5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori yang Berkaitan dengan Jaringan
Berikut
ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan
komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.
2.1.1
Definisi Jaringan Komputer
Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer
Networks) adalah himpunan interkoneksi sejumlah komputer
autonomous. Kata
“autonomous” mengandung pengertian bahwa
komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan
merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal
yang biasa
digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak
mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer
lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya.
Dua buah komputer dikatakan “interkoneksi” apabila
keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar
data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard
disk, floppy disk, CD ROM,  flash disk, dan sebagainya).
Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui
media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan
pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer
yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam
jaringan.
Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan
beberapa buah komputer yang terhubung satu
sama lain dan dapat
saling berbagi resources
  
6
2.1.2
Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah susunan peletakan node pada suatu
jaringan dan bagaimana cara mengaksesnya.
Topologi jaringan secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : topologi
fisikal dan topologi logikal.
1.
Topologi Fisikal
Topologi fisikal menyusun peletakan node pada jaringan. Contoh
dari topologi fisikal adalah :
a.
Topologi Bus
Topologi Bus
menggunakan sebuah kabel backbone
dan
semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut.
Kelebihan : 
Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan
node
dapat dilakukan dengan mudah
dan bekerja baik pada
network skala kecil.
Kelemahan :
Merupakan teknologi lama yang sudah out of date, jika kabel
putus atau rusak maka
network
lumpuh total, proses
troubleshooting
cukup sukar
dan manajemen pada network
skala besar tidak dapat dilakukan.
 
Gambar 2.1 Topologi Bus
 
(Sumber: McQuerry, 2008:15)
b.
Topologi Ring
Topologi Ring
menghubungkan host
dengan host
lainnya
membentuk lingkaran tertutup atau loop.
Kelebihan : 
  
7
Tidak terjadinya collision
atau tabrakan pengiriman data
seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node
dapat
mengirimkan data pada suatu saat.
Kelemahan :
Setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola
informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila
terdapat gangguan di suatu node
maka seluruh jaringan akan
terganggu. 
 
Gambar 2.2 Topologi Ring
 
(Sumber: McQuerry, 2008:17)
c.
Topologi Star
Topologi Star
menghubungkan semua komputer pada sentral
atau konsentrator. Biasanya konsentrator berupa perangkat
hub atau switch.
Kelebihan : 
Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan
node dapat dilakukan dengan mudah, proses troubleshooting
mudah, jika salah satu kabel putus atau rusak maka network
masih dapat berfungsi, manajemen network
terpusat dan
memudahkan untuk network skala besar.
Kelemahan : 
  
8
Biaya instalasi cukup mahal dan jika hub
atau switch rusak
maka network akan lumpuh total.
 
Gambar 2.3 Topologi Star
 
(Sumber: McQuerry, 2008:16)
d.
Topologi Mesh atau Fully-Mesh
Topologi mesh
menghubungkan setiap komputer secara
point-to-point, artinya semua komputer akan saling terhubung
satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link
yang terputus.
Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis,
seperti instalasi nuklir.
Kelebihan : 
Sangat fault tolerant karena banyak link dengan setiap node.
Kelemahan :
Biaya instalasi cukup mahal, proses instalasi sukar, proses
manajemen sukar, proses troubleshooting sukar.
 
Gambar 2.4 Topologi Mesh
 
(Sumber: McQuerry, 2008:19)
  
9
Dari keempat topologi dasar diatas telah dikembangkan beberapa
topologi turunan, seperti : 
e.
Topologi Extended Star
Topologi Extended Star
menggabungkan beberapa topologi
star
menjadi satu kesatuan. Alat
yang digunakan untuk
menghubungkan masing-masing topologi star
adalah hub
atau  switch.
 
