BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Indone sia pa da tahun 1990, telah menandatangani sebuah Deklarasi
Dunia tenta ng Pendidikan Untuk Semua (Education for All Declaration) pada
konferensi UNESCO, di Thailand. Deklara si ini me njadi komitme n bersama,
untuk menyediakan pendidikan dasar yang bermutu dan non diskriminatif, di
masing-masing negara. Realisasi deklara si tersebut juga sekaligus merupakan
upaya untuk memenuhi Hak Pendidikan (sesuai pa sal 26 De klarasi Umum Hak
Asasi Manusia/DUHAM, bahwa "Setiap orang berhak memproleh pendidikan.
Pendidikan harus cuma-cuma, setidak-tidaknya untuk tingkat se kolah rendah
dan pe ndidikan dasar. Pendidikan dasar diperlukan untuk menjaga
perdamaian.")
Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan se buah Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menjamin
hak atas "pendidikan dasar" bagi warga negara berusia tujuh hingga lima belas
tahun. Namun, pendidikan untuk anak yang berusia dibawah tujuh tahun tidak
dimasukkan sebagai pendidikan dasar.
Padahal, istilah pendidikan dasar seharusnya mulai berlaku mulai anak
berusia 0-18 tahun. Hal ini sesuai dengan usia golden age atau keemasan anak,
yaitu usia 0-9 tahun. Sedangkan me nurut Konve nsi Anak, yang disebut anak
yaitu yang berusia 0-18 tahun. Jadi seharusnya UU mengenai Sistem
Pendidikan Nasional tersebut mengakomodir usia a nak dari umur 0-18 tahun
terse but.
Salah satu peme nuhan hak pe ndidikan sejak dini pada usia 3-5 tahun
yang kemudian dilakukan masyarakat dan pemerintah yaitu program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Didala m pelaksanaannya, setiap
kelurahan yang ada di Indonesia didorong untuk memiliki minimal satu PAUD.
PAUD merupakan alte rnatif pemenuhan hak pendidikan selain Taman Kana k-
9
|
10
Kanak (TK). Pendidikan Anak Usia Dini sebagai strategi pembangunan sumber
daya manusia haruslah dipandang sebagai titik sentral dan sangat me ndasar
serta strategis me ngingat bahwa:
1. Usia dini ini merupakan masa keemasan (the golden age), namun se kaligus
periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Hasil
penelitia n yang dilakukan oleh Dr.Benjamin S.Bloom, Professor of
Education, University of Chicago mengungkapkan bahwa pada usia 4 tahun
50% dari kapabilitas kecerdasan seorang ana k telah terbe ntuk. Pada usia
8
tahun telah mencapa i 80% da n pada usia 18 tahun, intelegensia dewasa
seora ng anak telah komplit terbentuk.
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini bahkan sejak dalam
kandunga n sangat menentukan kualita s kesehatan, kecerdasan, dan
kematangan emosional manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian
investasi pengembangan anak usia dini merupakan investa si yang sangat
penting bagi Sumber Daya Manusia ya ng berkualitas.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tenta ng Siste m Pendidikan
Nasional mengamanatkan dengan tegas perlunya penanganan pendidikan
anak usia dini, ha l tersebut bisa dilihat pada pasal 1 butir 14 yang
me nyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upa ya
pembina an yang ditujukan kepada anak se jak lahir sampai denga n usia
enam tahun yang dilakukan melalui pembe rian rangsangan pendidikan
untuk membantu pe rtumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Selanjutnya pada pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
dapat diselenggara kan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal.
4. Sampai pada tahun 2010 Angka Partisipasi Kasa r (APK) nasional
Pendidikan Anak Usia Dini diindikasika n baru menca
25,8%. Berpijak
dari hal tersebut di atas, sejak tahun 2003 Pemerint
melalui Direktorat
Pembinaan Pe ndidikan Anak Usia Dini, Kementeria
Pendidikan dan
Kebudayaan telah memberikan dukungan bagi lem
ga/organisasi
ma syrakat untuk pengembangan berba gai program layanan PAUD.
|
11
Penyelenggaraan pendidikan pada Kelompok Bermain dan Taman
Kanak Kanak berdasarkan prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
sebagai be rikut:
1. Berorie ntasi pada kebutuhan anak
Pada dasarnya se tiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti
kebutuhan fisik, rasa aman, diharagai, tida k dibeda-bedakan, bersosialisasi,
dan kebutuhan untuk diakui. Anak tidak bisa belajar dengan baik apa bila dia
lapa r, merasa tidak aman/takut, lingkungan tida sehat, tidak dihargai atau
diac uhkan oleh pendidik atau temannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
pendidikan anak usia dini guru harus me menuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut dengan tida k membedaka n anak sa tu dengan lainnya.
2. Sesuai de ngan perkembangan a nak
Anak usia memiliki karakteristik khusus di semua area perkembangannya.
Di aspek fisik, anak telah memiliki kekuata n otot dan koordinasi visual
motorik yang semakin matang. Di aspek bahasa, anak telah memiliki
kosakata yang cukup sehingga mampu membangun komunikasi dengan
orang lain. Secara kognitif, anak telah mampu melakukan hubunga n logika
sebab akibat dan pemecahan masalah sederhana. Secara sosial emosional,
anak telah mempunyai kemampuan untuk mengelola perasaannya sehingga
memungkinkan untuk menjalin intera ksi de ngan tema n dan orang dewasa.
Secara moral dan a gama, anak mulai da pat membedakan ha l-hal yang baik
dan buruk. Oleh karena itum, guru harus memaha mi tahap perkembangan
anak dan menyusun kegiatan yang sesuai de ngan tahapan perkembangan
anak untuk mendukung pencapaia n tahap perkembangan yang lebih tinggi.
3. Sesuai de ngan keunikan setiap individu
Anak merupakan individu yang unik, masing-masing mempunyai gaya
belajar yang berbeda. Ada a nak yang lebih mudah belajarnya dengan
mendengarka n (auditori), ada yang dengan melihat (visual) dan ada yang
harus dengan bergerak (kinestetik). Anak juga me miliki minat yang
berbeda-beda terhadap alat/baha n yang dipelajari/digunakan, juga
mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang berbeda, c ara merespon
lingkungan, serta kebiasaan yang
berbeda. Guru seharusnya
mempertimbangkan perbedaan individual anak, dan me ngakui perbedaan
tersebut sebagai kelebihan masing-ma sing anak.
|
12
4. Kegiatan belajar dilakuka n melalui bermain
Pembelajara n dilakukan dengan ca ra yang menyena ngkan, sehingga tidak
boleh terjadi pemaksaan (pe nekanan). Sela ma bermain, a nak mendapatkan
pengalaman untuk mengembangkan nilai-nilai agama dan mora l, fisik,
kognitif, bahasa, dan sosial e mosional. Pe mbiasaan dan pembentukan
karakter yang baik seperti ta nggung jawab, kemandirian, sopan santun, dan
lainnya ditanamkan melalui cara yang menyenangkan.
5. Pembelajara n berpusat pa da anak
Pembelajara n di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai subyek
pendidikan. Oleh karena itu guru harus memberi kesempatan kepada anak
untuk me nentukan pilihan, menge mukakan pendapat, dan aktif mela kukan
atau menga lami sendiri untuk membangun pengetahuannya sendiri. Guru
bertindak seba gai fasilitatot saja, buka n yang menentukan sega la sesuatu
yang akan dikerjakan anak.
6. Anak sebagai pembelajar a ktif
Anak merupakan subyek/pelaku ke giatan dan guru merupakan fasilita tor
(membantu dan me ngarahkan sesuai kebutuhan masing-ma sing a nak). Anak
me mpunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak
bisa berdia m dalam jangka waktu lama. Anak untuk membangun
pengetahuaanya sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan
kegiatan. Oleh karena itu guru harus menye diakan berbagai bahan dan alat
serta memberi kesempatan anak untuk memainkannya dengan berbagai ca ra,
dan memberikan waktu ke pada anak untuk mengenal lingkunga nnya dengan
caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak memaksaka n anak
untuk duduk diam tanpa a ktifita s yang dilakukannya dalam waktu yang
lama.
7. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang se derhana ke yang
kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.
8. Menyediaka n lingkungan ya ng mendukung proses belajar. Lingkungan
me rupakan sumber belajar ya ng sangat bermanfaa t ba gi anak. Lingkungan
pembelajaran berupa lingkunga n fisik dan non fisik. Lingkunga n fisik
berupa penataan ruangan, penataan alat main, bend-benda yang ada di
sekitar ana k, perubahan benda, cara kerja benda, dan lingkungan non fisik
berupa kebiasaan orang-orang sekitar, suasana belajar dan interaksi guru
|
13
dan anak ya ng berkualitaas. Karena itu, guru perlu menata lingkungan yang
menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat dengan anak, dan
hubungan antar anak dan antar guru. Guru perlu memfasilitasi ana k untuk
mendapatkan pengalaman belajar di dalam dan di luar rua ngan secara
seimbang dengan mengguna kan benda-benda yang ada di lingkunga n anak.
Guru juga menanamkan kebiasaan baik, nilai-nilai agama dan morak di
setiap ke sempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan
9. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi
Pada dasarnya setia p anak memiliki potensi kreativita s yang sanga t tinggi.
Karena itu berikan anak kesempatan untuk menggunakan ba han dengan
berbagai je nis, tekstur, bentuk dan ukuran dalam kegiatan permainannya,
dan kese mpatan untuk belaja r tentang berbagai sifat dari bahan-ba han, cara
memainkan, bereksplorasi dan menemukan. Guru perlu menghargai setiap
kreasi anak apapun bentuknya se bagai wujud karya kreatif mereka. Dengan
kreativitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga
mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan de ngan cara-cara yang
kreatif.
10. Mengembangkan kecakapan hidup anak
Kecaka pan hidup merupaka n suatu ketrampilan dasar yang perlu
dimiliki
anak dan didapat melalui pengembangan karakter, yang berguna bagi
kehidupannya kelak. Karakter yang ba ik dapat dikembangkan dan dipupuk
sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecaka pan hidup
diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras,
disiplin, jujur, percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu memba ngun
hubungan dengan orang la in. Guru ha rus memberika n kese mpatan kepada
anak melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya.
11. Menggunakan berba gai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan
sekitar
Sumber dan media belajar ana k usia dini tidak terbata s pada alat dan media
hasil pabrikan, teta pi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang
tersedia di lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi anak. Dengan
menggunakan bahan dan benda yang ada di sekitar anak, maka kepedulian
anak terhadap lingkungan terasah untuk ikut serta menja ga dan melestarikan
|
14
lingkungan alam sekitarnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada guru
tetapi orang-orang lain yang ada di se kitarnya.
12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
PAUD merupa kan wahana anak untuk tumbuh da n berkembang sesuai
potensi dengan berdasarkan pada sosial budaya ya ng berlaku di
lingkungannya. Pendidik seharusnya mengenalkan budaya daerah seperti
kesenian, bahasa, adat istiadat, permainan tradisional anak, benda-benda
budaya seperti alat musik, baju, dan peralatan laimnya.
13. Melibatkan pe ran serta orang tua
Keberhasilan PAUD tidak bisa te rcapai secara optimal ta npa ke terlibatan
orang tua. Guru sebagai pendidik kedua harus terus menjalin hubungan
dengan orang tua untuk mendapatkan informasi tentang a nak agar dapat
me numbuh kembangkan semua potensi a nak secara optimal. Orang tua
harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelakasanaan program pendidikan
di sekolah, sehingga diharapkan dapat menjamin terjadinya
keberlangsungan dan kesinambungan progra m antara apa yang dilakukan
guru di sekolah dengan orang tua di rumah.
14. Stimulasi pendidikan bersifat me nyeluruh yang mencakup semua aspek
perkembangan
Saat ana k melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengemba ngkan
berbagai aspek perkemba ngan/kecerdasannya. Program pembelajaran dan
kegiatan anak yang dikemba ngkan guru seharusnya ditujukan untuk
me ncapai kematanga n semua aspek perkembangan.
2.1.2 Kelompok Ber main
1. Definisi
Rua ng lingkup program kegiatan belajar kelompok bermain
adala h Hapidin (2004: 15) mengintegrasikan delapan aspek perkembangan
atau kemampuan melalui : (1) Program kegiatan belaja r dalam rangka
pembentukan perilaku yang antara lain meliputi keimanan dan ketaqwaan,
budi peke rti, sosial da n emosional, dan disiplin. (2) Progra m ke giatan
belajar da lam rangka pengemba ngan kemampuan dasa r yang antara lain
me liputi kemampuan berbahasa, daya pikir, keterampilan dan seni, dan
|
15
kesehatan jasmani. Pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar tersebut dica pai mela lui tema-tema yang dikembangkan sendiri oleh
pendidik.
Menga cu pada pendapat di atas maka pada intinya fungsi program
pembelajaran pada ke lompok yaitu aspek program pembentukan perilaku
anak da n aspek pengembangan kemampuan dasar. Kedua rambu ini
merupa kan elemen dasar dalam rangka pencapaian hasil belajar anak melaui
aktivita s bermain.
Depdikbud (2002 : 2) menegaskan bahwa: Kelompok bermain
adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia 3-6 ta hun yang
berfungsi untuk me mbantu mele takkan dasar-dasar ke arah perkembangan
sikap, pe ngetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini
dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya dan untuk pertumbuhan
serta perkemba ngan selanjutnya, termasuk siap memasuki pe ndidikan
dasar.
Senada dengan pendapat di atas, maka Sudono (2003:1)
mendefnisika n kelompok be rmain yaitu: Kelompok anak yang mela kukan
suatu kegiatan de ngan menggunakan alat atau tanpa alat sehingga
menghasilkan sua tu informasi, memberikan kesenangan, ma upun
mengembangkan imajinasi anak.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kelompok bermain a dalah salah satu wadah berkumpulnya sekelompok anak
yang berumur tertentu dengan tujuan untuk me mperoleh informasi dan
memberikan kesenangan kepada mereka sehingga dapa t bertumbuh dan
berkembang sesuai potensinya dan siap memasuki tingkat pe ndidikan
selanjutnya.
Program kegiatan belajar kelompok bermain berfungsi yaitu (1)
meningkatkan ke sejahteraan a nak melalui kesehatan dan gizi, (2)
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan
perkembangannya. Sedangkan menurut Depdikbud (2002: 6) menegaskan
bahwa program kegiata n belajar kelompok bermain bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keyakinan dalam beraga ma;
2. Mengembangkan budi pekerti da lam kehidupan anak;
3. Mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional;
|
16
4. Meningkatka n disiplin melalui kebiasaan hidup teratur;
5. Mengembangkan komunikasi dalam kemampuan berbaha sa;
6.Meningkatkan pengetahuan atau pengalaman melalui kemampuan daya
pikir;
7.Mengembangkan koordinasi motorik halus dan kreatifitas dalam
keterampilan dan seni;
8. Meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam rangka kesehatan
jasmani.
