![]() BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Model Incremental Process
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Model Incremental
Process
Menurut (S.Pressman, 2010, P.41- 42) Model I ncremental Process memakai
urutan-urutan linear yang berulang dalam membangun suatu perangkat lunak. Seiring
berjalan waktu pengerjaan, setiap urutan linear akan men gh asilkan perkembangan
dalam pengerjaan perangkat lunak yang kemudian dapat digunakan oleh p engguna.
Pada model incremental yang pertama sering disebut sebagai core product.
Core product adalah dasar kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna, terkadan g
banyaknya tambahan fitur yang diperlukan dapat menyebabkan tidak semuanya
dapat tersampaikan. Oleh karena itu, hasil evaluasi dari core product dapat dijadikan
sebagai rencana perkembangan untuk incremental selanjutnya dengan cara
memodifikasi core product agar menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan
pengguna (fitur dan fungsi). Proses ini dilakukan berulan g hingga men ghasilkan
produk yang lengkap.
Sebagai contoh, pembentukan perangkat lunak word processing dengan
menggunakan model incremental process. Pada incremental pertama hanya
memberikan fungsi inti (basic file management, editing, dan document production
|
8
function), pada incremen tal kedua memberikan tambahan agar menjadi lebih
baik (advance editing dan document production capabilities) dan pada in cremental
ketiga memb erikan tambahan selanjutn ya (spelling dan grammar checking) proses
ini dilakukan berulang hingga menghasilkan produk yang lengkap.
Model Incremental Process dapat digunakan untuk project yan g memiliki
waktu pasti serta tidak memerlukan banyak orang dalam pengembangannya.
Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model incremental process :
1. Communication
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan informasi-informasi yang terkait
dengan pembentukan perangkat lunak. Maka pada tahap ini akan menghasilkan
bagian yang akan diteliti serta menentukan batasan masalah yan g diperlukan.
2. Planning
Pada tahap ini akan membentuk rancangan jadwal meliputi perkiraan waktu yang
diperlukan, tugas-tugas teknis yang akan dilakukan dan sumber-sumber yang
diperlukan dalam membangun perangkat lunak.
3. Modeling
Pada tahap ini akan membentuk rancangan dalam membangun perangkat lunak
berupa rancangan algoritma, struktur data, rancangan perangkat lunak dan desain
rancangan layar perangkat lunak.
4. Construction
Pada tahap ini akan dilakukan pemrograman berdasarkan model yan g telah
terbentuk. Setelah pemrograman selesai, maka testing dapat dilakukan untuk
menguji kesesuain atas keinginan pengguna dan menentukan kesalahan-
kesalahan yang terjadi agar dapat diperbaiki.
5. Deployment
Pada tahap ini developer akan menyediakan dokumenta
atas fitur yang telah
dibangun dan developer akan menerima umpan balik da
pengguna sebagai
bentuk informasi untuk perbaikan dan penambahan fitur da
perangkat lunak
yang telah terbentuk.
|
![]() 9
2.1.2 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa standar untuk
perancangan perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan perangkat lunak (S.Pressman, 2010, P.841).
2.1.2.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan fun gsi dan fitur fitur per angkat lunak terhad ap keinginan
pengguna (S.Pressman, 2010, P.847).
Gambar Error! No tex t of specified style in document..2 Contoh Use Case Diagram
Berikut ini adalah istilah yang terdapat dalam Use Case Diagram :
a. Actor
Actor menggambarkan pelaku yang beriteraksi dengan sistem. Actor dapat
memberikan input atau menerima informasi dari sistem.
Ga mbar Error! No text of specified style in document..3 Contoh Actor
|
![]() 10
b. Use Case
Use Case menggamb arkan apa yan g dapat dilakukan oleh actor terhadap sistem,
baik secara otomatis maupun manual.
Gambar Error! No text of specified style in document..4 Contoh Use Case
2.1.2.2 Use Case Narrative
Use C ase Narrative merupakan deskripsi mengenai urutan-urutan p roses dari
setiap interaksi yang berguna untuk mempercepat pemahaman tentang sistem
(Whitten & Bentley, 2007, P.256 P.260).
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Contoh Use C ase Narrative
Nama Use Case Backup Data
Actor Admin
Use Case ini mendeskripsikan tentang proses
Backup data.
Deskripsi
Precondition Actor telah membuka aplikasi.
Flow of Event Actor Action System Response
Step 1. Actor menekan Step 2. Sistem akan
tombol backup data. melakukan proses
Backup data.
Postcondition Actor melakukan proses Backup data.
|
![]() 11
2.1.2.3 Activity Diagram
Activity Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku dinamis dari sistem yang terjadi melalui tindakan yan g dilakukan terhadap
sistem. Activity Diagram dapat dibagi berdasarkan partisipasi untuk memberikan
penjelasan terhadap setiap aksi yang dilakukan (S.Pressman, 2010, P.853).
Ga mbar Error! No text of specified style in document..5 Contoh Activity
Diagram
Berikut ini adalah istilah yang terdapat dalam Activity Diagram :
a. Initial State
Menggambarkan mulainya proses.
Gambar Error! No text of specified style in document..6 Contoh Initial State
b. Action State
Menggambarkan proses yang sedang berjalan.
Gambar Error! No text of specified style in document..7 Contoh Action State
|
![]() 12
c. Control Flow
Menggambarkan jalur komunikasi antar state.
Gambar Error! No text of specified style in document..8 Contoh Control Flow
d. Control Flow
Menyatakan suatu kondisi tertentu untuk memilih.
Ga mbar Error! No text of specified style in document..9 Contoh Decision
e. Final State
Menggambarkan bahwa proses sudah selesai.
Gambar Error! No text of specified style in document..10 Contoh Final State
2.1.2.4 Class Diagram
Class Diagram merupakan diagram yan g dapat memberikan pandangan
struktural dari sistem. Class diagram digunakan untuk memodelkan kelas-kelas yan g
berisikan atribut, operasi dan hubungan relasi antar kelas yang terdapat dalam sistem
(S.Pressman, 2010, P.842).
Class2
+Operation()
-Attribute
1..*
Class1
+Operation()
-Attribute
1
Class3
+Operation()
-Attribute
0..*
Gambar Error! No text of specified style in document..11 Contoh Class Diagram
|
![]() 13
Berikut ini adalah istilah yang terdapat dalam Class Diagram :
a. Class
Class merupakan template atau blu eprint yang berisikan atribut dan operasi yan g
menggambarkan kumpulan objek yang sama. Attribut merupakan gambaran data
dari suatu kelas. Sedangkan operasi digunakan untuk mengakses attribut yan g
terdapat dalam kelas.
Gambar Error! No tex t of specified style in document..12 Contoh Class
b. Visibility
Visibility digunakan untuk menggambarkan informasi hak akses dari suatu atribut
dan operasi yang terdapat dalam kelas (S.Pressman, 2010, P.843).
