BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN UMUM
Pada subbab tinjauan umum ini membahas mengenai interior, kelompok
bermain (KB) da n taman kana k kanak (TK) serta mengenai metode Montessori
yang digunakan dalam sekolah KB dan TK yang dira ncang oleh penulis.
2.1.1 Interior pada Umumnya
a. Pengertian Interior pada Umumnya
(Josef Prijotomo, 2004;68)
Interior a dalah bagian dari bangunan dimana ma nusia terlindung dari
segenap keadaan dari luar bangunan.
Interior adala h bagian dari bangunan de ngan batas lantai, langit langit
dan sekat sekat dinding.
b. Elemen Elemen Dasar De sain Interior pada Umumnya
(sumber : http://atfestoro.wordpress.com)
Elemen Ruang Penutup Bawah (Lantai)
La ntai adalah bagian ruang yang sering diinja k da n dilihat pada saat
berjalan. Dengan lantai yang be rsih dan nyaman akan membuat
penggunanya nyaman pada saat berjala n di atasnya.
Elemen Ruang Penutup Samping (Dinding)
Dinding adala h bagian rua ng yang berupa pemba tas antara area dalam
dengan area luar serta pembatas antara ruang yang satu dengan yang lain.
Desain dinding dengan material pe mbentuk, warna, serta finishing pada
dinding memiliki keanekaragaman.
Elemen Ruang Penutup Atas (Ceiling)
Desain ceiling denga n material pe mbentuk, warna, se rta finishing pada
ceiling memiliki kea nekara gaman seperti halnya pada dinding.
Elemen Bukaan
7
|
8
Elemen bukaan adalah jendela atau pintu yang menjadikan sirkulasi udara
di dala m ruangan menjadi lancar da n tempat masuknya pe ncahayaan
alami.Seperti halnya elemen lainnya material, warna, desain serta
finishing yang digunakan pada bukaan sangat be ranekaragam.
Elemen Aksesoris
Elemen ini mencakup cermin, vas bunga, patung, ja m dinding, figura foto,
lukisan, dan lain
la in.
Elemen Furniture
Elemen ini mencakup furniture furniture yang mengisi ruang, seperti
meja, kursi, lemari, sofa, rak buku, dan lain lain.
Elemen Pencahayaan dan Pengkondisi Suhu Ruangan (Penghawa an)
Elemen pencahayaan dan penghawaa n terdapat 2 jenis, ya
buatan dan
alami.
Dalam mendesain interior para desainer harus memperhatikan elemen
elemen dasar interior, begitu pula dalam perancangan interior KB dan TK dengan
mengguna kan metode Montessori. Seluruh elemen elemen dasar, seperti lantai,
dinding, ceiling, bukaan, aksesoris, furniture,pencaha yaan dan penghawa an harus
diperha tika n, dikarenakan kegunaan ruang yang diperuntukkan untuk anak usia dini
denga n kegia tan belajar.
c. Organisasi Ruang Interior pada Umumnya
Bentuk organisa si ruang menurut Pamudji Suptandar (Desain Interior,
Pengantar Mere ncana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur,
1999, hal: 112-113) dapat dibedakan menjadi antara lain sebagai berikut :
Organisasi Ruang Terpusat
Ciri c iri organisasi ruang te rpusat adalah:
° Se buah ruang besar yang dominan sebaga i pusat ruang ruang
disekitarnya.
° Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan
ruang lain.
° Ruang se kita rnya berbeda dari yang satu dengan yang lainnya, baik
dari bentuk, ukuran maupun fungsinya.
|
![]() 9
Gambar 2.1 Organisasi Ruang Terpusat
Sumber : Google.com, 2014
Organisasi Ruang Linear
Ciri ciri organisasi ruang linear adalah:
° Memiliki bentuk yang menyerupai linea r ruang ruang dan masing
masing dihubungkan dengan rua ng lain yang sifatnya memanjang.
° Masing masing dari ruang saling berhubungan se cara langsung satu
dengan yang lain atau dihubungkan melalui rua ng linear yang
berbeda dan terpisah.
° Rua ng rua ng mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang
berfungsi penting diletakkan pada deretan ruang.
Ga mbar 2.2 Organisasi Ruang Linear
Sumber : Google.com, 2014
Organisasi Ruang Radial
Ciri ciri organisasi ruang radial adalah:
° Kombinasi dari organisasi ruang terpusat dan linear.
|
![]() 10
° Lengan dari radia l dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada
kebutuhan dan fungsi ruang.
° Organisasi ruang secara radia l menga rah ke luar.
Gambar 2.3 Organisasi Rua ng Radial
Sumber : Google.com, 2014
Organisasi Ruang Mengelompok / Cluster
Ciri-ciri organisasi ruang mengelompok:
° Merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi
komposisinya dari ruang ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan
fungsi.
° Pe mbuatan sumbu membantu susunan organisasi.
Gambar 2.4 Organisasi Ruang Cluster/Mengelompok
Sumber : Google.com, 2014
|
![]() 11
Organisasi Ruang Grid
Ciri ciri organisasi rua ng grid a dalah:
°
Terdiri dari bebera pa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola
grid (3 dimensi).
°
Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi
posisi dan sirkulasi.
Gamba r 2.5 Organisasi Ruang Grid
Sumber : Google.com, 2014
Dari data diatas dapat disimpulkan terdapat lima jenis organisasi ruang yang
dapat memungkinkan digunakan dalam perancangan KB dan TK dengan
menggunakan me tode Monte ssori.
2.1.2 Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK)
Menurut PP No. 27 th 1990 BAB 1 Pasal 1 ayat 1, definisi Pendidika n Anak
Pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak
didik di luar lingkungan keluarga sebelum ia memasuki
pendidikan dasar yang diselenggarakan dija lur pendidikan se kolah a tau jalur
pendidikan luar sekolah. Sedangkan menurut PP No. 2 th 1989 Pasal 12 ayat 1,
Pendidikan Anak Pra sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
mengembangkan pribadi, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pe ndidikan
serta menge mbangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini
mungkin dan seumur hidup.
|
12
Rentang anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1
adala h 0 6 tahun. Sementara me nurut kajian rumpun keilmuan PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) dan penyelenggaraannya di be berapa negara, PAUD dilaksanakan
sejak usia 0 7 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini :
Infant (0 1 tahun)
Toddler (2 3 ta hun)
Kindergarten children (3 6 tahun)
Dapat disimpulkan bahwa definisi Pendidikan Anak Pra Sekolah adalah
pendidikan anak yang diselenggarakan ketika anak berusia 0
7 tahun di luar
lingkungan keluarga, ya ng berfungsi untuk melatih dan me ngembangkan kepribadian
(ja smani maupun rohani), pengeta huan da n keterampilan dari masing masing anak
sebelum mereka memasuki jenjang sekolah formal yaitu sekolah dasar (SD).
a. Penge rtian KB dan TK
Pengertian KB
Menurut buku Petunjuk Teknik Penyele nggaraan Kelompok Bermain
tahun 2013 yang dikelua rkan oleh kemente ria n dan kebudayaan, kelompok
bermain adalah salah satu bentuk satuan PAUD yang me nyelenggarakan
program bagi anak usia 2 sampai 4 tahun. Sedangkan menurut Gustian (dalam
Lestari 2002), kelompok bermain adala h institusi atau lembaga yang
mengadakan program untuk
mengembangkan potensi potensi a nak dan
memberikan keterampila n keterampilan , seperti keterampilan untuk
membantu diri sendiri dan keterampilan yang bersifat sosial yang diberikan
selama anak menjalani kegiatan be rmain,
kelompok bermain diperuntukkan
bagi anak anak yang berusia dua (2) atau tiga (3) tahun hingga empat (4)
tahun.
Pengertian TK
Dalam kurikulum Taman Kanak kanak dan Raudlatul Afhtal tahun
(Depdikna s, 2004;2), disebutkan bahwa taman kanak kanak adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.
|
13
Kurikulum TK diteka nkan pada pemberian ra ngsangan pe ndidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anakmemiliki ke siapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa bela jar se orang murid di TK biasanya tergantung pada
tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum
untuk lulus dari tingkat program di TK se lama 2 (dua) tahun, yaitu:
TK 0 (nol) Kec il (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (sa tu) tahun
Umur rata rata minimal kanak kanak mulai dapat belajar di sebuah
taman kanak-kanak berkisar 4
5 tahun sedangkan umur rata rata untuk
lulus dari TK be rkisar 6 7 tahun.
b. Pola Perkembangan Anak Usia KB dan TK
Menurut Yuliani Nurani Sujiono pada buku Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini (2009;64), menyatakan pola perkembangan a nak usia dini (KB dan TK)
terbagi menjadi perke mbangan fisik, perkemba ngan sosial, perkembangan emosional
dan perkembanga n kognitif.
Perkembangan fisik
Merupakan hal pe nting dalam
rentang kehidupan anak.Anak memerlukan
waktu yang cukup untuk aktivitas secara fisik.
Usia 0 3 tahun : mulai duduk dan merayap / merangkak, mulai berjalan dan
berlari, mulai da pat me nggenggam dan melepaskan objek,
dapat mengambil
obje k yang lebih kec il dari tumpukkan,
dan lain lain.
Usia 3-4 tahun : dapat mengendarai sepeda roda tiga, dapat monda r-mandir
dan na ik-turun tangga, dapat berlari, melompat dengan dua
kaki, dapat berjalan di papan keseimbangan, me meggang
pensil / krayon dengan jari, dan lain lain.
Usia 4 6 tahun : melompat dengan kaki yang be rgantian, da pat mengendarai
sepeda roda dua, menari, melakukan lemparan dengan te liti,
menangkap bola dengan tangan, dapat menggunakan pensil
dan gunting dengan baik, dan lain lain.
|
14
Perkembangan sosial
Merupakan pe rkembangan yang diperha tikan mengenai kemampuan anak
untuk be rhubungan dengan yang lain.
Usia 0 3 tahun : be reaksi dengan orang lain, menikmati pada saat bergaul
de ngan anak lain, mampu berbagi tanpa perlu membujuk,
da pat me niru tindakan orang lain, mulai untuk melibatkan
diri pada permaina n yang pararel, dan lain lain.
Usia 3 4 tahun : lebih sadar akan diri sendiri, sadar akan perbedaan seksual,
da pat mengikuti atura n, memiliki perasaa n yang kuat kea
rah rumah da n ke luarga, dan lain lain.
Usia 4 6 tahun : memiliki teman baik (meskipun untuk jangka waktu yang
pe ndek), se ring bertengkar dalam waktu yang singkat, dapat
be rbagi dan mengambil giliran, ikut a mbil bagian dalam
ke giatan sekolah, ingin menjadi yang nomor satu, menjadi
lebih posesif terhadap barang-ba rang kepunyaannya, dan
lain lain.
Perkembangan emosional
Merupakan perkembangan se orang anak mengena i pengetahuan mereka
tentang rasa takut, ma rah, bahagia, sedih, sayang, dan lain lain, dan para anak
mampu mengendalikannya.
Usia 0 3ta hun : tidak dapa t memaklumi frustasi, muda h menangis dan
be rteriak, sering tidak ma mpu mengenda lika dorongan atau
gerakan hati, mulai untuk me nyatakan kasih sayang,
membutuhkan rutinitas dan rasa aman, mulai merasakan
emosi dari anak yang lain, dan lain
lain.
Usia 3 4tahun : dapat memaklumi beberapa frustasi, mulai mengembangkan
pe ngendalian diri, menghargai kejutan dan peristiwa
tertentu, mulai menunjukkan selera humor, takut akan gelap
da n takut akan pengabaian seseorang terhadap dirinya
(takuta akan situasi yang belum dikenal), dan lain
la in.
Usia 4 6 tahun : da pat menyatakan perasaan, menyataka n selera humor di
da lam lelucon/kata kata omong kosong, belajar mengenai
ha l-hal yang benar dan yang salah, dan lain lain.
|
15
Perkembangan kognitif / inte lektual
Perkembangan ini mengacu pada pe rkembangan anak dalam berpikir dan
kemampuan untuk me mberika n alasa n.
Usia 0 3 tahun : melakukan penyelidikan secara sensormotor terhadap
dominasi lingkunga n, perkembangan berjalan cepat,
mengembangkan suatu perasa an atau pengertian terhadap
suatu objek yang teta p, mengembangkan aspek bahasa,
mulai dapat me nggunakan beberapa angka : jumlah dan
warna (namun tidak memahaminya), dan lain lain.
Usia 3 4 tahun : dapat mengikuti dua pe rintah, dapa t membuat penilaian
menghitung banyaknya kesalahan yang telah mereka buat,
mengembangkan kosa kata dengan cepat, menggunakan
angka angka tanpa pemahaman, adanya kesukaran dalam
membedakan khayala n dan kenyataa n, mulai melakukan
penggolongan, dan lain lain.
Usia 4 6 tahun : dapat menguruti objek, dapat menggolongkan objek,
melakukan be rbagai hal dengan sengaja, menjadi te rtarik
dalam jumlah dan menulis huruf, mengetahui warna, dapat
melakukan tiga perintah sekaligus, beberapa ana k mulai
menggunakan angka: jumla h da n panja ng, dan lain lain.
Pola
perkembangan anak tersebut dapat dilihat pada tabel Pola Perkembangan Anak
pada halaman lampiran.
Pendidikan ata u stimulasi yang perlu diberikan kepada anak untuk
mengarahkan perkembanga n ana k menjadi lebih baik lagi dengan melakukan
beberapa hal sebagai berikut : (Soetjiningsih,1995;36)
Akademik sederhana : pengena lan ruang, bentuk, warna, persiapan
berhitung.
Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat.
Bermain bebas untuk mnegembangkan fantasi dan memperkaya
pengalaman.
Menyanyi, berma in alat musik da n menggambar.
Bahasa : bercakap cakap, membaca ga mbar, bercerita, mengucapkan
syair sederhana.
|
16
Melatih daya inga t dengan antara lain bermain jualan atau
menyampaikan be rita.
Membuat permainan dari kertas.
Menganal tuga s dan larangan larangan yang ada.
Melakukan aktivita s sehari
hari (makan sendiri, minum sendiri,
control buang air besar maupun kec il sendiri).
c. Periode Per kembangan Anak menurut Maria Montessori
Maria Montessori mengide ntifikasi 2 (dua) periode perkembangan anak secara
garis besar pada ta hapan yang diberi nama tahapa n otak penyerap, yaitu periode
pertama dimana anak berusia 1 3 ta hun da n fa se kedua dimana anak berusia 3 6
tahun. (Gutek Lee Gerald, 2013;79-81)
1 3 tahun, ketika otak sang anak berfungsi secara tak sa dar dan pembelajaran
dihasilkan dari intera ksi dan respon terhadap rangsanga n lingkungan. Selama
periode penting ini, ana k anak mulai memperoleh baha sa dan kebudayaan dari
lingkungan dimana mereka dilahirka n (keluarga ).
