BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (Human R esource Management)
Manajemen sumber daya manusiaadalah proses d alam mendapatkan, melatih, 
menilai  dan memberikan  kompensasi  karyawan,  serta  men yediakan sarana hubungan 
kerja, kesehatan dan keamanan, serta kesetaraan (Dessler, 2005, p3) 
Manajemen  sumber  daya  manusia  meliputi  aktivitas  yang  telah  dirancang 
untuk  menyediak an  dan  mengkoordinasikan  sumber  daya  manusia  dari  suatu 
organisasi (Byars dan Rue, 2006, p4). 
Sedangkan  menurut  Mondy  (2010,  p4),  manajemen  sumber  daya  manusia 
adalah pemanfaatan kumpulan individu untuk mencapai tujuan organisasi. 
Berdasarkan  keterangan  tersebut, dapat  disimpulkan  bahwa HRM merupakan 
kegiatan  yang  berfungsi  untuk  mengatur,  mengolah,  serta  memanfaatkan  sumber 
daya  manusia,  dengan 
harapan  tujuan  perusahaan  dapat  tercapai.  Perusahaan  tidak 
lagi  memandang sumber daya manusia sebagai beban, akan tetapi sebagai aset dalam 
persaingan dengan perusahaan lain. 
2.1.2 Kinerja
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2006,  p378) kinerja pada  dasarnya  adalah 
apa yang dikerjak an dan yan g  tidak dikerjakan oleh karyawan. Perbaikan kinerja 
baik  untuk  individu  maupun  kelompok  menjadi  pusat  perhatian  dalam  upaya 
meningkatkan kinerja organisasi. 
Menurut  Byars  dan Rue (2006,  p222),  kinerja  adalah tingkat pencapaian 
pada  suatu  tu gas  yang  termasuk  dalam  pekerjaan  karyawan,  menunjukkan 
tentang bagaimana karyawan memenuhi standar suatu pekerjaan. 
Menurut  Daft  dan 
Lane  (2010,  p8)  Kinerja  adalah  kemampuan 
organisasi untuk mencapai  tujuannya  dengan  menggunakan sumber daya secara 
efisien dan efektif. 
Berdasarkan  definisi  tersebut  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  kinerja 
adalah  ap a  yang  dilakukan  oleh karyawan  dalam  pekerjaannya  menurut  kriteria 
tertentu  yang  berlaku  untuk  suatu  pekerjaan.  Kinerja  karyawan  tidak  lepas  dari 
peranan faktor-faktor yang  memengaruhi kinerjan  karyawan tersebut  baik  faktor 
  
2
intrinsik seperti motivasi karyawan tersebut bekerja atau  faktor ekstrinsik seperti 
dukungan dari or ganisasi. 
2.1.2.1 Dimensi pada Kinerja
Faktor-faktor  yang  memengaruhi  kinerja,  menurut  Mathis  dan 
Jackson  (2010,  p156),  kinerja  para  karyawan  adalah  suatu  awal 
keberhasilan  organisasi  untuk  mencapai  tujuannya.  Ada  3  faktor  utama 
yang memengaruhi kinerja karyawan, yaitu : 
1) Kema mpuan individual
  Kemampuan  individual  karyawan  ini  mencakup  bakat,  minat,  dan 
faktor kepribadian.Tingkat keterampilan, b ahan  mentah  yang  dimiliki 
seseorang  berupa  pengetahuan,  pemahaman,  kemampuan,  kecakapan 
interpersonal,  dan  kecakapan  tekhnis.  Den gan  demikian, 
kemungkinan  seorang  karyawan  ak an  mempunyai  kinerja  yang  baik, 
jika  karyawan  tersebut  memmiliki  keterampilan  yang  baik  maka 
kar yawan tersebut akan menghasilkan kinerja  yang baik pula. 
2) Usaha yang dicurahkan
  Usaha 
yang  dicurahkan  oleh  kar yawan  bagi  perusahaan  adalah 
motivasi,  etika  kerja,  kehadiran,  dan  motivasinya.Tingkat  usahanya 
merupakan  gambaran  motivasi  yan g  diperlihatk an  karyawan   untuk 
menyelesaikan  pekerjaan  dengan  baik.  Dari  itu,  kalaupun  karyawan 
memiliki  tingkat  keterampilan  untuk  mengerjakan  pekerjaan,  akan 
tetapi tidak akan bekerja dengan baik jika han ya sedikit upaya. Hal ini 
berkaitan  dengan  perbedaan  anatara 
tingkat  keterampilan  dengan 
tingkat  upaya. Tingkat keterampilan merupakan cermin dari apa  yang 
dilakukan,  sedangkan  tingkat  upaya merupakan cermin  dari  apa  yang 
dilakukan. 
3) Dukungan organisasi
  Dalam  dukungan  organisasi,  perusahaan  menyediakan  fasilitas  bagi 
kar yawan  meliputi  pelatihan  dan  pengembangan,  peralatan  dan 
teknologi,  standar  kinerja,  dan  manajemen  dan  rekan  kerja.  Kinerja 
pada  dasarnya  adalah  apa  yan g  dilakukan  atau  tidak  dilakukan 
kar yawan. Kinerja  karyawan  adalah  apa  yang  memengaruhi sebanyak 
mereka memberikan kontribusi pada organisasi. 
  
3
2.1.2.2 Unsur-unsur Evaluasi Kinerja
Menurut  Mathis  (2010,  p324),  kinerja  karyawan  yang  umum 
untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut: 
• 
Kuantitas dari hasil  
• 
Kualitas dari hasil  
• 
Waktu dan kecepatan dari hasil  
• 
Kehadiran atau absensi 
• 
Kemampuan bekerja sama 
• 
Rasa dapat dipercaya 
2.1.3 Penilaian Kinerja
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p329)  penilaian  kinerja 
adalah  proses  evaluasi  mengenai  seberapa  baik  kar yawan  mengerjakan 
pekerjaan  mereka  ketika  dibandingk an  dengan   satu  set  standar  dan 
kemudian mengomunikasikann ya dengan karyawan. 
Menurut  Dessler  (2005,  p336),  penilaian  kinerja  adalah  evaluasi 
mengenai kinerja  seoran g  kar yawan, baik  kinerja  yang lalu  atau saat  ini, 
sebagai standar kinerja karyawan tersebut.  
Menurut  B yars  dan  R ue  (2006,  p223),  penilaian  kinerja  adalah 
proses  evaluasi  dan  komunikasi  pada  karyawan,  mengenai  bagaimana 
cara  mereka  melakukan  pekerjaan  dan  men yiapkan  rencan a  untuk 
meningkatkannya. 
Berdasarkan  definisi tersebut  dapat disimpulkan  bahwa penilaian 
kinerja  adalah  proses  evaluasi  kinerja  yang  dilakukan  organisasi 
terhadap  karyawan,  penilaian  kinerja  dilakukan  agar  organisasi  dan 
kar yawan  itu  sendiri  mengetahui  standar  kinerja  yang  mereka  miliki. 
Apabila  standar  tersebut  telah  diketahui,  maka  organisasi  dapat 
menyiapkan  rencana-rencana  tertentu  untuk  mempertahankan  ataupun 
untuk  meningkatkan  standar  kinerja  yang  dimiliki  oleh  karyawan 
mereka. 
  
