5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografis
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (suetema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
dimana suatu model matematika sering kali dapat dibuat.
Kata sistem banyak sekali digunakan dalam perbincangan sehari-hari,
dalam banyak forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk
banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam.
Dalam pengertian paling umum, sebuah sitem adalah sekumpulan benda yang
memiliki hubungan di antara mereka.
Menurut Sommerville (2001)
menyatakan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Definisi umum ini mencakup banyak jenis sistem. Keberhasilan
berfungsinya setiap komponen sistem bergantung dari berfungsinya beberapa
komponen lain.
Menurut Mcleod (2004) menyatakan sistem adalah sekelompok elemen-
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan.
Dari pengertian diatas, pengertian sistem dapat kita ambil kesimpulan
bahwa sistem memang kompleks dan sangat terkait dengan hal apa yang ada di
dalamnya, karena sistem tidak akan jalan apabila salah satu elemen dari sistem
tersebut tidak jalan.
  
6
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah sekumpulan data / fakta yang diorganisasi atau diolah
dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima dan memiliki
manfaat dari penerima data tersebut. Data yang telah diolah menjadi sesuatu
yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat memberikan keterangan
atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi adalah data.
Informasi juga dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Menurut Gordan B. Davis (2008)
informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang.
Menurut McLeod (2001) informasi adalah data yang sudah di proses dan
mempunyai arti bagi manusia.
Menurut O’Brien (2003) informasi adalah data yang telah di proses atau
data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir tertentu. Sumber
dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.
Contoh informasi: dokumen dalam MS Excel, berbentuk spreadsheet
seringkali digunakan untuk membuat sebuah informasi dari data yang terdapat di
dalamnya, seperti laporan untung, rugi, dan neraca adalah bentuk informasi dan
angka yang terdapat di dalamnya adalah data.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu
bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang
ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau
yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Geografis
  
7
Setiyono, Herioso. 1996, menyatakan bahwa: Geografi merupakan suatu
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya dan merujuk pada pola persebaran horisontal di permukaan bumi. 
Mustofa, Bisri. 2007, menyatakan bahwa: Geografi merupakan ilmu
yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta
basil-basil yang diperoleh dari bumi. 
2.1.4 Pengetian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem, terdiri atas: beberapa komponen,
sumberdaya manusia (human resource), sumberdaya perangkat lunak (software
resource), sumberdaya perangkat keras (hardware resource), sumber data (data
resource), dan sumberdaya jaringan (network resource) untuk menjalankan
input,proses,output, penyimpanan, dan pengendalian aktivitas dalam mengubah
sumberdaya data menjadi sumberdaya informasi (O’Brien 1999).
Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan),
memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang
pengambilan keputusan, pengawasan dalam suatu organisasi. (Kenneth Loudon
et al, 2007).
Sistem informasi memiliki tiga aktivitas yang dapat memproduksi
informasi yang dibutuhkan suatu instansi untuk membuat keputusan,
mengendalikan operasi, manganalisis permasalahan dan menciptakan produk
baru. Ketiga akivitas tersebut yaitu:
.
Input (masukan)
: merekam atau mengumpulkan data mentah dari
dalam maupun luar instansi. 
.
Proses (processing)
: mengubah data input mentah menjadi bentuk
yang berarti. 
.
Output (keluaran)
: mengirimkan informasi yang telah diproses ke
  
8
orang- orang yang menggunakan informasi tersebut. 
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information
System (GIS) selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari
banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan
bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai
disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.
SIG atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasi, dan menganalisa
informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers,
1997).
SIG atau Geographic Information System GIS adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, dan output) data
spasial atau data yang bereferensi geografis (Nuarsa, 2005).
SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi
geografis berikut atribut-atributnya (Prahasta, 2001).
2.1.6 Sub Sistem Sistem Informasi Geografis
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa sub sistem (Prahasta, 2005), yaitu:
1.
Data Input
Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Sub sistem ini pula bertanggung
jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang
dapat digunakan oleh SIG.
2.
Data Output
Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy
maupun dalam bentuk
hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
  
9
3.
Data Management
Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke
dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
diperbaharui, dan diperbaiki.
4.
Data Manipulation and Analysis
Sub sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 
2.1.7 Komponen Sistem Informasi Geografis
1. Perangkat Keras (Hardware
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan
bagian dari sistem komputer untuk mendukung analisis geografi dan
pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan
citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi-
operasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat
keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah
data, dan mencetak hasil proses. Adapun pembagian berdasarkan prosesnya
terdiri dari input data, pengolahan data dan output data. 
a.
Input data: mouse, digitizer, scanner
b. Pengolahan data: hardisk, processor, RAM, VGA Card
c.
Output data: plotter, printer, screening
2. Perangkat Lunak (Software
a.
Sistem Operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber
daya dan tata kerja komputer. Menyediakan fasilitas-fasilitas dasar
yang dapat digunakan program aplikasi untuk menggunakan perangkat
keras yang terpasang dalam komputer dan menyediakan tampilan
  
