![]() BAB 2
KAJIAN PUST AKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Sebagai bahan pertimbangan, berikut terdapat penelitian sebelumnya dari
beberapa peneliti.
Tabel 2.1 : Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
No Nama Judul Teori Metodologi Hasil
Kesimpulan
Menggun akan
metode
deskriptif
kualitatif.
Menggun akan
data primer d an
sekunder melalui
wawan cara
kemudian teknik
analisis data
yang digunakan
pada pen elitian
ini adalah
analisis
data kualitatif
dengan model
interaktif
Peran Radio
Heartline 94,4
FM Dalam
Meningkatkan
Pengenalan
Lingkungan
Hidup
Kepada Warga
Kelurahan Sungai
Pinang
Dalam
Kecamatan
Sungai
Pinang Kota
Samarinda
Hasil penelitian
ini menunjukan
bahwa Peran
Radio Heartline
Dalam
Meningkatkan
Pengenalan
Lingkungan
Hidup Kepada
Warga dengan
menggunakan
fungsi media
massa yaitu :
pengamatan
social, korelasi
social, dan
sosialisasi yang
telah
dilaksanakan
sangat baik.
Teori: Social
Learning
Theory dan
1 Androw Oktua
Tamba
(Universitas
Mulawarman,
2014) Volume
2, Nomor 3,
2014: 373-
385
Diffusion Of
Innovations
Model
2 Rm. Dend y
Program talk
show tanya
dokter:kajian
tentang
kepuasan
pendengar
radio Retjo
Buntun g 99.4
fm Yogyakara
Teori: Socio-
Psychologic
al Tradition
Menggun akan
penelitian
kuantitatif.
Teknik
pengambilan
sampel dengan
teknik simple
random sampling
Program Talk
Show Tanya
Dokter
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Lo yalitas
Pelanggan
dengan p-value
Herdianto
(Universitas
Sebelas Maret,
2008)
|
![]() 0,000 (<0.05),
sedangkan
68,6% variabel
Kepuasan
Pendengar
dijelaskan oleh
variabel
Progr am Talk
Show Tanya
Dokter,
sedangkan
sisanya 31,4%
(100% - 68,6%)
dijelaskan oleh
sebab-sebab
yang lain diluar
model/variabel
tersebut.
Efektivitas Acara
Siaran Pedesaan
LPP RRI Dalam
Meningkat-
kan Usaha Ternak
Kelinci
Kelompok Tani
Madurasa
Kelurahan Lok
Bahu Samarinda
3 Abdul Halim
Teori Uses
and
Gratification
Menggunakan
teknik
Efektivas acara
Siaran
Pedesaan LPP
RRI Samarinda
dilihat dari
Efek siaran
dinilai efektif
karena
informasi-
informasi yang
disampaikan
sangat
berpen garuh
bagi k elompok
tani ternak
kelinci
Madurasa.
Azmi
(Universitas
Mulawarman
, 2014)
Volume 2,
Nomor 1
purposive
sampling.
4 Hollander,
Talk Radio:
Predictors Of
Use And
Effects On
Attitudes
About
Government
Kuantitatif. Data
Source. Data
were drawn from
a nationwide
telephone survey
of 1,507
Americans, ages
eighteen or
older, during the
period of 18 to
24 May 1993.
The survey was
conducted for
the Times Mirror
Slightly more
than one-third
of the sample
reported never
listening to
taDc radio (n
= 548, 36.6%).
Of the
remaining 951
respondents
who reported
listening to
talk radio, 230
(24.2%) of
Teori
Barry A (1996)
Volume 73.
Issue 1
Pages 102-113
Number of
pages 12
Uses And
Effects
|
![]() Center for The
People and The
Press.
those said they
also had
attempted to
call a talk
radio program.
Context
Effects
of Radio
Programming
on Cognitive
Processing
of Embedded
Advertisements
Questionnaires.
The subjects correlations
who participated
in this
experiment were
93 undergraduate
students (43
men and 50
women)
at the University
of Leicester,
aged between
18 and
34 years
(mean=20.27,
SD = 3.34), who
received f2.50
for their
participation.
The
Between
subjectsratings
of the
programmes
and their
recall,
recognition,and
global memory
scores for the
advertisements
were
calculated.None
of the
correlations
between
subjects
ratings of the
radio
programmes
and memor y
scores reached
significance
(p> 0.05
in each
case).
5 Claire E.
Teori Uses
And Effects
NORR IS
And Andrew
M. Colman
(De Monfjort
University and
Leicester
University,
1996 ) Volume
10, 473-486
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori- teori Dasar/Umum Komunikasi (Proses komunikasi bermedia)
Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang
menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada
komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi
bermedia ini juga dapat disebut sebagai komunikasi tak langsung (indirect
communication), dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi pada
saat komunikasi dilancarkan.
|
![]() Proses komunikasi bermedia, komunikator tidak mengetahui ta
ggapan
komunikan pada saat berkomunikasi. Oleh sebab itu, dala
melancarkan
komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebi
matang dalam
perencanaan dan persiapan sehingga dapat merasa pasti bahw
komunikasinya itu
akan berhasil. (Effendy,2004:9-10)
2.2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat
mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para
penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan
lewat teknologi,
di mana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat
kecan ggihan teknologi. (R ohim,2009:22)
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media modern, yang meliputi
surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang
ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung
bioskop. Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem dimana
pesan-pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi.
