BAB 2
Tinjauan dan Landasan Teori
2.1 Tinjauan umum
2.1.1 Furnitur
Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture.
Istilah mebel digunakan karena sifat bergera knya atau mobilitasnya
sebagai barang le pas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari
bahasa Perancis yaitu meube l, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian
mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna
bagi kegiatan hidup manusia, mulai da ri duduk, tidur, bekerja, makan,
bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keinda han bagi
pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005. 20).
Dijela ska n pula oleh Sudarsono. Sp, dalam mendesain furnitur
sangat ditentukan oleh 2 ( dua ) hal ya ng mendasar, yaitu :
a. Bangunan atau ruangan yang akan diisi oleh perabot, misalnya : ruang
tunggu, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang baca dan lain-
lain. (Dalam penelitian ini, penulis ingin memperdalam penelitian
tenta ng furnitur lobby sepe ti kursi, meja dan sebagainya yang bia sa
digunakan pengunjung untuk menunggu atau melakukan kegiatan lain
yang biasanya tida k terlalu lama .)
b. Subjek ata u manusia yang akan menggunaka n furnitur tersebut,
misalnya Pria atau wanita, tua atau muda, proporsi, anatomi, serta
posisi manusia yang beraneka ragam da n lain-lain. ( Sudarsono. Sp,
1987 : 5, dalam Abidin, Zainal. 2000 )
2.1.1.1 Kla sifikasi furnitur
Dikutip dari Chandra , D. Andrea (2013) Perenc anaan Furnitur dan
Ak sesoris Di Eclectic Resto & Bar Cilandak Town Square, Binus University.
Furniture berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan ke bahasa Indonesia
memiliki arti mebel, yang memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna,
7
|
![]() 8
atau disukai, seperti barang a tau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan
untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya.
a. Knockdown furnitur
Knockdown furnitur adalah sebua h kontruksi pada produk mebel yang
dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pa sang.
Atau cara gampangnya, furnitur knockdown da pat diartikan sebagai furnitur
yang bisa 2 dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan
pada furnitur knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang
digunakan untuk merekatkan komponen -komponen a ntar bagian, sebab
dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama sekali pada sambungan
a ntar komponennya.
Ga mbar 2.1 Furnitur knockdown
Sumber : Google image
b. Furnitur multifungsi
Furnitur multifungsi memiliki lebih dari 1 fungsi dala m satu benda.
Furnitur jenis ini cocok untuk ruangan yang sempit seperti apartemen tipe
studio. Contohnya adalah sebuh sofa yang dapet menjadi tempat tidur .
|
![]() 9
Ga mbar 2.2 Furnitur multifungsi
Sumber : Google image
c. Loose furniture
Loose furniture adalah jenis furnitur yang sangat umum, furnitur ini
memiliki banyak jenis bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah.
Gambar 2.3 Loose furniture
Sumber : Google image
|
![]() 10
d. Indoor furniture
Indoor furniture adalah se mua jenis furnitur yang hanya dapat
digunakan dalam ruangan, seperti sofa. Jenis furnitur ini biasanya tidak
memiliki finishing yang tahan te rhada p cuaca panas/hujan.
Gambat 2.4 Indoor furniture
Sumber : Google image
e. Outdoor furniture
Outdoor furniture adalah jenis furnitur yang dapat diguna kan di luar
ruangan, biasanya terbuat dari material yang tahan panas dan hujan. Furnitur
ini juga memiliki finishing yang tahan panas, air, dan lembab.
Gambar 2.5 Outdoor furniture
Sumber : Google image
|
![]() 11
f. Built-in furniture
Built-in furniture adala h jenis furnitur yang dibuat khusus dalam area
terte ntu sehingga ukurannya tepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Jenis
furnitur ini banyak digunakan agar dapet menggunakan area dengan
maksimal, dan dapat dibuat sesuai keinginan kita.
Gambar 2.6 Built-in furniture
Sumber : Google image
Klasifikasi bedasarkan te knik pengaplikasian, Furnitur Free Standing a dalah
furnitur yang tidak permanen atau de ngan kata lain dapat digeser dan dipindahkan,
yang termasuk jenis ini adalah Sofa, kursi, coffee table, Nackas, dan te mpat tidur
yang dibuat free standing.
g. Furniture built in merupakan furnitur yang di pa sang mengikuti keadaan
suatu ruang da n setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser atau
dipindahka n. Furnitur ini sanga t fungsional., karena setiap jengkal ruang
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
h. Furniture knock down merupa kan furnitur yang mudah dibongkar pasang.
Sifat yang fle ksibel dan ringkas saat diangkut merupa kan nilai lebih. Tetapi
untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang
untuk membongkarnya, seperti lema ri pakaian, ra k buku, dan workstation
atau office system.
|
12
i. Furniture mobil ya itu furnitur ya ng dapat bergerak dan mudah dipindah
pindahkan. Furnitur ini biasanya menggunakan elemen pendukung, yaitu roda
pada bagian bawahnya ata u dibagian kaki-kakinya. seperti contohnya kursi
kerja, meja komputer set, meja teh, dan lain-lain.
2.1.1.2 Jenis-jenis furnitur lobby hotel
a. Kursi
Kursi lebih nyaman untuk diduduki dan penunja ng pada kaki,
memiliki sandaran bagi punggung untuk penunjang ba gian belakang tubuh
juga dilengkapi tanganan kursi untuk penyangga tangan, dan dilengkapi
cushion atau finishing.( Harold H. Ha rt, 1982; 7 )
Menurut Harold H. Hart, dalam buku Chairs Trough The Ages
pada lembar pengenalan, menegaskan bahwa pe ngguna an kursi belum
popular, sebelum abad 16. Selanjutnya, Kursi pada masa terse but
berbentuk seperti kotak, sambungan konstruksi. Namun ketika pe rtengahan
abad ke 16, ranc angan kursi mulai me ninggalkan bentuk kota k ( panel
kotak ) yang berada dibawah dudukan tanganan.( Harold H. Hart,1982; 7 )
b. Meja
Furnitur dengan permukaan yang datar dan satu ka ki atau lebih,
menye diakan permukaan yang datar untuk makan, me nulis, atau bekerja.
Meja adalah furnitur yang diguna kan sebagai tempat meletakan
barang-ba rang. Meja digunakan berdasarkan kebutuhan memiliki banyak
macam se perti, meja makan, meja kerja, meja kopi ( coffee table ), meja
samping ( Side Table
). dengan bentuk meja yang bermacam-macam
berdasarkan kebutuhan dan kegunaannya serta penempatannya. Bentuk yang
umum dipakai adalah persegi da n bulat.
2.1.1.3 Sistem dan konstruksi furnitur
Berdasarkan buku Konstruksi Perabot Ka yu, M. Gani Kristianto,
Yogyakarta : Kanisius (1999)
a. Konstruksi dengan paku
|
![]() 13
Konstruksi ini umumnya dipakai pada peti atau pra
yang kurang halus.
Pada prabot sebaiknya dipakai paku berkepala ben
sehingga paku dapat
dibenamkan dan lubang pa ku dapat ditutup. Sebel
dipakai, baik kalau
ujung-ujung paku ditumpulkan sedikit dengan palu. Kare
masuknya paku
mendesak serat kayu, maka ujung paku yang tajam da
mengakibatkan
timbulnya retak-retak. Ikatan kekua tan ujung paku han
pada c epitan serat-
serat kayu. Oleh seba b itu paku hendaknya dimasuk
miring. Kalau jarak
antar paku yang satu sengan ya ng laik berdekat
pemakuan hendaknya
jangan dilakukan dalam garis lurus melainkann selang-seli
berge lombang.
Jarak pema kian 150 200 mm. Panjang paku ya
masuk kebagian papan
yang kedua kurang lebih 2/3 tebal papan yang dimasuki.
Gambar 2.7 Konstruksi denga n paku a
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.8 Konstruksi dengan paku b
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 14
b. Konstruksi dengan Lidah dan Alur
Panjang lidah 4/10 tebal papan samping, tebal lidah 1/3 ¼ te
papan atas.
Tebal pen/lidah jangan lebih dari 1/3 bagian unt
menghindarkan
lepasnyabagian pe nahan (perhatikan arah serat kayu)
Gamba r 2.9 Konstruksi dengan Lidah dan Alur a
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.10 Konstruksi dengan Lidah dan Alur b
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 15
c. Konstruksi sudut verstek dengan isia n verstek
Papan dipasang tegak lurus dengan bidang miring sud
Papan dipasang
dekat pada sudut dalam karena te kanan yang merus
sambungan sudut dari
sudut dalam. Jarak da risudut dalam 4 mm. Isian jang
terlalu panjang, agar
bagian yang berbentuk segitiga tidak mudah pata h kare
alur yang
memanjang. Arah isian untuk ka yu masif hendaknya melinta
Isian tripleks
tidak membawa masalah.
Gambar 2.11 Konstruksi sudut verstek
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.12 Konstruksi sudut verstek tengah
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 16
Ga mbar 2.13 Konstruksi sudut isia n lamello
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.14 Konstruksi sudut isian tripleks siku
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.15 Konstruksi sudut isian plastik bergelombang siku
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 17
d. Konstruksi dengan pen bulat
Jarak ujung-ujung 10
15 mm. Ja rak anta r pen bulat 150
2
mm.
Diameter pen bulat 1/3 -3/5 tebal papan.
Gambar 2.16 Konstruksi pen bulat
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.17 Konstruksi pen bulat di tengah
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 18
Gambar 2.18 Konstruksi pen bulat siku
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
e. Konstruksi ekor burung
Ekor burung adalah sambungan sudut ya ng suda h la
dikenal. Terutama
digunakan untuk benda dari kayu ma sif. Kadang-kadang ju
diguna kan
pada be nda kerja dari bahan bloc k board.