Gambar 2.5 Topologi Extended Star
 
(Sumber: McQuerry, 2008:16)
f.
Topologi Hierarchical
Hampir mirip dengan Extended Star. Perbedaannya
terletak
pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak
menggunakan hub
atau switch
namun menggunakan
komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. Biasanya
komputer sekaligus berfungsi sebagai router.
Kelebihan :
Topologi ini mudah dimanajemen karena adanya pusat node
dalam tingkatan masing –
masing
dan dapat menjangkau
jarak yang jauh dengan adanya sifat repeater
yang dimiliki
hub.
Kekurangan :
Jika ada node
yang rusak, maka node
yang berada di
bawahnya akan susah untuk mengirim node
yang jauh atau
tetangganya dan sering terjadinya collision.
  
10
 
Gambar 2.6 Topologi Hierarchical
 
(Sumber: Edwards and Bramante, 2009: 24)
2.
Topologi Logikal
Topologi Logikal
menentukan bagaimana cara  para user (node)
mengakses untuk berkomunikasi melalui suatu jaringan ketika
akan mengirim data. Dua tipe topologi logikal yang  paling 
banyak  digunakan  adalah
broadcast
(Bus, Star, Mesh)  dan 
token passing (Ring).
2.1.3
OSI Layer
Menurut Sofana (2011:105-109), OSI (Open System
Interconnection) Reference Model
atau model referensi OSI adalah
sebuah
model untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh
International Organization for Standardization
(ISO) di Eropa
pada
tahun 1997. Model OSI ini disebut juga model OSI tujuh lapis atau
OSI seven layer yang mulai diperkenalkan pada tahun 1984.
Hingga saat ini, model OSI hanya merupakan “model ideal”
dan digunakan sebagai acuan untuk memudahkan mempelajari
bagaimana protokol jaringan berfungsi dan berinteraksi.
Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer : 
  
11
a.
Layer 7 : Application Layer
Berfungsi sebagai antarmuka (penghubung) aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Pada layer
inilah sesungguhnya user
“berinteraksi
dengan jaringan”.
Contoh protokol yang berada pada lapisan ini : FTP, telnet,
SMTP, HTTP, POP3, NFS.
b.
Layer 6 : Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level
ini adalah sejenis redirector software, seperti network shell
(semacam Virtual Network Computing
(VNC) atau Remote
Desktop Protocol
(RDP)). Kompresi data dan enkripsi juga
ditangani oleh layer ini.
c.
Layer 5 : Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai,
dipelihara, dan diakhiri. Selain itu, di level
ini juga dilakukan
resolusi nama. Beberapa protokol pada layer ini : 
NETBIOS, protokol yang dikembangkan IBM, menyediakan
layanan untuk layer presentation
dan layer application;
NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), protokol
pengembangan dari NETBIOS, digunakan pada Microsoft
networking; ADSP (Apple Talk Data Stream Protocol); PAP
(Printer Access Protocol), protokol untuk printer Postscript pada
jaringan Apple Talk.
d.
Layer 4 : Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data menjadi paket-paket data
serta
memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat disusun
kembali setelah diterima. Paket yang diterima dengan sukses akan
diberi tanda (acknowledgment). Sedangkan paket yang rusak atau
hilang di tengah jalan akan dikirim ulang.
  
12
Contoh protokol yang digunakan pada layer
ini seperti : UDP,
TCP, SPX.
e.
Layer 3 : Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan melakukan routing
melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
Pada layer
ini juga dilakukan proses deteksi error
dan transmisi
ulang paket-paket yang error.
Contoh protokol yang digunakan seperti : IP, IPX. 
f.
Layer 2 : Data Link Layer
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut frame. Pada level ini
terjadi error correction, flow control, pengalamatan perangkat
keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkat-
perangkat jaringan seperti bridge dan switch layer 2 beroperasi.
Menurut spesifikasi IEEE 802, layer ini dikelompokkan menjadi
dua, yaitu Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control
(MAC).
Contoh protokol yang digunakan pada layer ini adalah : Ethernet
(802.2 & 802.3), Token Bus (802.4), Token Ring (802.5), Demand
Priority (802.12).
g.
Layer 1 : Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet
atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengabelan.
Selain itu, level
ini juga mendefinisikan bagaiman Network
Interface Card
(NIC) berinteraksi dengan media wire
atau
wireless. Layer physical berkaitan langsung dengan  besaran fisik
seperti listrik, magnet, gelombang. Data biner
dikodekan
berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui jaringan.
  
