutuhan
  
45
transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna. Ada dua
pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa lokal
konseptual data model mendukung kebutuhan transaksi,
yaitu:
Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entities,
relationship, dan attribute) yang diperlukan pada
setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan
mendokumentasikan penggambaran dari tiap
kebutuhan transaksi.
Menggunakan transaksi pathways
Pendekatan kedua menggunakan jalur transaksi
pathways, pendekatan ini untuk memvalidasi model
atau data terhadap transaksi yang dibutuhkan
termasuk representasi diagram jalur yang digunakan
oleh setiap transaksi langsung pada diagaram ER.
1.9
Mereview model data konseptual dengan pengguna
Tujuannya adalah untuk melakukan review
terhadap model konseptual data lokal dengan pengguna.
2.1.10.2
Perancangan Basis Data Logikal
 
Menurut Connolly dan Begg (2010:323),
menyatakan
bahwa perancangan basis data logikal (Logical Database
Design) merupakan suatu proses yang membangun sebuah
model data yang digunakan dalam suatu perusahaan
berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi secara bebas
dari sistem manajemen basis data tertentu dan pertimbangan
fisikal lainnya. Tujuan perancangan basis data logikal adalah
untuk menerjemahkan model data konseptual menjadi logikal
dari basis data yang meliputi perancangan relasi-relasi dan
kemudian memvalidasi model tersebut untuk mengecek
apakah sudah terstruktur dengan benar.
  
46
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:383), berpendapat
bahwa perancangan basis data logikal dapat dilanjutkan dalam
duat tahap yaitu sistem yang independen dan juga skema ke
suatu DBMS tertentu.
Menurut Connolly dan Begg (2010:490-518), langkah-
langkah membangun model data logikal yaitu:
Langkah 2: Membangun logical model data
Menurut Connolly dan Begg (2010:490), berpendapat
bahwa membangun model logikal
data (Build Logical Data
Model) bertujuan untuk membuat local logical data model dari
local conceptual data model
yang mempresentasikan
view
khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk
menjamin kebenaran strukturnya dengan menggunakan
normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung
kebutuhan transaksi. Pada langkah kedua, tahapan-tahapannya
adalah:
2.1
Membuat relasi untuk model data logikal
Membuat relasi dari model data konseptual untuk
mempresentasikan entitas, relationship, dan atribut-
atribut yang telah diidentifikasi.
2.2
Validasi relasi menggunakan normalisasi
Validasi relasi pada model data logikal
menggunakan teknik normalisasi. Tujuan langkah ini
adalah untuk memastikan tiap-tiap relasi setidaknya
berada dalam 3NF (Third Normal Form).
2.3
Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
Tahap ini bertujuan untuk memastikan hubungan
dalam model data logikal mendukung transaksi yang
dibutuhkan. Dalam langkah ini akan dilakukan operasi
basisdata secara manual, bila semua transaksi yang
dibutuhkan dapat berjalan semestinya maka model data
logikal terhadap transaksi telah divalidasi.
  
47
2.4
Memeriksa batasan-batasan intergritas 
Batas integritas (Integrity Constraint) adalah
batasan yang ditentukan untuk menghindari data menjadi
tidak konsisten. Tipe - tipe batasan integritas, yaitu :
Required data
Beberapa atribut harus selalu berisi data yang
valid. Dengan kata lain, tidak boleh kosong (null).
Attribute domain constraint
Setiap atribut mempunyai domain, yaitu
kumpulan dari nilai-nilai yang memenuhi
persyaratan. Contohnya jenis kelamin diisi dengan
‘P’ atau ‘L’.
Multiplicity
Multiplicity
menunjukan batasan yang
ditempatkan pada relasi-relasi antar data dalam basis
data.
Entity integrity
Primary key
dari suatu entitas tidak boleh
kosong (null).
Referential integrity
Jika suatu foreign key
memiliki nilai, maka
nilai tersebut harus menunjuk ke sebuah baris yang
ada pada relasi ‘Parent’.
General constraint
Batasan yang berasal dari persyaratan-
persyaratan bisnis perusahaan. Kemudian
dokumentasi semua batasan-batasan integritas
(integrity constraint).
2.5
Review model data logikal dengan pengguna
Review
model data logikal dengan pengguna untuk
memastikan bahwa pengguna menyetujui model data
logikal merupakan reprensentasi nyata terhadap
persyaratan data perusahaan.
  
