BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
Dalam pembuatan Major Project ini memakai landasan teori dari b erbagai sumber
referensi dan pen garang untuk membuat sistem yang baik dan memenuhi syarat
sehingga terjadinya p roses bisnis yan g baik pad a perusahaan.
2.1.1. Penjualan
Menurut Obrien (2005:p13) Sistem informasi penjualan adalah suatu sistem yang
berdasarkan p ada informasi yang bertujuan untuk mendukun g berbagai kegiatan yaitu
membantu menyampaikan barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan, mengumpulkan
pembayaran untuk barang dan jasa, dan memuaskan kebutuhan pelanggan dengan tujuan
untuk saling men guntungkan secara berkelanjutan baik bagi penjual dan pembeli.
2.1.2. Website
Menurut Rainer (2011:p142) Internet ad alah Collectively, all of the web p ages of
a particular company or individual.
Website terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Website Statis (Static Web Page) adalah halaman web yang disimpan pada server
yang biasanya hanya ditulis dalam bah asa HTML. Biasan ya hanya terdiri dari 5
halaman dan sering diseb ut sebagai website klasik.
Dynamic Web Page (Dynamic Web Page) adalah halaman yang disimpan pada
server namun terdiri dari beberapa struktur direktori yang berbeda-beda.
Halaman web han ya berubah sesuai dengan kriteria yan g ada pada kode.
|
2.2. Teori Khusus
Pada bagian ini, akan dijabarkan tentang teori-teori khusus e-commerce. Teori-
teori yang dijabark an berasal dari berbagai sumber, hasil tinjauan pustaka seperti jurn al
dan buku-buku yang berkaitan. Berikut teori-teori khusus yang berhub ungan dengan
skripsi ini.
2.2.1. E-Commerce
Menurut Turban et al (2012:38) Perdagangan elektronik (electronic commerce,
disingkat EC, atau e-commerce) mencangkup p roses pembelian, penjualan, transfer, atau
pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet.
Beberapa orang memandang istilah perdagangan (e-commerce) han ya untuk
menjelaskan transaksi yang dapat dilakukan antar mitra bisnis. Jika definisi ini
digunakan, beberapa orang menyadari bahwa istilah e-commerce sangat sempit.
Sehingga, banyak yang menggun akan istilah e-b ussines sebagai istilah p enggantinya.
Bisnis elektronik (electronic bussines atau e-bussines) men garah pada definisi EC yang
lebih luas, tidak adan ya pembelian dan penjualan baran g saja. Tetapi juga layanan
pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis. Lainnya memandan g ebussines sebagai
aktivitas selain pembelian dan penjualan di internet, seperti kolaborasi dan aktivitas
intra bisnis.
Menurut Chaffey (200 9:p10) e-commerce sering dianggap sederhana untuk
merujuk kepada pembelian dan penjualan yang memakai internet. Ban yak komentator
mengartikan e- commerce sebagai keseluruhan transaksi uan g yang dijembatani secara
elektronik antar a satiu organisasi dengan pihak ketiga yang telah setuju sebelumnya
dengan definisi ini maka transaksi non-finansial seperti permintaan pelanggan, untuk
informasi yang lebih lanjut akan dipertimbangkan menjadi bagian dari e-commerce:
Perspektif Komunikasi
Pengiriman informasi, produk/jasa atau pembayaran dengan cara elektronis.
Perspektif Proses Bisnis
Aplikasi dari teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan alur kerja.
Perspektif Servis/Layanan
|
Memungkinkan adanya pemotongan biaya bersamaan dengan meningkatnya
kecepatan dan ku alitas dari keluaran bisnis.
Perspektif Online
Membeli dan menjual pr oduk serta informasi secara online.
2.2.1.1. Kategori E-Commerce
Menurut Chaffey (2009:P.26) model bisnis atau konsumen dari transaksi e-
commerce meliputi:
Business to Business (B2 B)
Aktifitas yang men gacu pada keseluruhan bagian dari e-commerce yan g
dapat terjadi anatara dua organisasi atauperusahaan untuk kepentingan bisnis.
Business to Consumers (B2C)
Aktifitas e-commerceyan g mengacu pada pertukaran atau transaksi antara
bisnis (perusahaan/organ isasi) dan pelanggan.
Peer to Peer (P2P)
Pertukaran yang melibatkan proses transaksi antara dan dalam pelanggan
(sesama pelan ggan).
