8
BAB 2
KAJIAN PUST AKA
2.1  Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
  Sebagai  bahan  pertimbangan,  berikut  terdapat  penelitian  sebelumnya  dari 
beberapa peneliti. 
Tabel 2.1 : Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
No  Nama  Judul  Teori  Metodologi  Hasil
Kesimpulan
Menggun akan 
metode 
deskriptif 
kualitatif. 
Menggun akan 
data primer d an 
sekunder melalui 
wawan cara   
kemudian teknik  
analisis data 
yang digunakan 
pada pen elitian 
ini adalah 
analisis  
data kualitatif 
dengan model 
interaktif   
Peran Radio 
Heartline  94,4 
FM Dalam  
Meningkatkan 
Pengenalan 
Lingkungan 
Hidup 
Kepada Warga 
Kelurahan Sungai 
Pinang   
Dalam 
Kecamatan 
Sungai   
Pinang Kota  
Samarinda 
Hasil penelitian 
ini menunjukan 
bahwa Peran 
Radio Heartline 
Dalam  
Meningkatkan 
Pengenalan 
Lingkungan 
Hidup Kepada 
Warga dengan  
menggunakan 
fungsi media 
massa  yaitu : 
pengamatan 
social, korelasi 
social, dan  
sosialisasi yang 
telah 
dilaksanakan 
sangat baik. 
Teori: Social 
Learning  
Theory dan 
1  Androw Oktua 
Tamba 
(Universitas  
Mulawarman, 
2014) Volume 
2, Nomor 3, 
2014: 373-
385 
Diffusion Of 
Innovations 
Model 
2  Rm. Dend y 
Program talk 
show tanya 
dokter:kajian 
tentang 
kepuasan 
pendengar 
radio Retjo 
Buntun g 99.4 
fm Yogyakara 
Teori: Socio-
Psychologic
al Tradition 
Menggun akan 
penelitian 
kuantitatif. 
Teknik 
pengambilan 
sampel dengan 
teknik simple 
random sampling 
Program Talk 
Show Tanya 
Dokter 
berpengaruh 
positif dan 
signifikan 
terhadap 
Lo yalitas 
Pelanggan 
dengan p-value 
Herdianto 
(Universitas 
Sebelas Maret, 
2008)  
  
0,000 (<0.05), 
sedangkan 
68,6% variabel 
Kepuasan 
Pendengar 
dijelaskan oleh 
variabel 
Progr am Talk 
Show Tanya 
Dokter, 
sedangkan 
sisanya 31,4% 
(100% - 68,6%) 
dijelaskan oleh 
sebab-sebab 
yang lain diluar 
model/variabel 
tersebut.  
Efektivitas Acara 
‘Siaran Pedesaan’ 
LPP RRI Dalam 
Meningkat-
kan Usaha Ternak 
Kelinci 
Kelompok Tani 
Madurasa 
Kelurahan Lok 
Bahu Samarinda 
3  Abdul Halim 
Teori Uses 
and 
Gratification 
Menggunakan
teknik 
Efektivas acara 
Siaran 
Pedesaan  LPP 
RRI Samarinda 
dilihat dari 
Efek siaran 
dinilai efektif 
karena 
informasi-
informasi yang 
disampaikan 
sangat 
berpen garuh 
bagi k elompok 
tani ternak 
kelinci 
Madurasa. 
Azmi 
(Universitas 
Mulawarman
, 2014) 
Volume 2, 
Nomor 1 
purposive 
sampling.
4  Hollander, 
Talk Radio: 
Predictors Of 
Use And 
Effects On 
Attitudes 
About 
Government  
Kuantitatif.  Data  
Source. Data 
were drawn from 
a nationwide 
telephone survey 
of 1,507 
Americans, ages 
eighteen or 
older, during the 
period of 18 to 
24 May 1993. 
The survey was 
conducted for 
the Times Mirror 
Slightly more 
than one-third 
of the sample 
reported never 
listening to 
taDc radio (n 
= 548, 36.6%). 
Of the 
remaining 951 
respondents 
who reported 
listening to 
talk radio, 230 
(24.2%) of 
Teori 
Barry A  (1996) 
Volume 73. 
Issue  1 
Pages  102-113 
Number of 
pages 12 
Uses And 
Effects
  
Center for The 
People and The 
Press. 
those said they 
also had 
attempted to 
call a talk 
radio program. 
Context  
Effects  
of Radio  
Programming  
on Cognitive  
Processing  
of Embedded  
Advertisements   
Questionnaires. 
The subjects  correlations  
who participated  
in this 
experiment were 
93 undergraduate 
students (43  
men and 50   
women)  
at the University   
of Leicester,   
aged between  
18 and  
34 years 
(mean=20.27,  
SD = 3.34), who  
received f2.50  
for their 
participation.  
The 
Between 
subjects’ratings  
of the 
programmes  
and their  
recall, 
recognition,and  
global memory 
scores for the  
advertisements  
were 
calculated.None  
of the 
correlations  
between  
subjects’  
ratings of the 
radio 
programmes  
and memor y  
scores reached 
significance  
(p> 0.05  
in each  
case).  
5  Claire E.  
Teori Uses 
And Effects 
NORR IS  
And Andrew  
M. Colman  
(De Monfjort 
University and 
Leicester 
University,  
1996 ) Volume  
10, 473-486  
  
2.2  Landasan Teori 
2.2.1  Teori- teori Dasar/Umum Komunikasi (Proses komunikasi bermedia) 
   Komunikasi  bermedia  (mediated communication)  adalah  komunikasi yang 
menggunakan  saluran  atau  sarana  untuk  meneruskan  suatu  pesan  kepada 
komunikan  yang  jauh  tempatnya,  dan  atau  banyak  jumlahnya.  Komunikasi 
bermedia  ini  juga  dapat  disebut  sebagai  komunikasi  tak  langsung  (indirect 
communication),  dan  sebagai  konsekuensinya  arus  balik  pun  tidak  terjadi  pada 
saat komunikasi dilancarkan.
  
 mempertimbangkan  den gan  baik  pesan  apa  yang  ingin  disampaikan  pada  komunikan  sehingga  komunikasi  yang  disampaikan  berhasil  diterima  dan  dipahami.
   Proses  komunikasi  bermedia,  komunikator  tidak  mengetahui  ta
ggapan 
komunikan  pada  saat  berkomunikasi.  Oleh  sebab  itu,  dala
melancarkan 
komunikasi dengan  menggunakan  media,  komunikator  harus  lebi
matang  dalam 
perencanaan  dan  persiapan sehingga dapat  merasa pasti bahw
komunikasinya  itu 
akan berhasil. (Effendy,2004:9-10) 
2.2.2  Komunikasi Massa 
   Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat 
mendesiminasikan  pesan  secara  luas,  sangat  beragam,  tersebar  luas  kepada  para 
penerima.  Pesan-pesan  media,  secara  khusus  dapat  disampaikan  
lewat  teknologi, 
di  mana  pengaruh   tampilan  dan  gambar  pesan  dapat  dimodifikasi  lewat 
kecan ggihan teknologi. (R ohim,2009:22) 
   Komunikasi massa ialah komunikasi melalui  media modern, yang meliputi 
surat  kabar  yang  mempunyai  sirkulasi  yang  luas,  siaran  radio  dan  televisi  yang 
ditujukan  kepada  umum,  dan  film  yang  dipertunjukkan  di  gedung-gedung 
bioskop.  Lazimnya  media  massa  modern  menunjukkan  seluruh  sistem  dimana 
pesan-pesan  diproduksikan,  dipilih,  disiarkan  diterima  dan  ditanggapi. 
(Effendy,2007:79 ) 
   Komunikasi  massa  sangat  berbeda  dengan  komunikasi  tatap  muka,  baik 
dalam  bentuk  komunikasi  antarpesona  (interpersonal  communication)  maupun 
komunikasi kelompok (group communication). Keuntungan dari  komunikasi tatap 
muka  (face-to-face  communication )  ialah  terjadin ya  umpan  balik  langsung
(immediate  feedback). Komunikator  dapat mengetah
tanggapan secara  langsung 
pada saat itu juga.  
   Tidak  demikian  d alam  komunikasi  massa,  umpa
balik  terjadinya  tidak 
langsung atau  tertunda  (delayed  feedback) atau  mungki
bisa  tidak terjadi  umpan 
balik  (Effendy,2004:50-51).  Pada  intinya,  pesa
komunikasi  media  massa  dapat 
tersebar  secara  luas  melalui  media.  Maka  dari  it
media  harus  dapat 
 