48
2.6
Gabungan model data logikal menjadi model data
global (optional)
Metodologi perancangan logikal memudahkan
perancangan basis
data sederhana maupun basis
data
kompleks. Untuk membuat basis
data dengan multiple
user view,
digunakan pendekatan integrasi view. Pada
tahap ini, model data digabungkan menjadi satu.
2.7
Memeriksa perkembangan dimasa yang akan datang
Menentukan apakah akan ada perubahan penting
yang mungkin dapat muncul terjadi dimasa yang akan
datang dan untuk menilai apakah model data logikal
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
 
2.1.10.3
Perancangan Basis Data Fisikal 
Menurut Connolly dan
Begg (2010:324),
menyatakan
bahwa perancangan basis data (Physical Database Design)
secara fisik merupakan proses pembuatan deskripsi dari
implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder
dan fase ini mendeskripsikan dasar relasi, berkas organisasi
dan indeks untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan
batasan hubungan yang utuh serta tingkat keamanan. 
Fase perancangan basis data secara fisik
memperbolehkan perancangan dalam membuat keputusan
berdasarkan bagaimana basis data diimplementasikan. 
Menurut Connolly dan Begg (2010:525-528), langkah-
langkah dalam membangun model data fisikal yaitu:
Langkah 3:
Menerjemahkan Model Data Logikal untuk
DBMS yang Ditargetkan
Tujuannya
untuk
menghasilkan skema
basis data
relasional
dalam
model data
logikal
global
yang
dapat
diimplementasikan ke DBMS, tahapan-tahapannya adalah:
  
49
3.1
Merancang relasi dasar
Menentukan bagaimana representasi relasi dasar
yang telah diidentifikasi pada model data logikal global,
agar dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan.
Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kamus
data dan definisi dari relasi dideskripsikan menggunakan
database design language (DBDL).
3.2
Merancang representasi dari data turunan
Menentukan bagaimana representasi data turunan
yang ada pada model data logikal global, agar dapat
diimplementasikan pada DBMS tujuan. Atribut yang
mana nilainya didapatkan dari mengkaji nilai atribut lain
dinamakan derives atau calculated attributes. Derived
attribute seringkali tidak muncul dalam perancangan
basis data logikal tetapi didokumentasikan di dalam
kamus data.
3.3
Merancang batasan-batasan umum (general
constraint)
Merancang batasan-batasan umum untuk DBMS
yang akan digunakan.
3.4
Merancang organisasi data dan indeks
Menentukan organisasi file
yang optimal untuk
menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan
untuk mencapai kinerja agar dapat diterima, yang artinya
relasi dan tuple akan disimpan dalam penyimpanan
secondary.
Langkah 4: Merancang organisasi file (Design File
Organization)
Menurut Connolly dan Begg (2010:528–529),
merancang organisasi file tujuannya adalah untuk menentukan
organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan
indeks yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang baik, yaitu
dengan cara dimana relasi dan basis data
akan dipegang di
tempat penyimpanan akhir kedua. Tahapannya adalah: 
  
50
4.1
Menganalisa transaksi 
Analisa transaksi berfungsi untuk memahami
fungsi dari transaksi yang akan dijalankan pada basis
data dan untuk menganalisa transaksi yang penting.
4.2
Memilih organisasi file 
Memilih organisasi file bertujuan untuk
menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap
relasi dasar. Ada lima tipe organisasi file, yaitu heap,
hash, index sequential office access method
(ISAM), b-
tree, dan clusters.
4.3
Memilih indeks 
Memilih indeks untuk menentukan apakah dengan
menambahkan indeks akan meningkatkan kinerja dari
sistem. Ada tiga jenis index yaitu:
Primary index,
pengindexan dilakukan pada kolom
kunci (key field), yang diurutkan terlebih dahulu
secara sekuensial (Connolly dan Begg, 2010:535).
Clustering index,
pengindeksan dilakukan pada
kolom bukan kunci (non-key field), yang sudah
diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom
bukan kunci itu disebut juga dengan clustering
attribute (Connolly dan Begg, 2010:535).
Secondary index,
pengindeksan dilakukan pada
kolom yang tidak terurut didalam file data (Connolly
dan Begg, 2010:536).
4.4
Memperkirakan disk space yang dibutuhkan 
Memperkirakan jumlah dari disk space
yang
dibutuhkan untuk mendukung implementasi basis data
pada penyimpanan kedua.
Estimasi pemakaian disk
tergantung pada DBMS dan perangkat keras yang
digunakan untuk mendukung basisdata. Perkiraan ukuran
dapat dilakukan dengan mengukur besar data tiap baris
dan jumlah baris pada setiap relasi.
  
