BAB II
KAJIAN PUST AKA
Kajian  Pustaka  merupakan  daftar  referensi  dari  semua  jenis  referensi  seperti  buku, 
journal  paper,  artikel,  disertasi,  tesis,  skripsi,  hand  outs,  laboratory  manual,  dan  kar ya  ilmiah 
lainnya  yang  dikutip  di  dalam  penulisan  proposal.  Pada  sub  bab  ini  dipaparkan  mengenai 
penelitian  peneliti  sebelumnya,  konsep  dan  teori  yang  digunakan  berkenaan  dengan  Service 
Quality dan Brand Trust dan sebagai landasan bagi peneliti untuk meneliti. 
2.1 Penelitian Sebelumnya .
Tabel 2.1
State Of Art
Tahun  Penulis  Judul Jurnal  Hasil Dari Jurnal 
2013   Yoan Santosa
PENGARUH 
KUALITAS 
PELAYANAN 
TERHADAP 
KEPUASAN 
PELANGGAN 
PENGGUNA JASA 
PARKIR 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 
variabel kehandalan (reliability), 
jaminan (assurance), dan empati 
(empathy),   berpengaruh secara positif 
dan signifikan terhadap kepu asan 
p elanggan melalui uji t, sedangkan 
variabel fisik (tangible) dan daya 
tanggap (responsiveness) tidak 
berpengaruh signifikan terhadap 
kepuasan pelanggan. Variabel yang 
berpengaruh dominan adalah 
kehandalan (reliability). 
Putra, Eris 
Dianawati, Endi 
Sarwoko  
Jurnal: 
Management, 
Fakultas Ekonomi 
Universitas 
Kanjuruhan, 
Malang 
2011  Mohamad R izan &  PENGARUH CITRA  Descriptive analysis showed 
  
DAN KEPERCAYAAN 
MEREK TERHADAP 
LOYALITAS MEREK : 
SURVEY
PELANGGAN LUX 
CAIR DI CARREFOUR 
MT. HARYONO  
Yuli Nopiska 
Jurnal :  
Fakultas Ekonomi 
Universitas Negeri 
Jakarta  
a.  Benefit dimension is the most 
dominant dimension in brand 
trust variables. 
b.  Company characteristic 
dimension is the most 
dominant dimension in brand 
trust variables. 
c.  Commitment dimension is the 
most dominant dimension in 
brand loyalty variables. 
PENGARUH 
KUALITAS  LAYANAN 
TERHADAP 
KEPUASAN 
PELANGGAN  DALAM 
MEMBENTUK 
LOYALITAS 
PELANGGAN  
2010  DWI ARYANI;
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 
terdapat lima dimensi yang 
mempengaruhi kualitas pelayanan, 
yaitu bukti fisik, empati, kehandalan, 
kecepatan, dan jaminan positif. Hasil 
lain menunjukkan bahwa kepuasan 
pelanggan merupakan faktor 
sebelumnya dari loyalitas pelanggan. 
dan FEBRINA 
ROSINTA 
Jurnal : 
Ilmu  Administrasi 
dan  Organisasi  , 
FISIP  Universitas 
Indonesia 
  The results reflect the fact that both
service quality and customer 
satisfaction have positive influence o
brand trust. In addition, based on the 
data analysis, service quality has 
higher impact on brand trust in 
compare with customer satisfaction. 
Brand Trust in Hotel 
Industry: Influence of 
Service Quality and 
Customer Satisfaction 
2011  Atefeh Maghzi,
Bagher Abbaspour, 
Mahnaz 
Eskandarian 
And Abu Bakar 
Abdul Hamid  
Journal : 
University 
Technology 
  
MalaysiaMultimed
ia University, 
Faculty of 
Management 
The Effects of Brand 
Communication and 
Service Quality In 
Building Brand Loyalty 
Through Brand Trust; 
The Empirical Research 
On Global Brands 
The study was based on the 
development and administration of a 
self-administered survey and 
conducted in Turkey. The finding 
indicate that perceptions of brand 
communications and service/product 
quality can be viewed a antecedents to 
brand trust, in turn affects brand 
loyalty. 
2011  Cemal  Zehir, 
Azize  Uahin, 
Hakan  Kitapci, 
Mehtap Ozuahin 
Journal : 
Management 
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Definisi Komunikasi
Terdapat  beberapa  definisi  komunikasi  menurut  beberapa  ahli  yan g  dikutip  untuk 
mendukung penelitian ini, diantaranya  adalah : 
Menurut Mulyana (2008 : 46)  
“Kata  komunikasi  atau  communication  dalam  bahasa  Inggris  berasal d ari  kata 
Latin  communis  yang  berarti  “sama,”  communico,  communicatio,  atau 
communicare  yang berarti “membuat sama” (to make common).  Istilah pertama 
(communis)  paling  sering  disebut  sebagai  asal  kata  komunikasi,  yang 
merupakan  akar  dari  kata-kata  latin  lainnya  yang  mirip.  Komunikasi 
menyarankan bahwa  suatu pikiran,  suatu makna  atau suatu pesan  dianut secara
  