3 6 tahun, anak semakin sadar dan terarah dalam aktivitas-aktivita s me reka dan
dalam mengeksplorasi lingkungan. Maria Montessori mencirikan fase ini
sebaga i penye mpurnaan konstruktif. Aktivitas-aktivitas anak pada fase ini
diperlukan untuk membangun kemandirian pada anak. Pada fase ini sang anak
butuh menemukan tugas-tugas ata u kegiata n-ke giata n yang merangsang
keterta rikannya dan butuh untuk belajar bagaimana melaksanakan dan
me nyelesaikan tugas dengan benar. Pada fase ini sangat signifikan ba gi
perkembanga n dan pendidika n berikutnya. (Gutek Lee Gerald, 2013;7981)
Setelah itu Maria Montessori membagi lagi menjadi 9 (sembila n) masa peka
anak, yakni : (Elizabeth G. Hainstock, 2002;10)
0 3 tahun : Masa penyera pan total (perkenalan dan pengalaman panca indra
atau sensorik) serta masa peka terhadap keteraturan dan mulai
mencintai rutinitas dan munc ullah keingintahuan yang konsisten.
1,5 3 tahun : Perkembangan bahasa.
1,5 4 tahun : Perkembangan dan koordinasi antara mata dan otot otonya.
Mulai dapat mengge nggam (aktivitas yang disukai anak pada
masa ini seperti membuka/menutup benda, memasukkan benda
|
17
dari wadah yang satu ke wadah yang lainnya,dll) serta mulai
memusatkan perhatian ke benda-benda kecil.
2 4 tahun : Pe rkemba ngan dan penyempurna an gerakan-gerakan. Perhatian
anak ke hal hal yang nyata. Mulai a da kesa daran tentang urutan
waktu dan ruang.
2,5 6 tahun : Penyempurnaa n penggunaan pancaindra.
3 6 tahun : Peka terhadap pengaruh orang dewasa.
3,5 4,5 tahun : Mulai coret coret (menulis).
4 4,5 tahun : Indra pera ba mula i berkembang.
4,5 5,5 tahun : Mulai tumbuh minat baca.
Dari masing ma sing masa peka ini, para pengajar atau orang tua dapat
memilih alat peraga / alat bermain sesuai kebutuhan maupun kemampuan
a nak.Misalnya pada usia 0 3 tahun pemilihan alat permainan yang cocok a dalah
yang terbua t dari plastik lentur da n halus atau alat permainan dari kain.
2.1.3 Interior KB dan TK pada Umumnya
Lingkungan fisik sebuah taman kanak kanak mencakup semua hal yang
berada disekitarnya. Termasuk lantai, dinding, bentuk dan ukuran ruang kelas,
perabot, perlengka pan, bahan-bahan, mainan dan taman. Kondisi lingkungan fisik
sekolah denga n kegiatan belajar seha ri hari sangat mempengaruhi pengalaman
a nak. Anak anak perlu dibiasa kan memelihara maina n ma inan dan bahan
bahan, serta terlibat dalam menjaga kenyamanan da n ketertiban kelas/ruangan
dengan c ara meletakkan mainan ke tempat semula. Rak rak juga perlu diberi label
untuk memudahkan penempa tan bara ng. Dengan rancangan kegiatan dan
penempatan bahan-bahan yang teratur, a kan melatih kemandirian anak, inisiatif,
belajar bekerja sama, memecahkan masalah, menghargai perbedaan, membuat
keputusan dan sebagainya. (Fridani Lara, 2009;10)
Ruangan perlu ditata secara dinamis dan mencerminkan budaya serta
memfasilitasi minat anak-anak. Suasana yang dirancang secara tepat, akan dapat
mendukung kemandirian, proses sosialisasi dan kemampuan anak dalam
memecahka n masalah. Dengan demikian, akan banyak anak yang memiliki ra sa
percaya diri dan yakin bisa dengan kemampuannya. (Fridani La ra, 2009;11)
|
![]() 18
a. Ke butuhan Ruang KB dan TK
Menurut Schools (Progresive Architecture Library) karangan Lawrence B.
Perkins & Walter D. Cocking (1949;48), ruang-ruang pada pendidikan pra sekolah
terbagi menjadi 4 je nis, yaitu:
1. Instruksi : termasuk di dalamnya adalah ruang kelas, auditorium, ruang olah
raga, perpustakaan, rua ng bermain, dan la in lain.
2. Administrasi : termasuk di dalamnya ruang kepala sekola h, ruang sekretaris,
ruang guru, ruang kesehatan.
3. Sirkulasi : terdiri dari koridor, lobby, tangga.
4. Servis :terdiri dari toile t, kafetaria, dapur, loker, ruang petugas kebersihan.
Menurut NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan kriteria) Petunjuk Teknis
Pe nyelenggaraan Kelompok Bermain (2013;8), disebutkan bahwa syarat pendirian
KB ha rus memiliki : Ruang kelas, Ruang kantor/kepala KB, Ruang dapur, Gudang,
Kama r mandi/WC guru, Kamar mandi/WC anak, Ruang guru, UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Besaran Standar Ruang Pra Sekolah
No Jenis Ruang Jumlah
Ukuran
Luas Seluruhnya
Ruang
Ruang
1 Rua ng Kelas 1 8 x 8 m2 64 m2
2 Ruang Kantor/Ke pala KB 1 3 x 4 m2 12 m2
3 Ruang Dapur 1 3 x 3 m2 9 m2
4 Gudang 1 3 x 3 m2 9 m2
5 Kamar Mandi/WC Guru 1 2 x 2 m2 4 m2
6 Ka mar Mandi/WC Anak 1 2 x 2 m2 4 m2
7 Ruang Guru 1 4 x 4 m2 16 m2
8 UKS (Usaha Kesehatan
Se kolah) 1 3 x 3 m2 9 m2
(Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain (2013;8)
|
19
Sedangkan menurut Time Saver Standards for Building Types (4th edition)
karangan Joseph De Chia ra & Michael J. Crosbie (2001, h. 371), ruang ruang pada
pendidikan pra sekolah terdiri atas:
1. Classroom
Ruang kela s diharuskan menjadi ruang yang dapatmengemb angkan krearivitas
dan intele gensi anak. Untuk dapat mewujudkannya, de sain dari ruang kelas dan
fasilitas yang terdapat di dalamnya haruslah sesuai dengan ukuran ana k anak.
Ruang ke las juga harus mempunyai pencahayaan alami yang maksimal.
Pemilihan warna dan tekstur pada dinding ruang kelas sangat penting, karena
warna dan tekstur dinding a kan memberikan kesan ruang yang dapat
mempengaruhi psikologi dari ana k ya ng berada di dalamnya.
2. Discove ry area
Area ini da pat disebut sebaga i area permainan pasir dan air. Are a ini
merupakan tempat dimana anak ana k bereksplorasi, berekspe rimen, dan
mengembangkan krea tivitas dengan material mate ria l alami yang tersedia.
Material la ntai sekeliling bak pasir a tau bak air sebaiknya dipilih baha n yang
keda p air, dan bila memungkinkan disediakan floor drain sehingga dapat lebih
mudah dibersihkan.
3. Art are a
Pada a rea ini anak anak dapat be bas menggambar / melukis, melakukan
kerajina n tangan, bermain dengan tanah liat, kolase, dan lain
lain. Area seni
sebaiknya dileta kkan dekat dengan discovery area, dan harus memiliki lantai
yang mudah dibersihkan pula. Dalam area ini juga harus menyediakan bak cuci
tangan (sink) yang terbuat da ri stainlessteel. Bukaan air (keran) pada bak cuci
tangan sebaiknya terletak pada ketinggia n 55 66 cm dari permukaa n lantai,
sehingga mudah dijangkau oleh anak.
4. Music area
Pada ruang musik ini sebaiknya ada area untuk duduk dan mendengarkan
musik, dan a rea untuk menari / bergera k bebas.
5. House area
Ruang ini merupakan tiruan dari rumah asli tetapi ukuran barang-barang di
dalamnya le bih kecil dan disesuaikan dengan dimensi tubuh anak. Barang-
barang yang terdapat dalam area ini antara lain bak cuci tangan, kompor,
|
20
lemari pendingin, meja, kursi, tempat tidur boneka, kursi tinggi, cermin, dan
tempat untuk menggantung jaket.
6. Reading and listening area
Rua ng ini merupakan te mpat bagi anak untuk mengembangka n kemampuan
artikulasi, kemampuan membedakan bunyi / suara, pembentukan konse p,
kemampuan berbic ara, mengekspresikan diri, dan mengembangkan
perbendaharaan kosa kata. Rua ng ini harus dile takkan pada area yang tenang
dan tida k berisik. La ntainya sebaiknya berkarpet a tau memiliki tempat duduk
yang nyaman.
7. Block building area
Merupakan a rea permainan me mbangun ata u membuat sesuatu dari balok
balok a taupun lego. Ruang ini sebaiknya dekat dengan ruang permainan rumah
tangga / house area.
8. Manipulates area
Rua ng ini merupakan ruang dimana anak bermain dengan puzzle, belajar
mengenal bentuk, belajar mengenal warna, mengembangkan persepsi
mengenai ukuran dan bentuk, dan lain lain. Dalam ruang ini minimal
hendaknya disediakan rak tempat mainan dan meja-kursi.
9. Woodworking / construction area
Dalam ruang ini disediakan perma inan pera latan tukang dengan ukuran yang
sesuai dengan ukura n tubuh anak untuk membua t sesuatu sesuai dengan
kreativitas mereka. Ruang ini merupakan rua ng yang aktif dan berisik, maka
sebaiknya diletakkan dekat dengan art a rea.
10. Science area
Rua ng ini sebaiknya dekat dengan ruang bermain outdoor agar anak
anak
dapat belajar mengenal alam lebih muda h. Ruang ini merupakan tempat
dimana anak belajar bercocok tanam, sehingga ha rus mempunyai rak rendah
yang memudahkan ana k untuk me liha t pertumbuhan tanama n yang
ditanamnya, lema ri penyimpanan dan lemari koleksi.
11. Math and computer area
Dalam rua ng ini hendaknya menggunakan m
komputer yang sesuai dengan
ukuran a nak.
|
21
12. Toilet
Letak toilet sebaiknya berdekatan dengan ruang kela s sehingga anak tidak
membuang waktu untuk mencapai toilet, a tau toilet sebaiknya menjadi bagian
dari ruang kelas sehingga dapat digunakan sewaktu wa ktu.
Dan menurut Anita Rui Olds dalam buku Child Care Design Guide (1976),
kelompok bermain dibagi menjadi bebera pa zona, antara lain :
1. Entry / Transition Zone
Zona ini terdiri dari area penyimpanan priba di siswa, area penyimpanan pribadi
staf, dan area untuk komunika si antara guru dan orangtua.
2. Quiet Zone
Zona ini terdiri dari area area istirahat, area membaca, listening area,
manipulative area, area menulis, area balok kecil, dan matematika area.
3. Me ssy Zone
Zona ini terdiri dari toilet / diapering, area makan, area air, area pa sir, area
tanah liat (clay), area lukis, collage area, wood working area, area masak,
dan area sains.
4. Active Zone
Zona ini terdiri da ri area balok besar, a rea bermain drama (area ruma h-
rumahan, area bermain boneka, area kostum dan berdandan, miniatures area),
area musik dan tari, gross motor area.
5. Ruang tambahan yang diperluka n
Ruang tambahan yang dipe rlukan seperti area pertemu
kelompok dalam
jumlah besar (aula), area privat dan semi privat dan ar
kerja untuk staf
beserta telepon.
b. Pr asarana yang Dibutuhkan di dalam Kelas
Selain ruang ruang ya g sudah disebutkan di atas, pra - sekolah harus
memiliki prasarana pendukung pembelajaran. Prasarana untuk pembelajaran pra -
sekolah dapat dibedakan menjadi prasarana di dalam ruangan (indoor) dan prasarana
di luar ruangan (outdoor). (Sumber : NSPK Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Kelompok Bermain, 2013:42)
Prasarana di dalam rua ngan
Sarana pembelajaraan di dalam ruangan anta ra lain terdiri dari :
|
22
° Buku buku cerita
°
Alat alat peraga a tau bahan main sebagai bahan belajar
°
Lema ri atau rak untuk tempat alat main
°
Tape recorder / VCD Player
°
Papan tulis (white/black board) serta alat tulisnya
°
Papan flannel dan perlengkapa nnya
°
Panggung boneka dan perangkatnya
°
Papan geometris, puzzle, balok, monte untuk dironce
°
Alat untuk bermain peran makro dan mikro
°
Alat bermain edukatif sederhana
°
Alat permainan untuk mendukung mengenal budaya lokal dan tradisional
/ dae rah
°
Alat alat untuk memasak, dan lainnya.
Prasarana di luar ruangan
Alat perma inan di lua r ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur, papan
titia n, ayunan, panjatan, kuda kudaan, dll.
c. Aspek Lantai
Syarat syarat perencanaan lantai dengan a nak sebaga i pengguna utamannya
adala h sebagai berikut: (Joseph De Chiara, 1990)
Seluruh permukaan lantai harus non slip (anti selip ata u anti licin), hal
ini berkaitan dengan ke nyataan ba hwa sifat licin adalah penting, karena
bahaya secara psikologis. Hal ini berlaku untuk keseluruhan bagian
ruangan.
Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip la ntai tidak boleh kasa r.
Ambang pintu dan perunahan kecil dalam kenaikan sebisa mungkin
dihinda ri.
Kebutuhan keluasan lanta i setiap kelas untuk anak usia pra - sekolah a dalah 20
25 m2(24 30 yd2) untuk 30 40 anak, tetapi ukuran idealnya untuk 20 anak. Pada
ruang kelas yang umum setiap ana k memerlukan lua s lantai 1,5 m2 (16 ft2) namun
lebih baik lagi dengan ukuran 2 m2 (2,4 yd2). (Drs. Yan Dianto, 1991)
Pada area area yang terlindungi dari segi kenyamanan, kese lamatan dan
kebersihannya, seringkali area bermain dan duduk dilakukan di atas permukaan
|
23
lanta i.Di bawa h ini adalah bebera pa pertimbangan dari anak yang bermain dan
belajar di atas lantai: (Olds, Anita Rui, 1976;279)
Sekali dilantai, anak anak cenderung untuk berlama lama disana (dilantai).
Kema mpuan untuk bermain dilantai yang membua t ruang lebih fleksibe l dan
mengurangi jumlah furniture yang diperlukan.