4
2.1.3.1 Metode Penilaian kinerja
Kinerja  dapat  dinilai  oleh  sejumlah  metode.Beberapa  organisasi 
menggunakan  salah  satu  metode  untuk  semua  pekerjaan  dan  karyawan, 
beberap a  menggunakan  metode  yang  berbeda  untuk  kelompok  yang 
berbeda  dari  karyawan,  dan  lain-lain  menggunakan  kombinasi 
metode.Pembahasan  berikut  menyoroti  alat  yang  berbeda  yang  dapat 
digunakan  dan  beberapa  keuntungan  dan  keru gian  dari  masing-masing 
pendekatan.  Berikut  ini  adalah  beberapa  metode  dalam  penilaian 
kinerja  yang  dikemukakan  oleh  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p339). 
Metode tersebut antara lain, yaitu: 
• 
Metode Skala Kat egori  (Scaling Category Method) 
  Metode  paling  sederhana  untuk  menilai  kinerja  adalah  metode  skala 
kategori,  yang membutuhkan seorang manajer untuk menandai tingkat 
kar yawan  kinerja  p ada  formulir  tertentu  yang  dibagi  ke  dalam 
kategori  kinerja.Formulir  tersebut  menggunakan  daftar  pern yataan 
atau kata-kata  yang menurut penilai paling mewakili karakteristik  dan 
kinerja  karyawan  yang  diperiksa.Seringkali,  skala  yang  menunjukkan 
tingkat  persepsi  prestasi  pada  setiap  pern yataan  disertakan,  yang 
menjadi jenis skala penilaian grafis. 
• 
Skala Grafis Peringkat (Graphic Rating Scale) 
  Skala grafis peringkat  memungkinkan penilai untuk  menandai  kinerja 
kar yawan pada sebuah kontinum yang menunjukkan rendah ke tingkat 
tinggi karakteristik tertentu. 
• 
Metode  Perbandingan  (Comparative Method) 
  Metode komparatif mengharuskan  manajer langsung  membandingkan 
tingkat  kinerja  karyawan  mereka  terhadap  satu  sama  lain,  
perbandingan  ini  dapat  memberikan  informasi  yan g  berguna  bagi 
manajemen  kinerja.  Sebuah  penelitian  baru  menemukan  bahwa 
evaluasi  kinerja  yang menggunak an  perbandingan  sosial  memberikan 
penilaian lebih valid kinerja karyawan daripada ukuran mutlak. 
• 
Metode Narasi (Narative Method)  
  Metode  narasi  adalah  informasi  penilaian  penilaian  kinerja  secara 
tertulis.Metode ini melakukan penilaian yang seluruhnya ditulis, tanpa 
  
5
mengandalkan  skala  penilaian  yang  telah  ditentukan  atau  struktur 
ranking. 
• 
Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management by Objective) 
  Manajemen  berdasarkan sasaran  (MBO)  merupakan  penentuan tujuan 
kinerja  yang  dilakukan  oleh  individu  dan  manajer  secara  bersama-
sama.  MBO  mempun yai  empat  proses d alam  penerapannya.  Tahapan 
tersebut adalah sebagai berikut : 
1. Ulasan pekerjaan dan kesepakatan: 
Karyawan  dan atasan  mendeskripsikan  ulasan  mengenai  pekerjaan 
dan  kegiatan  utama  para  karyawan.Idenya  adalah  untuk 
menyepakati susunan yang tepat dari pekerjaan. 
2. Pembangunan standar kinerja: 
Bersama-sama,  karyawan  dan  atasan  mengembangkan  standar 
khusus  kinerja  dan  menentukan  tingkat  yang  memuaskan  kinerja 
yang spesifik dan terukur. 
3. Pengaturan tujuan:  
Bersama-sama,  kar yawan  dan  atasan  menetapkan  tujuan  realistis 
yang dapat dicapai. 
4. Melanjutkan diskusi kinerja:  
Karyawan  dan  atasan  menggunakan  tujuan  sebagai  dasar  untuk 
melanjutkan  diskusi  tentang  kinerja  karyawan.Meskipun  sesi 
formil  dapat  dijadwalkan,  karyawan  dan  pengawas  tidak  harus 
menunggu sampai waktu yang ditentukan untuk membahas kinerja. 
• Metode Kombinasi 
  Tidak  ada  satu  metode  yang  sempurna  untuk  semua  kondisi,  oleh 
karena  itu  beberapa  organisasi  menggunakan  kombinasi  metode  yan g 
ada untuk mengatasi situasi  yang berbeda. 
2.1.3.2 Manfaat Penilaian kinerja
Untuk  banyak  organisasi,  tujuan  utama  d ari  sistem  penilaian 
kinerja  adalah  untuk  meningkatkan  kinerja  individu  dan 
organisasi.Sistem  yang  dirancang  dengan  baik  dapat  membantu 
organisasi  dalam  mencapai  tujuan.Menurut  Mond y  (2010,  p239),  data 
penilaian  kinerja  mempunyai  nilai  yang  dapat  membantu  meningkatkan 
  
6
fungsi  manajemen  sumber  daya  manusia  pada  suatu  organisasi.  Area 
manajemen sumber daya manusia yang dimaksud antara lain:   
• 
Perencanaan sumber daya manusia 
  Dengan  penilaian  kinerja,  dapat  diketahui  bahwa  ada  sejumlah 
pekerja  yang  siap  untuk  memasuki  manajemen.Rencana  kemudian 
dibuat  untuk  manfaat  yan g  lebih  basar  untuk  pengembangan 
manajemen.Rencana  kelanjutan  manajemen  merupakan  kunci  utama 
pada semua or ganisasi. 
• 
Rekrutmen dan seleksi 
  Nilai  evaluasi  kinerja  dapat  berguna  dalam  memprediksi  kinerja  dari 
pelamar.Untuk  contoh,  hal  ini  dapat  dilakukan  apabila  manajer  yang 
sukses  dalam  organisasi  tersebut  memberikan  penilaian  perilaku  para 
pelamar. Data  ini dapat d igunakan sebagai tolak ukur untuk organisasi 
tersebut  agar  dapat  mengetahui  respon  pelamar  dalam  proses 
penerimaan kar yawan. 
• 
Pelatihan dan pengembangan 
  Penilaian  kinerja  dapat  menunjukkan  secara  spesifik  mengenai 
kebutuhan  karyawan  dalam  masalah  pelatihan  dan 
pengembangan.Organisasi  dapat  menindaklanjuti  informasi  yang 
didapat  dari  penilaian  kinerja  agar  kar yawan  yang  mereka  miliki 
dapat memenuhi standar  kemampuan yang diperlukan. 
• 
Perencanaan karir dan pengembangan 
  Data  penilaian  kinerja  merupakan  b agian  penting  dalam  menganalisa 
kekuatan d an kelemahan, serta menentukan potensi yang dimiliki oleh 
kar yawan.Manajer  dapat  menggunakan  informasi  tersebut  untuk 
melakukan  konseling  dengan  bawahann ya  dan  membantu  mereka 
dalam  mengemban gkan  dan  mengimplementasikan  rencana  karir 
mereka. 
• 
Prog ram ko mpensasi 
  Hasil  penilaian  kinerja  menyediakan  dasar  untuk  keputusan  yang 
rasional  menyangkut  penentuan  pembayaran.Kebanyakan  manajer 
percaya  b ahwa  kinerja  yang  sangat  baik  harus  dihadiahi  dengan 
kenaikan pembayaran atau upah. 
  
