BAB 2
Landasan Teori
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Jakarta
Gambar 2.1 Peta Jakarta
Sumber: www.google.com
Dae rah Khusus Ibukota Ja karta (DKI Jakarta) adala h ibu kota negara
Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki
status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat la ut dari Pula u Jawa
yang merupakan salah satu pulau terpadat di Indonesia dengan luas wilayah
sekitar 661,52 km² dengan jumlah penduduk diatas 10 juta jiwa.
Wilayah metropolitan Jakarta dibagi 6 wilayah, yaitu Jakarta Pusat,
Jaka rta Uta ra, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kepulauan
Seribu. Sebagai
pusa t ibukota ne gara, Jakarta memiliki tingkat penduduk
9
|
10
yang tinggi sekitar 28 juta jiwa, dan merupakan metropolitan terbesar di Asia
Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Masyarakat Jakarta berasal dari beragam suku di seluruh Indoensia,
mulai dari Sabang sampai Merauke ada di Jaka rta. Semua menyatu di Jakarta
dan hidup secara be rsamaa n. Agama yang dianut masyarakat di Jakarta juga
beraga m, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
Gambar 2.2 Peta Republik Indoensia
Sumber: www.google.com
Se bagai ibukota negara dari Republik Indonesia, Jakarta merupakan
kota yang berfungsi sebagai pusat perekonomian dan pe merintaha n dari
seluruh Indonesia. Kantor pusat negara , perusahaan swasta, dan perusahaan
a sing banya k berdiri di Jakarta sehingga membuat Jakarta me njadi kota yang
maju. Akibatnya membuat Jakarta banyak didatangi ole h orang dari luar
daerah Jakarta dan juga dari luar negeri yang datang dengan berbagai macam
keperluan seperti bekerja, berbisnis, dan liburan.
Untuk ke kota-kota lain di Pulau Jawa, Jakarta terhubung dengan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek ya ng bersambung dengan Jalan Tol Cipularang.
Selain itu juga tersedia layanan kereta a pi yang berangkat dari enam stasiun
pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas Jalan Tol
|
11
Jaka rta-Merak yang ke mudian dilanjutkan denga n layanan penyeberangan
dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni.
Untuk ke luar pulau dan lua r negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan
laut di Tanjung Priok dan dua bandar uda ra yaitu:
1. Bandara Internasional Soekarno Ha tta, Cengkareng Banten yang
berfungsi sebagai pintu masuk utama ke Indonesia.
2. Bandara Halim Perdanakusuma yang banyak be rfungsi untuk
melayani penerbangan kenegaraan se rta pene rbangan domestik.
2.1.1.1 Kebudayaan Jakar ta
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran
budaya da ri beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota
Indonesia yang menarik pendatang da ri dalam dan luar Nusantara. Suku-suku
yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis.
Selain dari penduduk Nusa ntara, budaya Jakarta juga banya k menyerap dari
budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, da n Portugis.
Gambar 2.3 Ondel-Ondel
Sumber: www.google.com
Jakarta merupa kan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan
berba gai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi
yang biasa digunakan dalam perdagangan yaitu Bahasa Melayu. Penduduk
|
12
a sli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan ba hasa Melayu
tersebut.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa
Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa
Me layu dialek Be tawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum,
mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa
Sunda.
Bahasa dae rah juga digunaka n oleh para penduduk ya ng berasal dari
daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Ma dura, Bugis, Inggris dan
Tionghoa. Hal demikia n terjadi karena Jakarta adalah tempat be rbagai suku
bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku ba ngsa,
digunakan Baha sa Indonesia.
Se lain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak
muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur denga n bahasa asing.
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunaka n,
terutama untuk ke pentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnis. Bahasa
Ma ndarin juga menja di bahasa asing yang banyak diguna kan, teruta ma di
kalangan pebisnis Tionghoa.
2.1.1.2 Pariwisata Jakarta
Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik di
Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Jakarta, pemerintah mengada kan program "Enjoy Jakarta". Beberapa tempat
pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisa tawan lokal dan
mancanegara diantaranya a dalah Taman Mini Indonesia Indah, Pulau Seribu,
Ke bun Binatang Ra gunan, dan Tama n Impian Jaya Ancol (termasuk taman
bermain Dunia Fantasi dan Sea world Indonesia ).
|
13
Ga mbar 2.4 Monas
Sumber: www.google.com
Disamping itu Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah,
yakni berupa museum dan tugu. Diantaranya adalah Museum Gajah, Museum
Fatahillah, dan Monumen Nasional. Disamping tempat wisatanya yang
memadai, saat ini di Jakarta telah tersedia sekita r 219 hotel berbintang, 3.173
restoran, da n 40 balai pertemuan. Hampir semua jaringan hotel kelas dunia
telah membuka gera inya di Jakarta, seperti JW Marriott Jakarta, The Ritz-
Carlton Ja karta, Sha ngri-La Hotel, dan Grand Hyatt Jakarta.
2.1.1.3 Transportasi Jakarta
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya da n jalan tol yang
melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah
jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).
Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan
sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak
swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus
ini melayani rute yang menghubungkan terminal-te rminal dalam kota, antara
lain Puloga dung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung
Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Me layu.
|
14
Gambar 2.5 Transportasi Jakarta
Sumber: Data Pribadi
Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota sepe rti Mikrolet
dan KWK, de ngan rute dari terminal ke lingkungan sekita r terminal. Selain
itu ada pula ojek, bajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tida k se perti
wilaya h lainnya di Jakarta yang mengguna kan sepe da motor, di kawasan
Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek mengguna kan sepeda ontel.
Angkutan becak masih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti
di Bekasi, Tangerang, dan Depok.
2.1.2 De finisi Hotel
Se cara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu Hospitium,
yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan Guest House denga n Mansion House
yang berkembang saat itu, ma ka rumah besar disebut hoste l.
Rumah ruma h besa r atau hostel ini disewakan kepada masyarakat
umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan selama
menginap itu para penginap di koordinir oleh seorang pengurus rumah, dan
semua tamu ya ng menginap harus mematuhi kepada peraturan yang dibuat
oleh pengurus rumah.
Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap
dan beristira hat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang pengurus
|
15
rumah. Seiring perkembanga n dan adanya tuntutan terhadap ke puasan, di
mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka
kata hostel ke mudian mengalami perubahan, yakni penghilanganhuruf s
pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
Menurut beberapa pengertian, hotel da pat di definisika n se bagai
berikut:
Hotel adalah salah satu usahayang bergerak dalam bidang jasa untuk
mencari keuntungan melalui suatu pelayanan kepada para tamunya yang
menginap seperti pelayanan kantor depan, tata graham, maka n dan minum,
MICE, serta rekreasi.
Budi, Permana, Agung. (2013). Manaje men Marketing Perhotelan.
Yogyakarta: ANDI
Full service hote l is a lodging property that offers c omplete food and
beverage produc ts and servic es.
Hayes, David K. (2007). Amerika: Hotel Operations Management.
Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan se bagai
tempat untuk menginap dan tempat makan bagi orang yang se dang dalam
perjalanan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan,
makana n, dan minuma n, se rta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara
kome rsial memnuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan
pemerintah
(SK Me nparpostel Nomor, KM 34/ HK103/ PPT 1987)
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara
kome rsial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan berikut makan da n minum.
(SK.Me nHub. RI. No. PM 10/PW.391/Phb-77)
|
16
Da pat disimpukan dari beberapa definisi diatas, pengertian hotel
a dalah sebua h usaha kome rsial yang menyediakan tempat untuk menginap
dan tempat ma kan bagi orang yang sedang dalam perjalanan denga n cara
membayar sesuai dengan jumlah ya ng wajar sesuai dengan pelayanan yang
dite rima. Bentuk dari hotel adala h sebuah bangunan besar dengan memilik
banyak kamar da n tersusun secara berurutan.
2.1.2.1 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi
Hotel memiliki banyak jenis yang dinilai dari kebutuhan dan juga
fasilitas yang telah disediakan. Be rikut klasifikasi hotel ya ng di dapatkan
berdasarkan buku Introduction to Hospitality Management:
1. City Ce nter Hotels
Berdasarkan lokasinya City Center Hotel berdekatan dengan tempat
rekrea si juga area bisnis. Hotel ini dapat digunakan pada ke las
mewah, menengah atas, bisnis, suites, ekonomi, a tau residensial.
Hotel ini menawarkan bebera pa akomodasi dan pelayanan.
2. Resort Hotels
Some resort focus on majr sporting activities such as skiing, golf, or
fishing, others offer family vacation.. Dapat dilihat bahwa lokasi
Resort Hotels tida k jauh dari tempat vakansi dan rekreasi. Tamu yang
datang sa ngat menikma ti wa ktu senggangnya untuk bersantai juga
berekreasi. Untuk menaikan ramainya pengunjung, resort terkadang
menyediakan fa silitas seperti ruang meeting untuk bisnis dan group,
fasilitas olahraga dan rekreasi, spa, dan lainnya.
3. Airport Hotels
Banyak Airport Hotels sudah me miliki banyak pengunjung,
dikare nakan banyak tamu yang datang terutama wisatawan, yang
dikare nakan penundaan penerbangan, penukaran penerbangan, juga
wisatawan yang baru tiba, dikarenakan Airport Hotel berjarak tidak
jauh dari landasan uda ra.
|
17
4. Fre eway Hotels and Motels
Fre eways atau jalan raya dalam ba hasa Indonesia. Freeway Hotel and
Motels bertujuan untuk me mbantu aktifitas pada jalan raya. Tamu
yang datang untuk beristirahat dari perjalanan jauh.
5. Casino Hotels
Casino Hotels merupakan hotel yang berdekata n dengan tempat
rekreasi kasino. Sebagai tempat perisirahatan pa ra tamu pengunjung
kasino juga tamu yang sekedar ingin menginap pada hotel ini. Casino
Hotels juga membuat sistem pela yanan dengan family-friendly atau
keluarga-pertemanan. Dengan siste m pela yanan seperti ini Casino
Hotel mengharapkan ta mu hotel dapat tinggal lebih lama.
6. Convention Hotels
Convention Hotels mengutamakan fasilitas dan kebutuhan kelompok
yang akan menghadiri konvensi atau rapat. Biasanya hotel ini
memiliki 500 kama r juga area publik yang besar serta akomodasi
untuk ratusan ora ng dalam waktu yang bersamaan.
7. Full-Se rvice Hotels
Cara untuk memastikan hotel ini a dalah dengan tingka t pelayanan
yang di berikan. Full-Service Hotel sangat mengutamakan fasilitas
dan pelayana n ya ng akan di berikan pada tamu.
8. Economy/Budget Hotels
Hotel ini dibilang juga sebaga i hotel kelas ekonomi. Persa ingan ketat
dalam hotel ekonomi sangat ketat be lakangan ini. Hotel ini tidak
memiliki restora n di dalamnya hanya saja menyediakan sara pan pagi
untuk tamu pada lobi hotel.
9. Butique Hotels
Butik hotel menawarkan penawa ran yang berbeda dan pengalaman
yang berbeda. Butik hotel memiliki arsitektur, gaya, decor, ukuran,
|
18
yang unik. Dengan kapa sitas 25-125 ka mar dan pela yanan yang
sangat baik.
10. Extended-Stay Hotels
Extended-Stay Hotel merupakan hotel dimana mengutamakan kepada
tamu yang menginap lebih lama dari bia sanya, walaupun hotel ini
juga tetap menerima tamu yang menginap dengan waktu yang tidak
lama.
11. All-Suites Extended-Stay Hotels
Sa ma seperti Exte nded-Stay Hotels, hanya saja hotel jenis ini
menawarkan rua ng yang lebih luas dengan ha rga yang sa ma dengan
hotel bia sa. Ruang tambahan dari hotel ini biasanya sebuah lounge
dan k itchenette area.
12. Condotels
Condotels adalah gabungan dari hotel dan kondominium. Pemilik
hotel me nyewakan hote l dalam be ntuk kondominium.
13. Mixed-Use Hotels
Hotel ini memiliki beberapa fungsi lainnya selain hanya untuk
menginap. Mix-Use Hotels juga memiliki Office Building,
Convention Center, tempat olahraga, atau Mall.
14. Bed and Breakfast Inns
Bed and Breakfast Inns, atau dikenal juga dengan B&Bs, menawarkan
fasilitas a lternatif dari hotel normal atau motel. Menurut Tra vel Assist
Magazine, B&B adalah sebuah konse p yang dimulai di Eropa sebagai
penginapan rumah pribadi. Menawarkan sarapa n pagi, akomodasi,
juga memberikan inforasi tentang hiburan lokal dan tujua n wisata.