Gambar 2.19 Perhitungan jarak konstruksi ekor burung
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 19
Gambar 2.20 Konstruksi ekor burung
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gamba r 2.21 Konstruksi ekor burung setengah tertutup
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogya karta
(1999)
|
![]() 20
Gambar 2.22 Konstruksi ekor burung tertutup
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
f. Ekor burung mesin
Ekor burung manual (dikerjakan dengan tangan) membutuhkan waktu
banyk. Jika dikehendaki sambungan ekorburung dalam jumlah banyak, kita
me ngerjakannya dengan mesin ekor burung. Sebuah pisau frais (grigi) ekor
burung pada mesin grigi atas melalui pengantar menggirik langsung satu
dengan satu kali jalan pen dan lubangnya. Melalui bentuk pisau dihasilkan
dasar ekor burung te rbuka atau setengah tertutup pada konstruksi ½ ekor
burung tertutup, dasar ekor burung (yang bunnda r) akan tertutup sehingga
tidak ada bedanya de ngan ekorburung manual.
|
![]() 21
Gambar 2.23 Konstruksi ekor burung mesin
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
g. Konstruksi Gigi Terbuka
Tebal gigi 1/2 sampai 1/3 tinggi gigi atau teba l
papan.
Gambar 2.24 Konstruksi gigi terbuka
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 22
h. Hubungan dengan Kip a tau Takik Se paro
Dipotong sepao tebal papan dengan lebar bingkau at
tonggak. Bisa
dila kukan pada bingkai (mendatar) yang utuh seperti pa
gambar atau
tonggak (tegak) utuh. Sambungan dimatikan dengan lem.
Gambar 2.25 Konstruksi hubungan kip atau takik separo
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
i. Hubungan pen terbuka
Panjang pen selebar tonggak. Teba l pen 1/3 bingk
Konstruksi ini lebih
menekankan segi teknik pengerjaannya. Jadi diperluka keteliti
pengerjaa n.
Ka yu harus cukup kering sehingga sambungan tetap rata.
Gamba r 2.26 Konstruksi hubungan pen te rbuka
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 23
Gambar 2.27 Konstruksi hubunga n pen terbuka satu sisi verstek
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.28 Konstruksi hubungan pen terbuka verstek
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 24
Gambar 2.29 Konstruksi hubungan pen tertutup verstek
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
j. Hubungan dengan pen ganda
Panjang pen selebar tonggak. Tebal pen 1/5 tebal bingkai atau tonggak.
Dipakai pada rangka dengan ukuran tebal ya ng besar.
Gambar 2.30 Konstruksi hubungan pen ga nda
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 25
Gambar 2.31 Konstruksi hubungan pen ganda verstek dua sisi muka
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
k. Hubungsn pen tida k tembus dengan spat pen tersembunyi
Spat pen tersembunyi digunakan kalau da ri sisi satu rangka tid
ingin terlihat
spat pen (bersih). Maka spat pen diserong.
Gambar 2.32 Konstruksi hubungan spat pen tersembunyi
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 26
l. Hubungan pen tembus dengan (rooter atau mesin bor)
Pada suatu rangka hub bingkai tengah dengan tonggak da
dipakai
konstruksi ini. Karena ujung lubang bulat, maka pen ju
dibulatkan
ujungnya dengan pingulan.
Gambar 2.33 Konstruksi hubungan spat pen dengan mesin bor
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
m. Hubungan sudut verste k dengan isian segitiga
Ke dua bingkai dan tonggak diserongkan verstek. Pada su
ini dimasukkan
kayu masif segitiga sama kaki (45°). Da ri sudut dal
rangka, lubang isian
berhenti 5 mm (disesuaikan lebar kayu), supaya isiannya tid
terlihat dari
sudut dalam. Arah serat isian ha rus memanja ng melinta
Tebal isian tetap
1/3 tebal kayu.
Gambar 2.34 Konstruksi Hubungan sudut verstek dengan isian segitiga
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 27
n. Hubungan sudut rangk dengan pe n bulat
Panja ng pe n bulat pada satu sisi yang masuk pa
lebar kayu yang kecil
sedalam mungkin (berhenti dari sisi luar 5 mm). Se dangk
kayu ya ng a gak
lebar masuk 2/3 lebar kayu. [ada kayu yang tidak le
sedapa t mungkin
menggunakan 2 pen bulat untuk menghindark
berfungsinya pen bulat
menjadi seba gai poros. Jara k pen bulat pada ujung-uju
minimal 10 mm.
De ngan begitu bagian ini terikat, tidak hanya tergantu
pada lem saja.
Diamter 1/3 -3/5 tebal kayu. Lubang pada ar
panjangnya diberi speling 2
mm. Ujung-ujung pen dipingul. Baik kalu dipakai pen bulat beruli
Gambar 2.35 Konstruksi hubungan sudut rangka dengan pen bula t
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
Gambar 2.36 Konstruksi Hubungan sudut rangka pen bulat verstek 45°
Sumbe r : Konstruksi Pera bot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius Yogyakarta
(1999)
|
![]() 28
o. Butt joints : adalah teknik menyambung kayu membe ntuk siku yang paling
mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan
diperlukan
bantuan paku, se krup, ata u lem. Kekurangannya sambungan
agak kasar
penampila nnya.
Gambar 2.37 Butt joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
p. Mitred butt joints : adalah jenis sambungan but joints di mana ujung siku
sambungan dipotong membe ntuk sudut 45 de rajat, sehianngga ketika kedua
papan dipadukan, kedua ujung siku akan berte mu dan membentuk sudut tepat
90 derajat. Di indonesia sistem ini dikenal dengan istilah adu manis.
Ke lebihan siste m ini dibanding dengan basic joinery (penyambungan kayu
standar) lainnya adalah sambungan akan terliha t lebih rapi. Namun
kelemahannya adalah cara ini lebih sulit, di mana sudut potong harus benar-
benar tepat dan presisi, karena bila tidak, sambungan akan bergeser dan
sudutnya tidak te pat 90°.
Gambar 2.38 Mitred butt joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
|
![]() 29
q. Rabbet joints : adalah sistem sambunga n dengan cara membuat a lur
sepa njang kayu atau papan yang hendak disambu
secara pe rpasangan.
Keduanya kemudian dipadukan menjadi satu sesuai al
yang telah dibuat.
Jenis sambungan ini dapat dibuat dengan berbagai macam variasi.
Gamba r 2.39 Rabbet joints
Sumbe r : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur da n
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
r. Dove tail joints : merupakan sa mbungan sudut yang mirip dengan sistem Box
Joints. Perbe daan antara box joints dengan dove tail terletak pada ujung
gerigi. Pada sistem box joints ujung dan pangkal gerigi memiliki sudut yang
sama, yaitu 90 derajat. Sementara pada sistem dovetail, ujung gerigi dibuat
agak melebar, mirip dengan ekor burung dara. Pada sistem box joints,
sambungan dapat dilepa s dengan cara menarik keduanya dari dua arah.
Na mun pada sistem dove tail joints, sambungan hanya dapat dilepas dari satu
arah. Sistem dove tail joints lebih kokoh dari pada sistem box joints.
Gambar 2.40 Dove tail joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
|
![]() 30
s. Through dove tail adalah sambungan ya ng merupakan variasi dari common
dove tail namun dibuat dengan banya k lidah. Sistem ini ku
meski begitu
sambungan akan terlihat pada kedua sisinya.
Gambar 2.41 Through dove tail
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
t. Dove Tail-keyed mitered adalah sistem sambungan dove tail yang didasari
dengan sistem mitered. Ujung sa mbungan dibuat denga n su
45 derajat,
dan bertemu dengan rapi, kemudian diperkuat dengan sist
dove tail
sebagai penguncinya.
Gambar 2.42 Dove tail-keyed
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
|
![]() 31
u. Lappe d dove tail adalah sistem dove tail yang satu bagian sisinya tidak
dipotong menembus ketebalan kayu, tapi hanya setengah at
¾ bagian yang
dipahat. Sehingga bila dilihat pada gambar dibawah ini, sisi k
tidak nampak
ada sambungan.
Gambar 2.43 Lapped dove tail
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
v. Secre t lapped dove tail adalah sistem sambung dove tail namun sambungan
tidak terlihat pada kedua sisinya. Apabila disambung, kedua sisinya akan
terlihat seolah-olah se perti sambungan butt joints, namun se benarnya pada
bagian tengah terdapat gerigi untuk memperkuat sambungan.
Gambar 2.44 Secret lapped dove tail
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
w. Finger joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lidah-lidah
pada ujun kayu, sehingga kedua ujung kayu dapat dipa dukan menjadi satu.
|
![]() 32
Ke guna an dar sistem finger joints untuk kayu ini ada lah untuk membentu
papan yang lebar. Sistem ini membutuhka n ketepatan pembuatan yang tinggi,
sehingga untuk membuat lidah-lidahnya menggunakan mesin.
Gambar 2.45 Finger joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
x. Spline joints ada lah sistem penyambungan kayu dengan membuat alur pada
kedua buah kayu ya ng akan disambung, dan memberikan sepotong ka
kecil
sebagai bahan penya mbung ditengahnya. Alur kayu juga da
digantikan
dengan lubang sepe rti pada siste m mortise & tenon.
Gambar 2.46 Spline joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengena l Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
y. Pocket joints merupakan sistem penyambungan sudut dengan cara
memperkuat sambungan dengan menambahkan sekrup, se telah membuat
lubang kecil dengan sudut kemiringan 30 sampai 45 de rajat. Sistem ini tidak
berbeda dengan mortise & tenon atau dowel joints, hanya pada sistem ini
digunakan sekrup untuk memperkuatnya yang dipasang secara dia gonal dari
kayu ke kayu.
|
![]() 33
Gambar 2.47 Pocket joints
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
z. Tongue & groove adalah sistem yang biasanya digunakan untuk
menyambung lantai kayu, atau bidang-bidang kayu dengan tujua n untuk
memperlebar bidang tersebut. Pada sele mbar kayu, dibuat tongue ( lidah )
pada salah satu sisinya, dan groove ( alur ) pada sisi yang lain. Tongue &
groove ini akan saling sambung menyambung, hing
mencapai lebar yang
diinginkan.
