![]() BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Investasi
Manajemen investasi memiliki peran penting dalam proses p erencanaan
keuangan. Tidak satupun seorang manajer investasi yang tidak merencanakan sebuah
investasi. Investasi itu sendiri menurut Henry Simamora (2000:438) adalah suatu
aktiva yan g digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kek ayaann ya melalui
distribusi hasil investasi (seperti pendapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan
sewa dan lain
lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi
perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang dip eroleh melalui hubungan
dagang.
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012), investasi dapat diartikan
sebagai pen anaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam
arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti
proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek
penelitian, dan pengembangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada as
produktif dengan
harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth
dalam jangka waktu
tertentu.
2.2 Pasar Modal
Pasar modal (CapitalMarket) merupakan pasar berbagai instrument keuangan
jangka panjang yan g bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, saham,
instrumen derivatif, dan lain-lain. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
|
![]() prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainn ya. (Darmadji
dan
Fakhruddin:2006).
Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.Pasar modal dapat
berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran
penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karen a pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai
kelebihan dana. (Tandelilin, 2010).
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
Umum dan perdagangan Efek, Perusah aan Publik yang b erkaitan dengan Efek yan g
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Ga mbar 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
2.2.2 Bursa EfekIndonesia
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI atau Indonesia Stock Exchang e (IDX))
merupakan bursa hasil merger atau penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Hal tersebut merupakan upaya pemerintah
untuk mengefisiensikan operasional dan transaksi. Pemerintah memutuskan Bursa
Efek Jakarta sebagai bursa saham dan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi
dan derivatif. BEI ini mulai beroperasi sejak 1 Desember 2007. (PT. Bursa Efek
|
PT.Bursa Efek Indonesia beralamat di gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan
Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190.
Hingga saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham yaitu:
1. IHSG, merupakan salah satu indeks pasar saham yang menghitung semua
saham tercatat sebagai komponen dari kalkulasi indeks.
2. Indeks sektoral, menggunakan semua saham dalam setiap sektor.
3. Indeks LQ45, men ggun akan 45 saham pilihan yang melalui berbagai
tahapan seleksi. Biasanya LQ45 merupakan sekelompok saham yang
dianggap likuid atau sering diperdagangkan sehingga tidak akan
mengalami kesulitan ketika investor ingin melakukan penjualan sah am.
4. Indeks individual, merupakan indeks untuk masing-masing saham
didasarkan dengan harga dasar.
5. Jakarta Islamic Index, merupakan indeks perd agangan saham Syariah.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan
pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu k elompok Papan Utama
dan Papan Pengembangan.
7. Indeks Kompas100, merupakan indeks yang menggunakan 100
saham pilihan harian Kompas.
2.2.3 LQ45
Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan.
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih ke-45 saham indeks LQ45, sebagai
berikut:
1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan
4. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan,
frekuensi dan jumlah hari transaksi pasar regular
|
![]() Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan
akan diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah
tidak masuk
kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yan g memenuhi syarat.
Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite
penasehat yan g terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di
bidang pasar modal.(Tandelilin, 2010).
2.3 Tingkat Pengembalian dan Risiko Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), saham (stock atau share) dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang
menerangkan bah wa pemilik kertas adalah perusahaan yang men erbitkan surat
berharga tersebut.
Tingkat pen gembalian (Return) dapat b erupa tingkat pengembalian realisasi
yang sudah terjadi dan tingkat pengembalian ekspektasi yang belum terjadi, tetapi
diharapkan terjadi pada masa yan g akan datan g (Expected Return). Dalam
pengukuran tingkat pengembalian realisasi banyak digunakan tingkat pengembalian
total yang merupakan tingkat pengembalian keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu. Dalam tingkat pengembalian ini juga perhitungannya
didasarkan pada data historis.tingkat pengembalian realisasi ini dapat digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja perusah aan serta dapat sebagai dasar penentu
tingkat pengembalian ekspektasi dan risiko pada masa yang ak an datang.