Pada saat beraktivitas dilantai, anak anak dapat menyesuaikan posisi serta
ketinggia n anak dengan cara duduk ataupun berlutut.
d. Aspek Dinding
Tuntutan yang harus dipe nuhi dinding pada ruang ruang publik antara lain
mudah pemeliharaannya, mampu meredam suara, menunjang aspek dekoratif, tahan
terhadap kelembaban, memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu yang sesuai
dengan siste m pencahayaan atau pe nghawaan, baik secara alami maupun buatan.
(Suptandar, 1995)
Seluruh permukaa n dinding hendaknya mengguna kan bahan yang
ha lus, tidak
licin, dan mudah dibersihkan serta mempunyai kemampuasn untuk menyerap bunyi
dengan baik. (Neufert, 1995)
Porsi terbe sar dari dinding ruang kelas dan ruang bermain indoor sebaiknya
menggunakan permukaan dengan materia l yang lembut. Kese garan dinding baik
mate rial maupun bentuknya akan mera ngsang emosi da n persepsi anak. Maka
diperlukan variasi dengan desain yang menarik, se derha na dan selektif.Suara anak
yang meninggi ka rena e kspresi emosional me reka, membutuhkan dinding yang
menyerap suara ana k, maupun suara-suara lain yang mengganggu. (Fowler,
1980;107)
Sebaiknya ketinggian dinding massif (dinding bata) tidak dibuat mencapai
c eiling, melainkan diteruskan denga n dinding kaca pada bagian atasnya setinggi mata
orang dewasa, agar orang dewasa dapa t mengamati anak yang beraktivitas di
dalamnya. (Fowler, 1980;101)
e . Aspek Furniture
Setiap anak lebih mudah ketika area bela jar dan bermainnya diorganisasikan
dengan skala ukuran anak dengan furniture dan alat ala t yang diatur dengan
meminimalkan kekacauan atau ke rusakan ya ng lebih membe rikan kebebasan
bergerak. (Fowler, 1980;270)
|
![]() 24
Furniture yang praktis dan fungsional diperlukan dalam ruang untuk bermain,
sebaiknya mudah dibersihkan untuk dirapihkan kembali.Praktis buka n berarti kaku
dan menyulitkan kebebasan gerak anak. (Tate, Smith, Harper & Row, 1986;113-114)
Bahan atau perabot untuk anak-anak harus terbuat dari bahan yang ringa n,
namun kuat supaya tidak mudah hancur atau patah.Untuk setiap sudut furniturenya
pun harus tumpul untuk keamanan anak anak itu sendiri. Sebisa mungkin semua
perabota n dibe ri pengaman atau pelapis yang empuk dari bahan yang ringan dan
estetis (Griya Asri, 2002;56).
Berikut adalah ergonomi anak usia dini :
Tabel 2.2 Ukuran Furniture Anak
Keterangan 2-3 thn 2-6 thn 3-4 thn 3-6 thn 5-8 thn
Tinggi meja 45 - 50 cm 50 - 52 cm
Tinggi kursi 25 - 30 cm 30 - 32 cm
Tinggi loker 100/30 cm
Tinggi toilet 28 - 30,5 cm 30,5 - 38 cm
Sumber : Drs. Ya n Dianto, 1991;60
Gambar 2.6 Standar Ergonomi pada Anak Usia 3-5 Tahun
Sumber : Ernst Neufert, 1993;132
|
![]() 25
Gambar 2.7 Standar Ergonomi pada Anak Usia 5-7 Tahun
Sumber : Ernst Neufert, 1993;132
Gambar 2.8 Standar Ergonomi pada Anak Usia Dini
Sumber :Ernst Ne ufert, 1993
Gambar 2.9 Standar Ergonomi pada Anak Usia Dini 1
Sumber :Ernst Ne ufert, 1993
|
26
f. Karakteristik De sain untuk Anak
Sec ara umum, dunia anak anak bukanlah merupakan susunan ruang ruang
tunggal, melainkan sebuah rangkaian ruang yang bersambung. Adapun sistem
rangkaia n ruang yang melingkar sebagai pijakan dalam desain banguna n untuk anak
mempunyai 5 ciri, ya itu: (Wahyu Setyaningsih, 2004:9)
Desain yang me lingkar
Faktor utamanya adala h fungsi yang bersambung layaknya mata rantai,
da lam ruang arsitektur diwujudkan dengan adanya koridor.
Ekspresi kebingungan dalam arsitektur
Lima tipe sensasi 'kebingungan' yang dimaksud dapat disatukan dalam
ke adaan bera yun berada da lam tempat yang tinggi, berada dalam lantai
yang miring, berada dalam terowongan dan bera da dalam tempa t yang
membingungkan.
Ekspresi dari ke anekaragaman ruang
Unsur unsur penting dari kea nekara gaman ruang da lam desain untuk
anak, meliputi keanekaragaman visua l seperti keanekaragaman titik
pa ndang, ukura n, tinggi dari ruang, perasaan kebebasan
dan pencerahan
sebagus keanekaragaman dalam suara dan pencahayaa n.
Keanekaragama n ini sanga t diperlukan ka rena akan meningkatkan
aktivitas anak a nak dan me latih daya imajinasi.
Keanekaragama an simbol
Simbol dibutuhkan se bagai titik dari variasi alur pe rmainan baik di dalam
atau di luar ruangan. Simbol ini biasanya diwujudkan dengan tower atau
struktur yang menyerupai panggung.
Ruang yang memungkinkan ada nya jalan pintas
Va ria si dari jalur untuk mengakses rangkaian ruang yang terdapat dalam
sebuah bangunan untuk ana k merupakan hal yang sanga t diperlukan
untuk menghindari konsentrasi pergerakan anak pa da satu titik. Jalan
pintas tersebut idealnya berbe da dengan rute normal, dapat diwujudkan
da lam bentuk terowongan atau jembatan.
Pendidik a sal Swiss, Johann Heinrich Pestalozzi (1774-1827) mengembangkan
sebuah teori pendidika n yang menyaranka n agar sekolah sekolah direformasi
menjadi tempat menyerupai rumah, dimana anak anak akan mera sa aman secara
|
27
e mosional dan dimana mereka dapat belajar dengan menggunakan indra indra
mereka dalam pelajaran pelajaran yang dirancang khusus. (Gerald Lee Gutek,
2013;16)
2.1.4 Metode Montessori
a. Sejarah Singkat Montessori
Maria Montessori a dalah pendidik abad ke 20 yang memiliki peran besar
dalam pembentukkan wa cana perkembangan manusia dibidang pendidikan.Se bagai
wanita pertama di Italia yang mempe roleh gelar medis.Montessori memiliki minat
besar terhadap anak dan pada tahun 1907 beliau me mbuka sebuah sekolah didaerah
kumuh di luarkota Roma yang diberi nama Casa dei Bambini (The house of
c hildre n), sebagai ajang pembuktian dari berbagai idenya. Metode Montessori pada
intinya ada lah penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada penghorma tan luar bia sa
terhadap kemampua n anak untuk belajar tentang alam seme sta tanpa campur tangan
orang dewasa.(Thomas Armstrong ,2011:94)
Metode Montessori ini didasa rkan pada pandangan bahwa anak belajar secara
a lami pada lingkungan yang telah disiapkan dengan tepat, ya ng didesain untuk
meningkatkan kemandirian dalam belajar da n eksplorasi.Metode ini menekankan
pada keahlian motorik halus serta belajar melalui tindakan nyata. Dalam prosesnya,
a nak dibia rkan belajar melalui kegiatan yang dipilihnya dan menurut kecepatannya
masing masing, dengan ka ta lain metode Montessori me ngajarkan se lf discipline
(disiplin diri) dan belajar bersama. Dengan belajar bersama anak dapat saling
membantu dan bekerja sama. Yakni, anak yang lebih tua membantu a nak yang lebih
muda da lam belajar, sementara anak yang lebih muda belajar dari contoh nyata.
(Maria Magdalena, 2001;85)
Metode Montessori dirancang untuk : (Gutek Lee Gerald, 2013;26)
Menumbuhka n kepekaan indra anak dan keterampilan manual.
Membangun ketertiban diri dan lingkungannya.
Menumbuhka n kemandirian.
Memupuk keyakinan diri da lam me mpraktikan keterampilan
keterampilan.
Kemampuan bersosialisasi dengan ana k sebaya ataupun yang lebih muda
/ tua.
|
28
b. Prinsip Metode Montessori
Terdapat tiga prinsip yang sela lu dipantau dan dijunjung tinggi dalam
pela ksa naa metode Montessori, yaitu pendidika n usia dini (early childhood),
lingkungan pembelajaran (the learning environment) dan peran guru (the role of the
teac her). Berikut penjelasa n dari ketiga prinsip tersebut : (Anggani Sudono, 2000;18)
1. Pendidikan Usia Dini (Early Childhood)
Memperhatikan segala pe mbiasaa n dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan
ana k sesuai dengan perke mbangannya. Cara pembelajaraannya juga disesuaikan
dengan cara bela jar anak yang khas, spontan dan tanpa tekanan mela lui bermain.
2. Lingkunga n Pembelajaran (The Learning Environment)
Lingkunga n pembelajaran (kelas/sekola h) diusahakan sama denga n keadaan dan
lingkungan anak yaitu rumah. Montessori mengajak anak untuk melakukan
pekerjaan rumah se perti menyapu, mengelap meja, mencuci baju, mencucui
perabot, atau memandikan boneka.
3. Peran Guru (The Role Of The Teacher)
Konsep metode Montessori tentang peran pengajar yang berbeda dari konsep
tradisional/konvensiona l.Seme ntara para pengajar disekolah sekolah dasar
konvensional menguasai pa nggung utama kelas sebagai titik fokus perhatian
ana k anak, Montessori mengubah peran tersebut da n menye but sang pengajar
sebaga i direktris yang tugasnya adalah memandu anak anak dalam ke giatan
belajar mereka. (Gutek Lee Gerald, 2013;26)
Peran utama guru dalam model Monte ssori adalah mempera gakan bagaimana
suatu alat dipergunakan dan bagaimana suatu tugas diselesaikan. Anak tidak
diperkenanka n melakukan ekspresi bebas sebelum mereka benar benar
me nguasai alat peraga Montessori.(Soemiarti Patmonodewo, 2008;92)
c. Pembentukan Nilai (Moral) dan Pendidikan Kar akter
Pendidikan moral, sebaga imana pembelajaran kognitif dan keterampila n,
terkait dengan topik umum disiplin, atau gaya manajemen kela s dari sang pengaja r.
Dikelas kelas konvensional, para pengaja r terus menerus berusaha untuk
memotivasi anak anak untuk menjaga mereka tetap terta rik pada pelajaran yang
sedang disajikan. Ketika gagal memotivasi, para pengajar se ring kali beralih pada
penggunaan penghargaan dan hukuma n, atau bahkan beralih pada cara cara yang
yang le bih memaksa. (Gerald Lee Gutek,2013;89)
|
29
Maria Montessori, kontra s dengan itu, berargumen bahwa disiplin yang sejati
a dalah disiplindiri. Karena anak anak di lingkungan yang disediakan oleh Maria
Montessori be bas untuk memilih kegiatan yang diinginkan oleh mereka, mereka
menjadi termotivasi sendiri.Dalam kebebasa n inilah disiplin diri yang murni terjadi.
Anak anak beraktivitas dengan bebas dan berusaha menyempurnakan dan
menguasai tugas tugas pilihannya sendiri, menciptakan disiplin diri dan control diri
yang mengantar pa da pe rkembangan yang positif.(Gerald Lee Gutek,2013;90)
Kebebasan yang murni adalah konsekuensi dari perkembangan yang dibantu
oleh pendidikan, ketika anak anak secara aktif membang
ke pribadian mereka
sendiri me lalui kerja aktif mere ka sendiri ya
berkelanjutan.Kunc i menuju
perkembangan moral adalah konsentrasi pa da satu je
pekerjaan.Konsentrasi
mengharuskan anak
anak untuk menggunakan benda
benda unt
tujuan tujuan
yang sesuai dengan rancangan dari benda
benda tersebut. Keti
melaksanakan itu,
sang a nak membangun kesadaran bahwa pemikiran (ide di da l
otak) berhubungan
dengan tindakan dan bahwa tinda kan tindakan itu memil
konsekuensi.
Konsentrasi merangsang nilai ketekunan, me lakuk
pengulangan untuk
mela ksanakan, untuk me nyelesaikan tugas yang telah dimul
Anak anak yang
kepeka an moralnya sedang be rkembang secara norm
memperlihatkan disiplin
yang spontan, kerja yang kontinyu (terus me nerus) dan
mbira, serta sentiment
sentimen untuk membantu dan bersimpati pada ora
lain.(Gerald Lee
Gute k,2013;92)
d. Kurikulum Metode Montessori
Kurikulum yang ditekankan oleh Maria Montessori adalah kurikulum selama
tahapan otak penyerap, yaitu enam tahun pertama kehidupan, dengan menyediakan
lingkungan dimana anak anak di dalam lingkungan ini be bas me lakuka n eksplorasi
dan memilih bahan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan mereka. Dalam
lingkungan yang disiapkan tersebut, bahan bahan dan kegiata n kegiatan dari
kurikulum tersebut adalah yang terkait dengan keterampilan ketera mpilan hidup
sehari
hari, pelatihan indra, bahasa dan matematika, dan pe rkembangan fisik,
sosial, dan budaya sec ara umum. Namun dalam pengajarannya pemberian
penghargaa n dan hukuman terhadap anak tidak dianjurkan, hal ini mengacu pada
pembentukkan kepribadian anak dimasa depan untuk menjadi anak yang ikhlas tanpa
|
![]() 30
paksaan dari dalam diri mereka sendiri dalam melakuka n sua tu pekerjaan. (Ge rald
Lee Gutek,2013;83-84)
1. Ke terampilan keterampilan Praktis Sehari hari
Maria Montessori merancang pelatihan pelatihan keterampilan praktis
sehingga anak anak dapat menggunakannya untuk mengemba ngkan
keterampilan keterampilan hidup sehari hari, seperti :
Tuga s tugas yang merupa kan ba gian kehidupan sebagai anggota sebuah
keluarga rumah tangga, se perti menyajikan maka nan dan merapikannya,
me nata meja, memasak dan makan.
Pelatihan ini bertujua n untuk me ningkatkan kemandirian anak dan
me ngena lkan tugas tugas ya ng ada di lingkungannya sehari hari
(keluarga).
Gamba r 2.10 Kegia tan Memasa k (kanan) dan Makan (kiri)
Sumber : Google.com, 2014
Tuga s tugas yang diperlukan untuk ke bersihan dan kesehatan diri sendiri,
seperti membasuh wajah, menyika t gigi, mencuci tangan, membersihkan
rumah dan mencuc i piring.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberitahu sejak dini kepa da anak bahwa
pentingnya kebersihan dan kese hatan diri sendiri.
|
![]() 31
Gambar 2.11 Kegiatan Mencuci Tangan
Sumber : Google.com, 2014
Tugas berpakaia n, seperti mengancingkan baju dan menyimpulkan tali
sepatu.