Gambar 2.48 Tonguw & groove
Sumber : Tikno Lensufiie, Mengenal Konstruksi Kayu untuk Furnitur dan
Bangunan. Jakarta : Esensi, 2008
|
34
2.1.1.4 Finishing kayu
Dikutip dari Chandra D. Andrea , (2013), Perencanaan Furnitur Dan
Aksesoris Di Eclectic Resto & Bar
Cilandak Town Square. Ada beberapa
jenis finishing ya ng umum digunakan yakni :
a. Oil : Jenis finishing ini merupa kan finishing yang sangat sedeha na dan mudah
aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di
dalamnya untuk mencegah air keluar a tau masuk ke pori-pori ka yu. Cara
aplikasinya adalah dengan cara menyira m, merendam atau melumuri benda
denga n oil ke mudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan finishing ini
tidak memberikan keawetan pada aspek benturan karena lapisannya sangat
tipis.
b. Politur : Jenis finishing ini memiliki bahan dasar She llac ya ng berwujud
serpihan atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai
(sudah dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi
sebagai pencair (solvent). Cara aplikasinya ada lah dengan melumuri kain
lalu memoleskannya pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing
pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan ya ang diberikan semakin
tebal lapisanya.
c. NC Lacquer : Jenis finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang
dic ampur dengan bahan solvent
yang c epat kering, yang sering dise but
sebagai thinner. Bahan finishing ini ta han terhadap air namun tidak tahan
gore san maupun benturan fisik. Cara aplikasinya adalah denga n sistem spray
(semprot) dengan teka nan udara.
d. Me lamine : Jenis finishing ini hampir sama dengan baha n lacquer. Kelebihan
dari bahan ini adalah memiliki ke kerasan lapisan yang lebih tinggi dari
lac quer dan memiliki lebih banyak warna. Ba han ini memiliki zat kimia
yang dapat merusa k kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai,
bahan ini juga menimbulka n bau yang tida k sedap dan membutuhkan wa ktu
yang lama untuk me nghilangkan bau tersebut.
e. PU (PolyUrathane) : Jenis finishing ini termasuk jenis yang awe t karena
lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan
ini memiliki daya tahan terhada p panas dan air yang tinggi, sehingga baik
|
35
untuk produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan
bahan ini menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.
f. UV Lac quer : Jenis finishing ini cocok untuk permukaan yang le bar karena
metode yang efe ktif untuk aplika sinya adalah teknik curtain method dimana
bahan finishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan
diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis
pada pe rmukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan finishing
ini hanya dapat dikeringkan oleh sina r Ultra Violet (UV)
g. Waterbased Lacquer : Jenis finishing ini merupakan jenis yang mulai populer
pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung baha n kimia
yang dapat merusak kesehatan. Finishing ini hampir sama kualitasnya
dengan NC dan melamine. Namun kare na berbahan dasar a ir maka
pengeringan akan memakan waktu yang lebih lama.
2.1.1.5 Aksesoris Interior
Aksesoris adalah ba rang ta mbahan, alat ekstra, yang digemari banyak
konsumen, barang yang be rfungsi sebagai pelengkap dan pemanis, dan alat
yang berfungsi sebagai pelengkap. Aksesoris interior adalah bara ng-barang
yang berfungsi sebagai e lemen pe manis/menambah nilai estetika di dalam
suatu ruangan.
2.1.1.6 Materia l Furnitur
Material merupakan elemen dari furniture itu sendiri. Pemilihan
material sangat penting saat eksekusi desain karena itu akan berdampak pada
ha sil akhir dari furnitur yang nantinya diproduksi. Dampaknya yaitu dari segi
ke nyamanan, pe ngadaan biaya , kualitas furnitur, daya tahan furniture,
ke mudahan perawatan furniture serta ke indahan atau estetik dari furnitur
tersebut. tiap-tiap material furnitur digolongkan ada beberapa je nis, berikut
jenis-jenis material da n ka rakteristiknya;
a. Kayu
Definisi Kayu, Kayu dihasilkan da ri ba tang pohon yang masih
mempunyai sifat mengembang dan menyusut. (Kristianto, 1999 p.
11)
|
![]() 36
Gambar 2.49 Diagram Ukuran Kayu
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Ka nisius
Yogyakarta (1999)
b. Pengenalan Sifat-Sifat Kayu
Kayu masif bersifat higroskopis, yaitu isi dan be ntuknya akan
berubah. Terjadi penyesuaian dengan kadar air sekelilingnya . Kalau kadar
air tinggi, kayu akan mengembang dan pada penguranga n kadar air, kayu
akan me nyusut. Peoses mengembang dan menyusut ini terjadi hanya di
bawa h daerah titik jenuh serat, kurang lebih 28 33 % kadar air kayu
dia mbil dari berat kayu dalam keadaan kering tanur.
Pe rlu dikeyahui bahwa kayu bekerja pada ketiga arahnya yang
berbeda. Yang terbesar adalah arah tangensial (paralel denga n lingka ran
tahun), sedikit lebih kecil aalah arah radial (sejajar dengan jari-jari kayu),
dan yang paling sedikit adalah arah aksial _sejaja r hati)
Ukuran penyusutan rata-rata sebagai berikut :
1. Arah aksial 0,3 %
2. Arah radia l 5 %
3. Arah tangensial 10 %
|
![]() 37
Gambar 2.50 Ilustrasi Arah Penyusutan
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius
Yogyaka rta (1999)
Gambar 2.51 Ilustrasi Penyusutan
Sumber : Konstruksi Perabot Kayu, M. Gani Kristianto, Kanisius
Yogyaka rta (1999)
Kayu me rupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan
barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh baha n-bahan lain. Pemiliha n dan penggunaan
kayu untuk suatu tujuan pe makaian, me merlukan pengetahuan tentang sifat-
sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu
|
38
sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang
tepat se rta macam pe nggunaan yang memungkinkan, a kan teta pi juga dapat
dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu la innya apabila jenis yang
bersa ngkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Ka yu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat
yang berbeda-beda. Bahkan da lam satu pohon, kayu me mpunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu
yang berbe da satu sama
lain, ada beberapa sifa t yang umum terdapat pada se mua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
he mi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu be rsifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
be rlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensia l).
3. Kayu merupaka n bahan yang bersifa t higroskopis, yaitu dapat menye rap
atau melepaskan kada r air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
ke lembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapa t diserang oleh hama da n penyakit dan dapa t terbakar terutama
da lam keadaan kering.
c. Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu ka yu terga ntung dari jumlah zat kayu, rongga sel, ka dar
air dan zat ekstra ktif didalamnya . Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar
antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat
pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan ka yu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi ka yu teras sehingga pada umumnya kayu teras
lebih awet dari kayu gubal.
|
39
3. Warna
Kayu yang berane ka wa rna macamnya dise babkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang be rbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur ada lah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur seda ng (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin da n se rat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan ya ng diperoleh pada saat meraba pe rmukaan
kayu (kasa r, halus, lic in, dingin, berminyak dll). Kesan ra ba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, ka dar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Bebera pa jenis kayu mempunyai bau yang merangsa ng dan untuk
menyataka n ba u ka yu tersebut, sering diguna kan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat pe nyama k (jati), bau
kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar ka yu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunc ulan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gamba r ini
yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepa ska n air. Makin
lembab udara disekitarnya makin tinggi pula ke lembaban kayu sampai
terca pai keseimbangan dengan lingkunga nnya . Dalam kondisi kelembaban
kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbanga n (EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Daya Hantar Panas
|
40
Sifat da ya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banya k digunakan
untuk membuat ba rang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.
11. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hanta r listrik ini dipenga ruhi oleh kada r air kayu. Pada kadar
air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan da ya ha ntar air.
d. Sifat Mekanik Kayu
1. Ke teguhan tarik adalah ke kuatan kayu untuk me nahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus ara h serat.
Kekuatan tarik terbesa r pada kayu ialah kete guhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah se rat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
2. Ke teguhan tekan/kompresi adalah ke kuatan kayu untuk menahan
muatan/be ban. Terdapat 2 (dua) macam kete guhan tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejaja r arah sera t dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus a rah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada kete guhan
kompresi sejaja r arah serat.
3. Ke teguhan geser ada lah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya ya ng
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam kete guhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah se rat dan
c. Keteguhan geser miring
|
41
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada kete guhan geser
sejajar arah serat.
4. Keteguha n lengkung/lentur adalah kekuatan untuk me nahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk mena han beban mati maupun
hidup sela in beban pukula n. Terdapat 2 (dua) maca m keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya ya ng
mengenainya secara me ndada k.
5. Kekakua n adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan be ntuk ata u
lengkungan. Keka kuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuleta n adalah kemampuan kayu untuk menye rap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau ta han terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatka n
perubahan bentuk yang permanen da n kerusakan sebagian.
7. Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menaha
n gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketaha nan terhadap pengausan
kayu.
8. Keteguha n belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membe lah kayu. Sifat keteguhan belah yang re ndah sangat baik
dalam pembuatan sira p da n kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah ya ng
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pa da arah tangensial.
Ukura n yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/c m2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sifat mekanik kayu sec ara garis besar digolongkan me njadi dua kelompok :
-
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, ke lembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu.
-
Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, sera t miring dsb.
|
42
e. Macam Penggunaan Ka yu
Pe nggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari
sifat-sifat kayu yang bersangkuta n dan pe rsyaratan teknis yang
diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunya i persyaratan untuk tujuan
pemakaian terte ntu anta ra lain dapat dikemuka n sebagai berikut :
1. Bangunan (Konstruksi)
Persyarata n teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan
a lam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas,
keruing, lara, rasamala.
2. Veneer biasa
Persyarata n teknis : kayu bulat be rdiameter besa r, bulat, bebas cacat dan
beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, me ranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3. Veneer mewah
Persyarata n teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai,
weru, sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyarata n teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjaka n,
mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, mera nti, rengas, sonokeling,
sonoke mbang, ra min.
5. Lantai (parket)
Persyarata n teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan
c ukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, binta ngur, bongin, bungur, jati,
kuku.
|
43
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur,
kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tida k mudah patah, ringan, tekstur halus, serat
halus, serat lurus dan panjang, kaku, c ukup awet.
Jenis kayu : a gathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling,
teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya
resonansi baik.
Jenis kayu : c empaka, merawan, nya toh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tida k tembus cairan da n tidak mengeluarka n bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pa sang.
11. Tiang Listrik dan Te lepon
Persyaratan teknis : kuat me nahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, ke ras, te kstur ha lus, liat, tidak mudah patah
dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, me lur, cempaka, eboni.
|
44
13. Korek Api
Persyarata n teknis : sama dengan persya rata n ve neer, c ukup kuat (anak korek
a pi), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, ke miri, sengon, perupuk, pulai,
tere ntang, pinus.
14. Pensil
Persyarata n teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna
a gak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, me lur, pinus.
