5
  BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1   Penelitian Sebelumnya (State of the
Art) 
Tabel 2.1 T abel Penelitian Terdahulu
No  Jurnal  Metodologi, 
    
Temuan Penelitian  Hasil Kesimpulan 
Tipe Penelitian, 
Teknik 
Pengumpulan 
Data 
1.  Sanjeev Kumar 
Kuantitatif, 
Survey 
Untuk 
mempertahank an 
keunggulan 
kompetitif, 
perusahaan farmasi 
harus 
mengembangkan dan 
membangun merek 
yan g memenuhi 
kebutuhan riil dan 
dibedakan dalam 
pikiran pelanggan -
pelanggan. Ekuitas 
merek ad alah salah 
satu set merek aset 
dan kewajiban yang 
terkait dengan merek 
yan g mencangkup 
loyalitas mer ek, 
kesadaran merek, 
kualitas, dan asosiasi. 
Membangun 
Orang ak an lebih 
sering membeli 
sebuah merek yang 
sudah akrab di 
dengar, karen a 
mereka sudah 
merasa nyaman. 
Atau mungkin ad a 
anggapan bahwa 
merek yan g sudah 
akrab di den gar 
mungkin dapat 
diandalkan. Merek 
yan g diakui akan 
lebih sering dipilih 
atas merek yang 
tidak diketahui. 
Faktor kesadaran 
sangat penting 
dimana konteks 
merek harus masuk 
ke dalam 
Panchal (2012) 
Importance of 
‘brand loyalty, 
brand awareness 
and perceived 
quality 
parameters’ in 
building brand 
equity in the 
indian 
pharmaceutical 
industry
  
kesadaran jauh lebih 
mudah selama jangka 
waktu lebih lama 
karena bekerja lebih 
baik dengan 
pengulangan dan 
penguatan. 
pertimbangan yang 
di evaluasi. Merek 
yang tidak di 
ketahui biasanya 
memiliki sedikit 
kesempatan. 
2.  Shakeel-Ul-
Kualitatif 
Deskriptif, 
Dokumentsai
Difusi komunikasi 
pemasaran terpadu 
terkait erat dengan 
perubahan pola 
konsumsi, kemajuan 
teknis dan kompetisi. 
Komunikasi 
pemasaran terpadu 
memberikan praktek 
didasarkan wawasan 
serta konkret saran 
untuk 
men yelenggarakan 
komunikasi. 
Komunikasi 
pemasaran terpadu 
tidak boleh hanya 
komunikasi dengan 
hadir dan prospek 
pelanggan, tetapi juga 
dengan karyawan 
terkait industri dan 
eksternal, terlibat 
baik secara langsung 
atau tidak langsung. 
Terlebih dibidang 
Keberhasilan 
komunikasi 
pemasaran terpadu 
terdapat pada 
pengkombinasian 
yang tepat antara 
alat promosi dan 
teknik yang 
membantu 
perusahaan 
mengetahui metode 
apa  yang efektif 
dan efisien. Hal ini 
ditujukan untuk 
berkomunikasi 
dengan konsumen 
serta pihak yang 
terkait. 
Rehman. (2011) 
Integrated 
Marketing 
Communication 
and Promotion
  