Tabel Error! No tex t of specified style in document..2 Deskripsi Visibility
Visibility Simbol
Keterangan
Private - Atribut dan operasin ya hanya dapat diakses oleh kelas
yang mendefinisikannya.
Public + Atribut dan operasinya dapat diakses oleh kelas lainnya.
Protected # Atribut dan operasin ya hanya dapat diakses oleh kelas
yang mendefinisikan dan turunannya.
c. Association dan Multiplicity
Association digunakan untuk mewakili hubungan antara kelas dan menyatakan
apa yang perlu diketahui dari suatu instance terhadap lainnya. Sedangkan
Multiplicity digunakan untuk menyataka
jumlah instance dari suatu class yan g
dihubungkan ke class lainn ya (S.Pressman, 201
P.844 - 845).
|
![]() 14
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Deskripsi Multiplicity
Multiplicity Simbol Keterangan
No more than one 1 Instance yang dihubungkan dapat mempunyai
tepat satu data.
Zero or one 0
1 Instance yang dihubungkan dapat mempunyai
tepat satu data atau tidak sama sekali.
Many * Instance yang dihubungkan dapat mempunyai
ban yak data.
Zero or many 0
* Instance yang dihubungkan dapat mempunyai
ban yak data atau tidak sama sekali.
One or many 1
* Instance yang dihubungkan dapat mempunyai
satu atau banyak data.
d. Aggregation dan Composition
Aggregation digunakan untuk menghubungkan antara dua class yang menyatakan
bagian dari suatu relasi. Artinya, class ini (B) akan tetap ada walupun class induknya
(A) tidak ada (S.Pressman, 2010, P.845).
Gambar Error! No text of specified style in document..13 Contoh Aggregation
Sedangkan Composition digunakan untuk menghubungkan antara dua class yang
menyatakan bagian kuat dari suatu relasi. Artinya, class ini (B) akan ada jika class
induknya (A) ada (S.Pressman, 2010, P.845).
|
![]() 15
Gambar Error! No text of specified style in docu ment..14 Conto
Composition
e. Generalization
Generalization digunakan untuk menggambarkan hubungan turunan antar class
(inheritance). Artinya, class turunannya akan mewarisi sifat yang dimiliki oleh class
induknya (S.Pressman, 2010, P.843).
Ga mbar Error! No text of specified style in document..15 Contoh Generalization
2.1.2.5 Sequence Diagram
Sequence Diagram merupakan diagram yang dapat menunjukan komunikasi
dinamis antara objek dengan sistem. Sequence Diagram digunakan untuk
mendeskripsikan interaksi yan g terjadi dalam sebuah use case ke dalam urutan waktu
yang digambarkan ke dalam bentuk diagram (S.Pressman, 2010, P.848).
|
![]() 16
Gambar Error! No text of specified style in document..16 Contoh Sequence
Diagram
Berikut ini adalah istilah yang terdapat dalam Sequence Diagram :
a. Actor
Menggambarkan pelaku yang beriteraksi dengan sistem.
Ga mbar Error! No text of specified style in document..17 Contoh Actor
b. Class roles
Menggambarkan class yang berkaitan dengan proses yang sedan g b erjalan.
|
![]() 17
Class
Gambar Error! No text of specified style in document.
Error! No text of specified style in document..18 Contoh
Contoh Class Roles
c. Activation bar
Menggambarkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses yang
sedang berjalan.
Menggambarkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses yang
Menggambarkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses yang
Gambar Error! No text of specified style in document.
Error! No text of specified style in document..19 Contoh
Contoh Activation bar
d. Lifelines
Menggambarkan garis kehidupan dari suatu
Menggambarkan garis kehidupan dari suatu class roles.
Ga mbar Error! No text of specified style in document.
Error! No text of specified style in document..20 Contoh
Contoh Lifelines
e. Messages
Menggambarkan jalur komunikasi antar
Menggambarkan jalur komunikasi antar class.
Message
Ga mbar Error! No text of specified style in document.
Error! No text of specified style in document..21 Contoh
Contoh Messages
f. Destroying Object
Destroying Object
Menggambarkan bahwa proses sudah selesai.
Menggambarkan bahwa proses sudah selesai.
Gambar Error! No text of spe
Error! No text of specified style in document..22 Contoh
Contoh Destroying
Object
|
![]() 18
2.1.3 Flow Chart
Sebuah diagram simbol yang digun akan untuk menggambarkan urutan
langkah-langkah yang terdapat dalam suatu sistem (H.Bodnar & S.Hopwood, 2010,
P.41).
Berikut ini adalah istilah yang terdapat dalam Flow Chart (H.Bodnar &
S.Hopwood, 2010, P.41 - 43) :
Tabel Error! No text of specified style in document..4 Deskripsi Flow Chart
Simbol Nama
Arti
Flow Line Menyatakan jalannya suatu
proses.
Terminal Menyatakan lan gk ah awal
atau akhiran.
Process Menyatakan su atu proses dari
sebuah alo gritma.
Decision Menyatakan su atu kondisi
tertentu untuk memilih.
Input/Ouput Menyatakan su atu input atau
output yan g terjadi dalam
suatu algo ritma.
Disk Storage Menyatakan input berasal dari
disk atau output disimpan ke
dalam disk.
Magnetc Disk Menyatakan data disimpan
secara permanen dan
digunakan untuk
menyimbolkan data induk.
2.1.4 Interaksi Manusia Komputer
2.1.4.1 Pengertian Interaksi Manusia Komputer
Interaksi Manusia Komputer adalah ilmu yan g mempelajari hubungan antara
manusia dengan komputer yang berkaiatan dengan perancangan, evaluasi dan
implementasi antarmuka agar dapat digunakan secara mudah (Shneid erman &
Plaisant, 2005, P.74).
|
19
2.1.4.2 Delapan Aturan Emas
Menurut (Shneiderman & Plaisant, 2010, P.88-89) terdapat 8 aturan yang
dapat digunak an dalam perancangan user interface, 8 aturan ini sering dikenal
dengan istilah eight golden rule, yaitu sebagai berikut:
1. Berusaha konsisten
Konsistensi dalam perancangan user interface dapat berupa layout, warna,
ukuran dan jenis tulisan.
2. Menyediakan kegunaan yang universal
Sebaiknya sebuah user interface dap at dengan mudah digunakan oleh
berbagai aspek, yaitu mulai dari anak-anak hingga pakar komputer.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Sebaiknya sebuah user interface dapat memberikan umpan balik terdapat aksi
yang dilakukan oleh p engguna, sehingga pengguna mendapatkan informasi
yang sesuai dengan kondisi.
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan
Dialog dapat memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar
dan dapat dilakukan ketindakan selanjutnya.