  
2.2.3  Karakteristik Komunikasi Massa
  Saat  seseorang  yang  akan  menggunakan  media  massa  sebagai  alat  untuk 
melakukan  kegiatan  komunikasinya  perlu  memahami  karakteristik  komunikasi 
massa, yaitu seperti berikut; (Ardianto,2007: 6-15) 
Komunikasi massa bersifat umum 
Pesan  komunikasi  yang  disampikan  melalui  media  massa  ialah  terbuka  untuk 
semua  oran g.  Meskipun  pesan  komunikasi  massa  bersifat  umum dan  terbuka, 
sama  sekali  terbuka  juga  jaran g  diperoleh,  disebabkan  fakto  yan g  bersifat 
paksaan  yang  timbul  karena  struktur  sosial.  Pengawasan  terhadap  faktor 
tersebut  dapat  dilakukan  secara  resmi  sejauh  bersangkutan  dengan  larangann 
dalam 
bentuk  hukum,  terutama  yang  berhubungan  dengan  pen yiaran  ke  luar 
negeri. 
Komunikan bersifat heterogen 
Perpaduan  antara  jumlah  komunikan  yang  besar  dalam  komunikasi  massa 
dengan  keterbukaan  dalam  memperoleh  pesan-pesan  komunikasi,  erat  sekali 
hubungannya  dengan  sifat  hetero gen  komunikan.  Suatu  paradoks  dari 
heterogenitas  komunikan  alam  komunikasi  massa,  ialah  pengelompokkan 
komunikan  harus  mempunyai  minat  yang  sama  terhadap  media  massa, 
terutama  jenias  khusus  dari  isi  penyiaran,  serta  mempunyai  kesamaan 
pengertian  kebudayaan  dan  nilai-nilai.  Jelasnya,  komunikan  dalam 
komunikasi  massa  adalah  sejumlah  orang  yang  disatukan  oleh  suatu  minat 
yang  sama  yang  mempunyai  bentuk tingkah  laku  yang  sama dan terbuka  bagi 
pengaktifan tujuan  yang sama. 
Media massa menimbulkan keserempakan 
Arti  dari  keserempakan  ialah  keserempakan  kontak  dengan  sejumlah  besar 
penduduk  dalam  jarak  yang  jauh  dari  komunikator,  dan  penduduk  tersebut 
satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal 
ini  melebihi  media  tercetak,  karena  yang  terakhir  dibaca  pad a  waktu  yang 
berbeda dan lebih selektif.  
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 
Salah  satu  prinsip komunikasi  adalah  bahwa  komunikasi  mempunyai dimensi 
isi  dan  dimensi  hubungan.  Dimensi  ini  menunjukan  muatan  atau  isi 
komunikasi,  yaitu  apa  yang  dikatan,  sedangkan  dimensi  hubungan 
  
menunjukkan  bagaimana  cara  mengatakann ya,  yang  juga  mengisyaratkan 
bagaimana hubun gan para peserta komunikasi itu.  
Komunikasi massa bersifat satu arah 
Selain  ciri  yang  merupakan  keunggulan  komunikasi  massa  dibandingkan 
dengan  komunikasi  lainnya,  ada juga  ciri  komunikasi  massa  yang  merupakan 
kelemahann ya.  Karena  komunikasin ya  melalui  media  massa,  maka 
komunikator  dan  komunikannya  tidak  dapat  melakukan  kontak  langsung. 
Komunikator  aktif  menyampaikan  pesan,  komunikan  pun  aktif  menerima 
pesan,  namun  diantara  keduan ya  tidak  dapat  melakukan  dialog  sebagaimana 
halnya  terjadi  dalam  komunikasi  antarpesona.  Dengan  kata  lain,  komunikasi 
massa bersifat satu arah. 
Stimulasi alat indra terbatas 
Komunikasi  antarpesona  yang  bersifat  tatap  muka.  Pada  surat  kabar  dan 
majalah,  pembaca  hanya  melihat.  Pada  radio  siaran  dan  rekaman  auditif, 
khalayak  h anya  mendengar,  sedangkan  pada  televisi  dan  film  men ggun akan 
indra pen glihatan dan pendengaran. 
Umpan balik tertunda (Delayed) dan tidak langsung (Indirect) 
Efektivitas  komunikasi  seringkali  dapat  dilihat  dari  feedb ack  yang
disampaikan  oleh  komunikan.  Umpan  balik  bersifat  langsun
(direct)  atau 
segera  (immediate).  Dalamproses  komunikasi  massa,  umpan  bali
bersifat 
tidak  langsung  (indirect)  dan  tertunda  (d elayed).  Artiny
kounikator 
komunikasi  massa  tidak  dapat  dengan  segera  mengetah
bagaimana  reaksi 
khalayak terhadap pesan  yang disampaikann ya.  
2.2.4  Proses Komunikasi Massa 
   Ardianto  mengutip  dari  Claude  D.  Shannon  dan  Warren  Weaver  dalam 
bukunya “Theories of Mass  Communication” menggambarkan  proses komunikasi 
sebagai  proses  linier  dan  searah.  Pesan  diumpamakan  mengalir  dari  sumber 
informasi melalui  beb erapa komponen  menuju  kepada  komunikan.  Dalam proses 
komunikasi  ini  terdapat 
5  komponen  termasuk  satu  komponen  yaitu  noice
(gangguan).    Berikut adalah gambar  proses  komunika
yang diciptakan  Shannon 
dan Weaver; 
  
 penyampaian komunikasi  dan  pesan  dapat  diterima dengan  baik  oleh komunikan.  (Ardianto,2007:30)
Gambar 2.1 : Proses Komunikasi Massa
  