sama.  Akan  tetapi  d efinisi-definisi  kontemporer  men yarankan  bahwa 
komunikasi  merujuk  pada  cara  berbagi  hal-hal  tersebut,  seperti  dalam  kalimat 
“Kita  berbagi  pikiran,”  “Kita  mendiskusikan  makna,”  dan  “Kita  mengirimkan 
pesan.”  Kata  lain  yang  mirip  dengan  komunikasi  adalah  komunitas 
(community)  yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan.”   
Komunitas  adalah  sekelompok  oran g  yang  berkumpul  atau  hidup  bersama  untuk 
mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi  makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada 
komunitas.  Komunitas 
bergantung  pada  pengalaman  dan  emosi  bersama,  dan  komunikasi 
berperan dan menjelaskan  kebersamaan. Oleh kar ena  itu,  komunitas  juga  berbagi  bentuk-bentuk 
komunikasi  yang  berkaitan dengan  seni,  agama  dan  bahasa, dan masing-masing b entuk  tersebut 
mengandung  dan  menyampaikan  gagasan,  sikap,  perspektif,  pandangan  yan g  mengakar  kuat 
dalam sejarah komunitas tersebut.  
2.2.1.1 Proses Komunikasi
Dalam  komunikasi  terdapat  proses  –
proses  yang  mendukung  untuk  menjadikan 
komunikasi menjadi efektif, diantaranya adalah: 
Menurut  West  dkk  dalam  Hermawan  (2012:  6)  proses  berlangsungn ya 
komunikasi bisa digambarkan sebagai berikut. 
a.  Komunikator  (sender),  adalah  yang  mempunyai  maksud 
berkomunikasi  den gan  orang  lain  mengirimkan suatu  pesan  kepada  orang 
yang  dimaksud.  Pesan  yang  disampaikan  itu  bisa  berup a  informasi  dalam 
bentuk bahasa ataupun  lewat  simbol  –  simbol  yang  bisa  dimengerti kedua 
pihak. 
b.  Pesan  (message)  itu  disampaikan atau  dibawa  melalui  suatu  media 
atau  saluran  baik  secara  langsung  maupum  tidak  langsung.  Contohnya 
berbicara  lan gsung  melalui  telepon,  surat,  e  –  mail,  SMS  atau  media 
lainnya. 
c.  Fungsi  pen giriman  (encoding)  adalah  proses  untuk  mengubah 
pesan  ke  dalam  bentuk  yang  dioptimasi  untuk  keperluan  pen yampaian 
pesan/data. 
  
d.  Media/saluran  (channel)  adalah  alat  yang  menjadi  penyampai 
pesan dari komunikator ke komunikan. 
e.  Fungsi  penerimaan  (decoding)  adalah  proses  memahami  simbol  -  
simbol  bahasa  (bahasa  pesan)  yaitu  simbol  grafis  atau  huruf  –  huruf 
dengan  cara  mengasosiasikannya  atau  menghubungkan  simbol  –
simbol 
dengan  bunyi  –  bunyi  bahasa  beserta  variasi  –  variasinya  yang  dilakukan 
penerima pesan. 
f.  Komunikan  (reciever)  menerima  pesan  yan g  disampaikan  dan 
menerjemahkan  isi  pesan  yang  diteriman ya  ke  dalam  b ahasa  yang 
dimengerti oleh komunikan itu sendiri. 
g.  Respons  (response)  merupakan  rangsangan  atau  stimulus  yang 
timbul sebagai akibat dari perilaku komunikan setelah menerima pesan. 
h.  Umpan  balik  (feedback)  atau  tanggapan  atas  pesan  yang 
dikirimkan  kepadanya,  apakah  dia  mengerti  atau  memahami  pesan  yang 
dimaksud oleh si pengirim. 
Berdasark an  proses  komunikasi  diatas,  PT.  Tokopedia  terutama  untuk 
divisi  Customer  Relations  Specialist  dalam  berkomunikasi  dengan 
costumer  sudah  melalui  ke  delapan  proses  ini.  Divisi  Customer  Relations 
Specialist  mencoba  mengedukasi  buyer  dalam  penggunaan  website
tokopedia.com,  dan  kemudian  mencoba  memahami  dengan  baik 
complain-complain atau feedback yang
masuk.  
2.2.2 Definisi Komunikasi Massa 
Terdapat  beberapa  definisi  Komunikasi  Massa  yang  dikutip  untuk  mendukung 
penelitian ini, diantaranya adalah : 
Menurut Wiryanto (2008 :67) 
“Komunikasi  Massa  merupakan  suatu  tipe  komunikasi 
manusia  (human  communication).  Ia  lahir  seiring  dengan 
penggunaan alat-alat mekanik yang  mampu melipatgandakan 
pesan-pesan  komunikasi.  Dalam  catatan  sejarah  publisistik, 
  