51
Langkah 5: Merancang pandangan pengguna
Menurut Connolly dan Begg (2010:542), berpendapat
bahwa merancang pandangan pengguna (Design User Views)
bertujuan untuk mendesain sebuah pandangan pengguna  yang
telah diidentifikasi selama proses pengumpulan kebutuhan
yang diperlukan.
Langkah 6: Mendesain suatu mekanisme keamanan 
Menurut Connolly dan Begg (2010:542–543),
menyatakan bahwa mendesain suatu mekanisme keamanan
(Design Security Mechanisms) ini bertujuan untuk membatasi
pengaksesan basis data oleh user yang tidak berhak dan
menspesifikasikan basisdata yang dapat diakses oleh
pengguna.
Langkah 7: Mempertimbangkan pengenalan
redundansi
terkontrol
Menurut Connolly dan Begg (2010:545-546),
berperndapat bahwa mengendalikan kontrol
redundansi
(Consider the Introduction of Controlled Redundancy)
mempunyai tujuan yaitu untuk melakukan normalisasi agar
meningkatkan kinerja dari sistem dan menghilangkan
redundansi.
Tahap ini terdiri dari 7 langkah, yaitu (Connolly dan
Begg, 2010:545):
7.1
Menggabungkan relasi one-to-one (1:1)
7.2
Menduplikasi atribut non-key
pada relasi one-to-many
(1:*) untuk mengurangi join
7.3
Menduplikasi atribut foreign key pada relasi one-to-many
(1:*) untuk mengurangi join
7.4
Menduplikasi atribut-atribut pada relasi many-to-many
(*:*) untuk mengurangi join
7.5
Memperkenalkan repeating groups
7.6
Membuat extract tables
7.7
Mempartisi relasi-relasi
  
52
Langkah 8: Memonitor dan memperbaiki sistem
operasional 
Menurut Connolly dan Begg (2010:558), menyatakan
bahwa memonitor dan memperbaiki system operasional
(Monitor
and Tune the Operational System)
untuk
memperbaiki rancangan yang tidak sesuai atau
mempertimbangkan adanya perubahan.
2.1.11
Normalisasi  
Menurut Connolly dan Begg (2010:416),
berpendapat bahwa
normalisasi adalah sebuah teknik formal untuk menganalisis hubungan
berdasarkan candidate key. Desain basis data-nya harus memenuhi
kondisi untuk tidak mengandung anomali, yaitu suatu kejanggalan dari
penempatan atribut tertentu dari suatu objek data. Untuk membedakan
satu catatan
dengan yang lainnya maka perlu dipilih atribut atau
kombinasi atribut sebagai primary key
“Normalisasi dapat dipandang sebagai proses menganalisis yang
diberikan skema relasi berdasarkan primary key dan untuk mencapai
sifat yang diinginkan untuk meminimalkan redundansi, meminimalkan
penyisipan,
penghapusan, dan pembaruan.” (Elmasri dan Navathe,
2005:313)
Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan kesesuaian
hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Berikut merupakan proses dari normalisasi yaitu:
Suatu teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan primary
key dan functional dependencies antar atribut.
Dieksekusi dalam beberapa langkah, setiap langkah mengacu ke
bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih
terbatasn atau kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan
update yang anomali.
  
53
2.1.11.1  First Normal Form (1NF) 
Menurut Connolly dan Begg (2010:430), menyatakan
bahwa First Normal Form (1NF)
merupakan relasi
dimana
setiap irisan antara baris dan kolom hanya berisikan satu nilai.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:313), berpendapat
bahwa First Normal Form (1NF) dianggap sebagai bagian dari
definisi formal hubungan dalam model standar relasi, secara
historis First Normal Form
(1NF) didefinisikan untuk
melarang atribut multivalue, komposit dan kombinasinya.
UNF ke 1NF
Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk
tabel unnormalized.
Identifikasikan group yang berulang dalam tabel
unnormalized yang berulang untuk kunci atribut.
Hapus group yang berulang dengan cara, memasukkan
data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong pada
baris yang berisikan data yang berulang.
2.1.11.2  Second Normal Form (2NF) 
Menurut Connolly dan Begg (2010:434), berpendapat
bahwa Second Normal Form (2NF)
adalah suatu relasi yang
berbentuk 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key
bergantung sepenuhnya terhadap primary key.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:318), berpendapat
bahwa Second Normal Form (2NF) didasarkan pada konsep
ketergantungan fungsional penuh. untuk Second Normal Form
(2NF)  melibatkan pengujian untuk dependensi fungsional.” 
1NF ke 2NF
Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.
Identifikasikan functional dependencies dalam relasi.
Jika terdapat partial dependencies terhadap primary key,
maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang
baru bersama dengan salinana determinannya.
  