7
• 
Hubungan internal karyawan 
  Data  penilaian  kinerja  juga  memberikan  dampak  keputusan  pada 
beberap a  area  dari  hubungan  internal  karyawan,  termasuk  promosi, 
demosi, pemutusan hubungan k erja,  ataupun transfer. 
• 
Penilaian potensi karyawan 
  Beberap a  organisasi  mencoba  untuk  menganalisa  potensi  karyawan 
saat  mereka  melakukan  pengukuran  terhadap  kinerja  karyawan 
mereka.  Walaupun  perilaku  yang  lalu  bisa  menjadi  sarana  terbaik 
dalam  memprediksi  potensi  seseoran g,  ak an  tetapi  kinerja  karyawan 
di masa  yang lalu  tidaklah  selalu tepat dalam  menggambarkan kinerja 
di masa yang akan dating. Oleh karena itu data penilaian kinerja harus 
diteliti  hingga  sedemikian  rupa  dalam  menentukan  potensi  yan g 
dimiliki oleh para karyawan. 
Berdasarkan  d efinisi  di  atas  maka  dapat  disimpulkan  bahwa 
penilaian  kinerja  mempunyai  manfaat  yang  sang
besar  pada 
manajemen  sumber  daya  manusia  di  organisasi  yang
bersangkutan.Oleh karena itu diperlukan sistem penilaia
kinerja yan g 
baik  agar  organisasi  d apat  memaksimalkan  poten
dari  penilaian 
kinerja. 
2.1.2.4 Penilaian Informal vs Sistematis
Penilaian    kerja    dapat    dilakukan  dengan    dua    cara:    secara  
informal    atau  secara  sistematis.  Seoran g  pengawas  akan  melakukan 
penilaian  informal  kapan  pun  saat  diperlukan,  hal  ini  dikemukakan 
oleh  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p333).  Hubungan  kerja  sehari-hari 
antara  man ager  d an  karyawan      membuka    peluang    pada    kinerja  
karyawan      untuk    dievaluasi.  Penilaian  informal  khususnya  sesuai 
jika  menyangkut  permasalahan  waktu,  karena    adanya    penundaan  
dalam    memberikan    umpan    balik    akan  melemahkan  pengaruh 
motivasinya.  Umpan  balik  informal  yang  sering  dilakukan  juga  akan 
mencegah kejutan selama evaluasi formal. 
Penilaian  sistematis  digunakan  ketika  hubungan  antara 
manajer  dan  karyawan  adalah  formal,  dan  di  mana  ada  sistem  untuk 
melaporkan  kesan  dan  observ asi  manajerial  pada  kinerja 
  
8
karyawan.Satu  survei  menunjukkan  bahwa  hampir  90%  dari  pemberi 
kerja mempunyai satu sistem atau proses manajemen kinerja formal. 
2.1.3.5 Subyek yang Melakukan Penilaian
Penilaian    kinerja    dapat    dilakukan    oleh    siapapun    yang  
mengetahui dengan   baik   kinerja   dari   kar yawan   secara   individual.  
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p335),  subjek  yang  dapat 
melakukan penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 
• 
Atasan menilai bawahan 
  Kar yawan  didasarkan  pada  asumsi  bahwa  pengawas  adalah  orang 
yang  paling  memenuhi  syar at  untuk  mengevaluasi  kinerja 
karyawan secara realistis dan adil. 
• 
Karyawan Menilai Atasan 
  Sejumlah  organisasi  di  masa  kini  meminta  karyawan  atau  anggota 
kelompok  untuk  memberi  nilai  pada  kinerja  pengawas 
dan 
manajer. 
• 
Anggota  Tim  Menilai  Sesamanya 
  Penggunaan    rekan    kerja    dan  anggota  tim  sebagai  penilai  adalah 
jenis  penilaian  lainnya  yang  berpotensi  baik    untuk    membantu  
ataupun  sebalikn ya. 
• 
Karyawan  Menilai  Diri  Sendiri 
  Penilaian  terhadap  sendiri  dapat  diterapkan  dalam  situasi  tertentu. 
Sebagai  alat  pengembangan    diri,  hal  ini  dapat  membuat  para 
karyawan  untuk  memikirkan  mengenai  kekuatan  dan  kelemahan 
mereka dan menetapkan tujuan untuk peningkatan. 
• 
Penilai dari Luar 
  Penilaian  juga  d apat  dilakukan  oleh  orang-orang  dari  luar  yang 
diundang  untuk  melakukan  tinjauan  kinerja.  Salah satu contoh dari 
penilaian ini ad alah ketik a dimana suatu tim peninjau mengevaluasi 
seorang  direktur  perguruan  tinggi.  Selain  itu,  pelanggan  dan  klien 
dari  sebuah  organisasi  juga  adalah  sumber  nyata  untuk  penilaian 
dari luar. 
  