(Walker, John R. (2010). Introduction to Hospitality Management
Third Edition. U.S.A: Pe arson Prentice Hall)
|
19
2.1.2.2 Klasifikasi Hote l Berdasarkan Tujuan Pemakaian
1. Hotel Bisnis
Hotel bisnis merupakan penge lompokkan hotel berdasarkan faktor
kegiatan tamu selama menginap, yaitu melakukan bisnis. Mayoritas
pengunjung hotel adalah businessman, yaitu orang yang melakukan
bisnis. Hotel bisnis biasanya terletak di tengah kota dan berde katan
dengan pusat pusat kegiatan aktivitas ekonomi.
2. Hotel Rekreasi
Hotel yang dibuat dengan tujuan orang orang akan santai dan
brekreasi. Sec ara fisik, hotel ini biasanya dilengkapi dengan berbagai
fasilitas rekreasi dan juga fasilitas olahraga yang lengkap.
2.1.2.3 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Ukuran
1. Small Hotel
Small Hotel adala h hotel dengan kapasitas ke cil dengan jumlah kamar
di bawah 150 unit kamar.
2. Medium Hotel
Medium hotel adalah hotel dengan ukuran se dang dimana dalam
Medium Hotel dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
a. Avarage hotel dengan jumlah kamar antara 150 kamar hingga 299
kamar.
b. Above average hotel de ngan jumla h kamar antara 300 hingga 600
kamar.
3. Large Hotel
Large hotel adalah hotel dengan kapasita s besar dengan jumlah kamar
diatas 600 unit kamar.
|
20
2.1.2.4 Jenis Tamu Hotel
1. Walk in guest
Tamu yang datang langsung ke hotel untuk menginap tanpa
melakukan reservasi terlebih dahulu.
2. Group (GIT)
Tamu yang datang minimal 20 orang dan 10 kamar.
3. Travel agent
Tamu yang datang menggunakan jasa travel dari hotel.
4. Corporate
Tamu yang datang dari sebuah perusa haan yang sudah mempunyai
kontrak harga sendiri (kerja sa ma) dengan hotel.
5. Embassy
Tamu yang datang dari kedutaa n atau ada hubungan dengan pihak
kedutaan.
6. Airline c rew
Tamu yang beke rja sebagai awak penerbanga n.
7. Airline passenger
Tamu dari pe ngguna pesa wat terbang (penumpa ng).
8. Stranded passenger
Pe numpang yang menginap di hotel karena kerusakan pesawat dan
merupakan fasilitas akomodasi dari perusahaan penerbangan.
9. Weekend rate
Ha rga dari sebuah hotel khususnya pada hari, jumat, sabtu, minggu
dan tanggal merah.
10. Airport rep
Hotel di wilayah bandara dan dise diakan untuk tamu yang butuh
penginapan saa t landing, ha rganya lebih murah dan biasanya untuk
transit.
11. Membership c ard
Tamu yang datang menggunakan kartu member. A
ketentuan
tertentu dari hotel baik harga maupun fa silita s tid
dapat dialih
tangankan. Min 1 th dan max. 3 th.
|
21
12. Hotelie r
Tamu yang datang / harga yang diberikan pada karyawan sebuah
hotel. Diskon 40-60%.
13. Pre ss
Tamu yang datang berkerja sebagai wartawan.
14. Government
Tamu dari pemerintahan. System pembayarannya dilakukan setelah
selesai acara. Jangka waktunya 1-3 bulan (LS).
15. Long stay
Tamu yang menginap di hote l lebih da ri 8 minggu.
16. Cetain package
Harga yang ditawarkan pada tamu ya ng berupa paket.
2.1.2.5 Definisi Butik Hotel
Butik hote l adalah sebuah je nis akomoda si yang menyediakan sarana
tempat tinggal, pelayanan terhadap pengunjung di sebuah bangun yang
memiliki standard pengawasan. Butik seperti yang diketahui adalah sebuah
toko yang memperjual belika n pakaian dan perhiasan dengan standard toko
itu sendiri.
Bila dipahami lebih lanjut Butik hotel adalah sebuah bangunan
yang memiliki konsep penginapan ya ng berbeda dari hotel biasanya, dengan
keunikan dan kemewahan ini menjadikan hotel butik sebagai hotel non
bintang dengan kualitas hotel bintang.
Butik hotel juga memiliki pengertian, ya itu: (Definition of Boutique
Hotel in Recent Years by Lucienne Anhar)
1. Kecil, memiliki fasilitas ha nya 50-150 kamar, kapasistas tergantung
dari wilayah hote l tersebut.
2. Asli, Butik hotel biasanya memiliki konsep hotel yang berbeda
dengan hotel berbintang la inya, karena biasanya hotel ini
menyesuaikan literatur wilayah dengan konsepnya.
3. Sustainable architecture, biasa nya hotel ini juga memberikan
arsitektur ya ng memanage enerji se kita r demi meminimalisir
pengeluaran.
|
22
4. Mewa h, konsep hotel ini yang mengesa nkan mewah terbawa dari segi
pelayanan, interior dan furnitur hanya pe nunjang.
5. Low profile, biasanya hotel inipun mempromosikan diri dengan cara
memberikan yang terbaik terhadap pengunjung tidak melalui iklan
ata upun yang lain. Mereka member kesan, pengunjung yang
mengincar kita.
Tema da n gaya se buah hotel menjadi aspek yang membe dakan hotel
yang satu dengan hotel yang lainnya. Tema merupakan titik berangkat proses
peranc angan ya ng dijadika n acuan dasar para a rsitek dan desainer agar dapat
menemukan pemecahan desain ya ng lebih kreatif. Se dangkan gaya dari suatu
rancangan merupakan e kspresi arsitektural. Dengan tumbuh dan
berkembangnya hotel-hotel baru di Indonesia, trend telah berkemba ng ke
a rah hotel-hotel kecil yang yang terdiri dari rumah-rumah villa a tau cottage,
biasanya berjumlah kurang dari 40 unit. Hotel kecil ini biasanya te rletak di
pinggir kota atau di luar kota (suburban) yang jauh dari kebisingan da n lebih
menya tu dengan alam dan budaya daerah setempat. Trend seperti diatas lebih
dikenal seba gai Butik hotel. Persaingan pasar industri usaha perhotelan
menye babkan terjadinya diferensiasi produk dan segmentasi pasar yang
menga kibatkan gaya dan jenis hotel butik terus berkembang.
2.1.2.6 De finisi Lobi
Lobi adala h sebuah area utama pada sebuah bangunan yang
digunakan sebagai akses keluar masuk dari se buah bangunan. Lobi biasanya
terdapat di la ntai dasar ya ng digunakan sebagai pusat informasi dan area
menunggu untuk tamu atau pengunjung yang datang. Lobi memiliki peran
yang penting dalam sebuah bangunan baik itu di sebuah gedung tinggi
maupun di sebuah ba ngunan yang be rukuran sedang karena disanalah area
pertama yang dilihat oleh orang yang da tang bagus atau buruknya desain dan
kondisi sebuah gedung. Lobi biasanya terdepat di hotel, apartme n, rumah
sakit, kantor, dan pusat perbelanjaan.
Pengertian lobi ini dari definisi dibawah ini:
|
23
Lobi adalah ruang tera s di dekat pintu masuk hotel bioskop dsb), yang
dilengkapi dengan perangkat meja da n kursi, yang berfungsi sebagai ruang
duduk atau rua ng tunggu.
(Kamus Besar Baha sa Indonesia)
2.1.3 Definisi Furnitur
Pada zaman dahulu furnitur berbentuk besar dan menggunakan bahan
yang sangat kuat, dengan tujuan dipakai turun menurun di da lam rumah dan
tidak dipindah-pinda h. Akibatnya furnitur pada zaman dahulu bentuknya
besa r-besar dan berat. Seiring berjalannya waktu budaya orang me njadi lebih
dinamis dan sering berpindah-pindah te mpat tinggal, manusia modern pun
mulai mengutamaka n kepraktisan seperti tinggal di aparteme n ata u rumah
susun dan hal ini pula yang membuat berkembangnya desain da n fungsi
furnitur.
Pada masa kini furnitur dibuat dari bahan ringan, praktis, bisa dilipat
dan banyak yang menggunakan knockdown a tau do it yourself. Dahulu kursi
dan meja menggunakan bahan yang kuat sehingga bisa digunakan sebagai
tempat tumpuan atau me njadi tempat berdiri orang dewasa (misalnya jika
ingin mengambil bola lampu yang berada di langit-langit rumah), sedangkan
saat ini meja dan kursi kebanyakan sudah terbuat dari bahan ya ng lebih
ringkih seperti kayu MDF atau particle board yang fungsinya hanya se bagai
meja makan dengan kekuatan terbatas. Pergeseran pola penggunaa n bahan
pada furnitur mengakibatkan munculnya dua jenis furnitur yaitu Modern
Furniture dan High End Classic Furniture.
Dalam ba hasa Inggris, perabotan disebut furniture sedang ka ta mebel
yang kita kenal seka rang be rasal dari bahasa Belanda, meuble. Di Eropa
continental, dike nal juga istilah me ubles (Perancis), mobler (Jerman) dan
(Denmark), mobile atau mobilian (Ita lia).Pengaruh Bahasa Inggris ke dalam
kehidupan sehari-hari membuat kata furniture mulai dominan dipakai.
Furnitur sendiri aslinya dari bahasa Peranc is abad 16, fourniture, dari fournir
yang artinya to furnish ata u melengkapi ruangan atau bangunan dengan
mebel dan aksesorisnya.
|
24
Lensufiie, Tikno, (2008). Bisnis Furniture dan Handic raft Berkualitas
Ekspor. Jakarta : Erlangga.
Menurut beberapa pengertian, furnitur atau mebel dapat di artikan,
sebagai berikut:
Mebel adalah pera botan yang me miliki tempat untuk menyimpan
sesuatu dengan posisi tetap atau memiliki tempat tertentu di dalam ruangan
dari bahan tertentu ya ng berdiri sendiri.
J amaludin, (2007) Pe ngantar Desain Mebel, Kiblat.
Furnitur sendiri me nurut Concise Oxford Dictionary diartikan
sebagai: 1) the movable articles that are used to make a room or building
suitable for living or working in, such as tables, chairs, or desk; 2) The small
accessories or fittings that are required for a particular task or func tion.
J amaludin, (2007) Pe ngantar Desain Mebel, Kiblat.
Mebel atau furnitur adalah perabot yg diperlukan, berguna, atau
disukai, sepertit barang atau benda yg da pat dipindah-pinda h, digunakan
untuk melengkapi rumah, kantor, dan bangunan lainnya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2.1.3.1 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Fungsi
Da ri segi kegunaan atau fungsi, menurut Karl Mang dalam History of
Furniture (1978) da n Edward Lucie-Smith dalam Furniture: a Conc ise
History (1993) dalam buku Pengantar Desain Mebel oleh (Jama ludin 2007)
sesungguhnya bisa dikategorikan dala m 4 jenis saja yaitu tempat untuk
menyimpan sesuatu di dalamnya seperti lemari dan rak; tempat menyimpan
sesuatu di a tasnya seperti segala macam meja; tempat tidur-yang ini untuk
menyimpan tubuh kita selama tidur; dan mebel untuk duduk alias kursi
beserta turunannya seperti bangku, sofa, kursi makan atau jok.
|
25
1. Tempat Penyimpan Sesuatu di Atasnya
Perabot dengan jenis ini kita kenal dengan nama meja. Syaratnya
adalah satu bidang datar se bagai ba gian utama dan ka ki atau
penyangga untuk membuatnya bera da pada ketinggian tertentu yang
cocok dengan posisi manusia untuk kegiatan yang memerlukan
permukaan da tar yang dekat dengan tangan seperti makan-minum,
menulis, atau bekerja . Fungsi sebagai tempa t menyimpan sesuatu di
atasnya berkembang menjadi berbagai macam me ja yang menunjuk
pada fungsi khusus.
2. Tempat Penyimpan Sesuatu di Dalamnya
Fungsi sebagai tempat menyimpan ini merupakan kata lain dari
gudang bagi barng tertentu yang berukuran relatif kecil atau dapat
dilipat. Furnitur yang umum pada fungsi ini dulu berupa peti dan
sekarang dalam bentuk berbagai mac am lemari. Masih termasuk
dalam jenis ini adalah berbagai jenis dan bentuk rak. Laci adalah jenis
mebel untuk penyimpanan barang-barang kecil, biasanya disatukan
pada meja kerja atau lemari.