2. Persyaratan Pendirian Kelompok Bermain
Pendirian Kelompok Bermain ha rus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Diselenggarakan oleh yayasan atau badan yang bersifat sosial dan
memiliki a kte dan struktur organisasi yayasan atau badan hukum la innya.
b. Memiliki izin operasional/penyelenggaraan dari dinas pendidikan
Kab/Kota setempa t.
c. Memiliki nama lemba ga yang jelas, misa lnya Kelompok Bermain
Nusantara Jaya
d. Memiliki te naga pendidik dan kepe ndidikan sesuai Peraturan Menteri
Nomor 58 tahun 2009.
e. Melaksanaka n program kegiatan belaajar Kelompok Bermain yang
mengacu pada kurikulum yang telah disusun se belumnya.
f. Memiliki kurikulum lembaga/KTSP yang disahkan oleh dinas pendidikan
setempat.
g. Memiliki seperangkat acuan yang diperlukan untuk pelaksanaan program
ke giatan belajar mengajar yang te rdiri dari buku pedoman guru da n buku
pe rpustakaan baik untuk guru maupun untuk peserta didik.
h. Mampu me nyediakan:
1. Bangunan atau gedung tersendiri untuk kegiatan belajar dan bermain
yang memenuhi standar.
2. Kantor dan ruang guru beserta perlengkapannya.
3. Kamar mandi, kamar kecil dan a ir bersih.
4. Halaman dengan alat bermain yang memadai.
5. Letak/lokasi tidak terlalu dekat dengan tempat ramai/kotor/sungai/
yang tidak berpagar/daerah listrik tegangan tinggi/jalur terlarang.
|
17
i. Memiliki perabot, alat peraga dan atau ala t permainan e dukatif di dalam
dan di luar kelas ruanga n.
j. Memiliki sumber dana yang tetap Memiliki Rekening Bank ata s nama
lembaga PAUD.
k. Memiliki NPWP atas nama Lembaga PAUD.
l. Memiliki surat bukti kepemilikan gedung/lahan berupa akte/sertifikat
atau bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
m. Memiliki jumla h total peserta didik sekura ng-kurangnya 20 (dua puluh)
ana k.
n. Membuat pernyataan tertulis menaati ketentuan/peraturan yang berlaku
tentang lokasi pendirian dengan memperhatikan persyaratan lingkungan,
yaitu faktor keamanan, kebersihan, ketenangan, dekat dengan
pemukima n pendudukan serta kemudahan transportasi dan ja rak.
3. Persya ratan khusus pendirian Kelompok Be rmain
Persyaratan khusus pendirian Kelompok Bermain ha rus memiliki:
1. Kepa la KB yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompe tensi sesuai
ketentuan peratura n perundang-undangan; dan
2. Prospek pese rta didik usia 2 (dua) sa mpai dengan 4 (empat) ta hun paling
sedikit 15 (lima belas) peserta didik.
4. Persya ratan Sarana dan Pra sarana
a. Luas lahan/tanah minimal yang diperlukan 300 m2
b. Lokasi pendiria n hendaknya memperhatikan persyaratan lingkungan,
yaitu :
1. Keamanan
Lokasi pendirian Kelompok Bermain hendaknya tidak terlalu dekat
dengan jalan raya utama, di
tebing, pemakaman, sungai atau tempat-
tempat yang dapat membahayakan bagi anak peserta didik
2. Kebersihan
Dalam mendirikan Kelompok Bermain he ndaknya tidak berde katan
dengan tempat pembuangan/penumpukan sampah, pabrik yang
mengeluarka n polusi udara, limbah yang berakibat buruk bagi
kesehatan.
3. Kete nangan/Kenyama nan
|
![]() 18
Kelompok Berma in yang didirikan lokasi tidak berdekatan dengan
pabrik, bengkel, pasa r dan pusat keramaia n yang aktifitasnya dapat
mengeluarkann suara yang dapat mengganggu kegiatan Kelompok
Bermain.
4. Pe nduduk
Lokasi pendiria nnya Kelompok Bermain dipilih dekat dengan
pemukiman penduduk yang relatif banyak anak usia ta man kanak-
kanak.
5. Transportasi
Transportasi muda h dijangkau, baik atau darat atau a ir sesuai dengan
kondisi daerah.
c. Memiliki ruang kelas, ruang kantor/kepala Kelompok Bermain, ruang
da pur, gudang, kamar mandi/WC guru dan kamar mandi/WC anak.
d. Ba ngunan Gedung, minimal memiliki:
Tabel 2.1.1. Syarat Luas Minimum Area Kelompok Bermain
Ukuran
Ruang
Luas
Seluruhnya
No Jenis Ruang Jumlah
Ruang
1 Rua ng kelas 1 8x8 m2 64 m2
Rua ng kantor/kepala
Kelompok Bermain 1 3x4 m2 12 m2
2
3 Rua ng dapur 1 3x3 m2 9 m2
4 Gudang 1 3x3 m2 9 m2
5 Kamar mandi/WC
guru 1 2x2 m2 4 m2
6 Kamar mandi/WC
anak 1 2x2 m2 4 m2
7 Rua ng guru 1 4x4 m2 16 m2
8 Dapur 1 3x3 m2 9 m2
9 UKS (Usaha
Keseha tan Sekolah) 1 3x3 m2 9 m2
|
19
e. Kelompok Bermain tersebut sedapat mungkin mempunya i
halama n/tempat bermain dan mempunyai ruang bermain terbuka.
f. Memiliki perabot, alat peraga dan ala t permainan di luar dan di dalam
ruangan.
5. Komponen Penyelenggaraan KB
1. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengatura n mengenai tujuan,
isi dan bahan pelaja ran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara an kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (UU No. 20 tentang SPN)
2. Pese rta Didik
a. Peserta didik Kelompok Bermain, adalah anak usia 2 4 tahun
b. Tiap kelompok bermain minimal terdapat 10 orang peserta didik
c. Peserta didik dike lompokkan berdasarkan pe ngelompokan usia, yakni
2 - 3 tahun dan 3 - 4 tahun
3. Tenaga Pendidik dan Kependidika n
Pendidik anak usia dini ada lah profe sional yang bertugas mere ncanakan,
melaksana kan proses pembelajaran, melaporkan perkembanga n anak,
melaporka n dan mengevalua si kegiatan pembelajaran Pendidik pada
Kelompok Be rmain te rdiri ata s guru dan guru pendamping. Te naga
kependidikan bertugas melaksanaka n administra si, penge lolaan,
pengembanga n, pengawasan, da n pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada lembaga Kelompok Bermain. Te naga
kependidikan terdiri atas Pemilik, Kepala Sekolah, Penyelenggara
Pengelola, Petugas Administrasi, dan Petuga s Kebersiha n.
4. Sarana dan Prasarana
Standa r sarana dan prasara na,
pengelolaan, dan pembiayaan me rupakan
satu ke satuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendukung pelayanan
Kelompok Bermain. Standar sarana dan prasarana meliputi jenis,
kelengkapan, dan kualitas fasilitas yang digunaka n dalam
menyelenggarakan proses penyelenggaraan Kelompok Be rmain. Standar
pengelolaan merupakan kegiatan manajemen satua n lembaga Kelompok
Bermain ya ng berkaitan dengan pere ncanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi penyelenggaraan Kelompok Berma in.
|
20
a. Standar Sarana dan Prasarana
Pe ngada an sarana dan prasa rana perlu dise sua ikan dengan jumlah
anak, kondisi sosial, buda ya, da n jenis layanan Kelompok Bermain.
1. Prinsip
a. Aman, nyaman, terang, da n memenuhi kriteria kesehatan bagi
anak.
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang a da di lingkungan
sekitar, termasuk ba rang limbah/be kas layak pakai.
2. Persyaratan
a. Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan
jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani,
dengan luas minimal 3 m2 per peserta didik.
b. Minimal memiliki ruangan/tempat kegiatan yang dapat
diguna kan untuk melakukan aktivitas anak yang terdiri dari
ruang dalam da n ruang luar, dan kamar ma ndi/jamban yang
dapat digunaka n untuk kebersihan diri dan BAK/BAB (toileting)
dengan air bersih yang cukup.
c. Memiliki sarana yang disesuaikan dengan je nis layanan, jumlah
anak, dan kelompok usia yang dila yani.
d. Memiliki fasilitas permaina n baik di dalam dan di luar ruangan
yang dapat mengemba ngkan berbaga i konsep.
b. Sa rana Pendukung Pembelaja ran
Sa rana untuk pembelaja ran kelompok bermain da pat dibedakan
menjadi sarana di dalam ruangan (indoor) dan sarana di luar ruangan
(outdoor).
1. Sarana di dala m ruangan
a. Buku-buku cerita atau dongen dari berbagai versi dan cerita
rakyat setempat
b. Alat-alat peraga atau bahan main sebaga i bahan belajar
c. Lemari atau rak untuk tempat alat main
d. Tape recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset da n/atau
VCD cerita/lagu.
e. Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya
|
21
f. Papan flanel dan pe rlengkapannya
g. Panggung boneka dan perangkatnya
h. Papan geometris, puzzle, balok, monte untuk dironce
i. Alat untuk bermain peran makro dan mikro
j. Alat permainan eduka tif sederhana
k. Alat pe rmainan untuk mendukung mengenal budaya lokal dan
taua tradisional/daerah
l. Alat-alat untuk me masak, da n lainnya
2. Sarana di luar ruangan
Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan
luncur, papan titian, ayuna n, panjatan, kuda-kudaan, dll. Adapun
persyaratan ala t permainan tersebut seba gai berikut:
a. Alat permainan eduka tif, buatan guru, anak, dan pabrik
b. Gampang dibongka r pasang
c. Jika terdiri dari bagian-bagian kecil
d. Ukurannya aman dan dipe rbolehkan untuk mainan anak
e. Alat-alat mainan diletakkan di te mpat yang mudah dijangkau
oleh anak
f. Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak
g. Aman, sisi-sisinya tidak ada ya ng taja m sehingga
membahayakan kulit, atau ta ngan anak
h. Peralatan pendukung keaksaraan
i. Kua t, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.
j. Alat pe rmainan harus disesuaikan dengan usia anak dan dapat
mendukung ke giatan be lajar anak yang berbeda-beda dan tahap
pe rkembangan a nak yang meliputi perkembangan fisik,
intelektual, emosi
k. Aspek sosial dan keagamaan
5.
Pengelolaan
Pengelolaan dimaksudkan untuk menjamin terpe nuhinya hak dan
kebutuhan anak, serta ke sinambungan pelaksanaan Pendidikan Anak
Usia Dini. Da lam pengelolaan Kelompok Berma in ada dua prinsip, yaitu:
Program dikelola secara partisipatoris dan Penyelenggaraan Kelompok
Bermain menerapkan manajemen berbasis masyara kat. Sebelum
|
22
melaksanakn pengelolaan lembaga perlu melakuka n perencanaan
pe ngelolaan seperti menetapka n visi, misi dan tujuan lembaga, serta
mengembangkannya menjadi program ke giata n nyata dalam rangka
pe ngelolaan da n peningkatan kualitas lembaga; menyiapkan izin sesuai
de ngan jenis penyelenggaraan program. Pengelolaa n menyangkut
be berapa hal antara lain: data anak dan perkembangannya; data lembaga;
administrasi keuangan dan program; a lat bermain; media pembelajaran;
da n lainnya.
6. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi je nis, sumber, dan pemanfaatan, serta pe ngawasan
da n pertanggungja waban da lam penyelenggaraan dan pengembangan
lemba ga PAUD yang dikelola secara baik dan tra snparaan.
7. Kemitraan
Untuk me ningkatkan layanannya, lembaga KB pe rlu me njalin kemitraan
seperti untuk meningkatka n layanan kesehatan, gizi makanan, dan
pe ngasuhan ana k lembaga menjalin kemitraan dengan Dinas
ke sehatan/Puske smas/Dokter, atau Dinas Sosial. Selain itu lembaga KB
juga penting menjalin kemitraan dengan orang tua melalui Program
orang tua/Parenting ya ng dikembangkan dalam rangka menjembatani
ke sesuaian pe mahaman dan kesinambungan pengasuhan yang diberikan
di lembaga KB dan pola pendidikan anak di rumah.
8. Penilaian
Penilaian adala h prose s pengumpulan dan pengolah
informasi untuk
menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak ya
mencakup:
teknik penilaian, lingkup, dan proses.
2.1.3. Taman Kanak Kanak
Definisi
Taman Kanak
Kanak adalah tahap perkenalan perta ma anak
kepada se kolah atau transisi dari program Kelompok Bermain. Taman
Kanak Kana k umumnya didefinisikan seba gai bentuk dari pendidikan pra-
sekola h yang mengajar melalui permainan kreatif, kontak sosia l, dan
ekspresi natural. Konsep ini berawal di Jerman pada ta hun 1837 oleh
|
23
Fredrich Froebel; Taman Kanak Kanak, taman anak merupakan ide awal
yang menjelaskan pentingnya anak
anak untuk bermain. Froebel
mengerjakan berbagai permainan, lagu, dan c erita untuk membahas
kebutuhan a nak (pada masa itu umumnya usia 3 7 ta hun).
Taman Kanak Kanak melayani ta hap transisi dari rumah ke
sekolah, yang sering menjadi pengala man belajar forma l pertama ba gi anak
anak. Pada tahun 1861, pendidik Amerika Elizabeth Palmer Pea body
membuka Ta man Ka nak Kanak pertama di Ame rika Serikat yang
termasuk dalam sekolah umum di sebagia n besar Amerika Serikat. Dalam
sejarahnya, ha ri pertama anak di Taman Kanak Kanak sering me njadi
penga lama n belajar formal pertama dari rumah ke sekola h, namun de wa sa
ini keba nyakan anak telah mengikuti bentuk lain program pra-sekolah
seperti Kelompok Bermain.