5. Memberikan pencegahan kesalahan yang sederhana
Sebaiknya sebuah user interface dapat mendetek
kesalahan dan
memberikan mekanisme yang sederhana terhadap aksi yan
dilakukan oleh
pengguna.
6. Memungkinkan kembali ke tindakan sebelumnya
Sebaiknya sebuah user interface dapat memb atalkan sebuah aksi yang
dilakukan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat mengeksplorasi pilihan-
pilihan tanpa adanya kecemasan melakuk an kesalahan.
7. Mendukung pusat kendali internal
Sebaiknya sebuah user interface dirancang sedemikian rupa menjadi inisiator
daripada responden, sehingga user interface dapat men garahkan pengguna
dan memberikan langkah-langkah proses tahapan hingga bagian penutup.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Sebaiknya sebu ah user interface dapat mengurangi beban
ingatan jangka
pendek karena setiap daya ingat manusia memiliki keterbatasan. Oleh karena
|
20
itu, dalam merancang layar user interface harus dapat terlihat jelas atau
menggunakan drop-down menu dengan ikon.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Kriptografi
2.2.1.1 Pengertian Dasar Kriptografi
Kriptografi adalah suatu algoritma yang bertujuan untuk menyembunyikan
makna pesan dengan cara men gubah atau mengacak pesan menjadi kode-kode yang
tidak bermakna (ciphertext) (Paar & Pelzl, 2010, P.3). Kemudian h asil ciphertext
tersebut harus dapat diungkapkan kembali ke dalam bentuk awal pesan (plaintext)
yang menggunakan sebuah kunci yang hanya diketahui oleh penerima pesan.
2.2.1.2 Sejarah Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu pt (hidden atau secret)
yang b erarti rahasia dan aø (writing) yan g berarti tulisan, sehingga kriptografi
dapat diartikan menjadi tulisan rahasia (Munir, 2013).
Kriptografi sudah terdapat sejak 4000 tahun yang lalu, tepatn ya di Mesir yang
menggunakan tulisan Hieroglyph yaitu menggunakan simbol-simbol untuk
menuliskan suatu pesan (Munir, 2013).
Pada abad 400 SM kriptografi juga digunakan oleh bangsa Yunani yaitu
dengan menggunakan scytale, merupakan pen yandian dengan menggunakan daun
papyrus yang dililitkan pada batang pohon. Pesan asli (plaintext) ditulis secara
horisontal pada daun pap yrus, selanjutnya setelah daun dilepas, maka yang akan
terlihat pada daun papyrus yang panjang itu hanyalah rangkaian kode-kode yang
tidak mengandung suatu makna (ciphertext).
Pada zaman raja Yunani Kuno, Julius Caesar mengirimkan suatu pesan
rahasia dengan cara menggeserkan semua susunan alphabet, den gan menggeser
susunan alphab et maka pesan asli (plaintext) dapat diubah menjadi susunan alphabet
yang telah teracak (ciphertext).
Pada perang dunia kedua, Jerman menggunakan kriptogr afi dalam keperluan
militern ya, yaitu dengan menggunakan mesin enigma atau disebut juga dengan mesin
rotor, mesin ini dapat digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan rahasia.
|
21
2.2.1.3 Properti Kriptografi
Terdapat properti yang p erlu diperhatikan dalam kriptografi (Stallings, 20 10,
P.33) diantaranya :
1. Pesan (plaintext)
Suatu pesan asli yang tidak disandikan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti.
2. Ciphertext
Suatu pesan yang telah disandikan atau kode-kode yang tidak memiliki
makna.
3. Enkripsi
Suatu proses yang merubah plaintext menjadi ciphertext dengan
menggunakan suatu kunci.
4. Dekripsi
Suatu proses yang merubah ciphertext menjadi plaintext dengan
menggunakan suatu kunci.
5. Kunci
Kode yang ditetapkan dan dapat digunaka
dalam proses enkripsi maupun
dekripsi.
2.2.1.4 Kriptografi Simetrik dan Kriptografi Asimetrik
Pada kriptografi simetrik, menggunakan kunci yang sama dalam proses
enkripsi maupun proses dekripsi, kriptografi simetrik ini memiliki sifat kunci yang
tertutup (private), maka keamanan kriptografi ini terletak pada kerahasiaan kuncinya
(Stallings, 2010, P.32).
|
![]() 22
Gambar Error! No text of specified style in document..23 Kriptografi Simetrik
Sedangkan pada kriptografi asimetrik, menggunakan kunci yang berbeda
dalam proses enkripsi maupun proses dekripsi, dalam proses enkripsinya
menggunakan kunci yang sifatnya terbuka (public) sehingga dapat diketahui oleh
orang lain, sedangkan dalam proses dekripsinya hanya menggunakan kunci yang
sifatnya tertutup (private) yan g hanya diketahui oleh penerima pesan (Stallings,
2010, P.267).
Gambar Error! No tex t of specified style in docu ment..24 Kriptografi Asimetrik
2.2.1.5 Metode Kriptograf i
2.2.1.5.1 Vigenere Cipher
Vigenere Cipher merupakan algoritma kriptografi simetrik yang bertujuan
untuk menjaga keamanan data dengan cara menyandikan suatu pesan (plaintext)
melalui deretan sandi Caesar berdasarkan berbagai kunci yan g berbeda (Ramadhan,
2008). Sehingga setiap plaintext yang sama dapat direpresentasikan ke dalam
ciphertext yang berbeda (poly alphabetic) (Hoffstein, Pipher, & H.Silverman, 2008,
P.199).
Untuk menyandikan pesan teks, Vigenere Cipher dapat dinyatakan sebagai
berikut :
dimana :
p adalah plaintext yang ke-i.
|
![]() 23
Sebagai contoh :
p (plaintext) = BINUS
k (kunci) = TESTE
c (ciphertext) = UMFNW
Untuk men yandikan pesan yang berupa input-an keyboard (huruf, angka, dan
simbol). Maka secara sistematis, Vigenere Cipher dapat dinyatakan sebagai berikut :
Kelebihan Vigenere Cipher adalah dapat menghilangkan kemungkinan untuk
dipecahkan secara analisis frekuensi (Pamun gkas, 2007), namun Vigenere Cipher
tidak menjadi optimal pada panjang pesan yang melebihi panjang kuncin ya, sehingga
kunci akan dilakukan perulangan hingga mencapai panjang pesan.
Vigenere Cipher telah banyak mengalami perkembangan dalam menjaga
keamanan data (Abhirama, 2009), sehingga dalam penelitian ini akan menggunakan
modifikasi Vigenere Cipher berdasarkan fungsi chaos yang bertujuan untuk
meningkatkan keamanan pesan.