3. Tempat Untuk Tidur
Elemen penting tempat tidur adalah bidang datar (horizontal) tempat
tubuh telentang dengan luas minimal seukuran tubuh. Waktu tidur
yang relatif lama menciptakan lapisan pengempuk agar tulang
punggung atau bagian tubuh yang menerima beban berat badan terasa
nyaman. Lapisan pengempuk ini umumnya dikenal denga n nama
kasur atau matras.
4. Tempat Untuk Duduk
De sain Kursi belum selesai sampai seseorang duduk diatasnya
(Hans J. Wegner, Denmark). Duduk merupakan aktivitas pertengahan
antara berdiri dan telentang atau posisi ketiga setelah berdiri. Selain
oleh manusia duduk juga dila kukan oleh he wan berkaki dua lainnya
seperti monyet, ke ra, orangutan dan gorila. Hal itu disebabkan karena
|
26
sama-sama memiliki sendi lutut dan pinggul serta postur tubuh yang
relatif vertikal. Kursi sendiri memiliki simbol yang pa ling bergengsi
yang tidak dimiliki furniture lain atau artefak lain. Kedudukan yang
berasal dari duduk bera rti kekuasaan. Tak heran bila kursi menjadi
simbolnya.
2.1.3.2 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Tempat Pemakaian
1. Loose Furniture
Mebel siap pakai yang dapat dibeli dan tersedia di pasaran. Loose
Furniture biasanya digunakan untuk dirumah, restoran, hotel, dan
tempat umum lainnya.
Contoh: kursi, meja, le mari, sofa .
2. Outdoor Furniture
Merupakan furniture yang berada di luar bagian bangunan, biasanya
menggunakan material tertentu seperti plastik, kayu, rotan sintetik,
alumunium. Outdoor furniture harus cukup kuat karena terpengaruh
dengan cuaca dan iklim.
3. Indoor Furniture
Merupakan furnitur yang berada di dalam ruangan. Furnitur dalam
ruangan dapat menggunakan material apa saja karena tidak
terpengaruh dengan c uaca dan iklim di luar bangunan.
4. Multifunction Furniture
Furnitur yang memiliki beberapa jenis fungsi, seperti meja lipat yang
bisa diguna kan sebagai kursi, maupun tempat tidur yang dapat dilipat
menjadi kursi. Furnitur seperti ini bia sanya digunakan untuk di
apartemen yang memiliki area yang kurang luas.
|
27
2.1.3.3 Klasifikasi Fur nitur Berdasarkan Sistem Konstruksi
Berdasarkan buku Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk
Sriwarno Andar (1998), furnitur bisa dibedakan dalam sistem konstruksinya
yaitu :
1. Built in Furniture
Build in Furniture ada lah suatu konstruksi furnitur yang
memanfaatkan bangunan ruma h atau gedung sebagai bidang penguat
konstruksi. Konstruksi furniture menempel pa da dinding yang khusus
dibangun untuk penempatan furnitur. Sepintas akan mnampak bahwa
furnitur tersebut rata dengan dinding dari langit-la ngit hingga lantai.
Umumnya dipakai untuk pembuatan lemari atau ra k. Keuntungan dari
konstruksi ini adala h kemudahan perawatan dan kebersihan karena
sedikit seka li adanya celah yang terbuka. Namun ke lemahannya
mudah terserang lapuk bila dinding bangunan terlampau lembab dan
berjamur.
2. Knock Up Furniture
Konstruksi furnitur ini menggunakan sistem sambungan konstruksi
mati (fixed construction). Seluruh sambungan tergabung secara
permanen oleh bahan le m, paku, atau bahkan tertanam dalam
konstruksi bangunan. Contohnya kursi tamu, bangku belajar di
sekolah, kursi pa njang di ruang tunggu, da n street furniture. Dengan
teknik ini pemakai tidak memiliki peluang membongkar kembali
furnitur menjadi komponen-komponen lepas.
3. Knock Down Furniture
Keuntungan sistem knockdown adala h dapat dilepas pasang untuk
memudahkan penyimpanan dan pengemasan. Knockdown furniture
sangat efisie n dalam penyimpanan atau pengiriman karena tidak
memakan banyak tempat dan bisa memuat banyak dalam pengiriman.
Untuk sistem konstruksinya dipusatkan pada kekuatan sekrup dan
|
28
baut yang diguna kan sebagai penyambung bagian-bagian furnitur
tersebut.
4. Folding Furniture
Alternatif lain dalam penye lesaian problema ruang adalah dengan
pendekatan sistem lipat. Konstruksi yang dilipat, selain ringkas juga
dapat menghemat pemakaian rua ng pada saat penyimpanan. Furnitur
yang paling sering menggunakan sistem konstruksi ini adalah kursi.
Da lam mendesain kursi lipat ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
a. Prosedur operasional melipat dan membuka kursi.
b. Keamanan dalam melipat dan membuka kursi agar tidak
terjadi resiko terjepitnya tangan atau kaki pemakai.
5. Stacking chair
Se lain sistem lipat, konstruksi kursi dapat didesain dengan pendekatan
susun. Dalam sistem susun, bagian kaki kursi yang berada di atas akan
masuk ke bagian badan kursi yang berada diba wahnya. Desain
konstruksi stacking me nuntut perhitungan yang presisi pada saat dua
ata u lebih kursi disusun. Ada pun kemungkinan penyusunannya a dalah
a. Tumpukan mengarah keatas (vertic al arrange ment).
b. Tumpukan mengarah miring (diagonal arrangement).
c. Tumpukan mengarah ke sejajar permukaa n lantai (horizontal
arrange ment).
Ha l-hal yang harus diperhatikan dalam sistem susun adala h :
a. Kekuatan struktur kursi yang menghasilka n perhitungan
berapa jumlah maksimum kursi yang dapat ditumpuk.
b. Pemilihan mate rial dan finishing yang tepat agar permukaan
kursi yang ditumpuk tahan gores da n tidak terjadi cacat.
|
29
2.1.3.4 Klasifikasi Fur nitur Berdasarkan Material
Berdasarkan buku Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk
Sriwarno Andar (1998), bahan baku untuk membuat furnitur terbagi dalam
beberapa jenis yaitu :
1. Kayu
Kayu merupakan salah sa tu ha sil hutan dan sumber kekayaan alam.
Kayu termasuk bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan
barang sesuai kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi kerja kayu.
Kayu yang berasal dari berba gai jenis pohon memiliki sifat yang
berbeda-beda, bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki
sifa t yang berbeda jika dibandingkan antara bagian ujung da n bagian
pangkalnya. Dalam hubungannya dengan pe mbuatan konstruksi kursi,
tidak semua kayu dapat dipergunakan.
Ada beberapa persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain :
a. Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan.
b. Dimensinya stabil, tida k memiliki kembang susut yang
besar.Dekoratif.
c. Nuansa tampilan seratnya indah.Mudah dikerjakan secara
manual maupun masinal (machinable).
d. Tidak terlalu ke ras a tau mudah patah.
2. Rotan
Tanaman rotan banyak te rdapat da n tumbuh subur di hutan-hutan
Indone sia seperti Kalimantan, Sumate ra, Sulawesi dan sebagainya.
Rotan tergolong tanaman Palm (Palmae) dari jenis Manao, Mandola,
Suti, Umbulu atau Pulut yang merambat dan dapat tumbuh mencapai
panjang 10m lebih. Yang sering dipergunakan adalah jenis mandola
dan yang memiliki kualitas terbaik adala h Manao.
Berdasarkan fungsinya rotan dibagi menja di :
a. Rotan Bata ng
b. Rotan Core
|
30
c. Vitrit
d. Lasio
e. Wibing
3. Bambu
Bambu (bambuseae ) terma suk dalam kelua rga rumput-rumputa n,
tepatnya jenis rumput raksasa (pe reunial gra ss). Bambu memiliki
batang-batang ya ng berbentuk pipa atau berongga dengan ruas-ruas
seperti se kat. Hampir di seluruh Indonesia bambu bisa tumbuh subur
dengan baik. Bambu mempunyai karakter yang unik, bentuknya
silinde r dengan lubang di te ngah. Batangnya terbagi atas beberapa
ruas. Konstruksi bambu jarang sekali memakai lem, sistem
sambungan dibuat dengan cara dipaku, dipasak, da n diikat dengan
rotan. Jenis bambu yang umum dipakai untuk furnitur antara la in :
a. Bambu Apus
b. Bambu Gombong
c. Bambu Tutul
d. Bambu Betung
e. Bambu Kuning
4. Logam
Beralihnya penggunaan bahan furnitur dengan logam didasari
pemikiran tentang kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh kayu.
Logam me miliki kemampuan ya ng lebih baik dibanding dengan
kayu, seperti stabilitas bentuk yang baik, tingkat fleksibilitas dan
kekerasan yang tinggi. Ada berbagai jenis logam yang dapat dipakai
sebagai baha n utama atau penunjang produk furnitur, baik dalam
bentuk batangan ma upun lembaran. Dalam bentuk batangan dikenal
dengan istilah square cube dan
circle tube dan untuk lembaran
tersedia dalam beberapa jenis ketebalan.
5. Plastik
a. Thermoplastic s adala h jenis polimer plastik yang meleleh bila
dipastikan. Pada kondisi panas, butiran bahan plastik
(polypropilene) ya ng ca ir disuntikkan kedalam kontainer untuk
|
31
mengisi cetakan yang sudah didesain dengan bentuk terntentu
(infection moulding process). Contoh produk furnitur hasil
infection moulding adalah kursi taman, kursi makan, dan ba ngku
tanpa sandaran (stool). Keuntungan pemakaina bahan plastik jenis
thermoplastic ini adalah harga yang rela tif murah dan sesuai
diaplikasikan untuk produk-produk yang diproduksi masal.
b. Thermosetting adala h jenis plastik yang membeku (setting) pada
saat ba han (misalnya resin) dicampur dengan material katalis.
Pla stik akan mengeras pa da suhu yang cukup tinggi. Contoh
bahan ini adalah FRP (fiberglass reinforced plastic), yang sering
kita jumpai sebagai kursi tunggu du terminal atau stasiun. Jenis
plastik ini mempunyai resistansi panas yang cukup baik dan tahan
lama. PU (poly urethane) adala h contoh lain yang umum dipakai
sebagai busa untuk bantala n duduk atau sandaran. Untuk bahan
perekat kayu dipakai jenis PF (phenol formaldehy de), UF (urea
formaldehyde), dan Epocxy.
6. Bahan Upholstery
Upholstery me rupakan baha n yang umum digunakan
untuk
membungkus bantalan duduk atau sanda ran (cushion cover).
Tujuannya se lain melindungi permukaan duduk dan sandara n juga
berfungsi memperindah penampila n kursi dengan menonjolkan corak
dan karakter materialnya. Jenis ada bermacam-macam antara lain :
a. Kain Katun
b. Kain Chenille
c. Kain Polye ster
d. Kain Rayon
e. Kulit (Oscar)
f. Kulit (Suede)
2.1.4 Definisi Rotan
Rotan termasuk jenis tumbuhan penghasil kayu (berkekuatan) yang
tumbuhnya memanjat dan berduri pada setiap ruasnya. Jenis rotan dominan
berada di dae rah tropik, walaupun secara terbatas terdapat pula di dae rah sub
|
32
tropik. Spesies rotan sangat banyak da n belum se mua dikenal. Keba nyakan
spe sies yang dike tahui adalah yang diperdaga ngkan, juga termasuk yang telah
dibudidayakan yaitu jenis-jenis komersial.
Sa lah stau sifat positif dari rotan adalah kelenturannya, bahkan
kekuatannya sangat memadai untuk mebel dan anyaman. Dengan 20 persen
spe sies komersial, rotan dapat digunakan dalam bentuk bulat (bundar),
kpasan tanpa kulit, belahan kulit, dan hati maupun dalam bentuk a nyaman,
keranjang a tau kombina si ke tigasnya dalam bentuk produk mebel dan
kerajinan rotan.