Consumer to Business (C 2B)
Para pelanggan dapat ber satu padu bersama untuk mewakilkan diri mereka
sebagai sekumpulan pembeli dalam hubungan C2B (Consumer-to-Business).
2.2.1.2. Proses E-commerce dalam Dunia Bisnis
Menurut Irmawati (2011:p98) E-commerce akan merubah semua kegiatan
marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya oper asional untuk
kegiatan trading (perdagangan).
|
Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
a. Presentasi elektronis (pembuatan website) untuk produk dan layanan.
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
c. Otomatisasi akun pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor Kartu Kredit).
d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsun g (online) dan penanganan
transaksi.
|
![]() 2.3. Strategy Process Models
Ga mbar 2.1. Generic strategy process model
Sumber: Chaffey (2009:p267)
|
![]() 2.3.1. Strategic Analysis
Menurut Chaffey (2009:p269) Strategic Analysis adalah Pengumpulan dan review
informasi tentang proses dan sumber daya internal organisasi dan faktor pasar ekstern al
untuk menginformasikan definisi strategi.
Gambar 2.2. Element of strategic situation analysis for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p270)
Strategic Analysis atau Situation Analysis mencakup dari:
sumber daya internal dan proses dari perusahaan untuk menilai kemampuan e-bisnis dan
hasilnya sampai saat ini dalam konteks kajian aktivitasn ya di pasar;
Micro environment, termasuk permintaan dan perilaku pelanggan, aktivitas pesaing,
struktur pasar, dan hubungan dengan supplier, partner, dan perantara;
|
Macro environment dimana perusahaan beroperasi, ini termasuk pembangunan ekonomi
dan regulasi oleh pemerintah dalam bentuk hukum dan pajak bersamaan dengan kend ala
sosial dan etika.
SLEPT
Menurut Chaffey (2009:p193), untuk menekankan pentingn ya hukum dalam
mempengaruhi praktek pemasar an Internet maka digunakan SLEPT framew ork.
SLEPT itu adalah singkatan dari factor Social, Legal, Economic, Political, dan
Technological. Faktor dari SLEPT adalah:
Social factors
ini termasuk pengaruh persepsi konsumen dalam menentukan penggunaan
internet untuk kegiatan yang berbeda.
Legal and ethical factors
Menentukan metode yang dapat mempromosikan produk d an dijual secara
online. Pemerintah berusaha untuk melindungi hak individu atas privasi.
Economic factors
Variasi dalam kinerja ekonomi di berbagai negara dan wilayah mempengaruhi
pola belanja dan p erdagangan internasional.
Political
Pemerintah nasional memiliki peran penting dalam menentukan kontro l dari
Internet den gan peraturan.
Technological factors
Perubahan teknologi menawarkan kesempatan baru dengan cara produk dapat
dipasarkan
Stage models of e-Business development:
|
1. Image and Product Information
Halaman website yang berisikan tentang pemasaran dan iklan.
2. Information Collection
Pertanyaan yang difasilitasi melalui formulir online.
3. Customer Support and Service
web self-service di dorong melalui frequently asked questions (FAQ) d an terdapat
kemampuan untuk bertanya secara online.
4. Internal Support and Service
Intranet pemasaran dibuat untuk membantu proses dukungan.
5. Transactions
Transaksi keuan gan seperti penjualan online dimana relevan atau penciptaan sistem
e-CRM di mana pelanggan dapat mengakses produk secara rinci.
Sell-side e-Commerce, Chaffey et al (2009:p271) menyatakan terdapat enam pilihan
untuk sebuah perusahaan dapat memutuskan jasa pemasaran pada system online:
Level 0
Tidak ada situs web.
Level 1
Basic web presence. Perusahaan menempatkan sebuah entri pada sebuah situs web.
Sehingga oran g-orang yang sedang surfing di web dapat men yadari keberadaan
perusahaan.
Level 2
Simple static international website. Terdapat informasi dari perusahaan dan
informasi dari produk, kadang-kadang disebut sebagai brochureware
|
Level 3
Simple interactive site. Pengguna dapat mencari situs dan mendapatkan informasi
tentang ketersediaan dan harga
Level 4
Interactive site supporting transactions with users. Fungsi yang ditawarkan akan
bervariasi sesuai dengan dengan perusahaan itu sendiri. Biasanya fitur tersebut akan
terbatas han ya pada pembelian secara online.
Level 5
Fully interactive site supporting the whole buying process. Menyediakan
relationship marketing dengan customer secara individu dan memfasilitasi
marketing exchanges.