komunikasi  massa  dimulai  satu  setengah  abad  setelah  mesin 
cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg.” 
Menurut Susanto dalam Wiryanto (2008:69) 
“Komunikasi  massa  diadopsi  dari  istilah  bahasa  Inggris, 
mass  communication,  sebagai  kependekan  dari  mass  media 
communication  (komu nikasi  media  massa).  Artinya, 
komunikasi yan g  menggunakan media masa  atau komunikasi 
yang  mass  mediated.  Istilah  mass  communications  diartikan 
sebagai salurannya,  yaitu  media  massa  (mass  media)  sebagai 
kependekan dari media media of mass communication”.
Menurut Berlo dalam Wiryanto (2008:69) 
“Massa  dalam  hal  ini  diartikan  sebagai  “Meliputi  sem
orang  yan g  menjadi  sasaran  alat-alat  komunikasi  mas
atau 
orang - orang pada ujung lain dari saluran”. 
Menurut Nurudin (2013 : 4) 
“Komunikasi massa adalah komunikasi  melalui media  massa 
(media  cetak  dan  elektronik).  Sebab,  awal  perkembangannya 
saja,  komunikasi  massa  berasal  dari  pengembangan  kata 
media  of  mass  communication  (media  komunikasi  massa). 
Media  massa  apa?  Media  massa  yang  dihasilkan  oleh 
teknologi  modern.  Hal  ini  perlu  ditekankan  media  massa 
menunjuk  pada  hasil  produk  teknologi  modern  sebagai 
saluran dalam komunikasi massa”. 
Berdasark an  definisi  komunikasi  massa  diatas,  bisa  disimpulkan  bahwa 
komunikasi massa yaitu adalah  proses  komunikasi yang dilakukan melalui 
media  massa,  dalam  hal  ini  tokopedia.com  berkomunikasi  dengan  para
buyer  maupun  non  buyer  dengan  menggunakan  media  sebagai  alatnya 
media yang digunakan  yaitu internet den gan fasilitas website.
2.2.2.1 Unsur – unsur Komunikasi Massa 
Dalam  komunikasi  massa  terdapat  beberapa  unsur
unsur  yang 
mendukung  proses  komunikasi  massa,  yang  diku
melalui 
beberapa ahli yaitu: 
  
Menurut Wiryanto (2008  : 70) 
“Komunikasi  Massa  terdiri  dari  unsur  –  unsur  sumber 
(source),  pesan  (message),  saluran  (channel),  penerima 
(reciever)  serta efek  (effect).  Menurut  Harold  D.  Laswell, 
unsur  –  unsur  tersebut  untuk  memahami  komunikasi 
massa.  Untuk  itu,  kita  haru  mengerti  unsur  –
unsur  yang 
diformulasikan dalam bentuk pertanyaan berikut. 
Who  (Sumber  atau  komunikator),  Says  What  (Pesan),  In 
Which  Channel  (Saluran  atau  Media),  To  Whom 
(Penerima atau  Mass Au dience), With What  Effect (Unsur 
efek atau akibat)”. 
Berdasark an  unsur  –  unsur  komunikasi  massa  diatas  dapat 
disimpulkan  bahwa  tokopedia.com  sudah  memiliki  unsur  –  unsur 
yang  diperlukan  sebuah  media  massa,  seperti  sumber  pesan,  pesan 
yang ingin disampaikan, saluran yang digunakan,  dan penerimanya 
yaitu jelas adalah calon buyer/buyer. 
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Dalam  komunikasi  massa  terdapat  beberapa  karakteristik  yang 
mendukung  proses  komunikasi  massa,  yang  dikutip  melalui 
beberapa ahli yaitu: 
Menurut  Rivers  (2008  :  18  –  20)  Karakter  Komunikasi  Massa 
adalah : 
1.  Bersifat satu arah  
Pada  kenyataannya  memang  ada  televisi  atau  radio  yang 
mengadakan  dialog  interaktif yan g  melibatkan  khalayak  secara 
langsung, namun itu hanya untuk k eperluan terbatas.  
2.  Selalu ada proses seleksi  
Setiap  media  memilih  khalayaknya,  contoh  koran  New  Yorker 
untuk  kalangan  menengah  ke  atas  saja.  Succesful  Farming 
khusus  untuk  para  petan i  kaya  di  daerah  Midwest.  Koran  The 
New  York  Times  dan  Daily  News  membidik  khalayak  yang 
berlainan. 
3.  Media mampu menjangkau khalayak secara luas. 
  
