BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.  Teori Umum
Dalam  pembuatan Major Project  ini  memakai landasan teori dari b erbagai sumber
referensi  dan  pen garang  untuk  membuat  sistem  yang  baik  dan  memenuhi  syarat 
sehingga terjadinya p roses bisnis yan g baik pad a perusahaan.
2.1.1.  Penjualan
Menurut O’brien  (2005:p13)  Sistem  informasi penjualan  adalah suatu sistem yang 
berdasarkan  p ada  informasi  yang  bertujuan  untuk  mendukun g  berbagai  kegiatan  yaitu 
membantu menyampaikan  barang  dan  jasa  yang  dibutuhkan  pelanggan,  mengumpulkan  
pembayaran  untuk barang dan jasa, dan  memuaskan kebutuhan pelanggan dengan  tujuan 
untuk saling men guntungkan secara berkelanjutan  baik bagi penjual dan pembeli. 
2.1.2.  Website
Menurut Rainer  (2011:p142)  Internet  ad alah  Collectively, all  of  the web p ages of 
a particular company or individual.
Website terbagi menjadi dua macam, yaitu:
• 
Website Statis (Static Web Page)  adalah halaman web yang disimpan pada  server 
yang  biasanya  hanya  ditulis  dalam  bah asa  HTML.  Biasan ya  hanya  terdiri  dari 5  
halaman dan sering diseb ut sebagai website klasik. 
• 
Dynamic  Web  Page  (Dynamic  Web  Page)  adalah  halaman  yang  disimpan  pada 
server  namun  terdiri  dari  beberapa  struktur   direktori  yang  berbeda-beda.  
Halaman web han ya berubah sesuai dengan kriteria yan g ada pada kode. 
  
2.2.  Teori Khusus
Pada  bagian  ini,  akan  dijabarkan  tentang  teori-teori  khusus  e-commerce.  Teori-
teori  yang  dijabark an  berasal dari  berbagai  sumber,  hasil tinjauan  pustaka seperti  jurn al 
dan  buku-buku  yang  berkaitan.  Berikut  teori-teori  khusus  yang  berhub ungan  dengan 
skripsi ini. 
2.2.1.  E-Commerce
Menurut  Turban  et  al  (2012:38)  Perdagangan  elektronik  (electronic  commerce, 
disingkat EC, atau e-commerce) mencangkup p roses pembelian,  penjualan, transfer, atau 
pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. 
Beberapa  orang  memandang  istilah  perdagangan  (e-commerce)  han ya  untuk 
menjelaskan  transaksi  yang  dapat  dilakukan  antar  mitra  bisnis.  Jika  definisi  ini 
digunakan,  beberapa  orang  menyadari  bahwa  istilah  e-commerce  sangat  sempit. 
Sehingga,  banyak  yang  menggun akan  istilah  e-b ussines  sebagai  istilah  p enggantinya. 
Bisnis  elektronik (electronic  bussines atau e-bussines)  men garah  pada  definisi  EC  yang 
lebih  luas,  tidak  adan ya  pembelian  dan  penjualan  baran g  saja.  Tetapi  juga  layanan 
pelanggan,  kolaborasi  dengan  mitra  bisnis.  Lainnya  memandan g  ebussines  sebagai 
“aktivitas  selain  pembelian  dan  penjualan”  di  internet,  seperti  kolaborasi  dan  aktivitas 
intra bisnis. 
Menurut  Chaffey  (200 9:p10)  e-commerce  sering  dianggap  sederhana  untuk 
merujuk  kepada  pembelian  dan  penjualan  yang  memakai  internet.  Ban yak  komentator 
mengartikan  e- commerce  sebagai  keseluruhan  transaksi  uan g  yang  dijembatani  secara 
elektronik  antar a  satiu  organisasi  dengan  pihak   ketiga  yang  telah  setuju  sebelumnya 
dengan  definisi  ini  maka  transaksi  non-finansial  seperti  permintaan  pelanggan,   untuk 
informasi yang lebih lanjut akan dipertimbangkan menjadi bagian dari e-commerce: 
• Perspektif Komunikasi 
Pengiriman informasi, produk/jasa atau pembayaran dengan cara elektronis. 
• Perspektif Proses Bisnis 
Aplikasi dari teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan alur kerja. 
• Perspektif Servis/Layanan 
  