Jenis rota n yang sering diguna kan dalam pembuata n furnitur dan
paling bernilai komsersial baik ekspor atau dalam negeri antara lain:
a. Manau
b. Tohiti
c. Se ga/taman
d. Se mambu
e. Irit
f. Ronti
g. Jermasin
h. Ambulu
i. Lilin
j. Sa but
k. Batang
l. Cacing
m. Jernang
n. Cincin
o. Se el/manis
p. Udang
q. Kobo
r. Pe njalin
s. Balubuk
t. Pe ledes
u. Tunggal
v. Getah
2.1.4.1Klasifikasi Rotan Ber dasarkan Jenis Yang di Pe rdagangkan
Berdasarkan jens rotan yang diperdagangkan terdapat 5 jenis rota n,
sebagai berikut:
1. Rotan asalan
Rotan bula t (mentah) yang belum diberikan perlakuan apapun.
|
33
2. Rotan W/S
Rotan bulat ya ng telah diberikan perlakuan pencucian (W=Wa she d)
dan pengasapandengan belerang (S=Sulfurization), sehingga lebih
berwarna muda dan kompak.
3. Rotan setengah ja di
Produk rotan awa l proses, berupa ira tan/belahan, rotan polis, rotan
hati (core), rotan kupasan dan seba gainya .
4. Rotan jadi
Produk rotan yang telah diproses le ngkap se hingga menghasilkan
barang-barang dari rotan yang telah siap pakai seperti: anyaman,
tikar/lampit, kap lampu, keranjang, sekat ruangan, kipa s, a neka me bel,
tas rotan dan sebagainya.
2.1.4.2Klasifikasi Rotan Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukuran rotan terbagi jadi 2, yaitu rota n besar dan rotan
kecil:
1. Rotan besar
Memiliki diameter16 mm ke atas, antara lain jenis Manau, Batang,
Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung, Dahan, Tohiti, Seel, Balubuk,
Bambu, Kalapa, Tiga Juru, Minong, Umbulu, Telang dan Lambang.
2. Rotan kecil
Memiliki diame ter 4 15 m, antara lain jenis Sega, Irit/Jahab,
Jermasin, Pulut Putih, Pulut Merah, Lilin, Lacak, Manau Padi, Datuk
Merah, Sega Air, Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan Pandan Wangi.
2.1.4.3 Konstruksi Furnitur Rotan
Dalam membuat sebuah furniture diperlukan sebua h konstruksi yang
kuat dan dalam pembuatan konstruksi tersebut terdapat beberapa teknik
menyambung rotan mulai dari yang mudah sampai dengan teknik yang sulit.
|
34
Teknik dalam konstruksi rotan a da beberapa teknik ya ng sama dengan kayu.
Dalam membuat sebuah sambungan furnitur, ada beberapa faktor yang
diperhatikan yaitu kekuatan, fungsi, serta keindahan atau kerapiha n dari
sambungan rotan yang hendak dibuat. Kedua
aspek tersebut sangat
diutamaka n dalam membuat sebua h furniture karena me miliki fungsi untuk
digunakan oleh manusia.
Berikut ini adalah beberapa contoh sambungan yang dibuat dari
material rotan, yaitu:
1. Butt Joints
Butt Joints adalah te knik menyambung rotan membentuk siku yang
paling mudah dilakukan. Sambungan Butt Joints dibuat dengan
menumpukkan dua buah kayu. Untuk mengikat sambunga n ini
diperlukan bantuan paku, sekrup, atau lem.
Gambar 2.6 Teknik Butt Joints
Sumber: Data Pribadi
2. Mortise Te non Joints
Mortise & Tenon Joints a dalah system pe nyambungan rota n dengan
membuat lubang (mortise) pada salah satu kayu yang hendak
|
35
disa mbung, dan membuat lidah (tenon) untuk dimasukkan pada
lubang yang telah dibuat.
Gambar 2.7 Teknik Mortise Tenon Joints
Sumber: Data Pribadi
3. Half Lap J oint
Sambungan ini te rmasuk sambungan sudut, namun yang membentuk
sudut adalah bagian ketebalan rota n. Sambungan jenis ini dibuat
dengan memotong ketebalan rotan masing masing me njadi
setengahnya, kemudian ditumpuk menja di satu. Setelah itu ba ru
dipaku atau di lem.
Gambar 2.8 Teknik Half Lap Joints
Sumber: Data Pribadi
|
36
4. Dowel
Sistem ini berfungsi untuk menutup lubang skrup pada bata ng rotan
yang berfungsi untuk menyambung de ngan batang rotan lain. Dowel
biasanya menggunakan rota n berukuran kecil yang disebut rotan core
dengan dia meter 10mm.
Gambar 2.9 Teknik Dowel
Sumber: Data Pribadi
2.1.5 Definisi logam
Logam adalah minera l ala mi yang terdapat di bumi yang di produksi
selama jutaan hingga ratusan juta tahun secara alami. Jenis-jenis logam
memiliki banyak sifat dan kegunaannya bagi manusia.
Logam ya ng biasa dijual di pasaran biasanya merupakan logam yang
sudah di olah da n menjadi bentuk jadi berupa pipa kotak dan pipa bulat yang
kuat dengan berbagai mac am ukuran.
Bahan logam ini da pat digunakan untuk banya k hal dalam kehidupan
sehari-hari, seperti:
1. Alat-a lat perkakas
2. Alat-a lat rumah tangga
|
37
3. Furnitur
4. Rangka bangunan
2.1.5.1 Klasifikasi Bahan Logam Dalam Furnitur
Berdasarkan bahan logam yang se ring digunakan sebagai bahan
pembuatan furnitur terda pat 5 jenis logam, sebagai berikut:
1. Alumunium
Alumunium adalah bahan material loga m yang memiliki sifat ringan
dan kuat terhadap korosi/karat. Alumunium memiliki warna putih
keperak-perakan (silver). Alumunium berasal dari biji bauksit, dalam
memproduksi part kursi kantor biasanya dilakukan dengan proses
elektrolisis dan campuran bahan kimia .
2. Baja
Baja merupakan salah satu bahan yang di butuhka n biasanya se bagai
pelapis. Baja sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam
pembuatan kursi kantor. Baja memiliki sifat yang tahan karat, dan
kua t terhadap tekana n beban yang besar.
3. Besi
Besi biasanya digunakan sebagai spare part dalam pembuatan furnitur,
dan memiliki peran yang penting sebagai penguat antar bagian
furnitur. Besi memiliki warna abu-abu muda. Namun besi memiliki
kekurangan yaitu tidak kuat akan zat agram dan kelembapan berlebih
sehingga mudah berkarat atau menja di kekuninga n dan besisik pada
bagian permukaannya .
4. Kuningan
Kuningan dalam part kursi merupakan part penunjang yang terbuat
dari temba gan da n seng. Warna dari kuningan ini adalah kuning
mengkilap dan biasanya digunakan sebagai pe nunja ng yaitu baut dan
ring.
5. Kromium
Kromium adalah logam yang memiliki warna abu-abu mengkilap
memantul dan mempunya sifat yang keras. Kromium biasanya
|
38
digunakan sebagai lapisan stainless, besi, dan baja karena dapat
melindungi dari ka rat dan membe rikan penampilan ya ng me ngkilap.
2.1.6 Definisi Pipa Galvanis
Pipa galvanis adalah pipa yang telah dilapisi dengan lapisa n seng. Zat
kimia Seng dapat memberikan penghalang terhadap korosi, sehingga pipa
galvanis tida k dapat langsung terkena unsur-unsur lingkungan luar.
Hambatan pelindung atau seng te lah terbukti dapat memberikan ketahanan
material pipa galvanis dari kelemba ban seperti didalam ruangan.
Jenis pipa galvanis ini telah digunakan dalam berbagai aplikasi.
Dimulai sekitar 30 tahun yang lalu, pipa galva nis yang digunakan untuk pipa
pasokan air di konstruksi. Hal ini digunaka n dalam aplikasi luar ruangan
mana pun kekuatan baja yang diinginkan, seperti tiang pa gar dan rel,
scaffolding dan sebagai pagar pelindung.
2.1.6.1Sistem Konstruksi Pipa Galvanis
Da lam membuat sebuah rangka furnitur perlu ada nya sebuah
konstruksi yang kuat dan terukur. Dalam menyambungka n bagian antar pipa
galvanis te rdapat beberapa teknik sambungan yang dapat digunakan, antara
lain sebagai berikut:
1. Teknik Butt Joint
Teknik Butt Joint ini be rfungsi untuk me nyambungkan 2 buah bagian
dari logam. Teknik ini bisa di aplikasikan pada bentuk logam yang
persegi, persegi panjang dan bulat.
2. Teknik Mitered Butt Joint
Teknik Mitered Butt Joint berfungsi menyambungkan 2 buah bagian
dari logam yang membentuk sudut.Te knik ini bisa di aplikasikan pada
bentuk logam ya ng persegi, persegi panjang, dan bulat.
|
39
2.1.7 Definisi Las
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " a dalah
penyambungan besi dengan cara membakar. Da lam referensi-re ferensi teknis,
terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam
Ha rsono dkk(1991:1), mendefinisikan bahwa " las adalah ikatan metalurgi
pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau
ca ir ". Sedangkan menurut mama n suratman (2001:1) mengata kan tentang
pengertian mengelas yaitu salah satu cara menya mbung dua ba gian logam
secara permanen dengan menggunakan tena ga panas. Sedangkan Sriwidartho,
Las a dalah suatu cara untuk menyambung benda pa dat dengan denga n jalan
mencairkannya melalui pemanasan.
Dari beberapa pendapat di a tas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja
las adalah me nyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan
energi panas.
2.1.7.1 Jenis Teknik Las
Dalam menggabungkan sebuah material logam, perlu menggunakan
teknik las untuk menyatukannya. Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa
teknik las ya ng sering digunakan untuk menggabungkan sebua h material
logam, sebagai berikut:
1. Las Karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam
(pengelasa n) yang menggunaka n gas karbit sebagai bahan bakar,
prosesnya ada lah membakar bahan bakar yang tela h dibakar gas
dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat
mencairkan logam induk dan logam pengisi.
2. Las Listrik
Pada Las listrik, panas ya ng diperoleh untuk proses pelelehan
diperoleh dari perbe daan tega ngan antara ujung tangkai las dengan
|
40
benda yang aka n di las. Kalau elektroda las cukup dekat dengan benda
yang a kan dikerjakan itu, akan terjadi loncata n bunga api permanen
yang be rasal dari arus listrik. Sela ma melakukan la s listrik, tetesan
ele ktroda lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi
kumpulan cairan logam.
2.1.8 Definisi Upholstery
Upholstery adalah material yang berfungsi sebagai penutup kursi atau
pelapis kursi. Upholstery berfungsi untuk membe rikan kenyamanan, dengan
bahan yang lunak pada ba gian dududkan da n senderan kursi, selain itu
upholstery juga dapa t menentukan tampilan dari kursi te rssebut.
Bahan upholstery yang sering digunakan pada umumnya adalah bahan
kain dan kulit yang memiliki motif da n serat yang unik. Penggunaan
upholstery juga dapat memberikan kesa n dengan nuansa yang baru pada
sebuah kursi.
Da hulu upholstery hanya menggunakan material atau bahan yang
biasa sehingga tidak terla lu berkesan. Na mun seiring perkembangan zama n,
upholstery kini menjadi bagian yang penting dari sebuah kursi karena dapat
meningkat keindahan dari kursi.
2.1.8.1 Klasfikasi Jenis Material Upholstery
Berikut ini adalah beberapa jenis upholstery yang serig digunakan
dalam sebua h furnitur kursi, yaitu:
1. Bahan Kain Katun
Bahan kain katun adalah bahan yang memiliki kualitas baik dengan
jahitan benang yang ra pat. Bahan katun memiliki kelebihan yaitu sifat
yang dingin bila disentuh sehingga dapat memberikan kenyaman yang
baik, sela in itu bahan kain katun memiliki harga yang relative mura h.
Na mun bahan kain katun juga memiliki kekurangan yaitu mudah
sobek, rentan jika terkena air karena
mudah menyerap air, dan juga
wa rnanya cepet memudar.
|
41
Gambar 2.10 Tekstur Kain Katun
Sumber: www.google.com
2. Bahan Kain Chenille
Bahan kain che nille adalah bahan yang memiliki te kstur lembut dan
mirip seperti kain rajutan sehingga bahan ini memiliki sifat yang
lunak. Bahan kain chenille ini juga memiliki kelebihan yaitu serat
yang sangat rapat sehingga tidak mudah untuk sobek. Namun bahan
ini juga rentan sepe rti katun, yaitu re ntan terhadap air karena mudah
menyerap air, se hingga jika terkena noda akan sulit untuk dibersihkan.
Gambar 2.11 Tekstur Kain Chenille
Sumber: www.google.com
|
42
3. Bahan Kain Polyester
Bahan kain polyester adalah bahan kain sering digunakan ole h orang-
dari jenis kain ini juga memiliki serta yang rapat, namun kain
polyester juga memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap air dan juga
mudah terlipat.