2.2.1.5.2 Fungsi Chaos
Fungsi chaos merupakan suatu fungsi matematika yang dapat
membangkitkan bilangan secara acak dan mempunyai sifat sensitif terhadap nilai
awal (initial condition). Sehingga apabila terjadi perubahan kecil pada nilai awal
fungsi maka dapat memberikan perubahan yang besar pada nilai fungsi tersebut
(Susanto, 2009).
Penerapan fun gsi chaos dalam Vigenere Cipher tentu menguntungkan, karena
fungsi chaos memiliki sifat sensitif pada nilai awal dan dapat memberikan deretan
nilai chaos secara acak, maka dapat digunakan sebagai pembangkit kunci yan g
diharapkan dapat meningkatkan keamanan data (Lestari & Riyanto, 2012).
|
![]() 24
Fungsi chaos ini akan dilakukan sedikit modifikasi agar dapat digabungkan
dengan algoritma Vigenere Cipher, yaitu dengan cara pengambilan nilai dua digit
dibelakang koma.
Sebagai contoh, diberikan nilai r = 3 dan x0 = 0,51, maka fungsi chaos yang
dapat terbentuk :
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Contoh Fungsi Chaos
xi Nilai Kunci
0.51 51
0.7497 74
0.56295 56
0.738112 73
0.579908 57
0.730844 73
0.590133 59
0.725628 72
Nilai kunci tersebut yang akan dipakai dalam algoritma modifikasi Vigenere
Cipher berdasarkan fungsi chaos.
2.2.2 Steganografi
2.2.2.1 Pengertian Dasar Steganografi
Steganografi merupakan ilmu untuk menyamarkan keberadaan informasi ke
dalam suatu media, sehingga oran g lain tidak dapat men yadari adanya informasi
yang terkandung dalam media tersebut, karena media yang sebelum dan sesudah
|
25
disisipi pesan dapat terlihat sangat mirip apabila dilihat secara langsung oleh indra
penglihatan manusia (Arryawan, 2010), steganografi biasanya dilakukan dengan
menggunakan media seperti teks, gambar, suara dan video.
Steganografi dapat dipandan g sebagai kelanjutan kriptografi. Dalam
kriptografi, pesan akan dirubah menjadi kode-kode yang tidak bermakna (ciphertext).
Dalam steganografi, ciphertext tersebut dapat disembun yikan ke dalam suatu media
sehingga pihak luar tidak dapat menyadari keberadaan pesan tersebut (Mu nir, 2004).
2.2.2.2 Sejarah Steganografi
Steganografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu steganos (ste a ) yang
berarti tertutupi atau terlindungi, dan graphein ( e ) yang berarti menulis.
Sehingga stegano grafi dapat diartikan menjadi tulisan tersembunyi. Steganografi
membutuhkan dua unsur terpenting yaitu pesan yan g akan disisipkan dan tempat
penampung pesan tersebut (Junior, 2010).
Steganografi pertama kali diperkenalkan oleh zaman Yunani, yaitu dengan
cara menulis pesan diatas kulit kepala seorang pengirim pesan dan pesan tersebut
dikirimkan ketika rambut seorang pengirim pesan mulai tumbuh, sehingga pesan
yang terdapat dalam kulit kepala disamarkan melalui rambut yan g sudah tumbuh.
Steganografi lainnya dikenal dengan menggunakan "invisible ink" (tinta yang
tidak tampak), yaitu pesan terlebih dahulu ditulis dengan menggunakan invisible ink,
tinta ini han ya dapat dibaca dengan cara diletakan di atas lampu atau diarahakan ke
sinar matahari.
Pada abad 20, steganografi terus berkembang pesat, salah satu contohnya
dalam berlangsungnya perang Boer, Lord Boden Powell, yaitu den gan cara
menggambar peta-peta posisi musuh pada sayap kupu-kupu agar gambar gambar
peta sasaran tersebut terkamuflase.
Pada perang dunia pertama, Jerman menggunakan stegano grafi untuk
mengirimkan pesan dengan car a men yembunyikan pesan dengan microdot, yaitu
mengecilkan ukuran tulisan hingga men yerupai titik tulisan di buku.
2.2.2.3 Properti Steganografi
Terdapat properti yang perlu diperhatikan dalam steganografi diantaranya :
1. Embedded message (hiddentext)
Pesan rahasia yang akan disisipkan ke dalam suatu media penampung.
2. Cover-object (covertext)
|
![]() 26
Informasi yan g terd apat dalam suatu media penampung, yang digunakan
untuk men yamarkan keberadaan hiddentext.
3. Stego-object (stegoimage)
Media yang sudah disisipi pesan, merupakan hasil akhir bagi proses
steganografi.
4. Stego-key
Kunci yang digunakan untuk pen yisipan pesan dan mengekstraksi pesan dari
stego-object.
5. Embedding
Proses untuk menyisipkan pesan rahasia (hiddentext) ke dalam suatu media
penampung.
6. Extraction
Proses untuk pengambilan pesan rahasia (hiddentext) yan g telah disisipkan
pada suatu media.
Gambar Error! No tex t of specified style in docu ment..25 Proses Stegano grafi
2.2.2.4 Kriteria Steganografi
Dalam penyembun yian pesan dalam steganografi, terdapat kriteria yang harus
di perhatikan (Iza, 2013) :
1. Fidelity
Kualitas media tidak jauh berubah ketika sebelum dan sesudah disisipi
pesan. Sehingga tidak menimbulkan sifat kecurigaan.
2. Robustness
|
![]() 27
Data yang disembunyikan dalam suatu media harus dapat bertahan
terhadap manipulasi, seperti perubahan ukuran atau pemotongan.
3. Recovery
Data yan g disembunyikan dalam suatu media haru
dapat dibangun
kembali. Sehingga data tersebut dapat digunakan lebih lanjut.
Point Robustness dalam steganografi, tidak terlalu penting karen a sifat dari
steganografi adalah untuk menghindari kecurigaan dan apabila terjadi manipulasi,
maka keberadaan informasi tetap terjaga (Munir, 2006).
2.2.2.5 Metode Steganografi
2.2.2.5.1 Least Significant Bit (LSB)
Least Significant Bit merupakan salah satu algoritma stegano grafi pada media
gambar yang digun akan untuk menyembunyikan data rahasia dengan cara mengganti
bit-bit terakhir pada pixel gambar den gan bit-bit data rahasia (Abraham, Mauri,
Buford, & Suzuki, 2011, P.621).
Pada umumnya, setiap pixel dalam gambar dap at terdiri dari satu hin gga tiga
byte (1 byte = 8 bit), yang terdiri dari bit penting (Most Significant Bit atau MSB) dan
bit kurang penting (Least Significant Bit atau
LSB).
Gambar Error! No text of specified style in document..26 MSB dan LSB
Algoritma Least Significant Bit menggunakan pergantian bit yang kurang
penting (Least Significant Bit atau LSB) dengan bit pesan yang akan disembunyikan,
karena han ya mengubah satu byte lebih tinggi atau satu byte lebih rendah. Sehingga
tidak terjadi perubahan warna secara berarti, maka gambar yang sebelum dan
sesudah disisipi pesan dapat terlihat sama karen a indra penglihatan manusia tidak
dapat membedakan perubahan sekecil ini.