Memungkinkan  adanya  pemotongan  biaya  bersamaan  dengan  meningkatnya 
kecepatan dan ku alitas dari keluaran bisnis. 
• Perspektif Online     
Membeli dan menjual pr oduk serta informasi secara online. 
2.2.1.1. Kategori E-Commerce
Menurut Chaffey (2009:P.26) model  bisnis atau  konsumen dari transaksi e-
commerce meliputi:
• Business to Business (B2 B) 
Aktifitas  yang  men gacu  pada  keseluruhan  bagian  dari  e-commerce  yan g 
dapat terjadi anatara dua  organisasi atauperusahaan untuk kepentingan bisnis. 
• Business to Consumers (B2C) 
Aktifitas  e-commerceyan g  mengacu  pada  pertukaran  atau  transaksi  antara 
bisnis (perusahaan/organ isasi) dan pelanggan. 
• Peer to Peer  (P2P) 
Pertukaran  yang  melibatkan  proses  transaksi  antara  dan  dalam  pelanggan 
(sesama pelan ggan). 
• Consumer to Business (C 2B) 
Para  pelanggan  dapat ber satu padu bersama untuk mewakilkan diri mereka 
sebagai sekumpulan pembeli dalam hubungan C2B (Consumer-to-Business). 
2.2.1.2. Proses E-commerce dalam Dunia Bisnis
Menurut Irmawati (2011:p98) E-commerce akan merubah semua kegiatan  
marketing  dan   juga  sekaligus  memangkas  biaya-biaya  oper asional  untuk 
kegiatan trading (perdagangan).  
  
Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :  
a.  Presentasi elektronis (pembuatan website) untuk produk dan layanan.  
b.  Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.  
c.  Otomatisasi  akun  pelanggan  secara  aman  (baik  nomor  rekening  maupun 
nomor Kartu Kredit). 
d.  Pembayaran  yang  dilakukan  secara  Langsun g  (online)  dan  penanganan 
transaksi. 
  
  
2.3. Strategy Process Models
 
Ga mbar 2.1. Generic strategy process model
Sumber: Chaffey (2009:p267)
  
2.3.1. Strategic Analysis
Menurut  Chaffey  (2009:p269)  Strategic  Analysis  adalah  Pengumpulan  dan  review 
informasi  tentang  proses  dan  sumber  daya  internal organisasi  dan  faktor  pasar  ekstern al 
untuk menginformasikan definisi strategi. 
 
Gambar 2.2. Element of strategic situation analysis for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p270)
Strategic Analysis atau Situation Analysis mencakup dari:
sumber daya  internal  dan proses dari perusahaan untuk menilai kemampuan e-bisnis  dan 
hasilnya sampai saat ini dalam konteks kajian aktivitasn ya di pasar; 
Micro  environment,  termasuk  permintaan  dan  perilaku  pelanggan,  aktivitas  pesaing, 
struktur pasar, dan hubungan dengan supplier, partner, dan perantara;
  