pemasaran adalah 
absolut komunikasi 
efektif.  
3.  Yaseen (2011) 
Kuantitatif, 
Sampling
Penelitian tersebut 
untuk menyelidiki 
sudut pandang 
reseller tentang 
dampak dari 
kesadaran merek, 
kualitas dn loyalitas 
pelanggan pada 
merek profitabilitas 
dan niat membeli. 
Penelitian ini kausal 
dan data  yang 
terkumpul 200 
reseller. Hasil 
penelitian 
menunjukan dampak 
signifikan dari 
kesadaran merek dan 
kesetiaan sedangkan 
signifikan dampak 
kualitas pada 
profitabilitas.  
Hasil dari 
penelitian yaitu 
pengecer lebih 
peduli dengan 
pembelian 
Impact of Brand 
Awareness, 
Perceived Quality 
and Costumer 
Loyalty on Brand 
Profitability and 
Purchase 
Intention, A 
Resellers View
intensions 
pelanggan dan 
kualitas merek. Jadi 
untuk menarik 
pengecer, brand 
manager harus 
lebih meningkatkan 
kualitas sehingga 
pelanggan lebih 
banyak. Selain itu 
niat pembelian juga 
menengahi 
hubungan ku alitas 
dan profitabilitas.
4.  Prof. Dr. 
Kuantitatif, 
Kuesioner
Tujuan dari usaha ini 
adalah untuk 
mengidentifikasi efek 
kesadaran merek dan 
loyalitas mer ek pada 
niat pembelian. 
Kesadaran mer ek dan 
loyalitas mer ek 
Kesimpulanya 
untuk mempelajari  
efek kesadar an 
merek dan loyalitas 
merek pad a niat 
pembelian. Hal ini 
jelas, sangat 
diperlukan dalam 
Muhammad 
Ehsan Malik 
(2013) 
Importance of 
Brand Awareness 
and Brand 
Loyalty in
  
Assessing 
Purchase 
Intentions of 
Consumer
memiliki hubungan 
positif yang kuat 
terhadap pembelian. 
Keduanya 
berkontribusi 
terhadap niat 
pembelian positif. 
mengidentifikasi 
jenis strategi yang 
diterapkan oleh 
perusahaan untuk 
meningkatkan 
maksud pembelian 
merek. 
5.  Hakala, Ulla 
Kuantitatif, 
Kuesioner 
Penelitian difokuskan 
pada dimensi ekuitas 
merek berbasis 
konsumen, dan 
terutama tingkat 
recall kesadaran 
merek. Tujuannya 
adalah untuk 
mengidentifikasi 
perbedaan yang 
signifikan secara 
statistik dalam 
mengingat merek di 
berbagai kategori 
produk dan konteks 
nasional yang 
berbeda. 
Tujuan penelitian 
ini adalah untuk 
mengeksplorasi 
kesadaran merek 
dan nilai merek 
dalam empat 
konteks budaya 
nasional yang 
berbeda. Hasil 
menunjukkan nilai 
teoritis dan 
manajerial potensi 
mengukur ekuitas 
merek, termasuk 
TOMA (Top of 
Mind Awareness), 
lintas budaya. 
Melalui identifikasi 
hubungan antara 
konteks budaya dan 
masing-masing 
dimensi ekuitas, 
merek hasil 
dimuncul untuk 
mendukung 
konseptualisasi 
(2012) C onsumer-
Bases Brand 
Equity and Top of 
Mind Awareness: 
A Cross-Country 
Analysis 
  
utama merek 
ekuitas. Khusus 
mengenai TOMA, 
jika merek ad alah 
tujuan untuk 
menjadi sukses, itu 
harus menjadi 
alternatif pilihan 
dalam memori 
konsumen. Merek 
bahwa pelanggan 
mengingat sebagai 
menawarkan nilai 
yan g lebih besar 
memiliki potensi 
yan g lebih baik 
untuk berhasil 
dalam jangka 
panjang. 
Importance  of  ‘brand  loyalty,  brand  aw areness  and  perceived  quality
parameters’ 
in  building  brand  equity  in  the  indian  pharmaceutical  industry,  jurnal 
ini  menjelaskan  ada  perbedaan  yang  jelas  secara  keseluruhan  dintemukan  antara
branded  versus  branded  generic  adalah  perbedaan  jelas  keseluruhan  ditemukan 
antara  branded  versus  branded  generic,  ketika  perbandingan  di  buat  pada  atribut 
subset dari tiga merek equity yaitu loyalty, awareness,dan perceive quality.
Dalam  jurnal  Integra ted  Marketing  Communication  and  Promotion, 
komunikasi  pemasaran  terpadu  muncul  sebagai  alat  yang  ampuh  membimbing 
praktisi  dalam  mengembangkan  dan  melaksanakan  komunikasi  pemasaran  lebih 
konsisten  dan  efektif.  Meskipun  daya  tarik  terus  sedikit  yang  diketahui  tentang 
bentuk  fisik  atau  terlihat  dalam  proses  komunikasi  pemasaran,  tetapi  munculnya 
konsep  ini  telah  menjadi  salah  atu  contoh  yang  paling  signifikan  perkembangan 
dalam  disiplin  pemasaran.  Ini  adalah  fungsi  yang  paling  inovatif  pemasaran  yang 
didukung  oleh  praktisi  iklan  dan  pemasaran.  Komunikasi  pemasaran  terpadu  telah 
  