10
(interface) yang memungkinkan pengguna mengatur setting (nantinya
akan digunakan oleh program aplikasi yang bekerja pada sistem operasi
tersebut) misalnya Windows 98, Windows XP, Windows Vista,
Windows 7, dan lain-lain. 
b. Software SIG, yaitu software
yang digunakan untuk membuat aplikasi
khusus mengenai geografi seperti penentuan lintang bujur dan lintang
selatan, lokasi, dan lainnya. Biasanya digunakan untuk melakukan
proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data baik data spasial
maupun non-spasial. 
Software SIG terbagi menjadi 2, yaitu:
1)
SIG berbasis web: google maps, google maps
API, arcIMS, map
info dan MapServer
2)
SIG berbasis desktop: map info, Quantum GIS dan arcGIS. 
3. Data dan Informasi 
SIG dapat dikumpulkan berupa data yang diolah menjadi informasi untuk
dipergunakan baik secara langsung mengimportnya dari perangkat lain. 
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data yang mendukung SIG:  
a.
Data Spasial 
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di
permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta,
gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y
(vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Data spasial yang berupa lokasi eksplisit suatu geografi yang di set ke
dalam bentuk koordinat. 
b. Data Non Spasial (Atribut) 
  
11
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut
berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang
ada. 
4. Manajemen 
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana
dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada
sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan
mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk
membantu pekerjaannya sehari-hari.
SIG berhasil dengan baik jika dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian
yang baik, dalam hal ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke
dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa sehingga data spasial
mudah dicari, di update dan diedit untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan. 
2.1.8 Kemampuan Sistem Informasi Geografis
Bagaimana mengenali kemampuan SIG adalah dengan melihat kemampuan
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.
Mencari keterangan (atribut-atribut) atau deskripsi mengenai suatu unsur
peta yang terdapat pada posisi-posisi yang ditentukan.
2.
Mengidentifikasi unsur peta yang deskripsinya (salah satu atau lebih
atributnya) ditentukan. Sebagai contoh SIG dapat menentukan lokasi yang
sesuai untuk mengembangkan lahan pertanian tanaman lada yang memiliki
beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
3.
Pertanyaan kecenderungan, mengidentifikasi kecenderungan perubahan
trend spasial dari berbagai unsur-unsur peta.
4.
Pertanyaan yang lebih menekankan pada keberadaan pola-pola yang
terdapat di dalam data-data spasial (juga atribut) suatu SIG. Jika ada
  
12
penyimpangan data aktual terhadap pola-pola yang sudah biasa dikenali
SIG mampu merepresentasikan.
5.
Pertanyaan yang berbasiskan model. Permodelan di dalam SIG adalah
penggunaan fungsi dasar manipulasi dan analisis untuk menyelesaikan
persoalan yang kompleks.
2.1.9 Fungsi Analisa Sistem Informasi Geografis
Fungsi analisis spasial dari SIG terdiri dari :
1.
Reclassify
(Klasifikasi) :  Fungsi ini mengklasifikasi atau mengklasifikasikan
kembali suatu data spasial/atribut menjadi data spasial yang baru dengan
menggunakan kriteria tertentu. 
2.
Network
(Jaringan) : Fungsi ini merujuk pada data-data spasial yang berupa titik-
titik atau garis-garis sebagai suatu jaringan yang tak terpisahkan.
3.
Overlay
(Tumpang susun) : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari
minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
4.
Buffering
Fungsi ini  akan menghasilkan  data spasial baru yang berbentuk polygon
atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi
masukannya.
5.
3D Analysis
Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi
data spasial dalam ruang 3 dimensi.
6.
Digital Image Processing
  
13
Fungsi ini dimiliki oleh SIG yang berbasis raster, karena data spasial
permukaan bumi citra digital banyak didapat dari perekaman data satelit
yang berformat raster.
2.2 Pengertian Basis Data
Basis data adalah sekumpulan data organisasi untuk melayani banyak aplikasi
secara efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan redudansi data (Kenneth C.,
2007). Basis data adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau
data (Stephens dan Plew, 2000). Informasi adalah sesuatu yang kita gunakan sehari-hari
untuk berbagai alasan. Dengan basis data pengguna dapat menyimpan data secara
teroganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Kriteria dapat
digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan dalam basis data
menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak kriteria. Data pun
harus mudah ditambahkan ke dalam basis data.
2.2.1 Sistem Basis Data
Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-
record
menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta
memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga
mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk
proses mengambil keputusan.
Salah satu cara menyajikan data untuk mempermudah modifikasi adalah
dengan cara pemodelan data. Model yang akan dipergunakan adalah Entity
Relationship Model.
2.2.2 Komponen Sistem Basis Data
        Beberapa komponen yang terdapat dalam sistem basis data:
1. Data
Disimpan secara terintegrasi, artinya basis data merupakan gabungan dari
berbagai macam file
aplikasi yang berbeda yang disusun dengan
menghilangkan fungsi aggregate. Sebagai alat penghubung digunakan key.
  