13
2.1.4
TCP/IP Layer
Menurut Sofana (2011:169-171), Transfer Control Protocol /
Internet Protocol atau biasa dikenal dengan TCP/IP adalah hasil riset
yang dikembangkan badan pertahanan Amerika Serikat yang awalnya
diberi nama
ARPANET.
Sama
seperti arsitektur
OSI, TCP/IP juga
menggunakan sistem layering. Jika arsitektur OSI dikenal dengan
seven layer OSI, karena memiliki tujuh layer arsitektur.
Sedangkan
TCP/IP hanya mempunyai empat layer arsitektur, yaitu :
a.
Layer 4 : Application layer
Menyediakan akses aplikasi ke jaringan TCP/IP. Layer
ini
menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses
encoding, dan dialog control
yang memungkinkan terjadinya
komunikasi antar aplikasi jaringan.
Protokol-protokol yang bekerja pada layer
ini antara lain : Telnet,
DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain.
b.
Layer 3 : Transport Layer
Bertanggung jawab atas komunikasi antar dua buah node. Layer
ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke
tujuan data dengan cara membuat logical connection
di antara
keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan
kembali data yang diterima dari Application layer ke dalam aliran
data yang sama antara sumber dan pengirim data.
Ada dua cara
pengiriman data, connection-oriented
(menggunakan protokol
TCP) atau connectionless-oriented (menggunakan protokol UDP).
Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data.
Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan
pengiriman data. 
Protokol yang bekerja di lapisan ini adalah TCP dan UDP.
c.
Layer 2 : Internet Layer
Bertanggung jawab dalam masalah routing
dan addressing
(pembuatan paket IP). Layer ini bertugas menentukan rute terbaik
yang akan dilewati oleh  sebuah paket data.
Selain itu, layer ini
  
14
juga bertugas melakukan packet swithcing
untuk mendukung
tugas utama tersebut.
Protokol yang bekerja pada layer ini yaitu : Internet Protocol (IP),
Internet Control Message Protocol
(ICMP), Address Resolution
Protocol (ARP), Reverse Address Resolution Protocol (RARP).
d.
Layer 1 : Network Access Layer
Berfungsi membentuk frame-framedata
yang akan dikirim ke
media jaringan. 
Protokol yang berjaalan dalam lapisan ini : Ethernet, Token Ring,
serta layanan teknologi WAN seperti POTS (Plain Old telephone
service), ISDN, Frame Relay, dan ATM. 
Gambar 2.7 Perbandingan OSI Layer dan TCP/IP Layer
(Sumber: McQuerry, 2008:42)
2.1.5
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network
adalah jaringan komunikasi data yang
beroperasi pada area geografis yang lebih luas dari LAN. WAN berbeda
dari LAN dalam beberapa hal. LAN hanya menghubungkan komputer,
periferal, dan perangkat lain dalam satu gedung atau wilayah geografis
yang kecil, sedangkan WAN memungkinkan transmisi data dalam jarak
geografis yang lebih luas.
WAN menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyedia
layanan atau operator
seperti perushaan telepon atau kabel untuk
  