Sebagai contoh, diberikan sembarang 3 pixel dari suatu gambar bewarna 24-
bit, sebagai berikut (Setyawan, Muchallil, & Arnia, 2009) :
00110101 10101100 11010011
00110001 10001000 11001001
|
![]() 28
01100101 10001010 10010001
Pesan yan g ak an disisipkan ialah B dengan nilai biner 01000010, maka stego
image yang akan didapat sebagai berikut :
00110100
10101101 11010010
00110000 10001000 11001000
01100101 10001010 10010001
Least Significant Bit memiliki sifat sederh ana dalam menyembunyikan
keberadaan (existence) p esan dan hanya merubah satu nilai, maka dalam penelitian
ini akan menggabungkan algoritma Least Significant Bit untuk menghindari rasa
kecurigaan terhadap orang lain.
2.2.2.5.2 Spread Spectrum
Spread Spectrum merupakan salah satu algoritma steganografi den gan tujuan
meningkatkan keamanan dalam proses penyembunyian informasi, melalui operasi
XOR antara pesan yang telah ter-spreaded dengan deretan bilangan acak berdasarkan
sebuah kunci, dan pada tahap akhir dilakukan proses penyisipan ke dalam suatu
media penampung (Pratiarso, Yuliana, Hadi, Bari, & Brahim, 2012).
Sebagai contoh, untuk melakukan proses pen yembunyian pesan, diberikan
kunci dengan kata binus dan pesan yang ingin disisipkan adalah coba dengan
representasi biner 0110 0011 01101111 01100010 01100001. Kemudian dari pesan
biner tersebut dilakukan penyebaran dengan besaran skalar pengalinya empat, yaitu
sebagai berikut (Pakereng, Beeh, & Endrawan, 2010) :
00001111111100000000000011111111
00001111111100001111111111111111
00001111111100000000000011110000
00001111111100000000000000001111
Selanjutnya menghitung nilai desimal melalui kunci binus, yaitu sebagai berikut :
b = 01100010
i = 01101001
= 00001011
n = 01101110
= 01100101
u = 01110101
|
![]() 29
Setelah mendapatkan nilai kunci k e dalam angka desimal, selanjutnya melakukan
perhitungan untuk pembangkit bilangan acak dengan rumus sebagai berikut :
dimana :
a = 17
c = 7
= 99
Sehingga nilai yang di dapat ialah :
x 1 = (17 * 99) + 7 mod 256 = 154 (10011010)
x 2 = (17 * 154) + 7 mod 256 = 65 (01000001)
x 3 = (17 * 65) + 7 mod 256 = 88 (01011000)
Demikian seterusnya untuk x4, x5, x6,
.,xn.
Untuk mendapatkan h asil modulasi, dilakukan proses XOR antara pesan yang
telah ter-spreaded dengan deretan bilangan acak, yaitu sebagai berikut :
pesan yang telah ter-spreaded :
00001111111100000000000011111111
00001111111100001111111111111111
00001111111100000000000011110000
00001111111100000000000000001111
Deretan bilangan acak :
100110100100000101011000
Hasil modulasi :
10010101101100010101100011111111
00001111111100001111111111111111
00001111111100000000000011110000
00001111111100000000000000001111
Hasil modulasi inilah yang selanjutnya dilakukan proses penyembunyian
pesan dalam suatu med ia penampung. Sebagai contoh, hasil modulasi ini akan
|
![]() 30
disembunyikan ke dalam media gambar dengan cara menggunakan algoritma Least
Significant Bit.
Sebagai contoh, diberikan sembarang 3 pixel dari suatu gambar bewarna 24-
bit, yaitu sebagai berikut :
00110101 10101100 11010011
00110001 10001000 11001001
01100101 10001010 10010001
diambil barisan biner modulasi 10010101, maka stego image yang akan didapat
sebagai berikut :
00110101 10101100 11010010
00110001 10001000 11001001
01100100 10001011 10010001
Demikian seterusn ya dilakukan hingga seluruh barisan biner modulasi
tersisipkan dalam pixel gambar. Sedan gkan untuk proses pengambilan pesannya
dilakukan proses kebalikannya dari proses penyembuyian pesan.
2.2.2.5.3 Pixel Value Differencing (PVD)
Pixel Value Differencin g (PVD) merupakan algoritma steganografi pada
media gambar dengan menghitung perbedaan selisih antara dua pixel yang
berdekatan dan menentukan besarnya kapasitas pesan yang dapat disisipkan (Rojali,
Guritman, & Natalisa, 2009).
Sebagai contoh, diberikan pesan dalam bentuk biner 101 dan dua pixel
yang berd ekatan (P(x) = 32 dan P(y) = 35), maka untuk melakukan proses
penyembun yian pesan dalam suatu media gamb ar, dapat dilakukan proses sebagai
berikut (Wang, Wu, Tsai, & Hwang, 2007) :
1. Bentuk tabel kriteria :
Tabel Error! No text of specified style in document..6 Kriteria PVD
Rj lj uj
R1 0 7
R2 8 15
R3 16 31
R4 32 63
R5 64 127
|
![]() 31
R6 128 255
2. Mengitung perbedaan pixel :
3. Tentunkan nilai lj dan uj sesuai dengan nilai , karena = 3. Maka nilai
terdapat dalam selang R1 sehingga nilai lj = 0 dan uj = 7.
4. Tentunkan nilai wj dan :
wj =uj lj + 1
wj = 7 0 + 1 = 8
=
=
5. Diambil pesan sebanyak nilai , karena = 3. Maka diambil pesan
sebanyak tiga digit, sehingga pesan yang didapat ialah 101.
6. Tentukan nilai den gan cara mengubah pesan biner menjadi nilai
desimal :
Nilai biner 101 setara dengan nilai 5 desimal, maka = 5.
7. Tentukan nilai :
= + lj
= 5 + 0 = 5
8. Tentukan nilai m :
9. Tentukan nilai P(x) dan P(y) melalui kriteria embed :
|
![]() 32
10. Jika P(x) < 0 atau P(y) < 0 maka :
11. Jika P(x) > 255 atau P(y) > 255 maka :
12. Karena
maka didapat
nilai P(x ) dan P( y) :
Setelah dilakukan proses embed, nilai pixel P(x) = 32 dan P(y) = 35 dapat
diubah menjadi P(x) =31 dan P(y) = 36. Sedangkan untuk proses pengambilan
pesannya dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Diketehui nilai P(x) =31 dan P( y) = 36.