Macro environment  dimana  perusahaan  beroperasi,  ini  termasuk pembangunan  ekonomi 
dan regulasi  oleh  pemerintah dalam bentuk hukum dan pajak  bersamaan dengan kend ala 
sosial dan etika.
SLEPT
Menurut  Chaffey  (2009:p193),  untuk  menekankan  pentingn ya  hukum  dalam 
mempengaruhi  praktek  pemasar an  Internet  maka  digunakan  SLEPT  framew ork.  
SLEPT  itu  adalah  singkatan  dari  factor  Social,  Legal,  Economic,  Political,  dan
Technological. Faktor dari SLEPT adalah:
• 
Social factors 
ini  termasuk  pengaruh  persepsi  konsumen  dalam  menentukan  penggunaan  
internet untuk kegiatan  yang berbeda. 
• 
Legal and ethical factors 
Menentukan  metode  yang  dapat  mempromosikan  produk  d an  dijual  secara 
online. Pemerintah berusaha untuk melindungi hak individu atas privasi.
• 
Economic factors 
Variasi  dalam  kinerja  ekonomi  di  berbagai  negara  dan  wilayah  mempengaruhi 
pola belanja dan p erdagangan internasional. 
• 
Political 
Pemerintah  nasional  memiliki  peran  penting  dalam  menentukan  kontro l  dari 
Internet den gan peraturan. 
• 
Technological factors 
Perubahan  teknologi  menawarkan  kesempatan  baru  dengan  cara  produk  dapat 
dipasarkan 
Stage models of e-Business development:
  
1.  Image and Product Information 
Halaman website yang berisikan tentang pemasaran dan iklan. 
2.  Information Collection 
Pertanyaan yang difasilitasi melalui formulir online. 
3.  Customer Support and Service 
‘web self-service’   di dorong  melalui frequently  asked  questions  (FAQ) d an  terdapat
kemampuan untuk bertanya secara online. 
4.  Internal Support and Service 
Intranet pemasaran dibuat untuk membantu proses dukungan. 
5.  Transactions 
Transaksi  keuan gan  seperti  penjualan  online  dimana  relevan  atau  penciptaan sistem 
e-CRM di mana pelanggan dapat mengakses produk secara rinci. 
Sell-side  e-Commerce,  Chaffey  et  al  (2009:p271)  menyatakan  terdapat  enam  pilihan 
untuk sebuah perusahaan dapat memutuskan jasa pemasaran pada system online:
  Level 0 
Tidak ada situs web. 
  Level 1 
Basic  web  presence.  Perusahaan  menempatkan  sebuah  entri  pada  sebuah  situs  web. 
Sehingga  oran g-orang  yang  sedang  surfing  di  web  dapat  men yadari  keberadaan 
perusahaan.
  Level 2 
Simple  static  international  website.  Terdapat  informasi  dari  perusahaan  dan 
informasi dari produk, kadang-kadang disebut sebagai ‘brochureware’
  
  Level 3 
Simple  interactive  site.  Pengguna  dapat  mencari  situs  dan  mendapatkan   informasi 
tentang ketersediaan dan  harga
  Level 4 
Interactive  site  supporting  transactions  with  users.  Fungsi  yang  ditawarkan  akan 
bervariasi  sesuai  dengan  dengan perusahaan  itu sendiri.  Biasanya  fitur tersebut  akan  
terbatas han ya pada pembelian secara online.  
  Level 5 
Fully  interactive  site  supporting  the  whole  buying  process.  Menyediakan 
relationship  marketing  dengan  customer  secara  individu  dan  memfasilitasi
marketing exchanges. 
Application Portfolio Analysis
Analisis  dalam  portofolio  aplikasi  bisnis  pada  bisnis  untuk  memperkirakan  kapabilitas 
system  informasi  saat  ini  dan  juga  untuk  memberi  informasi  tentang  strategi  di  masa 
depan.  
  
Gambar 2.3. Portfolio Analysis
Sumber: Chaffey (2009:p273)
Demand Analysis
Menurut Chaffey  (2009:p276), Penaksiran dari permintaan layan an e-commerce diantara 
segmen  customer  lama  dan  customer  baru.  Ini  bisa  diketahui 
d engan  cara  menan yakan 
ini kepada pasar: 
  
• 
What percentage of customer businesses have access to the Internet? 
• 
What  percentage  of members  of  the buying  unit in  these  businesses  have  access 
to the Internet?
• 
What p ercentag e of customers are prepared  to p urchase your particular product 
online?
• 
What  percentage  of  customers  with  access  to  the  Internet  are  not  prepa red  to 
purchase  online,  but  are  influenced  by  web-based  information  to  buy  products 
offline?
• 
What  is  the  popularity  of  different  online  customer  engagement  devices  such  as 
Web 2.0 features such as  blogs, online communities and RSS feeds?
• 
What  are  the  barriers  to  adoption  amongst  customers  of  different  channels  and 
how can we encourage adoption?
2.3.2.  Strategic Objective
Strategic Objective adalah pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. 
  