(Effendy,2007:79 )
Komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikasi tatap muka, baik
dalam bentuk komunikasi antarpesona (interpersonal communication) maupun
komunikasi kelompok (group communication). Keuntungan dari komunikasi tatap
muka (face-to-face communication ) ialah terjadin ya umpan balik langsung
(immediate feedback). Komunikator dapat mengetah
tanggapan secara langsung
pada saat itu juga.
Tidak demikian d alam komunikasi massa, umpa
balik terjadinya tidak
langsung atau tertunda (delayed feedback) atau mungki
bisa tidak terjadi umpan
balik (Effendy,2004:50-51). Pada intinya, pesa
komunikasi media massa dapat
tersebar secara luas melalui media. Maka dari it
media harus dapat
|
2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Saat seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk
melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi
massa, yaitu seperti berikut; (Ardianto,2007: 6-15)
-
Komunikasi massa bersifat umum
Pesan komunikasi yang disampikan melalui media massa ialah terbuka untuk
semua oran g. Meskipun pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka,
sama sekali terbuka juga jaran g diperoleh, disebabkan fakto yan g bersifat
paksaan yang timbul karena struktur sosial. Pengawasan terhadap faktor
tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangann
dalam
bentuk hukum, terutama yang berhubungan dengan pen yiaran ke luar
negeri.
-
Komunikan bersifat heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa
dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi, erat sekali
hubungannya dengan sifat hetero gen komunikan. Suatu paradoks dari
heterogenitas komunikan alam komunikasi massa, ialah pengelompokkan
komunikan harus mempunyai minat yang sama terhadap media massa,
terutama jenias khusus dari isi penyiaran, serta mempunyai kesamaan
pengertian kebudayaan dan nilai-nilai. Jelasnya, komunikan dalam
komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat
yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi
pengaktifan tujuan yang sama.
-
Media massa menimbulkan keserempakan
Arti dari keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut
satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal
ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca pad a waktu yang
berbeda dan lebih selektif.
-
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi
isi dan dimensi hubungan. Dimensi ini menunjukan muatan atau isi
komunikasi, yaitu apa yang dikatan, sedangkan dimensi hubungan
|
menunjukkan bagaimana cara mengatakann ya, yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubun gan para peserta komunikasi itu.
-
Komunikasi massa bersifat satu arah
Selain ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan
dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan
kelemahann ya. Karena komunikasin ya melalui media massa, maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima
pesan, namun diantara keduan ya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan kata lain, komunikasi
massa bersifat satu arah.
-
Stimulasi alat indra terbatas
Komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka. Pada surat kabar dan
majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif,
khalayak h anya mendengar, sedangkan pada televisi dan film men ggun akan
indra pen glihatan dan pendengaran.
-
Umpan balik tertunda (Delayed) dan tidak langsung (Indirect)
Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedb ack yang
disampaikan oleh komunikan. Umpan balik bersifat langsun
(direct) atau
segera (immediate). Dalamproses komunikasi massa, umpan bali
bersifat
tidak langsung (indirect) dan tertunda (d elayed). Artiny
kounikator
komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetah
bagaimana reaksi
khalayak terhadap pesan yang disampaikann ya.
2.2.4 Proses Komunikasi Massa
Ardianto mengutip dari Claude D. Shannon dan Warren Weaver dalam
bukunya Theories of Mass Communication menggambarkan proses komunikasi
sebagai proses linier dan searah. Pesan diumpamakan mengalir dari sumber
informasi melalui beb erapa komponen menuju kepada komunikan. Dalam proses
komunikasi ini terdapat
5 komponen termasuk satu komponen yaitu noice
(gangguan). Berikut adalah gambar proses komunika
yang diciptakan Shannon
dan Weaver;
|
![]() Gambar 2.1 : Proses Komunikasi Massa
Gambar 2.1 di atas menunjukan bahwa sumber informa
(information
source) menciptakan sebuah pesan (message) untu
dikomunikasikan. Pesan
tersebut terdiri dari atas kata-kata lisan/tulisan, gambar, music da
lain-lain diubah
ke dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesu
dengan saluran
yang akan digunakan.
Pesan dapat diterima/diteruskan melalui saluran kepad
penerima
(receiver). Saluran meru pakan media (alat) yang dap
menyalurkan isyarat dari
pemancar kepada penerima. Penerima (receiver) men yusu
kembali sinyal
tersebut menjadi sebuah pesan sehingga sampai kepada tujua
(destination).
Sementara sinyal memiliki potensi untuk terganggu ole
berbagai sumber
gangguan (noice source) yang ada disekitarnya.
Jadi, komunikator harus dapat memperhatikan dan menyadari aka
hal-hal
yang dapat mengganggu jalannya komuniasi agar tidak terja
kegagalan dalam
2.2.5 Efek Komunikasi Massa
Efek media massa menurut Steven M. Chaffee dapat dilihat dari tiga
pendekatan. Pendekatan yang p ertama, efek dari media massa yang berkaitan
dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua den gan melihat jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa
|
perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain yaitu perubahan
kognitif,afektif, dan behavioral. (Ardianto,2007:50)
Pada umumnya, masyarakat lebih tertarik bukan kepada apa yang
masyarak at telah lakukan oleh media, tetapi kepada apa yang dilakukan media
kepada masyarakat. Masyarakat ingin mengetahui bagaimana media menambah
pengetahuan, mengubah sikap, atau mengger akan perilaku. Hal inilah yan g dapat
disebut sebagai efek komunikasi massa.
