yang digunakan a dalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali, sedangkan Bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya seperti Je pang digunakan untuk menunjang
komunikasi khususnya dalam industri pariwisata di Bali.
Masyarakat Bali menganut sistem kasta dalam kehidupannya yang
membentuk tatanan sosial di Bali, pembagian strata sosial yang dibagi ke
dalam:
1. Brahma, merupa kan strata te rtinggi yang diisi oleh para
roha niawa n/pendeta.
2. Ksatria, merupakan strata yang diisi oleh para bangsawan dan pejabat
kerajaan.
3. Waisya , merupakan strata yang diisi oleh para prajurit dan peda gang.
4. Sudra, strata untuk masyarakat bia sa.
Na ma masing-masing individu dapat dilihat sebagai penunjuk strata
sosial sekaligus eksistensi budaya ya ng ada di Bali, misal: Ida Bagus atau Ida
Ayu merupakan nama yang dipakai oleh para Brahmana. Anak Agung,
Cokorda atau Dewa merupakan nama yang digunakan oleh para Ksatria. I
Gusti merupakan nama yang digunakan bagi para Waisya, dan Wa yan, Made,
Nyoman, Ketut diguna kan oleh para Sudra.
Meski berge lut dengan hantaman arus globalisasi yang dibawa
bersama denga n pa ra turis dan pedagang asing, serta derasnya informasi dan
teknologi yang masuk, kebudayaan khas yang telah lama mengakar tetap
kokoh sebagai ciri khas me reka dan hal itu pula yang menarik wisatawan
untuk datang ke Bali. (http://erbinaba roes.wordpress.com/2013/08/23/sejarah-
singkat-pulau-bali-informasi-singkat-bagi-traveler. Diakses 2 Mei 2014)
|