11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perancangan Basis Data (Database)
2.1.1 Data
Menurut Indrajani (2011, p48), data adalah
fakta-fakta
mentah yang
harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu
organisasi atau perusahaan.
Menurut Turban (2005, p38) data adalah deskripsi dasar dari benda,
peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan dan disimpan.
Tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu
Jadi, data adalah suatu kumpulan fakta dan aktivitas-aktivitas yang
direkam, dikelompokkan dan disimpan tetapi belum terorganisir dan diubah
menjadi bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan.
2.1.2 Basis Data
Basis data menurut Connolly dan Begg (2010; p65), Basis data adalah
suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi
data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Hal ini dikuatkan oleh Indrajani (2011, p48), basis data tidak
hanya memegang data operasional organisasi, tetapi juga penjelasan mengenai
data tersebut. Karena alasan tersebut basis data dapat juga dideskripsikan
sebagai kumpulan data yang saling terintegrasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Basis data adalah kumpulan data yang
saling terintegrasi secara logikal untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu
organisasi untuk melakukan proses bisnis.
Basis data adalah data dalam jumlah
besar yang dapat digunakan secara simultan oleh berbagai departemen dan
pengguna. Basis data mencegah terjadinya data yang redundan, data yang ada
|
12
terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang terbatas. Basis data tidak hanya
menyimpan data tetapi juga menyimpan gambaran suatu data dari sebuah
organisasi.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66) DBMS adalah perangkat lunak
yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, menjaga, dan
mengontrol akses ke basis data.
Umumnya, sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas dibawah ini :
1.
DDL (Data Definition Language)
DDL memungkinkan pengguna untuk menspesifikasikan type
data, struktur, dan batasan pada data yang tersimpan dalam
basis data. Operasi DDL mengandung hal-hal berikut ini :
a)
ALTER TABLE : perintah ini digunakan untuk mengubah
table
b)
DROP TABLE : perintah ini digunakan untuk menghapus
table
c)
CREATE INDEX : perintah
ini digunakan untuk membuat
index
d)
DROP INDEX : perintah ini digunakan untuk hapus index
2.
DML (Data Manupulation Language)
DML memungkinkan pengguna untuk memasukkan data,
memperbaharui data, menghapus data, dan menerima data dari
basis data dengan menggunakan SQL (Structured Query
Language). SQL adalah bahasa standar yang digunakan pada
DBMS. Operasi DML hanya bisa mengandung hal-hal sebagai
berikut:
a)
Menambahkan sebuah data baru ke dalam basis data
b)
Menghapus data yang sudah ada di basis data
c)
Mengambil atau mengakses data yang sudah ada di
basis data
d)
Memodifikasi data yang sudah tersimpan dalam basis
data
|
![]() 13
Komponen DBMS dibagi menjadi lima jenis menurut Connolly (2010, p69-
p71), yaitu :
1.
Hardware
Dalam menjalankan DBMS dan aplikasi, hardware merupakan
komponen yang paling penting yang berupa komputer, notebook,
mainframe, atau komputer jaringan yang berupa server.
2.
Software
Dalam menjalankan DBMS, software merupakan program penggerak
atau aplikasi yang akan dijalankan. Beberapa penggunaan software,
yaitu:
Software sistem operasi komputer untuk PC biasa ataupun
server, contohnya Windows 7, Windows 2007, Windows XP
dan Linux.
Software untuk basis data, contohnya Microsoft SQL 2005,
Microsoft SQL 2008, Microsoft SQL 2010, Oracle dan
MySQL.
Software untuk pemrograman,
contohnya di PC seperti
program Java, Visual Basic, C dan C++.
Software untuk mengatur jaringan seperti CISCO.
3.
Data
Merupakan komponen terpenting dalam DBMS karena data
merupakan penghubung komputer dengan manusia.
4.
Procedures
Merupakan instruksi dan aturan yang menentukan perancangan dan
penggunaan basis data dimana pengguna sistem dan pengelolaan basis
data memerlukan dokumentasi untuk menjalankan dan menggunakan
sistem.
5.
People
Merupakan komponen terakhir yang juga berperan penting dalam
merancang sampai dengan menggunakan DBMS tersebut.
Dimana peranannya dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi sebagai
berikut:
|
![]() 14
Data dan basis data administrator, orang atau sekelompok
orang yang bertanggung jawab pada manajemen dan
pengendalian basis data. Perbedaannya adalah data
administrator bertanggung jawab untuk manajemen sumber
daya data yang mencakup perencanaan
basis data,
pengembangan, pemeliharaan, kebijakan, prosedur dan desain
basis data secara konseptual.
Perancang basis data, dibedakan menjadi perancang
basis
data secara logika dan fisik. Perancang basis data secara
logika berhubungan dengan identifikasi data antara lain
entitas, atribut dan memahami proses bisnisnya. Sedangkan
perancang basis data secara fisik berhubungan dengan
bagaimana desain basis data tersebut dapat direalisasikan.
Programmer, merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi
untuk
mengembangkan program-program aplikasi yang
diperlukan dalam manajemen basis data.
End User, dibedakan menjadi 2 yaitu Naive Users
dan Sophiscitated Users. Naive Users yaitu para pengguna
yang tidak peduli akan DBMS. Sophiscitated Users
adalah
para pengguna canggih sehingga dapat menulis program untuk
kebutuhan mereka sendiri.
2.1.4 Tahapan Pengembangan Sistem Basis Data (database life cycle)
Menurut Connolly-Begg (2010, p312), sistem basis data merupakan
komponen dasar dari sistem informasi, dimana pengembangan dan
penggunaannya harus dilihat dari perspektif kebutuhan yang lebih luas dari
perusahaan.
|
![]() 15
Gambar 2.1 basis data life cycle (Connolly & Begg, 2010, p314)
Berikut penjelasan masing-masing sistem :
1.
Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Menurut Connolly dan Begg (2010 ; p313),
Perencanaan basis data adalah aktivitas manajemen yang
memungkinkan tahapan siklus hidup sistem pengembangan
basis data untuk direalisasikan seefisien dan seefektif
mungkin. Perencanaan basis data
harus terintegrasi dengan
semua strategi sistem informasi dalam organisasi. Terdapat 3
isi yang dilibatkan dalam memformulasikan strategi sistem
informasi diantaranya :
a.
Identifikasi rencana dan sasaran dari organisasi
termasuk mengenai sistem
informasi yang
dibutuhkan.
b.
Evaluasi sistem informasi saat ini untuk
menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada
c.
Penilaian teknologi informasi peluang yang
mungkin menghasilkan keunggulan kompetitif.
|
16
Tahapan dalam perencanaan basis data harus
menjelaskan :
a.
Mendefinisikan
mission statment untuk sistem
basis data.