Application Portfolio Analysis
Analisis dalam portofolio aplikasi bisnis pada bisnis untuk memperkirakan kapabilitas
system informasi saat ini dan juga untuk memberi informasi tentang strategi di masa
depan.
|
![]() Gambar 2.3. Portfolio Analysis
Sumber: Chaffey (2009:p273)
Demand Analysis
Menurut Chaffey (2009:p276), Penaksiran dari permintaan layan an e-commerce diantara
segmen customer lama dan customer baru. Ini bisa diketahui
d engan cara menan yakan
ini kepada pasar:
|
![]()
What percentage of customer businesses have access to the Internet?
What percentage of members of the buying unit in these businesses have access
to the Internet?
What p ercentag e of customers are prepared to p urchase your particular product
online?
What percentage of customers with access to the Internet are not prepa red to
purchase online, but are influenced by web-based information to buy products
offline?
What is the popularity of different online customer engagement devices such as
Web 2.0 features such as blogs, online communities and RSS feeds?
What are the barriers to adoption amongst customers of different channels and
how can we encourage adoption?
2.3.2. Strategic Objective
Strategic Objective adalah pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan.
|
Gambar 2.4. E lements of strategic objective setting for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p282)
Menurut Chaffey (2009:p281), menentukan dan mengkomunikasikan tujuan strategi
organisasi merupakan elemen kunci dari setiap model proses strategi karena:
1. Definisi dari strategi dan elemen penerapan strategi harus diarahkan kepada
bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan
2. Keberhasilan keseluru han strategi e-business akan dinilai dengan
membandingkan hasil aktual terhad ap tujuan dan mengambil tindakan untuk
meningkatkan strategi
3. Jelas, tujuan yang realistis membantu mengkomunikasikan tujuan dan
signifikansi dari inisiatif e-bisnis untuk karyawan dan mitra
Vision dan Mission adalah sebuah rin gkasan singkat mendefinisikan ruang lingkup dan
tujuan yang luas saluran digital organisasi di masa depan, menjelaskan bagaimana
mereka akan memberikan kontribusi pada organisasi dan dukungan pelanggan dan
interaksi dengan mitra.
Jelassi and Enders (2009) menjelaskan bahwa dalam menentukan mission harus terdapat
definisi dari:
Business Scope (where?), Pasar termasuk produk, segmen pelanggan dan
geografi di mana perusahaan ingin bersaing secara online.
Unique C ompetencies (how?), Sebuah tampilan tentang bagaimana perusahaan
akan memposisikan dan membedakan dirinya dengan pesaing.
Values (why?), Ini adalah unsur emosional yang dapat menunjukkan apa yang
menginspirasi organisasi.
Pada buku Chaffey (20 09, p:288), dalam menentukan objective dari e-business harus
SMART dan juga harus efisien dan efektif. Yang dimaksud SMART adalah:
Specific, apakah tujuan sudah cukup rinci untuk mengukur masalah yang ada di
dunia nyata dan kesempatan?
Measureable, Dapatkah atribut kuantitatif atau kualitatif
diterapkan untuk
membuat metrik?
Actionable, Dapatkah informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja?
|
![]() Relevant, Dapatkah informasi diterapkan untuk masalah spesifik yang dihadapi
oleh manager?
Time-related, Apakah tujuan berhubungan den gan jan gk a waktu yang
ditetapkan?
2.3.3. Strategy Definition
Menurut Chaffey (2009:p295), Strategy definition adalah formula
review dan
pemilihan strategi untuk mencapai tujuan str ategi.
Gambar 2.5. Elements of strategy definition for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p296)
Decision 1: E-business channel priorities
Disini menjelaskan untuk menganalisa bisnis organisasi tersebut system penjualann ya
seperti apa. Terdapat 3 sistem penjualan yaitu:
Bricks and Mortar
|
Belum menggunakan fasilitas internet. Disini semuanya masih menggunakan cara
tradisional atau masih mengandalkan toko fisik.
Bricks and clicks
Perpaduan antara transaksi online dan offline. Yang maksudnya, penjualan ataupun
pembelian dilakukan pada toko fisik dan juga secara online.
Clicks
Seluruh transaksi berjalan secara online, disini keseluruhan system ju ga berjalan
secara online dan juga terdapat customer service juga untu k melayani customer pada
website.