Perhitungan tingkat pengembalian saham dengan formula sebagai berikut :
Dimana :
= Tingkat pengembalian saham ke-i pada periode t
= Harga saham ke-i pada periode t
= Harga saham ke-i pada periode t-1
Agar keputusan investasi yang diambil para investor tidak keliru, mereka
perlu memperhatikan pergerakan tingkat tin gkat pengembalian pasar.Investor selalu
mencari investasi pada saham yang tingkat pengembalian nya lebih besar daripada
|
![]() tingkat pen gembalian pasar.Tingkat pengembalian pasar pada umumn ya dipengaruhi
oleh harga saham perusahaan gabungan dan tingkat suku bunga nominal.
Tingkat pengembalian pasar ad alah jumlah yang disyar atkan dan digunakan
sebagai solusi dari beberapa investasi dan masalah-masalah keuangan
perusahaan.Return pasar dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
Dimana :
Rm = Tingkat pengembalian Pasar
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t
IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1
2.4 Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM
merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan
memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko tidak
sistematik (unsystematic risk).
Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah model penetapan
harga sekuritas (aktiva) berisiko dalam keseimbangan p asar dalam portofolio yan g
terdiversifikasi dengan baik.Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba
menjelaskan hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian.
Bodie et al. (2006) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan hasil utama dari ekonomi modern.Capital Asset Pricing Model (C APM)
memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah asset dan tingkat
harapan pengembalian
(Expected Return). Walaupun Capital Asset Pricing Model
(CAPM) belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model
(CAPM) sudah luas digunak an karena Capital Asset Pricing Model (C APM)
menghasilkan akurasi yang cukup detail pada suatu aplikasi.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mengasumsikan bahwa para investor
adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama
mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) juga mengasumsikan bahwa pasar saham yan g
|
ideal adalah pasar saham yan g besar, dan para investor adalah price-takers, tidak ada
pajak maupun biaya transaksi, semua asset dapat diperdagangkan secara umum, dan
para investor dapat meminjam maupun meminjamkan atas jumlah yang tidak terbatas
pada tingkat suku bunga yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini,
semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) men yatakan bahwa dalam keadaan
ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio.
Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy.Capital Asset Pricing Model
(CAPM) berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang asset individu atau
portofolio adalah hasil kali dari risiko premium pada portofolio pasar dan koefisien
beta.
Menurut teori Capital Asset Pricing Model (CAPM) tingkat pendapatan yang
diharapkan dari suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
E (Ri) = RF + ßi[ E (RM) - RF ]
Dimana :
E (Ri) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas i.
RF = Tingkatpendapatan bebas risiko.
E (RM) = Tingkat pendapatan yang diharapakan dari portofolio pasar.
ßi = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i
Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model.
Rumus dari persamaan market model adalah sebagai berikut :
Ri = ai +ßi RM + ei
Dimana :
Ri = Tingkat pendapatan sekuritas i
RM = Tingkat pendapatan in deks pasar
ßi = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i
ai = Intersep
ei = Random residual
error
|
![]() 2.5.1 Garis Pasar Modal (Capital Market Line - CML)
CML menggambark an h ubungan risiko dan tingkat pengembalian pada pasar
yang seimbang, untuk portofolio-portofolio yang efisien.
Gambar 2.2Capital Market Line CML
Kemiringan (slope) CML, menunjukkan harga pasar risiko (market price of
risk) untuk portofolio yang efisien atau harga k eseimbangan risiko di pasar.
2.5.2 Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line - SML)
Garis pasar sekuritas adalah garis hubungan antara tingkat tingkat
pengembalian harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (Beta).
SML dapat digunakan untuk menilai keuntungan suatu aset individual pada
kondisi pasar yang seimbang.Sedan gkan CML dapat dipakai untuk menilai tingkat
tingkat pengembalian harapan dari suatu portofolio yang efisien, pada suatu
tingkat
risiko tertentu (sP).
Gambar 2.3 Security Market Line - SML
|
![]() Pada gambar di atas menunjukkan bahwa risiko sekuritas ditunjukkan oleh
Beta, yang menunjukkan sensitivitas tingkat pengembalian sekuritas terhadap
perubahan tingkat pengembalian pasar.
Dalam hal ini jika beta suatu saham dapat diukur den gan tepat, maka dalam
keadaan equilibrium required tingkat pengembalian juga dapat diperkirakan.
Penaksirannya didasarkan pada hasil investasi beban risiko ditambah dengan pr emi
risiko pasar dikalikan dengan beta.