15
menghubungkan lokasi antar suatu organisasi untuk satu sama lain, untuk
lokasi dari organisasi lain, untuk layanan eksternal, dan pengguna remote
(CISCO CCNA Exploration 4.0
Accessing the WAN, akses tanggal 13
Desember 2013).
Berikut adalah tiga karakteristik utama dari WAN :
3.
WAN umumnya menghubungkan perangkat yang dipisahkan
oleh wilayah geografis yang lebih luas daripada wilayah
geografis pada LAN,
4.
WAN menggunakan jasa operator, seperti perusahaan telepon,
perusahaan kabel, sistem satelit, dan penyedia jaringan,
5.
WAN menggunakan koneksi dari berbagai jenis koneksi serial
untuk menyediakan akses bandwidth
di daerah geografis
yang luas.
Gambar 2.8 Contoh jaringan WAN
(Sumber : CISCO CCNA Exploration 4.0 Accessing the WAN,
akses tanggal 13 Desember 2013)
  
16
2.2
Toeri yang Terkait Tema Penelitian (Tematik)
Berikut
ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini.
2.2.1
Computer Assisted Test (CAT)
Computer Assisted Test
(CAT) adalah suatu metode seleksi
dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan
standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.
Standar kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil.
Untuk menjamin standar kompetensi dasar CPNS dilakukan Tes
kompetensi dasar melalui Computer Assited Test (CAT).
Maksud dan tujuan :
1.
Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian,
2.
Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional,
3.
Menetapkan standar nilai.
Keunggulan / manfaat penggunaan CAT :
1.
Peserta tes dapat mendaftarkan melalui internet,
2.
Peserta tes dapat dinilai langsung sesuai dengan hasil yang
diperoleh,
3.
Komputer menyediakan keseluruhan materi soal Kompetensi
Dasar (Tes Pengetahuan Umum, Tes Bakat Skolastik dan Tes
Skala Kematangan),
4.
Penilaian dilakukan secara obyektif,
5.
Peserta ujian dapat mengakses dengan mudah terhadap
pencapaian hasil (skor) yang diperoleh.
Spesifikasi Minimal Infrastruktur pengunaan Computer Assisted Test :
a.
Processor Intel Core 2 Duo,
b.
Memory 2GB,
c.
HDD 250GB,
d.
DVD RW,
e.
Keyboard dan Mouse Optic PS 2,
f.
Display minimum 1024 x 768 pixel,
  
17
g.
Network Card 100 mbps dan wifi,
h.
Browser Google Chrome,
i.
Antivirus update,
j.
Jaringan Lokal (Local Networking)
menggunakan
hub/switch
dan router
serta wifi sesuai standar pabrikan industri yang
disesuaikan dengan jumlah client (min 1/100),
k.
Genset/UPS untuk mengantisipasi PT.PLN apabila ada
pemadaman listrik,
l.
LCD TV untuk monitoring hasil tes berikut kabel data untuk
menghubungkan ke komputer,
m.
Infocus/Projector untuk pemaparan dan pengarahan tes dengan
CAT System.
2.2.2
Routing
Routing berkaitan dengan penentuan rute yang dilalui oleh
paket data untuk mencapai tujuan. Routing juga berkaitan dengan
pertukaran informasi antar jaringan komputer. 
Menurut McQuerry
(2008:240),
ada dua
jenis routing
berdasarkan cara konfigurasi dan input ke routing table
nya, yaitu :
Static Routing dan Dynamic Routing.
a.
Static Routing
:
tipe
dari routing ini
adalah
dengan cara
menambahkan informasi pada routing table secara manual, baris
per baris, tanpa komunikasi antara router yang satu dengan yang
lainnya. Kelebihannya adalah load router
yang lebih ringan
dibandingkan dengan dynamic routing. Kekurangannya adalah
informasi routing yang tidak akurat karena tidak ada komunikasi
antar router
sumber (pemilik network), maka ketika terjadi
perubahan pada network
(up / down),
router
lain yang telah di
konfigurasi
routing
secara static
tidak mengetahui informasi
sebenarnya (tidak triggered update).
b.
Dynamic Routing
: tipe dari routing
ini adalah
dengan
cara
membuat routing table
yang dinamis dengan menggunakan
informasi routing
yang diperoleh dari routing protocol
dan
mengijinkan router-router berkomunkasi satu sama lain sehingga
  