Syarat Pendirian TK Swasta
Pendirian TK oleh masyarakat ha rus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dise lengga rakan oleh yayasan atau bada n yang bersifat sosial dan
memiliki akte dan struktur organisasi yayasan atau badan hukum lainnya.
b. Penyele nggara harus mempunya i kurikulum dan program pembelajaran
yang sesuai denga n Permendiknas nomor 58 ta hun 2009 tentang standar
PAUD
c. Memiliki kepala TK
yang kualifikasi da n kompetensinya didasarkan
pada Peraturan Me nteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah
d. Memiliki se kurang-kura ngnya 1 (satu) kelompok usia (usia 4-5 tahun
atau 5-6 tahun) dengan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang a nak
didik
e. Memiliki seorang guru untuk setiap kelompok usia be lajar yang se suai
dengan standar kompete nsi
f. Melaksanakan program kegiatan be lajar TK yang diatur oleh pemerintah
g. Memiliki buku yang diperlukan untuk pelaksanaan program kegiatan
belajar mengajar yang terdiri dari buku petunjuk/pe doman guru dan buku
perpustakaan baik untuk guru maupun untuk peserta didik
h. Lokasi pendirian hendaknya memperha tikan aspek keamanan,
kenyamanan, kebersihan, kesehatan, keterjangkaua n, da n dekat dengan
|
![]() 24
pe mukiman penduduk yang relative banyak ana k usia Taman Kanak-
Kanak
i. Memiliki sarana dan prasarana sesuai standar
j. Memiliki sumber dana yang tetap
k. Memiliki Rekening Bank atas nama lemba ga Taman Kanak-Kanak
l. Memiliki NPWP atas nama Lembaga Taman Kanak-Kanak
m. Memiliki surat bukti kepemilikan gedung/lahan berupa akte/sertifikat
atau bukti lain yang dapat diperta nggungja wabkan
Persyarata n Sarana dan Prasarana
a. Luas lahan sekurang-kurangnya 300 m2
b. Memiliki rua ng be rmai/ruang belajar dengan rasio sekurang-kurangnya 3
m2 per anak, baik di dalam ataupun di luar ruangan
c. Memiliki ruang kepala sekolah, guru, layanan kesehatan/UKS, toilet
de ngan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan
ke giatan anak
d. Memiliki perabot, alat peraga dan alat permainan dii luar dan di dalam
ruanga n
e. Memiliki tempat untuk memajang hasil ka rya anak yang dita ta sejajar
de ngan pandangan anak, leluasa, tidak terlalu penuh de ngan alat
pe rmainan (masih ada ruang kosong untuk gerak anak)
f. Penataan ruangan sesuai fungsinya, berikut pe rabot yang bersih dan
terawat
g. Ba ngunan gedung, sekurang-kurangnya memiliki:
Ta bel 2.1.2. Syarat Lua s Minimum Area Taman Kanak Kanak
No Je nis Ruang Jumlah
Ukuran
Luas
Ruang
Ruang
Seluruhnya
1 Ruang kelas 2 8x8 m2 64 m2
2 Ruang kantor/kepala
1 3x4 m2 12 m2
sekola h
3 Ruang dapur 1 3 x3 m2 9 m2
4 Gudang 1 3 x3 m2 9 m2
|
![]() 25
5 Kama r mandi/ WC
1 2x2 m2 4 m2
guru
6 Kama r mandi/ WC
1 2x2 m2 4 m2
anak
7 Ruang guru 1 4x4 m2 16 m2
8 Usaha Kesehatan
1 3x3 m2 9 m2
Sekolah (UKS)
Komponen Penyelenggaraan
1. Kurikulum
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun da n dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan terma suk TK. Komponen KTSP
PAUD te rdiri atas:
a. Landasan dan rujukan
b. Visi, misi dan tujuan
c. Struktur dan muatan
d. Silabus
e. Renca na pembelajaran
f. Strategi dan pengelolaan
g. Penila ian
Setiap TK harus memiliki kurikulum yang berisi ranca ngan Program
Pembe lajaran sesuai dengan tujuan TK tersebut, sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
2. Pese rta Didik
Pese rta didik di TK disebut anak didik yang dikelompokkan ke dalam
dua kelompok, yaitu ke lompok A dan B. Kelompok A (usia 4-5 tahun)
dengan jumlah maksimal 20 anak dengan 1 orang guru. Kelompok B
(usia 5-6 tahun) dengan jumlah anak maksimal 20 anak dengan 1 orang
guru
3. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Tenaga pendidik TK meliputi:
Guru
Guru penda mping
b. Tenaga kependidikan, meliputi:
|
26
Pengawas/Pemilik TK
Kepala TK
Te naga Tata Usaha
Pesuruh dan Penjaga Sekolah
4. Sarana dan Prasarana
Memiliki sarana dan prasaran yang sekurang-kurangn
memenuuhi
syarat penyelenggaraan TK
5. Pengelolaan
a. Alokasi waktu penye lenggaraan proses pembe lajaran
Satu kali pertemuan selama 150-180 menit
Lima atau ena m hari per minggu, dengan jumlah pertemuan
sebanyak 900 menit (30 jam @30 me nit)
Tujuh belas minggu efektif pe r semester
Dua semester per tahun
b. Kale nder pendidikan
Kale nder pendidikan adalah pengaturan waktu untuk ke giatan
pembela jara n peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun a jaran, minggu efektif pembelajaran, waktu
pembela jara n efektif dan hari libur. Kalender pendidikan te rse but
disesuaikan dengan kondisi daerah sete mpat.
c. Administrasi Program Pembelajaran
d. Administrasi Anak Didik
e. Adminstrasi Kepegawaian
f. Adminstrasi Perlengkapan dan Barang
g. Administrasi Ke uanga n
h. Administrasi Umum
6. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi je nis, sumber, dan pemanfaatan, serta pe ngawasan
da n pertanggungja waban da lam penyelenggaraan dan pengembangan
lemba ga PAUD yang dikelola secara baik dan tra snparaan.
7. Kemitraan
|
27
Untuk me ningkatkan la yanannya, lembaga TK pe
menjalin kemitraan
seperti untuk meningkatkan laya nan kesehatan, g
makanan, dan
pengasuha n ana k lembaga menjalin kemitraan deng
Dinas
keseha tan/Puskesma s/Dokter, a tau Dinas Sosia l. Sel
itu lembaga TK
juga penting me njalin kemitraan de
ngan orang t
melalui Program
orang tua/Pare nting yang dikembangkan dalam rang
menjembatani
kesesuaian pemahaman dan kesinambungan pengasuha
yang diberikan
di lembaga TK dan pola pendidikan anak di rumah.
8. Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpula n dan pengolahan informasi untuk
menentukan tingkat pencapa ian perkembangan anak yang mencakup:
teknik pe nilaian, lingkup, da n prose s.
2.1.4. Psikologi Anak
Psikologi anak dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sa mpai mati.
Pengertian lain psikologi pe rkemba ngan a dalah perubaha n-perubahan yang
dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaa n atau kematangan
anak yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan
baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan Jasmani dan psikologis yang terda pat dalam anak -
anak adalah dengan memakai panca indera dengan pergerakan anggota tubuh.
Si anak melihat dan berfikir tentang fungsi da n kegunaan benda yang
dilihatnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan jasmani dan
psikologis anak dapa t mempengaruhi kehidupan anak sehari-ha ri dengan 2
cara, yaitu :
1. Pengaruh Langsung
Perkembangan dalam pe ngaruh langsung yang terjadi pada anak
menentukan keterampilan anak da lam gerak. Keterampilannya dalam gerak
ditunjukkan saat sese orang melakukan beberapa hal, si anak dapat
mengikuti dan menirunya. Hal terse but dapat mempengaruhi anak untuk
|
28
berfikir bahwa hal yang dilihatnya adalah sesuatu yang be nar dan dapat
ditirukan.
2. Pengaruh Tidak Langsung
Perkembangan tidak langsung mempe ngaruhi bagaimana anak te rse but
me mandang dirinya sendiri dan me mandang orang lain. Sa at seorang anak
me rasa tidak nyaman terhada p dirinya sendiri, anak akan cende rung diam
dan merasa berkekurangan.
Perkembangan fisik pada seorang a nak dapat diliha t da ri perkembangan
motoriknya, yaitu :
1. Proses Tumbuh Kembang
Ditandai denga n berkembang atau berubahnya fisik seorang anak seiring
bertambahnya umur si anak
2. Kemampua n Gerak Seorang Anak
Saat bayi, mata dan gerak yang dila kukan sangat lambat, bahk
mata bayi
tidak da pat be rkedip dengan reflek. Namun dengan tumb
berke mbang, si
bayi dapat berkedip dan memberi isyarat jika si bayi haus atau lapar.
Masa awal perkembangan anak dapat dikarakteristikkan seba gai berikut:
a. Fisik
Pe rkembangan tubuh lambat
Di usia 6, perkembangan saraf 90% lengkap
Dari usia 4 hingga 8 tahun, perkembangan limfoid me ningkat dari
40% menjadi 90%
Kebanyakan anak mengalami rabun dekat
Pe rkembangan otot dimulai di umur 4 tahun, tetapi otot besar le bih
mendomina si
b. Emosi
Cenderung takut bahaya khayalan atau antisipasi
Menangis dan tantrum berkurang, kemarahan dapat diekspresikan
dalam kata-kata (sering dengan mengancam atau berteriak)
Kemarahan berarah kepada pe nyeba b frustasi, ditahan dalam wa ktu
yang lebih lama, tetapi anak usia 4 tahun mulai mencari cara untuk
menyembunyikannya dari orang lain
|
29
Penyaluran ke marahan dan frustasi penting
c. Sosial
Mulai mengerti konsep dari bergiliran dan cenderung meniru orang
dewasa
Anak usia 4 tahun lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain dan
bekerja sama denga n orang lain dan
dapat mengambil isyarat social
dari lingkungan sekita r
Anak usia 5 tahun lebih suka bermain dengan orang lain
Bisa membuat teman bermain khayalan jika kekurangan kontak
dengan anak lain, tetapi kebanyakan akan memiliki lebih banyak
teman bermain pada usia 5 tahun
d. Linguistik
3 tahun: 600 1000 kata, kalimat sede rhana
4 tahun: 1100 1600 kata, sintaks ya ng baik, kata jamak digunakan,
kelancaran berbicara meningkat
5 tahun: 1500 kata, sintaks yang hamper sempurna, kelancaran pada
suku kata
2.1.5. Peran Sekolah dalam Me ngembangkan Potensi Anak
Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100), menjelaskan bahwa pada
dasarnya pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan
sejumlah pengalaman be lajar melalui ke giatan bermain yang dapat
memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir
tentang diri sendiri, tanggap
pada pertanyaa n, dapat memberikan argumentasi
untuk mencari berba gai alternatif. Selain itu, hak ini memba ntu a nak-anak
dalam me ngembangkan ke biasaan dari setiap karakte r yang dapat dihargai oleh
masyarakat serta mempersiapkan mereka untuk me masuki dunia orang dewa sa
yang pe nuh tanggung jawab.
Menurut pendapat Kitano dan Kirby (2986:127-167), pembelajaran
haruslah terkait dengan pengembangan kurikulum yang merupakan rencana
pendidikan yang dirancang untuk me maksimalkan interaksi pembelajaran
dalam rangka menghasilkan perubaha n perilaku yang potensial. Kurikulum
|
30
yang komprehensif seharusnya memiliki elemen utama da ri setiap bidang
pengembangan ya ng disesuaikan dengan tingkatan atau jenjang pendidikannya
serta mengete ngahkan target pencapa ian peserta didik yang mencakup seluruh
kegiatan pe mbelajaran di lembaga pendidikan. Albrec ht dan Miller (2000:216-
218) berpendapat bahwa dalam pengemba ngan program pembelajaran bagi
anak usia dini seharusnya sarat de ngan aktivitas bermain yang mengutamakan
adanya kebebasan bagi anak untuk be reksplorasi dan be rkreativitas, sedangkan
orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fa silitator sa at anak
membutuhkan bantuan untuk me mecahkan masalah yang dihadapi.
Catron dan Allen (1999:23) berpendapat bahwa tujuan program
pembelajaran yang uta ma adala h untuk mengoptimalkan perkembanga n anak
secara menye luruh serta terjadinya komunikasi interaktif. Kurikulum bagi anak
usia dini haruslah memfokuskan pada perkembangan yang optimal pada
seorang anak melalui lingkungan sekitarnya yang dapat menggali berbagai
potensi tersebut melalui permainan serta hubungan dengan orang tua atau
orang de wasa lainnya. Selanjutnya mereka berdua berpendapat bahwa
seharusnya kelas-kelas bagi anak usia dini merupaka n kelas yang mampu
menciptakan suasana kelas yang kreatif dan penuh kegembiraan bagi anak.
Pe rbedaan ya ng mencolok dala m ga ya pe ngaturan kelas sekitar tiga
puluh tahun yang lalu adalah kelas yang terbuka dan yang tradisional. Pada
umumnya kelas terbuka mempunyai struktur yang tidak kaku, kurang ada
tekanan terhadap kinerja siswa, dan lebih banyak pada perhatian individual.
Gerakan kela s terbuka yang dipra karsai seputar tahun 1960 dinya takan sebagai
cara yang baik untuk memupuk be lajar yang bermakna dan krea tivitas pada
anak.
Manfaat yang penting dari kelas terbuka adalah penekanannya pada
pembelajaran ya ng individualized. Anak akan belaja r lebih baik jika tingkat
dan kecepata n kurikulum disesuaikan dengan kekuata n dan kelemahan ana k.
Gaya be lajar anak pun berbeda-beda.
Ruang kelas hendaknya merangasang secara visual, tanpa
mengganggu perha tian. Ruang kelas pe nuh dengan berbagai produk hasil ka rya
siswa yang beragam. Ada lukisan, foto, karangan, patung, dan karya-ka rya
lain; siswa boleh memilih karyanya yang mana akan dipamerkan, dan boleh
diganti sesuai keinginannya .
|
31
Bahan pendidikan yang beraga m tersedia dalam jumlah yang banyak.
Pusat sains di dalam kelas mengandung berbagai material ya ng me mungkinkan
melakukan banyak kegiatan eksperimen. Pusa t memba ca menampilkan buku
dan artike l untuk tingkat membaca yang berbeda-beda. Teruta ma untuk anak
kecil, pusat aktivitas dima na mereka dapat bermain dan bereksperimen dengan
macam-macam bahan, akan sangat merangsa ng kreativitas.
Anak-anak da pat mengusahakan bahan-baha n untuk ke las mereka.
Mereka dapat membawa objek-objek dari rumah, atau berbagi material.
Pengaturan ruang kelas yang luwes dan tidak konvensional merupakan
tantangan bagi siswa untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara
kre atif.
Sekolah (oleh guru) memiliki peran penting dalam mengembangkan
potensi anak. Peran tersebut ialah :
1. Menjalin komunikasi dua arah de ngan anak-anak didik.
2. Mengembangkan situasi belajar ya ng menyenangkan tanpa membebani anak
di luar kemampuannya.
3. Menyusun penugasan yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
4. Menciptakan situasi yang penuh pe nghargaan sehingga anak
mengembangkan rasa perca ya diri dan konsep yang positif tenta ng diri dan
kemampuannya.
5. Menjalin komunikasi yang positif dengan orang tua siswa.
2.1.6. Pra-Desain
Desain sekola h untuk masa awal anak harus selalu terlihat nyaman,
mendukung, dan adaptif untuk menunjang proses belajar-mengajar. Fitur
tertentu yang berhubungan dengan rumah serta sekolah, dianggap dalam
mengembangkan pengaturan transisi yang sesuai. Jenis, ukuran, skala, dan
berbagai ruang lebih mendasari dalam desain dan perencanaa n yang tepat.