Decision 2: Market and product development
Pada decision ini menjelaskan tentang strategi pendekatan kepada pasar agar produk
yang dikirimkan dapat diterima pada pasar.
Decision 3: Positioning and differentiation strategies
Di bagian ini menjelaskan tentang strategi untuk penempatan dan perbedaan antara
produk yang dimiliki dengan produk lain. Disini menjelaskan apa yang dilakukan oleh
perusahaan untuk membedakan produknya dengan produk pesaing lainnya.
Decision 4: Business and revenue models
Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana business dan revenue model yang akan
di implementasi nanti. Terdapat 3 bentuk revenue model yaitu:
Transactional e-commerce sites
Retailers or media owners can sell on white labeled services through their online
presence such as ISP, e-mail service or photo sharing services
Companies can gain commission through selling products which are
complementary.
Decision 5: Marketplace restructuring
Elektronik komunikasi menawarkan kesempatan untuk struktur pasar yang baru yang
dibuat melewati disintermediation, reintermediation, dan countermediation pada pasar.
Pada bagian ini dibagi menjadi 2 yaitu sell-side dan buy-side.
Berikut adalah strategi yang digunakan untuk bagian sell-side
Disintermediation (sell-direct) strategy.
Pada bagian ini organisasi menjual secara langsung kepada customer
|
![]() Create new online intermediary (countermediation) strategy.
Perusahaan membuat website penjualan yang baru kembali untuk menjual produk
perusahaan.
Partner with new online or existing intermediary or retailer strategy
Perusahaan bekerja sama dengan online retailer seperti (Amazon, eBay) untuk
membantu menjual produk yan g dijual.
Do nothing
Tidak melakukan apa-ap a.
2.3.4. Strategy implementation
Menurut Chaffey (2009:p313), Strategy implementation adalah perenc
aan, tindakan
dan pen gendalian yan g d iperlukan untuk mencapai tujuan strategi.
Gambar 2.6. Elements of strategy implementation for the e-business
Sumber: Chaffey (2009:p313)
|
![]() 2.3.4.1. Planning
Pada tahap planning ini untuk merencanakan tentang bagaimana pembuatan proyek
berjalan. Agar proyek dapat berjalan dengan lan cer, maka terdapat 4 elemen seperti yang
dijelaskan oleh Chaffey (2009:p574):
Estimation
Mengidentifikasi aktifitas yang bersangkutan di dalam proyek dengan membuat work
breakdown structure (WBS).
Resource allocation
Setelah membuat WBS, setelah itu dipaparkan resource apa saja yan g diperlukan pada
setiap aktifitas-aktifitas tersebut.
Schedule
Setelah menentukan resource apa saja yang dibutuhkan, l
membuat jadwal yang
menjelaskan setiap aktifitas dilakukan selesai dalam waktu bera
lama tergantung dari
ketersediaan dan skills dari orang yang melakukan aktifitas tersebut.
Gambar 2.7. Scheduling
Sumber: C haffey (2009:p577)
|
![]() Monitoring and control
Membuat milestone untuk orang yan g mengerjak
proyek tersebut sehingga aktifitas
yang dilakukan dapat di monitor secara detail.
2.3.4.2. Process modeling
Menurut Chaffey (2009:p610) Pendekatan tradisional untuk menganalisa system dan
metode desain adalah bagian d ari metodologi seperti Structured Systems Analysis and
Design Methodology (SSADM), pendekatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan:
Proses dan sub proses
Keter gantungan antara proses
Input (resources) yang diperlukan pada proses dan output
Menurut Chaffey (2009:p610), proses dapat didefinisikan pada tingkat bisnis dalam hal
kegiatan utama bisnis.
2.3.4.3. Flow process charts
Flow chart adalah awal yang baik untuk menjelaskan aktifitas work-flow yang terdapat
dalam proses. Flow charts juga mudah dimengerti oleh non-technical staff dan
memperlihatkan kemacetan pada proses bisnis. Berikut adalah simbol-simbol yan g
digunak an pada flow cha rt:
|
![]() Gambar 2.8. Symbol flow process chart
Sumber: C haffey (2009:p612)
Gambar 2.9. Flow process chart
Sumber: Chaffey (2009: p613)
2.3.4.4. Data modeling
Data modeling pada sistem e-business dan e-commerce menggunak an teknik
seperti normalisasi yang digunakan untuk men-desain database. Bentuk data modeling
yang akan dipakai adalah entity relationship modeling untuk pembuatan database.