Dalam mission statement didefinisikan
tujuan utama pembuatan basis data. Mission
statement membantu menjelaskan tujuan
proyek basis data dan memberikan tahapan
yang jelas, efektif, dan efesien dari aplikasi
basis data.
b.
Mendefinisikan mission objectives
Tiap objek mengidentifikasi kembali
tugas-tugas tertentu yang harus didukung basis
data. Dapat juga disertai dengan beberapa
informasi tambahan
yang menjelaskan
pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya
yang digunakan, dan estimasi biaya yang
diperlukan.
2.
Definisi Sistem (System Definitions)
Menurut Connolly dan Begg(2010; p316),
System
definition menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari
aplikasi basis data dan pandangan pengguna utama.
Pandangan pengguna mendefinisikan apa yang
dibutuhkan dalam aplikasi basis data yang berhubungan
dengan data dan menampilkan proses dalam data. Suatu
aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih pandangan
pengguna. Identifikasi pandangan pengguna
adalah aspek
penting dalam pengembangan aplikasi basis data karena
membantu menjamin tidak ada pengguna utama dari suatu
basis data yang terlupakan ketika membangun kebutuhan-
kebutuhan untuk aplikasi yang baru. Pandangan pengguna
|
17
juga membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang
kompleks dimana memungkinkan kebutuhan-kebutuhan di
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk diatur.
Jadi, tujuan definisi sistem untuk memfokuskan
perancangan basis data yang akan dibuat, serta bagaimana
sistem tersebut berhubungan dengan sistem informasi pada
organisasi lain sesuai dengan pandangan pengguna dan sistem
basis data.
3.
Pengumpulan Kebutuhan dan Analisa
Menurut Connolly-Begg (2010, p316), pada proses ini
dilakukan pengumpulan dan penganalisaan informasi
mengenai bagian dari perusahaan yang didukung oleh aplikasi
basis data dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna untuk sistem yang
baru.
Beberapa teknik atau cara mendapatkan informasi
adalah dengan teknik metode fact finding. Menurut Connolly
dan Begg (2010, p317), teknik fact finding adalah
1. Examining Documentation
Examining Documentation membantu
menyediakan
informasi perusahaan yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.
Dengan cara mempelajari dokumen-dokumen,
laporan dan file yang berkaitan dengan sistem
yang ada.
2. Interviewing
Dengan wawancara dapat diperoleh informasi
dari individu-individu secara langsung.
Tujuannya untuk menemukan fakta dan
mengidentifikasi kebutuhan, dan memperoleh
ide-ide dari seorang individu.
|
18
3. Observing the enterprise in operation
Teknik ini merupakan teknik yang secara
langsung terjun ke lapangan untuk memantau
atau mempelajari seseorang terhadap sistem
untuk memahami sebuah sistem lebih lanjut.
4. Research
Melakukan riset terhadap suatu masalah yang
sedang dihadapi. Hasil riset dapat menyediakan
informasi-informasi penting tentang bagaimana
orang lain memecahkan masalah yang serupa
dengan teknik-teknik tertentu.
5. Questionnaires
Questionnaires adalah sebuah dokumen yang
diberikan langsung kepada sejumlah orang
untuk memperoleh fakta-fakta yang berkaitan
dengan sistem. Teknik ini merupakan yang
paling efisien untuk memperoleh informasi dari
banyak orang.
Terdapat 3 (tiga) pendekatan utama untuk pengaturan
kebutuhan aplikasi basis data dengan multiple user view
menurut Connolly dan Begg (2010, p318), yaitu :
1)
Pendekatan Centralized
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view
digabung dalam suatu kumpulan kebutuhan tunggal
untuk aplikasi basis data baru. Umumnya pendekatan ini
dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks.
Setiap
user view
memiliki
kebutuhan-kebutuhan
yang berbeda, di mana seluruh kebutuhan tersebut
akan
dikumpulkan dan dibuatkan menjadi suatu global data
model yang nantinya diperlukan dalam pembuatan basis
data.
2)
Pendekatan View Integration
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view
|
19
digunakan untuk membangun model data terpisah untuk
merepresentasikan pengguna itu sendiri. Hasil dari model
data akan digabung pada tahap perancangan basis data.
3)
Kombinasi antara Centralized dan View Integration
Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi
pada suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-
teknik seperti wawancara atau kuesioner untuk
mengumpulkan fakta-fakta tentang sistem dan
kebutuhan-kebutuhannya yang dinamakan fact finding.
4.
Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly dan Begg (2010; p320), Database
Design merupakan proses menciptakan desain yang akan
mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi
untuk sistem basis data yang diperlukan. Terdapat 3 fase
tahapan dalam melakukan desain basis data.
A.
Conceptual database design
Proses pembangunan sebuah model data yang digunakan
dalam suatu perusahaan, bersifat independen dari semua
pertimbangan fisik. Perancangan konseptual basis data terdiri
dari sembilan tahap perancangan menurut (Connolly and Begg,
2010, p468) :
1)
Identifikasi tipe entitas
Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi tipe
entity yang terutama dibutuhkan oleh user.
2)
Identifikasi tipe relasi
Tujuannya adalah mengidentifikasi hubungan
penting yang terjadi antara entity yang telah
diidentifikasi dengan menggunakan kata kerja atau
frase kata kerja.
3)
Identifikasi dan asosiasi dengan entitas atau tipe
relasi
|
20
Tujuannya
adalah
mengidentifikasi dan
menggabungkan attribut
yang dibutuhkan entity atau
relasi, dan mendokumentasikan setiap atribut secara
detail.
4)
Menentukan domain atribut
Tujuannya adalah untuk menentukan domain
atribut dalam model konseptual lokal dan
mendokumentasikan secara detail setiap domain.
5)
Identifikasi candidate dan primary key
Tujuannya
adalah
untuk
mengidentifikasi
candidate key untuk
setiap
entity
dan
jika
terdapat
lebih
dari
satu
candidate key pilih satu menjadi
primary key.
6)
Penggunaan enhanced modeling concept (langkah
optional)
Tujuannya
adalah
untuk mempertimbangkan
penggunaan
konsep enhanced
modelling, seperti
specialization, generalization,
aggregation, dan
composition.
7)
Memeriksa redudansi
Tujuannya adalah untuk mengecek apakah
setiap entity dan atribut mengalami redudansi
dalam model basis data. Apabila terdapat redudansi
maka dapat dihilangkan dengan 2 cara, yaitu:
a)
Menguji kembali hubungan one-to-one
b)
Menghilangkan relasi redudansi
8)
Validasi model konseptual data lokal terhadap
transaksi user
Tujuannya
adalah
untuk
menjamin
bahwa
model konseptual data lokal dapat mendukung
kebutuhan transaksi yang dibutuhkan olehuser.