9
• 
Penilaian dari Multisumber (Umpan Balik 360º) 
  Popularitas  penilaian  ini  semakin  meningkat.Dalam  umpan  balik 
dari  multisumber,  manajer  tidak  lagi  menjadi  sumber  tunggal  dari 
informasi  penilaian  kinerja.Berbagai      rekan  ker ja  dan 
pelanggan 
dapat  memberikan  umpan  balik  mengenai  karyawan  kepada 
manajer.Hal  ini  memungkinkan  manajer  untuk  mendapatkan 
masukan  dari  berbagai  sumber.Tetapi,  manajer  tetap  menjadi  titik 
pusat  untuk  menerima  umpan  balik  dari  awal 
dan  untuk  terlibat 
dalam  tindak  lanjut  yang  diperlukan,  bahkan  dalam  sistem 
multisumber.  Jadi,  persepsi  manajer  mengenai  kinerja  karyawan 
masih berpengaruh dalam jalannya proses tersebut. 
2.1.3.6 KesalahanPenilai
Kesalahan  dalam  proses  penilaian  kinerja  dapat  terjadi  kapan 
saja,  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p347)  menyatakan  bahwa  salah  satu 
sumber utama k esalah an  dalam  penilaian kerja  dibuat  oleh penilai  itu 
sendiri.  Berikut  ini  adalah  kesalahan-kesalahan  yang  mungkin  terjadi 
dalam  proses  berlangsu ngn ya  penilaian  kinerja,  kesalahan  tersebut 
antara lain adalah: 
• 
Standaryang beragam (Varying Standards) 
Sewaktumenilaikaryawan,seorangmanajer 
harusmenghindaripenerapanstand ardanpen gh arapanyangberbedau
ntuk karyawan yan g melak ukan p eker jaan serupa. 
• 
Ef ek  Ke-terakhir-an/Ke-pertama-an  (Recency  and  Primacy 
Effect)
  Recency  effect  terjadi  jika  seorang    penilai    memberikan    bobot 
lebih    pada    kejadian-kejadian    terakhir  ketika    menilai    kinerja  
seorang    individu.    Kebalikannya    adalah    efek    ke-  pertama-an 
(primacy  effect),  di  mana  informasi  yang  diterima  pertama 
mendapat bobot paling besar. 
• 
Kesalahan  Tendensi  Sentral,  Kelunakan,  dan  Kekakuan 
(C entral Tendency, Leniency and Stricness Error) 
Para  penilai  yang  menilai  semua  karyawan  dalam  jarak  yan g 
sempit  (misalnya:  semua  orang  dinilai  rata-rata)  melakukan
  
10
sebuah  kesalahan  tendensisentral  (central  tendency  error),  di 
mana  bahkan  orang-orang  yang  berk inerja  buruk    menerima 
penilaian  rata-rata.  Pola  penilaian  juga  dapat  menunjukan 
kelun akan  atau  kekakuan.  Kesalahan    kelunakan  (leniency  error) 
terjadi  ketika  pen ilaian  semua  karyawan  jatuh  pada  ujung  tinggi 
dar i  skala.  Kesalahan  kekakuan  (strictness  serror)  terjadi  k etika 
seorang  manajer  dalam  menilai  kar yawan  menggunakan  han ya 
bagian rendah dari skala. 
• 
BiasPenilai (Rater Bias) 
Rater  bias  terjadi  ketika  nilai  atau  prasan gka  seorang  penilai 
menimbulkan  disto rsi  penilaian.  Bias  seperti  ini  bisa  dilakukan 
secara tidak sadar atau secara disengaja.
• 
Efek Halo (Halo and Horns Effect) 
Halo  effect  terjadi  ketika  seorang  manajer  menilai  tinggi  seorang 
karyawan  pada semua kriteria pekerjaan karena kinerja  dalam satu 
area.  Efek  “kerucut”  adalah  kebalikannya,  dimana  satu 
karakteristik 
dapat  men yebabkan  penilaian  rendah  secara 
keseluruh an.
• 
KesalahanKontras (Contrast Error) 
  Contrasterror  adalah  kecenderungan  u ntuk  menilai  orang  secar a 
relatif  terhadap orang lain   dan  bukannya terhadap  standar  kinerja 
rata-rata, seseorang yan g berkinerja sedikit lebih baik  dapat dinilai 
baik sekali karena efek kontras.  
• 
MiripSaya/Berbeda  dengan  Saya  (Similar-to-Me/Different-
From-Me Errors) 
Terkadang  penilai  terpengaruh  oleh  orang-orang  yang 
menunjukkan  kar akter istik  yang  sama  atau  berbeda  dengan 
penilai.  Sekali  lagi  kesalahan  disebabkan  kar ena  pengukuran 
seseorang  terhadap  orang  lain  dan  bukan  pada  seber apa  baik 
individu tersebut memenuhi harapan dalam peker jaan. 
  
11
• 
KesalahanPenarikanContoh(Sampling) 
Jika  penilaihanya  melihat  sebagian  kecil  contoh  dari  pekerjaan 
seseorang,  maka  penilaiannya  mungkin  memp unyai  kesalahan 
penarikan contoh. 
2.1.3.7 Indikatorpada Penilaian kinerja
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p351),  penilaian  kinerja 
dapat  berguna  bagi  manajer  sebagai  alat  untuk  mengamati.  Penilaian 
kinerja  dapat  menunjukkan  kekuatan  d an  kekur angan  seseor ang,  dan 
kemudian  dengan   informasi  tersebut  dapat  membantu  dalam 
pengembangan  karyawan  diwaktu  yang  akan  datang.  Adapun 
indikator yang terdapat pada penilaian kinerja antara lain adalah: 
1.  Konsisten dengan misi strategis sebuah o rganisasi 
2.  Bermanfaat sebagai alat pengemban g 
3.  Berguna sebagai alat administrasi 
4.  Sesuai dengan hukum 
5.  Berkaitan dengan pekerjaan 
6.  Dipandang adil secara umum oleh karyawan  
7.  Efektif dalam mendokumentasikan kinerja kar yawan 
Banyak  faktor-faktor  yan g  dapat  ditingkatkan  melalui 
pengembangan  yang  efektif  dari  p roses  manajemen  kinerja. 
Penerapan  sumber  daya  manusia  mengeksplorasi  satu  pendekatan 
yang  disebut  kalibrasi,  yang  memungkinkan   organisasi  untuk 
menetapkan  pedoman  yang  lebih  spesifik  dan  konsisten  tentang 
bagaimana  kinerja  k aryawan  harus  dinilai  di  seluruh  pekerjaan  yan g 
berbeda.Akibatnya,  umpan  balik  yang  diberikan  kepada  karyawan 
lebih  konsisten  dan  adil,  hal  ini  dapat  meningkatkan  motivasi 
karyawan  untuk  mengemban  tanggung  jawab  pekerjaan  mereka. 
Dengan  memastikan  bahwa  penilai  memahami  bagaimana  untuk 
secara  konsisten  mengevaluasi  kinerja  pekerjaan,  manajer  harus 
mampu  meningkatkan  dukungan  untuk  proses  manajemen  kinerja 
seluruh organisasi. 
  