Seperti halnya rumah, sekolah harus membuat ruang yang nyaman, tenang,
permainan reflektif, sebagaimana untuk aktivitas grup kecil maupun besar.
Setiap progra m Kelompok Bermain dan Taman Ka nak Kanak harus
mencapai hal hal be rikut ini:
Membua t lingkunga n yang terlihat menyenangkan
|
32
Me nyediakan ruang dan bidang untuk memperlihatkan karya anak
Me nyediakan berbagai pengaturan untuk pekerjaan yang sedang berjalan
Me ngenalkan berbagai pengaturan sosial untuk grup be sar maupun kecil
Me mbuat hubungan yang kuat antara bagian dalam dan luar banguna n,
me ngguna kan pencahayaan alami semaksimal mungkin
Me nghubungkan rua ng untuk berkomunikasi, berorientasi, dan pemrograman
serta pe nempa tan pegawa i yang fleksibel
Me mbangun fleksibilitas dari ruang untuk mengakomodasi perkembangan
pelatihan mengajar
Me mbuat area masuk yang khas dan menyenangkan
Me mberi pe rhatian khusus untuk skala dan ketinggian dari berbagai e lemen
seperti jendela, pintu, kenop pintu, we stafel, toilet, permukaan furniture,
cermin, langkah, rak/lema ri penyimpanan, saklar lampu, dan la innya.
Kriteria untuk program anak yang berkualitas tinggi:
Lingkungan dalam maupun luar aman, bersih, menarik, dan lua s. Adanya
area di dalam ruangan yang cukup untuk digunakan sehingga tida k te rlalu
ramai anak anak.
Area aktivitas terbagi denga n jelas dengan penyusunan tata ruang. Ruang
disusun aga r anak dapat bekerja secara individual, bersama-sama dalam
grup kecil atau besar. Ruang ini disusun untuk menyediakan area untuk
bergerak da n meminimalkan ganggua n pada anak.
Ruang untuk anak disusun untuk memfasilitasi berbagai aktivitas individu
ma upun grup. Anak anak dikelompokkan sesuai umur untuk me nyusun
fa silitas dari berbagai aktivitas yang berbe da beda.
Bahan bahan dan peralatan yang tersedia memiliki jumlah yang c ukup,
me miliki da ya tahan yang kuat dan mudah diakses oleh anak anak, dan
dia tur pada posisi rendah, juga pe ngguna an rak rak terbuka.
Area
individual untuk anak menyimpan barang pribadi mereka harus
disediakan
Bahan penyerap suara diguna kan untuk mengurangi ke bisingan
Area outdoor me ncakup berbagai permukaan seperti tanah, pasir, rumputm
area da tar dan bukit. Juga termasuk tempat berteduh, area terbuka, area
me nggali, dan berbagai perlengkapan untuk berke ndara, memanjat, menjaga
|
33
keseimbanga n, dan permainan individu. Are a outdoor dilindungi oleh pagar
atau penghalang natural dari a kse s ke jalan atau bahaya lainnya
Lingkungan kerja untuk pegawai, termasuk ruang ke las dan ruang pegawai
harus nyama n, te rorganisir dengan baik, dan dalam kondisi yang baik. Area
ini termasuk tempat bagi para pega wai untuk mengambil istirahat se jenak
dari anak anak, toilet untuk orang dewa sa, dan area yang ama n untuk
penyimpanan barang pribadi mereka, dan area administratif yang trpisah
dari pere ncanaan area anak anak.
Isu isu yang harus diperhatikan dan diberi perhatian khusus adalah:
Jumlah pintu keluar da n jarak te mpuh
Persyaratan pencahaya an da rurat
Jumlah lantai dan jarak maksimum ke atas
Jenis penguncian khusus
Pemisahan dari kegunaan lain, jika berada di dalam bangunan kompleks
Untuk mendesain sekolah yang berutilitas dengan strategi yang terorganisir,
menuntut a danya beberapa faktor. Pendekata n antara elemen program sekolah
ditentukan oleh be berapa faktor major berikut:
Urutan masuk
Mengetahui ca ra murid murid mema suki sekolah setiap harinya, dan
tujuan mereka pergi, apakah mereka segera melapor ke wali ke las, atau
mereka berkumpul terlebih dahulu di area yang lebih besar seperti gym atau
kantin. Mengetahui cara pe gawai dan guru memasuki gedung sekolah dan
cara orang umum memasuki gedung pada saat jam sekola h.
Sirkulasi internal
Mengetahui kemana para murid pergi, dan seberapa sering selama jam
sekolah. Mengetahui apakah mereka be rpindah di koridor seperti di kelas.
Mengetahui a pakah mereka be rpindah secara individu pa da saat
perpindahan kelas dan berapa lama waktu yang dibutuhka n selama
perpindahan kelas, dan seberapa jauh jaraknya, serta cara loker murid
digunakan dan didistribusikan di sekolah.
Ukura n se kolah
Mengethaui seberapa besar penerimaan sekolah, kebutuhan
penge lompokkan di antara ge dung untuk mengurangi area kosong yang
|
![]() 34
dibuat dengan penerimaan yang be sar. Jika pengelompokkan adalah gol,
me ngetahui hal yang membedakan faktor untuk pengelompokkan:
berdasarkan level tingka tan kelas, pengelompokkan kelas secara
keseluruhan, atau berda sarkan program pe mbelajaran.
Efisiensi
Jumlah area koridor yang dibutuhka n untuk melayani setiap ruang di
bangunan adalah komponen utama dari penentuan efisiensi banguna n dan
peminiman biaya. Strategi pengorganisasian ya ng berbeda menghasilkan
berbagai efisiensitas.
Pencahayaan alami
Hampir semua are a di gedung sekolah bisa mendapatk
keuntunga n dari
pencahayaan alami. Persyaratan penncahayaan ini tel
dikemukakan oleh
regulasi dan kode lokal.
Anak ana k memilliki ukuran tubuh yang berbe da dengan orang
dewasa. Maka standarisasi khusus a nak harus diperhatikan agar aktivitas yang
terjadi dapat berjalan dengan nyaman.
Gambar 2.1.1. Petunjuk Ukuran Kursi dan Meja
Sumber: British and European Standards, 2007
|
![]() 35
2.1.7. Warna
Warna ada lah ke kuatan, ya ng berpengaruh terhadap manusia dan
menyebabkan rasa sehat ata u ra sa lesu, sika p aktif dan sikap pasif pengecetan
di perusahaan, kantor atau sekolah dapat meningkatkan atau menurunkan
pre stasi, juga di klinik kesehatan pasien. Pe ngaruh warna terhadap manusia
terjadi secara tidak langsung mela lui penga ruh fisiologis mereka sendiri, untuk
memperluas atau mempersempit ruangan, untuk meneka n atau membebaskan
jalan putar pengaruh ruang. Penga ruh te rsebut terjadi secara langsung melalui
kekuatan penaruh tersebut terjadi seca ra la ngsung melalui kekuatan pengaruh
(impuls), yang berasal dari warna khusus. Warna yang kaya akan impuls dalam
rua ng hanya cocok untuk permukaan yang kecil, sebaliknya warna -wa rna yang
miskin akan impuls cocok untuk permukaan yang luas.
Gambar 2.1.2. Warna Warna Gelap dan Terang
Sumber: Ernst Neuferet, 1996
Warna bisa berperan aktif atau tena ng, tetapi tidak penting untuk
membatasi lingkup desain untuk anak dengan menggunakan wa rna primer
dimana
mana. Bagaimanapun, ada banyak fasilita s yang didesain dengan
sedikit atau warna ya ng sangat sederhana untuk menyediakan warna yang
senetral mungkin. Jame s Greenman, seorang a hli dalam bidang desain anak,
menggunakan metode pendekatan ini karena Ia percaya bahwa lingkungan
|
36
tidak harus dibandingkan dengan hasil karya dan proyek anak anak. Terle bih
lagi, hal itu tidak lebih menstimulasi ana k. Background yang netral
memungkinkan lingkungan untuk dipersonalisasi dan dianimasikan oleh anak
anak. Area ini menjadi sebua h area untuk mempresentasikan hasil karya anak
dan proses belajar.
Warna yang hangat berpengaruh aktif, merangsang, mungkin
menggelisahkan. Warna yang dingin pasif, menenangkan a tau merohanika n.
Hijau menenangkan syaraf. Pengaruh yang be rasal dari warna te rgantung dari
kecerahan dan tempat pengaruhnya. Wa rna yang hangat dan terang dari a tas
kelihatan merangsang kejiwaan, dari samping menghangatkan, mendekatkan,
dari bawa h meringankan, meningkatkan. Warna yang ha ngat da n gelap dari
atas tampak menyendiri, anggun, dari samping melingkari; da ri bawah
sentuhan dan inja kan yang nyaman. Warna yang dingin dan terang dari a tas
mengendorkan syaraf dari samping menggiring; dari bawah licin, merangsang
untuk berjalan. Warna yang dingin dan gelap dari atas berbahaya, dari samping
dingin dan sedih; dari bawah membebani, menarik ke bawah. Putih adalah
warna kesucian, kebersihan dan keadaan teratur yang mutlak. Dalam
pembangunan ruang yang dicat warna putih memegang peranan yang
mendukung, untuk memisa hkan kelompok warna lainnya sa tu dari yang lain,
untuk menetralisir da n dengan demikian mencerahkan, untuk menggairahkan
dan untuk menggolongkan.
Hurlock (1993) menulis bahwa umur 3-6 tahun merupaka n periode
keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak, karena di usia ini
anak mengalami kemajuan fisik, intelektual, soisal maupun emosional yang
menakjubkan. Benya min S. Bloom me ngatakan bahwa 50% dari potensi
Inteligensi anak suda h terbe ntuk di usia 4 tahu, kemudian mencapai 80% ketika
anak berusia 8 tahun. Usia dini ini sangat peka untuk me nyera p segala
informasi yang ada disekitarnya.
Menurut Jane M. hally, ja ringan syaraf anak akan terbentuk
a pabila
ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan. Bila tidak mendapatkan
lingkungan yang merangsangnya, otak seorang anak akan menderita. Para
peneliti menemukan bahwa apabila ana k-anak jarang di ajak bermain atau
jarang disentuh, ma ka perkembanga n otaknya 20% atau 30% lebih kecil
daripada ukuran normalnya pada usia itu (Nash, 1977).
|
37
Pada usia 2-6 tahun anak masih berfikir pra operasiona l yaitu berfikir
dengan aca k, rancu dan belum terorganisasi. Pada usia ini persepsi visual
menjadi lebih efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam
jangka waktu yang lebih lama. Untuk membentuk a nak yang tera mpil dan
cerdas harus dimulai da ri usia dini. Kita dapat meletakkan, menanamkan dasar-
dasar penge tahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa lebih
gampang menerima nya. Salah satunya denga n warna .
Para psikolog telah melakukan beberapa eksperimen yang
menyimpulkan bahwa penggunaan warna yang tepat untuk sekolah dapat
meningkatkan proses belajar mengajar untuk siswa maupun gurunya. Hal ini
disebabkan warna menimbulkan kesan tertentu dalam me nciptakan suasana
rua ng.
Warna juga menimbulkan pengaruh terha dap jiwa anak-anak, baik
secara langsung, misalnya pera saan gelisah, nyaman, panas da n se bagainya.
Karena itu harus dike tahui pengaruh warna -warna tertentu terhadap
anak-anak, demikian da pat memperkecil bahkan mencegah kesalaha n di dalam
menempatkan warna-warna yang mempunya i pengaruh negatif, khususnya
terhadap perkembangan fisik dan mental a nak.
Berikut ini adalah uraian berbagai warna dengan persepsi dan
asosiasinya (Ron Reed, 2010, hal.28-29):
a. Merah
Asosia si positif
Kebe ranian, kege mbiraan, cinta, antusiasme, sexy, meningka tkan nafsu
makan, perayaan
Asosia si negatif
Kebe ncian, agresif, kemarahan, perang, meningkatkan tekanan darah,
ra sa takut
Kesehatan
Tubuh a kan mengeluarkan adrenalin yang lebih, meningkatkan tekanan
darah dan tingkat bernafas sambil meningkatkan suhu tubuh
Perilaku pemakai
Terbiasa meningkatkan dorongan untuk membeli sesuatu, sering
digunakan pada re storan cepat saji yang mengedepankan pelayanan yang
cepa t
|
38
b. Pink
Asosiasi positif
Kebanyakan positif: feminim, manis, kekana k-kanakan, halus,
antusiasme (ketika warna lebih me ndeka ti merah)
Asosiasi ne gatif
Secara fisik terlihat lemah, digunakan pada sel penjara atau pakaian dari
pa ra tahana n untuk menena ngkan amara h
Kesehatan
Menenangkan sakit perut - Pepto Bismal, telah dikenal untuk
menyembuhkan sakit kepala
Perilaku pemakai
Popular untuk industri kosmetik, se ring digunakan untuk meningkatkan
da ya tarik seperti 'buah antusiasme' (Skorinko, Kemmer, et.al, 2006,
ha l.979)
c. Biru
Asosiasi positif
Diasiosikan dengan air: tenang, dingin, nyaman, me nyegarkan. beragam
warna untuk me ncegah kebosana n dan efek depresi. royalti, ke benara n,
loyalti, kesuksesan, keamanan, teknologi tinggi, basa h, ke bersihan.
Asosiasi ne gatif
Mementingkan diri sendiri, kesedihan, depre si, kelas rendah, isolasi,
ke sendirian, kemurungan. Biru dan biru ke unguan dapat menekan nafsu
makan
Kesehatan
Membantu keseimbangan, berdasa rkan penelitian secara psikologi, biru
muda akan memperlambat deta k jantung, menurunkan suhu badan, dan
mengendurkan otot. Ketenangan telah dikenal untuk menurunkan
tekanan darah, detak jantung, dan suhu badan (Kopac z, 2004, hal.79)
Perilaku pemakai
Konsulta n mode merekomendasika n untuk menggunakan warna biru
da lam wa wancara kerja karena menyimbolkan loyalti. Orang akan le bih
produktif di ruangan warna biru. pembelajaran menunjukkan atlit angkat
be ban dapat mengangkat beban yang le bih berat di gym warna biru.
|
39
d. Hijau
Asosia si positif
Menyegarkan, pertumbuhan, pembaruan, hidup abadi, menena ngkan,
muda, sehat, damai, dapat mengurangi respon alergi dan rea ksi negatif
terhadap makanan, warna paling ha ngat di antara warna-warna dingin,
warna pa ling natural, wa rna yang ba ik untuk membawa suasana outdoor
ke indoor.
Asosia si negatif
Racun, ra sa iri, tidak berpe ngalaman, tidak dewasa, mual, asam, ra sa
sakit, rasa be rsalah, hindari warna kuning kehijauan dalam jumlah besar,
karena berhubungan dengan rasa sakit, pembusukan.