15. Moulding
Persyarata n teknis : ringan, se rat lurus, tekstur halus, muda h dikerjakan,
mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16. Arang (baha n bakar)
Persyarata n teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cema ra, gela m, gofasa, johar, kayu
malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
f. Jenis kayu yang umum digunakan untuk furnitur
1. Ka yu sungkai
Kayu sungkai bernilai ekonomi yanng dapat dipergunakan untuk
bangunan, furnitur, lantai, papan dinding, patung, ukiran, kerajinan tanga n,
dan veener. Kayu sungkai termasuk dalam kelas awet III da n kelas kuat II-
III, berat jenis 0,53 0,73. Daya retak tinggi dan sifat pengeringan yang
mudah. Sungkai termasuk suku Vebernace ae yang dikenal dengan nama
daerah jati seberang atau kisabrang. Bentuk batang sungkai lurus dengan
parit kecil, teta pi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan
hama pucuk, kulit luarnya berwarna a bu-abu atau sawo muda, bera lur
dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampa ngnya
berwarna kuning, coklat atau merah muda. Rantingnya penuh dengan
bulu-bulu.
|
![]() 45
Persebaran pohon sungkai terdapat di daerah sumate ra selatan, jawa
barat, kalimantan barat, kalimantan se latan dan kalimantan tengah. Tempat
tumbuh utama sungkai di hutan sekunder yang berair dan kadang-kadang
terdapa t juga di hutan sekunder yang kering, akan tetapi tidak dijumpai di
hutan primer se rta daerah ya ng periodik tergenang air. Pohon dapat
tumbuh ba ik umunya pada ketinggian 0 600 meter denga n tipe iklim A
C me nurut tipe hujan Schmidt dan Ferguson.
Gamba r 2.52 serat kayu sungkai
Sumber : Google Image
2. Kayu Jati
Pohon Jati merupaka n jenis pohon penghasil kayu yang bermutu
tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi
30-40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur ata u rontok di musim
kemara u.
Gambar 2.53 kayu jati
Sumber : Google Ima ge
|
46
Pohon Jati dikenal dunia denga n nama teak (bhs inggris). Nama ini
datang da ri kata thekku didalam bhs malayalam, bhs di negara bagian
kerala yang ada di india selatan. Nama ilmiah jati yaitu Tectona Grandis
L.F.
Pohon Jati bisa tumbuh di tempat dengan cura h hujan 1 500 2 000
mm/tahun serta suhu 27 36 °c baik di dataran rendah ataupun dataran
tinggi. Area yang sangat baik untuk perkembangan ja ti yaitu tana h dengan
ph 4. 5 7 se rta tidak dibanjiri dengan air. Jati mempunyai daun berupa
elips yang lebar serta bisa meraih 30 60 cm waktu dewasa. Pohon besar
dengan batang yang bulat da n lurus, serta tinggi kese luruhan mampu
mencapai 40 m. Batang bebas
cabang ( clear bole ) bisa menca pao 18
hingga 20 m.
3. Ka yu Mahoni
Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40
m dan diameter me ncapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan
tidak berbanir. Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, be ralur dangkal
seperti sisik, sedangkan kulit ba tang berwarna abu-abu dan halus ketika
masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan me ngelupas setelah
tua. Mahoni baru berbunga setelah be rumur 7 tahun, mahkota bunganya
silindris, kuning kecoklatan, be nang sari melekat pada mahkota, kepala
sari putih, kuning ke coklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk
lima, warnanya cokelat.
Biji pipih, wa rnanya hitam atau cokelat. Mahoni
dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang
dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga
disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan dae rah
tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di
sekitarnya. Se baliknya, de daunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang
membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan
akar-a kar pepohonan itu a kan mengikat air ya ng jatuh, sehingga menjadi
cadangan air.
|
![]() 47
Gambar 2.54 Kayu Mahoni
Sumber : Google Ima ge
4. Kayu Sonokeling
Sonokeling atau sa nakeling ada lah na ma sejenis pohon penghasil
kayu keras dan inda h, anggota dari suku Fabaceae. Kayunya yang
berbobot sedang dan berkualitas tinggi itu dalam perdagangan dikenal
sebagai Indian rosewood, Bombay blackwood atau Jav a palisander, dalam
klasifikasi Indonesia digolongkan sebagai kayu sonokeling. Pohon
berukuran sedang hingga besar,
tingginya 20-40 m dengan gemang
mencapai 1,5-2 m. Tajuk lebat berbentuk kubah, menggugurkan daun.
Pepagan berwa rna abu-abu kecoklatan, sedikit pec ah-pec ah membujur
halus. Di Indonesia, sonokeling hanya dida pati tumbuh liar di hutan-hutan
Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian di bawah 600m dpl.,
terutama di tanah-tanah yang berbatu, tidak subur, dan kering secara
berkala. Tumbuh berkelompok, namun tidak terlalu banyak, di hutan-hutan
musim yang menggugurka n daun-daunnya di waktu kemarau.
|
![]() 48
Gambar 2.55 Kayu Sonokeling
Sumber : Google Image
g. Material Logam yang umum untuk furnitur
Dikutip dari http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-
Undergraduate-22355-05%20BAB%20II.pdf, Logam Dalam fisika logam
adalah material yang mempunyai sifat-sifat kua t, liat, keras, dan
mempunyai titik ca ir tinggi. Sifat fisis logam adalah mengkilat, konduktor
panas dan listrik,merenggang jika ditarik, mudah ditempa, berupa padatan
dalam suhu kamar, dapat ditarik oleh magnet, memiliki kepadatan yang
tinggi dan berbunyi nyaring jika dipukul. Hal ini juga berlaku sebaliknya
untuk unsur nonlogam, namun nonlogam dapat berupa padat cair dan gas
dalam suhu kamar.
Beberapa logam terke nal adalah aluminium, tembaga , emas,
titanium, uranium, dan zink. Secara singkat logam da pat diklasifikasikan
menjadi:
-
Logam bera t: besi, nikel, krom, tembaga, timah, seng.
-
Logam ringan: aluminium, barilium, magnesium, titanium, kalsium,
kalium, natrium.
-
Logam mulia: ema s, perak, platina.
-
Logam refraktori: wolfram, molibdem, titanium, zirkonium.
-
Logam radoiaktif: uranium, radium.
|
![]() 49
1. Sta inle ss
Gamba r 2.56 Stainless Tube
Sumber : Google image
Gambar 2.57 Stainless Square
Sumber : Google ima ge
2. Besi
Gambar 2.58 Be si Hollow
Sumber : Google ima ge
|
![]() 50
Gambar 2.59 Besi Tabung
Sumber : Google image
h. Fa bric, Leathe r dan busa yang umum untuk furnitur
Gambar 2.60 Fabric Canvas
Sumber : Google image
Ga mbar 2.61 Leather
Sumber : Google image
|
![]() 51
Gambar 2.62 Busa
Sumber : Google image
i. Kertas daur ulang dari batang pohon pisa ng abaca
Gambar 2.64 Kertas daur ulang
Sumber : Google image
2.1.2 Pengertian hotel
Pengertian hotel menurut Surat Keputusan Menparpostel Nomor. KM 34/ HK
103/ MPPT 1987: "Hotel adalah suatu jenis akomoda si yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan ja sa pelayanan penginapan,
makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara
komersial serta memenuhi persyara tan yang ditetapkan dalam keputusan
pemerintah"
Dikutip dari City Hotel Dikawasan Manggarai I Jakarta Se latan Anindita
Taufani, 2010. Pengertian hotel menurut GraZier Electronis Publishing.Inc
(1995) a dalah: "Hote l adalah usaha komersial yang menyedia kan tempat untuk
menginap, makanan dan pelayanan lain untuk umum" Sedangkan pengertian
hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American
Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Cha rle s E. Stedmon dan Michael
L. Kasavana disebutkan sebagai berikut: "A hote l may be defined as an
|
52
establishment whose primary business is providing lodging facilities for the
general public and which furnishe d one or more of the following services: food
and beverage service, room attendant service, uniformed serviced, laundering
line ns, and use of furnitures and fixtures. " Ya ng dapat diartikan sebaga i berikut:
"Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
kornersial dengan memberikan fasilitas pe ngina pan untuk umum dengan fasilitas
pela yanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kama r,
pela yanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas
perabotan da n menikmati hiasan-hiasan yang ada di da lamnya."
2.1.3 Klasifikasi hote l
Berdasarkan surat keputusa n Menteri perhubungan No.PM.10/P.V.301/pht/77
ta nggal 22 desember 1977 tentang peratura n industry perhotela n dan kla sifikasi
hotel antara lain ditentukan menurut bintang, yaitu mulai bintang satu hingga lima.
Pe rbedaan bintang tersebut di lihat pada fasilitas, peralatan dan mutu serta standar
pelayanan. Penentuan kelas atau bintang diada kan setiap tiga tahun sekali dan
ditetapkan oleh keputusan direktur jendral pariwisata dalam bentuk sertifikat.
Kriteria bintang hotel berdasa rkan buku Data Arsitek, Ernst Neufert, 2002, p.
127, Erlangga. Terda pat 5 kategori adalah.
* Hotel murah (hotel melati)
** Hotel ekonomi
*** Hotel kelas mene ngah
**** Hotel kelas 1
***** Hotel mewah (hotel bintang lima)
Atau me lalui kriteria : jumlah tempat tidur, banyaknya kursi pada ruang khusus,
besarnya ruang ma kan, penawaran khusus.
Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparposte l da n dibuat oleh
Dirje n Pariwisata dengan Surat Keputusan : Kep-22/UNI/78. Rincian klasifikasi
hotel berdasarkan bintang menurut buku Pe ngantar Ak omodasi dan Restoran oleh
Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 ada lah:
|
![]() 53
Ta bel 2.1 Kriteria Umum Hotel Be rbintang
KETERANGAN * ** *** **** *****
Jumlah kamar standart (minimum) 15 20 30 50 100
Jumlah kamar suite (minimum) - 1 2 3 4
Kamar mandi dalam ada ada a da ada a da
Luas kamar standart (minimum) 20m² 22m² 24m² 24m² 26m²
Luas kamar suite (minimum) - 44m² 48m² 48m² 52m²
Kriteria klasifikasi hotel Dikutip dari Marlina, Endy. (2008) Panduan
Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: ANDI. dijelaskan beberapa
klasifikasi hotel se bagai berikut :
Ta bel 2.2 Kriteria Hotel berdasarkan Bintang
No Keterangan ** *** **** *****
1 Secara
Lokasi mudah Sama
Minimum
Minimum
seperti bintang
4.
umum
dicapai
(dengan
ke ndara an
pribadi atau
umum).
seperti
dengan
hotel
bintang 2
seperti pada
fsilitas hotel
bintang 3.