Gamba r 2.12 Te kstur Kain Polyester
Sumber: www.google.com
4. Bahan Kain Rayon atau Viscose
Bahan kain rayon adalah bahan yang memiliki sifat kuat dan nyaman
jika disentuh. Kelebihan dari kain rayo adalah tekstur yang mirip
dengan kain sutera dan juga memiliki harga yang murah. Namun kain
rayon juga memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap air dan juga
mudah terbakar.
|
43
Gamba r 2.13 Te kstur Kain Viscose
Sumber: www.google.com
5. Bahan Kulit (Oscar)
Bahan kulit (Osca r) adalah bahan yang menyerupai kulit asli dan
memiliki banyak warna yang beragam. Kelebihan dari baha kulit ini
adalah tidak mudah tergores dan sobek karena me miliki kete balan
1.1mm pada bagian permukaannya dan pada bagian belakang
memiliki lapisan rangka ian bena ng polyester yang halus dan lembut.
Namun bahan kulit ini juga memiliki ke kurangan jika sering terkena
air dapat memungkinkan pecah-pecah pada bagian permukaannya.
Gambar 2.14 Tekstur Kulit (Oscar)
Sumber: www.google.com
|
44
6. Bahan Kulit (Suede)
Bahan kulit (suede ) adalah bahan yang memiliki sifat lembut bagai
kain sutera dengan keteba lan 0,8 1 mm. Kelebihan daribahan kulit
ini adalah memiliki pori-pori sehingga tidak panas saat digunakan.
Se lain itu baha n kulit ini dilapisi oleh bahan teflon sehingga dapat
menolak cairan jika terkena bagia n permukaan kulit ini.
Gambar 2.15 Tekstur Kulit (Suede)
Sumber: www.google.com
2.1.9 De finisi Aksesoris Interior
Aksesoris interior adalah sebua h pelengkap ya ng berguna untuk
mempermanis dan melengka pi sebuah de sain yang ada di sua tu ruanga n.
Aksesoris interior juga berguna sebagai aksen di dalam sebuah ruangan untuk
menonjolkan se suatu unik baaik dari segi bentuk dan juga segi warna.
Me nurut beberapa pengertian aksesoris yaitu
Aksesoris adalah: 1 barang tamba han; alat ekstra: radio pd mobil
merupakan -- yg digemari banyak konsumen; 2 barang yg berfungsi sbg
pelengkap da n pemanis busana: -- yg sedang digemari remaja saat ini adalah
jepit rambut dan pe niti be rwarna sama dng pakaian yg dikenakan; 3 Anat yg
|
45
merupakan tambahan (misal saraf aksesori, yakni otak ke-11). (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
2.1.9.1 Jenis Aksesoris Interior
Berikut ini adala h beberapa contoh aksesoris interior yang ada pada
sebuah lobi, yaitu:
1. Standing Lamp
Standing lamp adalah sebuah lampu yang memiliki ka ki yang panjang
dan dapat berdiri sendiri.
2. Table Lamp
Table lamp ada lah sebuah lampu ya ng berukuran tidak besar dan
peletakkannya berada di atas meja.
3. Hanging Lamp
Hanging lamp adalah lampu yang penerapa nnya secara digantung di
langit-langit sebuah ruangan.
4. Tempat Majalah
Tempat majalah diguna kan untuk meletakan majalah dan Koran agar
lebih rapih dan teratur. Tempat majalah ini bisa dibuat dengan mudah
dan simple sesuai dengan konsep dari ruangan tersebut.
5. Tray
Tray adalah sebuah alas yang digunakan untuk menaruh benda
benda yang biasanya diletakkan diatas meja. Biasanya tray digunakan
untuk menaruh buku, piring, gelas, catalog, dan juga bara ng barang
lain yang berfungsi memperindah.
2.1.10 Warna
Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur
yaitu, Cahaya, Objek, dan Observer (dapat berupa mata kita ataupun alat
ukur). Didalam ruang ge lap dimana tidak ada cahaya kita tidak bisa
|
46
menge nali warna. Demikian juga jika kita menutup ma ta, maka kita tidak
dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya
bila tidak ada sesuatu objek yang kita lihat maka kitapun tida k bisa mengenali
warna.
Warna mempunya i tiga bagian yang terdapat dalam lingkaran wa rna
(color wheel). Warna pada lingkaran tersebut a dalah :
1. Warna Primer terdiri atas warna merah, kuning, da n biru. Wa rna
primer merupakan warna dasar dalam lingkara n warna.
2. Warna Sekunder terdiri dari orange, hijau, dan ungu. Warna sekunder
merupakan pencampuran dua warna primer dengan perbandingan
yang sama.
3. Warna Tersier merupakan pencampuran antara warna primer dan
sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang
sama.
Ga mbar 2.16 Warna Primer, Sekunder, Dan Tersier
Sumber: www.google.com
Da ri warna-warna primer, sekunder dan tersier bisa diartikan sifat dari
warna tersebut yaitu :
1. Warna biru selalu dihubungkan dengan langit dan air bagai kehidupan
dan kekuata n. Mempunyai sifat tenang dan menyejukkan.
|
47
2. Warna hija u mempunyai kesan alami dan sehat. Warna hijau a dalah
warna yang la ngsung mengasosiasikan kita akan pema ndangan alam.
3. Warna Kuning identik dengan kemegahan dan teriknya matahari.
Mempunyai kesan terang dan keha ngatan.
4. Warna Hitam mempunyai kesa n keabadian dan keanggunan. Hitam
sendiri sebagai simbol kekuatan, kecanggihan dan menggambarkan
kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya.
5. Warna Ungu adalah warna yang mewah dan kompleks,lebih disukai
oleh tipe yang sangat kre atif dan eksentrik dan mempunyai kesan
agung dan keindaha n.
6. Warna Merah Jambu adalah warna yang dapat memberikan suasana
berbeda-beda tergantung pada intensitas kita, tetapi
kecenderungannya mengara h kepada kelembutan dan roma ntis.
7. Warna Orange bukanlah warna yang serius, umumnya le bih disukai
oleh orang-ora ng berkepribadian extrovert. Dalam kehidupan
sehari-hari warna orange juga diasosiasikan pada kehangata n alam,
khususnya warna matahari te rbena m.
8. Warna Merah berasosiasi pada sesuatu yang membangkitkan selera,
kega ira han, emosi, mengge legak dan semangat yang membara.
9. Warna coklat adalah warna tanah seba gai simbol warna dari sifat
positif dan stabilita s. Warns c oklat dihubungkan dengan
kesederhanaan dan a badi.
10. Warna Putih adala h warna yang memberikan kemurnian dan
kesederhanaan. Putih juga me lambangkan kesucian karena itulah
putih sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat sa kral seperti
acara pernikahan atau acara ke agamaan.
2.1.11 Prinsip Desain
Untuk dapat menciptakan desain perancangan yang lebih baik dan
menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-
prinsip desain itu sendiri yaitu :
|
48
1. Ha rmoni
Ha rmoni adalah prinsip desain yang me nimbulkan kesan adanya
kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya
kesela rasan dan kesan kese sua ian antara bagian yang satu dengan
bagian ya ng lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu
dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni
dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya.
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain yang dipa duka n. Untuk mendapatkan sua tu susunan yang
menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak
yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek
yang dipadukan secara proporsional.
3. Balance
Balance atau keseimbangan a dalah hubungan yang menyenangkan
antar bagia n-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan
susunanyang menarik. Keseimbanga n ada 2 ya itu :
a. Keseimbangan simetris atau formal maksudnya yaitu sama antara
bagiankiri dan kanan serta mempunyai daya ta rik yang sama.
Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan
abadi.
b. Keseimbangan asimetris atau informal ya itu keseimbangan yang
diciptakandengan cara menyusun beberapa objek yang tidak
serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini
dapat diletakka n pada jarak yang berbeda dari pusat perhatian.
Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta menghasilkan
variasi yang lebih banyak dala m susunannya.
4. Irama
Irama dalam desain dapat dira sakan melalui ma ta. Irama dapat
menimbulkan kesan gera k gemulai yang menyambung da ri bagian
|
49
yang satu ke ba gian yang la in pada suatu benda, sehingga akan
memba wa pandanga n mata berpindah-pinda h dari suatu bagian ke
bagian lainnya. Akan teta pi tidak semua pergerakan akan
menimbulkan irama.
Irama dapat diciptakan melalui :
a. Pengulangan bentuk secara teratur
b. Peruba han atau peralihan ukuran
c. Melalui pancaran atau radiasi
5. Aksen/center of interest
Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata
pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen :
a. Apa yang akan di jadikan aksen
b. Bagaimana me nciptakan aksen
c. Berapa banyak aksen ya ng dibutuhkan
d. Dimana aksen ditempa tkan
6. Unity
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan
adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagia mana
suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga
terlihat se perti sebuah benda yang utuh tidak terpisah pisa h.
2.1.12 Dasar Desain Kursi
Dalam pe rkembangan zama n sekara ng ini, sudah banyak furnitur di
Indonesia khususnya kursi yang di produksi denga n memiliki fungsi yang
sangat beragam. Kursi untuk sekarang ini merupakan salah satu kebutuhan
dan memiliki hubungan yang sangat penting dalam membangun sebuah
desain interior sebuah ruangan baik itu publik maupun pribadi.
Dalam membuiat sebuah kursi perlu adanya acuan yang menja di dasar
dalam membuat sebuah kursi. Acuan tersebut berfungsinya untuk
|
50
memberikan kenya manan bagi tubuh agar dapat stabil dan terjaga ketika
sedang duduk sehingga seseorang dapat menopang tubuhnya dengan baik.
Adapun acuan yang menjadi tolak ukuran dalam mendesain sebuah
kursi, sebagai berikut:
1. Dinamika Posisi Duduk
Ada sebuah pengamatan yang dilakukan oleh Tichauer menghasilkan
2 bua h hasil. Pengamatan pertama me nunjukka n bahwa sekitar 75%
dari keseluruhan berat badan hanya disangga oleh daerah seluas 4 inci
persegi atau 26 cm pe rsegi dari tula ng duduk ini. Hal ini
mengungkapkan bahwa berat bada n menghasilkan tekana n yang besar
pada daerah pantat diba wahanya. Teka nan ini menimbulkan perasaan
lelah dan tidak nyaman, serta menyebabkan seseorang mengubah
posisi duduknya a gar mencapai kondisi yang nyaman. Penga matan
kedua menunjukkan bahwa secara structural, tulang duduk
membentuk system penopang atas dua titik yang pa da dasarnya tidak
stabil. Oleh karenanya, landasan tempat duduk saja tidak cukup untuk
menciptakan ke stabilan. Se cara teoritis, kaki, tela pak kaki, dan
punggung, yang juga bersinggunga n dengan bagian lain dari tempat
duduk selain dari bagian landasannya, seharusnya juga da pat turut
menciptakan kesetabilan yang dimaksud. Dari pe rnyataan tersebut
diperkirakan ba hwa tititk pusat dari gaya berat dari tubuh pa da posisi
duduk te gak lurus terletak 1 inci atau 2,5 cm di depan pusar.
Oleh ka rena itu, suatu perancangan te mpat duduk harus diupayakan
sedemikian rupa se hingga be rat bada n dapat disangga oleh tulang
duduk da pat terseba r pada daerah yang cukup luas. Hal te rse but
diupayakan agar seseorang yang sedang duduk di atas tempat dududk
tersebut dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk
mengurangi rasa ketidaknyamanannya.
2. Tinggi Ala s Duduk
Sa lah satu pe rtimbangan dalam merancang sebuah tempat duduk
adalah tingi permukaan bagia n atas dari landasan tempat duduk diukur
dari permukaan lantai. Jika suatu tempat duduk terlalu tinggi dapat
menyebabkan paha tertekan dan peredaran darah terhambat. Selain
|
51
itu, posisi tela pak ka ki tidak dapat menapak dengan baik di a tas
permukaan lantai yang mengakibatkan melemahnya sta bilitas tubuh.
Dan jika suatu tempat duduk me miliki alas yang terlalu rendah dapat
menyebabkan kaki condong terjulur ke depan, menjauhkan tubuh dari
keadaan stabil. Selain itu, pe rgerakan tubuh ke depa n akan
menjauhkan punggung dari sandaran sehingga penopanga n punggung
tidak terjaga dengan tepat.