12
2.1.4 Kompensasi
Kompensasi  didefisinikan  sebagai  segala  bentuk  pembayaran  ataupun 
hadiah yan g diberikan  kepada  karyawan  atas hasil  kerja mereka (Dessler,  2005, 
p415). 
Sedangkan  menurut  Byars  dan  Rue  (2006,  p249),  kompensasi 
merupakan  semua  hadiah  ekstrinsik  yang  diterima  oleh  karyawan  sebagai  ganti 
kinerja  mereka,  terdiri  dari  gaji  pokok,  insentif  atau  bonus,  dan  kelebihan 
lainnya. 
Pengertian lain  dari kompensasi  adalah  segala bentuk  dan  pengembalian 
finansial  dan  jasa 
yang  berwujud  dan  imbalan  kerja  yang  diterima  sebagai 
bagian dari hubungan k erja (Milkovich, Newman, Gerhart, 2008, p10).  
Berdasarkan  d efinisi  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  kompensasi 
merupakan  sebuah  tindakan  balas  jasa  yang  diberikan  oleh  organisasi  terhadap 
karyawan atas kinerja yang mereka berikan kepada organisasi. 
2.1.4.1 Tujuan Kompensasi
Jober  dan  Lancaster  (2009,  p442)  men yatakan  bahwa  manajer 
penjualan  harus  men getahui tipe  dari  kompensasi  yang mereka inginkan, 
ini  dikarenakan  ada  berb agai  objektif  yang  dapat  dicapai  melalui  skema 
kompensasi. Tipe dari kompensasi tersebut antara lain, adalah: 
1. Kompensasi  dapat  digunakan  untuk  memotivasi  tenaga  penjualan 
dengan menghubungkan pencapaian dan penghargaan moneter.  
2. Dapat  digunakan  untuk  menarik  dan  menahan  tenaga  penjualan  yang 
sukses  dengan  menyediakan  standarisasi  kehidup an  yang  lebih  bagus 
kepada mereka. 
3. Memungkinkan  untuk  merancang  skema  kompensasi  yang  dimana 
biaya  penjualan  dapat  berjalan  sejalan  den gan  perubahan  dari 
pendapatan penjualan, oleh sebab itu pada tahun penjualan yang lebih 
rendah 
disesuaikan  dengan  pembayaran  komisi  yang  lebih  rendah 
juga. 
4. Kompensasi  dapat  diformulasikan  secara  langsu ng  kepada  perhatian 
ke  personil  penjualan  untuk  mencapai  tujuan  penjualan  perusahaan. 
Oleh  sebab  itu  perencanaan  komp ensasi  dapat  digunakan  untuk 
mengontrol aktifitas. 
  
13
2.1.4.2 Tipe Kompensasi
Jober  dan  Lancaster  (2009,  p443)  menyatakan  bahwa  pada 
dasarn ya terdapat 3 macam kompensasi, yaitu: 
• 
Gaji Tetap (Fixed Salary) 
  Metode  ini  mengharuskan  karyawan  untuk  mengetahui  segala  aspek 
dari  fungsi  penjualan  dibandingkan  den gan  mencapai  target 
penjualan.  Karyawan  yang  dibayar  dengan  gaji  tetap  biasanya 
menyediakan  jasa teknikal, laporan  informasi timbal balik  (feedback). 
Sistem  ini  menyediakan  keamanan  kepada  tenaga  penjual  yan g 
mengetahui  berapa  banyak  penghasilan  yan g  akan  diterima  perbulan 
dan  ini  relatif  mur ah  u ntuk  mengadministrasi  karena  pen ghitungan 
komisi  dan  bonus  tidak  termasuk.  Sistem  ini  juga  mengatasi  masalah 
pengambilan  keputusan  atas  seberapa  ban yaknya  komisi  yan g  akan 
diberikan kepad a tenaga penjual. 
• 
Komisi (Commission Only) 
  Sistem  kompensasi  menyediakan  insentif  penjualan  akan  tetapi  sejak 
pendapatan adalah hasil kemandirian tenaga  penjualan,  tenaga penjual 
akan  menolak  untuk  menghabiskan  waktu  mereka  untuk  tugas  yan g 
mereka  rasa  tidak  secara  langsun g  ke  penjualan.  Hasilnya  adalah 
personil  penjualan  hanya  mencapai  tujuan  jangka  pendek  yan g 
sebagaimana  akan  mengakibatkan  penurunan  penjualan  untuk  jangka 
panjang.  Mereka  biasanya  menolak  untuk  menuliskan  laporan  yan g 
menyediakan   informasi  pasar  kepada  manajemen  dan  menghabiskan 
waktu  hanya  untuk dilap angan  penjualan.Contohnya  ad alah pelatihan 
penjualan.  Sistem  ini  menyediakan  sedikit  keamanan  bagi  mereka 
yang  pen gh asilann ya  mungkin  tidak  mencapai  target  sendiri  dan 
semua  tekanan  untuk  menjual  kepada  pelanggan,  dapat  merusak 
hubungan  dengan  pelanggan.  Hal  ini  berhubungan  dengan  industri 
penjualan,  dimana  proses  pen gambilan  keputusan  diperlukan 
waktu 
yang  lama  oleh  tenaga  penjual  untuk  mengakhiri  penjualan  secara 
dini. 
  
14
•  Gaji dengan Komisi (Salary plus commission) 
  Sistem  ini  adalah  kombinasi  dari  kedua  metode  diatas,  yang  betujuan 
untuk  menyediak an  insentif  finansial  ke  level  yang  lebih  aman. 
pendapatan  tidak  hanya  tergantung  pada  komisi,  manajemen 
menghasilkan  kontrol  yang  lebih  tinggi  melalui  tenaga  penjualan 
melalui  waktu  yang  digunakan oleh  tenaga  penjualan  daripada  hanya 
berdasarkan  sistem  komisi.  Metode  ini  cukup  atraktif  bagi  tenaga 
penjualan  yan g  menginginkan  kombinasi  keamanan  dengan 
kemampuan  penghasilan  yang  lebih  besar  dengan  mengkontribusikan 
kemampuan dan usaha  yang lebih besar juga. 
2.1.4.3 Jenis Kompensasi
Menurut  Mathis  dan  Jackson  (2010,  p362),  kompensasi  terbagi 
menjadi tiga jenis. Ketiga jenis tersebut, antara lain: 
1. Gaji  Pokok (Base Pay) 
  Kompensasi  dasar  yang  diterima  oleh  seoran g  karyawan,  biasanya 
sebagai  upah  atau  gaji.  Bentuk  dari  gaji  pokok  yang  umumnya 
digunakan  oleh  organisasi  adalah  pembayaran  berdasarkan  jam 
bekerja  dan  pembayaran  yang  dilakukan  tanpa  menghitung  jumlah 
jam kerja (gaji per bulan). 
2. Gaji T idak Tetap (Variabel Pay)  
  Kompensasi  yang berbentuk gaji terhubung langsung ke individu, tim, 
atau  kinerja  organisasi.  Jenis  yang  palin g  umum  dari  kompensasi  ini 
adalah  bonus  dan  pembayaran  pro gram  insentif.Untuk  jajaran 
eksekutif  sering  menerima  imbalan  jangka  panjang  seperti  opsi 
saham. 
3. Tunjangan (Benefit) 
  Hadiah  lan gsung  yang  diberikan  kepada  seorang  atau  sekelompok 
kar yawan  sebagai  bagian  dari  keanggotaan  dalam  organisasi.Banyak 
organisasi  memberikan  penghargaan  secara  langsung.Dengan 
kompensasi  tidak  langsung,  kar yawan  menerima  nilai  nyata  dari 
imbalan  tanpa  menerima  pembayaran.  Contoh  dari  kompensasi  tidak 
langsung  antara  lain  ad alah  asuransi  kesehatan,  tunjangan  liburan, 
  
