BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Kualitas Pelayanan 
2.1.1. Kualitas
Menurut  Kotler  dan  Keller  (2009), mutu  atau ku alitas  adalah  keseluruhan cirri 
serta  sifat  dari  suatu  produk  yang  berpengaruh  pada  kemampuannya  untuk 
memuaskan  suatu  kebutuhan  secar  tersirat.  Menurut  Aleksandar,  Slavko,   dan  Jasna 
(2009),  kualitas  adalah  kesesuaian suatu produk  dengan  spesifikasi pelanggan  dalam 
memenuhi kebutuhannya.  
Berdasarkan  definisi  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  kualitas 
merupakan  keseluruhan  kondisi  dari  produk,  jasa,  atau  proses  lainnya  dalam 
memenuhi kebutuhan. 
2.1.2. Pelayanan
Menurut  Kotler  d alam  Laksana  (2008)  pelayanan  adalah  setiap  tindakan  atau 
kegiatan  yang  d apat  ditawarkan  oleh  suatu  pihak  kepada  pihak  lain,  yan g  pada 
dasarnya  tidak  berwujud  dan  tidak  mengakibatkan  kepemilikan  apapun.  Sedangkan 
Gronroos  dalam  Tjiptono  (2005)  menyatak an  bahwa  pelayanan  merupakan  proses 
yang  terdiri  atas  serangkaian  aktivitas  intangible  yan g  biasa  (namun  tidak  harus 
selalu)  terjadi  pada  interaksi  antara  pelanggan dan  karyawan,  jasa dan  sumber  daya, 
fisik  atau  barang,  dan  system  penyedia  jasa,  yang  disediakan  sebagai  solusi  atas 
masalah pelanggan. 
2.1.3. Kualitas Pelayanan
Menurut  Zeithalm  dan  Bitner  (2000:19),  kualitas  pelayanan  (service  quality) 
adalah suatu  yang diharapkansecara special atas kualitas dan di konntrol atas kualitas 
special untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 
Menurut  Wyckof  (dalam  Wisnalmawati,  2005:155)  kualitas  pelayanan  adalah 
tingkat keunggulan yang  diharapkan dan pengendalian  atas tingkat keunggulan untuk 
memenuhi  keinginan  pelanggan.  Apabila  jasa  yang  diterima  sesuai  dengan  yang 
diharapkan,  maka  kualitas  jasa  dipersepsikan  baik  dan  memuaskan.  Jika  jasa  yan g 
diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. 
  
Konsep  kualitas  layanan  adalah  su atu  daya tanggap dan realitas  dari  jasa  yang 
diberikan  perusahaan.  Kualitas  pelayanan  harus  dimulai  dari  kebutuhan  pelanggan 
dan  berakhir  pada  persepsi  pelanggan  (Kotler,  1997)   dalam  Wisnalmawati. 
(2005:156) 
2.1.4. e-Service Quality
Pada  dasarnya,  e-Service  Quality  merupakan   pengemban gan  dari  service 
quality  yang  diterapkan  pada  sebuah  media  elektronik.  E-Servic
Quality  atau  yang 
juga  dikenal  sebagai  E-ServQual,  merupakan  versi  baru  dari  Servic
Quality 
(ServQual).  E-ServQual  dikembangkan  untuk  mengevaluasi  suat
pelayanan  yang 
diberikan  pada  jaringan  Internet.  E-service    Quality  didefinisika
sebagai  perluasan 
dari  kemampuan  suatu  situs  untuk  menfasilitasi  kegiatan  belanj
pemb elian  dan 
distribusi secara efektif dan efisien (Chase, et al., 2006:337)  
Menurut  Zeithaml dalam Babak Nemati, Hossein Gazor,  Seyed  Norolla
Mir 
Ashrafi dan Kianoush  Nazari Ameleh  (2001), e-service  qualit
didefinisikan  sebagai 
sejauh  mana  website  memfasilitasi  efisien  dan  efektif  belanj
pembelian,  dan 
pengiriman p roduk dan jasa.  
2.1.5.  Dimensi e-Service Quality 
Menurut  Zeithaml  et.  Al  dalam  Hongxiu  Li  (2009),  e-Service  Quality 
memiliki 5 komponen penting meliputi:
1.  Security 
Adalah  keamanan  yang  dirasakan  dari  system  pelayanan  perusahaan. 
Meliputi keamanan data diri dan keamanan transaksi yang telah dijalankan. 
2.  Communication 
Adalah  kelancaran  komunikasi  antara  perusahaan  dengan  pelanggan  dari 
sebuah  media  komunikasi  elektronik  meliputi  informasi  data  pelanggan serta 
jumlah noise yang mungkin terjadi dari penggunaan sistem. 
3.  Reliability 
Adalah  keandalan  dari  informasi  yang  diberika
pihak  perusahaan  meliputi 
kebenaran  informasi  serta  ketepatan  informasi  yan
diberik an  sesuai  dengan 
janji atau informasi sebelumnya.  
  