54
2.1.11.3  Third Normal Form (3NF) 
Menurut Connolly dan Begg (2010:435), berpendapat
bahwa Third Normal Form (3NF) adalah
relasi yang berada
dalam 1NF dan 2NF dimana tidak ada atribut yang bukan
primary key yang bergantung transitif kepada primary key.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:318), berpendapat
bahwa Third Normal Form (3NF) didasarkan pada konsep
ketergantungan transitif.
2NF ke 3NF
Identifikasikan primary key dalam relasi 2NF
Identifikasikan functional dependencies dalam relasi
Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary key,
maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang
baru bersama dengan salinana determinannya.
2.1.11.4  Boyce Codd Normal Form (BCNF)  
Menurut Connolly dan Begg (2010:447), menyatakan
bahwa Boyce Codd Normal Form
(BCNF) adalah relasi yang
memenuhi BCNF jika dan hanya jika determian yang ada pada
relasi tersebut adalah candidate key. Tujuan membentuk
BNCF yaitu menghindari anomali yang masih mungkin terjadi
pada 3NF. 
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:324), berpendapat
bahwa Boyce Codd Normal Form (BCNF) diusulkan sebagai
bentuk sederhana dari 3NF, setiap relasi dalam Boyce Codd
Normal
Form (BCNF) juga dalam 3NF, namun hubungan
dalam 3NF belum tentu dalam Boyce Codd Normal Form
(BCNF).
  
55
2.1.11.5  Fourth Normal Form (4NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010:455), menyatakan
bahwa Fourth Normal Form adalah sebuah relasi yang berada
dalam bentuk Boyce-Cold normal form dan tidak mengandung
ketergantungan multivalue nontrivial.
Menurut Elmasri dan Navathe (2005:351), berpendapat
bahwa Fourth Normal Form (4NF) dilanggar ketika relasi
memiliki multivalue
yang tidak diinginkan, dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah hubungan.
2.1.11.6
Fifth Normal Form (5NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010:457), menyatakan
bahwa Fifth Normal Form adalah sebuah relasi yang tidak
mempunyai ketergantungan join.
Gambar 2.15 Diagram Proses Normalisasi
Sumber : Connolly
dan Begg, 2010:429
  
56
2.2 
Hal-hal Khusus yang Berhubungan dengan Topik Skripsi dan Alat Bantu
Analisis dan Perancangan Basis Data
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan hal-hal khusus tentang
topik skripsi dan alat bantu analisis dan perancangan basis data akan diruaikan
secara ringkas, antara lain: pelelangan, penjualan, pembayaran, internet,
intranet, protokol, web, web server, web browser, web database,cPHP, HTTP,
URL,
JavaScript, MySQL, Adobe Dreamweaver, CSS, HTML, XAMPP,
Flowchart, Diagram Konteks, Diagram Nol, DFD (Data Flow Diagram),
Entity Relationship Diagram
(ERD),
STD (State Transition Diagram) dan
IMK.
2.2.1
Teori Pelelangan
“Pelelangan
adalah proses penjualan di hadapan orang banyak
yang dipimpin oleh pejabat lelang, yang menjual dengan cara lelang dan
memberikan barang untuk dijual dengan jalan lelang.” (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2009:806).
2.2.2
Teori Penjualan
“Penjualan adalah proses, cara, tindakan menjual suatu barang
yang akan diberikan kepada orang lain untuk memperoleh sejumlah
uang.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009:589).
2.2.3 
Teori Pembayaran 
“Pembayaran adalah proses memberi uang untuk ditukar dengan
sesuatu barang dan juga sebagai pengganti barang yang diterima atau
untuk melunasi sebuah hutang.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2009:806).
  
57
2.2.4 
Internet
Menurut Connolly dan Begg (2010:1024), berpendapat bahwa
internet
adalah kumpulan jaringan komputer di seluruh dunia yang
saling berhubungan. Internet terdiri dari banyak jaringan yang terpisah
tetapi saling berhubungan milik organisasi komersial, pendidikan,
pemerintahan, dan Internet Service Provider (ISP).
Layanan yang
ditawarkan di internet antara lain surat elektronik (e-mail), conference,
dan chatting, serta kemampuan untuk mengakses remote computer,
mengirim dan menerima file.
2.2.5 
Intranet
Menurut Whitten, dan Bentley (2007:492),
menyatakan bahwa
jaringan server
yang menggunakan teknologi internet untuk
mengintegrasikan desktop workgroup, dan komputasi enterprise.
“Intranet
adalah jaringan antar komputer server dan komputer
client saling berhubungan baik dengan kabel atau tanpa kabel namun
tidak dihubungkan ke jaringan internet.” (Andi, Timotius, dan
Wilfridus, 2007:492).
2.2.6
Protokol
Menurut Connolly dan Begg (2010:745),
menyatakan bahwa
protokol bertanggung jawab untuk memastikan pengiriman tepat pesan
yang berpindah dari satu komputer ke komputer lain. TCP atau IP
memiliki beberapa fitur dan keuntungan seperti:
1.
Dukungan dari berbagai vendor
TCP atau IP sangat kompatibel dengan perangkat keras dan
perangkat lunak dari berbagai vendor, sehingga tidak terikat pada
satu vendor saja.
2.
Interoperability
TCP atau IP sangat popular dan banyak digunakan karena
TCP atau IP dapat diinstal dan dipakai di berbagai platform system
operasi.
Contohnya host yang mempunyai platform Linux dapat
  