Unsur
Bebas polusi.
Bangunan
dekorasi
indonesia
tercermin di
terawat rapi
da n bersih.
lobby,
restoran,
kamar
tidur, dan
function
Sirkulasi di
da lam
ba ngunan
mudah.
Unsur
room.
de korasi
Indonesia
tercermin pada
|
![]() 54
lobby.
2 Bedroom Minimum
Minimum
Mempunyai
Mempunyai
mempunyai 20
kamar denga n
luasan
22m²/kamar.
30 kama r
standar
dengan
luasan
24m²/kama r
minimum 50
kamar
standa r
dengan
lua san 24m²/
kamar.
minimum 100
kamar standar
dengan luasan
26m²/ kama r.
Memiliki 1
Minimum
kamar suite
dengan luasa n
44m²/ kamar.
Minimum 2
memiliki 4
kamar suite
dengan luasan
52m²/ kama r.
kamar suite Mempunyai
dengan
luasan
44m²/kama r
3 kamar
suite.
Dengan
lua san 48m²/
kamar.
Tinggi minum
kamar 2,6m
tiap lanta i.
Tinggi
Tinggi
minimum
2,6m tiap
lantai.
Tidak bising
Pintu kama r
minimum
2,6m tiap
lantai.
Tinggi
dilengkapi
pengaman.
minimum
2,6m tiap
lantai.
Dilengkapi
dengan
pengatur suhu
kamar di
dalam kamar.
Tata udara
dengan
pengatur
udara.
Dilengkapi
dengan
pengatur
suhu kamar
di dala m
bedroom.
Terdapat
jendela denga n
tirai tida k
tembus sina r
luar.
Dalam tia p
kamar da n
kamar mandi
minimum
terdapat 1 stop
kontak.
Dinding ka mar
|
![]() 55
mandi kedap
air.
3 Dining
Standar luas
Fasilitas
Mempunyai
Memiliki
Room
1,5m²/ tempat
duduk.
dining
minimum 2
buah dining
minimum 3
buah dining
room sa ma
dengan
hotel
berbintang
2.
Tinggi
room, salah
satunya
berupa
coffee shop.
room, salah
satunya
dengan
spesialisasi
ma sakann
(ja panese/
Chinese/
Europan
Food).
ruangan lebih
da ri 2,6m.
Terdapat akses
langsung
de ngan dapur.
Bila tidak
berdamping
a n dengan
Tata udara
de ngan/tanpa
pe ngatur
udara.
lobby maka
harus
dile ngkapi
dengan
kamar
mandi/wc
sendiri.
4 Lobby Harus ada
Me miliki
Mempunyai
Minimum
seperti pada
hotel bintang
4.
Tata udara
luasan
30m².
luasan
minimum
100m².
de ngan AC/
ventilasi
Dilengkapi
Penerangan
dengan
lounge.
Terdapat 2
minimum 150
lux.
toilet umum
untuk pria
dan 3 toilet
umum untuk
wanita
dengan
perlengkapan
nya.
Toilet
umum
minimum 1
buah
dengan
perlengkap
a nnya.
Lebar
|
![]() 56
koridor
minimum
1,6 m.
5 Sarana
Minimum 1
buah denga n
alternatif piliha n
yaitu ; tenis,
golf, fitnes,
biliard, jogging,
taman bermain
anak, olahraga
air (kolam
renang).
Minimum 1
Sama seperti
Minimum
seperti pada
hotel bintang
4.
olahraga
dan rekreasi
buah
dengan
pilihan ;
tenis,
bowling,
golf,
fitnes,sauna
, biliard,
jogging,
diskotik,
dan taman
bermain
anak.
hotel bintang
3 ditambah
dengan
diskotik/
night club
kedap sua ra
dengan AC
dan toilet.
Dengan
tambahan area
bermain anak
(c hildern
playground)
Terdapat
kolam
renag
dewasa
yang
terpisah
dengan
kolam
renang
anak.
Sarana
rekreasi
untuk hotel
tepi pantai
dapat
dipilih da r
|
![]() 57
a lternatif
berperahu,
selancar,
a tau ski air.
Sara na
rekreasi
hotel untuk
gunung
dapat
dipilih dari
a lternatif
hiking,
berkuda
a tau
berburu.
6 Bar / Ca fe - Apabila
Mempunyai
Minimum
kete ntuan
minimum
sama dengan 4.
hotel bintang
3.
seperti pada
hotel bintang
ruangan
tertutup
maka ha rus
dile ngkapi
dengan
pengatur
udara (AC)
dengan
suhu 24° C.
Memiliki
lounge bar.
Lebar ruang
kerja
bartender
setidaknya
1m.
7 Drug Store - Minimum
minimum
Minimum
terdapat
drugstore,
sama dengan
hotel bintang
seperti pada
hotel bintang
|
![]() 58
bank,
mone y
changer,
biro
perjalanan,
air line
agent,
souvenir
shop.
Perkantoran
, butik dan
salon.
3. 4.
Terse dia
poliklinik.
Terse dia
paramedis.
8 Ruang
-
Minimum
minimum
Minimum
sama dengan seperti pada
hotel bintang hotel bintang
3.
4.
Fungsional
terdapat 1
buah pintu
masuk yang
terpisah
dari lobby
denga
kapasitas
minimum
2,5 kali
jumlah
kamar.
Dilengkapi
dengan
toilet apa
bila tidak
satu lantai
|
![]() 59
dengan
lobby.
Terdapat
pre-
fungtion
room.
9 Utilitas
Terdapat
Terdapat
Minimum
Minimum
sama dengan
hotel bintang
3
seperti pada
hotel bintang
4.
penunjang
transportasi
vertikal yang
be rsifat
mekanis (Lift
atau
eskalator).
transportasi
vertikal
mekanis
(lift a tau
e skalator).
kete rsediaa n
Memiliki lift
Ketersediaan
air bersih
minimum
700 liter/
orang/ hari.
Ke tersediaa
air bersih
700liter/
orang/ hari.
Ketersedian
n air bersih
minimum
500 liter/
orang/ hari.
air minimum
300 liter/
orang/ hari.
Dilengkapi
Dilengkapi
instalasi air
panas/
dingin.
dengan
instalasi air
panas/dingin
Daya listrik
Dilengkapi
mencukupi.
dengan
instalasi air
panas a tau
dingin.
Tata udara
Dilengkapi
de ngan/tanpa
pe ngatur
udara.
dengan sentral
video, musik,
teleks, radio,
carcall.
Dilengkapi
Terdapat
dengan
telepon
lokal dan
inte rlokal.
ruang
mekanik.
Komunikasi
de ngan
telepon
saluran dalam
(house phone ),
telepon lokal,
interlokal.
Tersedia
PABX a tau
c abang
c olokan
telepon.
Dilengkap
|
![]() 60
Terdapat
dengan
salura n
sentra l
Video/TV,
radio,
paging,
ca rcall.
fasilitas se ntral
radio, carc all.
Terdapat alat
deteksi
kebakaran
awal pada tia p
ruang, fire
extinguisher,
fire hydra nt,
pintu kamar
tahan api.
Minimum
terdapat 1
ruang jaga.
Terdapat
tempat
penampungan
sampah
tertutup.
Terdapat saluran
pembuangan air
kotor.
10 Business
-
-
-
Di business
Center
cente r ini
tersedia
beberapa staf
yang dapat
membantu
bertindak
sebagai c0-
secretary para
|
![]() 61
tamu yang
ingin
berkomunikasi
dengan kantor
pusatnya
ma upn relasi
bisnisnya.
Selain itu para
tamu dapat
me manfaatka n
pelayanan
dengan akses
internet
me lalui
kamarnya
untuk
reservasi dan
promosi
usahanya, di
samping juga
dapat
me lakuka n
telekonferensi.
11 Restoran - - Main dining
Main dining
room atau
ruang makan
utama yang
menyediakan
makan
internasional.
room atau
ruang ma kan
uta ma yang
me nyedia kan
ma kanan
Perancis atau
internasional
Coffee shop,
|
![]() 62
re storan yang
menyediakan
dan
menyajikan
makan pagi
dengan menu
dan jenis
pelayanannya
lebih
sederhana atau
biasa dise but
re ady on pla te
Restoran yang
spesifik seperti
grill-room,
pizza rea,
japanesse,
oriental
Room service :
re storan yang
melayani dan
menyeiakan
hidangan
makanan dan
minuman
kepada ta mu
hotel yang
engga n keluar
kamar. Atas
dasar pesanan
tamu,
makanan dan
minuman
|
![]() 63
dia ntar
langsung ke
kamar tamu.
Ta ke out
service dan
out side
catering :
untuk lebih
me ningkatkan
pendapatan
penjualan
produk yang
dihasilkan
ole h dapur
hotel, ada
beberapa hotel
yang melayani
pesanan
ma kanan dan
minuman dan
penyelenggara
an perjamuan
di luar hotel
seperti
misalnya
untuk
perjamuan
instansi-
instansi
pemerintah,
perjamuan
kenegaraan
dan instansi-
|
![]() 64
instansi
swasta, Di
samping itu,
toko makanan
berupa kue-
kue yang
dijual pastry
shop yang ada
di hotel juga
melayani
penjualan kue-
kue dan ice
cream untuk
keperlua n
umum.
2.1.4 Klasifikasi jenis hotel berdasarkan lokasi
a. City hote l
City hotel adalah hotel yang terletak di da lam kota, di mana sebagian
tamunya yang menginap mela kukan kegiatan bisnis.
b. Resort hotel
Re sort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana
sebagian besar tamu yang me nginap tidak melakukan kegiatan usaha.
Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain:
1. Mountain hotel (hotel yang be rada di pegunungan)
2. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai)
3. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau)
4. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
5. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)
c. Suburb hotel
Suburb hotel adala h hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang
merupakan kota sa telit yakni pe rtemuan antara kedua kotamadya.
|
65
d. Urban hotel
Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesa an dan jauh dari kota
be sar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya
be rupa desa.
e. Airport hotel
Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan
atau area pelabuhan udara ata sekitar bandar udara.