2. Bentuk tabel kriteria :
Tabel Error! No text of specified style in document..7 Kriteria PVD
Rj lj uj
R1 0 7
R2 8 15
R3 16 31
|
![]() 33
R4 32 63
R5 64 127
R6 128 255
3. Tentukan nilai :
4. Tentunkan nilai lj dan uj sesuai dengan nilai , karena = 5. Maka nilai
terdapat dalam selang R1 sehingga nilai lj = 0 dan uj = 7.
5. Tentukan nilai wj :
wj = uj
lj +1
wj = 7 0 + 1 = 8
6. Tentukan nilai :
7. Ubah nilai = 5 menjadi nilai biner = 101.
Setalah dilakukan proses extract, maka pesan yan g didapat adalah 101.
2.2.3 Perbedaan Kriptografi Dengan Steganograf i
Hasil dari kriptografi adalah berupa data yan g b erbeda dari bentuk aslinya
atau serangkaian kode-kode yang tidak memiliki makna, sehingga oran g lain tidak
dapat mengetahui informasi apa yang terkandu ng di dalamnya (Sukianto, 2008).
Kriptografi melakukan penekanan pada menyembunyikan isi (content) pesan dengan
tujuan untuk menjaga keamanan suatu informasi (Munir, 2006).
Gambar Error! No text of specified style in document..27 Hasil Kriptografi
Sedangkan hasil dari steganografi adalah berupa media yang sudah disisipi
pesan dan apabila dilihat secara langsung maka akan memiliki bentuk yang sangat
mirip dengan media aslin ya (Sukianto, 2008). Stegano grafi melakukan penekanan
|
![]() 34
pada menyembunyikan keberadaan (existence) pesan, dengan tujuan untuk
menghindari adanya kecurigaan (Munir, 2006 ).
Gambar Error! No text of specified style in document..28 Hasil Steganografi
2.2.4 Kompresi Data
2.2.4.1 Pengertian Kompresi Data
Kompresi data merupakan proses perubahan input data ke dalam output data
dengan ukuran yan g lebih kecil (Salomon, 2007, P.2). Kompresi ini dapat berupa
text, gambar, suara dan video.
Terdapat dua unsur yang terdapat dalam kompresi data (Salomon, 2007, P.7),
yaitu sebagai berikut :
1. Compressor atau encoder
Program yang melakukan proses kompresi data sehingga membentuk output
data yang memiliki ukuran lebih kecil.
2. Decompressor, decoder, atau dekompresi
Program yang melakukan proses penguraian dari output data yang sudah
dilakukan proses compressor atau encoder ke dalam bentuk aslinya.
2.2.4.2 Kompresi Lossless dan Kompresi Lossy
Kompresi lossy merupakan metode kompresi yang mehilangkan beberapa
informasi yang terdapat dalam file, sehingga menghasilkan ukuran file menjadi relatif
lebih kecil. Sedangkan proses dekompresinya menghasilkan data yang tidak sesuai
dengan data awalnya. Jenis kompresi ini biasanya dilakukan p ada media gambar
(JPEG), suara dan video (Salomon, 2007, P.8).
Kompresi lossless merupakan metode kompresi yang tidak menghilangkan
informasi yang terdapat dalam file. Sedangkan proses dekompresin ya menghasilkan
data yang sesuai dengan data awalnya, n amun hasil kompresi ini menghasilkan
|
![]() 35
ukuran file lebih besar jika dibandingk an dengan kompresi lossy. Jenis kompresi ini
biasanya dilakukan pada media text dan gambar (PNG) (Salomon, 2007, P.8).
2.2.4.3 Metode Kompresi
2.2.4.3.1 Dictionary Based Compression
Dictionary Based Compression merupakan algoritma kompresi yang tidak
menggunakan metode statistik, tetapi menggun akan representasi simbol-simbol yang
terdapat dalam kamus, yaitu dengan cara menggantikan input data dengan simbol
yang terdaftar dalam kamus (Salomon, 2007, P.171).
Dictionary Based Compression menggunakan kamus dalam proses kompresi
dan dekompresi data. Algoritma ini bersifat statik, yaitu semua simbol yang terdapat
di dalam kamus dapat digunakan sebagai acuan untuk berbagai input-an data,
sehingga kamus ini dapat diimplementasikan ke dalam aplikasi.
Sebagai contoh, diberikan kamus sebagai berikut :
Tabel Error! No text of specified style in document..8 Kamus Dictionary Based
Compression
Input Simbol
a 00
b 01
ab 10
r 11
Pesan yang akan dikompresi ialah abr, maka hasil kompresinya ad alah 1 011.
Dalam penelitian ini akan menggabungkan algoritma Dictionary Based
Compression dengan tujuan untuk menekan banyaknya data yang disisipkan dan
menjaga kualitas gambar dalam proses steganografi, yaitu dengan cara merubah
input-an dua huruf yang terdapat k amus menjadi representasi 8 bit (satu huruf).
2.2.4.3.2 Pembentukan Kamus Dictionary Based Compression
Aplikasi dapat menerima input-an keyboard (huruf, angka, tan da baca dan
simbol). Sehingga input-an harus dirubah ke dalam American Standard Code for
Information Interchange (ASCII) agar dapat dilakukan proses enkripsi dan
penyisipan pesan.
American Standard Code for Information Interchange (ASCII) terdiri dari
256 karakter, yaitu sebagai berikut (sumber : http://www.ascii-code.com, diakses
maret 2014) :
|
![]() 36
1. ASCII control characters (0 - 31)
Terdiri dari 32 karakter yang tidak dapat dicetak dan digunakan untuk proses
peripherals.
2. ASCII printable characters (32 - 127)
Terdiri dari 96 karakter yang biasan ya terdap at dalam keyboard (huruf,
angka, tanda baca dan simbol).
3. ASCII The extended ASCII codes (128 -
255)
Terdiri dari 128 karakter yang merepresentasikan simbol-simbol khusus yang
terdapat dalam Microsoft Windows (ISO Latin-1).