4.  Untuk meraih khalayak sebanyak mungkin. 
5.  Komunikasi  dilakukan  institusi  sosial  yang  harus  peka 
terhadap kondisi lingkungann ya. 
Ada  interaksi  tertentu  yang  berlangsung  antara  meda  dan 
masayarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan  politik, 
sosial  dan  ekonomi di mana  ia berada  namun juga  dipengaruhi 
olehnya.  Oleh  sebab  itu  untuk  memahami  media  secara  baik, 
kita harus memahami pula lingkungan atau masyarakat di mana 
media itu berada. 
Dari  definisi  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa  komunikasi  merupakan  kegiatan 
pertukaran  informasi  dan  bentuk  interaksi  manusia  yan g  bertujuan   untuk  saling 
mempengaruhi baik secara verbal maupun non verbal, tatap muka atau melalui teknologi.  
Terdapat  8  proses  komunikasi  agar  komunikasi  berjalan  dengan  baik  dan  tidak  terjadi 
missed  communication  satu  sama  lain,  dalam  komunikasi  terdapat  komunikasi  massa 
dimana  membuktikan  bahwa  komunikasi  bisa  menjangkau  kh alayak  luas  dan  berperan 
serta  mempengaruhi  individu.  Terkait  dengan  penelitian  ini,  komunikasi  merupakan  hal 
yang  paling  penting  dalam  dunia  pelayanan,  dimana  dalam  hal  ini  petugas  customer 
relation  Tokopedia  harus  melakukan  komunikasi  yang  baik  agar  bisa  dimengerti  dan 
dipahami oleh end user dan  meminimalisir terjadinya  missed  communication. Karena hal 
ini bisa saja berpengaruh kepada p eningkatan kep ercayaan terhadap tokopedia sendiri.
2.3  Landasan Teori
Terdapat  landasan  teori  yaitu  teori  persepsi  untuk  menghubun gk an  variabel  yang  digunakan 
dalam penelitian ini.  
  Teori Persepsi
  Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah : 
“Kemampuan   otak  dalam  menerjemahkan  stimulus  atau  proses  untuk 
menerjemahkan  stimulus  yang  masuk  ke  dalam  alat  indera  manusia. 
Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut  pandang dalam  penginderaan. 
Ada  yan g  mempersepsikan  sesuatu  itu  baik  atau  persepsi  yang  positif 
maupun  persepsi  negatif  yang  akan  mempengaruhi  tindakan  manusia 
yang  tampak  atau  nyata.” 
  
  Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bah wa persepsi merup akan :  
“Suatu  proses  pengorganisasian,  penginterpretasian  terhadap  stimulus 
yang  diterima  oleh  organisme  atau  individu  sehingga  menjadi  sesuatu 
yang  berarti,  dan  merupakan  aktivitas  yang  integrated  dalam  diri 
individu. Respon sebagai akibat  dari persepsi dapat diambil oleh individu 
dengan berbagai  macam bentuk. Stimulus  mana yang  akan mendapatkan 
respon  dari  individu  tergantung  pada  perhatian  individu  yang 
bersangkutan.  Berdasarkan  hal  tersebut,  perasaan,  kemampuan  berfikir, 
pengalaman-pengalaman  yang dimiliki individu  tidak sama, maka  dalam 
mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar 
individu satu dengan individu lain.” 
2.3.1 Proses Terjadinya Persepsi
Miftah  Thoha  (2004:  145)  menyatakan,  proses  terbentukn ya  seseo rang  didasari  pada 
beberapa tahap an: 
1. Stimulus atau Rangsangan  
Terjadinya  persepsi  diawali  ketika  seseorang  dihadapkan  pada  suatu  stimulus  atau 
rangsangan yang hadir dari lingkungann ya. 
2. Registrasi 
Dalam  proses  registrasi,  suatu  gejala  yang  nampak  adalah  mekanisme  fisik  yang  berupa 
penginderaan dan saraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yan g dimilikinya. 
3. Interpretasi 
Merupakan  suatu  aspek  kognitif  dari  persep si  yang  sangat  penting  yaitu  proses 
memberikan  arti  kepad a  stimulus  yang  diteriman ya.  Proses  interpretasi  bergantun g  pada 
cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang. 
4. Umpan Balik (feedback) 
Setelah  melalui  proses  interpretasi,  informasi  yang  sudah  diteri
dipersepsikan  oleh 
seseoran g d alam bentuk umpan balik terhadap stimulus. 
2.4   Pengertian Quality (mutu)
Menurut  Tjiptono  dalam  Sunyoto  (2012  :  236)  American  Society  for  quality  Control 
menyatakan bahwa kualitas atau mutu merupakan:  
  
“Keseluruh an  ciri  serta  sifat  barang  dan  jasa  yang  berpengaruh  pada 
kemampuannya memenuhi kebutuhan yang din yatakan maupun yang tersirat”. 
Menurut  Goeth  dan  Davis  dikutip  Tjiptono  dalam  Sun yoto  (2012  :  236)    kualitas 
merupakan:  
“Sebuah  kondisi  dinamis  yang  berhubungan  dengan   produk,  jasa,  manusia, 
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. 
2.4.1  Pengertian Service Quality
Menurut Tjiptono dalam Sunyoto (2012 : 236) 
“Kualitas  atau  mutu  dalam  industri  jasa  pelayanan:  “Suatu  penyajian   produk 
atau  jasa  sesuai  ukuran  yang  berlaku  di  tempat  produk  tersebut  diadakan  dan 
penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan diharapkan  oleh 
konsumen”. 
Dari  definisi  diatas  bahwa  mutu  pelayanan  berpusat  pada  upaya  pemenuhan  kebutuhan 
dan  kein ginan  konsumen  serta  ketepatan  penyampaiannya  untuk  mengimbangi  harapan 
konsumen,  yaitu  adanya  kesesuaian  antara  harapan  dengan  persepsi  manajemen,  adanya 
kesesuaian  antara  persepsi  atas  harapan  konsu men  dengan  standar  kerja  karyawan, 
adanya  kesesuaian  antar a  standar  kerja  karyawan  den gan  pelayanan  yang  diberikan, 
adanya  kesesuaian  antara  pelayanan  yang  diberikan  dengan  pelayanan  yang  dijanjikan 
dan  adanya  kesesu aian  antara  pelayanan  yang  diterima  dengan  yang  dihar apkan  dengan 
konsumen. 
2.4.1.2 Dimensi Service Quality 
Terdapat 5  dimensi utama yang  disusun sesuai urutan tingkat kepentingan 
relatifnya  menurut  Parasuraman,  Zeithaml,  dan  Berry  dalam  Tjiptono 
(2011 : 198) sebagai berikut : 
a.  Keandalan (realibility)
Yakni kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan  yang akurat 
sejak  pertama  kali  tanpa  membuat  kesalahan  apapun  dan 
  