9)
Me-review model konseptual data lokal terhadap
kebutuhan user.
|
![]() 21
Tujuannya adalah untuk melakukan review
terhadap
model
konseptual
data
lokal dengan user
untuk menjamin model telah merepresentasikan user
view berdasarkan kebutuhan perusahaan.
Hasil akhir dari perancangan konseptual basis data
adalah memproses pembuatan suatu model dari informasi yang
akan
digunakan
dalam suatu
organisasi,
yang
independensinya
tidak tergantung pada apapun.
Transaction
Payment
Transaction
User
Barang
Transaction
1..1
0..1
1..1
1..*
1..*
0..*
PK TransactionId
PK PaymentId
PK TransactionId
PK Email
PK TransactionId
PK BarangId
Gambar 2.2 contoh rancangan konseptual basis data
B.
Logical database design
Proses pembangunan sebuah model data yang digunakan
dalam suatu perusahaan berdasarkan pada model data yang
spesifik, tetapi independen dari Database Management System
(DBMS) tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.
Tahap logikal bertujuan membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS
yang terpilih. Tahap ini dilakukan oleh pemetaan skema
konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada
konseptual. Pada tahap ini, skema konseptual ditransformasikan
dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada konseptual
ke dalam model data dari model data dari DBMS yang dipilih
pada fisikal. Pemetaan tersebut dapat diproses dalam 2 tingkat:
1)
Pemetaan system-independent
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak
mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang
|
22
khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari
model data tersebut.
2)
Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik
Mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1
untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di
masa yang akan datang dari suatu model data yang
digunakan pada DBMS yang dipilih. Hasil dari tahap
ini memakai perintah-perintah DDL (Data Definition
Language) dalam bahasa DBMS yang dipilih yang
menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal
dari sistem basis data. Tetapi dalam beberapa hal,
perintah-perintah DDL memasukkan parameter-
parameter rancangan fisik sehingga DDL yang
lengkap harus menunggu sampai tahap perancangan
basis datasecara fisik telah lengkap. Tahap ini dapat
dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi
model data sambil menunggu DBMS yang spesifik
yang akan dipilih.
Contoh: jika memutuskan untuk menggunakan
beberapa relational
DBMS, tetapi belum
memutuskan suatu relasi yang utama. Rancangan
dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang
spesifik seringkali sudah selesai selama proses ini.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p468) perancangan
logikal terdiri dari tujuh tahap perancangan, yaitu :
1)
Menentukan relasi-relasi untuk model data logikal
2)
Validasi relasi dengan normalisasi
3)
Validasi relasi terhadap transaksi user
4)
Mengecek batas integritas
5)
Meninjau ulang model data logikal dengan user
6)
Menggabungkan model data logikal ke dalam model
global
|
![]() 23
7)
Mengecek untuk perkembangan yang akan dating
Payment
Transaction
User
Barang
Transaction
1..1
0..1
1..1
1..*
1..1
0..*
PK TransactionId
PK PaymentId
PK TransactionId
PK Email
PK TransactionId
PK BarangId
DetailTransaction
1..*
1..1
PK TransactionId
PK BarangId
Gambar 2.3 contoh rancangan logikal basis data
C.
Physical database design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p467) adalah proses
membuat penjelasan implementasi basis data pada penyimpanan
sekunder, menggambarkan relasi dasar, organisasi file, dan
indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien
terhadap data, dan setiap kendala integritas terkait dan langkah-
langkah keamanan
Perancangan basis data
secara fisik merupakan proses
pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
pada file-file basis datauntuk mencapai penampilan yang terbaik
pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang
spesifikasi-spesifikasi untuk basis datayang disimpan yang
berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik,
penempatan record dan jalur akses.
Perancangan physical database terdiri dari empat tahap
perancangan, yaitu :
1)
Menerjemahkan model data logikal global untuk
DBMS
a. Merancang relasi dasar
b. Merancang gambaran dari perolehan data
|
![]() 24
c. Merancang batas general
2)
Desain penyusunan dan pemberian index pada file
a. Analisis transaksi
b. Memilih organisasi file
c. Memilih indeks
d. Memperkirakan kebutuhan disk space
3)
Desain tampilan pengguna
4)
Desain mekanisme keamanan
Gambar 2.4 contoh rancangan fisikal basis data
5.
Seleksi DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly-Begg (2010, p325), pemilihan
DBMS adalah pemilihan yang sesuai untuk mendukung
aplikasi basis data.
Langkah-langkah untuk memilih DBMS:
a.
Menentukan istilah referensi studi
Adalah istilah studi untuk pemilihan DBMS
sudah di tetapkan penetapan objektif dan ruang lingkup
studi, dan tugas-tugas yang harus dilakukan.
b.
Membuat daftar sementara dua atau tiga produk
Adalah kriteria yang di pertimbangkan untuk
menjadi kritis agar implementasi dapat berjalan lancar
dan dapat digunakan untuk membuat daftar awal
persiapan produk DBMS untuk evaluasi.
c.
Mengevaluasi produk
|
25
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi produk DBMS
d.
Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Ini adalah langkah terakhir dari pemilihan DBMS
dengan mendokumentasikan prosesnya dan membuat
pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi atas
produk DBMS tertentu.
Pemilihan basis data
ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor teknik, ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik:
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya
seperti jenis-jenis DBMS (relational,
network,
hierarchical,
dan lain-lain), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang
mendukung DBMS, pemakai, dan lain-lain.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang
mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
a.
Struktur data
Jika data yang disimpan dalam basis data
mengikuti
struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS
harus dipikirkan.
b.
Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi
sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini
dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
c.
Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat
dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa
masalah sistem.
6.
Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut Connolly-Begg (2010, p329), adalah
perancangan aplikasi perancangan user interface dan program
|
26
aplikasi yang menggunakan dan memperoses basis data.
Terdapat 2 aspek penting dalam perancangan aplikasi,
yaitu :
a.
Perancangan Transaksi
Menurut Connolly-Begg (2010, p330),
transaksi adalah sekumpulan aksi yang dibawa
pengguna atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi basis data.
Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk
menetapkan, mendefinisikan dan mendokumentasikan
karakteristik transaksi tingkat tinggi yang di butuhkan
pada basis data, yaitu meliputi:
1)
Data yang digunakan oleh transaksi
2)
Karakteristik fungsional transaksi
3)
Output dari transaksi
4)
Kepentingan pengguna
5)
Nilai yang di harapkan dari pengguna
Perancangan ini harus dilakukan lebih awal
dalam proses perancangan untuk memastikan bahwa
basis data yang diimplementasikan mendukung
semua
transaksi yang dibutuhkan.
Menurut Connolly-Begg (2010, p330-331),
selain itu terdapat tiga jenis transaksi utama, yaitu:
1)
Retrieval Transactions
Digunakan untuk mendapatkan kembali
data untuk ditampilkan didalam layar atau
dalam laporan produksi.