Kesehatan
Membantu keseimbangan, dapat mempermudah getaran, keduta n, dan
kekejanga n otot, berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraa n
Perilaku pemakai
Orang menunggu di ruangan hijau untuk berelaksasi, rumah sakit banyak
menggunakan warna hijau karena menenangkan pasien, pengantin pada
aba d pertengahan memaka i warna hijau untuk melambangkan kesuburan,
bukan warna yang baik untuk pakaian bisnis,kare na melambangkan
ketidakdewasaan
e. Kuning
Asosia si positif
Ria ng, matahari, emas, kebahagiaan, kebijaksanaan, kekuatan, harapan,
optimisme, dan harga diri. kuning kebiruan: pita kuning yang diika t di
pohon mela mbangkan harapan menunggu anggota keluarga yang sedang
militer pulang ke rumah. kuning kemerahan: intelek, refleksi. emas: a ktif,
kehormata n, loyal, kekayaan.
Asosia si negatif
Peringatan, rasa sakit, ketegangan. dapat mengakiba tkan kemarahan,
ana k menangis, pergerakan otot yang tidak terkontrol bagi orang dewa sa
(Kopacz, 2004, hal.78).
Kesehatan
|
40
Meningkatka n metabolisme tubuh. didokumentasikan oleh dokter Arab
sebagai indikator gangguan hati berdasarkan warna kulit yang
menguning (Hope & Walch, 1990, hal.161-162).
Perilaku pemakai
Meningkatka n konsentrasi, ya ng digunakan pada bantalan dan pensil
f.
Ungu
Asosiasi positif
Keberanian, misterius, royalti, suci, aristokrat. lavender: spiritual,
lembut, atmosfe r.
Asosiasi ne gatif
Kesombongan, berkabung, kematian, kemarahan, muluk-muluk, suka
pa mer, murung.
Kesehatan
Violet, warna yang lebih mende kari biru daripada merah, telah dikenal
untuk menena ngkan kecemasan.
Perilaku pemakai
Kemewahan, mengindikasi kesena ngan akan barang mahal (cokelat,
automobile, parfum dan anggur).
g. Ora nye
Asosiasi positif
Kehangatan, kesuburan, kecerahan, kebahagia an, keceriaan, riang,
ke kuatan, daya tahan, ketika warna dikura ngi dapat diasosiakan dengan
ke kayaan dan sensualitas.
Asosiasi ne gatif
Kurang ajar, berbahaya, meningkatkan detak jantung, dapat terlihat
membosanka n, murah.
Kesehatan
Telah diketahui untuk meningkatkan jumlah suplai oksigen untuk ota k.
Perilaku pemakai
Be rhubungan dengan barang murah dan diskon, sering digunakan sebagai
warna untuk me narik perha tian remaja untuk membeli produk.
h. Putih
Asosiasi positif
|
41
Kesucian, kelahiran, kebersihan, keluguan, kekuatan.
Asosia si negatif
Menyerah, pasrah, pengecut, kekosongan, klinikal.
Kesehatan
Didokume ntasikan oleh dokter Arab sebagai indikator dari gangguan
limpa be rdasarkan warna kulit yang me mutih (Hope & Walch, 1990,
hal.161-162).
Perilaku pemakai
Berhubungan de ngan produk berteknologi tinggi (Color Wheel Pro),
berhubungan dengan ke sederhanaan dari desa in modern.
Asosia si positif
i. Hitam
Asosia si positif
Kecanggiha n dan kekuatan.
Asosia si negatif
Kematian, kekosongan, keberuntungan buruk.
Kesehatan
Di tera pi warna dihubungkan dengan ginjal dan kandung kemih, dapat
menimbulkan ra sa sedih, rasa takut, dan putus asa.
Perilaku pemakai
Pada pakaian, hitam be rarti keama nan, kese lamatan, dan privasi.
j. Coklat
Asosia si positif
Berhubungan dengan kenyamanan di rumah, kayu, dan perkebunan.
Dikombinasikan paling baik dengan me rah, kuning, oranye.
Kenyamanan, keselamatan, melankolis.
Asosia si negatif
Keba nyaka n pria memilih coklat sebagai warna favorit mereka.
Kesurama n, kebosanan, mementingka n diri sendiri.
Kesehatan
Tida k ada efek yang diketahui.
Perilaku pemakai
|
![]() 42
Be rhubungan dengan cokelat, kopi, espresso, warna ini menjadi wa rna
mewah untuk aksesoris.
k. Abu-abu
Asosiasi positif
Teknologi, intelegensi, kekayaa n yang diasosiakan dengan silver dan
platinum.
Asosiasi ne gatif
Kebingungan, hilangnya kehormatan, depresi, kurang percaya diri, usia
tua.
Kesehatan
Jika diguna kan berlebihan, dapat menimbulkan depresi dan
kesendirian.
Perilaku pemakai
Warna yang stabil, sering digunakan pada produk untuk mengindikasikan
akan memiliki umur panjang (komputer, televisi, peralatan teknologi,
mobil).
Menurut Eillen, 1988, kebutuhan anak dalam ruang adalah
mempe roleh rasa bebas, aman, rangsang, nya man dan hangat.
Tabel 2.1.3. Warna-Warna yang Mendukung Kebutuhan Anak dalam Ruang
Kebutuhan
Anak dalam
Ruang
Suasana Ruang Warna Dihindari
Rua ng bebas Fleksibel, tida k
Warna terang
dan ne tral
Warna hitam:
mena kutka n dan
mene kan
terlalu pada t
Rasa aman Tidak
Warna pastel
intensitas tidak
penuh
Warna
menyilaukan
menyebabkan
mata cepat lelah,
sakit kepala dan
menakutkan,
menye nangkan
|
![]() 43
tegang
Rasa nyaman,
hangat
Suasana hangat Warna hangat Warna gelap
Rangsang,
merangsang anak
untuk beraktifitas,
gembira dan
kre atif
Suasana hangat
dan meriah
Komposisi
warna cerah,
kontras dan
komposisi
warna warna
tera ng
Warna pastel untuk ruang belajar adalah aman dalam a rti tidak
menyila ukan, tidak membuat mata lelah, menyenangkan dan tidak me nakutkan
sehingga dapat memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif.
Warna dingin bila digunaka n untuk mewarnai ruangan a kan memberikan ilusi
jarak, akan terasa mundur. Se baliknya warna hangat, te rutama keluarga merah
akan terasa seolah-olah maju. Warna-warna cerah membuat objek kelihatan
besar dan ringan sementara warna gleap membuat mereka lebih kecil dan be rat.
2.1.8. Material
Rentang te kstur yang ramah untuk kulit ana k menambah aspek untuk
pengalaman anak dengan fisik lingkungan. Sejumlah tekstur yang dapat
dikategorika n aman yaitu: kayu, keramik, berbagai permukaan plastik, metal,
atau lapisan kawat, kain, karet, berba gai permukaan metal, kaca dan cermin.
Tabel 2.1.4. Piliha n Material Sta ndar
Dinding Lantai Ceiling
Blok beton Resilient tile Tile akustik
Papan gipsum Hard tile Papan gipsum
Pla ster Karpet Struktur tereskspos
Kayu Kayu Kayu
|
![]() 44
Metal Metal Metal
Kaca Poured floors
Blok kaca Beton
Keramik Terra zzo
Batu ala m Batu alam
Sumber: Building Type Basic for Elementary and Secondary Schools, 2001,
ha l. 148
2.1.9. Akustik
Pe nyera pan suara adalah proses menghilangkan e nergi suara, atau
kemampuan dari material, objek, dan struktur untuk menyerap energi. Gema
adalah suara yang ditimbulkan setelah sumber suara tela h berhe nti, atau pada
telinga pendengar berge ma di ruang tertutup, memberikan kesan kehidupan
atau kematian. Gema adalah pencampuran dari suara sebelumnya dan suara
yang lebih baru, dan menjadi se buah a rtikulasi. Lingkungan memungkinkan
kejadia n suara untuk terpisah dan lebih cocok untuk pidato. Lingkungan yang
lebih bergema lebih diranc ang umtuk musik.
Berikut ini adalah langkah langkah untuk desain akustik pada ruang
kelas, yaitu:
Meminimalkan suara dari luar
Di tempat yang me mungkinkan, posisi ruang kelas be rada jauh dari area
yang berisik seperti gymnasium dan ruang mekanika l
De sain dan spesifik isolasi akustik pada partisi, ceiling, jendela, dan pintu
Suara yang tidak diinginkan dari dalam ruangan bisa diatasi dengan
penambahan material akustik, lebih baik tinggi di a tas dinding
Tidak ada aturan yang berlaku untuk bentuk ruang dan proporsi, tetapi
hindari suara mengganggu yang berasal dari sisi dinding parale l, furnitur
ata u finishing dinding yang dapat merusak ge lombang sua ra secara
langsung
2.1.10. Pencahayaan
|
45
Pencahayaan, baik alami ataupun buatan, ha rus direnca nakan dengan
hati hati. Berba gai pencahayaan tidak hanya menambah ketertarikan dari
lingkungan, tetapi juga menyediakan pilihan untuk menciptakan suasana,
mendukung aktivitas yang berbeda beda. Penca hayaan pada sia ng hari
menjadi bagian penting pada kurikulum pendidikan. Melalui observasi pada
matahari, anak anak mulai me ngerti tentang peralihan waktu, perubahan
musim, dan pergera kan pla net. Pencaha yaan pada siang hari ini harus masuk ke
dalam bangunan dari orientasi dan lokasi yang berbeda. Jendela besar, jendela
di atap, dan sinar matahari dari luar ruangan membantu menghubungkan
cahaya matahari dengan aktivitas anak anak.
Dalam pencahayaan general, cahaya matahari adalah sumbe r cahaya
yang paling efisien. Peralatan dan/atau pengimbangnya dapat menimbulkan
kebisingan. Untuk mengurangi perawatan, lampu tahan lama sangatlah
penting. Di koridor dan akse s yang jarang dilalui atau area dengan ceiling
tinggi, lampu fluorescent lebih taha n la ma dan diga nti lebih jarang. Lampu
dibersihkan tidak teratur, yang akan mempe ngaruhi tingkat caha ya. Secara
umum, pe milihan dan desain lampu harus berdasarkan a sumsi perawatan
akan tidak teratur.
Pada area ruang kelas, refleksi dari permukaan sangatlah penting,
pertimba ngan biaya dari sistem pencahayaan yang berbeda. Akan lebih baik
bila memaksimalkan cahaya alami, pencahayaan yang beragam mungkin
diperlukan dalam variasi pembelajara n, dan ini akan dicapai secatra
ekonomika l dengan memperbanyak tingkatan dan tombol lampu. Untuk
pencaha yaan langsung tidak langsung, gunakan fluorescent dingin standar
dan lampu putih yang hangat.
Menurut Perkins (2001:173), keuntungan dan kerugian dari berbagai
siste m pencahayaan dide skripsikan sebagai berikut :
Tabel 2.1.5. Perbandingan Sistem Pencahayaan
|
![]() 46
Sumber: Building Type Basic for Elementary and Secondary Schools, 2001,
ha l. 173
2.1.11. Sirkulasi
Menurut Perkins (1957:15), koridor adalah jalan ramai sebuah
sekolah. Tetapi, tidakkah koridor menjadi sebuah jalan yang me nyenangka n,
bukan sebuah terowongan yang terla rang? Secara fisik, koridor merupakan
sebuah a rea bagi orang untuk berpindah dari ruang ke ruang. Secara psikologis,
koridor
merupakan sebuah tempat untuk mernyegarkan pikiran, untuk relaksasi
dan sosialisasi ya ng menyenangkan. Jumlah konfigurasi bangunan untuk
sekolah termasuk hampir tak terbata s. Keba nyakan dari konfigurasi ini bisa
diidentifikasikan ke dalam beberapa bagian sederhana, yaitu:
Gambar 2.1.2. The centralized resources with double-loaded c lassroom wings
|
![]() 47
Sumber: Building Type Basics for Elementary and Secondary Schools,
2001
Ini merupakan bentuk bangunan ya ng paling funda mental. Esensi
dari konsep ini adalah pemusatan dari segala area yang dipakai bersama,
dari auditorium dan gym hingga ke administrasi sekolah. Pemusatan dari
fungsi fungsi ini
meminimalisasi jarak perpindahan dari rua ng kelas.
Konsep ini telah siap digunakan di Sekolah Dasar. Sebagai tambahan,
dengan membagi ruang kelas menjadi dua sayap, pengelompokkan alami
di dalam sekolah akan tergabung, yang mungkin merupakan salah sa tu gol
di sekolah dengan jumlah murid dalam jumla h besar.
Gambar 2.1.3. Dumbbell double-loaded classroom wings
|
![]() 48
Sumber: Building Type Basics for Elementary and Secondary Schools,
2001
Ini merupa kan garis dengan sumber yang terpusat., konsep dasar
ini menempatkan area yang dipakai bersama berada di ujung dari koridor
ruang kelas ya ng saling berhadapan. Model ini efisien, tetapi mempunyai
kekurangan pada jarak perpindahan yang jauh dari ruang ke las ke sumber
area dan kesempatan yang lebih sedikit untuk membuat pengelompokkan
di sekolah.
Gambar 2.1.4. Spine with double-loaded classroom wings
|
![]() 49
Sumber: Building Type Basics for Elementary and Secondary Schools,
2001
Pada model ini, ruang kelas ya ng saling berhadapan
diorganisasika n tegak lurus denga n jalan utama dari koridor. Area yang
dipakai bersama juga berlokasi di sepanja ng jala n utamaini. Mode l ini
mulai memaksimalkan pengelompokkan da ri ruang kelas dari keseluruhan
sekolah. Penempatan dari blok bangunan di sepanjang tulang punggung ini
memungkinkan desainer untuk membentuk area outdoor seperti la pangan,
area proyek, area bermain, dan sebagainya.
|
![]() 50
Gambar 2.1.5. Courtyard with double-loaded classroom wings
Sumber: Building Type Basics for Elementary and Secondary Schools,
2001
Model ini banyak dipakai di de sain sekolah. Model ini
memungkinkan untuk me ngamankan area terbuka, yang bisa
diprogramkan untuk area membaca, area proyek sains, dan fungsi
pendukung akademik lainnya. Dalam model ini perhatian khusus harus
diambil untuk meyakinkan bahwa fungsi lingkunga n dan penggunaan dari
model ini harus seimbang dan tida k mengga nggu satu sama lain. Sebagai
tambahan, regulasi lokal harus diperiksa untuk persyaratan mengenai jalan
keluar dari model ini. Ana lisa studi matahari harus diambil sebagai
langkah untuk meyakinka n ba hwa area terbuka ini selalu terang terkena
sinar matahari dan bisa digunakan.
|
![]() 51
Gambar 2.1.6. A Spine with Single-loaded Classroom Wings
Sumber: Building Type Basics for Elementary and Secondary Schools,
2001
Dalam model ini, jalan utama memisahkan area ruang kelas dari
area yang dipa kai bersama. Konfigurasi ini memungkinkan untuk
pembedaan visual dan programa tik dari sisi samping koridor.