menyampaikan  jasanya  sesuai  dengan  waktu  yang  disepakati 
dijanjikan. 
b.  Daya Tangkap (responsiveness)
Yaitu  keinginan  para  staf  dan  karyawan  untuk  membantu  para 
pelanggan  dan  memberikan  karyawan  den gan  tanggap,  serta 
menginformasikan  kapan  jasa  akan  diberik an  kemudian  memberikan 
jasa secara  cepat. 
c.  Jaminan (assurance)
Mencakup  pengetahuan,  kemampuan,  kesopanan,  dan  sifat  dapat 
dipercaya  yang  dimiliki  para  staf,  bebas  dari  bahaya,  risiko  atau 
keragu-raguan.  
d.  Empati
Berarti  bahwa  perusahaan  memahami  masalah  para pelanggannya  dan 
bertindak  demi  kepentingan  pelanggan,  serta  memberikan  perhatian 
personal kepada para pelanggan dan memiliki ja operasi  yang nyaman. 
e.  Bukti Fisik (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.  
Dari  beberapa  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  ku alitas  merupakan 
suatu  ukuran  untuk  menilai  bahwa  suatu  barang  atau  jasa  telah  mempunyai  nilai 
guna  sep erti  yang  dikehendaki  atau  dengan  kata  lain  suatu  barang  atau  jasa 
dianggap  telah  memiliki  kualitas  apabila  berfungsi  atau  mempun yai  nilai  guna 
seperti  yang  diinginkan.  Mutu  pelayanan  b erpusat  pada  upaya  pemenuhan 
kebutuhan  dan  keinginan  konsumen  serta  ketepatan  penyampaiann ya  untuk 
mengimbangi  harapan  konsumen.  Terkait  dengan  penelitian  ini  Service  Quality 
dari Customer Relations  Specialis  (C ustomer  Service)  tokopedia.com bisa  diukur 
melalui  dimensi  service  quality  seperti  tangible,  realibility,  assurance,  emphaty, 
renspionsiveness.  
  
2.4.1.3 Pengertian Customer Service
Menurut Kashmir, (2005 : 180) Customer Service adalah : 
“Setiap  kegiatan  yang  diperuntukkan  atau  ditujukan  untuk 
memberikan  kepuasan  nasabah  melalui  pelayanan  jasa  yang 
diberikan  seseoran g.   Sehingga,  intinya  customer  service 
melayani segala k eperluan nasabah secara memuaskan. Tugas 
utama  customer  service  adalah  memberik an  pelayanan  jasa 
dan membina hubungan dengan masyarakat”. 
Selain  itu,  dalam  praktiknya  upaya  yang  dilakukan  customer  service 
dalam  meningkatkan penjualan atau jumlah pelanggan  di bank melalui 
pemberian pelayanan  jasa yang paling  optimal  (Kasmir,2005  :  5).  Hal 
ini  di  sebabkan  karena,  melalui  pemberian  pelayanan  jasa  yang 
optimal kepada pelanggan (nasabah) maka akan memberikan kepuasan 
kepada pelanggan  (nasabah)  yang kemudian  kepuasan  ini  akanmenjadi 
promosi  gratis  dari  pelanggan  yang  sudah  merasakann ya 
kemudiandisebarkan kepelanggan /calon pelanggan lainnya. 
Dari  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwacustomer  service 
adalah  kegiatan   yang  bertujuan  untuk  memberikan  kepuasan 
pelanggan,  hal  ini  sama  artinya  den gan  cara  –  cara  memenuhi 
ekspektasi  pelanggan.  Terkait  dengan  p enelitian  ini  adalah,  tugas 
customer  service  tokopedia.com  memahami  keinginan  end  user 
sehingga  mereka  akhirnya  bisa  mempercayai  tokopedia.com  sebagai
mall online belanja, aman dan nyaman.
2.5 Pengertian Brand  
  