Dalam mengulas efek pesan p ada media massa terdapat aspek-aspek
seperti aspek efek kognitif, afektif, dan behavioral. (Rakhmat,2011:215-217)
-
Efek Kognitif
Aspek kognitif terjadi bila adanya perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
-
Efek Afektif
Efek ini timbul bila ada perubahan pad a apa yang dirasakan, disenangi, atau
dibenci khalayak. Efek ini ada hubungann ya dengan emosi, siap, atau nilai.
-
Efek Behavioral
Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati meliputi pola-pola
tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.
2.2.6 Media Massa
Media massa merupakan alat yan g digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar,film, radio,dan televisi. Kar akteristik
media massa ialah bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak,
memakai peralatan teknis atau mekanis, dan bersifat terbuka. (Cangara,2008:126-
127)
Saluran komunikasi melalui media massa terbagi atas dua yaitu media
massa perodik (surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain) dan media
massa nonperiodik (rapat, seminar, dan lain-lain). Periodik artinya diterbitkan
secara teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumn ya.
Media massa nonperio dik dimaksudkan media massa yang bersifat
sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarak an. Setelah
event selesai, maka usailah penggunaannya. Media massa nonperiodik dapat
|
dibedakan atas manusia, misalnya juru kampanye dan benda (poster, spanduk,
leaflet dan lain-lain).
Media massa periodik terbagi atas dua jenis, yaitu media massa elektronik
dan media massa cetak. Media massa elektronik dapat dibagi lagi menjadi media
massa penyiaran (televisi, radio) dan media massa nonpenyiaran (film, VCD,
Internet). (Morissan,2008:12-13)
Pada intinya, Setiap media cetak maupun elektronik memiliki karakteristik
yang khas. Cara penyampaiannya yang berb eda beda menjadikan media massa
ini sangat berguna bagi masyarakat. Kebutuhan yang menjadi faktor utama dalam
menggunakan salah satu media massa baik cetak maupun elektronik.
2.2.7 Radio
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan
perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan
pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dap at mengirimkan suara
manusia dan juga musik. Sementara tabung hampa udara ketika itu bernama
audion berhasil diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang
radio lebih mudah.
Pada tahun 1909, peran radio dalam menyampaikan pesan mulai di akui.
Radio teruji tercepat dan akurat dalam menyampaikan informasi, sehingga semua
orang melirik media ini.Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk
yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga
listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu,
membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Berbagai stasiun radio bermunculan, peran rad io sebagai media massa
semakin besar dan mulai menunjukkan kekuantannya dalam memengaruhi
masyarakat (Morissan,2013:2-3). Radio mendapat julukan sebagai kekuasaan
kelima atau the fifth estate. Setelah pers (baca surat kab ar) dianggap sebagai
kekuasaan keempat atau the fourth estate(Effendy,2007:137).
Kebutuhan pemasaran dan penyusunan program, pengelola radio dapat
menggunakan hasil riset Nielsen Media Research. Hasil riset dapat juga
digunakan oleh pengelola program untuk memantau naik tu runnya jumlah
|
pendengar pada setiap program. Data-data
yang tertera dapat dugunakan untuk
membandingkan perubahan yang terjadi setiap 15 menit.
Pengelola program juga dapat melihat dari dan kemana beralihnya
sejumlah pendengar pada setiap satuan waktu, sehingga dapat diketahui radio apa
yang telah mengambil sebagian jumlah pendengar. Den gan demikian, pengelola
radio dapat mengevaluasi program-program acaranya den gan lebih detail sehingga
mampu menghasilkan program yang lebih kompetitif (Mandolang,2003:4).
Pada tahun-tahun sesudah ditemukan radio, radio hanya mempunyai tiga
fungsi, yakni sebagai:
-
Sarana hibur an
-
Sarana penerangan
-
Sarana pendidikan
-
Sarana propaganda
Mengapa radio dian ggap memiliki kekuasaan yan g begitu h ebat
Ini
disebabkan oleh tiga faktor. (Effend y,2007:137-145)
1) Radio Siaran Bersifat Langsung
Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal ata
programa
yang akan disampaikanlah tidaklah mengalami proses yang k
mpleks.
Bandingkanlah dengan penyebaran, propagand a dengan pamfle
penyebaran
berita melalui surat kabar, pen yebaran p eneran gan dengan majala
dan lain-lain
media yang bersifat tercetak.
2) Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan
Faktor lain yang membuat radio dianggap memiliki kekuasaa
ialah
bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selai
waktu, ruang pun
bagi radio siaran tidak merupakan masalah. Bagaimana pun jauhny
sasaran yang
dituju, dengan radio dapat dicapain ya. Gunung-gunun
|
a. Musik
b. Kata-kata
c. Efek suara
Radio siaran tidak hanya memberikan hiburan saja, tetapi juga penerangan
dan pendidikan. Seseorang yang ingin mengetahui suatu berita tentang suatu
peristiwa penting dari surat kabar, harus menumpahkan seluruh perhatiannya
kepada deretan huruf yang tercetak mati sambil memegang surat kabar itu dengan
kedua belah tangannya. Tidak demikian melalui radio siaran. Radio siaran dapat
mendengarkan warta berita atau mengikut siaran pandangan mata suatu upacara
atau pertandingan olah raga dengan bebas d an leluasa sep erti haln ya dengan
menikmati musik sambil minum, makan, atau tidur-tiduran. Jadi dapat
disimpulkan bahwa radio adalah media yang dapat memberikan hiburan,
penerangan, dan pendidikan untuk pendengar. Proses penyampaian pesan radio
yaitu melalui gelombang elektromagnetik.