58
berkomunikasi dan berbagi data dengan host yang mempunyai
platform Windows.
3.
Flexibility
TCP atau IP merupakan protokol yang sangat fleksibel,
contoh dari fleksibilitas TCP atau IP adalah seorang administrator
dapat menentukan dan memindahkan alamat IP, menetapkan alamat
IP ke dalam host secara manual ataupun otomatis dan dapat
merubah TCP atau IP host menjadi sebuah nama yang mudah
diingat seperti www.google.com. 
4.
Routability
TCP atau IP dapat beradaptasi dengan baik terhadap proses
routing data dari host ke host yang lainnya. Komponen yang perlu
diketahui dari internet dengan protokol TCP atau IP yaitu:
a.
Nomor IP
Setiap komputer yang terkoneksi ke internet memiliki
nomor identifikasi yang unik (ID) agar dapat membedakannya
dari komputer lain.
b.
Nama Domain
Metode penomoran dengan menggunakan angka tidak
begitu disukai, karena akan sulit untuk mengingatnya.
Umumnya pengguna lebih mudah untuk mengingat nama
dibandingkan angka, alasan ini memotivasi untuk memakai
metode penggunaan nama dengan mengingat nomor IP.
Tabel 2.1 Domain yang Umum Digunakan
Nama Domain
Jenis Website
.com
Komersial
.edu
Pendidikan
.net
Layanan jaringan
.co
Perusahaan
.org
Organisasi
  
59
2.2.7
Web
Menurut Connolly dan Begg (2010:1028), menyatakan bahwa
web
adalah suatu sistem yang berbasis hipermedia
yang
menyediakan
suatu ‘titik’ dan ‘klik’ artinya adalah menelusuri informasi melalui
internet menggunakan hyperlink dan digunakan untuk pengiriman dan
penyebaran data. 
2.2.8
Web Server
Menurut Elmasri (2005:42), berpendapat bahwa web server adalah
suatu program yang menjadi perantara dari server dan client basis data
dapat menanggapi permintaan-permintaan dari web browser.
2.2.9
Web Browser
Menurut Tanenbaum
(2004:612),
menyatakan bahwa web browser
adalah suatu program computer yang berupa halaman yang dapat dilihat
menggunakan suatu program. Contoh program dari web browser yaitu:
Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator.
2.2.10
Web Database 
Menurut Connolly dan Begg (2010:1028),
menyatakan bahwa
web database merupakan aplikasi penggunaan web sebagai platform
yang menghubungkan pengguna dengan antarmuka satu atau lebih
basis data.
2.2.11
PHP
Menurut Connolly
dan Begg (2010:1043), menyatakan bahwa
PHP adalah bahasa script open source HTML embedded yang didukung
oleh banyak web server dan mendukung sebuah variabel untuk
membuat pengembangan lebih mudah, dengan tujuan memungkinkan
  
60
web developer
untuk mampu menulis banyak halaman dinamis secara
cepat.
Website yang dibuat menggunakan PHP memerlukan perangkat lunak
(software) bernama web server tempat pemrosesan kode PHP dilakukan.
PHP bersifat terbuka dan multiplatform,
karenanya dapat dijalankan
dibanyak web server seperti Apache dan IIS.
Berikut merupakan kelebihan menggunakan bahasa pemrograman
PHP antara lain:
1. 
Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak
melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
2. 
Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana
dari 
mulai 
IIS 
sampai 
dengan 
apache,
dengan konfigurasi
yang lebih mudah.
3. 
Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya
milis-
milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
4. 
Dalam sisi pemahaman, PHP
adalah
bahasa
scripting yang paling
mudah karena referensi yang banyak.
2.2.12 
HTTP
Menurut Connolly (2010:1029), berpendapat bahwa Hypertext
Transfer Protocol
(HTTP) mendefinisikan bagaimana klien dan server
berkomunikasi dan juga merupakan sebuah protocol untuk mengirimkan
informasi antara server dan klien. Berikut merupakan tahapan dari sebuah
transaksi HTTP terdiri dari yaitu:
Koneksi
(Connection) yaitu
klien
membuat koneksi dengan
server
web.
Permintaan (Request)
yaitu
client mengirimkan
pesan permintaan
ke server web.
Tanggapan (Response) yaitu web server mengirimkan respon.
Tutup (Close) ketika koneksi ditutup oleh server web.
  