2.1.5 Kla sifikasi jenis berdasarkan ukuran hotel
Klasifikasi hotel be rdasarkan ukurannya Menurut buku Manajemen
Penyele nggaraan Hotel oleh Drs. Agus Sulastiyono, 2002, klasifikasi hotel
da pat ditentukan berdasarkan :
a. Besa r/kecilnyalbanyak/sedikitnya jumlah ka mar tamu
1. Hotel kecil 25 kamar
2. Hotel sedang 25 kamar, 100 karnar
3. Hotel menengah 100 kamar, 300 ka mar
4. Hotel besar < 300 kamar
b. Kualitas, lokasi dan lingkungan banguna n
c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, sepe rti ruang penerima tamu, dapur,
toilet, dan telepon urnurn.
d. Perlengkapan yang tersedia baik bagi karyawan, tamu ata upun
pengelola hotel
e. Kualitas bangunan
f. Tata letak dan ukuran ruang.
g. operasional/ma najemen
h. Pelayanan (untuk hotel bintang 4 dan 5 pelayanan 24 jam
2.1.6 Kla sifikasi jenis hotel berdasarkan lamanya waktu menginap
Berdasarka n dari Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga
kategori, yaitu:
a. Transit hotel
Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata -rata hanya satu malam.
Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Pe rhotelan dan Restora n, Abd. Rachman
Arief, 2005, yaitu hote l yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah atau transit
yaitu kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apa bila tamu kurang dari 24 jam
|
66
(not over night) maka tarifnya hanya diberikan day rate (50% dari full rate)
serta pemakaiannya disebut day use.
Transit hotel ini umumya berlokasi di daera h dekat dengan pelabuhan
udara (airport), atau pelabuhan laut (harbour), untuk menampung tamu-tamu
atau penumpang yang singgah a tau transit.
b. Semi-residential hotel
Tamu yang menginap lebih dari satu ma lam,mtetapi jangka wa ktu
me nginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu bulan.
c Residential hote l
Tamu yang me ngina p dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit
satu bulan.
2.1.7 Klasifikasi jenis hotel berdasarkan kegiatan pengunjung
Ba nyak kegiatan tamu secara spesifik se lama menginap di hotel karena
dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
a. Olahraga
1. Sport hotel a dalah hotel yang be rada pada kompleks kegiatan olahraga
2. Sk i hotel adala h hotel yang menyediakan area sebaga i tempat bermain
ski.
3. Ba nyak terdapat di negara yang mempunyai empat musim.
b. Bisnis
1. Conforence hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas le ngkap
untuk konferensi.
2. Convention hotel a dalah hotel seba gai bagian dari kompleks kegiatan
konvensi.
c. Cassino
Cassino hotel adalah hotel yang se bagian tempatnya berfungsi
untuk kegiatan berjudi.
2.1.8 Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis pengunjung
Jenis-jenis tamu yang mengina p maksudnya adalah darima na asal-usul
mereka menginap denga n latar belakangnya . Dapat dikla sifikasikan sebagai
berikut:
a. Family hotel
Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.
b. Bussines hotel
|
67
Bussine s hotel adalah tamu yang menginap adalah para usahawan.
c. Tourist hotel
Tourist hotel adalah tamu yang menginap ke banyakan para wisatawan, baik
dome stik maupun dari luar negeri.
d. Cure hotel
Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengoba tan atau
penyembuhan dari suatu penyakit.
2.1.9 Tipe kamar hotel
Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hote l dengan hotel yang lain
tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah
kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan
kamar yang ada di hotel
a dalah sebaga i berikut:
a. Standard room/regular room
Standard room/regular room ada lah kamar yang terdapat di dalam
sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fa silitasnya sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas
yang terdapat di dala m kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi,
meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper.
Keistimewaaa n dari kamar standar yaitu harga kama rnya paling murah di
hotel.
b. De luxe/Superior room
Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel
yang mana kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar
room,
denga n fasilitas yang sama seperti standard room. Bedanya dengan
standard room adalah sebagai berikut:
1. letak kamar strategis
2. arah kamar lebih baik pemandangannya
3. mutu bahan perabotan Iebih baik dari standard
4. untuk ukuran kamar lebih luas dari standard room
5. ca tatan khusus, apabila hotel suda h lama be rdiri, kamar standar yang sudah
direnovasi dijadikan deluxe/supe rior room.
|
68
c. Suite room
Suite room adalah salah sa tu jenis penamaan kamar yang ada di hotel
yang mana kamar tersebut dicirikan de ngan dua ruangan yang te rpisah
dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur.
d. Studio room
Studio room adalah ka mar yang dilengka pi dengan studio be d.
e. J unior suite
Junior suite adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi
dengan standard bed dan hide-away (sofa-bed).
2.1.10 Jenis tempat tidur dan ukurannya
Ada bebe rapa tempat tidur yang ada di hote l, antara lain:
a. Single bed
Single bed adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel
atau akomodasi lain yang usaha nya te rdaftar tidak menggunakan single bed di
dalam kamar.
b. Double bed
Double bed adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang
c. Twin bed
Twin be d adalah tempat tidur ke mbar yang masing-masing hanya dapat
digunakan untuk satu orang. Atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar.
d. Holiday bed
Holiday bed adalah twin bed yang disambung oleh sa tu headboard.
e. Rollaway bed/ex tra bed
Rollaway/extra bed a dalah tempat tidur ta mbaha n untuk menambah
kekurangan te mpat tidur di dalam kamar, karena kapasitas tempa tidur tidak
mencukupi untuk jumlah orang yang menginap.
f. Baby c rib/baby coat
Baby crib/baby coat adalah te mpat tidur khusus untuk bayi a tau anak-
anak.
g. Studio bed
Studio bed adala h sofa yang berfungsi sebagai te mpat tidur.
h. Sofa bed/hide-away/hide-a bed
Sofa bed/hide-away/hide-a bed a dalah sofa yang bagian bawahnya
merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan.
|
![]() 69
i. Murphy bed
Murphy bed adalah sebuah tempat tidur yang bisa dilipa t ke dalam
dinding, sehingga kamar memiliki fungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu.
j. Fold-away bed
Fold-away bed adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan suatu
tempat pe nyimpanan.
Standar ukuran tempat tidur menurut Sugiarto dan Sulatiningrum, dikutip
dari City Hotel Dikawasan Manggarai I Jakarta Selatan Anindita Taufani,
2010. (Pengantar Akomodasi dan Re storan oleh Ir. Endar. Sugiarto, B.A. dan
Sri Sula tiningrum, B.A., 2001)
Tabel 2.3 Ukuran Te mpat Tidur
No. Nama Tempat Tidur Keteranga n Ukuran
1 Crib
28 x 52 inches, tempat tiduk untuk bayi
2 Rollaway 39 x 75 inches, Tempat tidur untuk satu
orang
3 Twin
2 x (39 x 76) inc hes / 2 x (42 x76) inches
4 Three-quarte r Three-quarter
5 Double 54 x 76 inches Ternpat tidur untuk dua
orang
6 Queen 60 x 80 inches Tempat tidur untuk dua
orang
70 x 80 inches Tempat tidur untuk dua
orang
7 King
2.1.11 Pengertian Hotel Bisnis
Mengacu pada Ma rlina Endy dala m bukunya Panduan Pera ncangan
Bangunan Komersial (2008, p.52), hotel bisnis merupakan hotel yang
dirancang untuk menga komodasi tamu yang mempunyai tujuan berbisnis.
Sesua i dengan namanya, pangsa pasar utama dari hotel bisnis adalah orang-
ora ng yang sedang melakukan kegiatas bisnis di sua tu kawasan. Hotel bisnis
dikenal juga dengan nama Commercial Hote l ataupun dengan nama City Hotel.
|
![]() 70
Lokasi yang dipilih relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area
perkantora n ataupun perdagangan dan mudah dicapai. Sesuai dengan fungsinya
yakni sebagai tmpat akomodasi pelaku bisnis, maka fasilitas yang disediakan
akan berkaitan dan mendukung ke giatan bisnis. Fasilitas yang disediakan
antara lain ballroom, banque t room dan business center. Fasilitas business
center sudah disedia kan hote l bisnis sejak akhir abad
Umumnya fasilitas
business cente r dilengkapi peralatan me sin faksimli, komput
internet dan
bahkan teleconference (konferensi jarak jauh). Ditinjau d
karakter
pengunjung, umumnya tamu yang menginap di hotel bisn
relatif sangat
singkat yang berkisar anta ra 1-3 malam per kunjunga
Berikut adalah tabel
karakte r pengunjung hote l bisnis baik secara perseorang
atau grup,
berdasarkan tujuan dan tipe ka mar yang dipesan. Berikut adal
tabel karakter
kegiatan dari buku Hotel Planning and Design:
Jenis Karakter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar Pengunjung Bisnis:
Ta bel 2.4 Tipe Kama r Pengunjung Bisnis
Jenis
Pengunjung Kara kter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar
Grup Single atau double
Konvensi dan
King, twin ,
konvrensi
double-double
Menginap 2-4 malam
Perkumpulan
Kamar mandi
75% pria dan 25%
profesional
yang memiliki
area ganti
pakaiaan
wanita
Rapat pelatihan
Harga tidak
dipermasalahka n
dan perdagangan
Terdapat area
kerja yang baik
Perseorangan Single
Kerja sama bisnis
King
Menginap 1-2 malam
Perdangan
Kamar mandi
standar dengan
shower
85% pria dan 15%
Konvensi dan
wanita
konverensi
Terdapat area
Sangat
kerja
memperhitungkan
biaya
|
71
2.1.12 Pengertian lobby
Dikutip dari Perancangan Interior Lobby Lounge Dan Restoran Hotel
Amaroossa Bali, Yogyakarta, 22 juni 2013, Penulis : Rani Novelia. Lobby
adala h ruangan dimana para tamu atau pengunjung mendapatkan kesan pertama
terhadap hotel. Menurut Smith pada buku Hotel dan Resort, 1979 lobby
merupa kan ruang utama dan ruang tamusebuah hotel yang mutlak adanya, baik
untuk hotel besa r maupun hote l kecil. Sedangkan menurut Friendman Arnold
pada bukunya Interior Design Amsterdam elsevien Nort Holand Inc 1997 :
156 lobby adalah sebuah rua ng kecil atau ruang tunggu pada ba gian depan
sebuah hotel, apa rtemen, gedung bioskop dan lain-la in. Fred Lawson
berpendapat pada bukunya Hotel, Motel and Condominium Design Planning
and Maintenance, Architecture Pres Ltd, London, 1997. Lobby tidak hanya
digunakan sebagai lalu lintas utama pintu masuk dan keluar bagi para tamu
tetapi juga diperguna kan pengunjung bukan tamu ya ng mempunyai keperluan
lain, dan pada bukunya yang lain terbitan 1995 :199 menjelaskan lobby
merupa kan pusat kegiatan pada hotel, memberikan akses ke semua atau sebagian
besar fasilitas umum serta tamu hotel. Ini mencakup sirkulasi, perakitan, dan
ruang tunggu, dengan letak ya ng stra tegis atau tidak jauh dari meja informasi
untuk mendapatkan ba ntuan, yang mengara h langsung ke meja resepsionis,
informasi dan sekaligus kasir. Secara keseluruhan area lobby tergantung pada
ukuran dan kelas hotel, sejauh mana kegiatan mengguna kan lobby dan pola
kedatangan berkaitan dengan jumlah kamar. Daerah penerimaan menyediakan
nomor untuk kegiatan :
1. penerimaan dan pendaftaran tamu
2. Transaksi tunai dan non tunai, penukaran uang, penyimpanan barang
berharga
3. Informasi, kunci, surat, pesan, brosur (concierge)
Layanan ini disediakan melalui counter ata u meja yang dapat dia tur
sebagai stasiun sepanjang me ja panjang (meja depan) atau di wilayah yang
terpisah. Dalam kedua kasus, staff counter harus mempunyai akses langsung ke
kantor memberikan informasi back-up dan layanan supproting (the front office)
|
![]() 72
Untuk area menunggu biasanya disediakan tempat duduk beserta meja
atau coffee table, side table, tempat koran, standing lamp, vas bunga atau pot,
tempat sampah, te mpat brosur, meja resepsionis.
