10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Teori Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communications) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000 :
1).
Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin
cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak saat itu dimulai suatu zaman yang dikenal
dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa.
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa
berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
massa). (Nurudin, 2007 : 4)
Istilah publisistik sering dipakai dalam arti yang identik
dengan istilah
komunikasi massa. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu baru lahir
pada 1940-an, ketika para ilmuwan sosial mulai melakukan pendekatan-pendekatan
ilmiah mengenai gejala komunikasi. Di Indonesia gejala komunikasi yang
menggunakan media massa ini dipelajari di perguruan tinggi sekitar tahun 1950-an.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication,
yang berarti komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang
mass mediated. Istilah mass communication
diartikan sebagai salurannya, yaitu
mass media (media massa) kependekan dari media of mass communication (Susanto,
|
11
1974).
Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar
orang banyak, seperti orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat atau
yang sedang bersama-sama berhenti menanti dibukanya pintu lintasan kereta api.
Massa diartikan sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat
komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. (Berlo, 1960).
Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang
berlangsung dalam situasi interposed
ketika Antara sumber dan penerima tidak
terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima
melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau
televisi.
Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin
memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan
sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.
3.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
(penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
|
12
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat
media massa.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Jika dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
Selain enam poin diatas, Alaxis S. Tan (1981), berpendapat bahwa ciri
khusus yang bisa membedakan keduanya terletak pada penerima pesannya
(audience). Selain itu, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah
organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara
serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi
massa biasanya media massa (surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau
jaringan TV). Media massa tersebut di atas adalah organisasi sosial, sebab individu
di dalamnya mempunyai tanggung jawab yang sudah dirumuskan seperti dalam
sebuah organisasi.
Hiebert (1985) menambahkan, bahwa audience
dalam komunikasi massa
setidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut:
1.
Audience
cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi
oleh hubungan sosial di antara
mereka.
2.
Audience
cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai
wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran
luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang
khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan.
3.
Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan
kategori sosial.
4.
Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
|
13
5.
Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.
John R Bittner (1996) berpendapat bahwa dalam komunikasi massa kita
membutuhkan gatekeeper
(penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa
individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi
dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi,
radio, video tape, compact disc, buku). Jadi, informasi yang telah diterima oleh
khalayak atau audience
merupakan informasi yang telah disaring dan disesuaikan
terlebih dahulu oleh gatekeeper
sesuai dengan visi, misi, atau kepentingan media
yang bersangkutan.
Dari berbagai macam definisi komunikasi massa yang telah dijabarkan diatas,
dapat diartikan bahwa komunikasi massa bukanlah proses penyampaian pesan yang
mudah, namun komunikasi massa membutuhkan individu-individu yang berperan
penting didalamnya, untuk mencari dan mengolah informasi serta membutuhkan
media yang dijadikan sebagai saluran komunikasi yang dapat menghubungkan dan
menyampaikan pesan kepada komunikan, dan dengan perkembangan zaman serta
perkembangan teknologi, alat-alat yang digunakan dalam komunikasi massa pun ikut
mengalami perubahan. Sehingga, penyampaian pesan dalam proses komunikasi
massa lebih singkat dan mempercepat waktu penyampaian, serta dapat mencakup
wilayah yang lebih luas. Selain itu, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan
pun harus disaring dan disesuaikan oleh gatekeeper.
2.1.1.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jenis komunikasi
lainnya. Berikut beberapa ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin, 2007: 19-31):
|
14
1.
Komunikator berbentuk lembaga.
Pada dasarnya komunikator merupakan sumber informasi yang
menyampaikan pesan kepada komunikan, namun dalam komunikasi
massa, yang berperan sebagai komunikator bukanlah individu melainkan
lembaga.
2.
Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat heterogen.
Penerima pesan dalam komunikasi massa terdiri dari beragam individu
yang tersebar luas yang berasal dari berbagai macam suku, ras, etnis,
bangsa, gender, dan dari berbagai lapisan sosial, tidak saling mengenal
dan tidak terikat satu dengan yang lainnya. Komunikan media massa
tersebar dimana-mana dan memiliki selera yang beragam.
3.
Pesan yang disampaikan bersifat umum.
Umum disini artinya adalah pesan yang disampaikan tidak ditujukan
untuk satu orang saja melainkan untuk
masyarakat luas atau khalayak
yang bersifat plural. Sehingga, pesan yang disampaikan adalah pesan
yang dapat diterima oleh banyak orang.
4.
Komunikasi berlangsung satu arah.
Dimana komunikan tidak dapat langsung memberikan respon kepada
komunikator. Kalaupun bisa, respon yang disampaikan bersifat tertunda
(delayed feedback).
5.
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
Saat menyebarkan pesan oleh komunikator, ada keserempakan
penerimaan pesan terhadap komunikan. Dimana, para komunikan yang
menerima pesan yang disebarkan tidaklah sendirian, melainkan ada
banyak individu lainnya yang juga menerima pesan sama yang
|
15
disampaikan oleh komunikator yang sama. Sehingga, pesan yang diterima
oleh individu yang berbeda merupakan informasi yang sama dan diterima
dengan waktu yang bersamaan.
6.
Komunikasi massa membutuhkan saluran berupa peralatan teknis.
Dalam proses penyebarannya, komunikasi massa membutuhkan media
sebagai alat utama saluran penyampai informasi. Seperti pemancar,
satelit, dan perangkat lainnya yang menjadi media pengiriman pesan.
7.
Memiliki pengontrol pesan yang disebut dengan gatekeeper.
Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menyebarkan pesan
untuk khalayak dalam jumlah banyak. Untuk itulah dibutuhkan peran
gatekeeper
yang bertugas menyaring pesan sebelum disebarkan.
Gatekeeper
juga berperan sebagai pihak yang ikut serta menentukan
pengemasan sebuah pesan. Tanpa adanya gatekeeper
maka pesan yang
disampaikan tidak terkontrol dan dapat menyebabkan akibat yang dapat
mengancam lembaga komunikasi massa penyebar pesan tersebut.
Ciri-ciri yang telah dijabarkan diatas, dapat menggambarkan komunikasi
massa sebagai jenis komunikasi dengan jangka waktu pengiriman pesan yang singkat
dan dapat menjadikan khalayak yang terdiri dari individu dalam jumlah banyak
sebagai penerima pesannya.
2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Ketika membahas tentang komunikasi massa, maka hal ini merupakan
bahasan yang berkaitan dengan media massa. Pasalnya, komunikasi massa
merupakan jenis komunikasi yang membutuhkan media untuk menyebarkan
pesannya.
|
16
Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan teknologi komunikasi,
fungsi dari komunikasi massa juga berkembang dan bertambah. Fungsi komunikasi
massa tidak sebatas menjadi proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan, tetapi juga ada fungsi-fungsi lainnya bagi komunikator atau institusi
media maupun bagi audience sebagai penerima pesan.
Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988), fungsi komunikasi
massa antara lain adalah untuk informasi, menghibur, membujuk, dan sebagai bentuk
transmisi budaya.
Pertama adalah fungsi informasi. Fungsi informasi merupakan fungsi paling
penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk
mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam
beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsi-fungsi yang
lain. Dalam paradigm lama, buku termasuk dalam media komunikasi massa yang
juga mempunyai fungsi informasi. Buku yang dimaksud tentu bukan sekedar buku
fiksi, melainkan buku yang ditulis berdasarkan fakta-fakta. Dalam perkembangan
jurnalistik saat ini, media massa yang hanya menulis atau menyajikan berita dengan
mengemukakan fakta-fakta tidak mencukupi lagi. C.P Scott (2003) mengatakan
bahwa reportase yang berkembang saat ini adalah reportase factual, yakni laporan
yang memisahkan fakta dan opini yang berkembang sebagai reportase interpretasi,
reportase yang mendalam, investigative, dan reportase yang komprehensif. Bukan
sekedar fakta menurut urutan kejadiannya, bukan fakta secara linier, melainkan fakta
yang mencakup, disertai latar belakang, proses, dan riwayatnya.