Karena adanya 2 hal tersebut, untuk mendapatkan kenyamana n yang
sesuai dengan me netapkan a las duduk yang mudah diatur. Adanya
perbedaan dime nsi antara pria dan wanita, disarankan dalam
meranc ang se buah kursi untuk menggunakan a cuan ukuran pe makai
pendek. Dengan adanya hal tersebut ditetapkan bahwa tinggi dudukan
yang baik yaitu sekitar 45 - 40 cm, dengan adanya berbagai variasi
dalam tinggi landasan alas tempat duduk menjadi acuan yang baik
dalam merancang sebuah tempat duduk. Hasilnya telapa k kaki dapat
diletakkan pada permukaan lantai dan tekana n pada saat duduk tidak
akan terjadi pada bagian bawah paha.
3. Kedalaman Alas Duduk
Kedalaman a las duduk adalah jarak yang diukur dari bagia n depan
sampai bagian belakang sebuah tempa t duduk. Bila bagian kedalaman
landasan tempat duduk terlalu besar, bagia n depan ujun dari te mpat
duduk tersebut akan menekan daerah tepat di belakang lutut,
memotong peredaran ba gian darah di bagian ka ki. Akibatnya
seseora ng akan menguba h posisi duduk denga n memajukan
posisisnya membuat kelelahan dan sakit di ba gian punggung. Jika
duduka n terlalu sempit akan membuat area dududkan menjadi sempit
dan menimbulka n perasaan ingin jatuh dari kursi. Adapun ukuran
yang dite tapkan se bagai tolak ukura dalam pengukuran kedalaman
alas duduk yaitu sekitar 55 43 cm.
4. Sandaran Punggung
Sandara punggung merupakan pertimbangan utama yang diperlukan
untuk menentukan kesesuaian antara kursi da n pemakainya. Fungsi
|
52
utama da ri sandaran punggung ini adalah sebagai penopang daerah
punggung, mulai dari bagian pingga ng sampai dengan bagian tengah
punggung yang berbentuk cekungan. Dengan menyesuaikan hal
tersebut, pemakain menjadi tidak mengubah-ubah posisi duduk yang
dapat menyebabkan kelelahan. Adapun bebe rapa variasi sanda ran
punggung yang dapa t diterapkan ke dalam merancang sebuah kursi,
yaitu:
a. Sandara n lumbar (low-level back rest). Lumbar ada lah bagian
tubuh yang terle tak di da erah punggung bagian bawa h dan di
atas pinggang. Umumnya, senderan ini diguna kan pada kursi
kerja karena me mbuat posisi punggung cenderung tegak dan
tidak mudah membuat punggung merosot kearah depan
se hingga kerja menjadi lebih optimal.
b. Sandara n Bahu (medium le vel back rest). Sa ndaran yang
dirancang untuk menyangga punggung ba gian bawah sampai
dengan sebatas bahu. Dan biasa digunakan dalam kursi kerja
dan kursi makan. Ukuran yang biasa di te rapkan adalaa h 60
45 cm dari alas dudukan.
c. Sandara n Penuh Bahu dan Kepala. Sandaran ini biasa dipakai
pada kursi santai dan eksekutif. Fungsinya untuk mebuat
pemakai dapat menyenderkan kepa la nya untuk istirahat
dengan kondisi duduk yang sesuai. Ukuran
yang biasa di
terapkan ada lah 93 75 cm dari alas dudukan.
5. Lebar Alas Duduk
Lebar ala s duduk yaitu jarak yang menopang bagian lebar tunggu ke
arah samping. Fungsinya untuk memberikan kenyamanan pada
pemakai pada saat duduk sehingga bagian pinggang dan paha tidak
kelelahan a kibat alas duduk yang kesempitan. Ukuran ya ng biasa
diterapkan adalah 50 45 cm.
|
53
6. Sudut Sandaran
Sudut pada sandaran berfungsi untuk membuat tubuh pemakai dapat
sedikit miring ke belakang. Tujuannya untuk membuat kenyaman
pada sa at pemakai menyenderkan punggungnya, namun jika sudut
terlalu besar membuat pemakai akan sulit membangunkan tubuhnya
untuk berdiri sehingga pemakai harus menarika badannya kedepan
lebih dahulu.
7. Sudut Alas Duduk
Sudut ala s duduk dibuat untuk memberikan kemiringan pada alas
duduk agar pemakai dapat lebih nya man ketika me nyenderkan
punggungnya pada bagian se nderan dan membuat pemakai tidak
terjatuh kedepan ketika sedang duduk. Namun jika bagian sudut alas
duduk ini terlalu miring akan membuat pema kai me ngalami kesulitan
pada sa at berdiri sehingga membutuhkan bantuan dari lengan untuk
mendorong tubuhnya ke depan.
8. Sandaran Lengan
Sandarac lengan berfungsi untuk menopa ng berat dari lengan dan
memba ntu pe makai ketika ingin duduk da n bangkit dari te mpat
duduk. Senderan lengan ini bukan merupakan komponen yang harus
ada pada sebuah kursi namun bisa dibuat sesuai denga n kebutuhan
yang diinginkan. Sa ndaran lengan ini jika dibuat terlalu tinggi akan
membuat pemakai kelelahan pada bagia n bahu karena membuat bahu
menjadi naik, sedangkan jika sandaran lengan terlalu rendah akan
membuat lenga menjadi pegal karena posisi duduk akan berubah-ubah
menyesuaikan denga n lengan. Ukuran yang biasa diterapkan pada
sandarac lengan ini adalah 20 25 cm.
9. Bantalan
Bantalan pada dasarnya dibuat untuk memberikan penyeberan
tekanan, sehubungan dengan berat badan pada titik persinggungan
antar permukaan dengan dae rah yang lebih luas. Dalam merancang
|
54
sebuah kursi, bantalan juga tida k dapat dibuat terlalu empuk
dikare nakan dapa t membuat kelelahan, ke tidaknyamanan, da n rasa
sakit. Ketebalan yang biasa digunakan adalah 3 5 cm.
2.1.13 De finisi Antropometri dan Ergonomi Furnitur
Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkunga n kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
rekaya sa, manajemen, dan desain. Istilah ergonomi bera sal dari bahasa Latin
yaitu ergon kerja dan nomos hukum alam (Bridger,1995). Menurut
Grandjean (1980), inti ergonomi adalah kesesuaian antara karakter pekerjaan
dengan ka rakter manusia (fitting the task to the man) permasalaha n aktivitas
manusia, di Amerika Serikat, ergonomi bisa pula disebut dengan istilah
Human Factors.
Antropometri me nurut Bridger (1995) adalah ukuran tubuh manusia.
Antropometri berasal da ri bahasa Yunani yaitu anthropos manusia dan
metron mengukur. Antropome tri merupakan kumpulan informasi dimensi
tubuh manusia ya ng diperlukan untuk mende sain sistem kerja aga r didapat
sua tu kondisi yang nyaman dan a man.
Sriwarno, Andar Bagus (2011) Pengantar Studi Perancangan
Fasilitas Duduk.
Antropometri me rupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan
dimensi tubuh manusia. Pe ngukuran antropometri pada dimensi tubuh
manusia me rupakan salah sa tu bagian dalam mewujudkan kondisi yang
e rgonomis. Data dimensi manusia ini sanga t berguna dalam desain produk
dengan tujua n mencari keserasian produk dengan manusia yang memaka inya.
Santoso, Gempur (2013) Ergonomi terapan.
Adapun ukuran ergonomi dan a ntropometri yang di ambil dari buku
Dimensi Ma nusia & Dimensi Ruang sebagai berikut:
|
55
Berikut ini standar ukuran kursi untuk kategori dewasa dengan ukuran norma l
1) Dudukan
Lebar : 40-50cm
Dalam : 37,5-45cm
Tinggi : 40-45cm
2) Armre st (Sandaran tangan)
Tinggi dari dudukan : 17,5 - 22,5 cm (7"-9")
Lebar: rata-rata 5 cm (2")
Panjang dari pangkal hingga ujung: minimum 20 cm (8")
Kemiringan dari depa n: 5 - 7,5 cm (2"-3")
3) Sandaran
Tinggi : 30-40cm da ri atas dudukan
Sudut kemiringan : 0°-5° (formal); 10°-15° (casual)
Gambar 2.17 Tampak Samping Kursi Santai
Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior
|
56
Gambar 2.18 Ukuran Kursi Santai
Sumber: Dimensi Manusia & Rua ng Interior
Ga mbar 2.19 Tampa k Samping & Atas Kursi Umum
Sumber: Dimensi Manusia & Rua ng Interior
|
57
Gambar 2.20 Ukuran Kursi Umum
Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior
2.1.13.1 Data Er gonomi Coffee Table
Ukuran tinggi coffe table bisa berpatoka n pada huruf f dalam gambar,
seba gai berikut:
Gambar 2.21 Ukuran Coffee Table
Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior
|
58
Gambar 2.22 Data Ukuran Coffee Table
Sumber: Dimensi Manusia & Rua ng Interior
Ukura n F yaitu tinggi Coffe Table berkisar 30,5- 45,7 cm, dan panjang
serta lebar dapat bervariasi sesuai kebutuhan akan ruang.
2.1.13.2 Data Meja Front Office
Gamba r 2.23 Meja Front Office
Sumber: Dimensi Manusia & Rua ng Interior
|
59
Gambar 2.24 Meja Front Office 2
Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 2.25 Data Ukuran Meja
Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior
|
60
2.1.14 Garis
Da lam setia p perancangan atau desain, garis berpengaruh terhadap
sua sana batin sejalan dengan unsur rupa lainnya. Hal ini dapat menyimbolkan
ungkapan emosi manusia yang tela h dialaminya di alam. Dengan penyesuaian
terhadap warna maka simbol ekspresi garis dapat sebagai berikut :
1. Ga ris Te gak Membengkok
Ga ris tegak membengkok dapat memberikan sugesti rasa sedih, lesu
juga duka.
Gamba r: 2.26 Garis Tegak Membengkok
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
2. Olakan-olakan ke Atas (upward swirls),
Ga ris olakan-olakan ke atas dapat memberi sugesti aspirasi kekuatan
spiritual dan semangat yang menyala, hasrat yang kera s dan berkobar-
kobar.
Ga mbar: 2. 27 Garis Olakan ke Ata s
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
3. Horizontal Berirama
Ga ris horizontal berirama memberikan sugesti malas, tenang, tidur,
ketenangan yang berara h kepada hal yang menyenangkan.
|
61
Gambar: 2.28 Garis Horizontal Berira ma
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
4. Pancaran ke Atas
Garis pancaran ke atas, memberi sugesti pertumbuhan, spontanitas,
idealisme.
Gambar: 2.29 Ga ris Panca ran ke Ata s
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
5. Perspektif ya ng Melenyap
Garis perspektif yang melenyap memberikan sugesti adanya jarak,
kejauhan, kerinduan.
Gamba r 2.30 Garis Perspektif Mele nyap
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
6. Perspektif ya ng Membalik
|
62
Ga ris pe rspektif yang membalik, mengesankan keluasa n yang tak
terbatas, peleba ran ruang yang tak terhalang, kebebasa n mutla k.
Gambar: 2.31 Garis Perspektif yang Membalik
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
7. Air Terjun
Ga ris yang menyerupa i air terjun memberi sugesti gaya berat,
penurunan berirama.
Gamba r: 2.32 Garis Tegak Membengkok
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
8. Lengkung-lengkung Memusa t
Ga ris lengkung memusa t me mberikan sugesti perluasan ke atas,
gerakan yang mengambang, kegembiraan.
Gamba r: 2.33 Garis Lengkung Me musat
|
63
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
9. Garis Horizontal
Memberi sugesti ketenangan, serta re spon pada hal yang tak bergerak.
Gambar: 2.34 Garis Horizontal
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
10. Garis Vertikal
Garis Vertikal memberi sugesti stabilitas, kua t, simpel, da n mega h.
Gambar: 2.35 Garis Vertikal
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
11. Kuba h-kubah Membulat
Garis kubah-kubah membulat me mberikan sugesi kuat dan
kekukuhan.
Gambar: 2.36 Garis Kubah Membulat
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
12. Dia gonal-diagonal
Garis dia gonal-diagonal membe rikan sugesti ketida kstabilan, atau
sedang bergerak.
|
64
Gambar: 2.37 Garis Diagonal-Diagonal
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
13. Piramida
Ga ris membentuk seperti piramida, memberi sugesti stabil, kuat,
megah, dan masif.
Gamba r: 2.38 Garis Piramida
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
14. Lengkung-lengkung Gothic
Ga ris lengkung-lengkung Gothic, me mberi
sugesti spiritual up lift,
kepercayaan dan harapan religius.
