34
3)
Memberikan umpan balik yang informatif
Umpan balik sebaiknya disertakan untuk setiap aksi pengguna. Umpan
balik yang sederhana dapat diberikan untuk aksi yang sering dilakukan.
Umpan balik sebaiknya lebih substansial bila aksi pengguna merupakan
hal yang penting.
4)
Merancang dialog yang memberikan penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisasi
dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif
mengindikasikan bahwa cara yang dilakukan sudah benar
dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan selanjutnya.
5)
Memberikan pencegahan kesalahan
Sistem sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna tidak
dapat membuat kesalahan yang fatal. Jika pengguna membuat kesalahan,
maka sistem dapat mendeteksi kesalahan tersebut dengan menawarkan
perintah sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk pemulihan keadaan.
6)
Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah
Aksi pengguna sebaiknya dapat dibalikkan. Pengguna dapat kembali ke
keadaan sebelumnya ketika terjadi kesalahan, sehingga pengguna tidak
takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa
digunakan.
7)
Mendukung pusat kendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespons
aksi yang dilakukan pengguna.
8)
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana,
tampilan beberapa halaman sebaiknya disatukan, dan diberikan waktu
yang cukup untuk pelatihan kode, mnemonic, dan urutan aksi.
2.2.10
Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten dan Bentley (2007:317), Data Flow Digaram (DFD)
adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data
melalui sebuah sistem dan tugas atau proses yang dilakukan oleh sistem.
Suatu
DFD harus memiliki sedikitnya satu masukan atau keluaran
aliran data untuk suatu external entity dan suatu proses. Keluaran aliran data
|