Kedua adalah fungsi hiburan. Fungsi hiburan untuk elektronik menduduki
posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Hal ini
sangat berbeda dengan media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan
|
17
hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetak pun
tetap harus memfungsikan hiburan. Gambar-gambar berwarna yang muncul di setiap
halaman, adanya teka-teki, dan cerita bergambar menjadi beberapa ciri bahwa media
cetak juga memberikan layanan hiburan.
Ketiga adalah fungsi
membujuk atau persuasi. Fungsi persuasif komunikasi
massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk
tulisan jika diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, namun apabila dilihat lebih
teliti lagi ternyata terdapat fungsi persuasi. Bagi Josep A. Devito (1997), fungsi
persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa.
Persuasi bisa dating dari berbagai macam bentuk, mulai dari memperkuat sikap,
mengubah sikap seseorang, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan
memperkenalkan etika sistem nilai tertentu. Media massa seringkali membuat atau
mengukuhkan nilai-nilai yang sudah kita yakini sebelumnya. Selain itu, media massa
juga mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat
hal lain. Media massa dalam beberapa kasus juga dapat menunjukkan sebuah etika.
Media massa mampu menunjukkan mana etika yang baik dan mana yang tidak baik.
Keempat adalah sebagai bentuk transmisi budaya. Transmisi budadya tidak
dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai
dampak pada penerimaan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian
dari pengalaman kolektif kelompok, public, audience
berbagai jenis, dan individu
bagian dari suatu masa. Hal ini merupakan pengalaman kolektif yang direfleksikan
kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media massa, tetapi
kemudian adalah dampak akumulasi budaya dan masyarakat yang sebelumnya telah
menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal itu ditransmisikan oleh individu, orang
tua, kawan sebaya, kelompok primer atau sekunder, dan proses pendidikan. Budaya
|
18
komunikasi tersebut secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru yang didapat.
Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis.
Dua tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan. Di dalam
tingkatan kontemporer, media massa memperkuat consensus nilai masyarakat,
dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Sementara itu,
secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman
baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan. Manusia tidak hanya
dapat mengakumulasi pengalamannya, tetapi mereka telah membuktikan dapat
menyortir dan menyaring di antara ingatan, membuang yang tidak dibutuhkannya,
dan pemesanan istirahat untuk kesenangan dalam transmisi baik kepada teman
sebaya maupun anak cucu.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa sebenarnya merupakan
transmisi budaya berupa informasi, hiburan, dan edukasi. Transmisi budaya yang
diberikan oleh media komunikasi massa dapat menjadi pengalaman dan pengetahuan
baru audience-nya. Namun, dampak negative yang dapat timbul dari fungsi transmisi
budaya adalah, pengaruh kebudayaan luar yang dapat merusak dan merubah
kebudayaan asli yang dimiliki oleh si penerima pesan atau audience.
Selain empat fungsi utama dari Jay Black dan Frederick C. Whitney,
komunikasi massa juga memiliki fungsi lainnya yaitu: (1) Mendorong kohesi sosial
dimana media komunikasi massa dapat menjadi alat pemersatu masyarakat. Pada
praktiknya, media massa mampu mengarahkan dan menggerakan masyarakat untuk
maju dan bersatu, namun jika media massa tidak dikelola dengan baik dan bijak,
maka kemampuan yang bersifat positif tersebut dapat berdampak negatif pada
masyarakat. (2) Komunikasi massa sebagai fungsi pengawasan.
|
19
Menurut Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.
Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-
kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni
warning or beware surveillance
atau pengawasan peringatan dan instrumental
surveillance
atau pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan dapat
dilihat dari media massa yang memberitakan suatu peringatan kepada masyarakat
maupun pemerintah terkait dengan suatu situasi atau kondisi tertentu, dimana
dibutuhkan tindakan tertentu atas masalah tersebut. Misalnya
peringatan akan
terjadinya bencana alam atau penyebaran wabah penyakit tertentu. Sedangkan fungsi
pengawasan instrumental adalah penyebaran informasi yang berguna bagi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya informasi tentang produk-produk
baru yang ada di pasaran dan berita tentang film-film yang diputar di bioskop.
2.1.1.3 Elemen Komunikasi Massa
Menurut Nurudin (2007), ada beberapa elemen dalam komunikasi massa,
antara lain komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan (saluran dan
semantic), gatekeeper, pengatur, dan filter.
1.
Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini
meliputi jaringan, stasiun local, direktur, dan staf teknis yang berkaitan
dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan
dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
Dengan
demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi
|
20
kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Menurut Hiebert,
Ungurait, dan Bohn, komunikator dalam komunikasi massa memiliki lima
karakteristik, yaitu: (1) competitivines, dimana komunikator memiliki
daya saing terhadap komunikator lainnya. Membangun daya saing
dilakukan melalui penegelolaan lembaga media dan perluasan jangkauan
dan cakupan pengiriman pesan. (2) Size and complexity. Ukuran erat
kaitannya dengan jumlah orang yang dipekerjakan didalam saluran
komunikasi massa. Semakin besar media massa, maka semakin banyak
pula orang yang dipekerjakan didalamnya, dan semakin banyaknya
anggota lembaga media massa, maka komunkator dalam komunikasi
massa akan semakin kompleks. (3) Industrialization. Dunia komunikasi
massa telah menjadi sebuah industri, dimana para komunikator harus
dapat mengelola dan bersaing antar media komunikasi massa
(4)
Specialization. Dalam menyampaikan pesan, media komunikasi massa
atau media massa tidak boleh sembarangan memberikan informasi, untuk
itulah dibutuhkan orang-orang yang ahli dibidangnya untuk mencari,
merangkai, dan menyebarkan informai. Karakteristik yang terakhir adalah
(5)
Representation. komunikator dalam komunikasi massa membutuhkan
peranan koresponden atau biro-biro di luar daerahnya untuk mewakilkan
perananya sebagai media komunikasi massa. Misalnya, koresponden yang
berada di
luar kota, yang bertugas untuk mengumpulkan dan
menyebarkan pesan.
2.
Isi
Isi adalah apa yang terdapat didalam sebuah pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Isi dalam komunikasi massa, merupakan informasi yang
|
21
terkandung dalam pesan tersebut. Informasi tersebut bisa berupa
informasi yang bersifat informatif, edukatif, hiburan, maupun persuasif.
3.
Audience
Dalam komunikasi massa, komunikan biasa disebut dengan istilah
audience. Hiebert mengemukakan karakteristik yang dimiliki oleh
audience. Ada lima hal yang mencirikan peran komunikan dalam
komunikasi massa, yaitu: (1) audience
terdiri dalam jumlah besar yang
tersebar di berbagai wilayah. (2) audience bersifat heterogen, dimana para
penerima pesan berasal dari berbagai lapisan sosial masyarakat. (3)
audience
bersifat anonim, dimana mereka tidak saling mengenal satu
dengan lainnya. (4) audience terpisahkan oleh komunikator baik secara
fisik, ruang, maupun waktu, dan terakhir adalah (5) audience
berisikan
orang-orang yang memiliki rasa untuk berbagi pengalaman. audience
pada komunikasi massa juga saling dipengaruhi oleh hubungan sosial
antar mereka, sehingga audience
tersebut dapat memilih produk media
yang akan mereka gunakan secara sadar, sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka.
4.