14
Dipakai secara bersama-sama, artinya masing-masing bagian dari suatu
data dapat digunakan atau diakses bersama-sama dalam waktu yang
bersamaan oleh pemakai untuk aplikasi yang berbeda.
2. Perangkat Keras
Mencakup peralatan atau perangkat komputer yang digunakan untuk
pengolahan sistem basis data.
3. Perangkat Lunak
Sebagai penghubung antara pengguna dengan basis data.
4. Pengguna
Dibagi menjadi 4 katerogi:
a.
System Engineer
Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis
data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalah dari
sistem tersebut.
b.
Database Administrator
Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data
secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data,
merencanakan dan mengaturnya.
c. Programmer
Pengguna yang berinteraksi dengan basis data melalui Data
Manipulation Language (DML) yang disertakan dalam program yang
ditulis dalam bahasa pemrograman induk.
d.
Pengguna Akhir
Casual User (pengguna mahir)
Pengguna yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul
program.
End User (pemakai umum)
  
15
Pengguna yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui
pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah di tulis.
Specialized/ Sophisticated User (pengguna khusus)
Pengguna yang menulis aplikasi basis data non-konvensional, tetapi
untuk keperluan-keperluan khusus seperti aplikasi Pengolahan
Citra, Sistem Pakar.
2.2.3 Model Basis Data Relasional
      Model Relational untuk manajemen database merupakan model database
berdasarkan logika urutan pertama, pertama sekali dirumuskan dan
dikemukakan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1969. Pada model database
relasional, seluruh data diwakili dalam bentuk tuple, digabungkan dalam
relasi-relasi. Database
yang diorganisasikan dalam hal model relasi
merupakan database relasi.
Tujuan dari model relasi ini ialah untuk menyediakan metode deklaratif
untuk menspesifikasikan data dan queri. Pengguna secara langsung
menyatakan bahwa informasi dari database
mengandung informasi apa dan
informasi yang diinginkan, serta membiarkan sistem software
manajemen
database
mengatur struktur data yang berhubungan dengan penyimpanan
data dan perbaikan prosedur untuk menjawab queri.
Implementasi yang paling banyak dari model relasional ini ialah pada definisi
data SQL dan bahasa queri. Tabel pada skema database SQL menyesuaikan
dengan variabel prediksi, isi dari tabel relasi, kendala kunci, dan kendala
lainnya, serta penyesuaian queri SQL secara predikatif. 
2.2.4 Terminologi Di Dalam Model Basis Data Relasional
Model ini menjelaskan tentang hubungan logik antar data dalam basis data
dengan  cara memvisualisasikan  ke dalam bentuk table dua dimensi yang
terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukan atribut-atribut.
  
16
Istilah dalam model basis data relasional:
1.
Record: sebuah baris dalam suatu relasi.
2.
Cardinality: banyaknya record dalam sebuah relasi.
3.
Atribute: suatu kolom dalam sebuah relasi.
4.
Domain: batasan nilai dalam atribut dan tipe datanya.
5.
Derajat/degree: banyaknya kolom dalam relasi.
6.
Candidate Key: atribut atau sekumpulan atribut
yang unik yang dapat
digunakan untuk membedakan suatu record.
7.
Primary Key: salah satu dari Candidate Key
yang dipilih dan dipakai
untuk membedakan suatu record.
8.
Alternate Key: Candidate Key yang tidak dipilih menjadi Primary Key.
9.
Unary relation: suatu relasi yang hanya mempunyai satu kolom.
10. Binary relation: suatu relasi yang hanya mempunyai dua kolom.
11. Ternary relation: suatu relasi yang mempunyai tiga kolom.
2.2.5 Data Base Management System (DBMS)
Data Base Management System atau kadang disingkat DBMS, adalah suatu
sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data
dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.
Contoh tipikal DBMS adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem
pendukung pelanggan, DBMS telah berkembang menjadi bagian standar di
bagian pendukung (back office) suatu perusahaan. Penyimpanan data dalam
bentuk DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan dibandingkan
dengan penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya:
1.
Performa yang dapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup
besar, sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan
dalam bentuk flat file.  Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih baik,
  
17
juga akan didapatkan efisiensi penggunaan media penyimpanan dan
memori.
2.
Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah
redudansi sering terjadi dalam flat file. Redudansi adalah kejadian
berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database
yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
3.
Independensi. Perubahan struktur database
dimungkinkan terjadi tanpa
harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antar
muka ke dalam data akan lebih mudah dengan penggunaan DBMS.
4.
Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan
database. Kemudahan di dalam melakukan bagi pemakai DBMS dan
juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan lebih
terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang
tersebar.
5.
Keamanan. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel dari
pada pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan
memberikan kenyamanan dalam pemberian hak akses kepada pengguna.
2.2.6 Structure Query Language
Menurut Connoly and Begg
(1995) Structure Query Language (SQL)
adalah sebuah bahasa yang dirancang dengan menggunakan hubungan untuk
mengubah input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai sebuah bahasa, SQL
memiliki dua komponen utama, yaitu: Data Definition Language
(DDL) dan
Data Manipulation Language (DML).
DDL merupakan bahasa khusus yang menspesifikasikan struktur atau
skema basis data yang menggambarkan atau mewakili desain basis data secara
keseluruhan. Sedangkan DML merupakan suatu bahasa yang menyediakan
serangkaian operasi untuk melakukan manipulasi terhadap data dasar yang ada di
dalam suatu basis data.
Operasi manipulasi data dapat berupa:
1.
Penyisipan atau penambahan data baru ke dalam basis data.
  