Menurut Chaffey (2009: p619) ER modeling terdapat 3 tahap:
Identify entities
Entities mendefinisikan pengelompokan secara luas informasi seperti informasi
tentang orang-orang, transaksi atau produk yang berbeda.
Identify attributes for entities
Entities mempunyai properti yang berbed a yang diketahui dengan nama attributes
yang menjelaskan tentang karakteristik dari entitas
Identify relationships between entities
|
![]() Relasi antar entitas membutuhkan identifikasi pada field yang dibutuhkan untuk
menghubun gk an table. Primary key digunakan untuk mengidentifikasi entitas yang
unik dan secondary key digunakan untuk menghubungkan primary key ke table yang
lain. Berikut adalah contoh ERD
Gambar 2.10. ER Diagram
Sumber: Chaffey (2009:p620)
Stages in use case analysis
Menurut Chaffey (2009:p631) berikut adalah tahap-tahap yang digunakan untuk
membuat use case:
1. Identify actors
Aktor adalah objek yang bersangkutan d alam menggunakan atau berinteraksi
dengan sistem. Aktor bukan bagian dalam sistem, tapi mereka adalah pemakai dari
sistem. Aktor adalah pemakai
aplikasi seperti customer dan karyawan. Mereka
|
![]() dapat menambahkan informasi ke dalam sistem atau menerima informasi tersebut
dari sistem.
Ga mbar 2.11. Use case
Sumber: Chaffey (2009:p631)
2. Identify use-cases
Use case adalah urutan transaksi antara aktor dan sistem yang mendukung
kegiatan aktor
Use case di deskripsikan dengan aktifitas ataupun tugas yang termasuk dari dialog
antara actor dengan sistem.
3. Relate actors to use cases
|
![]() Setelah kedua tahap tersebut setelah itu menghubungkan actor dengan use-case
yan g ada. Ini berfun gsi untuk men
getahui siapa yan g bertanggung jawab atas
aktifitas / proses yang dilakukan.
4. Develop use case scenarios
Skenario secara detail dibuat untuk membuat secara detail aktifitas dan event pada
use-case. Primary scenario menjelaskan dimana semua berjalan secara lancer.
Gambar 2.12. Primary use-case scenario
Sumber: Chaffey (2009:p633)
|
![]() Gambar 2.13. Primary Scenario
Sumber: Chaffey (2009:p633)
|
![]() 2.3.5. E-Commerce Process
Menurut Awais (2012), proses dari E-Commerce adalah sebagai berikut:
Gambar 2.14: E-Commerce Process
Sumber: Awais (2012)
Pada proses yang dijelaskan di atas, terdapat 9 proses dari E-Commerce. Setiap
proses tersebut berjalan saling berhubungan. Contoh proses E-Commerce maksudnya
adalah company sebagai seller dan customer sebagai buyer lalu internet adalah media
untuk meng-akses website, lalu customer akan melihat barang yang dia suka lalu
customer melakukan order. Setelah itu, maka order itu masuk ke dalam shopping cart
yang diikuti oleh online transaction sebagai pembayaran untuk transaksi. Lalu, customer
|
![]() diberikan notification berupa informasi transaction order yang disusul oleh order
fulfillment, shipment, dan delivery.
2.4. SWOT E-Commerce
Menurut Awais (2012) berikut adalah tabel SWOT (Strength, Opportunity,
Weaknesses, Threats) dari E-Commerce
Tabel 2.1. SWOT E-Commerce
Sumber: Awais (2012)
|
![]() 2.5. Online Payment Method
2.5.1. Internet Bank Card Payment System
Menurut Yang Jing (2009) terdapat 4 model pembayaran yang berdasarkan bank:
No security model
User mengontrol penuh informasi bisnis kartu bank yan g user miliki,
Gambar 2.15 No security model
Sumber: Yang Jing(2009)
Through third-party brokers paid model
User men ggun akan jasa pihak ketiga untuk membayar tr ansaksi, baik user ataupun
penjual sama-sama mempercayai pihak ketiga
|
![]() Gambar 2.16 Through third-party brokers paid model
Sumber: Yang Jing (2009)
Simple encrypted payment system model
|
![]() Gambar 2.17 Simple encrypted payment system model
Sumber: Yang Jing (2009)
SET (security electronic transaction) model
Pada transaksi ini, peserta memberikan sertifikasi untuk memastikan keamanan
data, dan integritas transaksi, khususnya untuk memastikan tidak ada informasi
|
![]() yang bocor kepada pemegang rek ening untuk bisnis. Sistem ini lebih cocok untuk
transaksi B2C.
