3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 
2.1.1 Animasi Edukasi
Animasi Edukasi adalah animasi yang berisikan jalan cerita berupa
pengetahuan informasi yang dbaut bertujuan untuk menambah pengetahuan
pada khalayak ramai melalui media 2D.
2.1.2 Pengertian Pedestrian
Pedestrian berasal dari bahasa yunani yaitu kata pedos
yang
berarti kaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pedestrian
diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki. 
2.1.3 Pengertian Trotoar
Trotoar  adalah jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat
jalan, dieri lapis permukaan, diberi evalasi lebih tinggi dari permukaan
jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.
Fungsi utama trotoar adalah untuk memfasilitasi pejalan kaki dari
satu tempat ketempat lain dengan berkesinambungan, lancar, selamat,
aman dan nyaman.
Menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang pemerintah Mo. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan lalu lintas,
ada beberapa jenis ruang untuk pejalan kaki,antara lain : 
1.
Ruang pejalan kaki disisi jalan (sidewalk) : Merupakan bagian
dari sistem jalur pejalan kaki dari tepi jalan raya hingga tepi
terluar lahan milik bangunan.
1. 1 Perspektif sidewalk
  
4
2.
Ruang Pejalan Kaki di Sisi Air (Promenade): Ruang pejalan
kaki yang pada salah satu sisinya berbatasan dengan badan air.
1.2 Tampak atas dan potongan Sidewalk
  
5
3.
Ruang Pejalan Kaki di Kawasan komersial/Perkantoran
(Arcade) : Ruang pejalan kaki yang berdampingan dengan
bangunan pada salah satu atau kedua sisinya.
2.1 Perspektif Promade
2.2 Tampak Atas dan Potongan Promade
  
6
4.
Ruang Pejalan Kaki di RTH (Green Pathaway) : ruang
pejalan kaki yang terletak dianatara ruang terbuka hijau. Area ini
menyediakan satu penyangga dari sirkulasi kendaraan di jalan
dan memungkinkan untuk dilengkapi dengan berbagai elemen
ruangan seperti kios umum, perabot (bangku, hidran air, telepon
dan atau marka jalan)
3.1 Potongan dan tampak atas Arcade
3.2 Perspektif Arcade
  
7
4.1 Perspektif Green Pathaway
4.2 Potongan dan tampak atas Green Pathaway
  
8
5.
Ruang Pejalan Kaki di Bawah Tanah (Underground): ruang
pejalan kaki yang berada di bawah tanah.
6.
Ruang Pejalan Kaki di Atas Tanah (Elevated): Ruang pejalan
kaki yang merupakan bagian dari bangunan untuk
penyebarangan bagi pejalan kaki.
5.1 perspektif Ruang Pejalan Kaki yang terletak dibawah tanah
6.1 Potongan & tampak atas ruang pejalan kaki di atas tanah
  
9
2.1.4 Pengendara bermotor
Jumlah pengendara bermotor pada tahun 2012 berjumlah 10.825.973
juta di Jakarta, jumlah ini naik sebesar 9,78% dari tahun 2011. Kenaikan
yang dialami ini membuat jalanan semakin padat. Kegemaran masyarakat
memilih kendaraan bermotor dilandaskan oleh motivasi irit bahan bakar,
lebih mudah dikendarai dan ukuran yang mampu menelusuri jalanan yang
tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Statistik Transportasi DKI Jakarta Tahun
Uraian
2010
2011
2012
Sepeda motor
8 764 130
9 861 451
10 825 973
Mobil Penumpang
2 334 883
2 541 351
2 742 414
Mobil Beban
565 727
581 290
561 918
Mobil Bis
332 7799
363 710
358 895
Kendaraan Khusus
-
-
129 113
Total
11 997 519
13 347 802
14 618 313
2.1.5 Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang kaki lima sering dijumpai diberbagai daerah, khususnya
daerah kota Jakarta. Berikut data jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL).
  
10
2010
2011
Jakarta Pusat
19.065 PKL
19.065 PKL
Jakarta Utara
13.547 PKL
13.527 PKL
Jakarta Barat
17.176 PKL
17.212 PKL
Jakarta Selatan
24.620 PKL
24.620 PKL
Jakarta Timur
18.307 PKL
18.327 PKL
2.1.6 Undang – Undang
Pembahasan tentang pejalan kaki diatur dalam Undang –
Undang
Lalu Lintas Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 pasal 106 ayat 2
“ Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan
wajib mengutamakan keselamatan Pejalan kaki dan pesepeda.”
Pasal 131 dan pasal 132 tentang Hak dan Kewajiban Pejalan Kaki
dalam Berlalu Lintas. Pasal 131 berisi, 
1.
Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang
berupa trotoar, tempat penyeberangan dan fasilitas lain.
2.
Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat
menyeberang jalan di tempat penyeberangan.
3.
Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pejalan kaki berhak menyeberang di tempat yang
dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.
  