2)
Update Transactions
Digunakan untuk menambah data,
menghapus data lama, atau memodifikasikan
data yang ada dalam basis data.
3)
Mixed Transactions
Melibatkan retrieval (pemanggilan) dan
|
![]() 27
update (perubahan) data atau kombinasi antara
keduanya.
b.
Perancangan Antarmuka Pengguna
Sebelum mengimplementasi sebuah form
atau
laporan, ada baiknya merancangan tampilan (layout)
terlebih dahulu.
Menurut Connolly-Begg (2010, p331), elemen-
elemen dalam merancang suatu antarmuka pengguna
antara lain:
Penetapan judul yang bermakna
Instruksi-instruksi yang dapat dipahami
Pengelompokan logika dan pengurutan
field
Bentuk form yang menarik secara visual
Judul kolom yang dikenal
Penggunaan istilah dan singkatan yang
konsisten
Penggunaan warna yang konsisten
Ruang dan batasan yang terlihat untuk
menginput kolom
Pergerakan kursor yang mudah
Perbaikan kesalahan untuk satu huruf
dan semua kolom
Menampilkan pesan kesalahan terhadap
nilai yang tidak sesuai
Pemberian tanda terhadap kolom yang
berupa pilihan
Pesan-pesan yang bersifat penjelasan
untuk suatu kolom
Pembaruan tanda penyelesaian
|
28
7.
Prototype (Optional)
Adalah pembuatan suatu model kerja dari aplikasi
basis data. Suatu prototipe
adalah model yang bekerja yang
tidak mempunyai semua fitur-fitur yang diperlukan atau
menyediakan semua fitur-fitur yang diperlukan atau
menyediakan semua fungsionalitas dari sistem terakhir.
Tujuan utama dari pembuatan protoyping adalah :
a.
Mengjinkan pengguna untuk menggunakan
prototype untuk mengidentifikasi features sistem
apakah berjalan baik atau tidak.
b.
Untuk memberikan perbaikan atau pengembangan
features yang baru kepada sistem basis data.
c.
Untuk mengklasifikasi kebutuhan pengguna dan
pengembang sistem.
d.
Mengevaluasi kelayakan pada sistem tertentu.
Menurut Connolly-Begg (2010, p333), adalah
pembangunan model kerja aplikasi basis data. Terdapat dua
strategi prototipe yang biasa digunakan, yaitu:
a.
Requirement prototyping
menggunakan prototipe
untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang
diusulkan aplikasi basis data dan jika kebutuhan-
kebutuhan sudah dilengkapi maka prototipe
tidak
dipakai lagi atau dibuang.
b.
Evolutionary prototyping
digunakan untuk tujuan
yang sama, tetapi perbedaannya requirements
prototyping adalah prototipe
tidak dibuang tetapi
dengan perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi
kerja basis data.
8.
Implementasi (Implementation)
Adalah realisasi fisik dari perancangan basis data dan
aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai dengan
menggunakan Data Definition Language
(DDL) dari DBMS
|
29
yang dipilih atau Graphical User Interface
(GUI), dimana
menyediakan fungsionalitas yang sama ketika
menyembunyikan pernyataan DDL tingkat rendah. Pernyataan
DDL tersebut digunakan untuk membuat struktur basis data
dan file basis data kosong.
Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis
data, dimana diimplementasikan dengan menggunakan Data
Manipulation Language
(DML) dari DBMS sasaran, yang
mungkin disimpan dalam sekumpulan bahasa pemrograman.
9.
Perubahan dan Pengambilan Data(Data Conversion and
Loading)
Pemindahan data yang ada ke dalam basis databaru
dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat dijalankan
pada basis data
yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika
sistem basis datayang lama digantikan oleh sistem basis data
yang baru. DBMS biasanya memiliki utilitas yang dapat
memanggil ulang file yang sudah ada ke dalam basis data
baru, serta memungkinkan juga mengkonversi dan
menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk
digunakan oleh sistem yang baru.
10.
Pengujian (testing)
Menurut Connolly-Begg (2010, p334), adalah proses
mengeksekusi program-program dengan tujuan untuk
menemukan kesalahan.
Merupakan
suatu
proses
eksekusi
program aplikasi
dengan
tujuan untuk menemukan kesalahan dengan
skenario tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya
(Indrajani (2011, p57)). Pengujian hanya akan
terlihat jika
terjadi kesalahan pada software.
|
![]() 30
11.
Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)
Menurut
Indrajani
(2011,p57), adalah proses
pengawasan
dan pemeliharaan
sistem setelah
instalasi. Menurut Connolly-
Begg (2010, p335), adalah proses mengawasi dan memelihara
sistem yang meliputi aktivitas mengawasi performance
dari
sistem dan memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data.
Pada langkah sebelumnya aplikasi basis data telah
diimplementasikan dan diuji sepenuhnya.
Sekarang sistem memasuki langkah pemeliharaan yang
melibatkan aktifitas-aktifitas berikut:
Mengawasi kinerja sistem
Mempertahankan dan meng-upgrade aplikasi basis data.
2.1.5 Model Hubungan Entitas (Entity Relationship Modeling)
ER Modeling menurut Connolly dan Begg (2010, p371) adalah sebuah
pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan
mengidentifikasikan data yang penting yang disebut entitas dan hubungan antar
data harus dipresentasikan dalam model.
Menurut Ramon dan Pauline (Schaums Outlines), ER Modeling adalah
representasi grafis dan logika basis data dengan menyertakan deskripsi detail
mengenai seluruh entitas, hubungan (relationship), dan batasan (constraint).
Model E-R sangat berperan penting dalam perancangan basis data,
Model ini digunakan pada tahap Conceptual Design, yaitu tahap kedua dari
perancangan basis data.
Tahapan pertama adalah pengumpulan dan analisa
permintaan dari pemakai, tahap kedua dilakukan penerapan conceptual design
dimana model E-R ini digunakan, pada tahap ini data disajikan dalam bentuk
diagram.
Dengan penggunaan diagram ini, dapat terlihat jelas hubungan entity
dengan entity
dan atribut yang diperlukan di dalam suatu entity.
Tahapan
berikutnya adalah logical design, dalam tahap ini diagram E-R
ditransformasikan ke dalam bentuk basis data, dengan sebelumnya ditentukan
|
31
dahulu model basis data apa yang dipilih.
Tahap akhir dari perancangan basis
dataadalah tahap physical design, yaitu tahap untuk menentukan organisasi file
dari basis datadan mendefinisikan penyimpanan data secara fisik.
A. Konsep dasar ER Modeling
1.
Entitas
Menurut Connolly (2010, p372), entity type adalah
sekumpulan objek yang memiliki property yang sama, yang
diidentifikasikan di dalam organisasi karena keberadaannya
yang bebas. Karakteristik-karakteristik yang mendeskripsikan
atau mengkualifikasikan entitas adalah atribut. Dalam
diagram E-R, entitas direpresentasikan dengan kotak bersiku
bundar dengan nama unik dalam huruf besar.