18
2.
Modifikasi data yang sudah tersimpan dalam basis data.
3.
Pengambilan data yang ada di dalam suatu basis data.
4.
Penghapusan data pada suatu basis data.
2.2.7 Kamus Data
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan mengunakan kamus data,
analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan
lengkap”. (Jogiyanto Hartono,MBA,Ph.D.Akt, 2000).
2.2.8 Entity Relationship Modeling (ER Model)
Entity Relationship Diagram (ERD) salah satu bentuk pemodelan basis data
yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi. Pembahasan
tersebut meliputi: Pengertian ERD, Notasi ERD, Metode ERD, Tahap ERD,
Kardinalitas, dan Contoh kasus ERD.
1.
Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship
Model (ERM) merupakan abstrak dan konseptual representasi
data. Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data
yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model
data semantik sistem. Dimana sistem 
seringkali memiliki basis data
relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk
menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-
Relationship diagram, ER diagram, atau ERD.
2.
Ada sejumlah konvensi mengenai Notasi 
ERD. Notasi klasik sering
digunakan untuk model konseptual. 
  
19
Notasi-notasi simbolik yang digunakan dalam Entity Relationship
Diagram adalah sebagai berikut:
Entitas, Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data.
Entitas juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu
yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain
(Fathansyah, 1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan
entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki
ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota.
Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya
tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.
Atribut, Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas.
Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang
menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah.
Relasi
atau
Hubungan, Relasi menunjukkan adanya hubungan
diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang
berbeda.
Penghubung
antara
himpunan
relasi dengan himpunan entitas dan
himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis.
3.
Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan
entitas pada himpunan entitas yang lain. Macam-macam kardinalitas
adalah:
Satu
ke
satu
(one
to
one), Setiap anggota entitas A hanya boleh
berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.
Satu
ke
banyak
(one
to
many), Setiap anggota entitas A dapat
berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B tetapi tidak
sebaliknya.
  
20
Banyak
ke
banyak
(many
to
many), Setiap entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas B dan demikian
pula sebaliknya.
4.
Tahap pertama pada desain sistem informasi menggunakan model ER
adalah menggambarkan kebutuhan informasi atau jenis informasi yang
akan disimpan dalam database. Teknik pemodelan data dapat digunakan
untuk menggambarkan setiap ontologi (yaitu gambaran dan klasifikasi
dari istilah yang digunakan dan hubungan antar informasi) untuk wilayah
tertentu.
Tahap berikutnya disebut  desain logis, dimana data dipetakan ke model
data yang logis, seperti model relasional. 
Model data yang logis ini
kemudian dipetakan menjadi model fisik, sehingga kadang-kadang,
Tahap kedua ini disebut sebagai “desain fisik”.
Secara umum metodologi ERD sebagai berikut:
1.
Menentukan entitas
Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal
nyata dan konsep dimana penggunaan untuk
menyimpan data
2.
Menentukan relasi
Menentukan hubungan antar pasangan
entitas menggunakan matriks relasi
3.
Gambar ERD
sementara
Entitas digambarkan dengan kotak, dan
relasi digambarkan dengan garis
4.
Isi Kardinalitas
Menentukan jumlah kejadian satu entitas
untuk sebuah kejadian pada entitas yang
berhubungan 
  
21
5.
Tentukan kunci
utama
Menentukan atribut yang
mengidentifikasikan satu dan hanya satu
kejadian masing-masing entitas
6.
Gambar ERD
berdasarkan kunci
Menghilangkan relasi many to many dan
memasukkan primary key dan foreign key
pada masing-masing entitas
7.
Menentukan atribut
Menentukan field-field yang diperlukan
sistem
8.
Pemetaan atribut
Memasangkan atribut dengan entitas yang
sesuai
9.
Gambar ERD dengan
atribut
Mengatur ERD dari langkah 6 dengan
menambahkan entitas atau relasi yang
ditemukan pada langkah 8
10. Periksa hasil
Apakah ERD sudah menggambarkan sistem
yang akan dibangun?
2.2.9 Database Lifecycle (DBLC)
Database Lifecycle ini digunakan untuk perancangan dan pengembangan basis
data untuk suatu sistem informasi tertentu (Connoly dan Begg, 2005).
  