Beta (ß) merupakan risiko yan g berasal dari hubungan antara tingkat
pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian pasar.Semakin besar
koefisien beta, maka akan semakin peka excess return suatu saham itu akan semakin
berisiko. Dengan demikian dapat dikatakan b ahwa, tingk at pen gembalian portofolio
ditentukan oleh risiko sistematis atau risiko pasar yang diukur dengan beta dan
tingkat tingkat pengembalian pasar.
Koefisien beta dengan rumus Bodie et al (2006:385) :
Dimana :
ßi = Beta saham
Cov = Covarian
Var = Varians
Ri = Tingkat pengembalian saham
Rm = Tingkat pengembalian Pasar
|
![]() Menilai sekuritas yang undervalued atau overvalued den gan menggunakan
SML
Gambar 2.4 Sekuritas yang Undervalued atau Overvalued
Secara teoritis, harga sekuritas seharusnya berada pada SML karena titik-titik
pada SML menunjukkan tingkat pen gembalian harapan pada suatu tingkat risiko
sistematis tertentu. Jika tingkat p engembalian har apan tidak berad a pada SML, maka
sekuritas tersebut undervalued atau overvalued.
Pada Gambar 2.4. telihat bahwa sekuritas A terletak di atas SML dan dinilai
sebagai sekuritas yang bernilai rendah (undervalued) karena tingk at pengembalian
harapan E(RA) >tingkat pengembalianyang disyaratkan investor E(R A). Sedangkan
sekuritas B terletak di b awah SML, sehingga sekuritas B dikatakan bernilai lebih
(overvalued).
2.5 Coefficient of Variation (CV)
Koefisien variasi sebagai ukuran resiko adalah mengukur tingkat resiko relatif
tiap investasi dengan tingkat pengembalian yang berbeda. Coefficient of variation
(CV) yaitu standar deviasi (sj) dibagi dengan mean atau pen gembalian yang
diharapkan (kj) atau bila dirumuskan adalah sebagai berikut :
CV = S / Ri
Dimana :
S = Standar Deviasi Saham
Ri = Return Saham
Koefisien variasi yang lebih rendah menunjukkan resiko yang semakin kecil.
|
2.6 Teori Portofolio
Seorang investor dalam suatu portofolio tidak menanamkan modalnya hanya
pada satu saham saja, melainkan dalam beberapa saham dengan komposisi tertentu
untuk meminimlkan risiko.
Konsep dari portofolio pertama kali diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz
pada tahun 1950-an. Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin
dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk
portofolio.
Markowitz menyatak an bahwa risiko yan g diharapkan tergantung pada
keanekaragaman kemungkinan hasil yan g diharapkan.Perhitungannya menggunakan
standar deviasi untuk menyatakan besar risiko yang diharapkan.
Pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio atau suatu sekuritas dapat
dihitung dengan menggunakan beta.Untuk menghitung beta portofolio, maka beta
tiap-tiap sekuritas harus diketahui terlebih dahulu karena beta suatu portofolio
merupakan rata-rata tertimbang dari beta tiap-tiap sekuritas.Beta suatu sekuritas
merupakan kovarian tingkat pengembalian antara sekuritas ke-i dengan tingkat
pengembalian pasar dibagi dengan varian tingkat pengembalian pasar.
Markowitz menyatak an bahwa risiko yan g diharapkan tergantung pada
keanekaragaman kemungkinan hasil yan g diharapkan.Perhitungannya menggunakan
standar deviasi untuk menyatakan besar risiko yang diharapkan.
Pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio atau suatu sekuritas dapat
dihitung dengan menggunakan beta.Untuk menghitung beta portofolio, maka beta
tiap-tiap sekuritas harus diketahui terlebih dahulu karena beta suatu portofolio
merupakan rata-rata tertimbang dari beta tiap-tiap sekuritas.Beta suatu sekuritas
merupakan kovarian tingkat pengembalian antara sekuritas ke-i dengan tingkat
pengembalian pasar dibagi dengan varian tingkat pengembalian pasar.