2.1.12. Pola Penataan Ruang
a. Penataan atau Peletakan Ruang Kelas
Penataan pengaturan leta k rua ng-ruang kelas harus diperha tikan
agar fungsi dari ma sing-masing kela s tidak saling mengganggu. Da ri buku
Data Arsitek jilid 1 karangan Ernst Neufert (1996, h.261) dinya takan
beberapa alternatif penataan atau peletakan ruang kelas, sebagai berikut:
|
![]() 52
1). Ruang kela s melewati ruang penyimpanan mantel, topi, dan lain - lain
da n koridor de ngan dua jalan masuk caha ya dan udara, koridor antara
dua ruang kelas a dalah tempat alat-alat pelajaran:
Gambar 2.1.7. Layout Rua ng Alternatif 1
Sumber: Data Arsitek, 1996, h. 261
2). Gabunga n dari kelas-kelas, kelas bebas dan ruang rekreasi menjadi suatu
anjuran bentuk.
Gambar 2.1.8. Layout Ruang Alternatif 2
Sumber: Data Arsitek, 1996, h. 261
3). Pembentukan kerangka yang mirip mata gergaji, bahaya, gangguan
timbal balik.
|
![]() 53
Gambar 2.1.9. Layout Ruang Alternatif
3
Sumber: Data Arsitek, 1996, h. 261
4). Ruang kelas yang dilengka pi dengan jendela yang letaknya tinggi tanpa
memperha tikan jala n masuk dari ba gian belakang. Antar kelas
dihubungkan dengan gudang dan ruang penyimpanan mantel, topi, dan
lain-lain
Gambar 2.1.10. La yout Rua ng Alternatif 4
Sumber: Data Arsite k, 1996,
h. 261
5). Ruang kelas berbentuk segi enam dengan ruang rekreasi berbentuk
segitiga tertutup.
|
![]() 54
Gambar 2.1.11. Layout Ruang Alternatif 5
Sumber: Data Arsitek, 1996, h.
261
6). Setiap dua kelas terdapat dekat suatu ruang ta ngga dengan dua jalan
masuk uda ra dalam gedung bertingkat.
Gambar 2.1.12. Layout Ruang Alternatif 6
Sumber: Data Arsitek, 1996, h.
261
7). Empat ruang kelas di setiap lantai dengan dua jalan masuk udara,
pe lebaran ke samping untuk pelajaran kelompok.
|
![]() 55
Gambar 2.1.13. La yout Rua ng Alternatif 7
Sumber: Data Arsite k, 1996,
h. 261
8). Ruang berbentuk segi enam tanpa koridor dan melalui tempat
penyimpanan mantel, topi, dan lain-lain. Rua ng penyimpanan mantel
merupakan ruang kecil antara pintu masuk dan pintu ke luar ya ng
tertutup.
Gambar 2.1.14. La yout Rua ng Alternatif 8
Sumber: Data Arsite k, 1996, h. 261
|
![]() 56
2.2. Tinjauan Khusus
2.2.1. Data Survey Ladybird Preschool and Kinde rgarten
a. Lokasi
Gambar 2.2.1. Peta Lokasi Ladybird
Sumber: Google Maps, 2014
Lokasi Ladybird School and Kindergarten ini berada di Citra
Garden 2 Jl. Kebahagiaan Utara Blok N1/1, Jakarta. Lokasi ini sangat
strategis dan sesuai dengan targe t pasar yaitu anak anak, karena terle tak di
daerah kompleks perumahan yang cukup rama i, dan juga akses yang mudah
dic apai. Ha l ini termasuk dalam salah satu syarat dari pendirian KB dan TK
bahwa lokasi lebih baik berada di area ya ng tidak terla lu jauh dari ruma h,
sehingga tidak sulit bagi orang tua untuk mengontrol anak, juga
me nghasilkan efisiensi wa ktu. Lokasinya tidak langsung berada di pinggir
jalan, sehingga area lingkungan sekitar cukup tenang dan terhindar dari
kebisingan. Lokasinya pun be rada di belokan jalan buntu yang ditutup oleh
|
![]() 57
pintu gerbang yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki sehingga bagi
kendaraan hanya ada satu akses menuju ke Ladybird ini.
b. Tampak
Bangunan
Gambar 2.2.2. Tampak Depan Bangunan
Sumber: www.ladybird.co.id, 2014
Gambar 2.2.3.Tampak Samping Bangunan
Sumber: Pribadi, 2014
|
58
Bangunan ini awalnya merupakan rumah tinggal yang kemudian
dijadikan sebagai preschool and kindergarten sejak tahun 2003. Dari fisik
bangunan itu sendiri tidak a da yang berubah, baik dari pintu maupun
jendela, yang diubah hanya ba gian interiornya saja, sehingga jika dilihat
dari luar, bangunan ini terliha t sepe rti rumah tinggal pada umumnya.
Bangunan ini berada di posisi hook yang menjadi sebuah keuntungan
sehingga mendapatkan lahan kosong yang digunakan sebaga i tempat parkir.
c. Sejarah
Ladybird Preschool & Kindergarten didirikan oleh Angela Kho,
dimana sebelum awa lnya ia membuka sekolah pertamanya, Ia berharap
untuk membangun KB
yang dapat menye mangati murid-muridnya untuk
ma ndiri, pelajar yang aktif dimana mereka bisa berprila ku dan bicara
dengan percaya diri. Ia percaya bahwa ini bisa dicapa i lewat sebuah
program bermain dan belajar, dimana ana k-anak disemangati untuk
me njelajahi, menemukan, dan bergerak dibawah bimbingan staff
pengajarnya.
Pada tahun 1992, Ange la Kho sedang mencari sebuah KB yang
baik untuk anak-anaknya. Saat itu, disana tidak banyak pilihan bagi para
orang tua yang mencari KB yang mengajar berbahasa inggris di Jakarta.
Sebenarnya, bahkan tidak ada yang bisa di area tempat tingga l Angela di
Jakarta. Jadi ia mendirikan sekolahnya sendiri, bersama temannya Lucy, ia
me ndirikan Ladybird preschool menggunakan sebuah rumah sebagai
bangunan sekolah dala m lingkungan yang ramah di Green Garden.
Angela Cho, pemilik dan kepala sekolah Ladybird, menyelesaikan
pendidikannya di University of Manchester di England. Angela telah
me miliki pengalaman selama beberapa tahun dala m bekerja dengan anak
anak KB di Jakarta sebelum akhirnya membuka Ladybird, meawarkan
sebua h program KB dengan kualitas tinggi dan progresif. Selain di Citra
Garden 2, Ladybird juga membuka c abang di Bumi Serpong Damai, Gading
Serpong, dan di Ta man Kedoya Baru seba gai pusatnya.
d. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan didasari oleh kurikulum standar
internasional dimana kurikulum menyeluruhnya menutupi se luruh aspek
pengembangan belajar anak meliputi : sosial, emosional, fisik, imajinatif,
|
59
kognitif dan bahasa. Kurikulum itu sendiri te lah dikemba ngkan selama 10
tahun. Ladybird juga memiliki catatan khusus pada kebutuhan spesifik dari
anak yang tidak mau be rbaha sa inggris di rumahnya dan selanjutnya belajar
bahasa inggris sebagai bahasa ke dua di sekola h. kemampuan-kemampuan
akademik hanya merupaka n salah satu koponen dari kurikulum ladybird.
Ladybird perca ya bahwa ruang kelas tradisional dengan pengajaran
formal bukanlah lingkungan pengajaran yang se suai untuk anak-anak
prasekolah. Sebagai seorang anak yang berkembang dengan kecepatannya
masing masing, setiap kebutuhan induvidu anak harus disediakan dalam
konteks kualitas aktivitas dan fasilias. Dan untuk progra m ekstra
kurikulumnya, Ladybird me nyediakan pelajaran komputer dan bere nang.
Me nyediakan kebutuhan orang tua untuk program usai sekolah
untuk anak-anaknya, Ladybird mengadakan program yang disebut "Lets's
Learn After School Cla sses.". Program-program ini didesain untuk
membeka li anak-anak umur 5 sampa i 8 tahun. Kelas-kelas ini dapat diakses
untuk baik murid-murid Ladybird ataupun yang bukan.Piliha n untuk
program usai kelas adalah English Playschool and Computer Play and
Learn.
Ladybird merupakan se kolah non-religious. Sekolah tidak
menyedia kan pelajaran-pelajaran agama untuk kelompok umur ini. Tetapi
memang merayakan festival-festival umum seperti Natal, Lebaran, dan
Ta hun Baru China. Sekolah akan mengatur aktivitas khusus pa da fe stival
tersebut, seperti membuat ketupat untuk Lebaran ataupun me ngada kan pe sta
saat waktu natal.
e. Proses Pembelajaran
Anak berkembang menuju ke pembelaja r yang independen dan memiliki
motivasi diri
Keseimbangan antara aktivitas individu, grup ke cil dan seluruh grup
Kelas dikara kteristika n oleh percakapan dan kooperasi
Maksimal satu grup mencakup 15-18 anak dengan 3 staff pengajar
Setiap anak harus meraih sukses setiap ha ri
f. Kebijakan Bahasa
1. Preschool
|
60
Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi ada lah Bahasa
Inggris. Dalam semua kegiatan, rutinitas, dan transisi, menggunakan
Ba hasa Inggris. Para guru juga memanggil murid da lam Bahasa Inggris
pa da saat aktivitas bermain di dalam maupun di luar ruangan. Untuk
murid-murid yang belum terlalu lancar berbaha sa Inggris, para staff akan
be rkomunika si dengan mereka dalam Bahasa Indonesia (ata u bahasa
pe rtama mereka ) agar dapat menghasilkan hubungan ya ng lebih dekat
de ngan pa ra murid, yang sanga t penting dalam ta hap ini dalam
pe rkembangan mereka.
Untuk pa ra murid masih diperbolehkan menggunakan Bahasa
Indonesia bersa ma-sama dalam situasi bermain bebas. Dalam aktivitas
be bas ini, staff merespon komunikasi dari murid da lam Bahasa Inggris,
tetapi tidak memaksa murid untuk berbicara dalam Bahasa Inggris
apabila mereka belum siap. Saat murid mencapai kelas Right Start,
mereka mulai sering menggunakan Bahasa Inggris dengan spontan.
Untuk murid yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai
ba hasa pertama mereka, kami mempercayai jika mereka dapat belajar
menggunaka n Bahasa Indonesia pada saat mereka di preschool ini akan
memberikan pengalaman positif bagi me reka dan akan me mperkaya
pe ngalaman hidup mereka di Indone sia. Ladybird me ndukung orang tua
untuk terus menggunakan Bahasa Ibu dengan anak mereka. Mulai
be rbicara kepada anak dalam Bahasa Inggris tidak terlalu dibutuhkan
sekarang kecuali jika orang tua tela h melakukannya sejak lahir, meskipun
ada baiknya untuk mencoba mengajarkan anak beberapa kosakata Bahasa
Inggris melalui lagu dan permainan.
2. Kindergarten
Pada kindergarten, diberlakukan kebijakan bahasa bilingual,
dimana baik Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diguna kan sebagai
media instruksi. Bahasa Inggris lebih dominan de ngan perbandingan
80:20. Ladybird menerapkan kebijakan pemisahan bahasa, dimana guru
da n murid harus menggunakan Bahasa Indonesia dalam kelas Bahasa dan
Ba hasa Inggris hanya untuk pagi harinya. Ladybird tidak mendukung
adanya pencampuran bahasa dalam proses belajar. Mandarin
|
61
dipertimbangkan sebagai bahasa ketiga atau ba hasa asing dan diajarkan
sebaga i mata pelajaran ekstrakurikuler.
g. Program
1. Preschool
a. First Steps 1,5-2,5 tahun (Selasa/Ka mis 08.45-10.15 a tau 10.30-
12.00)
Sesi diadakan dua kali seminggu selama 1,5 jam
Me nyediakan perkenalan informal ke preschool, fokus utamanya
adalah melakukan aktiviitas yang menyenangka n bersama dengan
anak-a nak yang seumur
Setiap sesi mempunyai berbagai macam aktivitas, seperti bermain
di luar ruangan, art and craft, pasir dan air, play-doh, dan bahan
sensorial, ditambah dengan pemilihan buku dengan kualitas tinggi,
permaina n, puzzle, table -top, dan permainan yang bisa dinaiki
Anak
dapat bergerak de ngan bebas dalam aktivitas di bawah
pengawasan pengasuh pribadi dan bimbingan dari guru
Anak didorong untuk bersama-sama dima na mereka berpartisipa si
dalam lagu dengan gerakan, jari sajak, pergerakan dan aktivitas
menari
Bebera pa menit dihabiskan dengan melihat buku dan gambar
bersama dan bermain permainan sederhana untuk mengembangkan
pemahaman dan pengetahuan Bahasa Inggris
Anak makan snack bersama-sama sebelum jam pulang
Aktivitas berenang satu ka li sebulan
Satu kelas paling banyak terda pat 15 anak, dimana setiap anak akan
dite mani oleh satu pengasuh bila orang tua bekerja, namun tidak
boleh ditemani ole h orang tua dan pengasuh.
b. Hands On 2,5-3,5 tahun (Selasa/Kamis 08.15-10.15 atau 10.30-
12.30; Senin/Rabu/Jumat 08.30-11.00)
Untuk anak yang telah mengikuti First Steps atau untuk yang ba ru
pertama kali mengikuti preschool
|
62
Anak boleh mengikuti pertemuan dua kali seminggu yang ditemani
oleh orang tua atau pengasuh; atau pertemuan tiga kali seminggu
denga n tidak ditemani penga suh
Lebih te rstruktur daripada First Steps dan meningkatkan
kemampuan fisik dan konsentrasi anak
Anak berpartisipasi dalam aktivitas yang dipilih sendiri dalam grup
kecil dan besa r
Ta ntangan dalam pengembangan area dan meliputi aktivitas seperti
art and craft, pasir dan air, musik da n gerakan, memasak sederhana
dan menyiapkan ma kanan, circle time untuk penguatan bahasa,
permainan di dalam dan di luar ruangan, group snac k time, dll.