  
Gambar 2.4. E lements of strategic objective setting for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p282)
Menurut  Chaffey  (2009:p281),  menentukan  dan  mengkomunikasikan  tujuan  strategi 
organisasi merupakan elemen kunci dari setiap model proses strategi karena: 
1.  Definisi  dari  strategi  dan  elemen  penerapan  strategi  harus  diarahkan  kepada 
bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan 
2.  Keberhasilan  keseluru han  strategi  e-business  akan  dinilai  dengan 
membandingkan  hasil  aktual  terhad ap  tujuan  dan  mengambil  tindakan  untuk 
meningkatkan strategi 
3.  Jelas,  tujuan  yang  realistis  membantu  mengkomunikasikan  tujuan  dan 
signifikansi dari inisiatif e-bisnis untuk karyawan dan mitra 
Vision  dan  Mission  adalah  sebuah  rin gkasan  singkat  mendefinisikan  ruang  lingkup  dan 
tujuan  yang  luas  saluran  digital  organisasi  di  masa  depan,  menjelaskan  bagaimana 
mereka  akan  memberikan  kontribusi  pada  organisasi  dan  dukungan  pelanggan  dan 
interaksi dengan mitra. 
Jelassi and  Enders (2009)  menjelaskan  bahwa dalam menentukan mission harus terdapat 
definisi dari:
  Business  Scope  (where?),  Pasar  termasuk  produk,  segmen  pelanggan  dan 
geografi di mana perusahaan ingin bersaing secara online. 
  Unique  C ompetencies  (how?),  Sebuah  tampilan  tentang  bagaimana  perusahaan 
akan memposisikan dan membedakan dirinya dengan pesaing. 
  Values  (why?),  Ini  adalah  unsur  emosional  yang  dapat  menunjukkan  apa  yang 
menginspirasi organisasi. 
Pada  buku  Chaffey  (20 09,  p:288),  dalam  menentukan  objective  dari  e-business  harus 
SMART dan juga harus efisien dan efektif. Yang dimaksud SMART adalah:
  Specific,  apakah  tujuan  sudah  cukup  rinci  untuk  mengukur  masalah  yang  ada  di 
dunia nyata dan kesempatan? 
  Measureable,  Dapatkah  atribut  kuantitatif  atau  kualitatif 
diterapkan   untuk 
membuat metrik? 
  Actionable, Dapatkah informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja? 
  
  Relevant,  Dapatkah  informasi  diterapkan  untuk  masalah  spesifik  yang  dihadapi 
oleh manager? 
  Time-related,  Apakah  tujuan  berhubungan  den gan  jan gk a  waktu  yang 
ditetapkan? 
2.3.3.  Strategy Definition
Menurut  Chaffey  (2009:p295),  Strategy  definition  adalah  formula
review  dan 
pemilihan strategi untuk mencapai tujuan str ategi. 
  
Gambar 2.5. Elements of strategy definition for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p296)
Decision 1: E-business channel priorities 
Disini  menjelaskan  untuk  menganalisa  bisnis  organisasi  tersebut  system  penjualann ya 
seperti apa. Terdapat 3 sistem penjualan  yaitu: 
  Bricks and Mortar 
  