Gambar 2.18 SET model
Sumber: Yang Jing (2009)
2.5.2. e-Cash Payment System
Menurut Yang Jing (2009), e- cash adalah suatu bentuk data mata uan g elekronik,
yang dapat dikonversi menjadi uang tunai yang nantinya transaksi akan dibayar
menggunakan e-cash sesuai dengan value sebenarnya.
|
![]() Gambar 2.19 e-Cash internet payment system
Sumber: Yang Jing (2010)
2.5.3. Electronic payment gateway
Menurut Raziq (2011), model pembayar an electronic payment gateway dapat
dilihat di gambar 2.25 yang menjelaskan bahwa e-payment gatewa y berlaku sebagai
penen gah atau middleman dari transaksi, yang menghubungkan customer, penjual, bank
dari customer, dan bank dari penjual.
|
![]() Gambar 2.20 Model of electronic payment gateway
Sumber: Raziq (2011)
2.6. Social Media
Menurut Bamb ang(2011:p35) melalui layanan 36 ocial media dapat memfasilitasi
konten, komunikasi dan percakapan. User dapat membuat, mengatur, mengedit,
mengomentari, mentag, mendiskusikan, menggabungkan, mengkoneksikan dan berbagai
konten.
|
Kerangka Pikir
Berikut penjabaran kerangka pikir :
a. Metode Pengumpulan Data
Pada tahap ini terdiri dari :
1. Kuisioner
Pada tahap ini kami membuat kuisioner / pertanyaan kepada masyarakat
agar dapat memperoleh informasi lebih lanjut
2. Survey
Pada tahap ini informasi yang di dapat pada saat melakukan pengamatan
secar a langsung pada perusahaan agar mengetahui proses yang sedan g
berjalan dan men gindentifikasi kebutuhan perusahaan
3. Studi Kepustakaan
Pada tahap ini kami mempelajari teknologi ya
digunakan dalam
pembuatan sistem e-commerce dan cara unt
menerapkann ya pada
perusahaan dengan cara membaca buku-buku, artik
jurnal dan sumber-
sumber lainnya yang berhubungan
b. Metode Analisa
Pada tahap an alisa ini menggunakan Strateg y Process Model yang terdiri dari :
1. Strategic Analysis
Pada tahap ini strategic Analysis yang di gunakan ad alah SWOT
Analaysis dan Porfolio Analysis
2. Strategic Objectives
Pada tahap ini kita menetukan Visi & Misi yang n antinya akan di
terapkan pada Perusahaan dengan sistem yang baru
3. Strategic Definition
Pada tahap ini tediri dari 5 Decision :
1. Decision 1 : E-business channel priorities
|
2. Decision 2: Market and product development
3. Decision 3: Positioning and differentiation strategies
4. Decision 4: Business and revenue models
5. Decision 5: Marketplace restructuring
Pada Akhirnya akan menghasilkan Strategi dan fitur
4. Strategic Implementation
c. Metode Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan terdiri dari :
1. Menggunakan tampilan antar muka untuk merancang database dan juga
menggambarkan sistem dengan menggunakan diagram diagram yang
terdiri dari
1. Flow Process Chart
2. ER Diagram
3. Use Case
Primary Use Case Scenario
Primary Scenario
Pada Akhirn ya akan menghasilkan rancangan database dan prosedur
operasional pada sistem baru
4. Menggunakan rancangan tampilan antar muka (Blueprint,
Wireframe) untuk merancang komunikasi pemasaran
Pada akhir tahap perancan gan (Design) ak
menghasilkan berbagai
rancangan yang berguna untuk melakukan pro
kontruksi sistem
baru/website
d. Construction (Koding)
Konstruksi atau coding sistem yang baru dengan menggunakan :
1. PHP
e. Testing
Menguji coba website atau sistem baru dengan menggun akan :
|
1. Browser
f. Implementation
Pada tahap ini akan diimplementasikan website/sistem yang baru sesuai dengan
planning yang sudah di rencan akan. Dan terdapat 4 elemen agar pro yek dapat
berjalan dengan lancer yang terdiri dari :
1. Estimation
2. Resource allocation
3. Schedule
4. Monitoring and Control
Dimana pada akhir tahap ini ak
menghasilkan bahwa sistem
baru/website telah terimplementasikan
|
![]() Gambar 2.21 Kerangka Pikir
|