Umpan balik atau feedback
Dalam proses komunikasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu langsung
maupun tidak langsung. Immediated feedback atau umpan balik langsung
merupakan umpan balik yang langsung terjadi setelah pesan selesai
disampaikan. biasanya ini terjadi saat komunikasi berlangsung secara
berhadap-hadapan atau tatap muka. Seperti yang terjadi dalam
komunikasi antarpersona. Sedangkan umpa balik yang terjadi dalam
proses komunikasi massa adalah delayed feedback atau umpan balik tidak
|
22
langsung. Sehingga, antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi
kontak langsung, dimana komunikan tidak dapat menunjukan feedback
berupa reaksi atas pesan yang diterima, serta komunikator juga tidak
dapat mengetahui secara langsung efek atau dampak dari pesan yang
disampaikan. Namun, dalam perkembangannya, komunikasi massa
memungkinkan komunikan mengirimkan feedback
kepada komunikator
walau dalam bentuk tertunda seperti surat pembaca yang dikirimkan oleh
para pembaca, telepon interaktif yang digunakan dalam siaran radio
maupun tayangan televisi. Saat ini, para komunikator juga dapat melihat
reaksi atau feedback yang dikirimkan oleh para komunikasn. Biasanya hal
ini dilakukan oleh dunia pertelevisian dimana mereka mengandalkan
rating
sebagai acuan seberapa besar umpan balik yang diberikan oleh
para komunikan.
5.
Gangguan
Gangguan atau noise
selalu terjadi di setiap proses komunikasi
berlangsung. Menurut buku pengantar komunikasi massa karangan
Nurudin, M.Si. terdapat dua jenis gangguan yang terjadi dalam proses
komunikasi massa, yaitu:
Pertama, gangguan
saluran komunikasi. Komunikasi massa merupakan
jenis komunikasi yang membutuhkan saluran sebagai perantara agar
pesan dapat sampai kepada khalayak yang menjadi komunikan dalam
proses komunikasi massa. Dalam proses penyampaian pesannya,
gangguan dapat saja
terjadi didalam saluran yang menjadi pengantar
pesan tersebut. Terdapat dua faktor yang dapat mengganggu saluran
komunikasi massa, yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.
|
23
Faktor internal dapat terjadi pada media cetak maupun media elektronik,
seperti kesalahan dalam cetakan surat kabar atau koran, dimana kesalahan
cetak dapat mengganggu proses penyampaian makna pesan yang hendak
disampaikan komunikator. Gangguan saluran internal juga terjadi pada
media yang mengandalkan jaringan pemancar seperti frekuensi maupun
jaringan internet seperti yang terjadi pada media radio dan televisi.
Gangguan yang terjadi pada gelombang frekuensi radio dapat
memperburuk kualitas suara siaran, begitupun gangguan frekuensi yang
terjadi pada media televisi. gangguan tersebut
dapat memperburuk
kualitas tayangan baik suara maupun gambar. Terlebih dengan
perkembangan zaman yang kini menghasilkan saluran media baru yaitu
internet. Jaringan internet yang terukur dari kecepatan dalam mengakses,
dapat mengalami gangguan yang membuat
para komunikator atau
komunikan tidak dapat mengakses media tersebut. Jika gangguan saluran
internal ini terjadi maka proses pengiriman pesan tidak akan sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Karena gangguan saluran
internal lebih merujuk kepada gangguan yang terjadi pada media
komunikasi massa.
Selanjutnya adalah gangguan saluran yang terjadi karena faktor
eksternal. Gangguan eksternal lebih merujuk kepada gangguan yang
terjadi pada komunikan sebagai penerima pesan. Hal ini terjadi
dikarenakan faktor komunikan yang tidak dapat menerima pesan secara
jelas. Misalkan, adanya gangguan saat menonton TV seperti terjadi
kegaduhan atau terjadi komunikasi lain saat komunikan mencoba
menerima informasi yang disampaikan media komunikasi massa,
|
24
sehingga komunikan menerima dua pesan sekaligus secara bersamaan,
seperti mengobrol saat menonton TV. Kemudian untuk media radio,
dimana radio menjadi teman saat berpergian, komunikan harus membagi
konsentrasi dalam mendengarkan radio sambil memperhatikan jalanan.
Terakhir, untuk media cetak, keterbatasan melek huruf yang dimiliki
komunikan atau sifat malas membaca yang dimiliki dapat menjadi faktor
yang membuat pesan tidak sampai pada komunikan. Hal ini juga yang
membuat media cetak tidak lagi menjadi sumber utama saluran
komunikasi massa yang diminati. Dengan adanya faktor eksternal, media
komunikasi massa harus dapat meningkatkan loyalitas komunikan
terhadap media tersebut, agar gangguan eksternal tidak lagi menjadi
sebuah masalah yang berarti.
Kedua
adalah gangguan semantik. Gangguan ini berhubungan dengan
bahasa. Bahasa merupakan simbol komunikasi dimana pesan dapat diberi
makna yang nantinya akan di artikan oleh komunikan. Namun, bila
penggunaan simbol terebut salah, maka akan memberikan arti yang
berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Seperti yang
terjadi pada media cetak. Kesalahan penulisan atau terlalu banyak
menggunakan kalimat ambigu membuat pembaca susah dalam
mengartikan apa yang dimaksud oleh si komunikator. Sama halnya yang
terjadi pada media elektronik seperti radio dan televisi. Penggunaan
banyak bahasa yang tidak familiar pada siaran radio, membuat pendengar
tidak mengerti apa yang dimaksud oleh komunikan. Dalam dunia
pertelevisian, gangguan semantik biasa terjadi pada penulisan judul dan
gelar dalam chargen
tayangan, serta kesalahan ucap yang sering terjadi
|
25
pada reporter. Hal-hal tersebut menjadi hambatan yang serius, pasalanya
cara berpikir dan cara mendeskripsikan antar satu individu dengan
individu lainnya pasti berbeda, sehingga
jika kesalahan bahasa terjadi
maka akan terjadi perbedaan dan penyalah artian pesan yang
disampaikan. Sehingga pesan yang sampai tidak sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh komunikator.
6.
Gatekeeper
Menurut John R. Bittner (1996), gatekeeper adalah individu-individu atau
kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran
komunikasi massa. Peran gatekeeper dalam komunikasi massa sangatlah
penting, pasalnya pesan yang hendak dikirimkan dapat memberikan
dampak baik positif maupun negatif kepada pihak penyampai pesan
(dalam hal ini adalah media komunikasi massa). Sehingga, jika pesan
yang disampaikan tidak melalui gatekeeper, maka media komunikasi
massa tersebut sangat rentan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan
dari pesan yang disampaikannya.
Ray Eldon Hiebert berpendapat bahwa gatekeeper
merupakan suatu
kekuatan kreatif, karena pada praktiknya gatekeeper mampu menghapus,
menambahkan, dan memodifikasi pesan. Kekuatan terbesar gatekeeper
adalah mampu menghentikan informasi yang akan dikeluarkan oleh
media komunikasi massa. Maka tak heran jika gatekeeper dapat menjadi
penentu kelayakan suatu pesan yang akan disampaikan kepada khalayak
luas.
|
26
7.
Pengatur
Peranan pihak lain dalam mengatur dan menetapkan regulasi para pelaku
komunikasi massa, menjadi bagian pengawasan dalam kegiatan
komunikasi. Pengatur dalam media massa adalah pihak luar yang secara
tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa, dan
mampu menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain
pemerintah, konsumen, pengadilan, lembaga masyarakat, dan kelompok
penekan seperti narasumber, dan pengiklan. Bentuk aturan yang
dijalankan berisi hukum, aturan, pelarangan, dan tekanan informal.
Peraturan ini berfungsi untuk mengontrol isi media dan mengontrol
struktur yang ada dalam media tersebut.
8.
Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan.
Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia.
Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung
dari bingkai tersebut. Filter dibagi menjadi tiga jenis: (1) filter psikologis,
(2) filter fisik, dan (3) filter budaya (warisan budaya, pendidikan,
pengalaman kerja, sejarah politik). Semua filter tersebut akan
memengaruhi kuantitas dan kualitas pesan yang diterima dan respons
yang dihasilkan.
|
27
2.1.2
Media Massa
2.1.2.1 Perkembangan Media Massa
Pada dasarnya, pembahasan tentang perkembangan media massa, secara
otomatis mengarah pada konteks komunikasi massa. Karena media massa merupakan
bentuk saluran dari proses komunikasi massa.
Manusia merupakan mahluk yang memiliki kebutuhan akan informasi, media
massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya tersebut. Berkembangnya media massa, memudahkan
manusia dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi. Sampai pada akhirnya,
manusia kini ketergantungan dengan berbagai jenis media massa baik cetak maupun
elektronik. Selain menjadi pemenuh kebutuhan informasi manusia, media massa juga
memiliki dampak yang sangat mempengaruhi
para penggunanya. Dampak yang
ditimbulkan pun terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang
mempengaruhi inovasi manusia sehingga manusia dapat mengembangkan teknologi
sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
perkembangan media massa sejalan dengan perkembangan sejarah manusia.
Berdasarkan buku pengantar komunikasi massa karya Nurudin, sebelum
memasuki zaman media elektronik dimana penggunaan peralatan modern sangat
berpengaruh, manusia terlebih dulu memasuki zaman media
cetak. Zaman ini
ditandai dengan proses pembuatan cetakan dengan memakai tanah liat sebagai
medianya. Kemudian proses ini berkembang dengan mencetak di dalam balok kayu
lunak, hingga akhirnya perkembangan era cetak ini menggunakan kertas sebagai
bahan untuk merekam tulisan.
|
28
Mesin cetak pertama kali diciptakan oleh Johan Gutenberg. Banyak
percobaan yang telah ia lakukan hingga akhirnya ia menciptakan mesin baja yang
mampu mencetak sesuai dengan huruf-huruf yang terdapat di alat tersebut secara
benar dan jelas. Hasil proyek cetakan pertama Gutenberg berupa Injil, hingga
akhirnya ia dapat mencetak dan melipatgandakan Injil tersebut hingga 200 salinan.
Namun, dalam mengembangkan proyeknya tersebut Gutenberg harus dihadapkan
dengan beberapa masalah yang mengakibatkannya terpuruk dan meninggal dalam
kemiskinan. Padahal, penemuan percetakan ini sesungguhnya menjadi titik awal
berkembangnya era komunikasi massa.
Perkembangan zaman percetakan kemudian melahirkan pengembangan surat
kabar dimana proses komunikasi ini memungkinkan penyebaran informasi dalam
bentuk tulisan. Pada abad ke-19, mulai bermunculan media cetak berupa buku,
majalah, dan surat kabar. Dengan kemunculan media cetak ini, maka dapat dikatakan
telah ditemukannya bentuk baru dalam berkomunikasi. Menurut Charles Horton
Cooley, ahli Sosiologi dari Amerika berpendapat bahwa, media baru ini telah
mengatasi ruang dan waktu dalam proses komunikasi, media baru ini juga telah
membawa perluasan gagasan dan perasaan, serta menjadi jalan masuk kedalam
berbagai lapisan masyarakat.
Faktor kebutuhan manusia akan informasi yang terus meningkat, telah
membuat para ahli mengembangkan teknologi yang akhirnya menjadi dorongan
utama terciptanya media komunikasi massa elektronik. Ditandai dengan penemuan
gelombang radio pada tahun 1887 oleh Heinrich Hertz yang membuka peluang pada
berkembangnya dunia penyiaran. Kemudian peluang tersebut dikembangkan oleh
Marconi yang berhasil mengirim sinyal menyebrangi Samudra Atlantik
menggunakan gelombang elektromagnetik pada tahun 1901.
|
29
Tidak berhenti sampai disitu, era komunikasi massa elektronik ini terus
berkembang hingga saat ini. Setelah ditemukannya radio dan mengalami titik jenuh
pada tahun 1950-an, kemudian para ahli mencoba untuk menciptakan media
elektronik lainnya yaitu televisi. Televisi menjadi media massa yang komplit, dimana
didalam media massa tersebut dapat mencangkup dua unsur sekaligus yaitu audio
(suara) maupun visual (gambar), maka dari itu televisi disebut sebagai media audio
visual. Namun, dengan beberapa keterbatasan dan permintaan informasi yang kian
tinggi, memacu manusia untuk terus mengeksplorasi, meneliti dan mengembangkan
media yang dapat memudahkan proses komunikasi. Hingga akhirnya ditemukanlah
media massa internet.
Media massa internet yang kini sedang berkembang, menjadi alternatif dalam
berkomunikasi, terutama komunikasi massa. Internet sebagai alat penyebaran
informasi yang bersifat cepat dan tak terbatas ini mampu mengatasi ruang dan waktu.
Kini, internet menjadi media yang dapat di integrasikan dengan media lain seperti
media cetak, radio, maupun televisi. Hal ini dapat dilihat dari media cetak online
yang kian marak, serta penyiaran radio maupun TV yang berbasis streaming.
2.1.2
Televisi
Kata televisi merupakan gabungan dari bahasa Yunani, yaitu tele yang berarti
jauh dan visio
yang berarti pengelihatan. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai
alat komunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Indah Rahmawati dan Dodoy
Rusnandi (2011) menerangkan bahwa televisi merupakan sebuah telekomunikasi
yang dikenal sebagai penerima siaran berupa gambar bergerak baik berwarna
maupun hitam putih (monokrom) yang disertakan suara. Menurut Indah Rahmawati
|
30
dan Dodoy Rusnandi dalam bukunya 'Berkarier di Dunia Broadcast Televisi dan
Radio' menyampaikan bahwa kemunculan televisi mampu mengubah peradaban
dunia.
Penyiaran televisi biasanya disebarkan melalui pancaran radio VHF dan UHF
yang telah ditetapkan dalam jalur frekuensi. Gelombang televisi juga kini
dipancarkan dengan suara stereo di banyak negara. Dulu, siaran televisi dipancarkan
melalui gelombang analog, namun dengan berkembangnya teknologi, kini industri
penyiaran televisi telah beralih ke penyiaran gelombang digital. (Rahmawati &
Rusnandi, 2011: 3)
2.1.2.1 Perkembangan Televisi
Televisi tidak muncul begitu saja. Morissan menjelaskan tentang
perkembangan media massas, khususnya televisi.
Pada tahun 1884, Paul Nipkow
yang berasal dari Jerman menemukan prinsip-prinsip televisi. Kemudian pada tahun
1928, Vladimir Zworkyn dari Amerika Serikat berhasil menemukan alat berupa
tabung kamera atau iconoscope yang dapat menangkap dan mengirim gambar ke
dalam kotak yang disebut televisi. Alat tersebut bekerja dengan cara mengubah
gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis berupa gelombang. Pada
tahun 1939, pesawat televisi berhasil diciptakan oleh Zworkyn dan Philo Farnsworth
dan dipertunjukkan kepada masyarakat umum pada pertemuan World's Fair. Pada
saat itu, televisi masih menjadi barang mahal yang tidak dapat dimiliki oleh semua
orang. Program-program yang disajikan pun tidak banyak. Sehingga televisi pada
saat itu dianggap biasa saja oleh masyarakat.
|
31
Setelah perang dunia ke dua usai, kemajuan televisi berhasil didorong oleh
penciptaan teknologi yang terus dikembangkan. Mulai dari ukuran layar televisi yang
menjadi lebih besar, banyaknya program tayangan yang tersedia, hingga jaringan
yang mulai dibentuk oleh sejumlah stasiun televisi lokal. Hal ini mengakibatkan
pemakaian pesawat televisi berkembang pesat. Pada awalnya, semua program
televisi ditayangkan dalam siaran langsung atau live. Dimana pada saat itu belum
ditemukan videotape
yaitu alat penyimpan gambar dan suara, sehingga siaran
tersebut harus diulang berkali-kali. Pada saat itu, pertunjukan opera New York,
menjadi siaran favorit di Amerika.