  Gambar  2.1  di  atas  menunjukan  bahwa  sumber  informa
(information 
source)  menciptakan  sebuah  pesan  (message)  untu
dikomunikasikan.  Pesan 
tersebut terdiri dari atas kata-kata lisan/tulisan, gambar, music da
lain-lain diubah 
ke dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesu
dengan saluran 
yang akan digunakan. 
  Pesan  dapat  diterima/diteruskan  melalui  saluran  kepad
penerima 
(receiver).  Saluran  meru pakan  media  (alat)  yang  dap
menyalurkan  isyarat  dari 
pemancar  kepada  penerima.  Penerima  (receiver)  men yusu
kembali  sinyal 
tersebut  menjadi  sebuah  pesan  sehingga  sampai  kepada  tujua
(destination). 
Sementara  sinyal  memiliki  potensi  untuk  terganggu  ole
berbagai  sumber 
gangguan (noice source) yang ada disekitarnya. 
Jadi,  komunikator harus dapat  memperhatikan dan menyadari aka
hal-hal 
yang  dapat  mengganggu  jalannya  komuniasi  agar  tidak  terja
kegagalan  dalam 
2.2.5  Efek Komunikasi Massa
  Efek  media  massa  menurut  Steven  M.  Chaffee  dapat  dilihat  dari  tiga 
pendekatan.  Pendekatan   yang  p ertama,  efek  dari  media  massa  yang  berkaitan 
dengan  pesan  atau  media  itu  sendiri.  Pendekatan  kedua  den gan  melihat  jenis 
perubahan  yang  terjadi  pada  diri  khalayak  komunikasi  massa  yang  berupa 
  
perubahan  sikap,  perasaan  dan  perilaku  atau  dengan  istilah  lain  yaitu  perubahan 
kognitif,afektif, dan behavioral. (Ardianto,2007:50) 
Pada  umumnya,  masyarakat  lebih  tertarik  bukan  kepada  apa  yang 
masyarak at  telah  lakukan  oleh  media,  tetapi  kepada  apa  yang  dilakukan  media 
kepada  masyarakat.  Masyarakat  ingin  mengetahui  bagaimana  media  menambah 
pengetahuan,  mengubah  sikap,  atau mengger akan  perilaku.  Hal  inilah  yan g  dapat 
disebut sebagai efek komunikasi massa.  
Dalam  mengulas  efek  pesan  p ada  media  massa  terdapat  aspek-aspek 
seperti aspek efek kognitif, afektif, dan behavioral. (Rakhmat,2011:215-217)
Efek Kognitif 
Aspek  kognitif  terjadi  bila  adanya  perubahan  pada  apa  yang  diketahui, 
dipahami,  atau  dipersepsi  khalayak.  Efek  ini  berkaitan  dengan  transmisi 
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. 
Efek Afektif  
Efek  ini  timbul  bila  ada  perubahan  pad a  apa  yang  dirasakan,  disenangi,  atau 
dibenci khalayak. Efek  ini ada hubungann ya dengan emosi, siap, atau nilai. 
Efek Behavioral 
Efek  ini  merujuk  pada  perilaku  nyata  yang  dapat  diamati  meliputi  pola-pola 
tindakan, kegiatan,  atau  kebiasaan berprilaku. 
2.2.6  Media Massa 
Media  massa  merupakan  alat  yan g  digunakan  dalam  penyampaian  pesan 
dari  sumber  kepada  khalayak  (penerima)  dengan  menggunakan  alat-alat 
komunikasi  mekanis  seperti  surat  kabar,film,  radio,dan  televisi.  Kar akteristik 
media  massa  ialah  bersifat  melembaga,  bersifat  satu  arah,  meluas  dan  serempak, 
memakai  peralatan  teknis  atau mekanis,  dan  bersifat terbuka.  (Cangara,2008:126-
127) 
Saluran  komunikasi  melalui  media  massa  terbagi  atas  dua  yaitu  media 
massa  perodik  (surat  kabar,  majalah,  televisi,  radio,  dan  lain-lain)  dan  media 
massa  nonperiodik  (rapat,  seminar,  dan  lain-lain).  Periodik  artinya  diterbitkan 
secara teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumn ya.  
Media  massa  nonperio dik  dimaksudkan  media  massa  yang  bersifat 
sementara  (eventual)  tergantung  pada  peristiwa  yang  diselenggarak an.  Setelah
event  selesai,  maka  usailah  penggunaannya.  Media  massa  nonperiodik   dapat
  
dibedakan  atas  manusia,  misalnya  juru  kampanye  dan  benda  (poster,  spanduk, 
leaflet dan lain-lain). 
Media  massa  periodik terbagi  atas  dua  jenis,  yaitu media massa  elektronik 
dan  media  massa  cetak.  Media  massa  elektronik  dapat  dibagi  lagi  menjadi  media 
massa  penyiaran  (televisi,  radio)  dan  media  massa  nonpenyiaran  (film,  VCD, 
Internet). (Morissan,2008:12-13) 
Pada intinya, Setiap media  cetak maupun elektronik memiliki  karakteristik 
yang  khas.  Cara  penyampaiannya  yang  berb eda  –  beda  menjadikan  media  massa 
ini  sangat  berguna bagi masyarakat. Kebutuhan yang menjadi faktor utama dalam 
menggunakan salah satu media massa baik cetak maupun elektronik.
2.2.7  Radio 
Sebelum  Perang  Dunia  I  meletus,  Reginald  Fessenden  dengan  bantuan 
perusahaan  General  Electric  (GE)  Corporation  Amerika  berhasil  menciptakan 
pembangkit  gelombang  radio  kecepatan  tinggi  yang  dap at  mengirimkan  suara 
manusia  dan  juga  musik.  Sementara  tabung  hampa  udara  ketika  itu  bernama 
audion  berhasil  diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan  gelombang 
radio lebih mudah.
  Pada  tahun  1909,  peran  radio  dalam  menyampaikan  pesan  mulai  di  akui. 
Radio  teruji  tercepat dan akurat  dalam  menyampaikan  informasi, sehingga  semua 
orang  melirik  media  ini.Pesawat  radio  pertama  kali  diciptakan,  memiliki  bentuk 
yang  besar  dan  tidak  menarik  serta  sulit  digunakan  karena  menggunakan  tenaga 
listrik  dari  baterai  yang  berukuran  besar.  Menggunakan  pesawat  radio  ketika  itu, 
membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai. 
Berbagai  stasiun  radio  bermunculan,  peran  rad io  sebagai  media  massa 
semakin  besar  dan  mulai  menunjukkan  kekuantannya  dalam  memengaruhi 
masyarakat  (Morissan,2013:2-3).  Radio  mendapat  julukan  sebagai  kekuasaan 
kelima  atau  “the  fifth  estate”.  Setelah  pers  (baca  surat  kab ar)  dianggap  sebagai 
kekuasaan keempat atau “the fourth estate”(Effendy,2007:137). 
Kebutuhan  pemasaran  dan  penyusunan  program,  pengelola  radio  dapat 
menggunakan  hasil  riset  Nielsen  Media  Research.   Hasil  riset  dapat  juga 
digunakan  oleh  pengelola  program  untuk  memantau  naik  tu runnya  jumlah
  