Menurut Keller dalam Sadat (2009 : 18) 
“Istilah  “brand”  berasal  darikata  “brandr”  yang  berarti  “to  brand”, 
yaitu  aktivitas  yang  sering  dilakukan  para  peternak  sapi  di  Amerika 
dengan  memberi  tanda  pada  ternak-ternak  mereka  untuk  memudahkan 
identifikasi  kepemilikan  sebelum dijual ke pasar.  Sementara  itu  menurut 
Afif  dalam  Sad at  2009  :  18  ,  kata  merek  yang  sering  kita  gunakan 
sebagai  terjemahan  kata  brand  berasal  dari  bahasa  Belanda  yang 
diadopsi dan digunak an secara luas dalam pemasaran kita”. 
Menurut Kotler & Keller 2009 : 258  
“American Marketing Association mendefinisikan merek  sebagai “nama, 
istilah,  tanda  ,  lambang,  atau  desain,  atau   kombinasinya,  yang 
dimaksudkan  untuk  men gidentifikasikan  barang  atau  jasa  dari salah  satu 
penjual  atau  kelompok  penjual  dan  mendif erensiasikan  mereka  dari  pra 
pesaing. ”  Maka  merek  adalah  produk  atau  jasa  yang  dimensinya 
mendiferensiasikan  merek  tersebut  dengan   beberapa  cara  dari  produk 
atau  jasa  lainnya  yang  dirancang  untuk  memuaskan  kebutuhan  yang 
sama”. 
Menurut Tjiptono (2005 : 2)dalam UU Merek No.  15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah : 
“Tanda  yang  berupa  gambar,  nama,  kata,  huruf-huruf,  angka-angka, 
susunan  warn a,  atau  kombinasi  dari  unsur-unsur  tersebut  yang  memiliki 
daya  pembeda  dan  digunakan  dalam  kegiatan  perdagangan  bar ang  atau 
jasa”.  
Definisi  ini  memiliki  kesamaan  dengan  definisi  versi  American  Marketing  Association 
yang  menekankan  peranan  merek  sebagai  identifier  dan  differ entiator.  Berdasarkan  kedua 
definisi  ini,  secara teknis  apabila  seorang  pemasar membuat nama,  logika tau  simbol  baru  untuk 
sebuah produk baru, maka ia telah menciptak an sebuah merek. 
Menurut  Hasan  (2013  :  203  –  204)  Ditambahkan  oleh  Tjiptono  bahwa  merek  digunakan  untuk 
beberapa tujuan yaitu : 
1.  Sebagai  identitas,  yang  bermanfaat  dalam  diferensiasi  atau  membedakan  produk 
suatu  perusahaan  dengan  produk  pesaingnya.  In i  akan  memudahkan  konsumen 
untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulan g 
2.  Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk. 
3.  Untuk  membina  citra,  yaitu  dengan  memberikan  keyakinan,  jaminan  kualitas, 
serta prestise tertentu kepada konsumen. 
  
4.  Untuk mengendalikan pasar. 
1.5.1  Pengertian Brand Trust
Dalam  Ferinnadewi  (2008:  146)  menurut  Turnbull  et  al.  (dalam  Bennet  dan  Gabriel) 
berpendapat bahwa: 
“Sifat  dari  sebuah  hubungan  yang  dekat  adalah   adanya  kondisi 
yang  lebih stabil, lebih mudah saling memprediksi perilaku  partner 
dan  usia  dari  sebuah  hubungan  sehingga  ko nsumen  menjadi 
enggan untuk berganti penyedia produk”. 
Menurut Luarn dan Lin kepercayaan adalah: 
“Sejumlah  keyakinan  spesifik  terhadap  integritas  (kejujuran  pihak 
yang  dipercaya  dan  kemampuan  menepati  janji),  benevolence 
(perhatian   dan  motivasi  yang  dipercaya  untuk  bertindak  sesuai 
dengan  kepentingan  yang  mempercayai  mereka),  competency 
(kemampuan pihak yang  dipercaya  untuk melaksanakan  kebutuh an 
yang  mempercayai)  dan   predictability  (konsistensi  perilaku  pihak 
yang dipercaya)”. 
Menurut Costabile dalam Ferinnadewi (2008: 148) 
“Kepercayaan  merek  didasarkan  pada  pengalaman  mereka  den gan 
merek  tersebut.  Pengalaman  den gan  merek  akan  menjadi  sumber 
bagi  konsumen  bagi  terciptanya  rasa  percaya  pada  merek  dan 
pengalaman  ini  akan  mempengaruhi  evaluasi  konsumen  dalam 
konsumsi,  penggunaan  atau  kepuasan  secara  lan gsung  dan  kontak 
tidak langsung den gan merek”. 
Menurut      Delgado   dalam     Ferrinadewi   (2008:150) 
“Kepercayaan       merek      adalah harapan    akan    kehandalan     dan   
intensi      baik      merek      karena      itu      kepercayaan      merek 
merefleksikan    2     (dua)     hal     yakni     brand  reliability  dan brand   
intentions.  Brand  reliability  atau      kehandalan        merek        yang   
bersumber      pada     keyakinan       konsumen  bahwa produk  tersebut 
mampu  memenuhi  nilai  yang  dijanjikan  atau  dengan  kata  lain   
persepsi          bahwa          merek          tersebut        mampu            memenuhi    
kebutuhan          dan  memberikan  kepuasan.  Sedangkan  brand 
intention  didasarkan  p ada  keyakinan  konsumen  bahwa  merek 
tersebut  mampu  mengutamakan  kepentingan  konsumen  ketika 
masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga”. 
  