2.2.8 Kekuatan Radio
Radio memiliki kekuatan sebagai berikut; (Astuti,2008:39-40)
-
Radio dapat membidik khalayak yang spesifik.
Radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demografis yang
dikehendaki.Untuk mengubah atau mempertajam segmen atau sasaran yang
dituju, radio jauh lebih fleksibel dibandingkan media komunikasi massa
lainnya.
-
Radio bersifat mobile dan portable.
Orang bisa membawa radio ke mana saja. Radio bisa menyatu dengan fungsi
alat penunjang k ehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hngga handphone.
Harga radio juga lebih murah dibanding media lain.
-
Radio bersifat intrusif.
Radio memiliki daya tembus yang tin ggi. Sul
sekali menghindar dari radio,
begitu radio din yalakan. Radio bisa menembu
ruang-ru ang di mana saja,
misalnya dalam mobil.
|
-
Radio bersifat fleksibel.
Radio dapa menciptak an program dengan cepat dan sederhana, dapat
mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan.
-
Radio itu sederhana.
Radio mempunyai kesederhanaan. Dalam mengoperasikan atau mengelola,
radio tak serumit media lain. Mendengarkan radio tidak diperlukan
kemampuan baca dan abstraksi tingkat tinggi.
2.2.9 Kelemahan Radio
Inilah yan g dikatakan Meeske (2003) tentang kelemahan radio
(Astuti,2008:40-41);
-
Radio is aural only.
Radio mempunyai andalan untuk men yampaikan pesan dalam bentuk bunyi
(sound). Radio berbeda dengan media lainnya yang mampu men yampaikan
pesan lewat gambar. Orang pada dasarnya menggunakan imajinasinya sendiri.
-
Radio message are short lived.
Pesan radio itu hanya sebentar atau cepat hilang. Pesan radio bersifat satu
arah, sekilas, dan tak dapat ditarik lagi setelah diudarakan. Maka dari itu,
dalam men yampaikan pesan, radio harus berh ati-hati.
-
Radio listening is phone to distraction.
Radio harus b erurusan dengan satu indra yaitu penden garan. Radio rentan
dengan gangguan, maka metika pendengaran terganggu tak ada lagi
cerita
dalam radio. Selain itu radio dapat didengar saat melakukan pekerjaan lain,
jadi konsentrasi bisa terpecah.
2.2.10 Progra m Radio
Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan
dapat diikuti banyak orang. Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan
format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun pen yiaran dan makin
tersegmennya audiens. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip
dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran
hingga diterima (Morissan,2013:230-231).
|
Menurut Joseph Dominick (2001) dalam buku Morissan Manajemen
Media Penyiaran, Format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam
kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu:
-
Kepribadian (personality) pen yiar dan reporter.
-
Pilihan music dan lagu.
-
Pilihan music dan gaya bertutur (talk).
-
Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio
lainnya.
Jadi sebelum membuat sebuah program, stasiun penyiaran radio harus
men yusun format program radio yang tepat yang sesuai dengan tujuan stasiun
radio dan kebutuhan khalayak.
2.2.11 Format Radio
Pada awalnya, r adio menyiarkan apa saja yang terpikirkan orang untuk
disampaikan kepada massa dalam waktu serempak, sesingkat-singkatnya.
Perlahan-lahan, seiring dengan semakin ban yaknya stasiun radio yang beroperasi,
muncul format radio yang berbeda-beda (Astuti,2008:7).
Morissan mengkutip Michael C.Keith mengenai karakteristik empat
format siaran utama yang popular di dunia, yaitu (Morissan,2013;231-232).
-
Adult Contemporary (AC)
Adult Contemporary (AC) adalah format untuk kaum muda dan dewasa
dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi.
Menyiarkan music pop masa kini, softrock, balada.Men yiarkan
berita
olahraga, ekonomi, politik. Format ini berkemban g pula ke d alam format lain
seperti Middle of the Road. Album Oriental Rock, dan Easy Listening.
-
Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio
CHR adalah format untuk ABG dan muda
belia berumu
antar a 12-20 tahun.
Format paling popular yang berisi lagu-lagu Top 40/Top 3
dan tips praktis.
Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio. CH
merupakan radio
yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan albu
lama, tidak memutar
ulang sebuah lagu yang sama secara berd ekata
|
![]() -
All News/All Talks
All Talks lebih dahulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep
siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All N ews hadir kemudian
tahun 1964 dimotori Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita
bulletin 20 menit berisi berita lokal, regionl, dan dunia. Sasaran radio ini kaum
muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi, berita dan
bincan g ekonomi politik menjadi primadona.
Program radio sebenarnya tidak terlalu banya
jenisnya. Secara umum
program radio terdiri dari atas dua jenis, yaitu musi
dan informasi. Kedua jenis
program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentu
yang pada intinya harus
bisa memenuhi kebutuhan audien dalam hal music da
informasi. Program yang
dibahas ini ialah: 1) produksi berita radio;
perbincangan (talk show);
3) info
hiburan; dan 4) jin ggel (Morissan,2013:234-235).