4.  Responsiveness 
Adalah  kecepatan  dari  pelayanan  melalui  media  elektronik  yang  diterapkan 
oleh  perusahaan  meliputi  waktu  kerja  dari  customer  service  serta  kecepatan 
respon dari customer service. 
5.  Delivery 
Adalah  cara  dalam  men yampaikan  informasi  kepada  p ela
ggan,  meliputi 
kesopanan  pegawai  serta  keramahan  pegawai  dala
menyelesaikan  masalah 
konsumen. 
2.2.  e-Satisfaction
  Kepuasan  adalah  keadaan  subjektif  dari  kepuasan  dimana  orang  merasa 
senang  dengan  pencapaian  mereka  dengan  beberapa  usaha  (Yamin  &  Ramayah, 
2011).  Supranto  (2006:233)  menyatakan  bahwa  kepuasan    adalah  tingkat  seseoran g 
setelah membandingkan  kinerja  (hasil)  yang  dirasakan d engan  harapannya.  Menurut 
Armstrong  et  al. (2006:1 3)  kepuasan  adalah  perasaan seseorang yang dihasilkan  dari 
membandingkan  kinerja  produk  yang  dirasakan (atau  hasil) dalam kaitannya  dengan 
harapannya.  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  tingkat  kepuasan  merupakan  fungsi  dari 
perbedaan antara harapan dengan kinerja yang dirasakan. 
  Dalam  (N & Dastidar, 2 009) disebutkan  bahwa  kepuasan  adalah  serangkaian 
reaksi  bias  yan g  dimiliki  pengguna  ketika  menggunakan  website.  Website  harus 
menyenangkan  untuk  digunakan  dan  dilihat.  Kepuasan  terhadap  website  mengacu 
pada  pemenuhan  kebutuhan  dan  ekspektasi  konsumen  pada  website.  Keseluruhan 
persepsi kepuasan biasanya menghasilkan keseluruhan  sikap positif terhadap website 
(Szymanski and Hise (2000) dalam (Kabadayi& Gupta, 2011). 
Berdasarkan  (Byun&  Finnie,  2011),  pengukuran  tingkat  kepuasan  pengguna 
diambil  berdasarkan penelitian  Spool et  al  yang  meliputi  physical  fatique,  confusing 
during  the  task,  degree  of  stress  after  finding  the  correct  answer,  actual  speed  of 
tasks,  satisfaction  about  the  quality  of  information  provided,  dan  attitude  about 
proceeding  to  another  task  after  co mpleting  a  task.  Pada  penelitian  ini,  konsep 
mengenai  user  satisfaction  dianggap  berdasarkan  pandangan  bahwa  pengguna  tidak 
lelah saat melakukan tugas di website, senang untuk melanjutkan tugas, dan  bersedia 
untuk melakukan tugas  berikutnya, serta   pengguna  mencapai tujuannya  dengan  baik 
dalam website. 
  
E-satisfaction  menurut  Oliver  dalam  Sreenivasan  et  al  (2003)  adalah  keadaan 
psikologis  yan g  dihasilkan  ketika  seorang    pelanggan  puas  dimana  ia  tidak  lagi
mencari  alternatif   lain  selain website  yang ia  gu nakan  saat  itu. Saat pelanggan  tidak 
puas.  Maka  ia  ak an  mencari  alternatif  lain  dan  akan  menjadi  peluang  bagi  pesaing 
untuk memanfaatkan keadaan tersebut. 
  Anderson,  Rolph  E  danSrinivasan,  S  Srini  (2003 )  menjelaskan  e-satisfaction 
sebagai  sebuah  kondisi  psikologis  dimana  hasil  yang  muncul  ketik
konsumen 
membuka  website  dapat  sesuai  dengan  harapannya.  Dari  sud
pandangnya, 
kepuasan  paling  baik  adalah  sebagai  evaluasi  berkelanjutan  kejuta
melekat  dalam 
acquistition produk dan pengalaman konsumsi. 
2.2.1.   Dimensi e-Satisfaction
  Dalam  penelitian  ini,  dimensi  e-Satisfaction  yang  digunakan  dikutip  dari 
Zeithamlet. Al dalam Hongxiu Li dan Reima Suomi (2009) yaitu: 
1.  Usefulness 
Adalah  sejauh  mana  sebuah  media  elektronik  dapat  bermanfaat  un tuk 
kegiatan  yan g  dijalankan  oleh  individu  sehari-hari  meliputi  manfaat  system 
terhadap pekerjaan serta  kecocok an system den gan gaya hidup individu. 
2.  Enjoyment 
Adalah  tingkat  kenyamanan  yang  dirasakan  oleh  individu  dari  penggunaan 
sebuah  media  elektronik  meliputi  kemudahan  penggunaan  serta  kenyamanan 
dalam pemakaian system tersebut.  
3.  Past Experience 
Adalah  p ersepsi  yang  timbul  dari  pengalaman  dalam  menggunakan  sebuah 
media  elektronik  meliputi  pengalaman  d alam  berkomunikasi  melalui  sebuah 
media elektronik serta pengalaman dengan sistem lain. 
4.  Decision 
Adalah  keputusan dari individu untuk menggunakan  atau tidak  menggunakan 
media  elektronik  yang  ditawarkan  atau  disediakan  meliputi  keputusan  untuk 
menggun akan sistem yang disediakan dan keputusan untuk berpindah media. 
  