pendengar  pada  setiap  program.  Data-data 
yang  tertera  dapat  dugunakan  untuk 
membandingkan perubahan yang terjadi setiap 15  menit.  
Pengelola  program  juga  dapat  melihat  dari  dan  kemana  beralihnya 
sejumlah pendengar  pada  setiap satuan  waktu, sehingga  dapat diketahui radio apa 
yang  telah  mengambil  sebagian  jumlah  pendengar.  Den gan  demikian,  pengelola 
radio dapat mengevaluasi program-program  acaranya den gan lebih detail sehingga 
mampu menghasilkan program yang lebih kompetitif (Mandolang,2003:4). 
Pada  tahun-tahun  sesudah  ditemukan  radio,  radio   hanya  mempunyai  tiga 
fungsi,  yakni sebagai: 
Sarana hibur an 
Sarana penerangan  
Sarana pendidikan 
Sarana propaganda 
Mengapa  radio  dian ggap  memiliki  kekuasaan  yan g  begitu  h ebat
Ini 
disebabkan oleh tiga faktor. (Effend y,2007:137-145) 
1)  Radio Siaran Bersifat Langsung 
Untuk  mencapai  sasarannya,  yakni  pendengar,  sesuatu  hal  ata
programa 
yang  akan  disampaikanlah  tidaklah  mengalami  proses  yang  k
mpleks. 
Bandingkanlah  dengan  penyebaran,  propagand a  dengan  pamfle
penyebaran 
berita  melalui  surat  kabar,  pen yebaran  p eneran gan  dengan  majala
dan  lain-lain 
media yang bersifat tercetak. 
2)  Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan 
Faktor  lain  yang  membuat  radio  dianggap  memiliki  kekuasaa
ialah 
bahwa  siaran  radio  tidak  mengenal  jarak  dan  rintangan.  Selai
waktu,  ruang  pun 
bagi  radio  siaran  tidak merupakan  masalah.  Bagaimana pun  jauhny
sasaran yang 
dituju,  dengan  radio  dapat  dicapain ya.  Gunung-gunun
  
a.  Musik 
b.  Kata-kata 
c.  Efek suara 
  Radio  siaran  tidak hanya memberikan hiburan saja, tetapi juga penerangan 
dan  pendidikan.  Seseorang  yang  ingin  mengetahui  suatu  berita  tentang  suatu 
peristiwa  penting  dari  surat  kabar,  harus  menumpahkan  seluruh  perhatiannya 
kepada deretan  huruf yang  tercetak mati  sambil memegang surat  kabar  itu  dengan 
kedua  belah  tangannya.  Tidak  demikian  melalui  radio  siaran.  Radio  siaran  dapat 
mendengarkan  warta  berita  atau  mengikut  siaran  pandangan  mata  suatu  upacara 
atau  pertandingan  olah  raga  dengan  bebas  d an  leluasa  sep erti  haln ya  dengan 
menikmati  musik  sambil  minum,  makan,  atau  tidur-tiduran.  Jadi  dapat 
disimpulkan  bahwa  radio  adalah  media  yang  dapat  memberikan  hiburan, 
penerangan,  dan  pendidikan  untuk  pendengar.  Proses  penyampaian  pesan  radio 
yaitu melalui gelombang elektromagnetik. 
2.2.8  Kekuatan Radio
  Radio memiliki kekuatan sebagai berikut; (Astuti,2008:39-40) 
Radio dapat membidik khalayak  yang spesifik.  
Radio  memiliki  kemampuan  untuk  berfokus  pada kelompok  demografis  yang 
dikehendaki.Untuk    mengubah  atau  mempertajam  segmen  atau  sasaran  yang 
dituju,  radio  jauh  lebih  fleksibel  dibandingkan  media  komunikasi  massa 
lainnya. 
Radio bersifat mobile dan portable. 
Orang bisa  membawa  radio ke  mana saja.  Radio  bisa  menyatu  dengan fungsi 
alat penunjang k ehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hngga  handphone. 
Harga radio juga lebih murah dibanding media lain. 
Radio bersifat intrusif. 
Radio  memiliki  daya  tembus  yang  tin ggi.  Sul
sekali  menghindar  dari  radio, 
begitu  radio  din yalakan.  Radio  bisa  menembu
ruang-ru ang  di  mana  saja, 
misalnya dalam mobil. 
  
Radio bersifat fleksibel. 
Radio  dapa  menciptak an  program  dengan  cepat  dan  sederhana,  dapat 
mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan. 
Radio itu sederhana. 
Radio  mempunyai  kesederhanaan.  Dalam  mengoperasikan  atau  mengelola, 
radio  tak  serumit  media  lain.  Mendengarkan  radio  tidak  diperlukan 
kemampuan baca dan abstraksi tingkat tinggi.  
2.2.9  Kelemahan Radio 
Inilah  yan g  dikatakan  Meeske  (2003)  tentang  kelemahan  radio 
(Astuti,2008:40-41);
Radio is aural only. 
Radio  mempunyai  andalan  untuk  men yampaikan  pesan  dalam  bentuk  bunyi 
(sound).  Radio  berbeda  dengan  media  lainnya  yang  mampu  men yampaikan 
pesan lewat gambar. Orang pada dasarnya menggunakan imajinasinya sendiri. 
Radio message are short  lived. 
Pesan  radio  itu  hanya  sebentar  atau  cepat  hilang.  Pesan  radio  bersifat  satu 
arah,  sekilas,  dan  tak  dapat  ditarik  lagi  setelah  diudarakan.  Maka  dari  itu, 
dalam men yampaikan pesan, radio harus berh ati-hati. 
Radio listening is phone to distraction. 
Radio  harus  b erurusan  dengan  satu  indra  yaitu  penden garan.  Radio  rentan 
dengan  gangguan,  maka  metika  pendengaran  terganggu  tak  ada  lagi 
cerita 
dalam  radio.  Selain  itu  radio  dapat  didengar  saat  melakukan  pekerjaan  lain, 
jadi konsentrasi bisa terpecah.  
2.2.10  Progra m Radio 
   Program radio harus  dikemas sedemikian rupa agar menarik  perhatian  dan 
dapat  diikuti  banyak  orang.  Setiap  program  siaran  harus  mengacu  pada  pilihan 
format  siaran  tertentu  seiring  makin  banyaknya  stasiun  pen yiaran  dan  makin 
tersegmennya  audiens.  Format  siaran  diwujudkan  dalam  bentuk  prinsip-prinsip
dasar  tentang  apa,  untuk  siapa,  dan  bagaimana  proses  pengolahan  suatu  siaran 
hingga diterima (Morissan,2013:230-231).
  
    Menurut  Joseph  Dominick  (2001)  dalam  buku  Morissan  Manajemen 
Media  Penyiaran,  Format  stasiun  penyiaran  radio  ketika  diterjemahkan  dalam 
kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu: 
Kepribadian (personality) pen yiar dan reporter. 
Pilihan music dan lagu. 
Pilihan music dan gaya bertutur (talk). 
Spot  atau  kemasan  iklan,  jinggel,  dan  bentuk-bentuk  promosi  acara  radio 
lainnya. 
  Jadi  sebelum  membuat  sebuah  program,  stasiun  penyiaran  radio  harus 
men yusun  format  program  radio  yang  tepat  yang  sesuai  dengan  tujuan  stasiun 
radio dan kebutuhan khalayak. 
2.2.11  Format Radio
  Pada  awalnya,  r adio  menyiarkan  apa  saja  yang  terpikirkan  orang  untuk 
disampaikan  kepada  massa  dalam  waktu  serempak,  sesingkat-singkatnya. 
Perlahan-lahan, seiring dengan  semakin ban yaknya  stasiun radio  yang beroperasi, 
muncul format radio  yang berbeda-beda (Astuti,2008:7).     
Morissan  mengkutip  Michael  C.Keith  mengenai  karakteristik  empat 
format  siaran utama yang popular di dunia, yaitu (Morissan,2013;231-232). 
Adult Contemporary (AC)  
Adult  Contemporary  (AC)  adalah   format  untuk  kaum  muda  dan  dewasa 
dengan  rentang  umur  sangat  luas  antara  25-50  tahun,  berdaya  beli  tinggi. 
Menyiarkan  music  pop  masa  kini,  softrock,  balada.Men yiarkan 
berita 
olahraga,  ekonomi, politik.  Format  ini berkemban g  pula ke d alam  format lain 
seperti Middle of the Road. Album Oriental Rock, dan Easy Listening. 
Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio 
CHR  adalah  format untuk  ABG  dan  muda 
belia  berumu
antar a  12-20  tahun. 
Format  paling  popular  yang  berisi  lagu-lagu  Top  40/Top  3
dan  tips  praktis. 
Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio.  CH
merupakan radio 
yang  sering  memutar  30  rekaman  terkini,  bukan  albu
lama,  tidak  memutar 
ulang  sebuah  lagu  yang  sama  secara  berd ekata
  