Gambar 2.2
Pembagian Format Radio Menurut Peter Pringle
(Morissan,2013:235)
|
![]() Saat ini, format radio juga semakin beragam, karena sasara
targetn ya juga
semakin banyak seperti music radio, old time radi
all news, sport radio, talk
radio, religious radio, dan radio ramalan cuac
merupakan jenis format
berdasarkan konten tertentu (Astuti,2008:9).
Jadi kesimpulannya, for mat radio harus dapat disesuaika
d engan sasaran
target agar program lebih terarah dan jelas.Pada siara
Hai Polisi telah
ditentukan sesuai dengan sasaran target yaitu wanita da
pria berusia 20 30
tahun ke atas. Jenis formatnya ialah informasi berup
talkshow (One-on-one-
show).
2.2.12 Talk Show (Perbincangan)
Perbincangan radio pada dasarnya merupakan kombinasi seni berbicara
dan seni wawancara. Setiap penyiar radio sudah semestin ya adalah seorang yang
pandai menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar haruslah pandai bicara.
Namun pen yiar yan g pandai berkata-kata belum tentu bagus mewawancarai
orang. Tidak semua penyiar, pandai mewawancarai orang.
Program talk show biasanya diarahkan oleh pemandu acara bersama satu
atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yan g sudah dir ancang
sebelumnya.
Tiga bentuk program talk show antara lain (Morissan,2013:237);
-
One-on-one-show
Bentuk talk show saat penyiar (pewawancara) dan narasumber berdiskusi
tentang suatu topik tertentu dengan posisi mikrofon terpisah di ruan g studio
yang sama.
-
Panel discussion
Pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
-
Call in show
Program talk show yang melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan
terlebih dahulu ole penyiar, kemudian pendengar diminta untuk memberikan
feedback. Tidak semua respons layak
disiarkan.
|
Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi: penentuan tar get
pendengar yang dituju agar topik yang dipilih sesuai dengan kebutuhan
pendengar, menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas,
memilih penyiar serta menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran
langsung dari lapan gan.
Urutan proses pelaksanaan talk show adalah pertama, pembukaan yang
berisi perkenalan topik, latar belakang, narasumber, dan informasi interaksi
dengan pendengar jika memang akan dilakukan demikian. Kedua, diskusi utama
yang berisi pertanyaan awal p enyiar, tanggapan narasumber, dan interaksi
pendengar.Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan ucapan terima kasih.
Proses siaran Hai Polisi bermula dari pembukaan yang berisi perkenalan
dari kedua pen yiar yaitu
Andra dan Risty juga perkenalan terhadap narasumber
rutin di Hai Polisi yaitu Humas Kepolisian Sektor Serpong AIPTU Wahyu Adhi
Wibowo. Kemudian penyiar menyapa Fresh People yang merupakan sebutan
pendengar dari Fresh Radio.
Biasanya setelah men yapa Fresh People, p enyiar memulai dengan
pertan yaan awal yan g kemudian ditanggapi dengan narasumber. Selanjutnya,
terjadi interaksi antara p enyiar dengan narasumber, maupun dengan pen dengar.
Terakhir berisi kesimpulan dari narasumber maupun penden gar dan ucapan terima
kasih dari penyiar ke narasumber dan pendengar.
Penyiar radio harus memiliki keterampilan, terutama pad a format
informasi berupa talkshow yang memerlukan pen yiar yan g mampu memb awa isi
pesan dengan baik dan jelas. Salah satu kegunaan penyiar bisa mewakili citra
stasiun penyiaran radio. Di balik mikrofon sebuah stasiun penyiaran radio, penyiar
terkadang memiliki tugas tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan.
Penyiar paling tidak selain harus memiliki suara yang bagus, pengucapan
yang benar menjadi hal penting bagi pen yiar dan yang dipahami oleh pen dengar,
artikulasi harus yang menyenangkan dan jelas, perilaku penyiar
yang penuh
percaya diri. Seorang penyiar harus berusaha untuk mengerti pentingnya materi
yang dibacakan atau disampaikan kepada pendengar. (Prayudha,2005:204-214)
Narasumber yang paling baik adalah seorang yang berpengetahuan dalam
suatu bidang dan yang memiliki perasaan tajam. Harus bersyukur jika menemui
narasumber semacam itu dan memupuknya dengan baik, sehingga dapat
dimanfaatkan ketika diperlukan. Yang penting diketahui adalah bahwa setiap
|
narasumber memiliki motif dalam memberikan informasi.
(Kusumaningrat,2007:250)
Siaran Hai Polisi merupakan format Talk Show (perbincangan) dalam
bentuk One-on-one-show. Hal ini karena dalam siaran ini narasumber dan penyiar
melakukan diskusi mengenai isu-isu dan kejadian wilayah hukum Polsek Serpong
yang akan diberitahukan langsung oleh narasumber rutin yaitu Humas Kepolisian
Sektor Serpon g AIPTU Wahyu Adi Wibowo. Proses pemberitahuan ini dilakukan
dengan posisi mikrofon yang terpisah di dalam ruang studio yang sama.
2.2.13 Audiens Radio
Persaingan media pen yiaran pada dasarnya adalah persain gan merebut
perhatian audien. Maka dari itu, pengelola stasiun penyiaran harus memahami
siapa audien mereka dan apa kebutuh an mereka. Dalam era persain gan dewasa ini
setiap media harus memiiki strategi yang jelas dalam merebut audien. Audien
adalah pasar, dan program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan
(Morissan,2013:173).