Pada tahun 1956, videotape berhasil dikembangkan oleh Ampex Corporation.
Alat tersebut dijadikan sebagai sarana menyimpan suara dan gambar untuk
kepentingan siaran program televisi. Fungsi videotape
ini sangat dimanfaatkan pada
tahun 1960-an, dimana siaran langsung diubah dan disimpan didalam alat tersebut.
Dunia teknologi yang terus berkembang telah berhasil merubah televisi yang
tadinya hanya menyiarkan tayangan hitam putih, menjadi siaran berwarna pada tahun
1960-an. Siaran berwarna pertama kali dilakukan oleh stasiun televisi NBC.
Di Indonesia, siaran televisi pertama kali dimulai tahun 1962. Stasiun televisi
pada saat itu baru ada satu, yaitu saluran televisi pemerintah, TVRI. Kemudian pada
tahun 1989, barulah muncul televisi swasta RCTI yang disusul dengan stasiun
televisi swasta lainnya seperti SCTV, Indosiar, TPI, dan ANTV.
Sejak tahun 1990 televisi di Indonesia bekembang pesat. Dalam jangka waktu
16 tahun, tercatat sepuluh stasiun televisi swasta yang melakukan siaran nasional.
Hal ini dikarenakan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan informasi, sejalan
dengan berkembangnya bidang penyiaran di Indonesia sehingga melahirkan stasiun
|
32
penyiaran baru lainnya seperti Metro TV, Trans TV, Trans7, Global TV, TV One,
dan stasiun TV swasta lainnya.
Perkembangan televisi ini memberikan dampak positif bagi kemajuan
pengetahuan dan proses adopsi inovasi teknologi di kalangan pemirsa khususnya
masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangan televisi, stasiun penyiaran menjadi bagian penting
didalamnya. Karena tanpa sebuah saluran televisi, maka tidak ada pihak yang
menjadi penyebar informasi kepada masyarakat. Selain stasiun pemerintah dan
stasiun swasta, kini terdapat stasiun berlangganan, dan stasiun komunitas. Saluran-
saluran televisi inilah yang menjadi bukti lain dari berkembangnya dunia
pertelevisian. Morissan menggolongkannya kedalam empat jenis stasiun televisi
yaitu:
1.
Stasiun pemerintah
Stasiun pemerintah atau stasiun publik merupakan saluran televisi yang
hak siarnya dipegang oleh pemerintah. Stasiun ini bersifat independen
dan netral. Bertujuan untuk pembangunan dan bukan untuk mencari
keuntungan, serta isi siaran berfungsi sebagai layanan kepentingan
masyarakat.
2.
Stasiun televisi swasta
Stasiun ini melakukan siaran dengan orientasi mencari keuntungan atau
komersil.
3.
Stasiun berlangganan.
Jika dibandingkan dengan stasiun TV pemerintah dan swasta, audience
stasiun TV berlangganan tidak dapat menikmati seluruh tayangan yang
disediakan oleh stasiun televisi tersebut, karena stasiun ini bersifat pay-
|
33
perview, dimana penonton hanya dapat menikmati tayangan sesuai
dengan program-program yang dibayarkannya. Stasiun televisi ini disebut
juga dengan televisi kabel.
4.
Stasiun Komunitas
Ini merupakan saluran televisi yang diciptakan oleh komunitas tertentu,
bersifat independen, dan tidak komersil sehingga stasiun ini tidak menjadi
bagian untuk mencari keuntungan.
Namun, dengan terus berkembangnya teknologi penyiaran, kini fasilitas
internet dapat dijadikan media baru untuk siaran televisi. Sehingga, dunia penyiaran
televisi dapat dirasakan melalui media online. Siaran televisi ini disebut juga dengan
TV streaming.
2.1.2.3 TV Streaming
Perkembangan pesat terus terjadi pada teknologi, dan salah satunya adalah
media massa televisi. Perkembangan medium berupa televisi sebagai penerima
informasi juga berkembang dari masa ke masa. Dulu, televisi tampil dengan tabung
dan ukuran yang besar, tapi kini televisi hadir dengan layar datar, tipis, dengan
kualitas gambar dan suara yang bagus. Hal seperti ini berdampak pada inovasi yang
terus dikembangkan para ahli, dan salah satunya adalah fasilitas konvergensi media.
Teknologi multimedia melalui internet semakin berkembang secara online.
Perkembangan encoding dan decoding
untuk gambar maupun suara juga semakin
|
34
meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan komputer. Istilah streaming
sudah sering kita dengar. Streaming adalah proses pengiriman data kontiniu alias
terus-menerus yang dilakukan secara broadcast
melalui internet untuk ditampilkan
oleh aplikasi streaming
pada personal computer
(klien). Paket-paket data yang
dikirimkan telah dikompresi untuk memudahkan pengirimannya melalui internet.
Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streaming bisa
diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika sumber
mata airnya mongering. Seperti aliran air di sungai, aliran data streaming dilakukan
tanpa ada interupsi dan dilakukan secara kontiniu hingga datanya habis, artinya telah
selesai dikirim dan ditampilkan dalam personal computer si pengguna (Fachruddin,
2012: 198).
Streaming secara langsung akan menjalankan file video atau audio yang
terletak pada server dapat langsung dijalankan pada komputer client
sesaat setelah
ada permintaan dari user. Ada dua macam streaming,
streaming
suara dan video.
Untuk melakukan streaming suara, kita hanya perlu memiliki koneksi internet antara
16 Kbps hingga 48 Kbps. Dengan koneksi semacam ini, para pengakses dial-up pun
bisa melakukan streaming suara. Streaming suara bisa dilakukan secara live, artinya
real-time
dan seluruh pengguna internet yang mengakses streaming
dari channel
yang sama akan menerima data yang sama pula.
Pada prosesnya, streaming
memadukan antara suara dan video yang
kemudian dikonversi dengan berbagai software pendukung menjadi media digital,
sehingga dapat didistribusikan secara terus-menerus (stream) melalui internet. Untuk
melakukan streaming, pengguna harus melakukan proses buffering. Buffering adalah
proses atau kondisi yang terjadi saat sebuah player
untuk media streaming sedang
menyimpan bagian-bagian file media streaming
ke tempat penyimpanan lokal.
|
![]() 35
Kebanyakan player menyimpan hanya sebagian kecil dari sebuah presentasi
streaming sebelum memulai streaming. Proses buffering juga bisa terjadi di tengah-
tengah streaming, biasanya hal seperti ini terjadi jika bandwidth yang diperlukan
untuk memainkan streaming kurang sesuai atau kurang memenuhi besar bandwidth
dari yang seharusnya.
Proses dasar
streaming melalui empat tahapan dalam pengiriman video
streaming,
agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima oleh audience atau
klien. (Fachruddin, 2011: 200).
Gambar 2.1 Proses Dasar Streaming
Tahap pertama, user mengunjungi website
yang tersedia di server dan
mencari file yang ingin dia lihat dan didengar. Setelah memilih file yang akan dilihat
dan didengar, maka tahap kedua, server akan mengirimkan pesan ke server media
streaming
terhadap file tertentu yang dia inginkan. Setelah itu, tahap ketiga,
streaming server akan memperlihatkan file yang akan di-streaming kepada pengguna
komputer melalui server website. Tahap keempat, software client pengguna
komputer akan mengkodekan file tersebut dan memutarnya.