Belum  menggunakan  fasilitas  internet.  Disini  semuanya  masih  menggunakan  cara 
tradisional atau masih mengandalkan toko fisik. 
  Bricks and clicks 
Perpaduan  antara  transaksi  online  dan  offline.  Yang  maksudnya,  penjualan  ataupun 
pembelian dilakukan pada toko fisik dan juga secara online.  
  Clicks 
Seluruh  transaksi  berjalan  secara  online,  disini  keseluruhan  system  ju ga  berjalan 
secara online dan juga terdapat customer service juga untu k melayani customer pada 
website. 
Decision 2: Market and product development
Pada  decision  ini  menjelaskan  tentang  strategi  pendekatan  kepada  pasar  agar  produk 
yang dikirimkan dapat diterima pada pasar. 
Decision 3: Positioning and differentiation strategies
Di  bagian  ini  menjelaskan  tentang  strategi  untuk  penempatan  dan  perbedaan  antara 
produk  yang  dimiliki  dengan  produk  lain.  Disini  menjelaskan  apa  yang  dilakukan  oleh 
perusahaan untuk membedakan produknya dengan produk pesaing lainnya.  
Decision 4: Business and revenue models
Pada bagian  ini menjelaskan  tentang  bagaimana  business  dan  revenue  model  yang akan 
di implementasi nanti. Terdapat 3 bentuk revenue model  yaitu: 
  Transactional e-commerce sites 
Retailers or media owners can sell on white labeled  services through their online 
presence such as ISP, e-mail service or photo sharing services
  Companies  can  gain   commission  through  selling  products  which  are 
complementary. 
Decision 5: Marketplace restructuring
Elektronik  komunikasi  menawarkan  kesempatan  untuk  struktur  pasar  yang  baru  yang 
dibuat  melewati  disintermediation,  reintermediation,  dan  countermediation  pada  pasar. 
Pada bagian ini dibagi menjadi 2 yaitu sell-side  dan buy-side. 
Berikut adalah strategi yang digunakan untuk bagian sell-side 
  Disintermediation (sell-direct) strategy. 
Pada bagian ini organisasi menjual secara langsung kepada customer 
  
  Create new online intermediary (countermediation) strategy. 
Perusahaan   membuat  website  penjualan  yang  baru  kembali  untuk  menjual  produk 
perusahaan. 
  Partner with new online or existing intermediary or retailer strategy 
Perusahaan   bekerja  sama  dengan  online  retailer  seperti  (Amazon,  eBay)  untuk 
membantu menjual produk yan g dijual. 
  Do nothing 
Tidak melakukan apa-ap a. 
2.3.4.  Strategy implementation 
Menurut  Chaffey  (2009:p313),  Strategy  implementation  adalah  perenc
aan,  tindakan  
dan pen gendalian yan g d iperlukan untuk mencapai tujuan strategi.  
  
Gambar 2.6. Elements of strategy implementation for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p313)
  
2.3.4.1.  Planning
Pada  tahap  planning  ini  untuk  merencanakan  tentang  bagaimana  pembuatan  proyek 
berjalan. Agar proyek dapat berjalan dengan lan cer, maka terdapat 4 elemen seperti yang 
dijelaskan oleh Chaffey (2009:p574): 
  Estimation 
Mengidentifikasi  aktifitas  yang  bersangkutan  di  dalam  proyek  dengan  membuat  ‘work 
breakdown structure’ (WBS).  
  Resource allocation 
Setelah  membuat  WBS,  setelah  itu  dipaparkan  resource  apa  saja  yan g  diperlukan  pada 
setiap aktifitas-aktifitas tersebut. 
  Schedule 
Setelah  menentukan  resource  apa  saja  yang  dibutuhkan,  l
membuat  jadwal  yang 
menjelaskan  setiap  aktifitas dilakukan  selesai  dalam waktu  bera
lama  tergantung dari 
ketersediaan dan skills dari orang yang melakukan aktifitas tersebut. 
  