Setiap entitas harus memiliki keberadaan ganda
(multiple occurrences) menurut Connolly (2010, p373) adalah
sebuah objek dari satu entitas yang dapat didefinisikan secara
unik. Contoh dalam satu entitas pegawai
bisa nama pegawai
digunakan sebagai UID (unique identifier) dikarenakan nama
pegawai bisa disamakan maka dapat terjadi perumpamaan
tidak lagi unik namun dibeberapa kasus untuk mencegah hal
tersebut maka dibuat lebih dari satu UID seperti nama
pegawai dan Nomor Induk Kepegawaian (NIK) tidak
mungkin pegawai memiliki nama dan nik yang sama.
Entitas yang mempunyai atribut kunci. Entitas ini
bersifat mandiri, keberadaanya tidak bergantung pada entitas
lainnya. Percepatan entitas kuat selalu memiliki karakteristik
yang unik disebut identifier (sebuah atribut tunggal atau
gabungan atribut-atribut yang secara unik dapat digunakan
untuk membedakannya dari entitas kuat yang lain).
a.
Entitas Kuat
Kebanyakan entitas dalam suatu organisasi dapat
digolongkan sebagai entitas kuat (strong entity) yaitu entitas
|
![]() 32
yang mandiri, yang keberadaannya tidak bergantung pada
keberadaan entitas yang lainnya. Instansiasi entitas kuat selalu
memiliki karakteristik yang unik (dinamakan identifier atau
sering disebut sebagai atribut pengidentifikasi) yaitu, sebuah
atribut tunggal atau gabungan atribut-atribut yang secara unik
dapat digunakan untuk membedakannya dari entitas kuat yang
lain.
b.
Entitas Lemah
Entitas yang tidak mempunyai atribut kunci. Entitas
lemah diidentifikasikan dengan menghubungkan entitas
tertentu dari tipe entitas yang lain ditambah atribut dari entitas
lemah. Tipe entitas lain yang dipakai untuk
mengidentifikasikan suatu entitas lemah disebut identifying
owner dan relasi yang menghubungkan entitas lemah dengan
owner disebut identifying relationship.
Gambar 2.5 Representasi Diagram dari Entitas-Atribut pegawai dan pesan
2.
Hubungan (relationship)
Menurut Connolly (2010, p374) relationship type
adalah hubungan antar entitas yang memiliki arti. Sedangkan
relationship occurrence adalah hubungan yang dapat
diidentifikasikan secara unik yang meliputi sebuah kejadian
(occurrence) dari setiap entitas di dalam hubungannya
(relationship).
Relationship digambarkan dengan
sebuah garis yang
menghubungkan entitas yang saling berhubungan. Garis
|
![]() 33
tersebut diberi perintah / nama sesuai dengan nama hubungan
dan diberi tanda panah satu arah di samping nama
hubunganya.
Daftar nama nama hubungan yang mungkin dapat
berguna dalam pembuatan hubungan entitas, dibuat oleh
Richard Barker (Case Method : ERD, 1990).
Gambar 2.6 Pasangan nama-nama hubungan yang berguna
Gambar 2.7 Representasi diagram dari relationship
3.
Atribut
Atribut adalah item-item informasi mengenai setiap
entitas atau hubungan.
|
34
Atribut dapat diklasifikasikan sebagai :
a.
Simple and Composite Attribute
Simple attribute
adalah atribut yang
terdiri dari komponen tunggal dimana atribut
tersebut tidak dapat dipisahkan lagi, sedangkan
composite attribute adalah atribut yang masih
dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian.
Contoh dari simple attribute
adalah
nama_barang sedangkan untuk composite
attribute
adalah alamat pada entitas pegawai,
karena dalam alamat bisa dibagi menjadi
bagian entitas jalan, entitas kode_pos dan
entitas kota.
b.
Simple Value and Multi Value Attribute
Single-valued attribute
adalah atribut
yang memiliki satu nilai pada setiap entitas,
sedangkan multi-valued attribute adalah atribut
yang mempunyai beberapa nilai pada setiap
entitas (Connolly, 2010, p380).
Contoh dari single-valued attribute
adalah NIK, nama_Kry, tanggal_lahir, dan
lain-lain. Sedangkan untuk multi-valued
attribute
contohnya adalah jam_kerja, tugas,
dan lain-lain.
c.
Derived Attribute
Menurut Connolly (2010, p380),
derived attribute merupakan sebuah atribut
yang merepresentasikan sebuah nilai yang
berasal dari nilai sebuah atribut yang
|
![]() 35
berhubungan atau set atribut, dan tidak harus
berada dalam tipe entitas yang sama.
4.
Key
Primary key adalah key
yang telah menjadi candidate
key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi suatu tipe
entitas. Candidate key
adalah kumpulan attribute minimal
yang unik untuk mengidentifikasikan suatu tipe entitas
(Connolly, 2010, p381).
Candidate Key
(kunci calon) adalah salah satu
rangkaian yang mempunyai nilai unik untuk membedakan
atau mengidentifikasi nilai-nilai kombinasi yang unik
diantara semua kejadian yang spesifik dari entitas. Candidat
key
ini tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain.
kombinasi dari atribut yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi secara unik record
basis data
tanpa data
apapun yang asing. Setiap tabel dapat memiliki satu atau lebih
candidate key.
Primary Key (kunci utama) adalah atribut Merupakan
candidate key yang telah dipilih untuk mengidentifikasi setiap
record secara unik. Primary key
harus merupakan field yang
benar-benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL. Pengertian
lainya Primary Key adalah suatu nilai dalam basis data yang
digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam tabel.
Primary key, salah satu atrribut dari candidat key dapat dipilih
menjadi primary key dengan 3 kriteria sbb :
Key tersebut lebih natural untuk dijadikan
acuan
Key tersebut lebih sederhana
Key tersebut cukup unik
|
![]() 36
Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih.
Misal : dalam suatu entitas
terdapat dua field yang bisa
dijadikan sebagai kunci. Sementara yang boleh dijadikan
kunci hanya satu, maka anda harus memilih salah satu. Field
yang anda pilih, disebut primary key, sedangkan field yang
tidak dipilih disebut dengan alternate key.
Gambar 2.8 Contoh primary key dan candidate key
Jika sebuah primary key
terhubungan ke tabel/entitas
lain, maka keberadaan primary key pada entitas
tersebut di
sebut sebagai foreign key.