Gambar 2.39 Garis Lengkung-Lengkung Gothic
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
|
65
15. Bengkok Berirama
Garis be ngkokan berirama, memberi sugesti le mah gemulai dan
keriangan.
Ga mbar: 2.40 Garis Bengkok Berirama
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
16. Garis Spiral
Garis spiral memberikan sugesti ke lahiran (genesis).
Gambar: 2.41 Garis Spiral
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
17. Gelembung-gelembung
Garis membentuk seperti gelembung ya ng mengambang dapat
membe ri sugesti kegembiraan yang ringan, jiwa yang baik.
Gambar: 2.42 Ga ris Gelembung-Gelembung
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
18. Dia gonal Me mbentur
Garis diagona l membentur dapat memberi sugesti konflik,
peperanga n, kebencian, dan kebingungan.
|
66
Gambar: 2.43 Garis Diagonal Membentur
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
19. Zig-zag
Ga ris zigzag memberi sugesti kegairahan, gera k kilat atau listrik.
Gambar: 2.44 Garis Zig-zag
Sumber: Griya Kreasi, Dasar-dasar Desain
20. Ga ris Memancar
Ga ris memanca r me mberi sugesti pemusatan, peletupan, letusan yang
tiba tiba.
|
67
Gambar 2.45 Garis Memancar
Sumber: Griya Kreasi, Da sar-dasa r Desain
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Sejarah Singkat Hotel Artotel
|
68
Gambar 2.46 Logo Artotel
Sumber: www.google.com
Artotel adalah sebuah hotel dengan jenis yang mengusung konsep
inte rior modern dan bernuansa art gallery ya ng diterapkan keseluruh area
hotel ini. Artotel hotel pertama kali didirikan di Surabaya pada tahun 2012
oleh Erastus Radjimin dan merupakan hotel pertama di Indonesia dengan
mengusung konsep yang berbeda dari hote l lainnya. Dipenuhi dengan banyak
lukisan yang dibuat dengan oleh seniman Indonesia menja dikan Artotel
terkenal dikalangan dunia seni. Mulai dari pelukis mural jalanan, graffiti, dan
juga pelukis canvas ikut di libatkan da lam pembuatan hotel ini.
Di tahun 2013 bulan Oktober, Artotel membuka ca bang ke duanya
yang terleta k di dae rah Thamrin, Jaka rta pusat. Hotel Artotel Jakarta adalah
hotel yang berjenis butik karena hotel Artotel menampilkan arsitektur, gaya,
decor, ukuran, yang unik dan termasuk juga sebagai city hotel karena
letaknya yang berada di tenga h kota. Se bagai hotel butik, hotel Artote l juga
tergolong sebagai small hotel karena memiliki jumlah kamar yang kurang
dari 150 kamar.
Terletak di area yang strategis menjadikan Artotel sering dijadikan
meeting point oleh orang-orang yang memiliki kegia tan seperti bisnis dan
juga kegiatan-kegia tan yang bersifat umum seperti pameran seni, pentas
music, dan juga aca ra keagamaan.
Pa da bagian luar bangunan, Artotel juga menjadi salah satu bangunan
yang menarik perhatian oleh orang orang yang melintas karena di bagian
|
69
luar gedung terdapat sebua h mural yang sangat besa r mengelilingi seluruh
gedung tersebut yang di bua t oleh salah satu pelaku seni asal Ja karta.
Tidak kalah dengan bagian luar di bagian dalam Artotel juga di desain
dengan gaya modern kontemporer dengan konsep art gallery, ini ditunjukkan
dengan penggunaan a kse n-aksen pada interior yang modern dan juga
penerapan gambar mural baik dari area kama r, area lobby dan restoran oleh
seniman seniman asal Indonesia menjadika n Artotel hotel yang unik dari
segi desainnya. Seniman yang terlibat dalam pembuatan Artotel Jakata a dalah
Da rbotz, Eddie Hara, Oky Rey Montha, Ykha Amelz, Zaky Arifin, Wisnu
Auri.
2.2.2 Data Hotel Artotel
Hotel Artotel
Alamat : Jalan Sunda No.3, DKI Ja karta, Kota Jakarta Pusat, DKI
Jakarta 10350
Ga mbar 2.47 Denah Loka si
Sumber: Googlemaps
Tele pon : (021) 31925888
|
70
Jumlah kamar : 107 kamar
Tipe kamar : Tipe 20
Tipe 25
Tipe 40
Jumlah Lantai : 7 lantai
Total karyawan : 70 orang
Sistem keamanan : Security ca rd
Fasilitas : - Art Gallery
- Ruang Meeting
- Art Shop
- ROCA 24 hours Restaurant
- Free Wifi
Area seni : -
Façade : Darbotz
- Lobby : Edy Hara
- Mezanine : Semua artis
- Lantai 2 : Ykha Amel
- Lantai 3 : Zaki Arifin
- Lantai 4 : Oki Rei
- Lantai 5 : Wisnu Auri
- Lantai 6 : Rooftop
2.2.3 Data Kamar Hotel Artotel
|
71
Kate gori Kama r :
TIPE KAMAR
FOTO RUANGAN
Tipe 20
96 unit
Single Bed
&
Double Bed
Rp. 980.000
|
72
Tipe 25
7 unit
Single Be d
Rp. 1.280.000
Tipe 40
4 unit
Single Be d
Rp. 1.880.000
|
73
Tabel 2.1Katergori Kamar
Sumber Foto: www.a rtotelindonesia.com
2.2.4 Data Perbandingan Hote l Artotel, Kosenda, Dan Akmani
Keterangan Hotel Artotel Hotel Kosenda Hote l Akmani
Bintang **** **** ****
The Akmani Hotel,
Jl. KH. Wahid
Hasyim No.91,
Menteng, 10350
Alamat Jalan Sunda No.3,
Jalan KH Wahid
Hasyim No.127,
Tanah Abang, Kota
Jakarta Pusat, DKI
Jakarta 10240
DKI Jakarta, Kota
Jakarta Pusat, DKI
Jakarta 10350
Fasilitas Hotel
1. 24-hour Front
1. 24-hour Front
1. 24 hours room
Desk
Desk
servic e
2. Art Gallery
3. Ruang Meeting
4. Art Shop
5. ROCA24 hours
2. Concierge
3. Library
4. Safety deposit
2. Bar / Pub
3. Coffee Shop
4. Restaurant
5. Laundry service
boxes
Restaura nt
5. Smoking area
6. Airport transfer
7. Elevator
8. Newspaper
/ Dry cleaning
6. Free Wifi
7. Tv cable
8. Laundry
6. Room services
7. Shops
8. Internet access
|
74
service
9. Shop
10. Wifi
11. Coffee shop
12. Laundry service
13. Restaurant
14. Shuttle service
15. Fitness center
16. Garden
17. Car park
18. Valet parking
in rooms and
public area
9. Elevator
10. Newspaper
11. Smoking area
12. Room Service
9. Business Centre
10. Concierge
11. Baby coat and
24hr
baby sitting
13. Car park
14. Valet parking
12. Meeting
facilities
13. Wedding
facilities
14. Safety Deposit
Boxes
15. Smoking room
16. Airport transfe r
17. Drop off to
shopping malls
18. Car rental Sport
& Recrea tion
19. FreeWIFI
20. CarPark
Tabel 2.2 Hasil Perba ndingan Hotel
Sumber: Data Pribadi
2.2.5 Data Aktual Lapangan Hotel Artotel, Kosenda, Dan Akmani
Artotel Jakar ta
Hotel Kosenda
Hotel Akmani
Analisa
Arsitektur
Arsitektur hotel
Artotel berwarna abu
abu, bergaya
modern dengan
|
75
sentuhan art berupa
mural.
Arsitektur hotel
Kosenda berwarna
abu abu, dengan
gaya modern
kontemporer yang
dipadukan denga n
bentuk diagonal.
Arsitektur Hotel
Akmani be rwarna
hitam sebagai aksen
dengan gaya modern
kontemporer yang di
padukan dengan
bentuk kotak dan
dia gonal.
Lobi
Lobi hotel Artotel
me miliki 1 meja
registra si panjang,
area lobi terbagi
me njadi dua area
tengah dan banquet
yang bersebelahan
langsung dengan
restoran, keseluruhan
dari lobi hotel artote l
bergaya modern
kontemporer.
|
76
Lobi hotel Kosenda
memiliki 1 meja
re gistrasi yang
memanjang,
menggunakan gaya
modern kontemporer
dengan konsep
perpaduan elemen
grafis dan juga era
yang digabungkan
menjadi satu.
Lobi hotel Akmani
memiliki 1 meja
re sepsionis yang
memanjang,
menggunakan gaya
modern dengan
perpaduan warna
hitam dan abu-abu
sehingga me njadi
sebuah kesatuan.
Restoran
Restotan pada hotel
Artotel berada pada
satu lantai dengan
area lobi hotel Artotel
dan terletak
bersebelahan langsung
|
77
dengan pembatas
berupa pot tanaman
yang memanjang,
bergaya moden
kontemporer dengan
konsep art gallery
yang memadukan
dengan se ni mural.
Restoran pada hotel
Kosenda bera da pada
satu lantai dengan
area lobi hotel
Kosenda dan terletak
bersebelahan langsung
dengan area lobi yang
di batasi dengan rak
buku, bergaya mode rn
kontemporer dengan
konsep memadukan
gaya modern dan
classic yang
dipadukan menjadi
satu.
Restoran pada hotel
Akmani berada satu
lantai dengan area lobi
hotel Akamani,
letaknya
berseberangan dengan
area resepsionis
dengan gaya yang
|
78
modern kontemporer
dengan perpaduan
warna hitam dan abu-
abu.
Tabel 2.3 Hasil Obse rvasi Hotel
Sumber foto: Dokumentai Pribadi, www.kosendahotel.com, dan www.akmani.com
Observasi ini mengambil 3 buah hotel yang berada di da erah tengah
kota Jakarta sehingga fungsi dan kebutuhan pada lobi memiliki fungsi yang
kura ng lebih sama. Kesimpula n ya ng di dapat dari hasil data survei yaitu,
kebera daan lobi de ngan fasilitas sarana duduk pada hotel Artotel memiliki
jara k yang berdekatan sehingga dapa t membantu kegia tan pengunjung dalam
melakukan transaksi dan menunggu. Namun pada area duduk hotel Artotel
terdapat penggunaan stool dan be nch yang terletak pada area tengah lobi
sehingga dapat mengurangi fungsi yang dibutuhkan oleh pengunjung ketika
harus me nunggu dalam jangka waktu ya ng cukup lama.
Pa da lobi hotel Kosenda memiliki kekurangan yaitu ruang yang kecil
dengan sara na duduk yang kurang, ya itu terdapat satu buah lounge chair,
bench, dan stool pada area outdoor. Akibat kurangnya sarana duduk pada area
lobi tersebut, pengunjung dia lihkan ke area lounge untuk menunggu jika
sarana duduk pada area lobi dan area outdoor seda ng dalam keadaan penuh.
Furnitur yang digunakan pada setiap lobi hotel yang telah di analisa juga
menggambarkan fungsi kebutuhan pengunjung dalam berkegiata n sehingga
mempengaruhi dalam penggunaan furnitur yang terdapat pada lobi hotel.
Untuk letak restoran diberi pembatas sehingga dapat memisahkan
dengan area lobi agar tidak mengganggu kegiatan pada area lobi sehingga
dapat me maksimalkan penggunaan kebutuhan pada area restoran dan lobi.
|
79
2.3 Data Aktual Lapangan
2.3.1 Data Lokasi Dan Lingkungan Se kitar
Berikut ini adalah data data lingkungan sekitar Artotel dan juga
tempat te mpat pusat keramaian yang da pat di jangkau dari Artote l dengan
udah, se bagai berikut:
1. Di sebela h Utara ada lah pusat perbelanjaan Sarinah.
Gambar 2.48 Tampak Sebelah Utara
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Di sebela h Ba rat adalah Hongkong Café.
Gambar 2.49 Tampa k Sebelah Barat
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
80
3. Disebelah Timur adalah Bank Mandiri.
Gambar 2.50 Tampak Sebelah Timur
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Artotel Jakarta yang terletak dipusat strategis juga dekat dengan
bebera pa pusat perbelanjaan besar dan tempat rekre asi di Jaka rta seperti:
1. Sa rinah
2. Grand Shopping Mall Indonesia
3. Plaza E.X
4. Pa sar Tanah Abang
5. Mona s
6. Pusat jajanan Jl. Sabang
7. Teater Jakarta
|
81
2.3.2 Data Denah Dan Area Lobi
Gambar 2.51 Dena h Lobi
Sumber : Data Pribadi
Pada area lobi Artotel merupakan area yang terbuka sehingga setiap
orang dapat melihat de ngan luas. Pengguna an dinding kaca membuat
pencaha yaan pada area lobi Artotel me njadi terang karena ada sinar matahari
yang masuk dan membuat hemat energi di siang hari. Penguna an AC pada
area lobby membuat penghawaan di area lobi menjadi sejuk sehingga
membuat tamu da n pengunjung yang datang merasa nyaman untuk be rada di
lobi.