All News/All Talks 
All  Talks  lebih  dahulu  hadir  pada  tahun  1960  di  Los  Angeles  dengan  konsep 
siaran  talk  show  interaktif  mengupas  isu-isu  lokal.  All  N ews  hadir  kemudian 
tahun  1964  dimotori  Gordon  Mclendon  di  Chicago  dengan  konsep  berita 
bulletin 20 menit berisi berita lokal, regionl, dan dunia. Sasaran radio ini kaum 
muda  dan  dewasa  berumur  25-50  tahun,  berdaya  beli  tinggi,  berita  dan 
bincan g ekonomi politik menjadi primadona.
Program  radio  sebenarnya  tidak  terlalu  banya
jenisnya.  Secara  umum 
program  radio  terdiri  dari  atas dua  jenis,  yaitu  musi
dan  informasi.  Kedua jenis 
program  ini  kemudian  dikemas  dalam  berbagai  bentu
yang  pada  intinya  harus 
bisa  memenuhi  kebutuhan  audien  dalam  hal  music  da
informasi.  Program  yang 
dibahas  ini  ialah:  1)  produksi  berita  radio; 
perbincangan  (talk  show); 
3)  info 
hiburan; dan 4) jin ggel (Morissan,2013:234-235). 
Gambar 2.2
Pembagian Format Radio Menurut Peter Pringle
(Morissan,2013:235)
  
  
 n
  Saat ini, format radio juga semakin beragam, karena sasara
targetn ya juga 
semakin    banyak  seperti  music  radio,  old  time  radi
all  news, sport  radio,  talk 
radio,  religious  radio,  dan  radio  ramalan  cuac
merupakan  jenis  format 
berdasarkan konten tertentu (Astuti,2008:9).  
Jadi  kesimpulannya, for mat radio  harus  dapat  disesuaika
d engan  sasaran 
target  agar  program  lebih  terarah  dan  jelas.Pada  siara
Hai  Polisi  telah 
ditentukan  sesuai  dengan  sasaran  target  yaitu  wanita  da
pria  berusia  20  –  30 
tahun  ke  atas.  Jenis  formatnya  ialah  informasi  berup
talkshow  (One-on-one-
show). 
2.2.12  Talk Show (Perbincangan)
  Perbincangan  radio  pada  dasarnya  merupakan  kombinasi  seni  berbicara 
dan  seni  wawancara.  Setiap  penyiar  radio sudah  semestin ya  adalah  seorang  yang 
pandai  menyusun  kata-kata.  Singkatnya  seorang  penyiar  haruslah  pandai  bicara. 
Namun  pen yiar  yan g  pandai  berkata-kata  belum  tentu  bagus  mewawancarai 
orang. Tidak semua penyiar, pandai mewawancarai orang. 
Program  talk  show  biasanya  diarahkan  oleh  pemandu  acara  bersama  satu 
atau  lebih  narasumber  untuk  membahas  sebuah  topik  yan g  sudah  dir ancang 
sebelumnya.  
Tiga bentuk program talk show antara lain (Morissan,2013:237);
One-on-one-show 
Bentuk  talk  show  saat  penyiar  (pewawancara)  dan  narasumber  berdiskusi 
tentang  suatu  topik  tertentu  dengan  posisi  mikrofon  terpisah  di  ruan g  studio 
yang sama. 
Panel discussion 
Pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. 
Call in show 
Program  talk show yang melibatkan  telepon  dari  pendengar. Topik  ditentukan 
terlebih  dahulu  ole  penyiar,  kemudian  pendengar   diminta  untuk  memberikan 
feedback. Tidak semua respons layak
disiarkan. 
  
Perencanaan  produksi  talk  show  antara  lain  meliputi:  penentuan  tar get 
pendengar  yang  dituju  agar  topik  yang  dipilih  sesuai  dengan  kebutuhan 
pendengar,  menentukan  narasumber  yang kompeten terhadap  topik  yang  dibahas, 
memilih penyiar serta  menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran 
langsung dari lapan gan. 
Urutan  proses  pelaksanaan  talk  show  adalah  pertama,  pembukaan  yang 
berisi  perkenalan  topik,  latar  belakang,  narasumber,  dan  informasi  interaksi 
dengan  pendengar  jika  memang  akan  dilakukan  demikian.  Kedua,  diskusi  utama 
yang  berisi  pertanyaan   awal  p enyiar,  tanggapan  narasumber,  dan  interaksi 
pendengar.Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan ucapan terima kasih. 
  Proses siaran “Hai Polisi” bermula dari pembukaan yang berisi perkenalan 
dari  kedua  pen yiar  yaitu 
Andra  dan  Risty  juga  perkenalan  terhadap   narasumber 
rutin di “Hai  Polisi”  yaitu Humas Kepolisian  Sektor Serpong AIPTU Wahyu Adhi 
Wibowo.  Kemudian  penyiar  menyapa  Fresh  People  yang  merupakan  sebutan 
pendengar dari Fresh Radio.  
Biasanya  setelah  men yapa  Fresh  People,  p enyiar  memulai  dengan 
pertan yaan  awal  yan g  kemudian  ditanggapi  dengan  narasumber.  Selanjutnya, 
terjadi  interaksi  antara  p enyiar  dengan  narasumber,  maupun  dengan  pen dengar. 
Terakhir berisi kesimpulan dari narasumber maupun penden gar dan ucapan  terima 
kasih dari penyiar ke narasumber dan pendengar. 
  Penyiar  radio  harus  memiliki  keterampilan,  terutama  pad a  format 
informasi berupa  talkshow  yang  memerlukan  pen yiar  yan g  mampu memb awa  isi 
pesan  dengan  baik  dan  jelas.  Salah  satu  kegunaan  penyiar  bisa  mewakili  citra 
stasiun penyiaran radio. Di balik mikrofon sebuah stasiun penyiaran  radio, penyiar 
terkadang memiliki tugas – tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan. 
Penyiar  paling  tidak  selain  harus  memiliki  suara  yang  bagus,  pengucapan 
yang  benar  menjadi  hal  penting  bagi  pen yiar  dan  yang  dipahami  oleh  pen dengar, 
artikulasi  harus  yang  menyenangkan  dan  jelas,  perilaku  penyiar 
yang  penuh 
percaya  diri.  Seorang  penyiar    harus  berusaha  untuk  mengerti  pentingnya  materi 
yang dibacakan atau disampaikan kepada pendengar. (Prayudha,2005:204-214) 
  Narasumber  yang  paling  baik  adalah  seorang  yang  berpengetahuan  dalam 
suatu  bidang  dan  yang  memiliki  perasaan  tajam.  Harus  bersyukur  jika  menemui 
narasumber  semacam  itu  dan  memupuknya  dengan  baik,  sehingga  dapat 
dimanfaatkan  ketika  diperlukan.  Yang  penting  diketahui  adalah  bahwa  setiap 
  
narasumber  memiliki  motif  dalam  memberikan  informasi. 
(Kusumaningrat,2007:250) 
  Siaran  Hai  Polisi  merupakan  format  Talk  Show  (perbincangan)  dalam 
bentuk  One-on-one-show. Hal  ini  karena dalam  siaran ini  narasumber  dan penyiar 
melakukan  diskusi mengenai isu-isu dan kejadian wilayah hukum Polsek Serpong 
yang  akan  diberitahukan langsung oleh narasumber  rutin yaitu  Humas Kepolisian 
Sektor Serpon g  AIPTU  Wahyu Adi  Wibowo.  Proses pemberitahuan ini dilakukan 
dengan posisi mikrofon yang terpisah di dalam ruang studio yang sama.
    