22
Gambar 2.1 Database Lifecycle
Database Planning
Perencanaan basis data merupakan aktifitas manajemen yang mengijinkan
tingkatan dari aplikasi basis data untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif
  
23
mungkin (Connoly dan Begg, 2005). Database planning harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut:
1.
Bagaimana mengumpulkan data
2.
Bagaimana format yang dibutuhkan
3.
Dokumen penting apa yang dibutuhkan
4.
Bagaimana proses perancangan dan implementasi
System Definition
System Definition adalah tahapan dalam menguraikan jangkauan dan batasan
aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para pemakai. Sebelum
merancang suatu aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu
mengidentifikasi batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana
kaitannya dengan bagian lain dari sistem. Perlu dipikirkan juga untuk kebutuhan
yang akan datang selain dari keadaan saat ini. Aplikasi basis data diterapkan
untuk satu atau lebih pandangan pemakai sehingga harus diidentifikasi terlebih
dahulu dari berbagai pandangan pemakai (Connoly dan Begg, 2005).
Requirement Collection and Analysis
Requirement Collection and Analysis adalah proses pengumpulan data analisis
informasi tentang bagian dari perusahaan ataupun instansi yang akan didukung
oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi
kebutuhan pemakai terhadap sistem baru (Connoly dan Begg, 2005).
Database Design
Database Design adalah proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data
yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan ataupun instansi
(Connoly dan Begg, 2005). Database Design dibagi dalam 3 tahapan yaitu:
1.
Perancangan basis data conceptual
2.
Perancangan basis data logical
3.
Perancangan basis data physical
DBMS Selection (Optional )
  
24
Pemilihan DBMS harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan mendukung
aplikasis basis data (Connoly dan Begg, 2005).
Aplication Design 
Aplication Design adalah merancang antarmuka pemakai (user interface) dan
program aplikasi, yang akan memproses basis data. Ditinjau dari (Gambar 2.2)
bahwa perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktifitas
bersamaan pada database lifecycle (Connoly dan Begg, 2005). Dalam kasus
sebenarnya, adalah tidak mungkin menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum
perancangan basis data selesai. Dalam perancangan aplikasi harus memastikan
semua pertanyaan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang
menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan
perubahan terhadap isi data (retieve, update, dan kegiatan keduanya). Artinya
bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antarmuka
pemakai yang tepat. Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi
yang dibutuhkan dengan cara user friendly. Bagaimanapun, antarmuka harus
dijadikan sebagai komponen dari sistem yang penting. Hal ini dimaksudkan agar
aplikasi yang dibuat menjadi mudah dipelajari dan mudah digunakan, sehingga
pemakai akan cenderung untuk mendapatkan dan memberdayakan informasi
yang disajikan dengan baik.
Prototyping (Optional) 
Prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data yang
memperbolehkan perancang atau pemakai untuk mengevaluasi hasil akhir sistem,
baik dari segi tampilan maupub fungsi yang dimiliki sistem. Tujuan dari
pengembangan prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan
pemakai menggunakan prototype untul mengidentifikasi keistimewaan sistem
atau kekurangannya, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau
melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basis data baru tersebut
(Connoly dan Begg, 2005).
  
25
Implementation
Implementation adalah membuat definisi basis data secara eksternal, konseptual,
dan internal, serta program aplikasi (Connoly dan Begg, 2005). Implementasi
merupakan realisasi dari basis data dan peracangan aplikasi. Implementasi basis
data dibangun dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari
DBMS yang dipilih dan Graphic User Interface (GUI). Statement DDL
digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Selain
itu pandangan pemakasi (user view) lainnya juga diimplementasikan pada
tahapan ini.
Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari sistem lama
untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika
sistem basis data baru menggantikan sistem basis data lama (Connoly dan Begg,
2005). Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk
memasukan file ke dalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi
dari sumber file dan sasaran basis datanya. Kegunaan ini memungkinkan
pengembangan (developer) untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi
program lama untuk digunakaan oleh sistem baru. Ketika data conversion and
loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran
transaksi untuk keseluruhan operasi.
Testing
Testing adalah proses menjalankan program aplikasi basis data yang baru
dikembangkan dan harus diuji secara menyeluruh. Jika testing menunjukan
ketidaksesuaian, maka penguji akan menemukan kesalahan pada program
aplikasi dan mungkin struktur basis datanya (Connoly dan Begg, 2005).
Operational Maintenance
  
26
Operational Maintenance adalah proses memantau dan memelihara sistem
setelah di instal. Pada tahapan sebelumnya basis data benar-benar diuji dan
diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ketahapan pemeliharaan. Aktifitas
dari tahapan pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1.
Memantau kinerja dari sistem
2.
Pemeliharaan dan upgrade aplikasi data
2.3 SDLC (System Development Life Cycle) 
2.3.1 Defini SDLC
Dalam pengembangan software dibutuhkan tahapan-tahapan
pengembagan yang sesuai. Sistem yang ada pada umumnya digunakan
adalah SDLC (System Development Life Cycle) (Pressman, 2001,p10).
Dalam definisi lain, SDLC adalah sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan
dalam membangun suatu solusi sistem informasi yang dapat memberi
jawaban bagi permasalahan maupun kesempatan bisnis (Turban, 2003,
p461).
Pembuatan solusi yang tepat harus melibatkan pihak pengembang
software terkait agar didapatkan suatu solusi yang tepat. Pada saat ini
telah dikenal beberapa model pengembangan sistem, yaitu antara lain:
waterfall, prototyping, spiral, incremental, fourth generation techniques.
Model waterfall merupakan salah satu model pengembangan sistem yang
paling baik dan efektif. Model waterfall sangat terstruktur dan bersifat
linier. Model tersebut memerlukan pendekatan yang sistematis dan
sequential dalam pengembangan sistem perangkat lunak.
2.3.2 Metode Waterfall
Menurut Royce (1970) dalam buku Sommerville (2001) menyatakan bahwa
model pertama yang diterbitkan untuk proses pengembangan perangkat lunak
  