Aktivita s ya ng me latih kemampuan baru seperti menggunting,
melukis, mewarnai mulai dikenalkan
Fokus tambahan pada sosio-emosional dan pengembangan
karakter, pentingnya kemandirian pengasuhan, kepercayaan diri,
dan kemampuan sosial seperti berbagi dan be rgiliran
c. Right Start 3,5-4,5 tahun (Senin/Rabu/Jumat atau Senin-Jumat
08.30-11.00)
Anak mengikuti program ini tanpa ditemani selama 3 atau 5 hari
seminggu
Perlaha n me nyiapkan
anak untuk memasuki jenjang TK dan
mengkonsolidasikan kemampuan Bahasa Inggris mereka
Te tap pada pene kanan belajar melalui bermain
Proyek dan aktivitas seni dijalankan untuk pengembangan
kreativitas lebih jauh
Memasak sederhana dan menyiapkan makanan
Eksperimen dan proyek sains sederhana
Circle time kelas untuk membantu pengembangan Bahasa Inggris
dalam tema atau topik tertentu
Bernyanyi dan membaca cerita
Pra-membaca dan kemampuan menulis dikenalkan dan anak
didukung ke tika mereka menunjukkan ketertarikan pada huruf dan
angka
|
63
Pada tahun ini a nak mulai untuk membangun hubungan
pertemana n ya ng lebih dekat dengan teman dan lebih kooperatif
Berena ng ditawarkan sekali sebulan, dan dua kali untuk yang
mengikuti progra m 5 hari
Progra m 5 hari juga termasuk komputer dima na ana k bekerja
secara individual atau berpasangan melalui software yang telah
dipilih
2. Kindergarten 4,5-6,5 ta hun (KG1/KG2 Senin-Jumat 08.15-12.45)
Pada masa ini Ladybird membangun kemampuan dan sikap
ana k yang telah dikembangkan di preschool dan mengenalkan bahasa dan
konsep baru dalam menstimulasi dan lingkungan yang lebih menantang.
Meskipun Bahasa Inggris ma sih dominan dalam berinteraksi, namun
ana k mendapat satu mata pelajaran satu hari dalam Bahasa Indonesia.
Program dual-languageini adalah persiapan ideal untuk sekolah
National/Nationa l Plus atau International.
Kurikulum Ladybird mengarah pada me ngembangkan
kelancaran dalam Bahasa Inggris dan pada saat yang sama mengeksplor
konsep dan ide di dalam berbagai area seperti matematika, sains, seni dan
literatur. Guru secara hati-hati merangkai dan mengajarka n bahasa anak
melalui aktivitas individu maupun grup. Di KG2 Ladybird mengadopsi
berdasarkan pendekatan proyek untuk belajar, denga n anak
mengeksplor topik lebih dalam, juga menstimulasi rasa keingintahuan
mereka tentang dunia sekitar. Guru mendorong berfikir kreatif
dan
menekankan kebutuhan anak untuk mengembangkan re sponsibilitas
untuk pembelajara n mereka.
Di kindergarten, Ladybird menggunakan variasi eklektik
sebaga i pendekatan untuk mengembangkan kemampuan aksara awal, dan
program matematika luas yang meyakinkan bahwa anak me mpunyai
fondasi kuat dalam pengembangan area-area e sensial tersebut. Ladybird
menyadari pengembangan ke mampuan a ksa ra sangat penting bagi
kesuksesan anak di se kolah nanti.
Di KG1, fokus pa da pelajaran se hari-ha ri dalam Bahasa
Indonesia ya ng terstruktur, program me mbaca yang interaktif, dimana
Bahasa Inggris dikembangka n melalui pendekatan lebih luas untuk
|
64
membaca da n menulis. Dimulai dengan memproduksi kamus bergambar
da n menulis daftar belanja di KG1, anak mulai menulis jurnal mereka
sendiri dan membuat buku sebagai bagian dari proyek di akhir KG2.
Sebagai tambahan pada inti aksara dan matematika, kurikulum Ladybird
juga mencakup sains, cooke ry, art and craft, kelas menggambar,
komputer, Mandarin dan berena ng.
h. Event Spesial
Baik preschool maupun kindergarten me rayakan banyak event
spesial sepanjang tahun seperti Hari Kemerdekaan, Hari Kartini, Tahun
Baru Cina, Paskah, Pesta Natal dan Tahun Baru, dan penampilan akhir
tahun. Event internal untuk kinde rgarten mencakup pencarian harta karun
bajak laut, melukis layangan, dan workshop.
i. Fasilitas
Semua sekolah berada di lingkungan yang luas da n ama n dimana
keselamatan dan kenyamanan anak adalah prioritas.
Lingkungan yang luas, ruang kelas yang lengkap untuk ke nyamanan
anak
Area art & craft untuk aktivitas yang mengembangka n bakat kreatif dan
ke mampuan motorik
Area bermain indoor dengan puzzle dan blok untuk mendorong
kreativita s, penyelesaian masalah, dan pengembangan kognitif
Area musik dan buku yang memaka i karpet
Ruang Komputer
Permaina n outdoor yang aman dan dirawa t de ngan baik untuk kebebasan
anak dalam mengeksplor a lam lingkungan
Permaina n pasir dan air untuk pembelajaran sains dan kesenangan
j. Struktur Organisasi
|
![]() 65
Diagram 2.2.1. Struktur Organisasi Ladybird
k. Layout
Gambar 2.2.3. Layout Ladybird
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
|
![]() 66
l. Analisa Ruang
Gambar 2.2.4. Interior Area Music and Library
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Are a Music and Library ini berada di lantai satu, ruangan pertama setelah
pintu masuk. Penempatan area ini kurang cocok karena kura ngnya privasi
bagi anak-anak di kelas ini dan dapat me ngganggu kegia tan belajar-
me ngajar. Seperti namanya, di kelas ini anak belajar bernya nyi, story
telling, ata upun membaca buku berga mbar. Lantai area ini mengguna kan
karpet yang nyaman bagi anak dikarenaka n adanya tingkat pergerakan anak
yang tinggi di
area ini, yang juga menja di alasan mengapa ha rus ada area
kosong yang besar di tengah ruangan. Pemakaian furniture pun
diminimalkan dan ditempatkan pada satu sisi area saja. Pada area dinding,
secara keseluruhan difinishing
cat putih, de ngan adanya dekorasi sterofoam
pada satu area dinding, biasanya untuk menyambut e vent te rte ntu. Pada
ceiling menggunakan gypsum finishing cat putih. Area ini mendapat
pencahayaan alami (matahari) dari jendela dan pencaha yaan buatan yaitu
lampu TL. Penghawa an menggunakan AC split, sedangkan kipas angin pada
ceiling jarang digunakan.
|
![]() 67
Gamba r 2.2.5. Interior Area Tunggu
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Area tunggu ini terletak di pusat ruangan-ruangan dalam bangunan, dimana
area ini menjadi tempat transisi antara ruang kelas, toilet, dapur dan lain
lainnya. Area ini lebih ditujukan untuk aktivitas bermain indoor bagi anak
anak juga se bagai area tunggu bagi anak anak ketika menunggu jemputan
atau ketika ada perpindahan kelas. Area ini dibatasi oleh karpet yang aman
bagi anak anak dan juga meja yang memakai top table rumput sintetik.
Gambar 2.2.6. Interior Area Bermain Indoor
Sumber: Dokumenta si Penulis, 2014
|
![]() 68
Are a bermain ini terletak di lantai satu, dimana area terbagi menjadi 2 area
(miniatur kitchen set, dan area membaca). Area ini digunakan untuk semua
program kelas, baik preschool maupun kindergarten. Namun area ini
cenderung jarang digunakan , karena kurangnya furnitur yang me madai
seperti kursi, juga posisinya yang menyudut disisi bangunan. Selain itu
kondisi furniturnya
yang kurang terawat seperti pada pintu pintu c abinet
pada miniatur kitchen set yang sudah tidak kokoh. Dinding menggunakan
keramik putih dengan banyaknya figur-figur karya murid murid berupa
hewa n dan tanaman. Lantai mengguna kan keramik putih 40 x 40cm yang
me nyatu dengan bangunan menyeluruh. Sistem pencahayaa n menggunakan
pencahayaan langsung yang be rasal dari pencahayaan alami (matahari).
Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL. Area bermain
langsung
berse belahan dengan halaman belakang dan berseberangan dengan ruang
kepala sekolah.
Ga mbar 2.2.7. Ruang Kelas Preschool
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
|
69
Di lantai dua terdapat tiga ruang kelas, yaitu satu ke las Preschool
dan dua kelas TK, TK A dan TK B. Secara keseluruhan, ruang ke las
didominasi warna putih untuk memaksimalkan pencahayaan langsung yang
masuk ke dalam ruang tersebut yang menggunakan pencaha yaan alami
diwa ktu siang, sehingga ruang terlihat c erah dan untuk penca hayaan buatan
menggunakan lampu TL. Plafon menggunaka n gypsum putih dengan
menggunakan cornice sebagai penghubung bagian atas bida ng vertikal
(dinding) dengan bidang horizontal atas (Plafon). Dan untuk dinding di
finishing dengan cat berwarna putih. Hampir keseluruhan sisi dinding
terdapat pa pan styrofoam yang difungsikan sebagai elemen dekoratif
dimana karya murid dipajang berupa gambar ga mbar figur, juga difungsikan
sebagai tempat memaja ng jadwal jadwal.
Pada jendela pun diberi teralis yang difungsikan se bagai
"kerangka " yang membingkai jendela agar agar tida k bisa dimasuki oleh
orang juga memaksimalkan keamanan pada area belajar/bermain anak yang
cenderung aktif dimana ketinggian bawah jende la yang cende rung dekat
denga n permukaan lantai (sekitar 40-50cm). Selain mading, pada ke 3 sisi
dinding juga terdapat rak-rak untuk me nempatkan beberapa permainan anak
dan buku-buku.
Meja belajar terdiri dari 2 macam bentuk (lingkaran dan persegi)
denga n susunan kursi dan meja anak yang bersifat fleksibel dan dapat
berubah ubah dan pengelompokan meja disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga cukup ruang gera k bagi anak didik. Untuk furnitur, Ba ngku
menggunakan kayu solid(jati) yang difinishing dengan metode Politur. Pada
top table meja, Untuk furnitur, Bangku menggunakan ka yu solid yang
difinishing dengan metode politur. Pada bagian meja belajar secara
keseluruha n sa ma seperti kursi dari segi bahan dan finishingnya, hanya pada
top table difinishing dengan melamine aga r me minimalisir goresan-goresan
ataupun kotoran yang disebabkan karena aktivitas anak-anak.
|
![]() 70
Gambar 2.2.8. Interior Ruang Ke las TK A
Sumber: Dokume ntasi Penulis, 2014
Gambar 2.2.9. Interior Ruang Kelas TK B
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Untuk rua ng kela s TK A dan B secara keseluruhan memiliki
kesamaa n dengan ruang kelas lainnya, dimana ruang kelas didominasi
warna putih sehingga kontras pada ruang terlihat dengan mencoloknya
perbedaa n warna antara funitur dengan eleme n ele men intior lainnya .
Dominasi warna cerah pun dapat memaksimalkan pencahayaan langsung
yang masuk ke dalam rua ng tersebut yang menggunakan pencahayaan alami
diwaktu siang,
sehingga ruang terlihat cerah dan untuk pencahayaan buatan
me ngguna kan lampu TL. Perbedaan hanya sedikit terlihat dari pe nataan
layout furnitur dimana keseimbangan keseluruhan pada interior ruang kelas
adala h asimetris untuk memaksimalkan area sirkulasi bagi penggunanya.
Sedangka n untuk siste m pengha waannya menggunakan ac split.
|
71
Pla fon menggunakan gypsum putih denga n menggunakan cornice
sebagai penghubung ba gian atas bidang vertikal (dinding) dengan bidang
horizontal atas (Pla fon). Dan untuk dinding di finishing dengan cat
berwarna putih. Berbeda dengan ruang kelas preschool, dinding ruang kelas
A hampir keseluruhan dinding dibiarkan tanpa adanya elemen
e lemen
dekoratif. Pada jendela pun memiliki dasar ketinngian yang lebih tinggi
dibandingkan denga n kelas preschool. Lantai mengguna kan material yang
sama dengan keseluruhan bangunan, yaitu menggunakan keramik 40 x 40
cm.
Untuk furnitur, kelas ini pun sudah memenuhi standa r kebutuhan
dimana terdapat meja belajar, kursi, rak buku dan papan tulis. Yang berbeda
pada kelas B adalah arah ma suk juga banyaknya jendela, dimana je ndela
pada ruang ini hanya terdapat pada sisi utara kelas.
m. Kesimpulan
Hal-hal yang harus dipertahankan di Ladybird Preschool and Kindergarten :
Pencahayaan a lami dimanfaatkan dengan baik
Area tangga dilapisi karpet agar mengurangi rasa sakit pada anak jika
jatuh
Tersedia westafel yang sesuai dengan tinggi anak sehingga memudahkan
ana k untuk mencuci tangan sendiri
Meja dan kursi belajar tidak mempunyai sudut yang tajam dan terbuat
dari material yang aman untuk a nak
Kursi belajar c ukup ringa n sehingga memudahkan a nak untuk
memindahkannya
Terdapat are a tunggu bagi anak ke tika mengalami rotasi kelas
Permasalahan yang terjadi di Ladybird Preschool a nd Kinderga rte n :
Permainan yang terdapat di outdoor kurang dirawat dan dibersihkan
Area Music and Library kurang mendapa t priva si ka rena me rupakan
ruang pertama setelah pintu masuk tanpa adanya partisi (open space)
Tida k terdapat ruang guru
Tida k terdapat ruang pertemuan untuk orang tua
Tida k ada area penerimaan tamu
|
![]() 72
Area tunggu pe ngasuh/pendamping kurang layak karena menja di satu
de ngan area parkir motor
Area bermain indoor kurang dirawat
Akses lain pintu masuk yang menghadap ke ja lan ditutup
2.2.2. Data Surve y KB dan TK Bina Kusuma
a. Lokasi
Gambar 2.2.10. Peta TK & KB Bina Kusuma
Sumber: Google Maps, 2014
Lokasi KB & TK Bina Kusuma ini berada di Citra 2 Ext Blok BI 2
No.1-3, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Lokasinya berada dekat
dengan pintu gerba ng Citra 2 Ext dan berada di pinggir ja lan sehingga
me muda hkan akses pencapa ian ke sekolah ini. Sekolah ini bisa diakses dari
tiga arah, yaitu dari Jl. Peta Barat, Jl. Peta Utara, dan Jl. Satu Maret. Lokasi
ini sanga t strategis dan sesuai de ngan target pasar yaitu anak anak, karena
terletak di daerah kompleks pe rumahan yang cukup rama i, dan juga akses
yang muda h dicapai. Hal ini termasuk dalam salah satu syarat dari pendirian
|
![]() 73
KB dan TK bahwa lokasi lebih baik berada di area yang tidak terlalu jauh
dari ruma h, sehingga tidak sulit bagi orang tua untuk mengontrol anak, juga
menghasilkan efisiensi waktu.
b. Ta mpak Bangunan
Gambar 2.2.11. Tampak Depan Bangunan 1
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Gambar 2.2.12.Tampak Depan Bangunan 2
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Sekolah ini terdiri dari tiga bangunan yang dipisahka n berdasarkan
tingkatan akademik. Untuk KB dan TK berada di posisi tengah. Bangunan
|
74
ini awalnya merupakan rumah tinggal yang kemudian dijadikan sekola h.