61
2.2.13
URL
“URL (Universal Resource Locator) adalah konsep nama file
standard yang diperluas dengan jaringannya. Nama file ini tidak hanya
menunjukkan direktori dan nama filenya, tetapi juga nama mesinnya
dalam jaringan.” (Betha, dan Husni 2009:6),
2.2.14
JavaScript
“JavaScript adalah bahasa script
yang biasa diletakkan bersama
kode HTML.” (Kadir, 2013:14),
2.2.15
MySQL 
Menurut Connolly
dan
Begg
(2005:184),
menyatakan bahwa
MySQL menggunakan Structed Query Language (SQL)
adalah bahasa
basis data
yang memungkinkan pengguna
untuk membuat
basis data
dan struktur relasinya, melakukan
manajemen data dasar
yang meliputi
penginputan, modifikasi dan penghapusan data dari relasinya.
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia yang
bernama MySQL AB yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan
aplikasi web
yang dimiliki kliennya. MySQL merupakan database
server
dimana pemrosesan data terjadi di server dan client hanya
mengirim data dan meminta data.MySQL bersifat open source. Berikut
merupakan beberapa karakteristik utama dari MySQL yaitu:
1.
Fully multi-threaded
dengan kernel threads, memungkinkan untuk
mempergunakan beberapa CPU.
2.
Beroperasi pada banyak platform yang berbeda.
3.
Fungsi SQL diimplementasikan melalui suatu kelas pustaka yang
dioptimasikan.
4.
Mampu menangani basis
data berukuran besar sekitar 50.000.000
record dan 60.000.000 tabel.
  
62
2.2.16
Adobe Dreamweaver
“Adobe Dreamweaver
adalah perangkat lunak terkemuka untuk
desain web
yang menyediakan kemampuan visual yang intuitif
termasuk pada tingkat kode yang dapat digunakan untuk membuat dan
mengedit website
HTML serta aplikasi mobile
seperti smartphone,
tablet, dan perangkat lainnya.” (Andi, 2013:1).
2.2.17
CSS
“CSS digunakan untuk mengatur style
elemen yang ada dalam
halaman dari mulai mengatur teks sampai dengan mengatur layout
(kerangka tampilan). Tujuan digunakan CSS untuk memperoleh suatu
konsistenan style pada elemen tertentu.” (Deni, dan Hendra, 2013:31),
 
2.2.18
HTML
Menurut Connolly dan Begg (2010:1031), Hypertext Markup
Language
(HTML) adalah sebuah sistem untuk mendefinisikan jenis
dokumen terstruktur dan bahasa markup untuk mewakili jenis-jenis
dokumen. Hypertext Markup Language
(HTML) digunakan untuk
mendesain halaman web.
2.2.19
XAMPP
“XAMPP adalah
program yang berisi paket Apache,MySQL, dan
phpMyAdmin. XAMPP dibutuhkan dalam pembuatan web server local atau
offline.” (Muhammad Sadeli ,2010:4),
 
2.2.20  Flowchart 
(Indrajani, 2011:22). “Flowchart
adalah penggambaran secara
grafik  dari  langkah–langkah dan urutan prosedur suatu program
dengan maksud untuk mempermudah dalam  penyelesaian masalah
untuk dievaluasi. Terdapat dua model penulisan flowchart, yaitu : 
  
63
1.
System flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan
prosedur dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu.
Melalui system flowchart
jenis media penyimpanan yang dipakai
dalam pengolahan data akan terlihat. Selain itu juga dapat
menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output. System
flowchart
tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah
dalam memecahkan masalah melainkan hanya untuk
menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.
2.
Program flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan
dan hubungan proses dalam suatu program. Dua jenis metode
penggambaran program flowchart, yaitu :
Conceptual flowchart ini menggambarkan alur pemecahan
masalah secara global.
Detail flowchart ini menggambarkan alur pemecahan masalah
secara rinci.
Simbol-simbol yang digunakan dalam flowchart, yaitu:
Tabel 2.2 Simbol Flowchart
Simbol
Keterangan
Simbol dokumen, digunakan untuk menggambarkan semua jenis
dokumen yang digunakan untuk merekam data suatu transaksi.
Simbol dokumen dan tembusannya, digunakan untuk
menggambarkan dokumen asli dan tembusannya.
Simbol berbagai dokumen, digunakan untuk menggambarkan
berbagai jenis dokumen yang digabungkan.
  