Berdasarkan teori portofolio Markowitz, portofolio yang efisien (portofolio
pasar) adalah portofolio yang berada di sepanjang kurva efficient frontier, seperti
dalam gambar 2.2 berikut:
|
![]() Gambar 2.5 Kurva Eff icient frontier
Titik M pada gambar diatas merupak an titik persinggun gan antara garis yang
ditarik dari RF (tingkat pengembalian bebas risiko) dengan efficient frontier yan g
terdiri dari portofolio aset-aset berisiko. Dalam kondisi pasar yang seimbang, semua
investor akan memilih portofolio pada titik M sebagai portofolio yang optimal
(terdiri dari aset-aset berisiko).
Berikut formula perhitungan tingkat pengembalian portofolio yang di
harapkan :
E(R p) = Wi . E(Ri)
Dimana :
E(R p) = Tingkat Pengembalian Portofolio yang Diharapkan
Wi = Bobot/Weight saham Max 100%
E(R i) = Tingkat Pengembalian Saham
Berikut formula perhitungan tingkat risiko dari suatu portofolio :
Risk = vsp²
Dimana :
sp² = Varian Portofolio
|
![]() 2.7 Waterfall Model
Menurut Jogiyanto H.M (2010:59) dalam bukunya Analisis & Desain,
menjelaskan bahwa:
Metodologi Pengembangan Sistem adalah metode-metode, prosed ur-prosedu r,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yan g ak an digunakan
untuk mengembangkan suatu sistem informasi
Model air terjun (waterfall) mengambil kegiatan dasar seperti spesifikasi,
pengembangan, validasi, dan evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase
proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak,
implementasi, pengujian dan seterusnya.
Ga mbar 2.6 Waterfall Model
Keterangan Menurut gambar diatas alur dari Model Waterfall sebagai berikut:
1. Rekayasa per angkat lunak (system en ginerring),melakukan pen gumpulan
data dan penetapan kebutuhan semua elemen system
2. Requirements analysis , melakukan an alisis terhadap permasalahan yan g
dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performsi
dan interfacing
3. Design, menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak,fungi dan
interfacing
4. Coding ( imolementasi ), pengkodean yan g mengimplementasikan hasil
desain ke dalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer
dengan menggunakan bahasa pemprograman tertentu.
5. Testing ( pengujian ) , kegiatan untuk melakukan pengetesan program
yang sudah dibuat apakah udah benar atau belum di uji dengan cara
manual.jika testing sudah benar maka program boleh digunakan
|
6. Maintenance ( perawatan ) , menangani per angkat lunak yang sudah
selesai supaya dapat berjalan lancar dan ter hindar dari gangguan-
gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.
2.8 Pemrograman Berorientasi Objek
Object-Oriented Programming (OOP) adalah sebuah pendekatan untuk
pengembangan suatu Software dimana dalam struktur Software tersebut didasarkan
kepada interaksi object dalam penyelesaian suatu proses/tugas.
Berikut beberapa konsep dasar dan term-term yang umum untuk seluruh
bahasa Object Oriented Programing :
1. Encapsulation atau pemodelan
Encapsulation adalah konsep penggabungan data dengan operator.Dalam
konsep pemodelan data dan operasi menjadi satu kasatuan yan g disebut
object.Encapsulation juga disebut dengan penyembun yian informasi
(information hiding).
2. Inheritance atau penurunan
Inheritance adalah
sebuah objek yan g dapat diturunkan menjadi objek
yang baru dengan tidak menghilangkan sifat asli dari objek tersebut.
3. Polymorphism atau Polimorfisme
Polymorphism merupakan penggunaan sebagai macam objek yang
berbeda tetapi secara fungsi bergantung pada satu objek sebagai induk,
dengan cara pelaksanaan yan g b erbeda-b eda.
