pada sa tu balai - balai dengan dua sa kapandak. Hubungan balai-balai dengan
konstruksi perangkai sunduk waton,likah dan galar. Konstruksi a tap dengan
pelana atau limasan
3. Sakutus. Bangunan tergolong madia bentuk bangunan segi empat panjang,
dengan ukuran 5 m x 2,5 m. Konstruksi terdiri dari de lapan tiang yang
dirangkai empat empat menjadi dua balai-balai. Masing-masing balai
memanjang kaja kelod denga n kepala kearah luan kaja. Tiang tiang
dirangkaikan dengan sunduk waton/selima r, likah dan galar. Stabilitas
konstruksi de ngan sistem lait pada pepurus sunduk dengan lubang tiang,
sengga wang tidak ada pada bangunan sakutus. Siste m konstruksi atap dengan
pelana.
4. Tiangsanga. Tergolong bangunan utama bentuk banguna n segi empat
panjang, de ngan
ukuran sekitar 4 m x 5 m tiangnya sembilan. Konstruksi
bangunan dengan satu balai - balai mengikat empat tiang di teben tiangnya
tiga dengan senggawang sebagai stabilitas. Letak tiang ma sing-masing pada
keempa t sudut,tengah-tenga h keempat sisi da n dite ngan dengan kencut
seba gai kepala tiang , Konstruksi atap atap de ngan limasan dengan puncak
dedeleg, penutup ata p alang-alang atau ge nteng,
5. Sakarora s. Bangunan tergolong utama be ntuk bangunan denah bujur sangkar
dengan ukuran sekitar 5 m x 5 m, Jumlah tiang dua belas buah, empat empat
tiga deret dari luan keteben. Letak tiang empat buah masing-masing sebuah di
sudut-sudut, empat buah masing-masing dua buah di sisi luan dan teben. Dua
buah masing-masing di sisi samping dan dua buah di tengah dengan kencut
seba gai kepala tiang. Dua bala i-balai masing-masing mengikat empat-empat
tiang dengan sunduk, waton/se limar dan likah sebagai stabilitas ikatan. Empat
tiang sederet diteben dengan senggawang sebagai stabilitas tiang. Bangunan
tertutup dua sisi terbuka kearah na tah, Konstruksi atap atap dengan limasan
dengan puncak dedeleg, penutup atap alang-alang atau genteng
|