Sistem streaming
broadcast televisi merupakan sebuah media server yang
terhubung dengan master control room
(MCR) atau Technical Operation Center
CLIENT
1
2
3
4
WEB
SERVER
MEDIA
SERVER
|
36
suatu stasiun televisi. Output dari MCR stasiun televisi yang menuju pada
transmission antennas (TX) dan broadcasting satellite atau satelit komunikasi untuk
broadcast, diberikan kepada divisi IT, yang bertanggung jawab pada system
streaming broadcasting, sehingga output siaran berbasis streaming
persis dengan
sistem terrestrial dan satelit.
Kini media streaming
menjadi populer di tengah masyarakat. Dengan
teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video, dan real-time melalui
internet
ini, masyarakat dapat dengan mudah menonton tayangan-tayangan yang
disiarkan melalui streaming. Sehingga masyarakat tidak harus menonton televisi
melalui pesawat televisi. Bahkan, mereka dapat menikmati tayangan televisi tanpa
beranjak dari depan komputer. Bukan hanya komputer saja yang kini menjadi alat
untuk menyaksikan tayangan televisi streaming, namun kini sudah banyak perangkat
telekomunikasi lainnya yang menyediakan beragam fasilitas konvergensi media
streaming.
Teknologi berbasis internet yang menggunakan sistem free to air
ini
disediakan oleh beberapa stasiun televisi untuk meningkatkan pelayanan dan agar
dapat bersaing di dunia penyairan. Di Indonesia, kini telah memiliki tiga bentuk
layanan menonton TV melalui internet dengan tujuan tertentu (Fachruddin, 2012:
205-206), yaitu:
1.
Website Stasiun Televisi
Layanan tayangan televisi dalam sebuah website yang disediakan oleh
televisi yang bersangkutan. Website ini dibuat sebagai tempat promosi
program-program yang ditayangkan di stasiun TV tersebut, jadwal acara,
synopsis acara, dan lain sebagainya. Biasanya dalam website ini disediakan
juga video
streaming
yang memungkinkan audience
untuk menyaksikan
|
37
cuplikan maupun siaran live unggulan yang sudah diunggah dalam website
tersebut. Contohnya adalah www.transtv.com, www.metrotv.com,
2.
Website Online TV
Layanan televisi dalam sebuah website yang memfasilitasi seluruh siaran
televisi online
dengan video
streaming. Sehingga para audience
tidak harus
menggunakan media televisi untuk menonton program-program yang
ditayangkan di stasiun televisi tersebut. Contohnya adalah www.binus-
access.com, dan www.mivo.tv.
3.
Website Online TV (khusus televisi internet)
Layanan khusus televisi dimana sistem siarannya bergantung sepenuhnya
pada layanan streaming
atau internet dan tidak memiliki siaran terrestrial
serta satelit komunikasinya. Format program dan informasi yang disuguhkan
didalam TV ini pun terbatas. Contohnya adalah www.idenesia.tv,
Dengan semakin berkembangnya teknologi hingga munculnya teknologi
streaming,
memungkinkan masyarakat untuk dapat mendapatkan informasi dengan
mudah dan cepat. Selain itu juga dengan adanya streaming,
penonton pun dapat
menikmati tayangan-tayangan televisi dimana saja dan kapan saja.
2.1.4
Program Siaran Televisi
Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience-nya (Morissan, 2011: 209-210).
|
38
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan media elektronik, dalam konteks
ini adalah media televisi. Program dapat digambarkan sebagai sebuah produk atau
pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Pihak disini adalah audience dan pemasang
iklan. Sehingga program tergambar seperti produk yang dibutuhkan orang sampai
mereka bersedia mengikutinya (Morissan, 2011: 210).
Jenis program dibagi menjadi dua, yaitu program news (berita) dan program
entertainment (hiburan).
2.1.4.1 Program Entertainment (Hiburan)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang
termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan, musik, dan pertunjukkan
(Morissan, 2011: 223).
2.1.4.1.1 Program Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video clip
atau
konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis
menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana
mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Menurut Vane-Gross, produser
atau programmer
yang ingin menyajikan
acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan
sebanyak mungkin audience, yaitu:
|
39
1.
Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya
artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak
digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua.
2.
Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus
menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.
Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tdak sama dengan
mewawancarai si artis. Dalam shooting musik, maka gambar harus
berganti-ganti secara dinamis.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Strategi Produksi Program Televisi
Strategi didefinisikan sebagai suatu program umum untuk mencapai tujuan
organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata "program" di definisikan sebagai suatu
peranan aktif, sadar, dan rasional, yang dimainkan oleh pelaku organisasi dalam
merumuskan strategi-strategi. Strategi juga di definisikan sebagai pola tanggapan
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Setiap organisasi selalu
memiliki strategi yang menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber
daya lainnya. Strategi dijadikan sebagai sebuah pedoman dan pengarahan yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini juga berlaku pada bidang penyiaran.
Semua kegiatan penyiaran selalu dilakukan melalui tahapan dan proses pelaksanaan
yang sudah ditentukan, sehingga suatu program dapat tercipta dan layak untuk
disiarkan.
Dalam memproduksi sebuah program televisi juga dibutuhkan keahlian
dalam menyusun strategi atau disebut juga manajemen strategis (Morissan, 2011:
|
40
273), baik dalam tahapan produksi maupun strategi penyusunan tim atau kru
produksi. Terlepas dari masalah teknis atau non teknis, apakah kita bekerja dengan
kru yang banyak atau mengerjakannya sendiri, dalam memproduksi sebuah program
televisi, kita harus melalui tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan
pascaproduksi (Zettl, 2009: 4).
2.2.1.1 Tahap Pra Produksi
Proses pra produksi merupakan tahapan yang dilalui sebelum kegiatan
produksi program televisi berlangsung. Segala persiapan dan penyusunan program
terjadi di tahap ini. Tanpa melalui tahap ini maka kegiatan produksi tidak akan
terlaksana. Ada tiga tahapan utama yang terdapat dalam proses pra produksi, yaitu:
Pertama
adalah tahap penemuan ide. Ide atau gagasan tersebut ditemukan
oleh seorang produser, dimana ide tersebut akan dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Kedua
adalah tahap perencanaan. Disini perencanaan harus dibuat secara
teliti dan hati-hati, sehingga perlu mengadakan meeting
bersama kru produksi.
Diskusi dengan beberapa kru yang terlibat dalam produksi siaran televisi merupakan
tahap awal dalam pra produksi. Diskusi ini dilakukan
untuk membicarakan
perencanaan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Dalam tahap ini,
terdapat beberapa kegiatan perencanaan seperti pembuatan konsep program,
pembagian job desk masing-masing kru, dan shooting schedule.
Konsep sebuah program berawal dari sebuah gagasan, dimana sebuah
program produksi dapat tercipta dari orang-orang yang memiliki sebuah ide atau
gagasan. Pada tahap pembuatan konsep, seorang produser harus menentukan
program seperti apa yang ingin dibuat, karakteristik atau perwatakan si presenter, dan
alur program di setiap segmennya dalam bentuk rundown. Setelah proses
|
41
perancangan konsep jadi, barulah dibuat sebuah proposal atau yang biasa disebut
dengan desain produksi. Dalam desain produksi, tidak hanya terdapat rancangan
konsep program, tetapi juga terdapat tujuan program dan sasaran yang ingin dicapai.
Setelah rancangan tersebut selesai, barulah dikembangkan konsep tersebut
dengan pembuatan skenario dan perancangan adegan per-adegan. Rancangan ide dan
gagasan skenario serta adegan sulit untuk digambarkan melalui tulisan, sehingga
tenaga illustrator dibutuhkan didalam tim produksi untuk membuat storyboard
dan
layout sebagai gambaran alur program di setiap segmennya.