Pelatihan ini bertujuan untuk me ngangkat anak anak dari ketergantungan
mereka pada orang dewasa dan dapat melaksanakan tugas tugas, seperti
mengancingkan baju, meyimpulkan tali sepatu, menggunakan gesper / ikat
pinggang, dan menre sleting pakaian secara mandiri.
Gambar 2.12 Alat Peraga Tugas Be rpakaian
Sumber : Google.com, 2014
Pelatihan keterampilan sehari hari ini juga menggunaka n perkakas
rumah tangga yang umum, seperti baskom untuk mencuci, nampan / baki, piring,
mangkok, sendok dan garpu, dalam masa pembelaja rannya.Washtafel, meja dan
kursi disesuaikan denga n ukuran dari anak anak sehingga mereka dapat
menjangkau dengan mudah.Kabinet kabinet untuk pe nyimpanan bahan
bahan pembelajaran dibuat bersifat mudah diakses sehingga anak anak dapat
|
![]() 32
me ngambil dan kemudia n mengembalika n bahan bahan pembelajaran
ketempat semula.(Gerald Lee Gutek,2013;28)
2. Ke terampilan Indra
Bahan bahan dan
kegiatan kegiatan se nsoris (indra) dirancang untuk
me mbangun ketaja man dan kemampuan indra. Dengan mengggunakan alat
alat dan bahan bahan yang dirancang secara khusus, anak anak belaja r untuk
me nata, mengelompokkan dan membandingkan kesan kesan yang dite rima
ole h indra manusia dengan menyentuh, melihat, memba u, merasa, mendengar
dan meraba sifat sifatfisik da ri benda bendadi lingkungan. (Gerald Lee
Gutek,2013;85)
Pe latihan pelatihan indra dirancang untuk me numbuhkan tiga jenis
keterampilan , yaitu :
°
Keterampilan yang terkait dengan suara dan kema mpua n untuk
membedakan antara nada nada suara.
Pe latihan ini untuk meningkatkan kepekaan indra pendenga ran (telinga)
terhadap bunyi bunyi nada, hewan, maupun suara suara lainnya.
Gambar 2.13 Keterampilan yang Terkait dengan Suara
Sumber : Google.com, 2014
°
Keterampilan yang terkait dengan penglihata n dan kemampuan untuk
mengenali bentuk, membedakan warna wa rna,berat, ukuran.
|
![]() 33
Gambar 2.14 Keterampilan yang Terkait dengan Penglihatan
Sumber : Google.com,2014
°
Kete rampilan yang terkait dengan sentuhan dan kema mpuan untuk
merasakan tekstur, kelembutan, kekerasan, kedinginan serta kehangatan
dan mampu membedakannya.
Gambar 2.15 Keterampila n yang Te rkait dengan Sentuhan
Sumber : Google.com, 2014
Kete rampilan indramenggunaka n alat bantu seperti balok balok tumpuk,
silinder silinder, lonceng lonceng nada, bahan
ba han beraneka ragam, dan
sebagainya. (Gerald Le e Gutek,2013;85)
Pelatihan keterampilan inidimulai dengan serangkaian benda benda
kecil/silinder silinder kayu dengan berbagai ukuran untuk dimasukkan ke
dalam lubang-lubang yang berukuran sama dengan balok kayu tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunaka n sepuluh kubus kayu berwarna pink
dalam ukuran berje njang, sang anak akan membangun menara , kemudian
merobohka nnya dan membangunnya kembali. Sedangkan kotak kotak sensoris
mencakup kotak kotak yang diisi dengan rempah rempah yang memiliki bau
|
![]() 34
yang be rbeda. Ketika anak bekerja dengan bahan bahan / alat alat
pembelajaran tersebut, mere ka belajar untuk mengenali, mengelompokkan, dan
me mbandingkan benda benda yang serupa dan membe dakannya dari benda
benda yang tidak serupa. (Ge rald Lee Gutek,2013;29)
Kegiatan pela tihan indra Montessori memiliki tiga targe t hasil, yaitu : (Gerald
Le e Gutek,2013;85)
°
Meningkatka n kemampuan indra anak dengan melatih daya diskriminasi
mereka.
°
Meningkatka n fungsi fungsi indra secara umum.
°
Membangun kesiapan anak untuk melaksanakan kegiatan kegiatan
yang lebih rumit.
3. Ke terampilan Bahasa dan Mate matika
Maria Montessori menyadari adanya kekua tan dari apa yang diistilahkan
sebaga i belajar sendiri, Maria Montessori meyakini bahwa ke tika anak
ana k telah siap untuk membaca dan menulis, mereka akan melakukan apa yang
dibutuhkan untuk membangun keterampilan keterampilante rsebut. Dengan
cara me ncoba coba Maria Montessori mengembangkan bahan-bahan / alat
alat yang mendukung kesiapan untuk membaca, menulis dan berhitung. Bahan-
bahan/alat alat ini mencakup huruf hurufdari kertas ampelas, kotak kotak
berisi huruf huruf dan angka a ngka dari bahan karton berwarna, serta lidi-lidi
untuk berhitung. (Gerald Lee Gutek,2013;30)
Gambar 2.16 Alat Alat Keterampila n Ba hasa
Sumber : Google.com, 2014
|
![]() 35
Gambar 2.17 Alat Alat Keterampilan Matematika
Sumber : Google.com, 2014
4. Keterampilan keterampilan Fisik, Sosial dan Kebudayaan
Kete rampilan ketera mpilan fisik, sosial, dan kebuda yaan yang sifatnya
lebih umum diperoleh melalui kegiatan ke giatan fisik secara individu, melalui
kegiatan be rsa ma memelihara serta merawat tanaman dan hewan hewan, dan
melalui pengembangan sikap menghargai karya sendiri dan karya orang lain.
Anak anak itu sendiri yang mengembangkan kesadaran te ntang dunia yang
lebih luas dimana mereka
hidup. Ketika mereka menata informasi indrawi yang
telah mereka serap, mereka semakin sa dar bahwa mereka butuh tahu lebih
banya k tentang dunia yang lebih luas dimana mereka hidup. (Gerald Lee
Gutek,2013;86)
Maria Montessori me yakini kegiatan berkebun membentuk sambungan
pemahama n tenta ng tumbuhnya biji bijian dan tanaman tanaman di
lingkungan alam.Pe meliharaan he wan hewan ke cil disekolah memperkenalkan
anak pada ilmu kehewanan da n menjadi sarana untuk mengembangkan ra sa
tanggung jawab untuk memelihara binatang peliharaa n tersebut. (Gerald Lee
Gutek,2013;31)
Kete rampilan ini mencakup pembelajaran mengenai geografi, biologi
(ta naman, tumbuhan dan manusia), kebudayaan nasional maupun internasional
secara umum.
|
![]() 36
Ga mbar 2.18 Alat Keterampilan menge nai Ilmu Pengetahuan Alam (Hewan)
Sumber : Google.com, 2014
Ga mbar 2.19 Alat Ke terampilan mengenai Ilmu Pengetahuan Alam (Berke bun)
Sumber : Google.com, 2014
Gambar 2.20 Alat Keterampilan mengenai Ilmu Penge tahuan Sosial (Geografi)
Sumber : Google.com, 2014
2.1.5 Interior dengan Metode Montessori
Sec ara tradisiona l kelas Montessori dirancang untuk menciptakan keteratturan
(berstruktur) dan menciptakan suasana ruma h yang nyaman. Maria Montessori
memastika n bahwa tatana n fisik se kolah, meja meja, kursi kursi dan
perlengkapan yang lain disesuiakan dengan kebutuhan anak dan bukan mengikuti
|
37
kebutuhan orang dewasa. Ruang kelas da n perlengkapannya tersebut tidak
membatasi kebebasan gerak anak, sebagaimana yang terjadi di sekolah konvensional.
Pada interior ruang kelas dengan menggunakan metode Montessori memiliki
c iri khas pada ruang kelasnya ya ng da pat membantu kelangsungan kegiatan belaja r
mengajar, yaitu antara lain : (Seldin, Tim, 2001;387)
a. Luas Kelas dan Jumlah Siswa
Luasan kelas harus mencukupi jumlah siswa dan fasilitas Montessori di
dalamnya. Jumlah siswa dalam satu kela s idealnya 25 sampa i 30 siswa, namun
denga n pertimbangan khusus seperti keadaan alami, ukuran rua ng yang ada dan
peraturan dae rah, sekolah dapat mengatur kelas dengan ukuran yang lebih kecil
(kelompok kecil).
Ukuran space kelas, Montossori Foundation menyaranka n agar sekolah
dapat menyediakan minimal 35 50 m2 per siswa te rdaftar jika luas bangunan
memungkinkan.
b. Fasilitas Kelas
Melihat dari kurikulum yang diajarkan denga n menggunakan metode
Montessori, maka te rdapat lima a rea utama beserta lengkap dengan alat
alat Montessori yang terdapat di dalam kelas yang dapat me ndukung
pembelajaran di dalam kelas Montessori.
Selain area area diatas, ruang kelas harus memiliki rak, meja, kursi sesuai
denga n ukuran anak. Dengan ra k-rak terbuka yang digunakan untuk
mele takkan alat-alat pembelajaran Montessori yang peletakkannya diatur
dan ditata rapih sehingga menarik perha tian anak.
Ruang kelas dibatasi dengan rak rak pendek (ukuran a nak) dimana anak
dapat dengan mudah menjangkau alat alat pembelajaran da n mampu
bertanggung jawab untuk mnegembalika nnya ke tempat semula.
Meja dan kursi dibuat berkelompok yang berguna untuk membantu
pekerjaan priba di anak maupun kelompok kecil.
Ruang terbuka pada lantai yang memungkinkan anak bekerja di atas la ntai.
|
38
Pada kela s Montessori tidak terdapat papan tulis yang menempel pada
dinding yang biasa digunakan guru pada sekolah konvensional. Hal ini
dikarena kan kelas Montessori tidak mengajarkan banya k pelajaran teori.
c. Hiasan Kelas
Pa da kelas Montessori sebaiknya tidak menampilkan suasana sepe rti ruang
kelas seperti kelas kelas se kolah tradisional yang menggunakan poster poster
sebaga i hiasan pada dinding, namun kelas Montessori harus menampilkan
suasana kelas yang nyaman seperti di rumah. Dipercaya, poster huruf, angka,
ma upun poster tokoh kartun akan membua t kekaca uan pada kelas yang dapat
me ngganggu konsentrasi anak pada saat menggunaka n alat belajar Montessori
yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Sebaiknya pilih dengan cermat karya
seni yang berkualitas ataupun frame frame hasil karya pa ra siswa yang
ditempel setinggi ukuran anak.
d. Jendela
Kelas Montessoriha rus memiliki pencahyaa n alami dengan mengguna kan
jendela yang banyak dan dibuat menarik dan dapat dibuka untuk memungkinkan
udara mengalir ke dalam kelas.Jendela dirancang dengan ukuran yang dapat
dijangkau anak-anak (ketinggian hampir menyentuh lantai).
e. Pencahayaan
Pe ncahayaan buatan menggunakan lampu fluorescent yang dapat
me nghasilkan caha ya yang bersifat keras yang dapa t melunakka n cahaya
ma tahari yang dihasilka n da ri je ndela kelas.
f. Lantai
Pa da jaman dahulu lantai sekolah Montessori kebanyakan menggunakan
lantai ka yu, keramik dan ba tu, namum se karang ini finishing lantai yang dapat
digunakan a dalah ka rpet wall to wall.
g. Finishing
Ketika memilih finishingfurniture, finishingdinding, finishing lantai
pilihlah material/finishing yang aman dari racun.
|
![]() 39
h. Tanaman dalam Ke las
Kela s Montessori mengguna kan bebera pa tanaman kecil ma upun
berukuran se dang di dalam kelasnya, hal ini dapat membantu memberi kesan
lembut pada lingkungan kelas, membuat perasaan nyaman, memba ntu menjaga
kesejukan di dalam kelas, dan dapat memberikan sejumlah praktis aktivitas
kehidupan melalui media tanaman di dalam kelas tersebut.
2.2 TINJAUAN KHUSUS
Pada SubBAB tinjauan khusus ini membahas me ngena i data penelitian yang
penulis dapatkan.Penulis melakukan penelitian ke tiga sekolah KB dan TK di Ja karta
dan Tangerang, yaitu One Two Three (123), Lili Pilly, dan Saraswati.
2.2.1 One
Two
Three
(123)
Gambar 2.21 Logo Pra sekolah One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
One Two
Three (123) merupakan sebuah lembaga pendidika n yang
mendukung pendidikan usia dini, yaitu 1 6 tahun, yang sangat memprioritaskan
masa masa awal perkembangan anak untuk dipersiapkan menjadi pribadi yang
utuh, bahagia dan sukses. One Two Three (123) didirikan oleh sebua h yayasan,
yaitu PT. Bina Permata Bangsa.Didirikan pada 18 Juli 2005 di Taman Pa lem Lestari
Blok D1/22, Cengkareng, Jakarta Barat.
|
![]() 40
a. Data Sekolah
1. Visi dan Misi
Visi :
-
Menyelenggarakan TK/KB dan SD yang berkualitas.
-
Mampu menyumbangkan prestasi bagi bangsa dalam kompetisi
internasional.
-
Menjadi priba di yang berkompetensi sebagai sekola h unggulan.
Misi :
-
Memberikan siswa dan siswi pengalaman pendidikan yang luas dan
dinamis.
2. Struktur Organisasi
Jabatan tertinggi di sekolah One Two Three Taman Palem Lestari
ini adala h kepala sekolah.
Gambar 2.22 Struktur Organisasi Pra - sekolah One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
3. Status Kelembagaan
Status kelembagaan One Two Three adalah milik yayasan yang
berta raf nasional, dibawah pengawasan Departeme n Pendidikan Nasional.
|
41
b. Kegiatan Sekolah
1. Tingkatan Kelas dan Jumlah Siswa & Guru
One Two Three memiliki total siswa dan siswi yang diajarnya
sebanyak 19 anak yang dite mpatkan sesuai umur masing masing anak ke
dalam 5 tingka tan, ya itu sebagai berikut:
-
Nursery (2-3 thn) = 2 murid
-
Pre-Kindergarten (3-4 thn) = 2 murid
-
Kindergarten 1 (4-5 thn) = 7 murid
-
Kindergarten 2 (5-6 thn) = 7 murid
-
Primary = 1 murid (memiliki kelainan ja ntung)
Masing masing ke las dibimbing oleh satu pengajar/guru, dengan
jumlah guru sebanyak 5 guru (termasuk kepala sekolah).