Di Indonesia media penyiaran yang sudah cukup tersegmentasi adalah
stasiun radio. Berdasarkan riset, stasiun radio di kota besar tidak dapat lagi
menjadi media yang bersifat umum yang membidik seluruh lapisan masyarakat.
Stasiun kota besar harus membidik segmen secara terbatas misalnya: kalangan
remaja, perrempuan, kalangan pebinis dan lain-lain. Di kota besar program stasiun
radio umumnya sudah tersegmentasi.
Di kota kecil atau di daerah, segmentasi audien mungkin tidak terlalu
diperlukan karena tingkat persaingan masih sangat rendah sehingga media
penyiaran cenderung masih bersifat umum. Stasiun radio dengan segmentasi
audien yang jelas pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar digunakan
pemasang iklan untuk mencapai konsumennya.
Segmentasi yang jelas akan menentukan format siaran yan g meliputi
pemilihan program dan gaya siaran sesu ai dengan target audien yang dituju.
Tujuan penentuan format siaran ad alah untuk memenuhi sasaran khalayak secara
spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan radio dan televisi lainnya di
suatu lokasi siaran (Morissan, 2005:156-157).
Bagaimana men yeleksi audien sangat ditentukan pleh bagaimana
pengelola media p enyiaran melihat audien itu sendiri. Den gan demikian, audien
|
yang dilihat oleh dua orang yang berbeda, yang didekati oleh metode segmentasi
yang berbeda akan menghasilkan peta audien yang berbeda pula. Oleh karena
itulah penting dipahami struktur-struktur atau kelompok-kelompok audien yang
ada di tengah masyarakat.
Target audien siaran Hai Polisi adalah wanita dan pria, berusia 20-30
tahun ke atas. Kemudian status ekonomi sosialnya A, B, dan C. Format Musiknya
yaitu CHR-AC. Potensi pendengar Fresh Radio 96,9 FM ini yaitu mahasiswa,
masyarak at yan g sudah b erkeluarga, bekerja, pegawai negeri swasta.
2.2.14 Teori Khusus ( Teori Uses and Effects)
Konsep penggunaan atau use adalah bagian yang sangat penting dari
pemikiran teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya,
akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu
proses komunikasi massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.43).
Penggunaan media massa dapat memiliki ban yak pengertian. Ini dapat
berarti exposure yan g semata mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih
kompleks, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu untuk dapat
dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada p engertian yan g kedua
(Rohim,2009:189).
Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada d asarnya
ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, pada uses and effects kebutuhan hanya
salah satu f aktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media.
Karakteristik individu, harapan d an persepsi terhadap media, dan tingkat akses
kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk mn ggunakan
atau tidak menggunak an isi media massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.49).
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya den gan pen ggun aan
media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan
antara penggunaan d an hasiln ya, dengan memperhitungkan pula isi media,
memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu sebagai berikut (Sendjaja,dkk,
2007:5.44 5.45);
1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan
sebagian besar dari hasil. Dalam h al ini, penggunaan media han ya dianggap
sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam
|
![]() pengertian ini juga, uses and gratifications hanya dianggap berperan sebagai
perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada
karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah
atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki
konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika
penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi.
3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media
(melalui perantaraan penggunann ya) dan sebagian lain oleh penggunaan
media itu sendiri. Oleh karenannya ada dua proses yang bekerja secara
serempak, yang bersama-sama men yebabkan terjadinya suatu hasil yang
disebut conseffects (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses
pendidikan biasanya men yebabkan hasil yang berbentuk conseffects. Di
mana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran
atau efek, dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan
media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pen getahuan.
Ilustrasi mengenai hubungan-hbungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut;
Gambar 2.3
Ilustrasi Hubungan Penggunaan Media dengan Isi Media
(Sendjaja,dkk, 2007:5.45)
|
2.2.15 Kewaspadaan
Pengertian kewaspadaan menurut Kamus Besar Bahasa Indo
esia
(Suharso dan R etnoningsih,2013:637) adalah berawas-awas da
berjaga-jaga,
tidak lengah, menjadikan siap siaga terhadap sesuatu. Sesuat
yang dapat
mengancam keselamatan diri, kelompok ataupun masyaraka
baik dalam hal
tindakan
kejahatan yan g berupa pembunuhan, perampoka
penculikan anak dan
pemerkosaan atau asusila.
Dalam penelitian ini kewaspadaan yang dibahas adala
kewaspadaan
terhadap lingkun gan sekitar tentang tindakan kriminalita
Kewaspadaan yang
dapat dirasakan oleh pendengar Fresh Radio berusia 20 30 tahu
ke atas setelah
menden garkan siaran Hai Polisi, dimana informasi yang serin
disampaikan berisi
tentang tindakan kriminalitas yang terjadi di wilaya
Tangerang Selatan dan
sekitarn ya. Efek dari pesan informasi siaran Hai Polisi yan
akan menimbulkan
rasa kewaspadaan.
Efek pesan media massa meliputi aspek kognitif, afektif, da
behavioral.
Efek kognitif berkaitan dengan transmisi pengetahua
keterampilan,
kepercayaan, atau informasi. Efek afektif berhubungan denga
emosi, sikap, atau
nilai. Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapa
diamati; yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku
(Rakhmat,2011:217).