2.2.13  Audiens Radio
  Persaingan  media  pen yiaran  pada  dasarnya  adalah  persain gan  merebut 
perhatian  audien.  Maka  dari  itu,    pengelola  stasiun  penyiaran  harus  memahami 
siapa  audien mereka dan apa kebutuh an mereka.  Dalam era persain gan dewasa  ini 
setiap  media  harus  memiiki  strategi  yang  jelas  dalam  merebut  audien.  Audien 
adalah  pasar,  dan  program  yang  disajikan  adalah  produk  yang  ditawarkan 
(Morissan,2013:173). 
Di  Indonesia  media  penyiaran  yang  sudah  cukup  tersegmentasi  adalah 
stasiun  radio.  Berdasarkan  riset,  stasiun  radio  di  kota  besar  tidak  dapat  lagi 
menjadi  media  yang  bersifat  umum  yang  membidik  seluruh  lapisan  masyarakat. 
Stasiun  kota  besar  harus  membidik  segmen  secara  terbatas  misalnya:  kalangan 
remaja, perrempuan, kalangan pebinis dan lain-lain. Di kota besar program stasiun 
radio umumnya sudah tersegmentasi. 
Di  kota  kecil  atau  di  daerah,  segmentasi  audien  mungkin  tidak  terlalu 
diperlukan  karena  tingkat  persaingan  masih  sangat  rendah  sehingga  media 
penyiaran  cenderung  masih  bersifat  umum.  Stasiun  radio  dengan  segmentasi 
audien  yang  jelas  pada  dasarnya  memiliki  potensi  yang  sangat  besar  digunakan 
pemasang iklan untuk mencapai konsumennya. 
Segmentasi  yang  jelas  akan  menentukan  format  siaran  yan g  meliputi 
pemilihan  program  dan  gaya  siaran  sesu ai  dengan  target  audien  yang  dituju. 
Tujuan  penentuan  format  siaran  ad alah  untuk memenuhi  sasaran  khalayak secara 
spesifik  dan  untuk  kesiapan  berkompetisi  dengan  radio  dan  televisi  lainnya  di 
suatu lokasi siaran (Morissan, 2005:156-157). 
Bagaimana  men yeleksi  audien  sangat  ditentukan  pleh  bagaimana 
pengelola  media  p enyiaran  melihat  audien  itu  sendiri.  Den gan  demikian,  audien 
  
yang  dilihat  oleh  dua  orang  yang  berbeda,  yang  didekati oleh  metode  segmentasi 
yang  berbeda  akan  menghasilkan  peta  audien  yang  berbeda  pula.  Oleh  karena 
itulah  penting  dipahami  struktur-struktur  atau  kelompok-kelompok  audien  yang 
ada di tengah masyarakat. 
Target  audien  siaran  Hai  Polisi  adalah  wanita  dan  pria,  berusia  20-30 
tahun ke atas. Kemudian status ekonomi sosialnya A, B, dan C. Format Musiknya 
yaitu  CHR-AC.  Potensi  pendengar  Fresh  Radio  96,9  FM    ini  yaitu  mahasiswa, 
masyarak at yan g sudah b erkeluarga, bekerja, pegawai negeri swasta. 
2.2.14  Teori Khusus ( Teori Uses and Effects)
  Konsep  penggunaan  atau  use  adalah  bagian  yang  sangat  penting  dari 
pemikiran  teori  ini.  Pengetahuan  mengenai  penggunaan  media  dan  penyebabnya, 
akan  memberikan  jalan  bagi  pemahaman  dan  perkiraan  tentang  hasil  dari  suatu 
proses komunikasi massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.43). 
Penggunaan  media  massa  dapat  memiliki  ban yak  pengertian.  Ini  dapat 
berarti  “exposure”  yan g  semata  –  mata  menunjuk  pada  tindakan  mempersepsi. 
Dalam  konteks  lain,  pengertian  tersebut  dapat  menjadi  suatu  proses  yang  lebih 
kompleks,  di  mana  isi  tertentu  dikonsumsi  dalam  kondisi  tertentu  untuk  dapat 
dipenuhi.  Fokus  dari  teori  ini  lebih  kepada  p engertian  yan g  kedua 
(Rohim,2009:189). 
Dalam  uses  and  gratifications,  penggunaan  media  pada  d asarnya 
ditentukan  oleh  kebutuhan  dasar individu,   pada uses and effects kebutuhan  hanya 
salah  satu  f aktor-faktor  yang  menyebabkan  terjadinya  penggunaan  media. 
Karakteristik  individu,  harapan  d an  persepsi  terhadap  media,  dan  tingkat  akses 
kepada  media,  akan  membawa  individu  kepada  keputusan  untuk  mn ggunakan 
atau tidak menggunak an isi media massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.49). 
Hasil  dari  proses  komunikasi  massa  dan  kaitannya  den gan  pen ggun aan 
media  akan  membawa  pada  bagian  penting  berikutnya  dari  teori  ini.  Hubungan 
antara  penggunaan  d an  hasiln ya,  dengan  memperhitungkan  pula  isi  media, 
memiliki  beberapa  bentuk  yang  berbeda,  yaitu  sebagai  berikut  (Sendjaja,dkk, 
2007:5.44 – 5.45); 
1.  Pada  kebanyakan  teori  efek  tradisional,  karakteristik  isi  media  menentukan 
sebagian  besar  dari  hasil.  Dalam  h al  ini,  penggunaan  media  han ya  dianggap 
sebagai  faktor perantara, dan  hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam 
  
pengertian  ini  juga,  uses  and  gratifications  hanya  dianggap  berperan  sebagai 
perantara,  yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. 
2.  Dalam  berbagai  proses,  hasil  lebih  merupakan  akibat  penggunaan  daripada 
karakteristik  isi  media.  Penggunaan  media  dapat  mengecualikan,  mencegah 
atau  mengurangi  aktivitas  lainnya,  di  samping  dapat  pula  memiliki 
konsekuensi  psikologis  seperti  ketergantungan  pada  media  tertentu.  Jika 
penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi. 
3.  Kita  dapat  juga  beranggapan  bahwa  hasil  ditentukan  sebagian  oleh  isi  media 
(melalui  perantaraan  penggunann ya)  dan  sebagian  lain  oleh  penggunaan 
media  itu  sendiri.  Oleh  karenannya  ada  dua  proses  yang  bekerja  secara 
serempak,  yang  bersama-sama  men yebabkan  terjadinya  suatu  hasil  yang 
disebut  “conseffects”  (gabungan  antara  konsekuensi  dan  efek).  Proses 
pendidikan  biasanya  men yebabkan  hasil  yang  berbentuk  “conseffects”.  Di 
mana  sebagian  dari  hasil  disebabkan  oleh  isi  yang  mendorong  pembelajaran 
atau  efek,  dan  sebagian  lain  merupakan  hasil  dari  suatu  proses  penggunaan 
media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pen getahuan. 
Ilustrasi mengenai hubungan-hbungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut;  
Gambar 2.3 
Ilustrasi Hubungan Penggunaan Media dengan Isi Media
(Sendjaja,dkk, 2007:5.45)
  