Gambar 2.7. Scheduling
Sumber: C haffey (2009:p577)
  
  Monitoring and control 
Membuat  milestone  untuk  orang  yan g  mengerjak
proyek  tersebut  sehingga  aktifitas 
yang dilakukan dapat di monitor secara detail.  
2.3.4.2.  Process modeling
Menurut  Chaffey (2009:p610) Pendekatan  tradisional  untuk menganalisa  system dan  
metode  desain  adalah  bagian  d ari  metodologi  seperti  Structured  Systems  Analysis  and 
Design Methodology (SSADM), pendekatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan: 
  Proses dan sub proses 
Keter gantungan antara proses 
Input (resources) yang diperlukan pada proses dan output 
Menurut  Chaffey (2009:p610),  proses  dapat  didefinisikan pada  tingkat  bisnis  dalam  hal 
kegiatan utama bisnis. 
2.3.4.3.  Flow process charts
Flow  chart  adalah  awal  yang  baik  untuk  menjelaskan  aktifitas  work-flow  yang  terdapat 
dalam  proses.  Flow  charts  juga  mudah  dimengerti  oleh  non-technical  staff  dan 
memperlihatkan  kemacetan  pada  proses  bisnis.  Berikut  adalah  simbol-simbol  yan g 
digunak an pada flow cha rt:
  
  
Gambar 2.8. Symbol flow process chart
Sumber: C haffey (2009:p612)
  
Gambar 2.9. Flow process chart
Sumber: Chaffey (2009: p613)
2.3.4.4.  Data modeling 
Data  modeling  pada  sistem  e-business  dan  e-commerce    menggunak an  teknik 
seperti  normalisasi  yang  digunakan  untuk  men-desain  database.  Bentuk  data  modeling 
yang  akan  dipakai  adalah  entity  relationship  modeling    untuk  pembuatan  database. 
Menurut Chaffey (2009: p619) ER modeling terdapat 3 tahap: 
  Identify entities 
Entities  mendefinisikan  pengelompokan  secara  luas  informasi  seperti  informasi 
tentang orang-orang, transaksi atau produk yang berbeda.
  Identify attributes for entities 
Entities  mempunyai  properti  yang  berbed a  yang  diketahui  dengan  nama  attributes 
yang menjelaskan tentang karakteristik dari entitas
  Identify relationships between entities 
  
Relasi  antar  entitas  membutuhkan  identifikasi  pada  field  yang  dibutuhkan  untuk 
menghubun gk an  table.  Primary  key  digunakan  untuk  mengidentifikasi  entitas  yang 
unik  dan secondary key  digunakan untuk menghubungkan primary key  ke table  yang 
lain. Berikut adalah contoh ERD 
  
Gambar 2.10. ER Diagram
Sumber: Chaffey (2009:p620)
Stages in use case analysis
Menurut Chaffey (2009:p631) berikut adalah tahap-tahap yang digunakan untuk 
membuat use case: 
1.  Identify actors 
Aktor  adalah  objek  yang  bersangkutan  d alam  menggunakan  atau  berinteraksi 
dengan sistem. Aktor bukan bagian  dalam sistem, tapi mereka  adalah pemakai dari 
sistem.  Aktor  adalah  pemakai 
aplikasi  seperti  customer  dan  karyawan.  Mereka 
  
dapat menambahkan  informasi  ke  dalam  sistem  atau  menerima  informasi  tersebut 
dari sistem. 
  
Ga mbar 2.11. Use case
Sumber: Chaffey (2009:p631)
2.  Identify use-cases 
Use  case  adalah  urutan  transaksi  antara  aktor  dan  sistem  yang  mendukung 
kegiatan aktor
Use  case di deskripsikan dengan aktifitas ataupun tugas yang  termasuk dari dialog 
antara actor dengan sistem.
3.  Relate actors to use cases 
  
Setelah  kedua  tahap  tersebut  setelah  itu  menghubungkan  actor  dengan  use-case 
yan g  ada.  Ini  berfun gsi  untuk  men
getahui  siapa  yan g  bertanggung  jawab  atas 
aktifitas / proses yang dilakukan.  
4.  Develop use case scenarios 
Skenario secara  detail  dibuat untuk  membuat  secara detail aktifitas dan event  pada 
use-case. Primary scenario menjelaskan dimana semua berjalan secara lancer.
  