2.1.13 Green design
Gree n design merupa kan konsep dari sebuah de sain yang
memperhatikan pemakaian sumberdaya alam yang memperhatiakan
keadaan bumi dan lingkungan hidup agar tidak merusa k kehidupan,
ekosistem dan alam di bumi. Green tida k se lalu berbicara masalah beracun
ata u tidak, tetapi bisa dari beberapa faktor untuk memutuskan desain yang
green. Bebera pa negera di dunia ini, suda h banyak yang me mperhatikan
keadaan alam demi mencegah kerusakan dan sebagainya. Salah satu
contoh be ntuk nyata dunia menya ngkut konsep green seperti pembe rian
label pada kayu yang disebut FSC.
Gambar 2.64 Logo label FSC
Sumbe r : https://ic.fsc.org/
FSC (Forest Stewardship Council) merupakan sebuah organisasi
internasiona l non-profit yang berdiri pada tahun 1993. FSC bertujuan
untuk mempromosikan ma najemen huta n bertanggungjawab (responsible
forest management) melalui standard setting, sertifikasi yang independen
dan label pada produk huta n. Produk hutan (misal: kayu) berasal dari hutan
yang dikelola secara bertanggung jawab akan diberika n label berupa logo
|
73
FSC. Penggunaan logo akan berlaku ketika se buah perusahaan telah
memeroleh sertifikat.
FSC adalah salah satu bentuk tindakan yang bertujuan mensikapi
keadaan alam di bumi ini. Pemakaian kayu yang banyak tumbuh atau tidak
dalam golongan langka atau nyaris punah, itu juga termasuk dalam
tindaka n yang memperhatikan konsep green yang bertujuan
mempe rtahankan spesies kayu yang langkah.
Selain dari pemaka ian bahan baku, konsep green juga
mempe rhatikan dari penggunaan segi finishing atau faktor penunjang
produk furnitur. Finishing yang dipilih haruslah tidak memiliki kadar
pencemaran lingkungan yang tinggi atau kadar racun ya ng rendah.
Pemakaian ba han pe ndukung lainnya juga penting sepe rti pemakaian kulit,
kain dan sebagainya. Pemilihan harus tepat a gar meminimalisasi dampak
nega tif dari pemakaian bahan merupakan sa lah satu dalam konsep green.
2.1.14 Culture influence (pengaruh budaya)
Pengaruh konten dari luar yang te lah membaur dengan budaya
Indone sia. Budaya yang mempengaruhi dan membaun di Indonesia ada
berbagai macam. Ibu kota Jakarta merupakan salah satu pusa t yang banyak
mengalami pengaruh bebe rapa budaya dari luar. Beberapa buda ya yang
masuk ke indonesia dan me mpengaruhi budaya indonesia yang berada di
Jakarta adala h budaya be tawi yang dipengaruhi oleh buda ya china,
portugis, arab, belanda dan sebagainya. Beberapa budaya yang
mempe ngaruhi budaya Indonesia menjadikan budaya tersebut
teralkulturasi dan menjadi budaya yang dianggap biasa berada di Indonesia
terutama di Jakarta. Budaya china adalah
sala h satu budaya yang
teralkulturasi dari pengaruh pe rdagangan pada masa lampau. Budaya
tersebut ba nyak mempengaruhi dari beberpa sektor, dari keturunan,
prilaku, makanan, busana, arsitektur, interior dan sebagainya.
Penerapan pengaruh asing, dapat diaplikasika n diberbagai sektor
terutama arsitektur dan interior. Bentuk-bentuk arsite ktur dapat
menggunakan filosofi dari budaya china dan diaplikasikan sesuai
kebutuhan desain tersebut.
|
![]() 74
2.1.15 Data antropometri dan ergonomi
Berdasarkan dari deskripsi tentang kursi, pe nulis ingin merancang
kursi untuk lobby ya ng biasanya dalam kategori kursi tamu atau kursi
tunggu dan aksesoris penunjang area lobby dan sekita rnya. Selain ke giatan
reservasi kegiatan yang pasti di lakukan diarea lobby adalah menunggu.
Menunggu yang biasanya dilakukan bertujuan untuk menunggu taksi atau
jemputan atau menunggu tema n atau pun klien. Kegiatan yang dila kukan
dengan duduk. Aktifitas yang dilakukan sa at duduk ada yang
menggunakan handphone a tau tablet, membaca koran atau majalah,
berbincang dengan re kan.
Gambar 2.65 Gene ral Purpose Chair
Sumber : Human Dimension & Interior Space
|
![]() 75
Gambar 2.66 Tempat duduk konfigurasi melingkar
Sumber : Human Dimension & Interior Space
Gambar 2.67 Tempat Duduk Konfigurasi Sudut
Sumber : Human Dimension & Interior Space
|
![]() 76
Gambar 2.68 Tabel Ukura n
Sumber : Human Dimension & Interior Space
Acuan standa r ukuran kursi tamu berdasa rkan buku human
dimension secara garis besar tertera pa da gambar diatas. Hal-hal yang
harus diperhatikan saat perancanga n kursi tersebut adalah.
a. Tinggi dudukan kursi berkisar antara 35cm
43cm.
b. Ketebalan dudukan disesuaikan dari pengunaan material.
c. Kemiringan sandara n berkisar 100° - 105°.
d. Kemiringan dudukan berkisar antara 5° - 8°.
e. Lebar kursi 60cm -
90cm.
f. Lebar dudukan 45cm - 60cm.
2.2 Tinjauan khusus
2.2.1 Data survey
Survey dilaksana kan dilokasi tempat akan me lakuka n penelitian, Yaitu
hotel yang be rada dia rea se kitar Jakarta yang berbinta ng 4 atau 5. Pada
pengamatan dilangsungkan di area lobby hotel tersebut, te rutama pada fasilitas
tempat duduk pada lobby.
a. Novotel Hotel Ma ngga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Raya No 1
b. Red Top Hotel, Jalan Pecenongan no 72
c. Grand Mercure, Jalan Gunung Sa hari Ra ya No 1
|
![]() 77
2.2.1.1 Hotel Novotel Mangga Besar ( Hotel Utama)
Gambar 2.69 Ba ngunan fisik Novotel
Pada tanggal 8 Agustus 2005, Accor sebagai pemimpin Eropa dan
salah satu kelompok terbesar di dunia dalam perjalanan, pariwisata dan
jasa perusahaan, tela h meluncurkan Novotel pertama di Ja karta , Novotel
Jakarta Mangga Dua Square, memperkuat posisinya sebagai internasional
bintang empat te rkemuka hotel di Jakarta
Novotel Ja karta Mangga Dua Square menarik bagi tumbuh klien
korporasi Jakarta, menargetkan pelancong bisnis internasional dan
domestik dan pasar rekreasi Indonesia pada a khir pekan dan hari libur.
The Novotel mele kat ke kompleks Ma ngga Dua Square dengan
berbagai makanan, fashion, dan toko-toko elektronik . Hote l ini memiliki
363 kamar, state of the art peralatan termasuk WIFI di semua bidang ,
ukuran Olimpiade kolam renang dengan resort banding dan bayi kolam
renang, dilengkapi denga n The Square Restaurant dengan kapasitas 200
kursi untuk sarapan, maka n siang dan makan malam, The Lounge bar
dengan hidup hiburan sehari-hari, 24 jam layanan kamar, Fitness
komprehensif dan spa, serta Bisnis Center. Novotel Jakarta Mangga Dua
Square a dalah tempat yang ideal untuk bisnis dan liburan.
|
![]() 78
a. Struktur organisasi
Untuk hote l bintang 4 de ngan golongan hotel Mid scale hotel dengan
jumlah kamar yang mencapai 363, memiliki struktur organisasi yang
cukup kompleks, berikut gamba r struktur organisasi dari hotel Novotel
Mangga Dua Square.
Gambar
2.70 Struktur organisasi
b. Da ftar kamar
1. Kama r standar
Kama r luas dgn 1 tempat tidur King atau 2 single, bak mandi atau
shower dalam kamar, sofa, area kerja, TV dengan film dan akses
internet berbayar, koneksi broadband. Untuk 2 dewasa dan 1 anak.