18
dicapai sebuah kondisi converged, di mana semua user
dapat
saling berkomunikasi. Secara algoritmanya,
dynamic routing
dibagai menjadi 3, yaitu : Distance Vector, Link State dan Hybrid
1.
Distance Vector, router
tidak harus mengetahui setiap atau
segmen jaringan, router hanya harus tahu arah atau vector
terdekatnya untuk mengirim paket dan distance vector
beroperasi secara periodik (periodically). Contoh routing
protocol distance vector adalah Routing Information Protocol
(RIP).
2.
Link State, setiap router membangun gambaran atau peta
internalnya sendiri dari topologi jaringan, mengirimkan pesan
ke router lain yang aktif secara langsung dan memberikan
informasi apakah link ke setiap router telah aktif. Router lain
akan menggunakan informasi ini untuk memilih tujuan
terbaik.
Contoh routing protocol
link state
adalah Open
Shortest Path First (OSPF)
3.
Hybrid, penggabungan aspek dari distance vector dan link
state. Hybrid hanya dapat diimplementasikan pada Cisco.
Contoh hybrid protocol adalah Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol (EIGRP).
2.2.3
Open Shortest Path First (OSPF)
Menurut Balchunas (2007:1), OSPF adalah standar dari link-
state routing protocol, yang dirancang untuk mendukung efisiensi
skala jaringan yang lebih besar. OSPF memiliki sebagai berikut :
a.
Hirarki desain jaringan pada OSPF menggunakan area,
b.
OSPF akan membentuk neighborship dengan router
yang
berdekatan pada area yang sama,
c.
OSPF menyebarkan informasi tentang kondisi link dan
informasi rute yang dibagi-bagikan di antara router-router
OSPF menggunakan Link-State Advertisements (LSA),
d.
Router OSPF hanya akan membagi paket Link-State
Advertisements (LSA) kepada sesama router
OSPF
yang
sudah melakukan adjacency,
  
19
e.
OSPF mengirimkan update
LSA bila ada perubahan ke
salah satu linknya
dan mengirimkan perubahan update
tersebut setiap 30 menit dan mendukung triggered update
(update
yang dilakukan langsung setiap ada perubahan
topologi),
f.
Traffic
pada OSPF adalah multicast
dengan alamat
224.0.0.5 (untuk semua router
OSPF) atau 224.0.0.6
(semua designated router),
g.
OSPF menggunakan algoritma Dijkstra Shortest Path
First untuk mencari jalur terpendek,
h.
OSPF merupakan protocol classless
dan mendukung
Variable-Length Subnet Mask (VLSM),
i.
OSPF mendukung IP routing,
j.
Administrative distance pada rute OSPF adalah 110,
k.
Metric
pada OSPF dilihar dari cost
yang dihitung
berdasarkan bandwidth link. OSPF tidak memiliki batas
hop-count (unlimited).
OSPF membangun dan memelihara tiga tabel, yaitu :
a.
Neighbor table
: berisi daftar semua router neighbor
/
router tetangga,
b.
Topology table
: berisi daftar semua rute yang mungkin
untuk semua jaringan dalam satu area,
c.
Routing table : berisi rute terbaik untuk setiap jaringan.
2.2.4
Multi Protocol Label Switching (MPLS)
MPLS
adalah teknologi jaringan WAN yang bekerja dengan
cara menyisipkan label ke setiap paket yang akan dikirimkan lewat
jaringannya. MPLS label digunakan antar router
sehingga bisa
membentuk label-to-label mapping. Label yang disisipkan kepada
paket IP tersebut, memungkinkan router
untuk meneruskannya
berdasarkan label dan bukan IP address tujuan. Jadi, paket diteruskan
berdasarkan label switching buka IP switching (Ghein, 2007:5). 
  