Pada lobi hotel Artotel memiliki area yang te rbagi 2 yaitu area dengan
stool dan bench dan area banquet disertai dengan meja da n stool. 2 area ini
terletak be rseberangan dan memiliki area yang c ukup luas. Disebelah bagian
lobi terda pat sebuah restoran ROCA yang buka 24 jam. Pada bagian lobi juga
|
82
terdapat 2 buah lift ya ng digunakan oleh karya wan dan pengunjung untuk
a kses naik dan turun. Pada bagian de pan resepsionis terdapat sebuah tangga
memutar yang yang dapat digunakan untuk naik dan turun ke lantai
mezzanine.
Gamba r 2.52 Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Untuk interior dari lobi Artotel sendiri juga menggunakan konsep dari
keseluruhan hotel ya itu art galle ry dengan gaya modern kontemporer. Ini
dapat dilihat dengan adanya instalasi sebuah patung di bagian dinding,
penggunaan motif motif dan warna yang sedang tren pada bagian area
duduk. Berikut ini adalah data data area lobi, sebagai berikut:
1. Di sebelah kiri lobi terdapat tangga untuk menuju lantai M da n
juga terdapat area duduk.
|
83
Gamba r 2.53 Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Di sebela h ka nan terdapat restoran ROCA, restoran ini buka 24
jam.
Gambar 2.54 Restoran ROCA
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.3.3 Data Pengguna
2.3.3.1 Data Aktivitas Pengunjung Hotel
Para pengunjung yang datang ke Artotel memiliki kegiatan yang
beragam, namun tamu ya ng pa ling baya k datang ke Artotel adalah pebisnis
|
84
dan sisanya adalah liburan. Banyaknya pebisnis yang meginap dikarenakan
Artotel memiliki le tak ya ng strategis sehingga dekat untuk ke wila yah
wilaya h Jakarta lainnya. Selain itu banya knya pebisnis yang menginap
menjadika n Artotel lebih ramai pada hari hari biasa mulai da ri Senin
sampai dengan Jumat. Berikut urutan kegiatan pengunjung yang data ng ke
Artotel, se bagai berikut:
1. Menginap
2. Bisnis
3. Liburan
4. Makan di restoran
5. Menghadiri acara yang diselanggarakan di Artotel seperti:
pameran, seminar, meeting, kegia tan gereja, ulang tahun
2.3.3.2 Data Aktivitas Pengunjung Lobi Hotel
Pe ngguna furniture pada lobi Artotel adalah para pengunjung yang
a kan menginap dan juga para tama pengunjung yang menginap di Artotel.
Para pengunjung yang menggunakan area lobi biasanya digunakan untuk
menunggu check in dan check out, menunggu rekan atau teman, dan sering
juga digunakan untuk berbisnis. Kapasitas pada area banquet dapat
menampung jumlah yang cukup banyak sedangkan pada area stool dan bench
tida k dapat menampung jumlah yang cukup banyak. Pe ngunjung ata u ta mu
yang mengunakan lobi biasanya sekitar 15 menit sampai dengan 2 jam.
Berikut ini adalah data hasil survei kegiatan yang dilakukan oleh
pengunjung saat sedang berada di lobi hotel Artote l,
yaitu:
|
85
1. Melakukan transaksi pembayaran
Gambar 2.55 Area Resepsionis
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Menunggu check in dan c heck out
Gambar 2.56 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
86
3. Menunggu te man atau rekan
Gambar 2.57 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Bisnis
Gambar 2.58 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
87
5. Baca koran dan maja lah
Gambar 2.59 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
6. Mengambil foto di lobi
Gambar 2.60 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
|
88
Se telah melakukan surve i lapangan dan wawancara secara la ngsung
kepada salah satu karyawan Artote l Jakarta dapat diambil beberapa
kesimpulkan, yaitu :
1. Artotel Jakarta lebih ba nyak digunakan untuk menginap oleh para
pengunjung yang se dang berbisnis da n liburan.
2. Artotel Jaka rta juga sering digunakan sebagai tempat mee ting
point, pame ran, kegiatan gereja, da n seminar.
3. Pe nunjung yang datang adalah 50% wisatawan domestic da n 50%
wisatawan mancanegara.
4. Rata-rata usia pengunjung yang datang adalah 20 tahun keatas.
5. Pe ngunjung yang data ng rata rata memiliki penghasilan diatas 1
jutsa rupia h.
6. Rata-rata pengunjung menginap di Artote l Jakarta sela ma 1 4
hari.
7. Artotel Jaka rta lebih ramai dikunjungi pada hari biasa dibanding
dengan hari libur.
8. Area lobby sering dipenuhi para tamu disaat pagi, siang, dan sore
hari.
9. Terda pat 2 area pada ba gian lobi dapat digunakan pengunjung
yang da tang.
|
89
2.3.4 Data Warna Hotel Artotel
Gambar 2.61 Area Duduk Lobi Artotel
Sumber: www.artotelindonesia.com
Gambar 2.62 Warna Artotel
Sumber: Data Pribadi
Berikut ini adalah da ta warna pada interior dan furnitur hotel Artotel,
seba gai berikut:
1. Data Warna Interior
Artotel Ja karta memiliki wa rna khas yaitu warna ungu, a bu-abu, dan
hitam. Wa rna warna ini memiliki a rti yang me nggambar parahnya
kemacetan di Jakarta yang merupakan makanan sehari ha ri bagi
masyaarakat Jakarta.Pada interior Artotel memiliki warna dominan
|
90
adalah warna ungu, abu abu, hitam, dan putih. Warna warna ini
dipilih sebagai aksen dari Artotel hotel dengan menye suaikan dengan
gaya urban kontemporer yang digunakan pada seluruh area hotel.
Pe nerapan mural dan juga instala si seni patung banyak diaplikasikan
pada interior Artotel. Mulai da ri bagian lobi sampai dengan lantai
paling atas.
2. Da ta Warna Furniture
Furnitur pada lobi Artotel banyak mengaplikasikan warna wa rna
yang menye suaika n dengan konsep Artotel se perti ungu, abu abu,
biru gelap dan juga warna na tural kayu. Penggunaan motif dan warna
warna ya ng cerah juga digunakan pada aksesoris interior se perti
pada bantal dan patung.
2.3.5 Data Interior
Gambar 2.63 Interior Lobi Artotel
Sumber: Data Pribadi
|
91
Interior dari hotel Artotel Jakarta menerapkan gaya modern dan
kontemporer. Penggunaan batu alam, instalasi karya seni berupa patung,
pe nerapan mural painting pada dinding dan langit
langit membuat interior
da ri lobi Artotel menjadi sebua h daya ta rik ba gi pengunjung dan tamu yang
da tang. Penggabungan de ngan warna warna yang modern me mbuat Artotel
memiliki ciri khas nya sendiri dan hampir diterapkan kedala m interior,
furnoitur, dan aksesoris yang ada pada area lobi hotel Artotel.
Pencahayaan dari mataha ri juga banyak masuk kedalam area lobi
ka rena banyak area yang terbuka sehingga sinar matahari dapat masuk dan
menerangi sebagian ruangan. Penghawaan pada area lobi juga cukup karena
ada sinar matahari yang masuk sehingga area lobi memiliki suhu yang sesuai.
2.3.6 Data Furnitur
Furnitur yang te rdapat pada lobi Artotel memiliki peran yang c ukup
penting, selain memberi kenyamanan, furniture pada lobi ini juga memberika
akse n dalam menyatukan dengan konsep dari Artotel. Pemilihan warna dan
material juga cukup menentukan dalam lobi Artotel ini. Dari hasil survei
secara langsung, penggunaan mate rial kayu dan penggunaan cushion yang
berwarna soft lebih dominan dala m lobi ini.
Berikut beberapa furnitur yang terdapat dalam lobi Artotel yaitu:
No. Furnitur
Ke tera ngan
1.
Meja Resepsionis
Pada area resepsionis bia sa
digunakan seba gai te mpat
pembayaran kamar, registrasi
c heck in/out, dan juga pusat
informasi dari hotel Artotel.
Dimensi : P x L x T = 200 x 60 x
90 cm
|
92
2.
Banquet
Banquet adalah kursi memanjang
yang dapat digunakan oleh 2 3
orang. Pa da area ini juga
dilengkapi dengan meja dan stool
untuk membagi penempatannya.
Kursi ini te rbuat bahan kayu,
multiplek, dan dilapis oleh jok
pada bagian senderan dan dudukan.
Dimensi : P x L x T = 200 x 50 x
45 cm
3.
Stool
Fungsi stool ini adalah untuk para
tamu yang menunggu untuk check-
in dan check-out hotel, selain itu
pengunjung juga digunakan untuk
para pengunjung ya ng menunggu
kerabat namun ha nya dengan
waktu yang tidak la ma. Stool ini
terbuat dari kayu dan dilapis ole h
jok keseluruhannya.
Dimensi: D x T = 40 x 40 cm
4.
Be nch ini digunakan untuk para
tamu yang sedang menunggu dan
dapat digunaka n oleh 2 3 orang.
Te rbuat dari material kayu dengan
dilapis jok secara keseluruha n.
Dimensi: P x L x T = 100 x 40 x 45
cm
Bench
|
93
5.
Meja
Meja ini biasa digunakan oleh para
pengunjung yang data untuk
meletakkan benda yang dibawa
seperti laptop, tas, hp dan lain-lain.
Meja ini terbuat dari multiplek
pada bagian permukaan meja dan
besi pada bagian kaki.
Dimensi: D x T = 60 x 70 cm
Meja ini digunakan untuk
meletakkan koran dan majalah
yang dapat digunakan oleh
pengunjung untuk membaca.
Dimensi: P x L x T = 60x40x40 cm
6.
Meja Majalah Dan Koran
Tabel 2.4 Data Furnitur Hotel Artotel
Sumber foto: Dokumentai Pribadi
|
94
2.3.7 Data Material
Gambar 2.64 Data Material
Sumber: Data Pribadi
Diagram lingka ran diatas dibuat berdasarkan jumlah material furnitur
yang ada pada lobi hote l Artotel. Pada lobi hotel Artotel Jakarta
menggunakan ma terial kayu 40% pada furnitur dan 30 % mengguna kan
material multiplek dan logam. Dengan adanya data tersebut dapat
disimpulkan material yang paling banya k digunakan pada lobi hotel Artotel
a dalah kayu.
2.3.8 Data Finishing
Finishing yang digunakan dalam furnitur dan aksesoris interior yang
a da pada lobi hotel Artotel sebagian besar menggunakan pelapis melamic dan
juga dilapis dengan veneer pada beberapa furnitur.
|
95
2.3.9 Masalah Pada Lokasi
Setelah melakukan survei, terdapat bebera pa masalah pa da area duduk
di lobi hotel Artotel Jaka rta. Beberapa masalah te rse but, yaitu:
1. Pada area stool dan bench tidak terdapat meja yang bisa digunakan
oleh pengunjung untuk meletakka n ba rang.
2. Pada area stool dan bench terbentuk kurang me mberika n kenyaman
yang maksimal kepada pengunjung dan tamu yang datang.
3. Penataan majalah dan koran yang kurang rapi karena tempat untuk
meletakkan majalah dan koran yang kurang besar.
2.3.10 Furnitur Yang Diharapkan
Diharapkan dalam pera ncanga n furnitur dan aksesoris interior untuk
lobi hotel Artotel dapat menghasilkan furnitur yang dapat memenuhi
kebutuhuan kegiata n pengunjung pada area lobi dan juga dapat menyesuaikan
dengan konsep sehingga teta p menjaga karakteristik da ri hotel Artotel Ja karta
. Selain itu perancangan furnitur dan aksesoris interior untuk lobi hotel
Artotel ini diharapkan dapat menghasilkan furnitur dan aksesoris interior
yang dapa t digunakan untuk jangka waktu yang lama.
Dengan begitu, hasil dari perancangan furnitur dan aksesoris interior
lobi hotel Artotel ini dapat menghasilkan furnitur da n aksesoris interior yang
menambah kesan kepada pengunjung yang datang tentang Artotel.
|