27
diambil dari proses rekayasa lain. Berdasarkan penurunan dari satu fase ke fase yang
lainnya, model ini dikenal sebagai model air terjun (waterfall) atau siklus hidup
perangkat lunak.
Tahap-tahap utama dari model ini memetakan kegiatan-kegiatan
pengembangan dasar, yaitu: 
1.
Analisis dan definisi persyaratan
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user
sistem.  Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi
sebagai spesifikasi sistem.
2.
Perancangan sistem dan perangkat lunak
Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras
atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara
keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan indetifikasi dan deskripsi
abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3.
Implementasi dan pengujian unit
Pada tahap ini perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian
program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap
unit telah memenuhi spesifikasinya.
4.
Integrasi dan pengujian sistem
Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem
yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah
pengujian sistem, perangkat lunak dikirim ke pelanggan.
5.
Operasi dan pemeliharaan
Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus yang paling
lama. Sistem di install
dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari
berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas
  
28
implementasi unit sistem, dan pengembangan pelayanan sistem, sementara
persyaratan baru ditambahkan.
Gambar 2.2 Metode Waterfall
2.3.3 Data Flow Diagram (DFD)
2.3.3.1 Pengertian Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Pressman (2010), DFD atau diagram aliran data adalah sebuah
teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan
pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD disebut juga
data flow graph atau bubble chart.
Pada DFD level 0, disebut juga model sistem dasar atau model konteks,
merepresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble
tunggal dengan
data input
dan output
yang ditunjukan oleh anak panah masuk dan keluar secara
berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada
saat DFD level 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. 
DFD merepresentasikan suatu sistem, baik optimis maupun manual
melalui gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan DFD, seorang analis sistem dapat
memahami aliran data dalam sebuah sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam
suatu sistem adalah : 
1.
DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
  
29
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi.
2.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting
dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata
lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya
pada fungsi sistem.
3.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa
maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional
sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
2.3.3.2 Tingkatan-Tingkatan DFD
Terdapat beberapa tingkatan yang ada di dalam  Data Flow Diagram,
yaitu:
1.
Diagram
Konteks
menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat
mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan
tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua
entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-
aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak
memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan.
2.
Diagram Nol
(diagram
level-1) merupakan satu lingkaran besar yang
mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada didalamnya.
Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. Di dalam
diagram ini memuat penyimpanan data.
  
30
3.
Diagram Rinci merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang
ada dalam diagram Nol.
2.3.3.2 Simbol-simbol DFD
Di dalam DFD terdapat simbol-simbol yang digunakan dan terdiri dari 4
macam, yaitu: 
1.
External Entity
Entitas eksternal menggambarkan penghasilan atau pengguna informasi
yang ada di luar sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan gambar
persegi.
Gambar 2.3 External Entity
2.
Process
Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada
di dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran.
 
Gambar 2.4 Process
3.
Data Object
Data object mengindikasikan arah dari data flow. Dilambangkan dengan
arah panah.
Gambar 2.5 Data Object
  
31
4.
Data Store
Data store
menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan
oleh salah satu proses atau lebih. Dilambangkan persegi panjang tanpa
satu sisi tinggi.
Gambar 2.6 Data Store
2.3.4 State Transation Diagram (STD)
State Transation Diagram adalah alat yang digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika pengguna
sistem menjalankan sistem (Whitten, 2004, p636).
State Transation Diagram merupakan suatu alat pemodelan yang
menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu
kumpulan dari tingkah laku yang dapat di observasi (Pressman, 2001).
Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan jumlah state dan
serangkaian aktifitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state,
menunjukan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan
mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state.
STD memiliki komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili
sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state
dimana sistem tersebut berada.
2.4 Teori Web
Web
adalah sebuah penyebaran informasi melalui media internet. Www atau
world wide web dan web adalah sama, karena banyak yang menyingkat www menjadi
web. Web
tidak dapat dipisahkan dari dunia internet. Melalui web, setiap pemakai
internet bisa mengakses informasi di situs web yang tidak hanya berupa teks saja, tetapi
juga bisa gambar, suara, film maupun animasi. Web
merupakan kumpulan-kumpulan
  