Foreign key adalah sebuah kumpulan field dalam satu
relasi yang digunakan untuk merefer (menunjuk) ke suatu
baris (tuple) pada relasi yang lain (harus berkorespondensi
dengan primary key pada relasi yang kedua), seperti: logical
pointer. Sedangkan hubungan antara keduanya (primary key
dan foreign key) di jelaskan sebagai berikut,Primary Key
adalah field kunci / utama dari suatu tabel yang menunjukkan
bahwa field yang menjadi kunci tersebut tidak bisa diisi
dengan data yang sama, atau dengan kata lain Primary key
menjadikan tiap record
memiliki identitas sendiri-sendiri
yang membedakan satu sama lainnya (unik).Foreign key
adalah satu attribute yang melengkapi satu relationship
yang
menunjukan ke induknya, dengan kata lain keduanya saling
berkaitan. Perhatikan gambar berikut.
|
![]() 37
Gambar 2.9 Foreign Key
Pada gambar diatas, NIK pada table pegawai adalah
primary key. Sedangkan primary key pada table pesan adalah
id_pesan. Lalu id_pesan menempel pada tabel karyawan yang
kita sebut sebagai foreign key.
Biasanya disebut tabel
yang berisi foreign key sebagai
tabel
anak karena tabel
tersebut mengait pada tabel
lain.
Sedangkan tabel
yang terkait disebut sebagai tabel
induk.
Pada contoh tabel
di atas, pegawai sebagai tabel
anak
sedangkan pesan sebagai tabel induk.
5.
Batasan Struktural
Batasan
yang menggambarkan pembatasan pada
relationship
seperti yang ada pada real world harus
diterapkan pada entitas yang ikut serta pada sebuah hubungan
dinamakan Multiplicity (Connolly, 2010, p385).
Dalam sebuah Relationship pada Basis Data terdapat
batasan batasan yang terstruktur (Structural Constraints).
Tipe utama dari batasan disebut multiplicity
yang
mencerminkan aturan dari sistem yang akan dibuat oleh user.
Beberapa jenis Multiplicity kelas.
Tabel Multiplicity untuk kelas :
Multiplicity
Arti
*
(default)
Banyak
|
![]() 38
0..0
Nol
0..1
Nol atau Satu
0..*
Nol atau Banyak
1..1
Tepat satu
1. .*
Satu atau banyak
Tabel Notasi Multiplicity menggunakan kustomisasi
Format
Arti
Tepat
..
Antara
..
Atau nol
, ..
Tepat atau antara dan
.. ,
Antara dan
Multiplicity dibuat berdasarkan dua batasan yaitu
Cardinality dan Participation.
a.
Cardinality
Adalah nilai maximum occurrence dari
sebuah relationship
antara dua entitas;
contohnya: antara entitas Dosen dan Mata
Kuliah terdapat Relationship Mengajar
dengan multiplicity 0..5, artinya satu dosen
boleh mengajar maksimal 5 mata kuliah
sedangkan sebuah mata kuliah bisa jadi belum
|
39
memiliki dosen pengajarnya. Cardinality = 5
dan Participation = 0.
Cardinality
/ Kardinalitas adalah
ukuran keunikan data pada kolom tertentu dari
suatu table basis data. Pengukuran kardinalitas
didasarkan pada perbandingan jumlah row
yang unik pada kolom terhadap jumlah
keseluruhan row. Semakin rendah nilai
perbandingannya maka data semakin tidak
unik, demikian juga sebaliknya.
Cardinality Value (Nilai Kardinalitas),
cardinality
dapat dikategorikan berdasarkan
tingkat nilainya, yaitu :
1)
Low-cardinality
Adalah kondisi dimana tingkat
keunikan data sangat rendah dibandingkan
jumlah row
secara keseluruhan.
Sebagai
contoh, jenis_kelamin yang hanya
memiliki dua nilai pada seluruh row yang
ada.
2)
Normal-cardinality
Adalah kondisi dimana tingkat
keunikan data terdistribusi secara normal
atau proporsi sebaran yang merata
dibandingkan jumlah row
secara
keseluruhan.
3)
High-cardinality
Adalah kondisi dimana tingkat
keunikan data sangat tinggi dibandingkan
jumlah row secara keseluruhan.
|
40
b.
Participation
Adalah nilai minimum occurrence dari
sebuah relationship
antara dua entitas;
contohnya antara entitas Gedung dan Ruang
Kelas terdapat Relationship Terdiri Dari
dengan multiplicity 1..5, artinya satu
Gedung bisa terdapat maksimal 5 ruang kelas
tapi satu ruang kelas hanya terdapat pada satu
gedung. Cardinality = 5 dan Participation = 1
Secara umum degree Binary paling
banyak dipakai dimana umumnya hubungan
itu merujuk pada tiga jenis hubungan sbb:
1)
one-to-one (1..1)
Dimana dalam sebuah occurrence
terdapat hanya satu pasangan pada entitas
lainnya; contohnya: antara entitas Kantor
Cabang dan Manajer, sebuah kantor
cabang hanya
boleh dimanajeri oleh
seorang manajer dan begitu juga
sebaliknya seorang manajer hanya boleh
memanage sebuah kantor cabang.
2)
one-to-many (1..*)
Dimana dalam sebuah occurrence
terdapat bisa lebih dari satu pasangan pada
entitas lainnya.
3)
many-to-many (*..*)
|
![]() 41
Gambar 2.10 Contoh ER Modeling
2.1.6 Normalisasi
Menurut Connolly (2010, p416), normalisasi adalah suatu teknik
untuk menghasilkan kumpulan relasi dengan properti yang diperlukan dan
berguna untuk menyediakan kebutuhan data dari perusahaan.
Langkah-langkah normalisasi menurut Connolly (2010, p430 - p436)
dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Unnormalized Form (UNF)
UNF merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih
grup data yang berulang-ulang. UNF dilakukan dengan
memindahkan data dari sumber informasi ke dalam format dengan
baris dan kolom.
B. First Normal Form (1NF)
1NF merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antar baris
dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai saja. Cara mengubah
dari bentuk UNF ke 1NF adalah sebagai berikut :
Memilih satu atau
sekumpulan atribut sebagai kunci untuk
tabel unnormalized.
|
![]() 42
Identifikasi grup yang berulang dalam tabel unnormalized
yang berulang untuk kunci atribut.
Hapus grup yang berulang dengan cara memasukkan data yang
semestinya ke dalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan
data yang berulang atau dengan cara menggantikan data yang ada
dengan salinan dari kunci atribut yang sesungguhnya.
C. Second Normal Form (2NF)
2NF berdasarkan pada konsep ketergantungan fungsional
penuh yang mengindikasikan bahwa, jika X dan Y merupakan atribut
dari sebuah relasi, Y dikatakan tergantung penuh terhadap X jika Y
tergantung secara fungsional kepada X tetapi tidak pada proper dari
subset
dari X. 2NF merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap
atribut non primary key bersifat fully functional dependent
pada
primary key.
Cara mengubah 1NF menjadi 2NF adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi primary key untuk relasi 1NF.