Kewaspadaan lingkungan sekitar tentang tindakan kriminalita
dari efek
pesan media massa yang digun akan penulis ialah pesa
2.2.16 Lingkungan Sekitar
Pada umumnya Pengertian lingkungan, dalam Kamus Besa
Bahasa
Indon esia (KBBI) adalah : Daerah (kawasan dan sebagainya
yang termasuk di
dalamnya (Jurnal Pendidikan Penabur:2007) .
|
-
Bagian wilayah di kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
pemerintahan desa.
-
Golongan, kalangan.
-
Semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah daerah (kawasa
dan
sebagainya) yang termasuk di dalamnya substansi berup
tanah, air, suhu, cahaya,
angin, waktu, dan gravitasi berorganisme tumbuhan dan hewa
Adapun yang
dimaksud dengan lingkungan sekitar di sini adalah semu
yang mempengaruhi
pertumbuhan manusia dan wilayah yang menjadi temp
tinggal pend engar Hai
Polisi yang merupakan warga Tangerang Selatan.
2.2.17 Tindakan Kriminalitas
Pengertian tindakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharso dan
Retnoningsih,2013:572) yaitu langkah perbuatan, tindak pidana, perbuatan jahat,
tingkah laku, aturan yang dilakukan, atau b arang apa yang dilakukan. Sementara
pengertian kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal, perbuatan yang
melanggar hukum pidana (Suharso dan Retnoningsih,2013:269).
FB I menerima informasi UCR dari kepolisian lokal. Terdapat banyak variasi
dalam peraturan perundang-undangan pidana Negara bagian sehubungan dengan
delik pidana dan definisinya, walaupun kepolisian yang berpartisipasi dalam
rekaman kejahatan seragam mendapat instruksi untuk menstandarkan laporan mereka
bagi penyusunan angkas secara nasional.
Secara historis UCR dibagi menjadi dua bagian: kejahatan-kejahatan bagian I
meliputi kejahatan indek s, kejahatan besar yang dianggap serius, sering terjadi, dan
kemungkinan besar dilaporkan polisi. Delik indeks ini adalah (Hagan,2013:38-41) :
1. Pembunuhan. Penghilangan nyawa seseorang o leh orang lain tanpa r encana
secara sengaja.
2. Pemerkosaan. Men yenggamai seseorang secara paksa dan atau bertentangan
dengan kehendak seseorang itu ketika korban tidak mampu member persetujuan
karena usia mudan ya atau karena ketidakmampuan mental atau fisiknya yang
sifatn ya sementara maupun permanen, atau karena ketidakmampuannya memberi
persetujuan akbibat alcohol atau obat-obatan.
|
3. Perampokan.
Pengambilan atau percobaan untuk mengambil segala sesuatu yang
berharga dari pemeliharaan, pengampuan, atau penguasaan seseorang oleh oran g
lain secara paksa atau ancaman penggunaan paksaan atau kekerasan dan atau
membuat korban ketakutan.
4. Penyerangan Berat. Ser angan melawan hukum oleh seseorang terhadap orang
lain dengan maksud menimbulkan luka fisik parah atau gawat.
5. Pembobolan. Masuk secara tidak sah k e dalam suatu bangunan untuk melakukan
kejahatan b esar atau pencurian.
6. Pencurian (tidak termasuk Pencurian berkendara bermotor). Mengambil,
membawa, menuntun, atau melarikan harta benda dari kepemilikan konstruktif
orang lain.
7. Pencurian berkendara bermotor. Pencurian atau percobaan pencurian kendaraan
bermotor.
8. Pembakaran. Setiap pembakaran secara sengaja atau dengan niat mencelakai atau
percobaan pembakaran.
Kejahatan-kejahatan Bagian II adalah delik-delik digunakan dalam
memperhitungk an angka kejahatan, antara laian:
-
Penyerangan biasa. Penyerangan dan percob aan penyerangan di mana senjata
tidak digunakan dan yang tidak menimbulkan luk a serius atau parah pada korban.
-
Pemalsuan. Membuat, mengganti, mengedarkan, atau memiliki segala sesuatu
yang palsu menyerupai yang asli.
-
Penipuan. Pmbicaraan curang dan mendapatkan uang atau properti dengan dalih
palsu.
-
Penggelapan. Pengambilan secara tidak sah.
-
Menadah barang curian.
-
Vandalisme. Menghancurkan, merusak, atau membikin buruk setiap properti
pribadi atau umum tanpa seizin pemilik.
-
Membawa senjata secara illegal.
-
Pelacuran dan delik-delik terkait
-
Delik seks (hubungan seks dengan anak dibawah umur, dll)
-
Pelanggaran undang-undang minuman keras
-
Mabuk di depan umum
|
![]() -
Perbuatan mengganggu
-
Menggelandang. Meminta-minta, kluntang-klantung, dan sebagainya.
-
Pelanggaran jam malam/keluyuran (orang dibawah 18 tahun)
-
Kabur. Terbatas pada remaja yang berada dalam tahanan perlindungan menurut
ketentuan undang-undang lokal.