Selanjutnya pada tahap ini, setiap kru diberikan pembagian tugas atau job
desk
sesuai dengan keperluan produksi. Pada dasarnya, proses produksi
membutuhkan sejumlah orang yang bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim yang
disebut dengan tim produksi. Tim produksi adalah orang-orang yang membantu
berjalannya sebuah produksi.
Pra produksi dilakukan dengan melalui sejumlah tahapan diantaranya
(Rahmawati & Rusnandi, 2011: 63-82):
1.
Meeting bersama kru produksi
Diskusi ini dilakukan biasanya dengan kru produksi, selain itu juga
dengan Art Director atau Penata Artistik, karena seorang penata artistik
akan memberikan masukan serta gagasan set yang akan dibangun.
Sutradara juga berdiskusi dengan penata kamera atau D.O.P (Director of
Photography)
untuk menentukan komposisi, angle, camera movement
pada saat produksi berlangsung.
|
42
2.
Shooting Schedule
Penjadwalan shooting dilakukan setelah sutradara melakukan breakdown
script, dalam hal ini sutradara biasanya dibantu oleh assisten sutradara.
3.
Penetapan Ide Cerita
Penggalian fakta terhadap setting
cerita dan karakter harus diperhatikan
sebelum produksi dilakukan. Selain itu penggalian pemahaman dan
pengetahuan terhadap informasi yang sudah ada juga diperlukan.
4.
Pembuatan Skenario
Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses
produksi film komersial, namun dapat diadaptasi untuk proses pembuatan
produk audio-visual lainnya dengan penyesuaian seperlunya.
5.
Pembuatan Storyboard dan Layout
Storyboard adalah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan
bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan
cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam bentuk kata-kata, dibuat
dalam bentuk gambaran visual yang semirip mungkin sehingga terbentuk
sebuah ilustrasi pada saat pengambilan gambar.
Layout adalah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra produksi.
Gambar-gambar yang ada di storyboard dirangkai dalam suatu kegiatan
editing video, sesuai skenario.
6.
Membuat dan Mengajukan Budget
Seorang produser harus membuat dan mengajukan proposal rencana
anggaran biaya produksi program yang akan dikerjakan oleh pihak
produksi. Hal ini bertujuan untuk menunjang proses produksi agar dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan.
|
43
7.
Survei Lokasi
Memilih dan mencari lokasi pengambilan gambar sesuai dengan naskah.
Pemilihan lokasi ini biasanya dilakukan agar apa yang telah disusun
dalam skenario dapat terwujud semirip mungkin dan dapat
menggambarkan apa yang ada di dalam naskah.
8.
Mempersiapkan Talent, Properti, dan Kostum
Kostum dibutuhkan agar tokoh cerita dapat sesuai dengan penokohan
yang telah disusun dalam naskah. Properti dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil video yang baik dan berkualitas, juga untuk mendukung latar yang
telah ditentukan. Talent adalah individu-individu yang dapat memerankan
tokoh yang telah ditentukan di dalam naskah. Untuk memperoleh talent
biasanya dapat dipilih langsung oleh produser, atau dilakukan proses
casting.
2.2.1.2 Tahap Produksi
Proses produksi merupakan tahap pengambilan gambar. Kegiatan ini disebut
juga dengan shooting. Tahap produksi dapat dilakukan di dalam studio maupun
diluar studio.
Dalam proses produksi dikenal dua istilah, yaitu live
dan tapping. Produksi
live
merupakan kegiatan terakhir dalam tahap pembuatan sebuah program. Karena
program tersebut disiarkan secara langsung sehingga tidak dapat diulang. Sedangkan
produksi tapping
merupakan kegiatan pembuatan program yang dibantu dengan alat
perekam dan tidak disiarkan secara langsung, sehingga pada proses pengambilan
gambar masih dapat mengulang kesalahan adegan.
|
44
Berlangsungnya proses produksi sangat bergantung pada tim produksi. Selain
itu proses produksi program televisi juga bergantung pada seseorang atau beberapa
orang yang mejadi talent atau host untuk memandu jalannya acara. Serta melibatkan
juga beberapa narasumber untuk beberapa program acara seperti talkshow
dan
program diskusi lainnya.
Proses produksi sangat terpaku pada peralatan yang digunakan dalam
pembuatan sebuah program televisi. Peralatan yang digunakan untuk produksi acara
TV di studio dan diluar studio memiliki sedikit perbedaan. Karena, tidak semua
peralatan yang
digunakan saat produksi didalam studio, digunakan juga pada saat
produksi diluar studio.
Dalam pelaksanaan produksi, tim produksi bertugas membuat perencanaan
ide, gagasan, dan konsep menjadi sebuah gambar yang layak untuk ditonton. Maka
dari itu, diperlukan penentuan jenis shoot yang akan diambil dalam tiap adegannya.
2.2.1.3 Tahap Pasca Produksi
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam proses produksi sebuah program
televisi. Dalam proses pasca produksi terdapat beberpa tahap sebelum akhirnya
menjadi sebuah tayangan yang layak untuk disiapkan. Ada dua tahapanya yaitu:
proses editing dan evaluasi. Proses editing masa kini berbeda dengan proses editing
dulu. Kini proses editing
menggunakan teknologi digital dimana proses editing yang
dilakukan lebih mudah dan efisien. Berbeda dengan sistem editing analog yang lebih
rumit.
Sebelum proses editing video secara digital dimulai, terdapat tahap capturing.
Tahap capturing merupakan kegiatan mentransfer audio visual
yang terekam dalam
|
45
kaset digital kedalam komputer. Sehingga materi yang nanti akan masuk kedalam
editing sudah dalam bentuk file.
Setelah seluruh materi yang akan digunakan selesai dipindahkan, barulah
proses
editing
dapat dilakukan. Proses
editing
merupakan kegiatan penyusunan dan
perangkaian seluruh materi hasil syuting sehingga menjadi sebuah produk akhir
(product final) yang layak dan siap untuk ditayangkan. Orang yang mengerjakan
tahap ini disebut sebagai seorang editor (Fachruddin, 2012: 394).. Dalam tahap
editing, terdapat tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing.
Editing offline disebut juga dengan editing kasar, dimana materi hasil syuting
langsung dipilih dan disusun menjadi sebuah rangkaian cerita sesuai dengan
rundown. Selanjutnya dilakukan proses screening, dimana bahan yang sudah
diproses didalam
editing
offline
diperiksa kembali, sehingga apabila masih ada
gambar yang ingin ditambah dan dikurangi masih dapat dilakukan.
Setelah tahap
editing
offline
selesai dilakukan, selanjutnya masuk kedalam
tahap editing online. editing online
merupakan penyempurnaan hasil editing offline.
editing
online
biasanya dilakukan sekaligus dengan proses mixing. Dimana pada
tahap ini, editor
memasukkan musik, efek gambar, dan suara seperti sound
effect
serta rekaman narasi atau dubbing yang diselaraskan dengan gambar.
2.2.2
Komunikasi Organisasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin 'communis' atau dalam bahasa inggris
'common' yang berarti sama. Sehingga kegiatan komunikasi dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai kesamaan makna. Melalui komunikasi kita
|
46
mencoba berbagi informasi, gagasan, maupun sikap dengan lawan komunikasi
(Rohim, 2009: 109).
Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang
melibatkan orang-orang (Pace & Faules, 2001: 11). Organisasi diciptakan dan
dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-
orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu (Pace & Faules, 2001: 31). Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin
organisasi kepada para anggotanya, agar anggotanya mengetahui dan menyadari
tujuan dan rencana dari organisasi tersebut, sehingga mereka dapat berperan secara
penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja organisasi
sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Berbagai upaya
meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas
individu (Yunus, 2012: 170).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan konsep gaya komunikasi
organisasi, dimana di dalam sebuah proses pra produksi berlangsung terjadi interaksi
antar anggota didalamnya.