32
dokumen yang banyak tersebar di beberapa komputer server yang berada di seluruh
penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan melalui jaringan yang disebut dengan
internet. 
Berikut beberapa unsur di dalam web yaitu: 
1.
Domain name 
Domain name yaitu alamat permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah situs. Domain name
bisa untuk menemukan situs pada
dunia internet.  Berikut beberapa domain name yang tersedia di dalam internet yaitu: 
-
Generic Domains
Merupakan jenis domain name yang diakhiri dengan .com .net .org .edu .mil dan
.gov. Domain name ini disebut sebagai top level domain
-
Country spesific domains 
Merupakan second level domain
yang diakhiri dua huruf ekstensi seperti .id
(Indonesia), .au (Australia), .jp (Jepang). 
2.
Hosting
Hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai
data, file, maupun gambar yang nantinya akan ditampilkan disebuah situs web. Besar
kecilnya data yang bisa dimasukkan ke dalam web, bergantung dari besarnya hosting
yang disewa, jika semakin besar hosting semakin besar data yang bisa dimasukkan
dan ditampilkan pada situs web
3.
Scripts atau bahasa program
Scripts digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs pada saat
diakses. Jenis scripts yang digunakan menentukkan statis, dinamis, dan interaktifnya
sebuah situs. Jika menggunakan banyak ragam scripts, akan terlihat situs semakin
lebih dinamis dan interaktif. 
4.
Design web
  
33
Unsur situs yang paling utama dan sangat penting yaitu design. Design web sangat
menentukan keindahan suatu situs dan berpengaruh kepada penilaian pengunjung
mengenai bagus tidaknya design sebuah web site
5.
Publikasi 
Untuk mengenalkan sebuah situs kepada masyarakat perlu dilakukan publikasi atau
promosi agar situs tersebut mendapatkan pengunjung yang besar dan komentar yang
masuk. Sebuah situs tidak ada gunanya jika tidak dikunjungi atau dikenal oleh
masyarakat maupun pengunjung internet.
2.4.1 World Wide Web
Menurut Turban dkk (2003,p680), WWW (World Wide Web) adalah sistem
dengan standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri,
memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien atau server yaitu
menggunakan fungsi-fungsi transport dari internet.
World Wide Web adalah kombinasi dari empat ide, yaitu :
1.
Hypertext adalah sebuah format data yang memungkinkan suatu
halaman memiliki banyak media seperti teks panjang. Serta
memungkinkan untuk menggabungkan suatu teks dengan teks lainnya
melalui sebuah hyperlink.
2.
Resource Identifier adalah identifikasi yang unik digunakan untuk
mengalokasikan file atau dokumen di dalam jaringan. Biasanya
dikenal dengan URL (Uniform Resource Language).
3.
Client server adalah sebuah sistem dimana komputer client meminta
sebuah informasi, dapat berupa data atau file computer kepada server.
Kemudian server akan mencari data atau file komputer yang diminta
client. Setelah didapat data tersebut, maka server akan mengirimkan
kembali kepada client.
4.
Markup Language adalah kumpulan karakter atau kode untuk
mengidentifikasikan data atau teks yang dikirim untuk mengakses
sebuah situs web.
  
34
2.4.2 HTML
Menurut Kuswayanto (2006,p47), HTML adalah kependekan dari Hyper Text
Markup Language. Fasilitas hypertext merupakan metode yang menautkan (link) satu
dokumen ke dokumen lain melalui suatu teks. HTML merupakan halaman yang berada
pada suatu situs internet. Jadi, suatu situs terdiri dari Hypertext Markup Language.
Fungsi HTML di dalam sebuah dokumen web adalah untuk mengatur struktur tampilan
dokumen tersebut dan juga untuk menampilkan link atau sambungan ke halaman web
lain yang ada di internet. Biasanya sebuah dokumen HTML disimpan dalam ekstensi
.html. dan HTML juga dapat berfungsi untuk memperindah file tulisan(text) biasa untuk
dapat dilihat pada sebuah web browser.
2.4.4 Web Mapping
Menurut Peng (2003)
web mapping berkaitan dengan pembuatan peta,
pemrosesan query-query dan proses analisis data spasial pada server, dan output dari
proses tersebut ditampilkan pada web browser.
2.4.5 MapServer
Menurut Prahasta (2007)
menyatakan MapServer
merupakan salah satu dari
sekian banyak (tools) perangkat lunak yang beredar di pasaran dan atau tersedia di
jaringan internet, baik yang komersial maupun open source (free) lingkungan
pengembangan (perangkat lunak) open source
yang dapat digunakan untuk
mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial
(peta digital).
2.4.6 MapServer for Windows framework Chameleon
  
