17
disusun secara variabel dan tempat duduk di lantai bawah
yang datar seringkali merupakan masalah bagi musik.
Panggung jelas harus lebih tinggi dari pada tempat duduk di
lantai bawah, untuk menunjang penyebarluasan bunyi langit-
langit harus menyempit. Dari alasan akustik dan optik,
peninggian deret tempat duduk menguntun gkan and bunyi
langsung akan merata pada semua tempat.
Volume tergantung dari tujuannya yaitu dialog 4 m³/orang,
konser 10 m³/orang.
Volume yang terlalu kecil tidak menimbulkan waktu bunyi
susulan yang cukup. Bentuk ruang untuk musik, ruang yang
sempit dan tinggi dengan dinding yang bersekat-sekat
(refleksi dari sisi yan g dekat) cocok sekali. Di dekat panggung
diperlukan bidang refleksi untuk refleksi permulaan yang dini
and keseimbangan ork es. Di dinding di belakang ruang tidak
boleh menyebabkan refleksi kearah pan ggun g, karena ini
dapat bekerja sebagai gema. Bidang yang tidak di bagi-bagi
dan sejajar, untuk mencegah gema yang berubah-ubah oleh
refleksi yang berulang-ulang . Dengan lipatan yang bersudut >
5 yang sejajar dapat ditiadakan dan refleksi secara difusi
dapat dicapai.
5. Difraksi Bunyi
Leslie L. Doelle (1986) mengatakan bahwa :
Difraksi adalah gejala akustik yang men yebabkan gelombang
bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti
sudut (corner), kolom, tembok, dan balok.
Balkon yang dalam mengakibatkan suatu bayangan akustik
bagi penonton di bawahnya, dan dengan jelas menyebabkan
hilangnya bunyi dengan frekuensi tinggi yang tidak membelok
sekitar tepi balkon. Namun difraksi mengurangi cacat akustik
ini walaupun han ya untuk jangkauan frekuensi audio dibagian
rendah.
6. Dengung
|