20
MPLS merupakan teknologi pengiriman
paket pada jaringan
backbone
berkecepatan tinggi.
Asas kerjanya menggabungkan
beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched
dan
packet-switched
yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari
keduanya. 
Konsep utama MPLS ialah teknik peletakan label dalam setiap
paket yang dikirim melalui jaringan ini. MPLS bekerja dengan cara
memberi label untuk paket-paket data, untuk menentukan rute dan
prioritas pengiriman paket tersebut. Label tersebut akan memuat
informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu
paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas paket mana yang
harus dikirimkan terlebih dahulu.
Teknik ini biasa disebut dengan label switching. Dengan
informasi label switching
yang didapat dari router network layer,
setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router
dimana paket
tersebut masuk dalam jaringan untuk pertama kali. Router
tersebut
berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut label
switching router (LSR).
Network MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label switched
path
(LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label
switched router (LSR).
LSR pertama dan terakhir disebut ingress dan
egress. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence
class
(FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima
perlakukan forwarding
yang sama di sebuah LSR. FEC
diidentifikasikan dengan pemasangan label.
Untuk  menyusun  LSP,  label switching table di  setiap  LSR 
harus  dilengkapi  dengan  pemetaan dari  setiap  label  masukan  ke 
setiap  label  keluaran. Proses  melengkapi  tabel  ini  dilakukan 
dengan protokol  distribusi  label  hampir  serupa  dengan protokol 
persinyalan  di  ATM, sehingga sering  juga disebut protokol
persinyalan ATM.
  
21
2.2.5
Frame Relay
Frame Relay
adalah protokol WAN yang beroperasi pada
layer
pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat
diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame
relay
adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah
digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk
menghubungkan LAN, SNA, internet
dan bahkan aplikasi suara
/
voice.
Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui Wide
Area Network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame
atau
paket. Masing-masing frame
mempunyai alamat yang digunakan oleh
jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame
akan melewati
switch
dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “Virtual
Circuit” sampai tujuan.
Frame Relay
memiliki range kecepatan yang ditawarkan
antara 64Kbps sampai 45Mbps dengan shared link
pada ISP.
(Lammle, 2007:778).
2.2.6
Virtual Private Nework (VPN)
Menurut Sofana (2012:130), Virtual Private Network
(VPN)
merupakan teknologi jaringan computer yang digunakan untuk
menggabungkan beberapa LAN yang lokasinya dipisahkan secara
geografis menjadi sebuah LAN Virtual.
VPN menggunakan media
komunikasi publik
seperti internet untuk menghubungkan area yang
berjauhan. Data yang melalui media public akan dienkripsi
sedemikian rupa sehingga pengguna lain tidak dapat melihat isinya. 
2.2.7
Leased Line
Leased line atau seringkali disebut dedicated connection
atau
point-to-point. Leased line
merupakan jaringan WAN yang
menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara
piranti yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan.
Misalnya dalam menghubungkan 3 buah lokasi yang berjauhan, maka
diperluakan 3 buah network interface. Semakin banyak lokasi yang
  
22
hendak dihubungkan maka perangkat network yang dibutuhkan juga
akan semakin bertambah. Kecepatan transfer data yang didukung
point-to-point dapat mencapai 45 Mbps dengan koneksi 24 jam sehari.
(Sofana, 2012:197).
Tabel 2.1 Perbandingan Teknologi WAN
Parameter /
WAN
Technology
MPLS
Frame Relay
Virtual
Private
Network
(VPN)
Leased
Line
Cost
Low
High
Low
High
Latency
Low
High
High
Low
Reliability
Yes
Yes
No
Yes
QoS
Yes
No
Yes
Yes
Scalability
Yes
No
Yes
No
2.2.8
Graphical Network Simulator (GNS3)
GNS3 adalah software
simulasi jaringan komputer berbasis
GUI yang dapat membuat simulasi dari suatu jaringan kompleks. Kita
mungkin lebih dekat dengan istilah VMWare
atau Virtual
PC yang
digunakan untuk menjalankan beberapa sistem operasi. Program
VMWare memungkinkan kita menjalankan sistem operasi lain seperti
Windows
atau Linux
dalam satu komputer. Software
GNS3 juga
mempunyai fungsi yang sama seperti VMWare. Software
GNS3
mampu menjalankan Cisco
IOS dalam komputer kita.
Dengan
mengunakan GNS3 kita dapat merancang dan
mengimplementasikan
jaringan mendekati keadaan yang
sebenarnya.
Dynamips adalah
sebuah program simulator untuk mensimulasikan Cisco router dengan
booting secara langsung Cisco IOS software image.
GNS3 juga mampu menjalankan Cisco
IOS baik di sistem
operasi Windows
maupun dalam Linux
dan MAC OX.
GNS3 juga
adalah salah satu alat yang dipakai dalam ujian sertifikasi Cisco
seperti CCNA dan CCNP.
 