Gambar 2.12. Primary use-case scenario
Sumber: Chaffey (2009:p633)
  
Gambar 2.13. Primary Scenario
Sumber: Chaffey (2009:p633)
  
2.3.5.  E-Commerce Process
Menurut Awais (2012), proses dari E-Commerce adalah sebagai berikut: 
 
Gambar 2.14: E-Commerce Process
Sumber: Awais (2012)
Pada  proses  yang  dijelaskan  di  atas,  terdapat  9  proses  dari  E-Commerce.  Setiap 
proses  tersebut  berjalan  saling  berhubungan.  Contoh  proses  E-Commerce  maksudnya 
adalah  company  sebagai  seller  dan  customer  sebagai  buyer  lalu  internet  adalah  media 
untuk  meng-akses  website,  lalu  customer  akan  melihat  barang  yang  dia  suka  lalu 
customer  melakukan  order.  Setelah  itu,  maka  order  itu  masuk  ke  dalam  shopping  cart 
yang diikuti oleh  online transaction sebagai pembayaran untuk transaksi.  Lalu, customer
  
diberikan  notification  berupa  informasi  transaction  order  yang  disusul  oleh  order 
fulfillment, shipment, dan  delivery. 
2.4.  SWOT E-Commerce
Menurut  Awais  (2012)  berikut  adalah  tabel  SWOT  (Strength,  Opportunity, 
Weaknesses, Threats) dari E-Commerce
 
Tabel 2.1. SWOT E-Commerce
Sumber: Awais (2012)
  
2.5.  Online Payment Method
2.5.1.  Internet Bank Card Payment System
Menurut Yang Jing (2009) terdapat 4 model pembayaran  yang berdasarkan bank: 
• No security model 
User mengontrol penuh informasi bisnis kartu bank yan g user miliki,  
  
Gambar 2.15 No security model
Sumber: Yang Jing(2009)
• Through third-party brokers paid model 
User  men ggun akan  jasa  pihak  ketiga untuk membayar tr ansaksi, baik user  ataupun 
penjual sama-sama mempercayai pihak ketiga 
  
Gambar 2.16 Through third-party brokers paid model
Sumber: Yang Jing (2009)
• Simple encrypted payment system model 
  
Gambar 2.17 Simple encrypted payment system model
Sumber: Yang Jing (2009)
• SET (security electronic transaction) model 
Pada  transaksi  ini,  peserta  memberikan  sertifikasi  untuk  memastikan  keamanan  
data,  dan  integritas  transaksi,  khususnya  untuk  memastikan  tidak  ada  informasi 
  
yang bocor kepada  pemegang  rek ening  untuk  bisnis.  Sistem ini  lebih cocok  untuk 
transaksi B2C. 
 
Gambar 2.18 SET model
Sumber: Yang Jing (2009)
  2.5.2.  e-Cash Payment System
  Menurut Yang Jing (2009), e- cash adalah suatu bentuk data mata uan g  elekronik, 
yang  dapat  dikonversi  menjadi  uang  tunai  yang  nantinya  transaksi  akan  dibayar 
menggunakan e-cash sesuai dengan value sebenarnya.
  
Gambar 2.19 e-Cash internet payment system
Sumber: Yang Jing (2010)
  2.5.3.  Electronic payment gateway
  Menurut  Raziq  (2011),  model  pembayar an  electronic  payment  gateway  dapat 
dilihat  di  gambar  2.25  yang  menjelaskan  bahwa  e-payment  gatewa y  berlaku  sebagai 
penen gah atau  middleman  dari transaksi,  yang menghubungkan  customer,  penjual, bank 
dari customer, dan bank dari penjual.  
   