Mengidentifikasi functional dependency dalam relasi.
Jika terdapat partial dependency terhadap primary key, maka hapus
dengan menempatkan dalam relasi baru bersama dengan salinan
determinannya.
D. Third Normal Form (3NF)
3NF adalah suatu relasi yang ada dalam 1NF dan 2NF di mana
tidak terdapat atribut non primary key
yang bersifat transitively
dependent
pada candidate key. Atribut yang tidak memberikan
kontribusi terhadap penjelasan karakteristik primary key, akan
dipindahkan ke sebuah tabel yang terpisah.
E. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
BCNF adalah jika dan hanya jika setiap determinan adalah
candidate key.
F.
Fourth Normal Form (4NF)
Relasi dalam bentuk normal keempat (4NF) jika relasi dalam
BCNF dan tidak berisi kebergantungan banyak nilai. Untuk
menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari satu relasi, kita
|
43
membagi relasi menjadi dua relasi baru. Masing
masing relasi
berisi dua atribut yang mempunyai hubungan banyak nilai.
G. Fifth Normal Form (5NF)
Bentuk normal kelima (5NF) berurusan dengan properti yang
disebut join tanpa adanya kehilangan informasi (lossless join).
Bentuk normal kelima (5NF) juga disebut PJNF (projection-join
normal form). Kasus-kasus ini sangat jarang muncul dan sulit untuk
dideteksi secara praktis.
2.2 Teori Perancangan Aplikasi
2.2.1 8 Aturan Emas
Metodologi Perancangan Aplikasi menggunakan Metodologi 8 aturan
emas tampilan muka yang dikembangkan oleh Shneiderman yang terdiri dari
beberapa langkah yaitu :
1. Konsistensi
Dilakukan pada urutan perintah, istilah pada menu, dan
tindakan. Sehingga ketika kita membuka website hari ini atau pun
besok, urutan-urutan yang akan kita lalui tetap sama. Misalnya ketika
kita ingin log in
di facebook, maka kita harus selalu log in
dengan
mengisi e-mail dan password terlebih dahulu.
2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk
meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan,
tombol fungsi, simbol-simbol, perintah tersembunyi, dan fasilitas
makro.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak
terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi
|
44
ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik
sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah
menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan
kesalahannya.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok
dengan bagian pembuka, isi, dan penutup. Umpan balik yang
informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah
benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak
dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang
sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Suatu sistem dirancang sehingga jika pengguna mengalami
kesalahan maka si pengguna dapat kembali keadaan sebelumnya. Hal
ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga
pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
7. Mendukung tempat pengendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna
merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem
dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator
daripada responden.
|
45
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Dengan tampilan yang sederhana dan menarik dapat
membantu si pengguna sehingga tidak perlu mengingat terlalu banyak
perintah, dan juga dapat menghindari terjadinya kebingungan pada
pengguna.
2.2.2 World Wide Web
Terdapat suatu ruang informasi yang digunakan dalam internet
yang berguna untuk mengidentifikasikan sumber dari alamat web
yang ada.
Menurut Chaffey dan Dave (2009; p4), World Wide Web atau
Web
merupakan teknik paling umum untuk mempublikasikan
informasi pada internet, web dapat mengakses melalui web browser
yang menampilkan halaman-halaman web dari grafik embedded dan
HTML/XML-encoded text
Pengertian yang sebelumnya disebutkan diperkuat dalam buku
McLeod, Raymond Jr.; Schell, George
P. (2007; p60) World Wide
adalah informasi yang dapat diakses melalui internet, dimana
dokumen hypermedia
disimpan dan kemudian dipanggil dengan
skema alamat yang unik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, World Wide
merupakan suatu
teknik mempublikasikan informasi pada internet dimana dokumen
hypermedia disimpan dan kemudian dipanggil dengan skema alamat
yang unik.
2.2.3 PHP
Menurut Vallade dan Ballad
(2008; p1), PHP merupakan
bahasa yang digunakan untuk menulis skrip
yang melakukan tugas
yang dibutuhkan dalam website
anda. Skrip menciptakan tampilan
yang pengguna lihat di dalam jendela browser.
Menurut Davis dan Phillips, PHP merupakan bahasa
pemrograman yang dirancang untuk menghasilkan halaman web
interaktif pada web server.
|
46
Jadi dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa
pemrograman yang mempunyai skrip untuk menghasilkan halaman
web.
2.2.4 MySQL
Menurut Vallade dan Ballad
(2008; p1), mysql merupakan
dbms yang digunakan untuk menyimpan data. Skrip dari mysql dapat
menyimpan informasi dalam basis data
atau mengambil informasi
dalam basis data.
2.2.5 Ajax
AJAX menggunakan Asynchronous data transfer (pada HTTP
request) antara browser dan Web server, yang memperbolehkan
halaman Web me-request bit yang kecil atau seluruh informasi dari
server. Teknik AJAX membuat aplikasi internet menjadi kecil, cepat
dan lebih user-friendly. AJAX adalah aplikasi Web yang lebih baik
dan menambah keuntungan dibanding aplikasi desktop seperti dapat
menjangkau pengguna yang luas, mudah diinstal,
mudah
dikembangkan dan mudah dipelihara (Raymond, Scott, 2006).
AJAX
merupakan
singkatan
Asynchronous
Javascript
dan
XML.
Ajax
merupakan
teknik
pengembangan
web untuk
membuat
suatu aplikasi
web yang
interaktif.
Tujuannya
adalah
untuk
membuat
website
agar
lebih
responsif,
sehingga
seluruh
halaman
web
tidak
harus
di reload
setiap
ka1i pengguna
meminta
request.
Istilah
AJAX
disebutkan
pertama
ka1i
oleh
Jesse James Garrett pada Februari 2005.
Ia
mendiskripsikan
bagaimana
mengembangkan Web
yang
berbeda
dengan
metode
tradisional
melalui artikelnya
yang
berjudul
Ajax
: A
new
Approach
to
Web Applications.
Dalam
artikel
ini, Garrett
menjelaskan bagaimana
ia percaya
aplikasi
web
menutup kesenjangan antara Web dan aplikasi desktop tradisional. Ia
mencontohkan
teknologi baru
dan beberapa
proyek
Google
sebagai
|
![]() 47
contoh bagaimana
tradisional
berbasis desktop
interaksi pengguna
model yang sekarang digunakan di Web.
Dalam artikel Garrett
menyebutkan
beberapa teknologi bisa
diterapkan ajax diantaranya :
1. Javascript
2. XML
3.HTML / XHTML
4.CSS
5. XSLT
2.2.6 CSS (Cascading Style Sheets)
Menurut Sulistyawan, Rubianto, Saleh (2008, P32), CSS
adalah suatu bahasa stylesheets yang mengatur tampilan suatun
dokumen. Pada umumnya CSS digunakan untuk mengatur tampilan
dokumen. CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman
yang sama dengan format yang berbeda.