15
atau uang  pensiun  yang  diberikan  kepada  kar yawan  atau sekelompok 
karyawan untuk keanggotaan organisasi, terlepas dari kinerja. 
2.1.4.4 Metode Penentuan Tingkat Gaji
Sebuah  organisasi  tidak  boleh  keliru  dalam  menentukan  tingkat 
gaji  ataupun  upah  yan g  akan  diberikan  kepada  karyawan,  apabila  keliru 
dalam  melakukannya  akan  berdampak  pada  finansial  dari  organisasi  itu 
sendiri  ataupun  terhadap  kepuasan  dari  para  karyawannya.  Berikut  ini 
adalah  metode  yang  dapat  menentukan  tingkat  gaji  atau  upah  menurut 
Dessler (2005, p429), metode tersebut antara lain adalah: 
• 
Survei Gaji (Salary Survey) 
  Survei  yang  bertujuan  untuk  menentukan  tingkat  gaji  yang  tepat, 
survei  gaji  yang  baik  menyediakan  tingkat  gaji  yang  sp esifik  untuk 
pekerjaan-pek erjaan tertentu. Kuesioner bersifat formal secara tertulis, 
merupakan  yang  paling  komprehensif,  akan  tetapi  survei  melalui 
telepon dan iklan di surat kabar juga dapat menjad i sumber informasi. 
• 
Evaluasi Pekerjaan (Job Evaluation)
  Perbandingan  secara  sistemaik  dalam  upaya  untuk  menentukan   nilai 
dari satu pekerjaan dengan pekerjaan  yang lainnya. 
• 
Mengelompokkan  Pekerjaan  Serupa  Menjadi  Nilai  Gaji  (Group 
Similar Jobs Into Pay Grades)
  Tingkat  upah  yang  terdiri  dari  kumpulan  pekerjaan  dengan  tingkat 
kesulitan yang setara. 
• 
Harga  Terhadap  Tingkat  Pembayaran  –  Kurva  Upah  (Pay  Each 
Pay Grade – Wage Curves)
  Menunjukkan  hubun gan  antara  nilai  suatu  pekerjaan  dengan  b ayaran 
rata-r ata untuk pekerjaan  tersebut.  
• 
Tingkat Upah yang Disesuaikan (Fine Tune Pay Rates) 
  Mengembangkan rentang upah dan memperbaiki bayaran yang berada 
diluar batas. 
  
16
2.1.4.5 Dimensi pada Kompensasi
Dalam  sistem  kompensasi  yang  efektif:  kebijakan  penggajian 
dipilih untuk membantu pencapaian tujuan sistem penggajian. Terdapat 4 
dasar  kebijakan  penggajian  yang  harus  dipertimbangkan  dalam 
menentukan  gaji,  menurut  Milkovich,  Newman,  Gerhart  (2008,  p19), 
yaitu: 
1. Keselarasan Internal (Internal Alignments) 
  Mengacu pada perbandingan  antara posisi jabatan  dan  keahlian  dalam 
perusahaan    sendiri.  Jabatan  dan  keahlian  di  bandingkan  dalam 
konteks  kontribusinya  pada  tujuan  bisnis  organisasi.  Internal 
alignment  merupakan  suatu  tingkat  pembayaran  untuk  karyawan 
dengan pekerjaan  yang  sama  dan  untuk pekerjaan  yang  berbeda juga. 
Pay  relationship  atau  keterkaitan pembayaran  dalam  suatu  organisasi 
memengaruhi  semua  tujuan  dalam  kompen sasi,  memengaruhi 
keputusan  karyawan  untuk  menetap  dalam  organisasi,  untuk  lebih 
fleksibel  dengan  menginvestasikan  pelatihan  tambahan  atau  mencari 
tanggung  jawab   yang  lebih  besar.  Dengan  memotivasi  karyawan 
dengan  pelatihan  tambahan  dan   tan ggun g  jawab  yang  lebih  besar 
dalam  melayani  konsumen,  hubungan  pembayaran  internal  secara 
tidak  langsung  memengaruhi  efisiensi  dalam  organisasi.Keadilan 
dipengaruhi  melalui  perbandingan  kar yawan  pada  pembayaran 
kar yawan  lainnya  dalam  perusahaan.Pemenuhan  di  pengaruhi  oleh 
sebuah  dasar  yang  memengaruhi  pembayaran.Jadi  ini  merupakan 
perbandingan  antar  oposisi,  atau  gaji  yang  dibayarkan  berdasarkan 
nilai jabatan.
2. Persaingan dengan eksternal (External Competitiveness)
  Mengacu  pada  perbandingan  penggajian  antara  organisasi  yang  satu 
dengan  organisasi  saingannya  atau  pesaing.  Banyak  organisasi  yang 
mendasarkan  sistem  pembayarannya  dengan  market-driven,  dimana 
mendasarkan pembayarannya dengan apa yang pesaingnya berikan. 
Ada 2 akibat dari kebijakan ini yaitu: 
b.  Jika  karyawan  melihat  bahwa  gaji  mereka  tidak  sebanding 
dengan  karyawan  lain  dalam  organisasi  lain,  maka  mereka  akan 
keluar. 
  
17
c.  Biaya  sumber  daya  manusia  akan  memberi  dampak  tambahan 
biaya  total  sumber  daya  manusia  yan g  kemudian  akan  memengaruhi 
harga  barang dan jasa  yang  diproduksi  oleh  organisasi.  Biaya  sumber 
daya  manusia  ini  harus  ditetapkan  pada  suatu  tingkat  dimana 
perusahaan dapat memaksimalkan tingkat efisiensinya. 
3. Kontribusi Karyawan (Employee Contribution)
  Mengacu  pada  pembayaran  berd asar  kar yawan  pada  kinerjanya, 
karyawan  dibayar  berbeda  dengan  yang  lainnya  jika  seoran g 
karyawan  mempunyai  kinerja  yang  lebih  baik  dalam 
melakukan 
pekerjaan  yang  sama.  Kontribusi  karyawan  merupakan  kebijakan 
pengambilan  keputusan  yang  penting  karena  secara  langsun g 
memengaruhi  sikap   dan  work  behaviours  seseorang.  Jadi,  ini 
merupakan  perbandingan  antar  karyawan, 
atau  insentif  yang  dibayar 
berdasar hasil penilaian kinerja. 
4. Manajemen (Management)
  Kebijakan  manajemen  dalam  administrasi  yaitu  sistem  penggajian 
dalam  menggabun gkan  desain  external  competitiveness,  internal 
alignment  dan  employee  contributions  disesuaikan  dengan  tujuan 
perusahaan di mana  orang  yang  tepat  mendapatkan  pembayaran yang 
tepat  karena  berh asil  mencapai  tujuan  dengan  cara  yang  benar  (the 
right  people get the  right  pay for  achieving the right objectives  in  the 
right way).  Sistem  yang paling bagus sekalipun akan tidak b erman faat 
tanpa  kecakapan  manajemen.  Keputusan  yang  diambil  harus 
membantu organisasi dalam meraih tujuannya. 
Dengan  adanya kompensasi karyawan  menjadi  termotivasi dalam 
melakukan  pekerjaannya.  Kar ena  karyawan  menjadi  yakin  bahwa  apa 
yang  dikerjakan  akan  sebanding  dengan  apa  yang  akan  didapatkannya, 
maka  kompensasi  mer upakan  faktor  yang  sangat  penting  untuk 
memotivasi karyawan. 
2.1.5 Pengembangan Karir
Pengembangan  karir  adalah  proses  yang  sedang  berlangsung,  yaitu 
upaya  formal  oleh  sebuah  organisasi  yang  berfokus  pada  pengemban gan  dan 
  