64
Tabel 2.2 Simbol Flowchart (lanjutan)
Simbol
Keterangan
Simbol catatan, digunakan untuk menggambarkan catatan
yang sebelumnya direkam didalam dokumen atau formulir.
Simbol penghubung, digunakan untuk memungkinkan aliran
dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan
kembali berjalan di lokasi lain pada halaman sama.
Simbol penghubung pada halaman yang berbeda, digunakan
untuk menunjukkan kemanan dan bagaimana bagan alir
terkait satu dengan lainnya. 
Simbol kegiatan manual, digunakan untuk menggambarkan
kegiatan manual.
Simbol arsip sementara, digunakan untuk menggambarkan
arsip sementara yang dokumennya diambil dari arsip dimasa
yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut
terhadap dokumen tersebut. 
Simbol arsip permanen, digunakan untuk menggambarkan
arsip permanen yang tidak akan diproses lagi.
Simbol mulai/berakhir (terminal), digunakan untuk
menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.
Simbol keputusan, digunakan untuk menggambarkan
keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.
  
65
2.2.21
Diagram Konteks
“Diagram konteks merupakan bagian dari DFD (Data Flow
Diagram), yang berfungsi mewakili keseluruhan sistem dengan simbol
lingkaran tunggal.” (Yuniar, 2010:7)
2.2.22  Diagram Nol
Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data
yang terjadi di dalam suatu sistem, Proses-proses ini dapat dipecah
menjadi proses-proses dan aliran data yang lebih terperinci.
2.2.23
DFD 
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007:317), Data Flow
Diagram
(DFD) adalah model proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran data melalui sistem dan cara kerja atau proses
yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa disebut dengan Bubble Chart,
Transformation Graph, dan Process Model. Berikut ini merupakan
tujuan dari DFD yaitu:
Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada
saat data bergerak melalui sistem.
Menggambarkan fungsi-fungsi dan sub fungsi yang
mentransformasi aliran data.
Berikut merupakan beberapa keuntungan dari menggunakan DFD
antara lain:
1. Proses dalam DFD dapat beroperasi secara paralel. Maksudnya
beberapa
proses
dapat
bekerja
secara
bersamaan sesuai dengan
cara kerja bisnis.
2. 
DFD
menunjukkan
aliran
data
yang
melalui
sistem.
Panahnya
mewakili
arah
dimana
data
tersebut
mengalir.
perulangan dan
percabangan biasanya  
tidak
diperlihatkan. Flowchart
menunjukkan tahap-tahap dari proses atau operasi dalam algoritma
atau program.
  
66
3. 
DFD
menunjukkan
proses
yang
memiliki
perbedaan
waktu yang
dramatis. Misalnya suatu DFD tunggal mungkin akan memasukkan
proses
yang
terjadi perjam,
perhari,
perminggu, pertahun, dan
sesuai permintaan.
Tabel 2.3 Simbol-simbol Data Flow
Simbol
Keterangan
Menggambarkan eksternal entitas (terminal) dari
sistem
Menggambarkan proses atau pekerjaan yang harus
diselesaikan
Menggambarkan aliran data atau input/output
dari
dan menuju proses.
Menggambarkan penyimpanan data atau biasa
disebut basisdata (data store). Penyimpanan data
dapat disamakan dengan seluruh bagian dari entitas
tunggal dalam model data.
2.2.24  Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Whitten, dan Bentley
(2007:271),
menyatakan bahwa
diagram hubungan entitas adalah model data yang menggunakan
beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan
hubungan yang digambarkan oleh suatu data. 
Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk membuat ERD,
yaitu:
  
67
1.
Identifikasi entitas
Mengidentifikasi peran, kejadian, lokasi, hal abstrak atau
konsep yang datanya disimpan oleh end-user.
2.
Menentukan relasi
Menentukan hubungan atau relasi antara sepasang entitas
menggunakan relationship matriks.
3.
Menggambar kasar ERD
Menggambarkan entitas-entitas dan relasi diantara entitas
untuk menghubungkannya.
4.
Menentukan cardinality
Menentukan cardinality
(pemunculan suatu entitas di entitas
lainnya yang berhubungan).
5.
Menentukan primary key
Mengidentifikasi atribut data yang secara unik
mengidentifikasi setiap entitas.
6.
Menggambar ERD berdasarkan atribut kunci
Menggambarkan ERD beserta primary key di setiap entitas.
7.
Identifikasi atribut lainnya
Mengumpulkan informasi detail yang penting dalam sistem
yang sedang dikembangkan.
8.
Memetakan atribut
Meletakkan atribut dalam satu entitas yang tepat serta mencari
atribut yang ada dalam relasi.
9.
Menggambar ERD lengkap dengan atribut
Menggambarkan ERD dengan menyesuaikan ERD pada
langkah 6 dengan entitas atau relasi pada langkah 8.
10. Memeriksa hasil
Memeriksa ERD yang dihasilkan untuk mengetahui ketepatan
ERD dengan sistem.
  