2. Kama r superior
Kama r modern dan luas, 1 tempat tidur king atau 2 single, bak mandi di
kamar dengan shower terpisah, sofa, area kerja ergonomis luas, TV
denga n film dan akses Internet berba yar, koneksi broadband, lebih le ga
dgn pemandangan kota. 2 dewasa dan 1 anak.
|
79
3. Kamar eksekutif
Kamar ini menyambut Anda seperti VIP dengan segala ke butuhan Anda
untuk menginap de ngan nyaman: le bih lapang, pe mandangan kota, bak
mandi dan shower terpisah. Untuk 2 dewasa dan 2 anak
4. Lantai eksekutif
Kamar di Lantai Premier, Supe rior atau Executive mempe rlakukan
Anda seperti VIP: Internet
WIFI, TV, pemandangan kolam renang dan
a kses ke Lounge de ngan layanan sarapa n, perpustakaan dan lainnya.
Untuk 2 dewasa dan 2 anak.
c. Analisa lokasi
Lokasi tempat diberla kukannya penelitian ada lah di hotel Novotel
Mangga Dua Square , Jalan Gunung Sahari Raya No 1. Lokasi hotel ini
berada dipusat pe mbelanjaan Mangga Dua, tempat yang sangat setrategis
dan juga menjadi pusat para pebisnis. Akses menuju ja lan tol kearah
bandara yang c ukup mudah dijangka u, menambah poin untuk hotel ini.
Juga dekat dengan stasiun kota dengan hanya dapat me naiki angkutan
umum seperti angkot, maupun taksi. Untuk akses ke kota lainnya juga
terdapa t fasilita s umum seperti angkutan Bus Trans Jakarta yang dapat
diakses dengan berjalan tidak jauh dari lokasi hotel. Namun untuk keadaan
aktifitas lalulintas, wilayah ini te rbilang kawasan yang cukup sering terjadi
kemacetan ditambah dengan kondisi pasca be ncana banjir beberapa bulan
yang lalu menyebabkan kondisi jalanan menja di makin rusak. Akan tetapi
kondisi itu sudah ditanggapi pemerinta h daerah dengan dibenahi jalanan
yang rusak agar bisa dilalui oleh kendaraan pribadi amupun umum.
|
![]() 80
Gambar 2.71 Site map
Sumber : Google Maps
Berikut penampakan sekitar hotel :
Ga mbar 2.72 Tampa k citra lokasi
Sumber : Google maps
|
![]() 81
Gambar 2.73 Foto dari selatan gedung
Gambar 2.74 Foto seberang gedung 1
Terdapat ruko-ruko pusat niaga, terdapa t dealer motor Kawasaki,
kantor penjualan tiket penerbangan Sriwijaya Air, te rdapat bank BNI juga
terdapa t gedung Ma spion Plaza.
|
![]() 82
Gambar 2.75 Foto sebe rang gedung 2
Ga mbar 2.76 foto perlinta san kereta api dan jalur bus Trans Jakarta
|
![]() 83
Gambar 2.77 Foto akses pintu masuk ge dung
Gambar 2.78 Foto sebe rang pintu masuk
|
![]() 84
Gambar 2.79 Gedung kantor polsek metro sawah besar
Bagia n timur a tau se berang hotel terdapat gedung kantor Polsek
Metro Sawah Besar, dan juga terdapat Dealer Suzuki dan tedapat mini
marke t seperti Sevel (Seven Eleven).
Gambar 2.80 WTC Mangga Dua
Sumber : Google Maps
|
![]() 85
Gambar 2.81 Ruko-ruko Ma ngga Dua Square
Gambar 2.82 Foto sungai terusan Ciliwung
Sebelah utara hotel terdapat ruko-ruko serta pusa t penjualan mobil
bekas terbesar yaitu WTC Mangga dua dan bagian depan hotel terdapat
sungai terusan Ciliwung dan jalan raya yang terdapat di depan hotel yaitu
jala n Gunung Sahari.
Gambar 2.83 Novotel Mangga Dua Square
|
![]() 86
Terda pat fasilitas Bus Trans Jakarta yang letak halte Bus Trans
Jakarta yang tidak jauh dari hotel Novotel.
d. Analisa Arsitektur
Gambar 2.84 Penampakan gedung hotel Novotel
Sumber : Google Image
Gambar 2.85 Arsite ktur Novotel hotel
|
![]() 87
Arsite kture gedung hotel Novotel Mangga Dua Square terlihat
sangat mode rn dengan bentuk-bentuk kotak dan sudut yang dominan serta
dari unsur garis huga terasa. Gedung Novotel berada di pusat perbela njaan
Mangga Dua Square, tetapi untuk akses pintu masuk hotel dan gedung
perbela njaan terpisah. Dari sisi arsitektur tidak begitu terlihat desain yang
menarik atau istimewa, gedung hotel dibangun bersamaan dengan
pembangunan Mangga dua square pada tahun 2005.
Gambar 2.86 Swiming pool
Gambar 2.87 Receptionist counter
|
![]() 88
Gambar 2.88 Information counter
Gambar 2.89 Bench dan akse soris lobby
Gamba r 2.90 Kursi tamu da n coffee table
|
![]() 89
Pada kursi tersebut menggunakan material fabric warna abu-abu
cerah dengan bentuk bulat da n menggunakan cushion. Pada saat diduduki
terasa terlalu dalam menyebabkan armrest terasa terlalu tinggi. Terlihat
untuk area yang minim dengan jumlah kursi yang se dikit.
Gambar 2.91 Area Kursi Tamu
2.2.1.2 Redtop Hotel (Hotel Pembanding 1)
Gambar 2.92 Site map Re dtop Hotel
Sumber : Google Maps
|
![]() 90
Gambar 2.93 Re dtop hotel
Sumber : Google image
Redtop Hotel & Convention Center adalah hotel bintang 4 yang telah
menjadi pilihan fa vorit bagi wisatawan bisnis yang membutuhkan
akomodasi kelas satu di Jakarta dekat pusat distrik bisnis utama. Kami
menawarkan se mua fasilitas modern dan kenyamanan untuk membuat
Anda merasa di rumah jauh dari rumah.
The Redtop hotel & convention center ada lah hotel eksekutif
dengan
semua fasilitas untuk meraya kan pertemuan bisnis atau acara di Jakarta
Pusat. The Hotel yang strategis terletak di Jalan Pecenongan 72 dekat
dengan distrik komersial dan bisnis di Jakarta Pusat. Hal ini dekat dengan
perdagangan dan pusat perbelanjaan, hiburan dan tempat rekreasi, serta
kantor-ka ntor pemerintah dan bisnis. Sta ndar keamanan dianggap di antara
yang terbaik.
|
![]() 91
Gambar 2.94 Receptionist counter
Gambar 2.95 Area tunggu di ruang lobby
Gambar 2.96 Kursi lobby
|
![]() 92
Kursi lobby hotel Redtop menggunakan sofa ya ng mengguna kan
material kulit sintetis berpattern floral. Dengan warna abu-abu, dengan
bantalan dudukan yang cukup tebal tetapi terasa kaku saat diduduki.
Gambar 2.97 Lampu dan wall treadment
Gambar 2.98 Kursi Restoran
|
![]() 93
Untuk kursi hotel ini lebih terlihat terkonsep dibandingkan kursi
pada lobby. Pola garis terlihat jelas pada armrest kursi yang kemudian pola
garis juga diterapkan pada wall treatment pada colom
gedung. Dengan
penekanan memakai warna coklat.
Pengunjung yang data ng banyak dari kalangan pemerintaha n dan
mayoritas berjenis kelamin pria yang kebanyakan datang untuk kegiatan
bisnis seperti beberapa orang pemerintahan yang datang.
2.2.1.3 Grand Mercure hotel ( Hotel Pembanding 2 )
Gambar 2.99 Site map Grand Mercure hotel
Sumber : Google Maps
Gambar 2.100 Grand Mercure hotel
Sumber : Google image
|
![]() 94
Grand Mercure Jakarta Harmoni, hote l internasional bintang 5, 483
kamar dan suite memberikan pengala man khas. Berlokasi strategis di area
CBD, seberang Gajah Mada Shopping Mall, 5 menit dari Istana Presiden,
Tugu Monas, dan deka t daerah perdagangan Pecinan, Kota dan Batavia
Lama. Fasilitas berdesain modern, grand ballroom yang sempurna untuk
acara pernikahan atau
konvensi. Pusat kebugaran, Spa dan kolam renang
tersedia di lantai lima untuk bersantai dan me manjakan diri.
Keistimewaan hotel ini adalah dengan 483 kamar, 6 ruang
pertemuan da n 1 grand ballroom, Grand Mercure Jakarta Harmoni cocok
untuk perte muan besar dan konvensi hingga 1200 delegasi. Nikmati
masakan china asli di Han Palace Restaurant.
Gambar 2.101 Lobby dan a rea tunggu
Sumber : Google Image
Pada lobby hotel ini, untuk kursi tunggu pada area lobby juga
mengalami masalah yang hampir sama pada hotel Novotel. Jumlah kursi
panjang yang sedikit dengan alasa n karena area untuk kursi tunggu ini
yang minim me nyebabkan furniture yang digunakan terbatas dengan
fungsi yang seadanya. Disamping memang be rtujuan agar pe ngunjung
|
![]() 95
tidak berlama-lama untuk diarea tunggu tetapi terkadang kebutuhan akan
tempat duduk yang lebih disaat pengunjung yang datang cukup banyak.
Gambar 2.102 Receptionist counter
Untuk pengunjung masih sama ya itu para pebisnis dan karyawan.
Tetapi untuk pengunjung luar negeri cukup banyak yang menginap atau
melakukan kegiatan di hotel ini. Teta pi pengunjung domestik jg tidak
terlalu sedikit, pe ngunjung yang datang juga cenderung lebih banyak kaum
lela ki dibanding wanita.
Gambar 2.103 Cafe atau bar longe
|
![]() 96
Gambar 2.104 Lobby lounge
Gambar 2.105 Meja dan kursi makan restoran
Kursi makan yang digunakan menggunakan material kayu serta
diselimuti fabric dengan 2 warna dan pattern yang berbeda. Tetapi untuk
pemakaia n fabric kurang tepat, karena jika te rjadi tumpah cairan makan
ata u minuman menye babkan noda yang susah hilang nantinya.
|