18
memperkaya  sumber  daya  man usia  dari  organisasi  dengan  berdasarkan 
kebutuhan dari karyawan dan organisasi tersebut (Byars dan Rue, 2006, p2 00). 
Menurut  Dessler  (2005,  p384),  pengembangan  karir  adalah  serangkaian 
panjang  aktivitas  yan g  memberikan  kontribusi  terhgadap  eksplorasi  karir, 
penetapan, kesuksesan dan pencapaian. 
Sedangkan  menurut  Mondy  (2010,  p228),  pengembangan  karir  adalah 
pendekatan  formal    yang digunakan  oleh perusahaan  untuk  memastikan    bahwa 
orang-orang  dengan  kualifikasi  dan  pengalaman  yang  tep at,  tersedia  saat 
dibutuhkan. 
Berdasarkan  definisi  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  pen gembangan 
karir  adalah  upaya  yang  dilakukan  oleh  organisasi  untuk    dapat  meningkatkan 
kualitas  karyawan  miliki  dengan  cara  eksplorasi,  pengalaman  ataupun  bentuk 
lainnya sesuai den gan kebutuhan dari karyawan yang bersangkutan.  
2.1.5.1 Metode Pengembangan Karir
Ada  banyak  metode  yang  dikembangkan  untuk  pengembangan 
karir.  Berikut  ini  adalah  beberapa  metode  yang  secara  umum  sering 
digunakan menurut Mondy (2010, p229), metode tersebut antara lain: 
• 
Manager/Employee Self-Service 
  Banyak  or ganisasi  menyediakan  layanan  yang  dapat  membantu  dalam 
pengembangan  karir  bagi  manajer  ataupun  karyawan  lainnya.Dalam  hal 
ini,  manajer  ataupun  kar yawan  yang  bersangkutan  harus  mempunya 
kemauan  dalam  memajukan  karir  mereka  melalui  sarana  yang  telah 
disediakan. 
• 
Discussion with Knowledgeable Individuals 
  Dalam  situasi  diskusi  formal,  seorang  atasan  dan  bawahan  dapat 
menyampaikan  pendapat  mengenai  kegiatan  pengembangan  karir  ap a 
yang dianggap terbaik. 
• 
Company Material 
  Beberapa  organisasi  menyediakan  material  yang  secar a  spesifik 
membantu  dalam  mengembangkan  karir  bagi  karyawannya.Material 
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak organisasi. 
• 
Performance-Appraisal System 
  
19
  Sistem  penilaian  kinerja  organisasi  dapat  menjadi  alat  yang  bernilai 
dalam  pengembangan karir.Membahas  mengenai kekuatan  dan  kekuatan 
kar yawan  dengan  atasannya  dapat  menemukan  kebutuhan  karyawan 
yang bersangkutan dalam pengembangan karir. 
• 
Workshops 
  Beberapa  organisasi  melakukan  loka  karya  dengan  tujuan  untuk 
membantu  karyawannya  d alam  mengembangkan  karir  dalam 
organisasi.Karyawan  dapat  menentukan  dan  mencocokkan  secara 
spefisik mengenai tujuan karir mereka dengan kebutuhan organisasi. 
2.1.5.2 Komponen Pengembangan Karir
Dalam  praktiknya,  organisasi  mempunyai  komponen-komponen 
yang  membantu  dalam  proses  berjalannya  pengembangan  karir  yang  baik. 
Menurut  Noe,  Hollenbeck,  Gerhart  dan  Wright  (2006,  p429),  komponen -
komponen pengembangan karir adalah: 
• 
Self-A ssesment 
  Adalah menggunakan  informasi dari  karyawan  untuk menentukan minat, 
nilai, kemampuan dan kecenderungan sikap atau perilaku. 
• 
Reality Check 
  Adalah  informasi  yang  diterima  karyawan  mengenai  cara  perusahaan 
mengevaluasi kemampuan dan pen getahuan mereka. 
• 
Goal Setting 
  Adalah  proses  penentu an  tujuan  jangka  pendek  maupun  jangka  panjan g 
yang  dilakukan oleh karyawan. Umumnya adalah posisi  atau  jabatan  apa 
yang diinginkan oleh karyawan. 
• 
Action Planning 
  Adalah  kar yawan  men entukan  bagaimana  mereka  mencap ai  tujuan 
jangka pendek ataupun jangka panjang yang mereka buat sebelumnya. 
2.1.5.3 Dimensi pada Pengembangan Karir
Menurut  Byars  dan  Rue  (2006,  p202),  indikator  yang  dapat 
mengukur  pengembangan terdiri  dari empat komponen, komponen tersebut 
adalah: 
1. Penilaian Individu
  
20
   Penilaian  mandiri  terhadap  kemampuan,  minat,  tujuan  karir  yang 
dimiliki  oleh  semua  individu  dalam  suatu  organisasi.Dalam  tahap  ini 
organisasi  mempunyai  peran  untuk  mempermudah  individu  tersebut 
dalam menggali informasi mengenai diri mereka. 
2.  Penilaian Organisasi
  Penilaian  organisasi  adalah penilaian  yang dilakukan  organisasi  terhad ap 
karyawann ya.  Umumnya  organisasi  akan  melakukan  penilaian 
berdasarkan  penilaian  kinerja  terhadap  para  karyawannya  yang  telah 
dilakukan sebelumnya. 
3.  Pilihan Karir
  Pilihan karir harus  dikomunikasikan antara  organisasi den gan karyawan. 
Pihak  organisasi  dapat  memberikan  informasi  mengenai  pilihan-pilihan 
karir  yang  terdapat  pada  organisasi  tersebut,  dengan  begitu  karyawan 
dapat  memilih  karir  apa  yang  sesuai  d engan  kemampuan  serta  minat 
mereka. 
4.  Konseling Karir
  Konseling  karir  merupakan  bentuk  pembelajaran,  pemberitahuan,  saran 
dan  informasi  yang  diberikan  oleh  atasan  kepada  bawahan.  Umumnya 
manajer  ak an  membimbing  karyawan  yang  ingin  mengembangkan  karir 
mereka.  Pembelajaran  yang  didapat umumnya berdasarkan  pen getahuan 
serta pengalaman yang diperoleh oleh manajer yang bersangkutan. 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
  
