sebelumnya. Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk
melakukan suatu hal dan tidak melakukan suatu hal.
4. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa
yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Singkatnya
melalui invididu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif
kelompok, publik, audience dari berbagai jenis, dan individu bagian dari
suatu massa. Pengalaman kolektif tersebut direfleksikan kembali tidak
hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan,
dan budaya yang kemudian diwariskan sehingga membentuk akumulasi
budaya. Ada dua tingk atan dalam transmisi budaya yakni kontemporer
dan historis. Dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat
konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit
perubahan secara terus-menerus. Sementara dalam tingkatan historis,
umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru
dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud berupa pen yatuan, artinya media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dalam menciptakan kohesi sosial,
media massa dalam pemberitaannya harus meliput dengan teknik cover
both sides (meliput dua sisi yan g berbeda secara seimbang), atau bahkan
all sides (meliput dari banyak segi suatu kejadian). Disisi lain, terkadang
media massa juga memicu terjadinya disintegrasi sosial atas pemberitaan
yang
disampaikan, sehingga timbul peluang munculnya permusuhan dan
konflik di masyarakat.
6. Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.
Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi
mengenai kejadian -kejad ian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan
bisa dibagi menjadi du a, yakni warning or beware surveillance atau
pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan
instrumental.
7. Korelasi
|