-
Semua pelanggaran lain terhadap undang-undan g negara bagian dan lokal (selain
pelanggaran lalu lintas)
Dalam penelitian, Penulis membata
kewaspadaan tindakan kriminalitas
dengan kejah atan bagian I meliputi kejahata
indeks, kejahatan besar yan g dianggap
serius, sering terjadi, dan kemungkinan besa
dilaporkan polisi yaitu pencurian (tidak
termasuk Pencurian berkendara bermotor) sep er
mengambil, membawa, menuntun,
atau melarikan harta benda dari kepemilika
konstruktif orang lain dan pencurian
berkendara bermotor.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penulis menyusun kerangka pemikiran untuk mempermudah pemahaman
penelitian. Berikut kerangka pemikiran:
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Variabel X
Variabel Y
KEWASPADAAN
SIARAN HAI
LINGKUNGAN
POLISI
SEKITAR T ENTANG
TINDAKAN
KRIMINALITAS
|
![]() Variabel X dari penelitian ini adalah isi ata
unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap siaran Hai Polisi yaitu penyi
(cara bicara, pemahaman,
kepercayaan diri dalam membawa siaran, pengucapan
narasumber (penyampaian,
pengetahuan), dan isi program. Variabel X i
merupakan unsur-unsur yang dapat
memberikan efek terhadap pengguna media ata
pendengar siaran Hai Polisi. Dari
variabel X yang sudah ditentukan maka aka
mengkaitkannya dengan variabel Y.
Dalam variabel Y ini menggunakan efek dari pesa
media. Efek pesan media ada
kognitif, afektif, dan behavioral. Namun, variabel
kewaspadaan lingkungan sekitar
tentang tindakan kriminalitas yang digunakan penelitia
ini yaitu berisi tentang
kognitif (sesuatu yang dipahami, diketahui), dan afekt
(perubahan yang disenangi
atau tidak disukai). Alasan hanya berisi tentang kognitif da
afektif karena penelitian
ini hanya ingin mengetahui apa yang dipahami da
perubahan yang dirasakan oleh
pendengar bukan mengenai pola tindakan atau kebiasaa
berprilaku yang terdapat
pada behavioral.
2.4 Operasional Konsep/Variabel Operasional
Teori operasional konsep dapat dilihat sebagai berikut;
Tabel 2.2 : Operasional Konsep / Variabel Operasional
Variabel Dimensi Indikator
Skala
(Variabel X)
Penyiar
1) Penyiar memiliki suara
Skala Likert: Checklist
Siaran
yang bagus dan
berkar akter
1) STS = Sangat
Hai Polisi
Tidak Setuju.
2) Penyiar sangat
2) TS = Tidak
memahami konsep mater i
siaran
Setuju;
3) RG = Ragu-
3) Penyiar menggunakan
ragu;
pengucapan yan g benar
dan jelas
4) ST = Setuju;
5) SS = Sangat
Setuju;
4) Penyiar seperti memiliki
rasa percaya diri saat
membawa siar an Hai
Polisi
|
![]() Skala Likert: Checklist
Narasumber
1) Narasumber jelas dalam
1) STS = Sangat
menyampaikan informasi
Tidak Setuju.
2) Narasumber memiliki
2) TS = Tidak
pengetahuan dalam
bidang kepolisian
Setuju;
3) RG = Ragu-
3) Narasumber memiliki
ragu;
motif yang positif kepada
pendengar dalam
memberikan informasi
4) ST = Setuju;
5) SS = Sangat
Setuju;
Skala Likert: Checklist
Isi Program
1) Siaran Hai Polisi
1) STS = Sangat
merupakan jenis program
Informasi berupa Talk
Show
Tidak Setuju.
2) TS = Tidak
Setuju;
2) Informasi berguna dan
3) RG = Ragu-
bermanfaat bagi
kehidupan pendengar
ragu;
4) ST = Setuju;
5) SS = Sangat
3) Musik yang diputar
Setuju;
adalah musik-musik hits
pada zamannya
(Variabel Y)
Kognitif
1) Saya mendapat
Skala Likert: Checklist
Kewaspadaan
pemahaman mengenai
informasi yan g disajikan
tentang tindakan
kriminalitas seperti
pencurian di wilayah
Tangeran g.
1) STS = Sangat
Lingkungan
Tidak Setuju.
Sekitar
2) TS = Tidak
Tentang
Setuju;
Tindakan
3) RG = Ragu-
Kriminalitas
ragu;
2) Saya dapat lebih berfikir
4) ST = Setuju;
5) SS = Sangat
Setuju;
untuk berhati-hati dalam
menjaga diri agar
terhindar dari tindakan
kriminalitas saat
mendengarkan siaran Hai
Polisi
3) Saya mengetahui
kegiatan, isu-isu, atau
kejadian apa yang sedang
terjadi di kota Tangerang
Selatan.
4) Saya dapat
memperkirakan akibat
jika melakukan
pelanggaran hukum,
setelah mendengar siaran
Hai Polisi
|
![]() Afektif
1) Saya tertarik untuk
Skala Likert: Checklist
mendengar siaran Hai
Polisi
1) STS = Sangat
Tidak Setuju.
2) Saya merasa senan g saat
2) TS = Tidak
mendengarkan siaran Hai
Polisi
Setuju;
3) RG = Ragu-
3) Saya memperhatikan
ragu;
penuh seluruh informasi
di Hai Polisi
4) ST = Setuju;
5) SS = Sangat
Setuju;
4) Saya menilai informasi
yang disampaikan pada
siaran Hai Polisi dapat
menambah pemah aman
mengenai terjadinya
tindakan kriminalitas
5) Saya merasa harus
update terhadap hal-hal
yang terjadi di Kota
Tangerang Selatan
6) Saya dapat lebih waspada
dengan lingkungan
sekitar, setelah
mendengar siaran Hai
Polisi
|