 
 
  
 
 
  
   
 
 
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
   
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
21
2.2 Kerangka Pemikiran
• 
• 
• 
• 
• 
            
• 
• 
• 
• 
• 
• 
• 
            
• 
• 
• 
• 
            
  Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis 
  
22
2.3 Penelitian Terdahulu
1.  Impact  of  Compensation ,  Performance  Evaluation  and  Promotion  Practices 
on Government Employees Performance VS Private Employees  Performance. 
Penulis:  Bilal  Jamil,  Naintara  Sarfaraz  Raja.  Interdisciplinary  Journal  of 
Contemporary  Research  In  Business;  Vol.  3  (8),  2011.  Studi  ini  meneliti 
dampak  dari  tiga  praktek  HRM  yaitu  kompensasi,  evaluasi  kinerja  dan 
praktik promosi terhadap  kinerja karyawan dari or ganisasi p ada sektor publik 
dan swasta dari Pakistan 
2.  Assessing  the  Effects  of  Human  Resource  Management  (HRM)  Practices  on 
Employee  Job  Performance:  A  Study  of  Usmanu  Danfodiyo  University 
Sokoto.  Penulis:  Tabiu,  Abubakar;  Nura,  Abubakar  Allumi.  Journal  of 
Business  Studies  Quarterl;  Vol.  5  (2),  2013,  247-259.  Penelitian  ini  meneliti 
efek  dari  praktek  Manajemen  Sumber  Daya  Manusia  terhadap  kinerja  kerja 
karyawan  di  Usmanu  Danfodiyo  University,  Sokoto  menggunakan  semua 
tujuh praktik HRM. 
3.  Examining  the  Impact  of  Human  Resources  Management  (HRM)  Practices 
on Employees’s Performance a Case Study of Pakistani Commercial Banking 
Sector. Penulis:  Soomro,  Rahim  Bux;  Gilal,  Rehman Gul;  Jatoi,  Muhammad 
Masihullah. Interdisciplinary Journal
of Contemporary Research In  Busines.; 
Vol. 3  (1 ),  865-877. 201 1. Inti usaha  dari  penelitian  ini adalah  untuk  menguji 
dampak  praktek  umum  HRM  terhadap  kinerja  kar yawan  dengan 
menggun akan  semua  tujuh  praktik  HRM  (pelatihan,  seleksi,  perencanaan 
karir,  partisipasi  kar yawan,  definisi  pekerjaan,  kompensasi,  penilaian 
kinerja). 
4.  The  Impact  of  Human  R esource  Management  Practices  on  Employee 
Performance 
in  Banking  Industry  of  Pakistan.  Penulis:  Fahad  Mahmood, 
Nadeem  Iqbal,  and  Samsaa  Rasul  Sahu.  Euro-Asian  Journal  of  Economics 
and  Finance;  Vol.  2  ( 1),  2014,  86-99.  Tujuan  dari  penelitian  ini  untuk 
memverifikasi  praktik  HR 
berpen garuh  pada  kinerja  karyawan  sektor 
perbankan Pakistan. 
5.  Performance  Appraisal  and  Career  Development.  Penulis:  Shubhangi 
Sharma,  Shalini  Singh,  Priyank a  Singh  and  Pratibha  Singh;  VSRD 
International  Journal  of  Business  and  Management  Research;  Vol.  2  (1), 
2012,  8-16.  Tulisan  ini  pada  topik  "Performance  Appraisal  and  career 
  
23
development"  terutama  difokuskan  pada  bagaimana  sebua
perusahaan 
melakukan  Penilai  kinerja  karyawan  mereka.  Makalah  i
terutama  berfokus 
pada  metode  yan g  b erbeda  diadopsi  oleh  setia
perusahaan.  Ada  dua  jenis 
metode,  (1)  metode  tradisional seperti  metode  rankin
Lurus,  metode  Essay, 
metode  perbandingan  pasangan,  insiden  metode  kriti
Lapangan  metode 
review,  metode  Checklist.  Dan  (2)  metode  modern  seper
metode  3 60 
derajat,  MBO,  pusat  Assessment,  BAR  metode,  metod
recourse  Manusia. 
Hal ini juga membantu untuk 
memahami bahwa bagaiman
Kinerja penilaian 
sangat membantu untuk pengembangan k arir. 
2.4 Hipotesis
1.  Hipotesis  pengujian  individual  antara  penilaian  kinerja  terh adap  kinerja 
karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
H0 :  Tidak  terdapat  pengar uh  yang  signifikan  antara  penilaian  kinerja 
terhadap  kinerja  karyawan  divisi  produksi  PT.  Kerinplasindo  Sukses 
Makmur. 
Ha  : Terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara p enilaian  kinerja  terhadap 
kinerja karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
2.  Hipotesis  pengujian  individual  antara  kompensasi  terhadap  kinerja 
karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan  antara kompensasi terhadap 
kinerja karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
Ha  :  Terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara  kompensasi  terhadap 
kinerja karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
3.  Hipotesis  pengujian  individual  antara  pen gembangan  karir  terhadap 
kinerja karyawan divisi produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur. 
H0 : Tidak  terdapat  pengaruh yan g  signifikan  antara  pengembangan  karir 
terhadap  kinerja  karyawan  divisi  produksi  PT.  Kerinplasindo  Sukses 
Makmur. 
Ha  :  Terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara  pengembangan  karir 
terhadap kinerja  karyawan  divisi  produ  ksi PT.  Kerinplasindo  Sukses 
Makmur. 
  
24
4.  Hipotesis  pengujian  penilaian  kinerja,  kompensasi  dan  pengembangan 
karir  berpengaruh  atau  berhubungan  terhadap  kinerja  karyawan  divisi 
produksi PT. Kerinplasindo Sukses Makmur secara simultan. 
H0 :  Tidak  terdapat  pengaruh  atau  hubungan  antara  penilaian  kinerja, 
kompensasi dan pengembangan karir kinerja karyawan divisi produksi 
PT. Kerinplasindo Sukses Makmur secara simultan. 
Ha  :  Terdapat  pengaruh  atau  hubungan  antara  penilaian  kinerja, 
kompensasi dan pengembangan karir kinerja karyawan divisi produksi 
PT. Kerinplasindo Sukses Makmur secara simultan.