Berikut ini adalah penjelasan
mengenai bagaimana melakukan
simulasi dengan menggunakan simulator GNS3 di Windows :
  
23
l.
Memulai dengan simulator GNS3.
Setelah selesai melakukan proses instalasi simulator
GNS3, Anda bisa membuka software GNS3 tersebut melalui icon
di desktop
atau melalui start menu. Setelah menjalakan software
simulator GNS3, Anda
akan mendapati tampilan seperti gambar
dibawah ini.
Gambar 2.9 Membuat project baru
Untuk membuat project
baru, Anda
bisa mengisi nama
project yang akan Anda buat pada kolom project name dan GNS3
akan secara default
menyimpannya
di direktori
C:\Users\Pengguna\GNS3\Projects\
Tetapi jika anda
sudah pernah membuat sebuah project
dan ingin membukanya kembali, Anda bisa membukanya dengan
menekan tombol Open Project
m.
Memasang IOS pada GNS3.
Sebelum Anda
memilih device
yang digunakan untuk
simulasi, Anda harus memasukan IOS ke dalam device yang ingin
Anda
gunakan. Untuk memasukan IOS ke dalam device, Anda
bisa masuk ke menu edit
IOS images and hypervisors. Setelah
masuk ke menu tersebut maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :
  
24
Gambar 2.10 Memasukkan software Cisco IOS 
Untuk memasukan IOS, klik browse di bagian image
file
dan kemudian cari IOS yang sudah anda miliki. Setelah memilih
IOS mana yang akan digunakan, klik save
dan sekarang router
yang sudah memiliki IOS tersebut sudah dapat Anda
gunakan
untuk simulasi. 
n.
Memilih dan menyalakan
device
yang akan dipakai untuk
simulasi. 
Setelah proses memasukan IOS device
selesai, Anda
bisa
menggunakan device
yang sudah disediakan oleh GNS3 untuk
melakukan simulasi. Untuk melakukan simulasi, pertama-tama
pilih device
yang ada dibagian node type, kemudian drag
dan
drop device yang sudah dipilih tadi ke bagian lembar kerja yang
terdapat di GNS3. Setelah device
sudah berada di lembar kerja
GNS3, klik kanan pada device
tersebut dan klik start untuk
menyalakan device. Berikut adalah tampilannya :
  
25
Gambar 2.11 Menyalakan device
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terlihat bahwa
router
R1 sudah menyala dan siap untuk digunakan. Hal ini
ditandai dengan bulatan yang menyala hijau di bagian topology
summary dock.
o.
Mengatur idle PC.
Setelah device
pada simulator GNS3 dijalankan, hal ini
mungkin bisa menyebabkan performa pada PC Anda
menjadi
lebih lambat. Ini disebabkan karena dynamips, yaitu software
untuk mensimulasi IOS router, ikut berjalan pada GNS3 sehingga
processor yang dibututuhkan menjadi lebih besar.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan pengaturan pada
idle
PC untuk membuat performa PC menjadi lebih stabil.
Langkah pertama untuk melakukan pengaturan idle PC yaitu, klik
kanan pada device kemudian pilih idle PC dan secara otomatis PC
Anda
akan melakukan perhitungan pada idle
PC untuk
mengoptimalkan performa, seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.
  