2.2.2.1 Arah Aliran Komunikasi
Menurut Pace & Faules (2001) ada empat jenis aliran komunikasi yang
mengalir di dalam sebuah organisasi yaitu:
|
47
1.
Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang
berotoritas lebih rendah. Biasanya ada anggapan bahwa informasi
bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi
kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967).
Ada dua masalah utama di dalam komunikasi ke bawah yaitu: (1) jenis
informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para
pegawai dan (2) bagaimana informasi tersebut disediakan.
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan (Katz & Kahn, 1996): (1) informasi mengenai bagaimana
melakukan pekerjaan, (2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk
melakukan pekerjaan, (3) informasi mengenai kebijakan dan praktik-
praktik organisasi, (4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan (5)
informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
2.
Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih
tinggi (penyelia). Setiap bawahan yang memiliki alasan yang baik atau
meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang
otoritasnya lebih tinggi dari dia menjadi salah satu syarat untuk terjadinya
komunikasi ke atas.
3.
Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi di antara
rekan-rekan kerja yang berada di dalam unit kerja yang sama. Unit kerja
|
48
meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang
sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.
4.
Komunikasi Lintas Saluran
Komunikasi lintas saluran adalah penyampaian informasi yang terjadi di
dalam suatu organisasi, dimana para anggotanya melintasi jalur
fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan
yang mengawasi tetapi bukan atasan atau bawahan mereka.
2.2.2.2 Hubungan Antarpersona
Hubungan paling intim yang kita miliki dengan orang-orang lain dalam
tingkat pribadi, antarteman, sesama sebaya, biasanya disebut sebagai hubungan
antarpersona (Pace & Faules, 2001: 202). Dengan mereka kita memperoleh
hubungan yang beresonansi, bergetar, dan sesuai, menunjukkan bahwa kita
mempedulikan mereka.
Pace & Boren menyatakan bahwa ada beberapa hal yang diperlukan jika kita
ingin hubungan antarpersona berhasil yaitu:
1.
Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan
bermusuhan.
2.
Menetapkan dan menegaskan identitas anda dalam hubungan dengan
orang lain tanpa membesar-besarkan ketidakpastian.
3.
Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan
kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya.
4.
Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka.
|
49
5.
Membantu orang-orang lain.
6.
Ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam hal-hal
yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan.
2.2.3
Mutu Program
Pada acara televisi, mutu program dilihat dari dua aspek, yaitu mutu teknik
dan mutu produksi.
2.2.3.1 Mutu Teknik
Mutu teknik dibagi menjadi dua aspek yaitu audio dan video.
1. Audio
Mutu audio dalam suatu siaran ditentukan oleh beberapa unsur, antara lain:
a)
Volume
Volume merupakan keras lunaknya suara.
b)
Balances
Balances berkaitan dengan keseimbangan antara frekuensi rendah dan
tingginya sinyal audio.
c)
Noise
Merupakan gangguan sinyal suara yang dikirimkan.
2. Video
Video juga menjadi tolak ukur mutu suatu program. Dalam aspek ini, terdapat
beberapa unsur yang dapat menentukan kualitas sebuah tayangan, yaitu:
|
50
a)
Contras
Merupakan perbedaan antara warna hitam dan puttih maupun antar
warna lainnya.
b)
Brightness
Menyangkut terang gelapnya sebuah gambar.
c)
Fokus
Merupakan ketajaman sebuah gambar.
d)
Noise
Gangguan dari sinyal yang bukan merupakan bagian dari informasi
gambar.
2.2.3.2 Mutu Produksi
Ada beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur serta
meningkatkan mutu program pada aspek produksi yaitu: ide, konsep produksi,
naskah, presenter, rundown, produser, asisten produser, dan tim kreatif.
1.
Ide
Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran, dimana
perencana tersebut adalah seorang produser. Ide merupakan pesan yang
hendak disampaikan kepada pemirsa melalui media televisi. Siaran
televisi tercipta karena dilandasi dari munculnya sebuah ide atau gagasan.
Ide yang nantinya diimplementasikan hingga menjadi sebuah program
acara haruslah ide yang sesuai dengan tujuan program dan tujuan dari
siaran.
|
51
2.
Konsep produksi
Setiap program acara televisi memiliki konsep yang berbeda-beda.
Perbedaan konsep ini membuat adanya perbedaan proses produksi di tiap
programnya. Konsep produksi harus mengkaji klasifikasi target penonton
yang terdiri dari usia, status sosial, dan jenis kelamin. Ketiga unsur
tersebut dapat mempengaruhi hasil produksi agar tidak melenceng jauh
dari tujuan program tersebut.
3.
Naskah
Keselarasan antara gambar dan narasi menjadi tuntutan utama dalam
memproduksi sebuah program. Hal tersebut dikarenakan keduanya
merupakan aspek yang saling mendukung.
4.
Presenter
Presenter merupakan anggota atau bagian dari produksi yang menjadi
ujung tombak sebuah program televisi. Presenter merupakan
orang yang membawakan acara sebuah program acara dengan
perwatakannya masing-masing.
5.
Rundown
Rundown merupakan susunan detail program persegmen. Rundown
berisikan urutan isi acara berdasarkan perencanaan gambar, suara, dan
durasi waktu. Dalam rundown, akan terlihat alur acara yang akan
menggambarkan isi acara untuk satu episode. Bentuk rundown setiap
program sangat bervariasi sesuai dengan konsep dan format produksi
program acara tersebut.
|
52
6.
Produser
Produser adalah orang yang bertanggung jawab untuk merubah ide/hiasan
kreatif kedalam sebuah konsep. Produser memiliki tugas dalam
memimpin seluruh tim produksi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Seorang produser, bertanggung jawab secara umum
terhadap seluruh kegiatan produksi.
7.
Asisten produser
Asisten produksi merupakan orang yang memiliki suara penentu terhadap
segala perubahan konten yang terjadi. Secara umum asisten produksi
bertugas dalam membantu produser, sutradara dan membantu kelancaran
jalannya sebuah acara.
8.
Tim kreatif.
Tim kreatif bertanggung jawab untuk menangani proses penciptaan
karya-karya kreatif dimana tim kreatif mengembangkan berbagai macam
ide menjadi bentuk skenario yang siap untuk di produksi. Tim kreatif
bekerja sama dengan bidang-bidang lainnya untuk menghasilkan sebuah
produk yang berkualitas dengan acara menciptakan terobosan ide baru
baik itu pada aspek konten maupun berbagai fitur dalam program acara
yang digarap.
2.2.4
Konsep Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan suatu strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT sendiri merupakan
|
53
singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang),
Threat (ancaman) (Rangkuti, 2006: 18-19). Menurut Nadine Pahl dan Anne Ritcher
(2007), Pengertian dari keempat elemen SWOT tersebut adalah:
Strength
(kekuatan)
adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi dari hasil kinerja yang baik.
Weakness
(kelemahan)
adalah sesuatu yang menghalangi perusahaan atau
unit dikarenakan kinerja yang kurang baik. Hal ini menjadi 53actor
yang perlu
ditangani oleh perusahaan atau organisasi.
Opportunities
(peluang)
adalah tren, gaya, peristiwa, dan gagasan yang
tercipta dari kemampuan perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Threat (ancaman) adalah sesuatu peristiwa atau kekuatan atau diluar kendali
perusahaan atau organisasi, dimana ancaman membuat perusahaan membutuhkan
perencanaan serta keputusan yang tepat untuk menguranginya.
Analisis SWOT dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal
yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor peluang, dan ancaman, serta analisis
lingkungan internal untuk mengetahui faktor kekuatan serta kelemahan.
|
![]() 54
2.3
Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tim Produksi Program
RADIONET SHOW
Analisa
SWOT
Strategi
Produksi
Komunikasi
Organisasi
Pra
Produksi
Produksi
Pasca
Produksi
Kualitas Program
|