2.9 Borland Delphi
Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman visual di lingkungan windows (
under windows) yang menggunakan bahasa pascal sebagai Compiler. Penggunaan
delphi dapat mempersingkat waktu pemrograman, karena programmer tidak perlu
lagi menuliskan kode program yang rumit dan panjang untuk menggambar,
meletakkan dan mengatur komponen. Delphi menyediakan cukup banyak pilihan
komponen interf ace aplikasi, antara lain berupa tombol menu, drop down, ataupun
menu pop up, kotak text, radio button, check box , dan sebagainya. Bahkan ada
berbagai macam komponen Skin tampilan yang beragam yang disediakan oleh
|
beberapa vendor lainnya, seperti, SUIPack, Sxskincomponents, dan lain
sebagain ya.(Wahana Komputer:2002)
Borland delphi 7.0 merupakan pilihan bagi sebagian kalangan programmer untuk
membuat aplikasi. Hal ini disebabkan kelebihan yang ada pada borland delphi 7.0
berikut ini beberapa kelebihan borlan delphi 7.0 antara lain :
Berbasis Objek Orientid programming, seperti bagian yang ada pada program
dipandang sebagai suatu objek yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diubah
dan diatur.
Suatu file EXE, setelah anda merancang pro gram pada IDE Delphi akan
mengkomplikasin ya pada sebuah file executable tunggal.
Borland delphi 7.0 hadir bersama borland Kylix 3 yang berbasis Linux, bila
ingin berganti flattform dari Windows ke Linux maka aplika
yang dibuat di
Delphi dapat dijalankan di Kylix 3 yang dikarenaka
kedua produk tersebut
merupakan produk Borland.
2.10 SQL Server
SQL adalah singkatan dari StructuredQueryLanguage. SQL Server adalah
sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang dirancang untuk aplikasi
dengan arsitektur client/server.Istilah client, server, dan client/server dapat digunakan
untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum atau hal yan g spesifik dari
perangkat keras atau perangk at lunak. Pada level yang sangat umum, sebuah client
adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya
(resource) dari komponen sistem lainn ya. Sedangkan sebuah server adaah setiap
komponen sistem yang menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem
lainn ya..
om/2013/12/pengertian-dan-fungsi-sql-server.html#sthash.hDvW r8mq.dpuf
2.11 Unified Modeling Language (UML)
Salah satu pemecahan masalah Object Oriented adalah dengan menggunakan
UML.Oleh karena itu orang-orang yang berminat dalam mempelajari UML harus
mengetahui dasar-dasar mengenai Object Oriented Solving (pemecahan masalah
OO).
|
![]() 2.9.1 Use Case Diagram
Diagram Use Case menggambarkan aktifitas yang dilakukan oleh suatu
sistem dari sudut pandang pengamatan luar, yang menjadi persoalan itu
apa yan g
dilakukan bukan bagaimana melakukannya.
Berikut contoh kejadian (scenario) saat pasien menghubungi klinik untuk
membuat janji dalam pemeriksaan tahunan.Receptionist mendapatkan waktu yan g
luang pada buku jadwal dan memasukkan janji tersebut ke dalam waktu luang itu.
Ga mbar 2.7 Contoh Diagram Use Case
2.9.2 Sequence Diagram
Diagram Sequence merupakan salah satu diagram interaction yang
menjelaskan bagaimana suatu operasi itu dilakukan; message (pesan) apa yang
dikirim dan kapan pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Obyek-
ob yek yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan
berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut.
Di bawah ini adalah diagram Sequence untuk pembuatan Hotel Reserv ation.
Obyek yang mengawali urutan message adalah aReservation Window
Gambar 2.8 Contoh Diagram Sequence
|
2.9.3 Class Diagram
Class diagram merupakan salah satu diagram utama dari Unified Modelling
Language (UML) untuk menggambarkan class atau blueprint object pada sebuah
sistem. Pada class diagram juga digambarkan bagaimana interaksi hubungan
antar class dalam sebuah konstruksi piranti lunak seperti hubungan asosiasi, agregasi,
komposisi, dan inheritance.
Analisis pembentukan Class Diagram dengan menggunakan metode Domain
Modelling. Domain Modelling merupakan teknik pengidentifikasian object-object
pada kata bend a yang terdapat pada daftar requirement yan g diklasifikasikan pada
area (domain) permasalahan yang sama untuk dijadikan candidate class pada class
diagram. Bentuk domain model merupakan fondasi dari bagian statis dari sebuah
model sistem, sedangkan use case merupakan bagian dinamis dari sebuah model
sistem. Domain model mendeskripsikan struktur arsitektur dari sebuah sistem yan g
statis, sedangkan use case diagram mendeskripsikan fungsi atau tingkah laku dari
sebuah sistem. (Stephens, M., & Rosenberg, D.:2007).
|
|