2. Program Pendidikan
Pembentukan dasar dari pendidikan usia dini yang berkonsep learn and
fun ini dibangun dengan pengajaran melalui pendekatan acc elerated learning
be rdasarkan konsep Montessori dan Glenn Doman. One Two Three juga
mendidik setia p anak untuk memulai kegiatan dengan doa, ini terlihat pada
saat circle time yang dimulai dengan doa bersama dan kemudian dilanjutkan
de ngan bernyanyi dan menari di dala m satu kelas. Selain diajarka n untuk
be rdoa sebelum memulai kegia tan belajar me ngajar, One Two Three
mendidik para siswanya untuk bisa menyisihkan ua ngnya dengan cara
menabung dengan menggunakan cele ngan plastik yang diletakkan di kelas
masing masing.
Pelajaran mengenai angka, huruf, be ntuk, warna, dan la in lain
diberikan untuk siswa dan siswi tingkat Nursery dan pre-Kdengan penggunaan
ba hasa Inggris sebagai pengantarnya. Sedangkan untuk tingka t kindergarten
(TK), One Two
Threememberikan pelajaran satu tingkat di atasnya,
da lam arti TK sudah dikenalkan pelajaran kela s 1 SD, seperti mate matika,
ilmu penge tahuan alam dan sosial tingkat SD. Kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum nasional.
|
42
3. Kegiatan Tambahan
Kegia tan tambahan dilakukan sebagai sarana tambahan bagi
perkembangan dari setiap siswa dan siswinya.One Two Thre ememberikan
kegiata n tambahan yang dapat membantu kemajuan siswa dan siswinya,
antara lain :
Renang
One Two Three memiliki kolam rena ng yang terleta k diarea
sekolah.Digunakan setiap 2 bulan sekali.
Musik
Terdapat 1 buah piano yang diletakkan di area bermain indoor dan 1
buah keyboard yang diletakkan di dalam ruang
perpustakaan.Kegiata n tambahan musik ini dilakukan di ruang
perpustakaan setiap hari senin, jam 11-12 sia ng.
Mandarin
Kegiatan tambahan mandarin dilakukan di ruang kelas Nurserysetiap
hari rabu, jam 11-12 siang.
Menggambar
Kegiatan tambahan menggamba r dilakukan di ruang kelas setiap hari
kamis, jam 11-12 siang.
Fun cooking
Kegiatan ini dilakukan di dapur dan dilakukan bersama guru.
Setiap hari juma t, para siswa dan siswi tetap masuk namun ke giatan
belajar mengajar di dalam kela s ditiadakan.Para siswa d
siswi dibiarkan
bermain di halaman sekolah. Kegiatan ini dilakukan unt
menghila ngkan
kejenuhan para siswa dan siswi setelah 4 hari berada
dalam kelas,
mengingat usia anak pra
sekolah adalah usia yang ingin bebas d
bermain.
4. Jam Operasional
Pada sekolah One Two Three(123) ini terdapat lima tingka tan ke las
dengan waktu belajar yang be rbeda beda, namun waktu dimulainya
kegiata n belajar
mengajar seluruh kela s dimulai dari jam 07.45.
|
![]() 43
Gambar 2.23 Jam Operasional Pra - sekolahOne - Two - Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
c . Fasilitas Sekolah
One Two Thre e memiliki fasilitas sebaga i berikut :
1. Ruang ke pala se kolah
Ruang kepala sekolah terletak disamping area entrance,
a dministrasi/resepsionis dan area tunggu. Ruang kepala sekolah
terfasilitasi dengan satu set meja kerja dengan dua tambahan kursi tamu
dan satu set sofa serta lemari-lemari penyimpanan data siswa dan siswi.
Siste m penghawaan pada ruangan ini menggunakan penghawaan buatan
dan alami, begitu pula dengan pencahayaannya , ini dikarenakan adanya
buka an berupa jendela jendela yang cukup ba nyak.Dinding pada area
ini dilapisi cat berwarna putih, sedangkan untuk lantai menggunakan
c eramic tile berwa rna
krem.
Gambar 2.24 Ruang Kepala Sekola h Pra - sekolahOne - Two - Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 44
2. Are a tunggu dan administrasi
Pada saat memasuki pintu utama dari sekol
are a yang pertama kali
dilihat a dalah area administrasi/re sepsionis da
area tunggu (menjadi
satu area).Pada area ini terdapat satu lem
penyimpana n, meja kerja
beserta kursi dan beberapa kursi untuk ar
tunggu.Di area inipun
terdapat rak sepa tu untuk anak (di area sekol
anak hanya
menggunkan kaos kaki).Untuk finishingdindi
menggunakan cat
berwarna ungu dan coklat tua disatu sisinya ya
diberi hiasan dengan
mengguna kan kertas warna/krep yang dibe nt
menyerupai pohon,
kupu
kupu, lebah, dan seba gainya .Untuk lan
menggunakan ceramic
tile be rwa rna krem.
Gamba r 2.25 Area Tunggu dan Administrasi Pra sekolahOne - Two - Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
3. Ruang kelas yang luas untuk ke lompok kelas kecil (max. 12 murid per
kelas)
Kelas Nursery
Pada area ke las Nursery terdapat meja dan kursi berukuran ana k,
papan tulis, matra s, bantal, serta maina n yang berupa boneka, rumah-
rumahan, dan mobil mobilan yang dapa t dinaiki ole h anak.
Pada area ini dinding menggunakan cat berwarna hijau dan lantainya
mneggunakan vinylbermotif kayu.Penghawaan pada area ini
menggunakan AC se dangkan untuk pencahayaannya mengguna kan
pencahayaa n alami dan buatan, karena diarea ini terdapat jendela.
|
![]() 45
Gambar 2.26 Ruang Kelas NurseryOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Kela s Pre K
Pada kelas Pre-K ini memiliki ukuran kelas yang cukup luas, karena
ke las ini digunakan untuk melakukan circle time sebelum ke giatan
be lajar
mengajar dimulai. Pada area ini terdapat meja dan kursi
ukura n anak, papan tulis, matras, loke r anak dan hiasan dinding
be rupa macam macam huruf, angka, bentuk, dan sebaga inya.
Finishing dinding pada area
menggunakan ca t berwarna
ungu.Untuk lantainya mengguna kan cera
tile berwarna
krem.Sistem pencahayaan dan penghawa
yang digunakan pada
area ini adalah buatan.
Gambar 2.27 Ruang Kelas Pre-KOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 46
Kelas K 1
Pa da kela s K 1 terdapat meja dan kursi ukuran anak, loker anak, rak
penyimpana n, papan tulis serta hia san dinding berupa ma cam
macam huruf, angka, emosi, dan sebagainya.
Pa da area ini, finishingdinding menggunakan cat berwarna pink dan
la ntai menggunaka n ceramic tile berwarna kre m.Penghawaan dan
pencahayaan pada area ini menggunakan sistem buatan.Namun untuk
pencahayaan menggunakan sistem pencahayaan alami walaupun
hanya sedikit.
Gambar 2.28 Ruang Kelas K-1 One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Kelas K 2
Pa da kelas K terdapat fasilitas kelas berupa meja dan kursi belajar
dengan ukuran anak, loker anak, papan tulis, dan terdapat pula le mari
built in namun tidak terpakai.
Area kelas ini menggunakan finishing dinding berupa cat warna biru
yang dihiasi dengan kertas warna/krep yang dibentuk sesuai dengan
te ma kelas.Penghawaan pada area ini menggunakan sistem
penghawaan buatan dan untuk pencahyaannya menggunakan
pencahayaan buatan dan alami (hanya sedikit).
|
![]() 47
Gambar 2.29 Ruang Kelas K 2 One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Kela s Primary
Kela s ini hanya digunakan satu orang siswa, namun jarang digunakan
karena siswa tersebut mempunyai kelainan pada jantungnya.Pada area
ini terdapat meja belajar, loker dan papan tulis.Area ini menggunakan
sistem pencahayaan dan penghawaan buatan.Finishing dinding
menggunakan cat berwarna ungu, sedangkan untuk lantainya
menggunakan ceramic tile berwarna krem.
Gambar 2.30 Ruang Kelas PrimaryOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
4. Kolam rena ng
Sekolah ini dilengkapi dengan kolam renang yang terletak dihalaman
samping sekolah.Kolam renang hanya diguna kan 2 bulan sekali.
|
![]() 48
Ga mbar 2.31 Kolam Renang One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
5. Are a bermain indoor
Are a be rmain ini terletak di dalam ruangan deng
finishingdinding cat
berwarna hijau dan krem ya ng dihiasi deng
lukisan dinding.Alat
bermain di a rea ini terbilang cukup lengk
Sebelum kegiatan c ircle
time pagi dimulai, anak-ana k bermain di area ini sam
menunggu a ba-
aba kegia tan dimulai.
Gambar 2.32 Area Bermain IndoorOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
6. Perpusta kaan
Perpusta kaan sekolah ini terbilang sangat luas, pa da area ini terdapat
sofa ukuran anak, rak buku, kursi goyang ukuran dewasa, da n alat
musik berupa keyboard/organ.Sistem pencahayaan ya ng digunakan
|
![]() 49
a dalah pencahayaan buatan dan alami, kare
mendapat cahaya yang
c ukup dari jendela.Sedangkan sist
penghawaan yang digunakan
a dalah siste m penghawaa
buatan.Finishingdinding yang digunakan
a dalah cat dinding berwarna putih seda ngk
untuk lantainya
menggunakan ceramic tile berwarna krem.
Gambar 2.33 Perpustakaa n One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
7. Loker untuk pa ra siswa di masing masing ke las
Tersedia loker
loker untuk keperluan sis
yang diletakkan disetiap
kelas.
Gambar 2.34 Loke r Siswa disetia p Kelas One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
8. Tersedia bantal dan celengan
|
![]() 50
9. Ra k sepatu (karena menggunakan sistem lepas sepatu di dalam kelas)
10. Alat musik ya ng terletak di area bermain indoor dan perpustakaan
(berupa piano dan keyboard).
11. Dapur dan gudang
Pada area dapur dan gudang dibuat menjadi satu a rea. Area ini terdapat
kitchen set, kulkas, meja dan rak untuk menyimpan perlengkapan
sekolah.Finishing dinding menggunakan cat dinding berwarna putih dan
pa da lantainya menggunakan ceramic tile berwarna putih.
Ga mbar 2.35 Dapur dan Gudang One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
d. Eleme n Interior
1. Lantai
Lantai diseluruh ruang kelas (kecuali kelas Nursery), administrasi &
area tunggu, ruang kepa la sekolah, perpustaka
dan sebagian area
bermain menggunakan ceramic tile ukuran 40
40 cm berwarna
krem.
|
![]() 51
Gambar 2.36 Lantai Ceramic TileOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Lantai ke las Nursery
Lanta i Nursery menggunakan vinyl wall-to-wall
motif kayu.
Gambar 2.37 Lantai Kelas Nursery One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Area bermain indoor lainnya menggunakan ceramic tile ukuran 30 x
30 cm berwarna putih yang dipadu deng
ceramic tile ukuran 30 x
30 cm berwarna hitam ya ng membentuk list. Pa
area tertentu lantai
area bermain dilapisi dengan matras.
|
![]() 52
Ga mbar 2.38 Lantai Area Berma in IndoorOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Lantai pada area tangga
Lantai pada tangga menggunaka n kar
berwarna biru.Karpet
dipilih untuk menjaga keamanan para siswa da
siswinya pada saat
menaiki ataupun me nuruni anak tangga.
Gambar 2.39 Karpet pa da Tangga One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Dapur dan gudang menggunakan ceramic tile ukuran 30 x 30 cm
berwarna putih.
2. Dinding
Dinding area tunggu dan administrasi menggunakan emultion paint
berwarna ungu muda da n coklat tua (disatu sisi). Pa da area ini
|
![]() 53
dinding dihiasi denga n bentuk bentuk dari alam yang dibuat
de ngan menggunakan ka rton dan kertas krep yang ditempelkan ke
dinding.
Dinding area ruang kepa la sekolah menggunakan e multion paint
be rwa rna putih.
Dinding area bermain menggunakan emultion paint berwarna pink,
hijau, ivoryyang dipadu dengan wall paint.
Dinding kelas dan perpustakaan menggunakan emultion paint
de ngan warna berbeda disetiap kelasnya. Disetiap kelas dinding
dihiasi dengan bentuk bentuk sesuai tema kelas (diganti 1 bulan
sekali) yang terbuat dari karton, kertas berwarna, da n lain
lain.
Nursery = Hijau
Pre-K = Ungu
K-1 = Pink
K-2 = Biru
Primary = Ungu
Perpustakaan = Putih
Dinding pada area dapur dan gudang menggunakan emultion paint
be rwa rna putih.
3. Ceiling
Pa da keseluruhan banguna n, ceiling tidak diolah, hanya diseba gian area
ceiling dibuat up
ce iling de ngan ke dalam
kurang lebih 10cm.
Gambar 2.40 CeilingOne Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 54
4. Pencahayaan
Seluruh ruanga n menggunakan sistem pencahyaan down
li
dan pada
area tertentu, seperti ruang kepala sekolah dan administrasi & ar
tunggu
menggunakan pencahayaan ala mi, ini dikarenakan adan
jendela yang
cukup be sar dan banyak di area tersebut.
5. Penghawaan
Pengha waan pada ruang kelas, ruang kepala sekolah dan
rea bermain
menggunakan AC dan hanging fan (hanya di area bermain).
6. Furniture
Pada ruang kela s menggunakan built
furniture(berupa lemari besar
yang tidak berfungsi) dan free standing furniture ya
terbua t dari plastik
(kursi) dan kayu (meja dan rak/loker).