  
2.2.15  Kewaspadaan 
  Pengertian  kewaspadaan  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indo
esia 
(Suharso  dan   R etnoningsih,2013:637)  adalah  berawas-awas  da
berjaga-jaga, 
tidak  lengah,  menjadikan  siap  siaga  terhadap   sesuatu.  Sesuat
yang  dapat 
mengancam  keselamatan  diri,  kelompok  ataupun  masyaraka
baik  dalam  hal 
tindakan 
kejahatan  yan g  berupa  pembunuhan,  perampoka
penculikan  anak  dan 
pemerkosaan atau asusila. 
Dalam  penelitian  ini  kewaspadaan  yang  dibahas  adala
kewaspadaan 
terhadap  lingkun gan  sekitar  tentang  tindakan  kriminalita
Kewaspadaan  yang 
dapat  dirasakan oleh pendengar  Fresh  Radio  berusia 20 –  30 tahu
ke  atas setelah 
menden garkan siaran Hai Polisi, dimana informasi yang serin
disampaikan  berisi 
tentang  tindakan  kriminalitas  yang  terjadi  di  wilaya
Tangerang  Selatan  dan 
sekitarn ya.  Efek  dari  pesan  informasi  siaran  Hai  Polisi  yan
akan  menimbulkan 
rasa kewaspadaan. 
Efek  pesan  media  massa  meliputi  aspek  kognitif,  afektif,  da
behavioral. 
Efek  kognitif  berkaitan  dengan  transmisi  pengetahua
keterampilan, 
kepercayaan,  atau  informasi.  Efek  afektif  berhubungan denga
emosi,  sikap, atau 
nilai.  Efek  behavioral  merujuk  pada  perilaku  nyata  yang  dapa
diamati;  yang 
meliputi  pola-pola  tindakan,  kegiatan,  atau  kebiasaan  berprilaku
(Rakhmat,2011:217). 
Kewaspadaan  lingkungan  sekitar  tentang  tindakan  kriminalita
dari  efek 
pesan  media  massa  yang  digun akan  penulis  ialah  pesa
2.2.16  Lingkungan Sekitar 
Pada  umumnya  Pengertian  lingkungan,  dalam  Kamus  Besa
Bahasa 
Indon esia  (KBBI)  adalah  :  Daerah  (kawasan  dan  sebagainya
yang  termasuk  di 
dalamnya (Jurnal Pendidikan Penabur:2007) . 
  
Bagian  wilayah  di  kelurahan  yang  merupakan  lingkungan  kerja  pelaksanaan 
pemerintahan desa. 
Golongan, kalangan. 
Semua  yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. 
Dapat  disimpulkan  bahwa  lingkungan  adalah  daerah  (kawasa
dan 
sebagainya)  yang  termasuk  di  dalamnya  substansi  berup
tanah,  air,  suhu,  cahaya, 
angin,  waktu,  dan  gravitasi  berorganisme  tumbuhan  dan  hewa
Adapun  yang 
dimaksud  dengan  lingkungan  sekitar  di  sini  adalah  semu
yang  mempengaruhi 
pertumbuhan  manusia  dan  wilayah  yang  menjadi  temp
tinggal  pend engar  Hai 
Polisi yang merupakan warga Tangerang Selatan.  
2.2.17  Tindakan Kriminalitas
  Pengertian  tindakan  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (Suharso  dan 
Retnoningsih,2013:572)  yaitu  langkah  perbuatan,  tindak  pidana,  perbuatan  jahat, 
tingkah  laku,  aturan  yang  dilakukan,  atau  b arang  apa  yang  dilakukan.  Sementara 
pengertian  kriminalitas  adalah  hal-hal  yang  bersifat  kriminal,  perbuatan  yang 
melanggar hukum pidana (Suharso dan Retnoningsih,2013:269). 
FB I  menerima  informasi  UCR  dari kepolisian lokal.  Terdapat banyak  variasi 
dalam  peraturan  perundang-undangan  pidana  Negara  bagian  sehubungan  dengan 
delik  pidana  dan  definisinya,  walaupun  kepolisian  yang  berpartisipasi  dalam 
rekaman kejahatan seragam mendapat instruksi  untuk menstandarkan laporan mereka 
bagi penyusunan angkas secara nasional.  
Secara historis  UCR  dibagi menjadi dua  bagian: kejahatan-kejahatan  bagian I 
meliputi  kejahatan  indek s,  kejahatan  besar  yang  dianggap  serius,  sering  terjadi,  dan
kemungkinan besar dilaporkan polisi. Delik indeks ini adalah (Hagan,2013:38-41) : 
1.  Pembunuhan.  Penghilangan   nyawa  seseorang  o leh  orang  lain  tanpa  r encana
secara sengaja. 
2.  Pemerkosaan.  Men yenggamai  seseorang  secara  paksa  dan  atau  bertentangan 
dengan  kehendak  seseorang  itu  ketika  korban  tidak  mampu  member  persetujuan 
karena  usia  mudan ya  atau  karena  ketidakmampuan  mental  atau  fisiknya  yang 
sifatn ya sementara maupun permanen, atau  karena ketidakmampuannya memberi 
persetujuan akbibat alcohol atau obat-obatan. 
  
3.  Perampokan. 
Pengambilan atau  percobaan untuk mengambil  segala sesuatu yang 
berharga  dari pemeliharaan,  pengampuan,  atau penguasaan  seseorang  oleh  oran g 
lain  secara  paksa  atau  ancaman  penggunaan  paksaan  atau  kekerasan  dan  atau 
membuat korban ketakutan. 
4.  Penyerangan  Berat.  Ser angan  melawan  hukum  oleh  seseorang  terhadap  orang 
lain dengan maksud menimbulkan luka fisik parah atau gawat. 
5.  Pembobolan. Masuk secara  tidak sah k e dalam suatu bangunan untuk  melakukan 
kejahatan b esar atau pencurian. 
6.  Pencurian  (tidak  termasuk  Pencurian  berkendara  bermotor).  Mengambil, 
membawa,  menuntun,  atau  melarikan  harta  benda  dari  kepemilikan  konstruktif 
orang lain. 
7.  Pencurian  berkendara  bermotor.  Pencurian  atau  percobaan  pencurian  kendaraan  
bermotor.  
8.  Pembakaran. Setiap pembakaran secara sengaja atau dengan  niat mencelakai atau 
percobaan pembakaran.  
  Kejahatan-kejahatan  Bagian  II  adalah  delik-delik  digunakan  dalam 
memperhitungk an angka kejahatan, antara laian: 
Penyerangan  biasa.  Penyerangan  dan  percob aan  penyerangan  di  mana  senjata 
tidak digunakan dan yang tidak menimbulkan luk a serius atau parah pada korban. 
Pemalsuan.  Membuat,  mengganti,  mengedarkan,  atau  memiliki  segala  sesuatu 
yang palsu menyerupai yang asli. 
Penipuan.  Pmbicaraan  curang  dan  mendapatkan  uang  atau  properti  dengan  dalih 
palsu. 
Penggelapan. Pengambilan secara tidak sah. 
Menadah barang curian.  
-
Vandalisme.  Menghancurkan,  merusak,  atau  membikin  buruk  setiap  properti 
pribadi atau umum tanpa seizin pemilik. 
Membawa senjata secara illegal.   
Pelacuran dan delik-delik terkait 
Delik seks (hubungan seks dengan anak dibawah umur, dll) 
Pelanggaran undang-undang minuman keras 
Mabuk di depan umum 
  