ASCII printable characters (32
127), digunakan dalam penelitian untuk
representasi input-an keyboard (huruf, angka, tanda baca dan simbol) ke dalam nilai
desimal dan biner, sebagai bagian dari proses enkripsi dan pen yisipan pesan :
Tabel Error! No text of specified style in document..9 ASCII Printable Characters
Desimal Biner ASCII Desimal Biner ASCII
32 00100000 spasi 80 01010000 P
33 00100001 ! 81 01010001 Q
34 00100010 " 82 01010010 R
35 00100011 # 83 01010011 S
36 00100100 $ 84 01010100 T
37 00100101 % 85 01010101 U
38 00100110 & 86 01010110 V
39 00100111 ' 87 01010111 W
40 00101000 ( 88 01011000 X
41 00101001 ) 89 01011001 Y
42 00101010 * 90 01011010 Z
43 00101011 + 91 01011011 [
44 00101100 , 92 01011100 \
45 00101101 - 93 01011101 ]
46 00101110 . 94 01011110 ^
47 00101111 / 95 01011111 _
48 00110000 0 96 01100000 `
49 00110001 1 97 01100001 a
50 00110010 2 98 01100010 b
51 00110011 3 99 01100011 c
52 00110100 4 100 01100100 d
53 00110101 5 101 01100101 e
54 00110110 6 102 01100110 f
55 00110111 7 103 01100111 g
56 00111000 8 104 01101000 h
|
![]() 37
57 00111001 9 105 01101001 i
58 00111010 : 106 01101010 j
59 00111011 ; 107 01101011 k
60 00111100 < 108 01101100 l
61 00111101 = 109 01101101 m
62 00111110 > 110 01101110 n
63 00111111 ? 111 01101111 o
64 01000000 @ 112 01110000 p
65 01000001 A 113 01110001 q
66 01000010 B 114 01110010 r
67 01000011 C 115 01110011 s
68 01000100 D 116 01110100 t
69 01000101 E 117 01110101 u
70 01000110 F 118 01110110 v
71 01000111 G 119 01110111 w
72 01001000 H 120 01111000 x
73 01001001 I 121 01111001 y
74 01001010 J 122 01111010 z
75 01001011 K 123 01111011 {
76 01001100 L 124 01111100 |
77 01001101 M 125 01111101 }
78 01001110 N 126 01111110 ~
79 01001111 O 127 01111111 DEL
Terdapat ASC II khusus yang digunakan dalam penelitian ini :
1. DEL (ASCII 127) digunakan untuk command DEL, sehingga ASC II ini dapat
digunakan untuk penanda akhiran dalam proses steganografi.
2. \t (ACII 9) digunakan untuk tab.
3. \n (ASCII 10) digunakan untuk membuat baris baru (enter).
4. \r (ASCII 13) digunakan untuk untuk meletakkan kursor diawal baris
bersangkutan (carriage return).
5. ASCII control characters (0 - 31) digunakan untuk membentuk simbol
kamus (29 karakter), kecuali ASCII (9, 10 dan 13).
6. ASCII The extended ASCII codes (128 - 255) d igunakan untuk membentuk
simbol kamus (128 karakter).
Sehingga terdapat 157 karakter (29 + 128) yang dapat digunakan untuk
membangun simbol kamus dalam algoritma Dictionary Based Compression.
Terbentuknya k amus ini digunakan untuk merubah input-an dua huruf yang terdapat
kamus menjadi representasi 8 bit (satu huruf), karena terdapat 157 simbol yang dapat
|
![]() 38
disusun, maka dalam peneltian ini akan menggunakan freku ensi huruf yang sering
muncul dalam bahasa Indonesia untuk membangun kamus tersebut.
Frekuensi huruf yang sering muncul dalam bahasa Indonesia (sumber :
http://www.cryptogram.org/cdb/words/frequency.html, diakses maret 2014) :
Tabel Error! No text of specified style in document..10 Frekuensi Huruf Indonesia
Karakter Frekuensi Karakter Frekuensi
a 22,719 % h 2,701 %
n 8,786 % l 2,533 %
e 8,678 % y 1,632 %
i 5,996 % o 1,197 %
k 5,521 % g 0,979 %
r 5,274 % j 0,682 %
u 4,937 % w 0,385 %
t 4,848 % c 0,316 %
s 4,700 % f 0,128 %
d 4,541 % v 0,019 %
m 4,136 %
p 3,156 %
b 3,097 %
Sehingga 156 simbol kamus dalam algoritma Dictionary Based Compression
dapat dibentuk dengan cara perkalian dot product (12 X 13) antara frekuensi huruf
yang sering muncul dalam bahasa Indonesia :
Tabel Error! No text of specified style in document..11 Perkalian Dot Product
Huruf Indonesia
|
![]() 39
Sehingga hasil dari dot product tersebut dapat dibentuk menjadi kamus untuk
algoritma Dictionary Based Compression, yaitu sebagai berikut :
Tabel Error! No text of specified style in document..12 Hasil Perkalian Dot
Product
Desimal Biner Simbol Desimal Biner Simbol
0 00000000 aa 177 10110001 ua
1 00000001 an 178 10110010 un
2 00000010 ae 179 10110011 ue
3 00000011 ai 180 10110100 ui
4 00000100 ak 181 10110101 uk
5 00000101 ar 182 10110110 ur
6 00000110 au 183 10110111 uu
7 00000111 at 184 10111000 ut
8 00001000 as 185 10111001 us
11 00001011 ad 186 10111010 ud
12 00001100 am 187 10111011 um
14 00001110 ap 188 10111100 up
15 00001111 ab 189 10111101 ub
16 00010000 na 190 10111110 ta
17 00010001 nn 191 10111111 tn
18 00010010 ne 192 11000000 te
19 00010011 ni 193 11000001 ti
20 00010100 nk 194 11000010 tk
21 00010101 nr 195 11000011 tr
|
![]() 40
22 00010110 nu 196 11000100 tu
23 00010111 nt 197 11000101 tt
24 00011000 ns 198 11000110 ts
25 00011001 nd 199 11000111 td
26 00011010 nm 200 11001000 tm
27 00011011 np 201 11001001 tp
28 00011100 nb 202 11001010 tb
29 00011101 ea 203 11001011 sa
30 00011110 en 204 11001100 sn
31 00011111 ee 205 11001101 se
128 10000000 ei 206 11001110 si
129 10000001 ek 207 11001111 sk
130 10000010 er 208 11010000 sr
131 10000011 eu 209 11010001 su
132 10000100 et 210 11010010 st
133 10000101 es 211 11010011 ss
134 10000110 ed 212 11010100 sd
135 10000111 em 213 11010101 sm
136 10001000 ep 214 11010110 sp
137 10001001 eb 215 11010111 sb
138 10001010 ia 216 11011000 da
139 10001011 in 217 11011001 dn
140 10001100 ie 218 11011010 de
141 10001101 ii 219 11011011 di
142 10001110 ik 220 11011100 dk
143 10001111 ir 221 11011101 dr
144 10010000 iu 222 11011110 du
145 10010001 it 223 11011111 dt
146 10010010 is 224 11100000 ds
147 10010011 id 225 11100001 dd
148 10010100 im 226 11100010 dm
149 10010101 ip 227 11100011 dp
150 10010110 ib 228 11100100 db
151 10010111 ka 229 11100101 ma
152 10011000 kn 230 11100110 mn
153 10011001 ke 231 11100111 me
154 10011010 ki
232 11101000 mi
155 10011011 kk 233 11101001 mk
156 10011100 kr 234 11101010 mr
157 10011101 ku 235 11101011 mu
|
![]() 41
158 10011110 kt 236 11101100 mt
159 10011111 ks 237 11101101 ms
160 10100000 kd 238 11101110 md
161 10100001 km 239 11101111 mm
162 10100010 kp 240 11110000 mp
163 10100011 kb 241 11110001 mb
164 10100100 ra 242 11110010 pa
165 10100101 rn 243 11110011 pn
166 10100110 re 244 11110100 pe
167 10100111 ri 245 11110101 pi
168 10101000 rk 246 11110110 pk
169 10101001 rr 247 11110111 pr
170 10101010 ru 248 11111000 pu
171 10101011 rt 249 11111001 pt
172 10101100 rs 250 11111010 ps
173 10101101 rd 251 11111011 pd
174 10101110 rm 252 11111100 pm
175 10101111 rp 253 11111101 pp
176 10110000 rb
254 11111110 pb
Sebagai contoh, diberikan kalimat binus maka kalimat ini dapat dirubah
menjadi :
bi tidak terdapat dalam kamus maka dirubah menjadi :
b => 98 (nilai desimal ASCII).