Ga mbar 2.41 Furniture One Two Three
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 55
2.2.2 Lilli Pilly Montessori
School
Gambar 2.42 Logo Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Lilli Pilly Montessori School didirikan pada tahun 2012 yang bertujuan untuk
mela tih anak agar lebih mandiri dan kreatif.Lilli Pilly Montessori School merupakan
wadah pendidikan yang menyediakan pendidikan tingkat pra sekolah dengan
menggunakan metode Montessori.Kegiatan penelitian dilakukan di Lilli Pilly
Montessori School ya ng berlokasi di Jalan Kalasa n Raya No.7, Perumnas 2,
Karawa ci, Tangera ng.
a. Data Sekolah
1. Struktur Organisasi Lilli Pilly
Jabatan tertinggi di sekolah Lilli Pilly adalah kepala sekola h yang
dibantu oleh 2 guru dan 2 asisten guru (namun pihak sekolah berencana untuk
menambah peserta didik dan tenaga pengajar) serta terdapat 1 orang office
boy yang bertugas untuk membersihkan sekolah dan merangkap menjadi
satpam.
|
![]() 56
Ga mbar 2.43 Struktur Organisasi Pra - sekolahLadybird
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
2. Status Kelembagaan
Lilli Pilly adalah sekolah denga n metode pengajarannya menggunakan
metode Montessoridi bawah pengawasan Departemen Pendidika
Nasional.
b. Ke giatan Sekolah
1. Tingkatan Kelas dan Jumlah Siswa & Guru
Lilli Pilly memiliki total siswa da n siswi ya ng diajarnya sebanyak 10
anak yang ditempatkan sesuai umur ma sing masing anak ke dalam 3
tingkatan, yaitu sebagai berikut:
-
Toddler (1-2,5 thn) = 2 a nak
-
Preschool (2,5-4 thn) = 4 a nak
-
Kindergarten (4-6 thn) = 4 a nak
Jumlah guru yang mengajar pada kelas Toddler seba nyak 1 orang
sedangkan untuk kelas Preschool dan Kindergarten ya
digabungkan
menjadi satu kelas dengan jumlah guru se banya k 3 orang.Total gu
pengajar
yang mengajar disekolah ini berjumlah 4 orang.
2. Program Pendidikan
Sebelum kegiatan belajar me ngajar dilakukan, semua siswa dan siswi
beserta seluruh guru melakukan kegiatan circle time dan berdoa bersama, hal
ini bertujuan agar para siswa dan siswi dapat belajar selalu bersyukur kepada
|
57
Tuhan dan dapat bersosialisasi dengan siswa dan siswi lainnya walaupun
usianya berbeda. Mengenal seluruh guru, walaupun bukan pengajarnya, juga
sanga t penting untuk mendekatkan siswa dengan para guru.
Pada kelas Toddler, para siswa dan siswinya belum diberikan pe lajaran
mengenai huruf dan angka, hal ini mengingat usia mereka yang terbilang
masih kecil dan kemampuan mereka berba hasa masih belum lancar. Maka
pa da umumnya kegiatan pendidikan yang diaja rkan kepada siswa dan siswi
tingkat Toddler kebanyakan mempelajari keterampilan kegiata n sehari hari
de ngan menggunakan alat alat Montessori yang sesuai denga n usianya.
Dalam memilih alat pembelajarannya pa ra siswa dan siswi dibe baskan untuk
memilih apa yang mereka inginkan, namun teta p sesuai dengan tahapan alat
yang dibimbing oleh para guru.
Untuk kelas Presc hool dan Kindergarten, para siswa dan siswi mulai
dikenalkan dengan huruf dan angka dengan menggunakan alat
Montessori.Selain pengena lan angka dan huruf dengan menggunakan alat,
pa ra siswa dan siswi diberikan jadwal kegiatan khusus untuk belajar
membaca, me nulis dan berhitung diruang khusus calistung.Pada area kelas
utama (kelas Montessori) terdapat 5 area utama Montessori lengkap dengan
alat pembelajarannya.
Pada saat istirahat, para siswa da n siswi serta guru melakukan makan
be rsama di dalam satu area me ja makan. Pada area tunggu dan a rea bermain
(indoor) terdapat monitor yang menampilkan kegiatan disetiap kelas,
sehingga pa ra orang tua yang ingin menunggu anaknya dapat meliha t dan
memantau kegiatan serta perke mbangan a naknya. Di a rea ini pula terdapat
aquarium de ngan sejumlah ikan di dalamnya, ini untuk me latih tanggung
jawab para siswa dan siswiakan kehidupa n makhluk hidup lainnya.
3. Kegiatan Tambahan
Ke giata n tambahan sebaga i sarana tambah
bagi perkembanga n dari setiap
siswa dan siswi.Lilli Pilly memberikan kegiat
tambahan yang dapat
membantu
kemajuan siswa dan siswin
Kegiatan tersebut adalah antara
lain:
|
![]() 58
Renang
Kegia tan olahraga renang dilakukan diluar sekolah, dika renakan
sekolah tidak memiliki
kolam re nang pribadi.Namun sesekali sekolah
mengadakan olahraga air dilantai atas gedung sekolah dengan
mengguna kan kolam karet.
Outdoor activity
Aktivitas ini dilakukan diluar sekolah seperti berkunjung kesuatu
tempat ataupun mengikuti perlombaa n perlombaan ya ng diadakan
pihak luar.
Musik dan Tari
Bermusik dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan gitar dan
komputer beserta spe aker.
Fun cooking
Kegia tan ini dilakukan di kelas dan di lakuka n bersama
pembimbing/guru.Setiap siswa dan siswi memiliki perlengkapan masak
masing masing.
Berkebun
Kegia tan berkebun dilakukan dilanta i atas ge dung sekol
yang
ditanami macam mac am tumbuhan yang diletakkan di dalam pot.
4. Jam Operasional
Ke giatan belajar mengajar dimulai pada pu
08.00 WIB, namun wa ktu
selesai kegiatan belajar mengajar tiap tingkat
kelasnya berbeda beda.
Untuk kelas Toddler sele sai pada pukul 10.
WIB, kelas Pre school sele sai
pada pukul 11.30 WIB dan untuk kela
Kindergarten selesai pada pukul
12.00 WIB.
Gambar 2.44 Jam Operasional Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 59
c . Fasilitas Sekolah
Lilli Pilly memiliki fasilitas sebagai be rikut :
1. Ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang administrasi menjadi satu
ruang.
2. Ruang ke las
Kela s Toddler
Kelas ini memiliki fasilitas berupa meja dan kursi berukuran anak,
alat alat Montessori, ra k rak penyimpanan, seperangkat
komputer dan loker.Dibatasi dengan loker tersebut terdapat area
makan untuk ma kan bersama yang menjadi satu ruangan dengan
kelas Toddler.Pa da acara tertentu kelas ini pun digunakan untuk
melaksanakan acara tersebut, dikarenakan letaknya yang berada di
lantai satu dan kelas berupa kelas non permanen sehingga dapat
dibuka.
Gambar 2.45 Kela s Toddler Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
Kelas Preschool dan Kindergarten
Pada kelas ini terdapat fasilitas berupa dua kelompok meja yang
berukuran untuk anak, rak
rak penyimpanan alat Montessori, alat
alat Montessori, loker anak, dua perangka t komputer tanpa
inte rnet. Kelas Preschool dan Kindergarte n digabung menjadi satu
dengan tujuan para siswa dan siswi dapat bersosialisasi dengan
anak yang berbeda usia dengannya dan sela in itu para siswa dan
|
![]() 60
siswi dapat belajar dari contoh nyata, an
yang lebih kecil dapat
mencontoh anak ya ng lebih besa r, sedangkan an
yang lebih besar
dapat membantu dan bertanggung jawab terhad
anak yang le bih
kecil.
Gambar 2.46 Kelas Preschool dan Kindergarten Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
Ruang Calistung (Baca, Tulis dan Hitung)
Lilli Pilly menyediakan ruang khusus unt
pelajaran membaca,
menulis dan menghitung, hal ini unt
memfokuska n anak
terhadap kegiatan yang akan dilakukan
dalam ruang calistung
tersebut. Fasilitas yang ada diruangan ini beru
papan tulis, meja
dan kursi belajar ukuran anak, serta l
penyimpanan
peralatan.Kegiatan ini hanya diperuntukkan unt
kelas Preschool
dan Kindergarten dan dilakukan 3 kali dal
seminggu (sesuai
jadwal).
|
![]() 61
Gamba r 2.47 Ruang Calistung Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
3. Area berma in indoor
Area bermain indoor terleta k menjadi s
dengan area tunggu.Area
bermain ini terbilang cukup kecil, na m
dapat memfasilitasi anak
untuk bergerak dan bermain bebas
dalamnya.Permainan di area
bermain ini terbuat da ri plastik berwarna wa
dengan ukuran sesuai
dengan anak.
Gambar 2.48 Area Bermain Indoor Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
4. Loker untuk pa ra siswa
Disetia p ke las tersedia loker untuk masing masing siswa, hal ini
sangat penting untuk menyimpan barang
barang da n perlengkapan
|
![]() 62
belajar anak, selain itu kegiatan membuka tut
loker ata u laci
merupa kan salah satu pembelajaran dari keterampil
sehari hari.
Gambar 2.49 Loker Siswa Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
e. Loker untuk para guru
Te rsedia loker untuk para guru ya ng berfun
untuk menyimpan
perlengkapan pribadi para guru.Loker guru diletakk
di bawah tangga,
berdekatan dengan kotak P3K dan ala t alat pembersih
Gambar 2.50 Loker Guru Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
|
![]() 63
f. CCTV dan Monitor
Disetia p kelas terdapat CCTV ya ng tersambung pada se buah monitor di
a rea tunggu, sehingga para ora ng tua yang menunggu anaknya dapat
mengawasi dan memantau perkemba ngan anaknya.
g. Area Tunggu
Tersedia area tunggu di bagian entrance.
area ini terdapat sofa yang
nyaman untuk menunggu.
Gambar 2.51 Area Tunggu Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
h. Gudang
Tersedia gudang yang digunakan untuk menyimpan perlengkapan
sekolah.
i. Dapur
Tersedia dapur dengan ukuran
kecil.
|
![]() 64
Gambar 2.52 Da pur Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
j. Are a makan anak
Kegia tan makan be rsama dilakukan pada saat istirahat, kegiatan ini
dilakuka n seluruh siswa di dalam satu kelas/area khusus.Area makan
terletak di ruang kelas Toddler, a rea ini dibatasi denga n loker/lemari
penyimpanan.Pa da area ini terdapat meja dan kursi makan berukuran
anak.
k. Are a gosok gigi anak
Pada Lilli Pilly me miliki kegiatan rutin setel
makan siang bersama
yaitu gosok gigi yang dibimbing oleh para gu
da n dilakukan di area
khusus.Kegiatan menggososk gigi dilakukan unt
memberikan
pelajaran mengenai pentingnya kebersihan di
khususnya gigi kepada
para siswa dan siswinya.
Gambar 2.53 Area Gosok Gigi Anak Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
|
![]() 65
l. Toilet dan wastafel
Tersedia toilet da n wastafel yang dikhususk
untuk anak dengan
ukurannya yang disesuaikan dengan ukuran ana k.
Gambar 2.54 Toilet Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
d. Elemen Interior
1. Lantai
Lantai area tunggu, area bermain, bawah tangga (loker guru)
menggunakan ceramic tile berukuran 30 x
cm, berwarna coklat,
namun area bermain dilapisi dengan karpet puzzle
ret.
Gamba r 2.55 Ceramic Tile 1 Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
|
![]() 66
Lantai pada area tangga menggunakan karpet berwa rna gelap.
Lantai pada area sela sar menuju tangga menggunakan ceramic tile
berukuran 20 X 20 CM, bermotif batu a lam.
Keseluruhan lantai dua dari sekolah Lilli Pilly menggunakan ceramic
tile berukuran 30 X 30 CM berwarna putih. Pada rua
kelas Preschool
& Kindergarten dilapisi dengan karpet plastik bermo
kayu.
Gambar 2.56 Lantai Keseluruhan Lantai 2 Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
Lantai pada area kelas Preschool dan Kindergarten menggunakan
lapisan kerpe t plastik bermotif
kayu.
Gambar 2.57 Lanta i Kelas Preschool & Kindergarten Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
|
![]() 67
Lantai area kelas Toddler menggunaka n ceramic tile berukuran 30 X 30
CM berwarna putih yang sebagian dilapisi dengan karpet puzzle karet.
Gambar 2.58 Lantai Kelas Toddler Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
2. Dinding
Keseluruhan dari bangunan Lilli Pilly ini menggunakan e multion paint
berwarna putih yang dipadukan dengan warna coklat setengah bagian dari
dinding. Namun pada area tunggu menggunakan emultion paint berwarna
coklat gela p dan pada area kelas Toddle r diberi lukisan dinding berupa
rerumputan hijau.
Gambar 2.59 Desain Dinding Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 68
3. Ceiling
Pada keseluruhan bangunan, ceiling tidak diolah.
Material :gypsum
Finishing:emultion paint co. white
Gambar 2.60 Desain CeilingLilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
4. Pencahayaan
Se luruh ruangan menggunaka n penca hayaan buatan dan alami.Untuk
pencahyaan buatan digunakan la mpu jenis lampu TL dan fluorec ent.
Dengan adanya bukaan berupa jendela, cahaya alami dapat masuk, karena
tidak adanya pe nutup kaca/gorden.
Gambar 2.61 Sistem Pencahayaan Alami (kiri) dan Buatan (kanan) Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
|
![]() 69
5. Penghawaan
Sec ara ke seluruhan sistem penghawaan yang diguna kan a dalah
penghawaan buatan, dengan menggunakan AC. Namun terdapat pula kipas
angin (hanging fan) yang tergantung disetiap kelas, kipas angin ini
berfungsi untuk mengantisipasi a pabila terjadinya pemadama n listrik. Kipas
angin tersebut akan dihubungkan ke generator sekolah. Pada setia p ke las
juga terdapat jendela yang dapat dibuka da n ditutup.
Gambar 2.62 Sistem Penghawa an Buatan Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
6. Furniture
Keseluruhan furniture pada sekolah Lilli Pilly menggunaka n sistem
furniturefree standing.Ruang kelas dilengkapi de ngan banyak ra k rak
penyimpanan alat-ala t Montessori se rta meja dan kursi ukuran ana k.Material
keseluruha n pa da furniture yang digunakan berupa kayu yang dilapisi
denga n melamik, sehingga tekstur dan motif dari kayu tersebut terlihat
denga n jelas.Namun beberapa furniture menggunakan material plastik dan
besi ringan (hollow).
|
![]() 70
Gambar 2.63 Furniture Lilli Pilly
Sumber : Data Yulieny H.P., 2014
2.2.3 Pra
Sekolah
Saraswati
Gambar 2.64 Logo Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Sara swati merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mendukung
pendidikan usia dini, yaitu 1,5 6 tahun. Saraswati berdiri sekitar 15 tahun yang lalu
|
![]() 71
di sebuah yang dijadikan sebagai bangunan pra sekolah, yang beralamatkan di
Jalan Pejuangan No.28, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
a. Data Sekolah
1. Visi dan Misi
Visi :
Membantu anak anak mengembangkan dasar prib
yang kuat
untuk
tumbuh menjadi anggota masyarakat yang berharga.
Misi :
Menyediakan lingkungan yang direnca nakan yang
melihara realisasi
potensi anak.
2. Struktur Organisasi Saraswati
Jabatan tertinggi disekolah yang terdapat di sekolah Sara wati Kebon
Jeruk ini adalah ketua yayasa n lalu kep
sekolah, yang me ngatur dan
mengawasi jalannya kegiatan be lajar-mengaja r.Pa
Saraswati tidak memiliki
asisten untuk membersihkan sekolah ma up
satpam, namun memiliki staff
administrasi yang merangkap menjadi resepsionis.