2.3.  e-Loyalty
  Flavian  (2005)  mendefinisikan online  loyalty  (e-loyalty) sebagai  kemauan 
konsumen  untuk  membeli  dari website bersangkutan,  dan  konsumen  tersebut  tidak 
akan  beralih  ke website lain.  Menurut  Cry  (2009) e-loyalty  adalah  kemauan 
konsumen  untuk  mengunjun gi  kembalisebuah website atau  membeli 
dari website bersangkutan  dimasa yang  akan datang.  Dari b eberapa pengertian  diatas 
dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa electronic  lo yalty memiliki  ciri  utama  yaitu  adanya 
kemauan  mengunjungi  kembali  (revisit) dan  kemauan  membeli (purchase 
intention) dari  sebuah website,  serta  tetap  menggunakan  website  bersangkutan 
meskipun ada altenatif website lain. 
2.3.1  Dimensi e-Loyalty
  Dimensi  e-Loyalty  dalam  penelitian  ini  akan  mengutip  dari  Oliver  dalam 
Srinivasan et. al, (2003)yaitu: 
1.  Attitude 
Adalah  sebuah  sikap  yang  ditunjukkan  dengan  verbal  maupun  non-verbal 
yang  menunjukkan  bahwa  konsumen  akan  bersikap  positif  terhadap 
perusahaan untuk jangka waktu yang panjang. 
2.  Commitment 
Adalah  sebuah  sikap  yang  ditunjukkan  dengan  dapat  mempertahankan 
komitmen  terhadap  perusahaan  walaupun  ada  godaan  dari  pesaing  atau 
perusahaan lain serta membeli produk atau jasa lain dari perusah aan. 
  
2.4.  Model Penelitian 
Model  penelitian  merup akan  sebuah  gambara
keterkaitan  antar  variabel 
yang  digunakan  dalam  penelitian.  Berikut  mod
penelitian  yang  digunakan  dalam 
penelitian ini: 
  
T-3 
e-Service Quality
E-Loyalty
e-Satisfaction
-Usefulness 
-Enjoyment 
-Past Experience 
-Decision 
-Security 
-Communication 
-Reliability 
-Responsiveness 
-Delivery
-Attitude 
-Commitment
T-1 
T-2 
Ga mbar 2.1.  Model Penelitian
Sumber: Peneliti, 2014 
T-1:  Untuk  mengetahui  p engaruh  e-Service  Quality  terhadap  e-Satisfaction  pada 
PT  Prakora Daya Mandiri.
T-2:  Untuk  mengetahui  pengaruh  e-Satisfaction  terhadap  e-Loyalty  pada  PT  
Prakora Daya Mandiri.
T-3:  Untuk  mengetahui  pengaruh  e-Servic
Quality  terhadap  e-Loyalty  pada  PT 
Prakora  Daya  Mandiri  baik  secara  langsun
maupun  tidak  langsung  melalui  e-
Satisfaction selaku variabel mediator. 
  
2.5.  Kerangka Penelitian 
Kerangka  pemikiran  dalam  penelitian  ini  merupakan  tahapan-tahapan  atau 
proses  yang  dijalankan   dari  penelitian  ini  dimulai  hingga  selesai  d an  berikut 
gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini: 
e-Marketing
KuisionerdanWawa
ncara 
AnalisisJalur 
HasilPenelitian 
Simpulandan Saran 
Gambar 2.2.Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti, 2014 
  
2.6.  Rancangan Uji Hipotesis 
Hipotesis  menurut  Sugiyono  (2009:96),  hipotesis  merupakan  jawaban 
sementara  terhadap  rumusan  masalah  p enelitian,  di  mana  rumusan  masalah 
penelitian  telah  dinyatakan  dalam  bentuk  pertan yaan.  Selanjutn ya,  rancangan  uji 
hipotesis dalam penelitian ini adalah: 
H1:   e-Service Quality memiliki pengaruh  yang significan terhadap e-Satisfaction 
H2:  e-Satisfaction memiliki pengaruh yang signifikan terhadap e-Loyalty 
H3:  e-Service Quality memiliki pengaruh  yang signifikan terhadap e-Loyalty