    2.5.1.1 Dimensi Brand Trust 
Faktor  lain  yang  d apat  mempengaruhi  kepercayaan  terhadap  merek 
diungkapkan  oleh  Lau  dan  Lee  (dalam  Riana,  2008:  187)  terdapat  tiga  faktor. 
Ketiga faktor ini  berhubungan  dengan  tiga  entitas yan g  tercakup  dalam  hubungan 
antara merek  dan konsumen.   Adapun tiga fakto r tersebut adalah merek itu sendiri 
(brand characteristic),  perusahaan pembuat merek  (company  characteristic),  dan 
konsumen (consumer-brand characteristic).
Brand characteristic,  mempunyai per an  yang sangat  penting dalam menentukan 
pengambilan  keputusan   konsumen  untuk  mempercayai  suatu  merek.  Hal  ini 
disebabkan  oleh  konsumen  melakukan  penilaian  sebelum  membeli.  Karakteristik 
merek  yang  berkaitan  dengan  kepercayaan  merek  meliputi  dapat  diramalkan
(predictability), mempunyai reputasi, dan kompeten.
Company  characteristic,  yang  ada  dibalik  suatu  merek  juga  dapat 
mempengaruhi  tingkat  kepercayaan  konsumen  terhadap  suatu  merek  tersebut. 
Pengetahuan  konsumen  tentang  perusahaan  yang  ada  dibalik merek  suatu  produk
merupakan  dasar  awal  pemahaman  konsumen  terhadap  merek  su atu  produk. 
Karakteristik  ini  meliputi  reputasi  suatu  perusahaan,  motivasi  perusahaan  yang 
diinginkan, dan integritas perusahaan.
Consumer  -  brand  characteristic,  merupak an  dua  kelompok  yang  saling 
mempengaruhi.  Oleh   sebab  itu,  karakteristik  konsumen-merek  dapat 
mempengaruhi  kepercayaan  terhadap  merek.  Karakteristik ini  meliputi kemiripan 
antara  konsep  emosional  konsumen  dengan  kepribadian  merek,  kesukaan 
terhadap merek, dan pengalaman terhadap mer ek. 
Dari  pemahaman  diatas  bisa  disimpulkan  bahwa  Merek dimaknai  sebagai 
kombinasi  dari  sebuah  nama,  tanda,  simbol,  atau  desain  untuk  mengidentifikasi 
barang  dan  jasa  usaha  atau  kelompok  usaha  yang  dikembangk an  menjadi  merek 
  
dagang  dan  membedakan  diri  dari  pesaing,  menciptakan  pengaruh  dan 
menghasilkan  nilai  bagi  perusahaan.  Terdapat  tiga  dimensi  brand  trust 
diantaranya  adalah  Brand  characteristic Company  characteristic C onsumer  -
brand characteristic.  
2.6 New Media
Menurut  Siapera, Eugina (2012:15)  New  media terdirir dari 2 kata  yaitu  New  dan Media. 
New berarti  baru  dan Media  berarti perantara. Jadi new  media  merupakan sarana perantara  yang 
baru  dilihat  dari  segi waktu, manfaat, produksi, dan distribusinya. New media juga dapat disebut 
dengan  sebuah  istilah  yang  dimaksudkan  untuk  mencakup  kemunculan  digital,  komputer  atau 
jaringan  teknolo gi  informasi  dan  komunikasi  di  akhir  ab ada  ke-20.  Sebagian  besar  teknologi 
yang  digambarkan  sebagai  “media  baru”  adalah  digital  yang  sering  kali  memiliki  karakteristik 
dapat  dimanipulasi,  bersifat  jaringan  pad at,  mampat,  interaktif,  dan  tidak  memihak.  Beberapa 
contoh  New  Media  adalah  Internet,  website,  blog,  jejaring  sosial,  BBM,  komputer  multimedia, 
permainan komputer, C D-ROOMS, dan DVD.  
Berdasark an definisi  diatas, new  media merupakan perkembangan  baru dari media-media 
yang  telah  digunak an  manusia.  Karakternya  membentuk  digital  yang  memudahkan  d alam 
bertukar info rmasi dari berbagai kegiatan  lainnya. Terkait den gan penelitian  ini,  new media  yang 
dimaksud yaitu adalah internet dengan wujud sebuah situs jual beli online.  
  
2.7  Internet 
Menurut  Diana  &  Tjiptono  (2007  :  3)  Internet  (Interconnection  Networking)  bisa 
dipahami  dari  dua  p erspektif  utama:  “global  network  of  computer  networks” 
(Randall  & 
Latulipe,  1995)  dan  mekanisme  pertukaran  informasi.  Perbedaan  keduan ya  terletak  pada 
fokusnya:  struktur  sistem (network of networks) dan  pemanfaatan  sistem (pertukaran  informasi). 
Dengan kata lain,  perspektif tersebut menekankan  aspek berbera: teknik alitas infrastruktur aringa 
(bits,  bytes,  TCP/IP,  buffers,  stacks,  dan  packets)   versus  interaksi  antar  individu  melalui  aringa 
computer (online shopping, chatting, self-publishing). 
  