Gambar 2.65 Struktur Organisasi Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
72
3. Status Kelembagaan
Status kelembagaan Saraswati adalah milik yayasa n yang bertaraf
nasional, di bawah pengawasan Departeme n Pendidikan
Nasiona l.
b. Ke giatan Sekolah
1. Tingkatan Kelas dan Jumlah Siswa & Guru
Saraswati memiliki total siswa dan siswi yang diajarnya sebanyak 20
anak yang ditempatkan sesuai umur masing masing anak ke dalam 3
tingkatan, yaitu sebagai berikut:
-
Playgroup (1,5 4 thn) = 7 murid
-
Kindergarten 1 (4 5 thn) = 13 murid (jumlah murid K-1 dan K-2)
-
Kindergarten 2 (5 6 thn)
Jumlah keseluruhan pengajar di Saraswati berjumlah 6 orang (termasuk
guru ekstra kurikuler dan kepala sekolah).
2. Program Pe ndidikan
Saraswati menggunakan creative c urriculum dan metode pengaja ran
berupa metode Montessori, untuk itu peralatan pendukung pembelaja ran
dengan menggunakan metode ini cukup lengkap. Para siswa dan siswi
dibebaskan memilih alat apa yang ingin ia gunakan dalam ke giatan
belajarnya, namun guru hanya menga rahkan apabila terjadi kesalahan dalam
proses belaja rnya. Sistem belajar yang digunakan adalah sistem belajar
individu (tida k classical).Saraswati juga menggunakan sistem kelas terbuka
(tanpa sekat, para siswa berada di dalam satu ruang yang besar) dan mov ing
class/area (sesuai dengan kela s Monte ssori).
Drama singkat yang dilakukan para pengaja r/guru merupa kan cara
para pengajar untuk me nyampaikan pembelajaran norma norma kehidupa n.
Drama singka t ini juga terkadang menceritakan kenakalan para siswanya,
dengan menyama rkan identita s si anak, pengajar berharap anak yang
melakukan ke salahan dapat merenung dan berfikir bahwa tindakannya itu
salah dan dapat merubah sikapnya dengan melihat drama yang diberikan para
pengajarnya.
|
![]() 73
3. Kegiatan Tambahan
Kegiatan Ekstra Kurikuler sebagai sarana tambahan bagi perkembangan
da ri setiap individu.Saraswati membe rikan kegiatan tambaha n yang dapat
membantu kemajua n siswa dan siswinya, antara lain :
Renang
Kegiatan olahraga renang dilakukan di luar se kolah, dikarenakan
ketidak tersediaannya fasilitas kolam renang di lingkunga n se kolah.
Melukis
Kegiatan melukis dilakuka n di luar ke las (di teras belakang sekolah)
dengan tujuan agar para siswa dan siswi dapat me lihat langsung objek
a lam yang ingin mereka gambar.
Menari
Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas utama.
Berkebun
Kegiatan berkebun ini dilakuka n di halaman belaka
se kolah. Hasil
dari apa ya ng ditanam para siswa dan siswi akan dimasak
bagai menu
makan siangnya .
4. Jam Operasional
Semua tingkatan di Saraswati melakukan kegiatan belajar mengajar
setia p hari se nin sampai jumat. Tingkatan playgroup dimulai pada pukul
09.00 WIB - 12.00 WIB se dangkan untuk K1 dan K2 dimulai pada pukul
08.30WIB -12.00 WIB.
Gamba r 2.66 Jam Operasional Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 74
c. Fasilitas Sekolah
Saraswati memiliki fasilitas se bagai berikut :
Sebua h komputer tanpa internet
Tape Recorder beserta kaset kasetnya.
Ruang Yayasan/Pemilik
Di dalam rua ng ya yasan ini terdapat meja ke
berbentuk L lengkap
de ngan kursinya dan 2 kursi tamu, terdapat p
mading (yang be risi
struktur organisasi, foto foto kegiatan di l
sekolah, da n lain lain),
terdapat lemari besar untuk menyimpan be rkas
ber
ana k.
Gambar 2.67 Ruang Yayasan Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Area tunggu dan administrasi
Area tunggu dan administrasi/rese psionis disatukan menj
satu
ruanga n. Di area ini terdapat meja kerja serta kursinya d
satu kursi
tamu, lema ri besar untuk me nyimpan data dan satu
sofa untuk area
tunggu.
|
![]() 75
Gambar 2.68 Are a Tunggu (kanan) dan Administra si (kiri) Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang kelas
Ruang kelas utama pada Saraswati merupakan ke
yang sangat luas
yang dapat menampung seluruh siswa dan siswin
semua tingkatan
kelas melakukan kegiatan belajar
mengajar di ar
ini dengan
dibimbing ole h para pengajarnya (sesuai deng
metode Montessori).
Pada ruang kelas ini terbagi menja di lima area ya
terdapat pada
kurikulum Montessori.
Gambar 2.69 Ruang Kelas Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang kepala sekolah
|
![]() 76
Ruang kepala sekolah Saraswati tidak beru
ruangan permanen, hanya
terletak di pojok ruang yang disekat oleh dindi
multipleks.Ruang
ke pala sekolah ini terdapat meja dan kursi kerja.
Gamba r 2.70 Ruang Kepala Sekolah Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang kelas khusus untuk ana k keterbelakangan mental
Pada Saraswa ti terdapat kelas khusus ya
disediakan untuk anak yang
memiliki gangguan mental, hal ini disebabk
Saraswa ti memiliki anak
yang memiliki ga ngguan mental.Pada ruangan
hanya terdapat rak
pe nyimpanan, whiteboard serta meja dan kursi belajar.
Gambar 2.71 Ruang Kelas Khusus Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang balok dan lego
|
![]() 77
Ruang balok dan lego merupakan ruang
yang cukup luas yang
dilengkapi dengan balok dan lego se
lemari lemari penyimpanan.
Bagian lantai dilapisi karpet, karena anak
anak akan melakukan
aktivitasnya di lantai secara langsung.
Gambar 2.72 Ruang Balok dan Lego Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Perpustakaan
Ruang perpustakaan Sa raswati terdapat lem
untuk menyimpan dan
meletakkan buku buku, satu se t m
komputer bese rta satu set
komputer, dan meja kerja se rta kursinya.
dalam ruangan ini tidak
terdapat area anak untuk
me mbaca ataupun ku
untuk membaca, hal ini
dikarenakan ke giatan membaca dilakukan setelah j
sekolah selesai dan
dilakukan di ruang kelas utama.
Gambar 2.73 Perpustakaan Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang maka n siswa
|
![]() 78
Ruang maka n siswa terdapat diruangan khusus.Di dala m ruangan ini
terdapat meja dan kursi makan yang berukuran sesuai dengan anak, rak
pe nyimpanan untuk meletakkan alat alat makan bersih dan kotor, dan
dispenser.
Gambar 2.74 Ruang Makan Siswa Saraswa ti
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Dapur dan Ruang makan guru
Dapur pada Saraswati memiliki ukuran dewasa. Di ruangan ini terdapat
kitchen set dan meja makan yang berkapasitas
untuk 6 orang.
Ga mbar 2.75 Dapur Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
UKS (Unit Kese hatan Sekola h)
|
![]() 79
Ruang UKS ini terdapat tempat tidur berukuran dewasa, lemari
penyimpanan obat obatan dan tangga kecil yang be rupa undakan untuk
membantu anak naik.
Gambar 2.76 UKS Sa raswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Area melukis
Area melukis terletak di teras belakang ya
terbuka langsung ke
halama n bela kang.Area melukis dileta kkan d
rea teras bertujuan untuk
meningkatkan kreatifita s anak.Area ini dilengk
dengan kursi dan meja
belajar berukuran anak.
Gambar 2.77 Area Melukis Saraswa ti
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Area rapat
|
![]() 80
Area rapat terletak dilantai 2, area ini digunakan untuk pertemuan antara
guru dan orang tua siswa.Di dalam area ini terdapat satu set sofa dan
meja.
Gambar 2.78 Area Ra pat Pra - sekolahSaraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Ruang penitipa n anak
Saraswati memiliki fasilitas untuk penitipan anak.Di dala m ruangan ini
terdapat dua kasur yang berukuran orang de wasa serta loker dan rak
pe nyimpanan kebutuhan bayi. Lantai di daerah ini menggunakan puzzle
ka rpet karet.
Gambar 2.79 Rua ng Penitipa n Anak Sa raswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Area bermain outdoor
|
![]() 81
Area bermain Saraswati hanya terdapat ar
bermain outdoor, terdapat
permainan yang dapat memfasillitasi an
untuk mengekspresikan diri
mereka serta terdapat mobil mobilan.
Gambar 2.80 Area Bermain Outdoor Pra - sekolahSaraswa ti
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Kebun
Saraswati memiliki kebun yang terletak
halam belakang.Anak anak
diberikan pembelaja ran berkebun seti
minggunya, hal ini bertujuan
untuk membe r pengetahuan tentang al
kepada anak anak. Biasanya
yang dita nam di kebun ini adalah sayur
sayura
yang aka n dimasak dan
dimakan bersama.
Gambar 2.81 Kebun Pra - sekolahSaraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
d. Elemen Interior
|
![]() 82
1. Lantai
Lantai keseluruhan ruang menggunakan ceramic tile ukuran 40 x 40
CM, motif granit (bercak putih), berwarna
coklat muda.
Gambar 2.82 Lantai Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Lantai area tertentu, seperti area lego dan balok, ruang penitipan anak
dan sebagian ruang kelas menggunakan karpet dan rugs.
Gambar 2.83 Lantai Karpet dan Rugs Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
2. Dinding
Dinding pada pra sekolah Saraswati umumnya me ngguna kan emultiont
paint warna putih.
|
![]() 83
Pada ruang yayasan/pemilik dan area rapat menggunakan finishing
emultion paint berwarna kuning muda.
Pada rua ng balok dan lego menggunakan emultion paint warna ungu
dan hijau yang di beri list warna
biru
Gambar 2.84 Dinding Sara swati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
3. Ceiling
Pe ngaplika sian aksen kayu pada c eiling ruang kelas yang dipadu dengan
lukisan awan yang terleta k pada bagian te ngah ceiling memberikan kesan
ceiling ya ng luas dan menarik.
Pa da area balok dan lego terdapat permain
ketinggia n ceiling yang
dipadu de ngan lukisan awan pada bagian teng
ceiling.
Gamba r 2.85 Ceiling Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 84
4. Pencahayaan
Seluruh ruangan me nggunakan sistem pencaha yaan down-li
dan pada
area tertentu seperti ruang administrasi & area tung
beberapa bagian
ruang kelas, UKS, dan lain - la in mengguna kan pen
hayaan alami, ini
dikarenakan adanya bukaan/jendela yang cukup di area tersebut.
5. Penghawaan
Pengha waan pada ruang kelas, ruang kepala sekolah dan
rea bermain
menggunakan AC dan hanging fan.
6. Furniture
Terdapat built-in furniture, berupa lemari besar yang digunakan untuk
menyimpan
perlengkapan.
Gambar 2.86 Built-in Furniture Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
Meja dan kursi belajar, meja kerja dan kursi ke rja, rak-rak
penyimpana n ya ng terbuat dari kayu dan rak
sepatu/sandal.
|
![]() 85
Gambar 2.87 Free Standing Furniture Saraswati
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
|
![]() 86
2.2.4 Per bandingan One Two Three (123), Lilli Pilly dan Saraswati
Berikut adalah perbandingan ke tiga hasil
penelitian :
Tabel 2.3 Perbandingan Hasil Pe nelitian
No Keterangan 123 Lilli Pilly Saraswati
Jl. Kalasan No.7,
Perumnas 2-
Jl. Pejuangan No.28,
1 Lokasi Taman Palem
Lestari Blok D1/22
Karawaci,
Kebon Jeruk
Tangerang
Playgroup
Nursery (2-3 thn) Toddler
(1,5-2 thn)
(1,5-4 thn)
Pre-K (3-4 thn) Preschool
(2-4 thn) K 1 (4-5 thn)
2 Tingkatan Kelas
K 1 (4-5 thn) Kindergarten
(4-6 thn) K 2 (5-6 thn)
K 2 (5-6 thn)
Primary
19 orang 10 orang 20 orang
Nursery : 2 org Toddler : 2 org Playgroup : 7 org
Pre-K : 2 org Pre school : 4 org K 1&2 : 13 org
(memiliki 2 anak
3 Jumlah Mur id
K 1 : 7 org Kindergarten : 4
kelainan mental)
org
K 2 : 7 org
P : 1 org (kelainan
jantung)
4 Jumlah Guru 5 orang (termasuk
kepa la sekolah) 4 orang 6 orang
2 orang (1
1 orang staff
administrasi/resepsi
1 orang
5 Jumlah Staff
administrasi/
onis dan 1
OB/satpam
resepsionis
satpam/OB)
|
![]() 87
Te rsedia 1 kela s
terbuka (moving
Tersedia 3 kelas
Tersedia 5 kelas
(kelas Toddler,
area) untuk semua
6 Jumlah Kelas
untuk masing-
Preschool &
siswa dan 1 ruang
khusus area balok
masing tingkata n
Kindergarten, dan
kelas Calistung).
dan lego
Nursery& Pre-K :
Toddler : 08.00-
Playgroup: 09.00-
07.45-10.00
10.30
12.00
K-1 & 2 : 07.45-
Pre school : 08.00
7 Jam
10.45
11.30 K 1&2 : 08.30-12.00
Operasional
Primary : 07.45-
Kindergarten :
11.45
08.00 12.00
Bermain bersama
di a rea bermain
Circle time
indoor, la lu
Circle time
8 Kegiatan
(bernyanyi, mena ri
Circle
(bernyanyi dan
Sebelum Masuk
dan doa be rsama )
time(bernyanyi,
menari bersama)
menari dan doa
bersama)
Renang, Musik,
Renang, Musik,
Menari,
Renang, Melukis,
Mandarin,
9 Kegiatan
Gardening,
Me nari da n
Tambahan
Mengga mbar dan
Outdoor activity
Berkebun
Fun cooking
dan Fun cook ing
Fasilitas
Sekolah
Resepsionis Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
10
Tidak Tersedia
(langsung dengan
Tersedia (Jadi satu
Administrasi Tersedia (jadi satu
denga n resepsionis)
kepala
dengan resepsionis)
sekolah/guru)
|
![]() 88
Area Tunggu Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedia (jadi
Tersedia (Tersedia
R. Kepala
satu dengan
juga ruang untuk
yayasan/pemilik)
Sek olah Tersedia
ruang guru)
Tersedia (jadi
Tidak Tersedia
satu dengan
R. Guru Tidak Te rsedia
(namun terdapat
rua ng kepala
loker guru)
sekolah)
R. Kelas Toddler Tidak Te rsedia Tersedia
Tersedia (me njadi 1
R. Kelas Nursery Tersedia Tersedia
kelas besar terbuka
(preschool dan
R. Kelas Pre-K Tersedia
dengan beberapa
kindergarten
R.Kelas K-1 Tersedia
area belajar)
menjadi 1 satu
R. Kelas K-2 Tersedia
kelas)
R. Ke las Primary Tersedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
Area Bermain
Indoor Tersedia Tersedia Tidak Tersedia
Tidak Tersedia
(namun tersedia
area kosong
dilantai atas
Area Bermain
Hanya Berupa
Tersedia
Outdoor
Hala man
ba ngunan yang
dijadikan kebun
kecil).