  
Gambar 2.20 Model of electronic payment gateway
Sumber: Raziq (2011) 
2.6. Social Media
Menurut  Bamb ang(2011:p35)  melalui  layanan  36 ocial  media  dapat  memfasilitasi 
konten,  komunikasi  dan  percakapan.  User  dapat  membuat,  mengatur,  mengedit, 
mengomentari, mentag, mendiskusikan, menggabungkan,  mengkoneksikan dan berbagai 
konten. 
  
Kerangka Pikir
Berikut penjabaran kerangka pikir : 
a.  Metode Pengumpulan Data 
Pada tahap ini terdiri dari : 
1.  Kuisioner 
Pada  tahap  ini  kami  membuat  kuisioner  /  pertanyaan  kepada  masyarakat 
agar dapat memperoleh  informasi lebih lanjut 
2.  Survey 
Pada  tahap  ini  informasi  yang  di  dapat  pada  saat melakukan  pengamatan 
secar a  langsung  pada  perusahaan  agar  mengetahui  proses  yang  sedan g 
berjalan dan men gindentifikasi kebutuhan perusahaan  
3.  Studi Kepustakaan 
Pada  tahap  ini  kami  mempelajari  teknologi  ya
digunakan   dalam 
pembuatan  sistem  e-commerce  dan  cara  unt
menerapkann ya  pada 
perusahaan dengan cara  membaca buku-buku,  artik
jurnal dan sumber-
sumber lainnya  yang berhubungan  
b.  Metode Analisa 
Pada tahap an alisa ini menggunakan Strateg y Process Model  yang terdiri dari : 
1.  Strategic  Analysis 
Pada  tahap  ini  strategic  Analysis  yang  di  gunakan  ad alah  SWOT 
Analaysis dan Porfolio Analysis 
2.  Strategic  Objectives 
Pada  tahap  ini  kita  menetukan  Visi  &  Misi  yang  n antinya  akan  di 
terapkan pada Perusahaan dengan sistem yang baru 
3.  Strategic  Definition 
Pada tahap ini tediri dari 5 Decision : 
1.  Decision 1 : E-business  channel priorities 
  
2.  Decision 2: Market and product development 
3.  Decision 3: Positioning and differentiation strategies 
4.  Decision 4: Business and revenue models 
5.  Decision 5: Marketplace restructuring
Pada Akhirnya akan menghasilkan Strategi dan fitur 
4.  Strategic Implementation 
c.  Metode Perancangan (Design) 
Pada tahap perancangan terdiri dari : 
1.  Menggunakan  tampilan  antar  muka  untuk  merancang  database  dan  juga 
menggambarkan  sistem  dengan  menggunakan  diagram  –  diagram  yang 
terdiri dari 
1.  Flow Process Chart 
2.  ER Diagram 
3.  Use Case 
  Primary Use Case Scenario 
Primary Scenario 
Pada  Akhirn ya  akan  menghasilkan  rancangan  database  dan  prosedur 
operasional pada sistem baru 
4.  Menggunakan  rancangan  tampilan  antar  muka  (Blueprint, 
Wireframe) untuk merancang komunikasi pemasaran 
Pada  akhir  tahap  perancan gan  (Design)  ak
menghasilkan  berbagai 
rancangan  yang  berguna  untuk  melakukan  pro
kontruksi  sistem 
baru/website 
d.  Construction (Koding) 
Konstruksi atau coding sistem yang baru dengan menggunakan : 
1.  PHP 
e.  Testing 
Menguji coba website atau sistem baru dengan menggun akan : 
  
1.  Browser 
f.  Implementation 
Pada  tahap  ini  akan  diimplementasikan  website/sistem  yang  baru  sesuai  dengan  
planning  yang  sudah  di  rencan akan.  Dan  terdapat  4  elemen  agar  pro yek  dapat 
berjalan dengan lancer  yang terdiri dari : 
1.  Estimation 
2.  Resource allocation 
3.  Schedule 
4.  Monitoring and Control 
Dimana  pada  akhir  tahap  ini  ak
menghasilkan  bahwa  sistem 
baru/website telah terimplementasikan 
  
Gambar 2.21 Kerangka Pikir