Keuntungan menggunakan CSS
Memisahkan presentastion sebuah dokumen dari
content document itu sendiri.
Mempermudah dan Mempersingkat pembuatan dan
pemeliharaan dokumen web
Mempercepat proses rendering/pembacaan
HTML.
Cara menggunakan CSS ada 3 yaitu :
Inline style sheet adalah Penulisan didalam
elemen HTML.
Embedded Style Sheet adalah Penulisan CSS
didalam dokumen HTML dan menggunakan tag
<style></style>
Linked Style Sheet adalah penulisan skrip CSS
dihalaman berbeda atau terpisah dari html.
|
48
2.2.7 JQuery
Menurut Beighley (2010,P8), adalah open source add-on
pustaka Javascript
yang menekankan pada interaksi antara
Javascript dan HTML. JQuery merupakan kode Javascript yang
telah ditulis dan tinggal menambahkan satu atau dua baris kode
untuk memanggil JQuery.
JQuery
merupakan suatu framework (library) Javascript
yang menekankan bagaimana interaksi antara Javascript dan
HTML. JQuery
pertama kali dirilis pada tahun 2006 oleh John
Resig. Pada perkembangannya JQuery
tidak sekedar sebagai
framework Javascript, namun memiliki kehandalan dan
kelebihan yang cukup banyak.
JQuery
memiliki banyak keuntungan, diantara lainnya
adalah :
Mudah digunakan dan dipelajari
Ringkas dan ringan
Tidak perlu me-reload 1 halaman untuk dijalankan
Reusabilitas yang tinggi
Lisensi bebas
2.2.8 Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga
dalam perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak
akan dapat mengahasilkan laba atau menambah nilainya sendiri.
Untuk mengatur sumber daya manusia dibutuhkan suatu manajemen
yang disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang didasari
pada suatu konsep bahwa setiap pegawai adalah manusia, bukan
mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen
Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-
praktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek
Sumber Daya Manusia dari Manajemen Kerja.
|
49
Menurut Noe, Hollenbeck, and Gerhart dan Wright (2007; p2),
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kebijakan dan sistem yang
mempengaruhi perilaku, sikap dan kinerja pegawai.
Serupa dengan Yusof et al. (2006) dalam jurnalnya Human-
Organization-Technology (HOT) Fit Model. Mengemukakan sebuah
Model yang menempatkan komponen penting dalam sistem informasi
yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi
(Technology). dan kesesuaian hubungan di antaranya
Hal ini diperkuat oleh Yuniarsih dan Suwanto (2008; p1),
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen yang memfokuskan perhatiannya kepada pengaturan
peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah pengaturan sumber daya manusia yang
mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi yang akan
memberikan nilai pada organisasi dimana pegawai berada.
2.3 Pendalaman Jurnal
2.3.1 Jurnal Atin Triwahyuni Sistem Informasi Absensi Siswa(2012)
Dalam operasi sehari-hari dari banyak proses konvensional dilakukan,
salah satunya adalah administrasi absensi / kehadiran. Kesulitan utama yang
dihadapi adalah dalam data rekapitulasi absensi / kehadiran baik harian,
mingguan atau bulanan karena harus menelusuri file satu per satu absensi.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan informasi
sistem absensi menggunakan model pengembangan sistem yang terstruktur.
Dengan bantuan dari sistem informasi khusus untuk memfasilitasi
pengolahan data absensi administrasi pengolahan data dan laporan absensi.
Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa sistem informasi
kehadiran dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna dalam mengelola
kehadiran dan menyajikan laporan ringkasan berkala.
|
50
Modul absensi yang penulis rancang mempunyai fungsi sama tapi
berbeda kelebihan dengan penelitian jurnal diatas, dikarenakan penulis
mengembangkan sistem absensi untuk sebuah perusahaan yang notabene
perlu kinerja yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, absensi melalui kerja web
lebih interaktif dan lebih inovatif langsung berinteraksi dengan kegiatan
pegawai.
2.3.2 Jurnal Dedi Cahyadi Desain Sistem Absensi PNS Berbasis
Teknologi RFID (2009)
Banyaknya instansi pemerintahan di luar Jawa menggunakan
menggunakan sistem absensi dengan menggunakan tandatangan harian yang
akan di rekapitulsi per-bulan.
Sistem ini memiliki kelemahan yang pada umumnya terjadi hampir di
seluruh instansi pemerintahan, yaitu :
1.
Pemalsuan tandatangan / titip tanda tangan.
2.
Tanda tangan di luar tenggat waktu yang telah di
tetapkan.
3.
Rekapitulasi yang memakan waktu.
4.
Boros kertas dan tinta.
5.
Kurangnya validitas data absensi.
Kelemahan atau masalah yang terjadi di atas dapat di reduksi dengan
menggunakan beberapa sistem absensi digital, salah satunya menggunakan
RFID (Radio Frequency Identification). Rancangan sistem absensi
menggunakan RFID dapat diimplementasikan sebagai pengganti sistem
absensi PNS manual ke digital dengan keunggulan dapat digunakan semua
PNS normal maupun cacat (sementara/tetap) anggota badan yang dijadikan
ID dalam sistem biometric.
Keunggulan sistem RFID adalah bagaimana proses sistem ini bisa
berjalan secara teratur dan transparansi dikarenakan alat yang digunakan
mirip seperti alat pelacak barang, selain jarak penelitian ini juga
mengembangkan proses absensi bagi PNS yang cacat untuk memudahkan
mereka beraktivitas dalam hal penelitian. Perbedaan sistem absensi ini
|
51
dengan rancangan absensi penulis adalah alat penggunaannya dan
keterbatasan penggunannya
2.3.3 Jurnal Yusof et al Human Organization-Technology (HOT) Fit
Model (2006)
Menurut Yusof et al. (2006) dalam jurnalnya Human-Organization-
Technology (HOT) Fit Model. Mengemukakan sebuah Model yang
menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia
(Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan
kesesuaian hubungan di antaranya. Komponen Manusia (Human) menilai
sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan
luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. Komponen Organisasi
menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi.
Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan
pengendalian sistem, strategi , manajemen dan komunikasi.
Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality),
kualitas informasi
(information quality) dan kualitas layanan (service
quality). Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan
kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa
sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan
untuk dipelajari (ease
of
learning), response
time, usefulness, ketersediaan,
fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai
dari kualitas sistem.
Dapat disederhanakan bahwa sistem informasi sumber daya manusia
merupakan suatu alat efektif yang dapat digunakan untuk menyederhanakan
fungsi adminstratif dari departemen SDM, dimana fungsi tersebut mencakup
pengelolaan data pribadi, kemampuan, kedisiplinan, dan pengembangan
kinerja pegawai.
|