68
Tabel 2.4 Simbol ERD
Sumber : Elmasri, 2005:72
Simbol
Nama
Entity
Weak Entity
Relationship
Identifying Relationship
Attribute
Keyattribute
2.2.25  State transition diagram (STD)
Menurut Whitten (2007:673), State
transition
diagram
(STD),
adalah
suatu
alat
yang
digunakan untuk menggambarkan
urutan
dan
variasi
dari
layar
yang dapat
terjadi
selama
suatu sesi pengguna.
Berikut merupakan notasi
yang digunakan dalam State transition
diagram (STD), adalah:
       
Tabel 2.5 Notasi STD
Gambar
Keterangan
Kotak digunakan untuk menggambarkan layar
tampilan.
Anak panah menggambarkan aliran dari control
dan kejadian yang memicu layar menjadi aktif
dan menerima focus.
  
69
Gambar 2.16 Contoh STD
2.2.26
Interaksi Manusia dan Komputer
Menurut Shneiderman (2010:88), 
menyatakan bahwa Golden Rules
adalah 8 prinsip yang berlaku untuk kebanyakan sistem-sistem interaktif.
Prinsip-prinsip ini berasal dari pengalaman dan telah disempurnakan lebih
dari tiga decade. 8 (delapan) aturan
atau prinsip ini
dapat digunakan
sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface.
Berikut merupakan delapan aturan yang disebut dengan Eight
Golden Rules of Interface Design, yaitu:
1.
Berusaha untuk konsisten
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah
yang digunakan pada prompt, menu, atau layar bantuan.
2.
Menyediakan usability universal (shortcut)
Untuk meningkatkan kecepatan interaksi, maka diperlukan tombol
fumgsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan pengguna, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik, Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak
terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi
untuk tindakan yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih
substansial, misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol
pada waktu input data atau muncul pesan  kesalahannya.
4.
Merancang dialog yang memberikan penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisisr dalam suatu kelompok dari
bagian awal, tengah, sampai akhir. Pada bagian akhir tindakan sebaiknya
  
70
diberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5.
Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana
Sistem dirancang agar pengguna tidak melakukan kesalahan fatal.
Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat
dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
6.
Mudah untuk kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga
pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
7.
Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control)
Pengguna adalah pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukannya. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator dari pada responden.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Karena keterbatasan ingatan manusia maka interface
sebaiknya dibuat dengan tampilan yang sederhana, serta tidak
memakan waktu untuk melatih, dan mengetahui urutan-urutan
tindakan.
2.3
Produk yang serupa
Berikut merupakan beberapa contoh jurnal atau produk yang serupa
dengan sistem basis data pelelangan untuk PT. Balai Lelang Internusa:
2.3.1 
Property Auction Website Fasthomeauction.Com Launched
Publisher: Worldwide Videotex
Tahun: 2008
Penulis: James and Case
  
71
Ruang lingkup:
-
 
Lelang online
untuk  
membantu  
pelelang dalam membeli dan
menjual properti diseluruh negeri dengan kemudahan konsep lelang
barang secara online.
-
 
Lelang online yang menyajikan mekanisme yang efisien bagi
pembeli.
-
 
Format lelang online yang memanfaatkan proses notifikasi e-mail
untuk memungkinkan pelelang potensial untuk menerima
pemberitahuan lelang selanjutnya di wilayah yang sudah mereka
tentukan.
-
 
Lelang online yang tidak mengenakan biaya dalam proses
pendaftaran.
-
 
Menyediakan jenis dukungan pemasaran untuk mendapatkan hasil
yang diperoleh.
-
 
Membantu penjual menemukan pembeli, dan itu sangat penting bagi
yang ingin membantu klien agar dapat menjual dengan cepat .
2.3.2
Analisis Kebijakan Kemungkinan Penerapan Sistem Lelang Dalam
Rangka Meningkatkan Nilai Kayu (Hutan)
Publisher:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Budaya dan
Ekonomi Kehutanan
Tahun: 2005
Penulis: Hendro Prahasto dan Siti Isfiati
Ruang Lingkup:
-
 
Sistem Lelang HPH (Hak Penguasaan Hutan) memiliki keterbatasan
informasi.
-
 
Lemahnya sistem penyelenggaraan lelang yang membuat kurangnya
minat pembeli.
-
 
Tidak efisiennya lelang HPH ditinjau dari aspek manajemen dan
penerimaan negara.
  
72
2.3.3    Pembuatan Aplikasi Web Jual Beli dan Lelang Online 
Publisher: Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha
Tahun: 2011
Penulis: Ferry Hendrayana dan Timotius Witono
Ruang Lingkup: 
-
 
Lelang online memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang-
barang yang diinginkan.
-
 
Lelang online mengurangi biaya operasioanl dan transportasi.
-
 
Lelang online menjanjikan waktu yang tepat tanpa adanya
penundaan pelaksanaan lelang.
-
 
Lelang online sebagai sarana bertemunya calon pembeli dan penjual
secara virtual.