i => 105 (nilai desimal ASCII).
nu terdapat dalam kamus maka dirubah menjadi 22 (nilai desimal kamus).
s dirubah menjadi 115 (nilai desimal ASCII).
Maka kalimat binus dapat direpresentasikan menjadi 98 105 22 115.
2.2.5 Metode Evaluasi
2.2.5.1 Peak Signal to Noise Ratio (PSNR)
Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) merupakan metode pengujian secara
objektif yang digunakan untuk men gevaluasi kualitas stego-image b erdasarkan
perhitungan matematika. Sehingga semakin tinggi nilai PSNR maka perbedaan
antara cover-imag e dan stego-image semakin kecil (Pan, Huang, C.Jain, & Zaho,
2013, P.9).
|
![]() 42
Untuk men ghitung nilai PSNR, terlebih dahulu harus menentukan nilai Mean
Square Error (MSE). MSE merupakan nilai error kuadrat rata-rata antara cover-
image dengan stego-image.
Menurut (Pan, Huang,
C.Jain, & Zaho, 2013, P.9). PSNR dan MSE dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Karena dalam penelitian ini menggunakan media gambar berwarna RGBA
(Red, Green, Blue, Alpha) maka MSE dapat dinyatakan sebagai berikut :
dimana :
W = Lebar gambar.
H = Tinggi gambar.
I = Cover-image.
I = Stego-image.
Menurut (Salomon, 2007, P.281) nilai PSNR dikatakan baik jika mencapai
nilai 25 atau lebih, artinya tidak terjadi perbedaan besar antara cover-image dengan
stego-image.
2.2.5.2 Mean Opinion Score (MOS)
Mean Opinion Score (MOS) merupakan metode pengujian secara subjektif
yang digunakan untuk menganalisa kualitas gambar berdasarkan penglihatan
manusia (Piarsa, 2011).
Menurut (Piarsa, 2011) terdapat tabel yan g digunakan untuk mengukur MOS,
yaitu sebagai berikut :
Tabel Error! No text of specified style in document..13 Kriteria Nilai MOS
Nilai MOS Kualitas Ga mbar Keterangan MOS
5 Sangat Bagus Kemiripan gambar (90 % - 100 %)
4 Bagus Kemiripan gambar (70 % - 90 %)
3 Sedang Kemiripan gambar (60 % - 70 %)
2 Buruk Kemiripan gambar (40 % - 60 %)
1 Sangat Buruk Kemiripan gambar (< 40 %)
|
![]() 43
Sampling. Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara
acak sehingga tiap unit sampel mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai
sampel (Kazmier, 2005, P.3).
Untuk menentukan nilai MOS dalam penelitian ini. Maka MOS dapat
dinyatakan sebagai berikut :
MOS =
2.2.6 Portable Network Graphics (PNG)
Portable Network Graphics (PNG) merupakan salah satu format gambar yang
memiliki sifat lossless, yaitu menggunakan metode kompresi yang tidak
menghilangkan bagian informasi dari gambar dan proses dekomp resinya akan
menghasilkan data yang sama dengan data awalnya. PNG mempun yai faktor
kompresi yang lebih baik dibandingkan den gan GIF (5% - 25% lebih baik dibanding
format GIF).
Kelebihan PNG adalah terdapatnya tambahan alpha channel yaitu gambar
dapat memiliki transparansi. Karena sifat transparannya yang tidak pecah-pecah
maka PNG masuk ke dalam 24-bit yang cocok untuk membuat screenshoot dan
sangat baik untuk grafis internet.
Format PNG dapat dijadikan media penampung yang baik dalam proses
steganografi, karena :
1. PNG memiliki sifat lossless, sehingga pesan yang telah disisipkan dalam
format PNG dapat diambil atau diungkapkan kembali.
2. PNG memiliki tambahan alpha channel, sehingga dapat meningkatkan
jumlah pesan yang dapat disisipkan.
2.2.7 Website
Menurut (Hidayat, 2010, P.2) website merupakan kumpulan halaman-
halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar, suara, animasi
atau gabungan dari semuanya yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
|
44
2.2.7.1 Hyper Text Markup Language (HTML)
Menurut (R achdian & Sikumbang, 2006, P.2) Hyper Text Markup Language
merupakan sebuah bahasa markup (tag) yang digunakan untuk membuat sebuah
halaman web. Bahasa ini berguna untuk mengatur struktur dan isi dari suatu halaman
web.
2.2.7.2 Cascading Style Sheets (CSS)
Menurut (Ollie, 2008, P.50) CSS merupakan bahasa yang digunakan untuk
mengatur bentuk tampilan atau style dari suatu halaman web. Sehingga CSS dapat
memungkinkan sebuah halaman web menjadi menarik dan interaktif.
2.2.7.3 Server side dengan Clinet side
Menurut (Parsons & Oja, 2012, P.372) server side melakukan eksekusi script
di dalam server dan mengirimkan hasiln ya ke web browser menjadi HTML.
Sedangkan clinet side melakukan eksekusi script di komputer local dan
menampilkan informasinya melalui web browser.
Keuntungan server-side programming :
1. Cross-platfom : tidak tergantung pada web browser, karena script hanya
dapat dieksekusi di sever.
2. Optimasi dan pemeliharaan dilakukan di server.
3. Script aman, karena client tidak dapat mengakses script.
2.2.7.3.1 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut (Oktavian, 2010, P.31) PHP merupakan bahasa server-side
programming yang digunakan untuk mengelola suatu data dan mengirimkan hasilnya
ke web browser menjadi HTML. PHP memungkinkan halaman web menjadi dinamis
dan interaktif.
PHP memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. PHP bersifat open source, artinya dapat digunak an secara gratis.
2. PHP bersifat multiplatform, artinya dapat dijalankan di berbagai sistem
operasi.
3. PHP dapat mengakses database, seperti : MySQL, Oracle, dan lainnya.
|
45
|