26
Gambar 2.12 Pengaturan idle PC
Setelah selesai perhitungan ada beberapa pilihan nilai idle
PC yang diberikan oleh GNS3. Sebagai rekomendasi, pilihlah
nilai idle
PC yang ditandai dengan tanda
“*” seperti pada
tampilan di bawah ini
Gambar 2.13 Memilih nilai idle PC
p.
Menghubungkan dua device dengan menggunakan link.
Untuk membuat jaringan yang utuh, pastinya diperlukan
media yang menghubungkan antara satu device
dengan device
lainnya. Untuk membuat link
penghubung di GNS3, klik pada
tombol add link.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah,
tombol add link memberikan pilihan berbagai jenis link yang bisa
kita gunakan untuk menghubungkan masing-masing device.
  
27
Gambar 2.14 Menghubungkan 2 device
Jika kita memilih menu manual pada tombol add link, kita
bisa menentukan di port
mana link
tersebut akan dipasang. Di
bawah  ini adalah contoh pemasangan link dengan manual.
Gambar 2.15 Memilih Port pada Mode Manual
Sebagai contoh yang terlihat pada gambar, R1 akan
dihubungkan ke R2 dengan link
manual. Kemudian  kita klik
device
di R2 dengan link
tersebut,
hasilnya GNS3 akan
memberikan pilihan ke port
mana link
tersebut ingin
dihubungkan.
  
28
q.
Masuk ke bagian console
untuk melakukan konfigurasi pada
device.
Setelah seluruh device
pada jaringan yang ingin
disimulasikan sudah terhubung, tentunya kita ingin menjalakan
sebuah sistem di dalam jaringan yang kita buat sebelumnya. Maka
dari itu kita perlu melakukan konfigurasi pada setiap device agar
sistem yang kita rancang dapat berjalan.
Untuk melakukan
konfigurasi di GNS3, pertama
yang dilakukan adalah
klik kanan
pada device
yang ingin di konfigurasi. Setelah itu
pilih menu
console. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
Gambar 2.16 Memulai konfigurasi
2.3
Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
CAT telah banyak membantu dalam penyelesaian berbagai masalah.
Sebut saja sebelum dikenal sebagai Computer Assisted Test, CAT dikenal
sebagai Computer Automated Test. Pada tahun 1969 digunakan oleh Martin
Marietta Orlando Aerospace
sebagai dasar dalam pembuatan SAVEGUARD
Ground Equipment. Kemudian CAT dikembangkan dan digunakan sebagai
sistem ujian masuk yang digunakan oleh CISCO, ORACLE, TOELF, IETLS,
Civil Commision of Philippines, The Federal Aviation Administration
(FAA).
Sistem ini sangat membantu karena konten multimedia
dapat dimasukkan
sebagai soal ujian. Selain soal ujian, CAT juga digunakan oleh organisasi
edukasi di United Kingdom. Sistem ini dikenal sebagai CBT(Computer Based
Testing) dan CAA (Computer Assisted Assessment). Keduanya menggunakan
  
29
teknologi XML.
Selain itu CBT juga digunakan oleh Frontier Nursing
University (FNU) sebagai sistem belajar mengajar sejak 1970. Perbedaan
antara CAT dan CBT adalah
penamaan saja. CAT merupakan istilah secara
umum tetapi
CBT, CAA adalah istilah spesifik sesuai dengan fungsi dari
sistem tersebut. Tentu saja CAT dan sejenisnya ini membutuhkan infrastruktur
yang memadai untuk mengadakan proses ujian yang handal. Oleh karena itu,
diadakan penelitian untuk menghasilkan jaringan WAN yang mampu
menghubungkan server-server CAT yang ada dan server-server tersebut dapat
saling berkomunikasi dengan baik.
  
30