35
Menurut Redfern (2005)
dalam Prahasta (2007) MapServer for Windows
framework
Chameleon (MS4W framework
Chameleon) merupakan salah satu
framework atau tools yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi pemetaan (SIG)
yang berbasis layanan web. Tool
yang merepresentasikan kemajuan yang bersifat
revolusioner di bidang teknologi web mapping
ini menggunakan MapServer dan juga
dapat mengakses data spasial (server Web Map Server remote) dengan memanfaatkan
spesifikasi protocol Open Geospatial Consortium.
2.4.7 Mapfile
Mapfile merupakan inti dari MapServer. Mapfile adalah mekanisme konfigurasi
dasar pada MapServer. MapServer menggunakan file *.map (file dengan akhiran .map,
misalkan Indonesia.map) sebagai file konfigurasi peta. File
ini akan berisi komponen
tampilan peta, seperti: definisi layer, definisi proyeksi peta, pengaturan legenda, skala,
dan sebagainya (Nuryadin, 2005).
2.4.8 Shapefile
Menurut Ormsby (1999) shapefile adalah salah satu format data spasial
yang ada. Format ini adalah format keluaran dari Enviromental System Resource
Institute
(ESRI) yang merupakan salah satu vendor SIG terkemuka. Shapefile
menyimpan lokasi geografis dan informasi atribut titik (point), garis (line), dan
polygon (polygon). Shapefile
terdiri atas tiga dokumen dan masing-masing
dokumen memiliki ekstensinya sendiri, yaitu:
1.
.shp (shape)
Dokumen ini menyimpan data geografis dengan metode penyimpanannya
sendiri sebagai daftar pasangan koordinat x,y. Dikarenakan di setiap data
(kecuali data titik) dapat berupa pasangan koordinat yang berbeda angka,
maka setiap data pada dokumen .shp dapat memiliki besar yang berbeda.
Besar variable data memiliki waktu yang lama untuk diolah dan
  
36
digambarkan pada layer, oleh karena itu, .shp di-index dengan dokumen
.shx.
2. .shx (shape index)
Dokumen ini berisi satu besar data yang pasti untuk setiap data yang ada
pada dokumen .shp. Setiap dokumen yang ada pada dokumen .shx berisi
sejumlah data dan ukuran besarnya dalam byte untuk setiap data yang ada
pada dokumen .shp. karena data pada dokumen .shx memiliki besar yang
sama, maka dokumen tersebut dapat dibaca secara cepat dan berperan
sebagai lookup table bagi dokumen .shp.
3.
.dbf (dBase file)
Dokumen ini menyimpan informasi atribut dari data yang ada pada dokumen .shp.
Dokumen .dbf berisi satu data untuk setiap data yang ada pada dokumen .shp.
2.4.9 Content Management System
Content Management System (CMS) adalah software yang digunakan untuk
membuat, mengubah dan mempublikasikan content ke dalam sebuah website. Fasilitas
yang umumnya terdapat dalam CMS sangat banyak, terutama yang berkaitan dengan
publikasi isi website, pengaturan halaman, pengubahan isi, pencarian, dan lain-lain.
Sebuah CMS, dapat berbentuk program yang sederhana atau dapat juga merupakan
suatu program kompleks yang terdiri dari berbagai modul-modul sesuai dengan fasilitas
yang terdapat didalamnya.
Terminologi CMS sendiri cukup luas, diantaranya adalah software
aplikasi,
database, arsip, workflow, dan alat bantu lainnya yang dapat dikelola sebagai bagian dari
mekanisme jaringan informasi suatu perusahaan maupun global.
2.5 Crustacea dan Oseanografi
2.5.1 Crustacea
  
37
Crustacea merupakan bagian dari filum Arthropoda
yaitu kelompok
hewan yang memiliki kaki bersegmen (arthron=segmen; podos=kaki). Crustacea
memiliki rangka luar yang disebut exoskeleton
(exos=luar; skeleton=rangka), dengan
sebuah karapas yang menutupi badan bagian dorsal dan dua pasang antenna.
Perkiraan jumlah spesies crustacea yang telah dideskripsikan lebih dari 52.000
spesies, namun masih banyak spesies crustacea yang belum diketahui.
Crustacea memiliki 6 kelas, yaitu: Branchipoda Latreille, 1817; Remipedia
Yager, 1981; Cephalocarida Sanders, 1955; Maxillopoda Dahl, 1956; Ostracoda
Latreille, 1802 dan Malacostraca Latreille, 1802. Kelas Maxillopoda dan Malacostraca
memiliki banyak grup. Kelas Malacostraca inilah yang sering kita jumpai dan lebih
banyak dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang berprotein tinggi. Contoh: kepiting,
lobster, udang mantis dan udang krill.
Ciri-ciri Crustacea
Ciri-ciri crustacean sebagai berikut:
1.
Hewan yang beruas-ruas
2.
Kulit keras dari kitin
3.
Tubuh terdiri dari (1) Kepala (cephalin), (2) dada (thorax), dan (3)
abdomen. Kepala dan dada bergabung membentuk  kepala sampai dada
(Cephalothorurax)
4.
Kepala terdiri dari 5 ruas yang tergabung menjadi satu
5.
Mempunyai 2 pasang antena, 1 pasang rahang (mandible), 2 pasang 
maksila
6.
Bernafas dengan insang, makan dengan cara menyaring (plankton dan
detritus)
7.
Sistem peredaran darah terbuka
8.
Reproduksi sexual, dioeceous, dan melakukan pergantian kulit (molting).
2.5.1 Oseanografi
Oseanografi berasal dari bahasa Yunani oceanos
yang berarti laut dan graphos
yang berarti gambaran atau deskripsi, disebut juga oseanologi atau ilmu kelautan.
Oseanologi adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari aspek dari samudera dan
  
38
lautan. Secara sederhana oseanografi diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang
laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap oseanografi dapat diartikan sebagai
penjelahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya (Wikipedia,
2009).