Perpustakaan Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
R. Musik Tidak Te rsedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
Tidak Te rsedia
Tersedia
Tidak Tersedia
R. Komputer
(hanya terdapat 1set
(terletak di dalam
(hanya terdapat 1set
kompute r)
kelas)
komputer)
Kolam Renang Tersedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
R. Tari Tidak Te rsedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
|
![]() 89
Tidak Tersedia
(Menggunakan
Tidak Tersedia
(Menggunaka n
Aula
Tidak Terse dia
R.Nurse ry)
kelas toddler)
R. Penitipan
Anak Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
R. Rapat Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
Uks Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
Dapur Tersedia Te rsedia Tersedia
R. Makan Untuk
Guru Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
R. Makan Untuk
anak Tidak Tersedia Te rsedia Tersedia
Gudang Tersedia Te rsedia Tersedia
Kebun Tidak Tersedia Te rsedia Tersedia
R. Khusus Untuk
Anak
Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tersedia
Kete rbelakangan
Mental
Interior
Keseluruhan ruang
Pada umumnya
Lantai ke seluruhan
kelas (kecuali
menggunakan
ruang menggunaka n
Nursery),
ceramic tile
cera mic tile ukuran
administrasi &
berukuran
40x40cm dengan
tunggu, ruang
30x30cm
motif granit (bercak
kepala sekolah,
berwa rna putih
dan dibeberapa
putih) berwarna
10
perpustakaan dan
cokla t muda dan
Lantai
sebagian area
ruang/area diberi
sebagian area
bermain
karpet karet dan
dilapisi karpet dan
me nggunakan
karpe t plastik
rugs. Pada area
ceramic tile ukuran
40x40cm be rwa rna
bermotif kayu,
tangga tida k dilapisi
sedangkan pada
dengan karpet, ini
krem. Untuk kelas
area tunggu
dikarenaka n area
Nurserymenggunka
menggunakan
tangga ini bukan
|
![]() 90
n vinyl motif kayu.
ceramic tile
merupakan area
Pada sebagian area
berukuran
siswa dan siswi
be rmain
30x30cm
menggunakan
berwarna coklat.
Pada area tangga
ceramic tile
berukuran 30x30cm
lanta i dilapisi
berwarna putih
dengan karpet.
dipadu dengan
ceramic tile
berwarna hitam
dengan ukuran
sama yang
membentuk list.
Pada area bermain
lantai dilapisi
dengan matras dan
pada tangga dilapisi
dengan karpet.
Pada ruang kepala
Umumnya
sekolah
menggunakan cat
dinding berwarna
putih. Pada ruang
Keseluruhan
menggunakan cat
dinding berwarna
dinding
menggunakan
putih, namun pada
yayasa n/pemilik dan
finishing cat
area administrasi
area rapat
dinding berwarna
dan area tunggu
menggunakan cat
dinding berwarna
putih da n coklat
Dinding
menggunakan cat
dinding berwarna
disetengah bagian
kuning muda, dan
dinding, serta
ungun dan coklat
pada ruang balok
dibeberapa area
tua disa tu sisi
dan lego
dinding dihiasi
dindingnya dan
menggunakan cat
dinding berwarna
wall sticker dan
diberi hiasan
lukisan dinding
be rupa gambar
ungu dan hijau yang
yang dibua t dari
diberi list berwarna
|
![]() 91
karton dan kertas
biru. Terdapat pula
krep yang ditempel
hiasan dinding
pada dinding area
berupa gambar yang
administrasi &
dibuat dari karton
tunggu. Untuk area
dengan sistem
bermain
gunting-tempel yang
menggunakan cat
dinding berwarna
dipampang disebuah
papan flane l.
pink, hijau, ivory
ya ng dipadu dengan
lukisan dinding.
Pada area kelas
dibe ri warna
berbeda
(Nursery:hijau, Pre-
K & Primary:ungu,
K-1:pink, K-2:biru
dan
Perpustakaan:putih)
Umumnya ceiling
diberi finishing cat
Umumnya ceiling
dinding berwarna
tidak diolah, hanya
Pada keseluruhan
putih. Pada ceiling
diberi finishing ca t
sisi bangunan,
diberi aksen kayu
dinding berwarna
ceiling tidak
pada ruang kelas
putih. Namun di
diolah. Finishing
terbuka yang dipadu
Ceiling
area be rmain
yang digunakan
dengan lukisan awan
indoor terdapat up-
adalah c at
ya ng terletak pada
ceiling dengan ke
dinding berwarna
bagian tengah
dalaman kurang-
putih.
ceiling. Pada rua ng
lebih 10cm.
balok dan lego
terdapat permainan
ketinggian ceiling
|
![]() 92
(fin. cat dinding co.
putih) yang dipadu
dengan lukisa n awan
di daerah tengah
ceiling.
Sistem Interior
Menggunakan
Menggunakan
lampu TL dan
Menggunakan sistem
sistem penca hayaan
pencahayaan down-
down-light dan
fluorescent
light dia re-area
menggunakan
(down-light) serta
tertentu dan
pencaha yaan alami
dibeberapa area
dibeberapa bagian
di area tertentu
mendapatka n
me nggunakan
11
(ruang kepala
pencahayaan
pencahaya an alami.
Pencahayaan
sekolah
alami.
administrasi dan
area tunggu)
|
![]() 93
Meggunakan AC
Meggunaka n AC
Meggunakan AC
dan terdapat
dan terdapat
dan terdapat hanging
hanging fan (area
hanging
fan dibeberapa area.
bermain)
fandise tiap kelas.
dibeberapa area.
Penghawaan
Terdapat built-in
Terdapat built-in
furniture (area
Terdapat free
furniture (area dapur
dapur dan lemari
standing furniture
dan area kela s,
besar yang tidak
(berupa meja,
be rupa lemari besar
berfungsi di a rea
kursi, loke r,
untuk menyimpan
12 Furniture
kelas) dan free
lema ri
alat-ala t peraga ) dan
standing furniture
pentimpanan dan
free standing
(berupa meja, kursi
rak-rak
furniture (berupa
dan rak-rak
penyimpanan).
meja, kursi dan rak-
penyimpa nan)
rak penyimpanan)
Sumber : Data Yulieny H.P., 2013
2.2.5 Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasa rkan hasilpenelitia n yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan bahwa untuk perencanan interior sekolah KB dan TK dengan metode
Montessori harus memiliki kelengkapan da n perencanaan interior se bagai berikut:
a. Setiap kelas harus tersedianya alat Montessori untuk melakukan aktifitas
belajar menggunakan metode Montessori.
b. Terdapat pembagian a rea sesuai dengan kurikulum Montessori (5 area
pembelajaran).
|
94
c. Setiap kelas menyediakan free area, tanpa adanya furniture untuk para siswa
bekerja dengan alat Montessori di lantai.
d. Ruang kelas berupa ruang yang luas dan terbuka, sehingga para siswa dapat
beraktivitas se sua i dengan keinginannya.
e. Terdapat ala s kerja untuk para siswa bekerja di a tas lantai.
f. Peletakkan alat Montessori harus diletakkan sesuai tahapan dan mudah
dijangka u serta menarik mina t anak.
g.
Para siswa mengambil dan meletakkan kembali alat Montessori sendiri.
h. Ukuran furniture harus dise sua ikan de ngan ukuran standard anak.
i. Para guru hanya sebagai pembimbing.
j. Tersedia kelas Calistung.
k. Pemberian warna dinding pada umumnya menggunakan 1 warna beserta
turuna nnya saja (tidak colorfull).
l. Pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan dan ala mi.
m. Penghawaan menggunakan penghawaan buatan dan alami, se baiknya
penghawaan pada kelas menggunakan penghawaan alami agar terwujudnya
sirkulasi udara yang baik ya ng akan membantu kegiatan bela jar mengajar.
Dapa t menggunakan penghawaan buatan berupa kipas angin untuk
me mbantu mendinginkan ruangan.
n. Jendela merupakan jendela hidup yang dapat dibuka.
o. Suasana sekolah menyerupai sua sana rumah, sehingga para siswa dan siswi
nyaman berada di dalamnya.
p. Ke manan dan ke nyamanan sangat penting, baik dari pemilihan material
ma upun be ntuk furniture.
q. Terdapat fasilitas tambahan seperti komputer untuk mengenalkan
perkembangan teknologi kepada anak.
r. Terdapat kebun kecil dan binatang peliharaa n yang digunakan seba gai media
belajar anak.
s. Terdapat ruang makan khusus anak, untuk memberitahu kepada anak bahwa
setiap kegiatan memiliki tempa t/wada hnya sendiri, sehingga anak menjadi
lebih disiplin.
t. Terdapat area pertemuan untuk orang tua dan guru/ke pala sekolah.
|
95
u. Terdapat resepsionis, administrasi, area tunggu yang nyaman, aula, dan ruang
ruang lainnya yang dapat memenuhi kegiatan tambahan (sepe rti: menari
dan bermain musik).
v. Terdapat CCTV dan monitor a gar para orang tua dapat memantau
perkembangan ana k pada sa at di dalam kelas.
2.2.6 Penelitian Singkat te rhadap Se kolah Monte ssori di Luar Indonesia
Penulis melakukan pene llitian terhadap interior sekolah sekolah Montessori,
khususnya tingkat KB dan TK di luar negeri.
a . Interior sekolah Montessori di Bhutan.
-
Ruang kelas
°
Terdapat 5 area utama.
°
Terdapat alat ala t pembelajaran Montessori.
°
Terdapat rak rak penyimpanannya.
°
Terdapat me ja dan kursi de ngan ukuran yang disesua ikan dengan anak.
°
Menggunakan material alami (kayu).
°
Menggunakan pencahayaan alami (terda pat bukaan / je ndela ya ng besar).
°
Terdapat perpustakaan kecil di dalam ke las.
°
Posisi meja dan kursi tidak menyusun sejajar layaknya kelas
konvensional / tradisional yang ada.
°
Penggunaan warna yang tidak mencolok dan beraneka.
°
Terdapat are a kosong pada lantai.
°
Terdapat garis pembatas untuk pembelajaran tertentu / circle time.
°
Terdapat tanaman kecil di dalam kelas.
°
Terdapat alas kerja yang digunakan saat menyelesa ikan pekerjaan di atas
lantai.
°
La ntai menggunakan lantai kayu.
|
![]() 96
Gambar 2.88 Interior Kelas Montessori di Bhutan
Sumbe r : Michaelolaf.net, 2014
-
Ke giatan
Para siswa dan siswi di dalam kelas melakukan kegiata n belajar dengan
menggunakan alat
alat peraga / alat pembela jaran Montessori yang
disediakan pa da rak rak penyimpanan yang dapat mereka ambil dan
letakka n kembali. Para siswa dan siswi bebas memilih pekerjaa n mana yang
inginmereka kerjakan (tanpa paksaan) dan guru bertugas untuk membimbing
setiap anak yang mengalami kekeliruan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Gambar 2.89 Kegiatan Para Siswa dan Siswi di Bhutan
Sumbe r : Michaelolaf.net, 2014
|
97
b. Interior sekolah Montessori di Amerika.
-
Ruang kelas
°
Terdapat 5 area utama.
°
Terdapat alat ala t pembelajaran Montessori.
°
Terdapat rak rak penyimpanannya.
°
Terdapat me ja dan kursi de ngan ukuran yang disesua ikan dengan anak.
°
Menggunakan material alami (kayu).
°
Menggunakan pencahayaan alami (terda pat bukaan / je ndela ya ng besar).
°
Posisi meja dan kursi tidak menyusun sejajar layaknya kelas
konvensional / tradisional yang ada.
°
Penggunaan warna coklat pada furniture dan lantainya, serta pada
dinding menggunakan finishing ca t dinding dengan warna krem.
°
Terdapat are a kosong pada lantai.
°
Terdapat garis pembatas untuk pembelajaran tertentu.
°
Terdapat tanaman kecil di dalam kelas.
°
Terdapat alas kerja yang digunakan saat menyelesa ikan pekerjaan di atas
lantai.
°
La ntai menggunakan lantai kayu dan karpet.
-
Ke giata n
Ke giata n di dalam kelas dilakukan tanpa paksaan, semua pe kerjaan yang
dikerjakan pa ra siswa dan siswi sesuai de ngan keinginannya masing
masing. Para siswa dan siswi menggunkaan a lat alat pembelajaran
Montessori untuk belajar yang diletakka n ra pih di rak rak penyimpanan,
ukuran rak rak penyimpanan disesuaikan de ngan ukuran anak, sehingga
anak dapat mengambil dan meleta kkannya kembali.
|
![]() 98
Gambar 2.90 Interior Ke las Montessori di Amerika
Sumbe r : Hollismontessori.org, 2014
2.2.7 Hasil Penelitian Sekolah Montessori di Indonesia, Bhutan dan Ame rika
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pe nulis melalui gambar interior
kelas Montessori yang dilihat dari website se kolah Montessori yang berada di Bhutan
dan Amerika serta penelitian ya ng dilakukan penulis langsung ke sekolah Montessori
di Indone sia (Jakarta Barat dan Tangerang), dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kela s Montessori
Sec ara garis be sar tidak terdapat perbedaa n antara sekolah Montessori di
Indone sia maupun di negara negara lain. Semua interior sesuai dengan aturan
standard interior Montessori. Namun, be berapa sekolah yang penulis teliti di
Indone sia terdapat sekolah ya ng kurang mengikuti standard interior
Montessori, hal ini dipengaruhi oleh luasan banguna n, iklim dan
perkembangan dari sekolah itu sendiri.
b. Kegiatan
Kegiatan yang terlihat di dalam kelas, secara garis besar dari satu sekolah
dengan sekolah lainnya dengan kebudayaan ne gara yang be rbeda memiliki
kesamaan dala m cara belajar (metode) dan kurikulumnya. Namun disetiap
sekolah memiliki ke giatan tambahan yang be rbeda beda, kegiatan ini dapat
|
99
dipengaruhi oleh kebudaya an setempat ata upun c uaca / iklim dari negara itu
sendiri.
|
100
|