Perbuatan mengganggu 
Menggelandang. Meminta-minta, kluntang-klantung, dan sebagainya. 
Pelanggaran jam malam/keluyuran (orang dibawah 18 tahun) 
Kabur.  Terbatas  pada  remaja  yang  berada  dalam  tahanan  perlindungan   menurut 
ketentuan undang-undang lokal. 
Semua  pelanggaran  lain terhadap  undang-undan g  negara bagian  dan lokal  (selain 
pelanggaran lalu lintas) 
   
Dalam  penelitian,  Penulis  membata
kewaspadaan  tindakan  kriminalitas 
dengan  kejah atan bagian I  meliputi  kejahata
indeks, kejahatan  besar yan g  dianggap 
serius, sering terjadi, dan  kemungkinan besa
dilaporkan polisi yaitu pencurian (tidak 
termasuk Pencurian  berkendara  bermotor) sep er
mengambil,  membawa,  menuntun, 
atau  melarikan  harta  benda  dari  kepemilika
konstruktif  orang  lain  dan   pencurian 
berkendara bermotor.  
2.3   Kerangka Pemikiran 
Penulis  menyusun  kerangka  pemikiran  untuk  mempermudah  pemahaman
penelitian. Berikut kerangka pemikiran: 
Gambar 2.4  Kerangka Pemikiran
Variabel X 
Variabel Y 
KEWASPADAAN
SIARAN HAI
LINGKUNGAN
POLISI
SEKITAR T ENTANG
TINDAKAN
KRIMINALITAS
  
Variabel  X  dari  penelitian  ini  adalah  isi  ata
unsur-unsur  yang 
berpengaruh  terhadap  siaran  Hai  Polisi  yaitu  penyi
(cara  bicara,  pemahaman, 
kepercayaan  diri  dalam  membawa  siaran,  pengucapan
narasumber  (penyampaian, 
pengetahuan),  dan  isi  program.  Variabel  X  i
merupakan  unsur-unsur  yang  dapat 
memberikan  efek  terhadap  pengguna  media  ata
pendengar  siaran  Hai  Polisi.  Dari 
variabel  X  yang  sudah  ditentukan  maka  aka
mengkaitkannya  dengan  variabel  Y. 
Dalam  variabel  Y  ini  menggunakan  efek  dari  pesa
media.  Efek  pesan  media  ada 
kognitif,  afektif, dan behavioral. Namun, variabel
kewaspadaan lingkungan sekitar 
tentang  tindakan  kriminalitas    yang  digunakan  penelitia
ini  yaitu  berisi  tentang 
kognitif  (sesuatu  yang  dipahami,  diketahui),  dan  afekt
(perubahan  yang  disenangi 
atau tidak disukai).  Alasan hanya  berisi tentang kognitif da
afektif karena penelitian 
ini  hanya  ingin  mengetahui  apa  yang  dipahami  da
perubahan  yang  dirasakan  oleh 
pendengar  bukan  mengenai  pola  tindakan  atau  kebiasaa
berprilaku  yang  terdapat 
pada behavioral. 
2.4   Operasional Konsep/Variabel Operasional
  Teori operasional konsep dapat dilihat sebagai berikut; 
Tabel 2.2 : Operasional Konsep / Variabel Operasional
Variabel  Dimensi  Indikator
Skala
(Variabel X)  
Penyiar  
1)  Penyiar memiliki suara 
Skala Likert: Checklist 
Siaran 
yang bagus dan 
berkar akter  
1)  STS = Sangat 
Hai Polisi 
Tidak Setuju. 
2)  Penyiar sangat  
2)  TS  = Tidak 
memahami konsep mater i 
siaran 
Setuju;  
3)  RG = Ragu-
3)  Penyiar menggunakan 
ragu;   
pengucapan yan g benar 
dan jelas 
4)  ST = Setuju; 
5)  SS = Sangat 
Setuju;  
4)  Penyiar seperti memiliki 
rasa percaya diri saat 
membawa siar an Hai 
Polisi 
  
  
Skala Likert: Checklist 
Narasumber 
1)  Narasumber  jelas dalam 
1)  STS = Sangat 
menyampaikan informasi 
Tidak Setuju. 
2)  Narasumber  memiliki 
2)  TS  = Tidak 
pengetahuan dalam 
bidang kepolisian 
Setuju;  
3)  RG = Ragu-
3)  Narasumber memiliki 
ragu;   
motif yang positif kepada 
pendengar dalam 
memberikan informasi 
4)  ST = Setuju; 
5)  SS = Sangat 
Setuju;  
  
Skala Likert: Checklist 
Isi Program 
1)  Siaran Hai Polisi 
1)  STS = Sangat 
merupakan jenis program  
Informasi berupa Talk 
Show 
Tidak Setuju. 
2)  TS  = Tidak 
Setuju;  
2)  Informasi berguna dan 
3)  RG = Ragu-
bermanfaat bagi 
kehidupan pendengar 
ragu;   
4)  ST = Setuju; 
5)  SS = Sangat 
3)  Musik yang diputar 
Setuju;  
adalah musik-musik hits 
pada zamannya  
(Variabel Y) 
Kognitif 
1)  Saya mendapat 
Skala Likert: Checklist 
Kewaspadaan 
pemahaman mengenai 
informasi yan g disajikan 
tentang tindakan 
kriminalitas seperti 
pencurian di wilayah 
Tangeran g.  
1)  STS = Sangat 
Lingkungan 
Tidak Setuju. 
Sekitar 
2)  TS  = Tidak 
Tentang 
Setuju;  
Tindakan 
3)  RG = Ragu-
Kriminalitas 
ragu;   
2)  Saya dapat lebih berfikir 
4)  ST = Setuju; 
5)  SS = Sangat 
Setuju;  
untuk berhati-hati dalam 
menjaga diri agar 
terhindar dari tindakan 
kriminalitas saat 
mendengarkan siaran Hai 
Polisi 
3)  Saya mengetahui 
kegiatan, isu-isu, atau 
kejadian apa  yang sedang 
terjadi di kota Tangerang 
Selatan. 
4)  Saya dapat 
memperkirakan akibat 
jika melakukan 
pelanggaran hukum, 
setelah mendengar siaran 
Hai Polisi 
  
Afektif  
1)  Saya tertarik untuk 
Skala Likert: Checklist 
mendengar siaran Hai 
Polisi 
1)  STS = Sangat 
Tidak Setuju. 
2)  Saya merasa senan g saat 
2)  TS  = Tidak 
mendengarkan siaran Hai 
Polisi 
Setuju;  
3)  RG = Ragu-
3)  Saya memperhatikan 
ragu;   
penuh seluruh informasi 
di Hai Polisi 
4)  ST = Setuju; 
5)  SS = Sangat 
Setuju;  
4)  Saya menilai informasi 
yang disampaikan pada 
siaran Hai Polisi dapat 
menambah pemah aman 
mengenai terjadinya 
tindakan kriminalitas 
5)  Saya merasa harus 
update terhadap hal-hal 
yang terjadi di Kota 
Tangerang Selatan 
6)  Saya dapat lebih waspada 
dengan lingkungan 
sekitar, setelah 
mendengar siaran Hai 
Polisi