Secara fisik bangunan, tidak banyak yang dimodifikasi, hanya pa da bagian
pagar saja yang dicat warna wa rni sehingga lebih menarik perhatia n.
Bangunan ini berada di pinggir ja lan sehingga tidak ada tempat parkir
khusus. Satu hal yang menguntungkan, jalan di depan se kolah ini cukup
lebar untuk dilalui dua mobil dan merupakan jalan satu arah sehingga mobil
bisa diparkir di sisi pinggir jalan.
c. Sejarah
Bina Kusuma be rdiri pada tahun 1990 dengan kantor pusat di Citra
Garden 1, dengan bernaung di bawah Yayasan Bina Kusuma Mulia . Pendiri
Bina Kusuma ini ada lah Pandu Jaya Mulia. Setelah berke mbang di Citra
Garden 1, didirikan Bina Kusuma II dengan alamat Citra 2 Ext Blok BI 2
No. 1 3, Pegadungan, Ka lideres, Jakarta Barat. Pada saat ini, Bina
Kusuma berada di bawah pimpinan koordinator sekolah, Drs. Karyono,
M.Pd. Sekolah Bina Kusuma berjenjang dari KB TK SD SMP SMA.
d. Motto, Visi dan Misi
Motto : Potensi Anak Anda Kami Kembangkan
Visi : Membentuk manusia mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan
berbudi peke rti yang luhur
Misi : Mengemba ngkan dan mempertinggi mutu pendidikan, pengajaran
dan ke budayaan dalam masyarakat serta membentuk manusia
Indonesia berpancasila ya ng panda i, kreatif dan berbudi luhur
e. Program Kelas
1. KBB (Nursery)
Bacaan Injil
English
Mate matika
Membaca (Alfabet)
Pra-menulis
Se ni
Pe ndidikan Jasmani
Multimedia (Interaktif Guru)
2. KGA/TKA (Kindergarten 1)
|
75
English
Matematika
Mandarin
Membaca
Menulis (huruf, kata, & nama)
Bahasa
Seni
Sains
Multimedia (Interaktif Guru)
Pendidikan Jasmani
Menari
Menggambar
Komputer
3. KGB/TKB (Kinderga rte n 2)
English
Matematika
Mandarin
Membaca (3 kata ke kalimat)
Menulis (kaa, kalimat ke cerita sederha na)
Mendengarkan
Berbicara
Tata Bahasa
Bahasa
Seni
Sains
Multimedia (Interaktif Guru)
Pendidikan Jasmani
Menari
Menggambar
Komputer
4. Aktivitas di Luar Ke las
Fieldtrip
|
![]() 76
Event spe sial
Intra kurikuler
Komputer
Kunjungan ke pabrik atau perusa haan
f.
Struktur Organisasi
Diagram 2.2.2. Struktur Organisasi Bina Kusuma
Guru TKB
Deli
Jumlah murid yang a da di KB adalah sebanyak 29 anak, dengan
didampingi oleh dua guru. Jumlah murid yang ada di TKA sebanyak 38
anak ya ng dibagi menjadi dua kelas, TKA1 dan TKA2, yang ma sing
masing didampingi satu ora ng guru. Jumlah murid TKB adalah se banyak
33 anak, yang didampingi oleh satu ora ng guru. Jumlah total guru sebanyak
9 orang, dengan ditambah satu orang kepala sekolah. Jumlah karyawan ada
4 orang, yaitu 1 orang tata usaha, 1 orang satpam, dan 2 orang pesuruh.
g. Jadwal Program Akademik
1. Waktu Belajar
|
![]() 77
Hari : Senin Jumat
KBB : 07.30 10.00
TKA : 07.30 11.00
TKB : 07.30 11.30
2. Jadwal Pembelajaran
Tabel 2.2.1. Jadwal Pembelajaran TKB
Time Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07.30
08.00
Circ le
English Olahra ga Bahasa
Religion
Time
(menulis)
08.00
08.30
English Math Berhitung Bahasa
English
(menulis)
08.30
09.00
Menggam
Native Berhitung Bahasa
Seni
bar
(dikte)
09.30
10.15
Meal
Time
Meal
Time
Mea l Time Meal
Meal
Time
Time
10.15
10.40
Bahasa
Bahasa
Multimedia Menari Math
(dikte)
(me nulis
sambung)
10.40
11.05
Bahasa
Bahasa
Komputer
(dikte)
(me nulis
sambung)
Sains Sains English English Komputer
11.05
11.30
3. Jadwal Mata Pelajaran Khusus
|
![]() 78
Tabel 2.2.2. Jadwal Kelas Menggambar
Kelas Hari Waktu
TKA1 Senin 07.30 08.00
TKA2 Senin 08.00 08.30
TKB Senin 08.30 09.00
Tabel 2.2.3. Jadwal Kelas Multimedia
Kelas Hari Waktu
KBB Senin 08.00 08.30
Rabu 08.00 08.30
TKA1 Rabu 08.45 09.15
Kamis 07.30 08.00
TKA2 Se lasa 10.30 11.00
Kamis 10.30 11.00
TKB Rabu 10.30 11.00
Tabel 2.2.4. Jadwal Kelas Mandarin
Kelas Hari Waktu
KBB Senin - Jumat 07.30 08.00
TKA1 Senin - Jumat 08.00 08.45
TKA2 Senin - Jumat 08.45 09.30
TKB Senin - Jumat 09.30 10.15
Tabel 2.2.5. Jadwal Kelas Menari
Kelas Hari Waktu
TKA2 Kamis 08.00 08.30
TKA1 Kamis 09.00 09.30
TKB Kamis 10.15 11.00
|
![]() 79
Tabel 2.2.6. Jadwal Kelas Native
Kelas Hari Waktu
TKA2 Se lasa 08.00 08.30
TKB Se lasa 08.30 09.00
TKA1 Se lasa 09.00 09.30
Tabel 2.2.7. Jadwal Kelas Komputer
Kelas Hari Waktu
KBB Jumat 09.00 09.30
TKA1 Jumat 10.00 10.30
TKA2 Jumat 10.30 11.00
TKB Jumat 11.00 11.30
Tabel 2.2.8. Jadwal Kelas Religi
Kelas Hari Waktu
KBB-
2minggu/1x 07.30 08.00
TKB
Tabel 2.2.9. Jadwal Perpustaka an
Kelas Hari Waktu
KBB-
2minggu/1x -
TKB
h. Kurikulum
Kurikulum di sekolah Bina Kusuma ini mengikuti kurikulum
nasional berdasarkan ac uan dari Permendiknas. Kurikulum PAUD disiapkan
oleh satuan PAUD ya ng be rsangkutan sesuai dengan kebutuhan anak
denga n mengacu pada dalam Peremendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang
Standar PAUD. Se tiap anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri
|
![]() 80
sesuai pote nsi masing-masing. Pendidik be rtuga s membantu, jika anak
me mbutuhkan.
Kurikulum PAUD te rdiri dari seperangkat bahan pembelajaran
yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral &
agama, fisik-motorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Setiap
Lembaga PAUD dapat mengembangka n kurikulum sendiri-sendiri sesuai
dengan ciri lemba ga masing-masing dengan memenuhi prinsip dan capain
perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58 Tahun
2009 tentang Standar PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang
tercantum dalam Permendiknas tersebut ada lah kema mpua n anak pada
umumnya, sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat
me lampaui atau dibawah usia nya. Hal ini harus dianggap wajar.
i. Fasilitas
Lingkungan yang terawat, dan ruang kelas yang lengkap
Area bermain indoor maupun outdoor
Kolam renang
Ruang multimedia
Aula
Perpustakaan
Ruang komputer
j. Layout
Gambar 2.2.13. De nah KB & TK Bina Kusuma
Sumber: Bina Kusuma, 2014
|
![]() 81
k. Analisa Ruang
Gambar 2.2.14. Interior Ruang Kelas KBB
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Gambar 2.2.15. Interior Ruang Kelas TKA1
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Gambar 2.2.16. Interior Ruang Kelas TKA2
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
|
![]() 82
Gambar 2.2.17. Inte rior Perpustakaan
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Gambar 2.2.18. Interior Ruang Multimedia
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014
Pada KB & TK Bina Kusuma ini tidak telrlalu banyak
menggunakan permainan warna maupun treatment. Warna lantai, dinding,
dan ceiling menggunakan warna natural, hanya ada permainan warna cat
dinding setengah dari tinggi dinding. Untuk lantai pun menggunakan
keramik standar 40x40 cm. Penggunaan berbagai variasi warna terdapat
pada furnitur anak seperti meja dan bangku kelas. Pada area kelas,
sirkulasi yang ada cukup sempit se hingga a nak anak tidak bisa berge rak
bebas dengan leluasa, juga sulit bagi guru untuk mengontrol gerak ana k.
Di ruang kelas ini pun meja guru memilliki ukuran yang sama tinggi
dengan meja murid sehingga lebih mudah mengawasi murid, namun hal
ini membuat guru merasa tidak nyaman bila sedang duduk ka rena tidak
sesuai dengan antropometriknya.
|
![]() 83
2.2.3. Data Survey Kartini Preschool
1. Lokasi
Gambar 2.2.19. Peta Kartini Pre school
Sumber: Google Maps, 2014
Kartini Preschool ini terletak secara strategis di kawasan
Cila ndak, Jakarta Selatan, yang dikelilingi oleh fasilitas umum seperti
Rumah Sakit, Ke bun Binatang Ragunan, dan sekolah sekolah seperti SDN
02 Petang, SMP Al Hidayah, SMP - SMA Borobudur. Akses me nuju ke
sekolah ini pun cukup mudah karena terletak di pinggir jalan raya yang
ramai akan pertokoan. Untuk keamanan, maka akses ma suk ke sekola h ini
tidak dari jalan raya, me lainkan me lalui jalan sekunder di samping jalan
raya sehingga mobilitas yang terjadi dapat berjalan dengan lebih teratur.
2. Data Kartini
Kartini Preschool didirikan dan didirikan di Jakarta pada ta hun 1968 oleh
pendiri, Mrs. Georgette Haskin, yang merupakan Pendidik Anak Usia Dini
dari Amerika Se rikat. Maksud dan tujuan Kartini Preschool:
1. Untuk membangun program pembangunan preschool dengan lingkungan
pendidikan yang mendorong pertumbuhan fisik, emosional, kognitif dan
spiritual anak. Ini harus mendorong rasa anak muda munc ul dari inisiatif
|
84
da n ke inginan untuk kemerdekaan dan membantu meningkatkan
pe rasaan positif ke percaya an dan harga diri.
2. Untuk memberikan pengalaman bersosialisasi untuk anak pra sekolah di
lingkungan yang aman dan sehat dan de ngan staf yang memadai dan
be rpengetahuan yang akan membantu setiap anak untuk be lajar dengan
melakukan dan membimbing anak dalam mengemba ngkan keterampilan
sosial, kognitif dan fisik yang efe ktif dalam persiapan untuk pendafta ran
di kelas TK.
3. Menjadi rumah kedua dengan memberikan pengalaman dan peralatan
yang tidak selalu tersedia di rumah a nak da n melalui berbagi dengan
orang tua aspek beragam program prasekolah. Hal ini dilakukan dengan
memnuhi bersa ma melalui program program khusus untuk anak anak
da n orang tua.
Filosofi dari Kartini Preschool adalah Setia p anak adalah unik dan
lingkungan belajar prasekola h harus mencerminkan fakta dasar ini. Program
kami didasarkan pada
Teori Pembangunan Pendidikan yang menyatakan
bahwa ada tahapa n-tahapan yang dikenal se cara fisik, pertumbuhan dan
perkembangan sosial, mental dan emosional anak. Sementara a da norma
diprediksi, setiap anak adalah unik da n harus dibimbing da lam belaja r di /
langkahnya sendiri dalam suatu lingkungan ya ng menunjukkan kasih sayang
dan penerimaan.
b. Kurikulum
"Ketika saya lakukan, saya belajar". Kesiapan untuk belajar tidak hanya
ditentukan ole h tingkat pe rkembangan anak tetapi oleh lingkungan
pendidikan juga. Belajar yang ma ksima l dapat terjadi ketika anak secara
aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, spesialis anak
usia dini setuju dengan sua ra bulat bahwa "Play" merupakan dasar untuk
pembangunan secara keseluruhan dan belajar anak muda.
c. Program
Toodler : Untuk umur 2-3 tahun, 2 hari dalam seminggu: Selasa and
Kamis, 09.00-11.00.
KB : Untuk
umur 3-4 tahun, 3 hari dala m seminggu: Senin, Rabu and
Jumat, 08.00-11.00.
|
![]() 85
TK A : Progra m untuk 4-5 tahun, 5 hari se minggu: Senin sampai Jumat,
08.00-12.00. Pe nekana n pada "kesiapan TK". Jumat disebut CLUB
EXPLORER, dari 08.00-11.00, se buah ke giatan ta mbahan dan proyek di
pra-ilmu pengetahuan, ilmu sosial dan lingkunga n, musik, seni dan
kerajinan yang ditawarkan yang berhubungan dengan tema.
TK B : Usia 5-6 tahun, 5 hari seminggu. Membaca dan menulis diajarkan
untuk mempersiapkan anak-ana k untuk masuk se kolah dasa r, baik lokal
maupun internasional. be renang ditambahkan sebagai e kstrakulikuler,
diajarkan oleh guru renang be rsertifikat dan sangat berpengala man.
d. Jadwal
Senin sampai Kamis dari 08.00-12.00, bahasa Inggris diaja rkan setelah
pukul 11.00. Jumat dari 08.00-11.00 Uniform digunakan pada hari-hari
sekolah kecuali hari Rabu.
e. Analisa Ruang
Gambar 2.2.20. Inte rior Ruang Bermain Indoor
Sumber: Kartini Preschool, 2014
|
![]() 86
Gambar 2.2.21. Interior Ruang Kelas Playgroup
Sumber: Kartini Presc hool, 2014
Gambar 2.2.22. Interior Ruang Kelas TK A
Sumber: Kartini Presc hool, 2014
Gambar 2.2.23. Interior Ruang Kelas TK B
Sumber: Kartini Presc hool, 2014
|
87
Pada Kartini Preschool ini, ruang
ruang kelas ya ng ada tertata
denga n rapi, hanya saja pada ruang kelas TK B tidak maksimal dengan
modul per 3 anak karena akan sulit bagi anak yang mendapat posisi duduk
di tengah untuk bergerak dengan leluasa. Furnitur seperti meja dan kursi
anak didominasi warna natural, permainan warna terdapat di berba gai area
penyimpanan buku dan ma inan. Lantai ruang kelas memaka i kera mik tile
berukuran 40x40 cm. Dinding secara keseluruhan berwarna putih, hanya
pada beberapa sisi dinding diaplikasikan warna warna tertentu se bagai
aksen. Je ndela yang ada pasda ruang kelas cukup besar sehingga cahaya
mata hari yang masuk ke dalam ruanga n dapat lebih maksimal.
|