Menurut  William  F.  Slater  III  mengemukakan  dua  rumusan  mengenai  pengertian 
Internet: 
1.  Jaringan  yang  terdiri  atas  berbagai  jaringa  dan  menyatukan  sejumlah  computer  pemerintah, 
universitas,  dan  pribadi,  dan  menyediak an  infrastruktur  bagi  pen ggunaan  e-mail,  bulletin 
boards,  file  archives,  dokumen  hypertext,  database,  dan  sumber-sumber  komputasional 
lainnya. 
2.  Sekumpulan  jaringan  komputer  yang  membentuk 
dan  bertindak  sebagai  jaringan  besar 
tunggal bagi transportasi data dan pesan kemanapun di seluruh belahan dunia.  
2.8 E-Commerce
Menurut  Hasan  (2013:  761)  Elektronik  commerce  atau  e-commerce  dimaknai  sebagai 
penggunaan  teknologi  digital  untuk  mencapai  tujuan  pemasaran,  termasuk  upaya-upaya 
pengembangan   atau  penyesuaian  konsep  pemasaran  itu  sendiri,  b erkomunikasi  dalam  jaringan 
global,  dan  mengubah cara  perusahaan  melakukan  bisnis  dengan  pelanggan.  Penggunaa internet 
dalam  pemasaran  sebagai  media  berkomunikasi d engan  konsumen,  memiliki dampak  yan g  kuat 
terhadap keberhasilan perusahaan dalam mengemas pesan lebih efektif. 
Dengan  sedikit  rekayasa  ulan g  (business  engineering)  dapat    memanfaatkan  teknologi 
sebagai  pendukung  fun gsi  pemasaran  menjadi  horizontal  dalam  mengambangkan  berbagai 
tujuan  interaksi  dengan  konsumen,  pengendalian  risiko  informasi  (yang  berlebihan  dan  biasnya 
sasaran  informasi)  dan  kemampuan  menyatukan  sumber  daya  digital  yang  b erbeda  untuk 
memberikan  layanan  yang  lebih  unggul  kepada  konsumen,  gerakan  bisnis  menjadi  lebih  cepat 
dan  efisien,  fleksibel  dan  mudah  diintegrasikan  untuk  menyediakan  akses  interaktif  (gambar, 
teks,  grafik, audio,  full motion  video,  dan  animasi) yan g  tidak  hanya lebih  menyenangkan tetapi 
juga mendorong peningkatan competitive advantage di pasar.  
2.8.1 Wilayah Pemasaran Online
Menurut  Kotler (2008  : 238 –  241) terdapat  empat wilayah pemasaran online, wilayah itu 
meliputi  
  
a. B2C  (bisnis  ke  konsumen),  adalah  menjual barang  dan  jasa secara  online  kepada 
konsumen akhir. 
b. B2B  (bisnis  ke  bisnis),  adalah  menggunakan  situs  Web  B2B,  e-mail,  katalog 
produk  online,  dan  sumber  daya  online  lainnya  untuk  menjangkau  pelanggan 
bisnis  baru,  melayani  pelanggan  saat  ini  dengan  lebih  efektif,  dan  meraih 
efesiensi pembelian dan harga yang lebih baik. 
c. C2C  (konsumen  ke  kon sumen),  adalah  pertukaran  barang  dan  informasi  secara 
online antara konsumen  akhir. 
d.  C2B (konsumen  ke bisnis),   adalah pertukaran  online di  mana konsumen mencari 
penjual,  mempelajari    penawaran  mereka,  dan  mengawali  pembelian,  kadang-
kadang bahkan menggerakan syarat transaksi.  
Dari  definisi diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa new media atau  media  baru 
ini menjadi jawaban dari kemajuan teknologi, yan g menjadi sarana perantara yang 
baru  dilihat  dari  segi  waktu,  manfaat,  produksi,  dan  distribusinya.  Kemunculan 
new  media  seperti  internet  memberikan  perubahan  tren  jual  beli  yang  kini  kita 
ketahui  dengan  e-commecre  yaitu  konsep  pemasaran  terbaru  melalui  internet. 
Tokopedia.com  hadir  mewarnai  dunia  e-commerce  Indonesia  dimana  wilayah 
pemasaran online tokopedia.com meliputi Konsumen ke Konsumen (C2C).
   
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
 
  
 
  
 
  
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
  
 
  
 
 
 
   
  
 
  
 
 
 
   
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
   
 
  
 
  
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
   
 
 
 
      
    
 
 
 
 
 
 
 
   
   
 
 
 
 
  
   
  
 
   
   
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
   
 
 
 
  
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
  
 
  
   
 
 
 
 
 
 
 
  
   
 
 
 
 
  
   
 
 
 
  
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2.9 Kerangka Pemikiran 
Gambar 2.1 Keran gk a Pemikiran 
S
e
Tangibles
r
v
Reliability
i
c
Brand
Teori
Responsiveness
Trust
Persepsi
Q
u
a
li
Assurance
t
y
Empathy
Berdasark an  kerangka  pemikiran  di  atas  dapat  diuraikan  penjelasan  sebagai 
berikut;  variable  independen  “X”  yaitu  bentuk  Service  Quality  yang  meliputi  Tangibles, 
Reliability,  Responsiveness,  Assurance,  Empathy  dikaitkan  dengan  Teori  Persepsi 
variabel  “Y”  yaitu  Brand  Trust  yang  meliputi  Brand  Characteristic,  Company 
characteristic, Consumer - brand characteristic.