11
Pasal 132 Berisi, 
1.
Pejalan kaki wajib :
a.
Menggunakan bagian jalan yang diperuntukan bagi pejalan
kaki atau jalan yang paling tepi ; atau
b.
Menyeberang di tempat yang telah ditentukan.
2.
Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Pejalan Kaki wajib
memperhatikan keselamatan dan kelancaran Lalu Lintas
3.
Pejalan kaki penyandang cacat harus mengenakan tanda khusus
yang jelas dan mudah dikenali pengguna jalan lain.
Untuk pelanggaran bagi pengendara motor, akan dikenakan pasal
284 yang berisi
“ Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan
tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau Pesepeda
sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (2) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
  
12
2.1.7 Dokumentasi
  
13
  
  
14
2.2 Tinjauan Khusus
Masyarakat kurang memperhatikan dan memperdulikan tata tertib di trotoar dan
mengakibatkan penyalahgunaan fungsi trotoar dan penyimpetin jalan bagi pedestrian.
2.2.1 Prinsip Animasi
Dalam animasi “PEDESTRIAN” tidak semua prinsip desain animasi akan
digunakan. Prinsip animasi yang digunakan antara lain :
-
Solid Drawings : Dalam animasi saya yang merupakan animasi 2D, gambar yang baik
dibutuhkan agar info dan pesan yang akan disampaikan dapat dimengrti dan tidak
terjadi kesalahan persepsi
-
Anticipation : Agar mendapat visual yang enak dilihat, maka sebelum bergerak diberi
“ancang-ancang”
  
15
-
Timing & Spacing : Digunakan untuk efiensi waktu dan pesan yang disampaikan tidak
terlalu cepat atau lambat saat diterima
-
Overlapping Action : Saya gunakan agar motion graphic terlihat lentur dan menarik
dengan adanya sedikit gerakan tambahan.
-
Staging : Dibutuhkan agar dapat menjaga mood scene motion saya dari segi
penempatan letak objek dan kompisisi warna.
-
Slow in & Slow out :Dibutuhkan agar scene yang ditampilkan terlihat menarik dan
tidak terlalu patah-patah.
-
Appeal :
Dibutuhkan agar penampilan animasi 2D saya menarik perhatian audiens
dengan warna dan visualnya.
2.2.2 E-Learning
E-Learning menjadi pilihan penulis karena dengan ini informasi dapat
disampaikan seluruhnya kepada audiens tanpa harus kehlangan sebagian atau
seluruh maknanya. Lewat Visual, kalimat dan narasi yang lugas dan kominikatif
juga tentunya.
2.2.3 Teori Narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam sebuah tulisan
rangkaian cerita atau peristiwa dari waktu ke waktu.
2.2.4 Teori Warna
Penulis menggunakan beberapa warna yang dianggap cukup representatif dalam
pembahasan Tugas Akhir “ Pedestrian “ ini
menurut teori warna oleh Johann
Wolfgang Goethe yang mempelajari efek psikologis pada warna,
1.
Putih
: memberi arti kesan bersih dan kesejukan, warna ini dipergunakan
sebagai backgrounf film
2.
Kuning : berarti peringatan atau kesenangan atau intelektual. Dalam film ini
warna ini digunakan sebagai background dimaksudkan untuk memberi perhatian lebih
pada info yang diberikan.
3.
Biru
: memberi arti keyakinan, stabilitas dan ketenangan. Warna ini juga
digunakan dalam visual elemen dan backround dengan maksud memberi ketenangan
setelah warna cerah atau kuning.
  
16
4.
Merah
: memberi kesan energi, kekuatan, semangat. Dalam film ini warna
merah digunakan sebagai background dan elemen objek desain dengan maksud
memberi semangat pada info yang disampaikan
2.3 Analisa Data
2.3.1 Studi bentuk 
Untuk studi bentuk, penulis menganalisa bentuk-bentuk elemen yang digunakan
dalam film animasi infografik Care to Click
, Singtel Data Roam  dan BonAPP!
  
Gambar 2.3.1 Bentuk Elemen dari animasi Care to Click , Singtel Data Roam  dan
BonAPP!
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam animasi tersebut digunakan gambar –
gambar vector
yang sederhana dan lugas sehingga tidak akan menimbulkan persepsi yang
salah ketika menafsirkan suatu informasi. Animasi tersebut menghindari bentuk elemen yang
rumit sama sekali.
  
17
2.4 S.W.O.T
2.4.1 Strength ( Kekuatan )
-
Memberikan pengetahuan tambahan seputar Pedestrian
-
Mengajak audiens untuk lebih berperan aktif ketika menjadi pedestrian
-
meningkatkan kesadaran audiens akan kenyamanan fasilitas pedestrian
2.4.2 Weakness ( Kelemahan )
-
Informasi yang diberikan terbatas untuk Indonesia saja
-
literatur buku yang membahas seputar pedestrian masih jarang
2.4.3 Opportunitiy ( Kesempatan )
-
Animasi Edukasi yang divisualkan secara menarik, singkat dan jelas sehingga
tidak membosankan bagi audiens
2.4.4 Threat (Ancaman)
-
Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan tata tertib dan
pengetahuan sejenis tentang pedestrian.
2.5 Sasaran dan Tujuan
Geogafis :
Pelajar sampai karyawan muda yang tinggal di kota besar
Demografi 
:
Usia 
: 17 – 25 Tahun
  
18
Jenis Kelamin  
: Pria & Wanita
Tingkat Pendidikan 
:
SMA, Universitas
Psikografi
:
Target Primer
: Generasi muda yang kurang memahami arti dan berita
seputar pejalan kaki
Target Sekunder
: Semua orang yang tertarik dan ingin mengetahui hal –
hal mengenai pejalan kaki.