10 
berger ak  melampaui  komunikasi  dengan  proses  menggunakan  unsur-unsur  promosi 
di  jalan,  sehingga  efek  sinergis  komunikasi  yang  dibuat  dan  dicapai.  Penelitian  ini 
mengeksplorasi dengan tujuan  untuk menggambarkan apakah komunikasi  pemasaran 
terpadu memang dapat  dilihat sebagai up aya ke arah promosi dalam  praktek dan juga 
menemukan  beberapa  tantangan  dan  masa  depan  komunikasi  pemasaran  terpadu 
untuk bisnis. 
Dari  journal  yang  telah   di  paparkan  dalam  state  of  the  art  kaitanya  adalah 
sama-sama  menggunakan  konsep  Integrated  Marketing  Communication  dalam 
menciptakan  dan  menaikan  brand  awareness.  Hal  ini  diperlukan  untuk 
mengidentifikasi  jenis  strategi  yang  diterapkan  oleh  perusahaan  untuk  maksud 
meningkatk an  pembelian.  Komunikasi  pemasaran  terpadu  terdapat  pada 
pengkombinasian   yang  tepat  antara  alat  promosi  dan  teknik  yang  membantu 
perusahaan mengetahui metode apa  yang efektif  dan efisien.  Faktor kesadaran sangat 
penting  dimana  merek  yang  tidak  di  ketahui  biasanya  memiliki  sedikit  kesempatan 
untuk lebih dikenal. 
2.2  Landasan Konseptual   
2.2.1   Komunikasi
  Komunikasi  merupakan  suatu  hal  yang  sangat  mendasar  dalam 
kehidupan  manusia.  Bahkan  komunikasi  sudah  menjadi  suatu  fenomena  bagi 
terbentukn ya  suatu  masyarakat  atau  komunitas  yang  terintegrasi  oleh 
informasi, di mana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling 
berbagi  informasi  (information  sharing)  untuk  mencapai  tujuan  bersama. 
Komunikasi dapat  terjadi  apabila  ada  kesamaan  antara penyampaian  pesan  dan 
oran g  yang  menerima  pesan.  Definisi  lain  tentang  komunikasi  seperti  di 
kemukakan  Moor  dalam buku  Teori  Komunikasi  (2009:8) adalah  penyampaian 
pengertian  antarindividu.  Dikatakannya  semua  manusia  dilandasi  kapasitas 
untuk  men yampaikan  maksud,  hasrat,  perasaan,  pengetahuan  dan  pengalaman 
dari  orang  yang  satu  kepada  orang  yan g  lain.  Pada  pokokn ya  komunikasi 
adalah  pusat  minat  dan  situasi  perilaku  dimana  suatu  sumber  menyampaikan 
pesan  kepada  seorang  penerima  dengan  berupaya  mempengaruhi  perilaku 
penerima tersebut. 
  
11 
Dalam  buku yang  sama  hal lain  di kemukakan oleh Mulyana (2009:9) 
setidaknya  ad a  tiga  pemahaman  mengenai  komunikasi,  yakni  komunikasi 
sebagai  tindakan  satu  arah,  komunikasi  sebagai  interaksi,  dan  komunikasi 
sebagai  transaksi.  Menurut  Sendjaja  komunikasi  sebagai  tindakan  satu  arah 
(linier),  yaitu  proses  dimana  pesan  diibaratkan  mengalir  dari  sumber  dengan 
melalui  beberapa  komponen  menuju  kepada  komunikasi,  definisi  ini  sesuai 
dengan  pendapat  Everett  M.  Rogers  yang  mengatakan  komunikasi  adalah 
proses  dimana  suatu  id e  dialihkan  dari  sumber  kepada  suatu  penerima  atau 
lebih,  dengan  maksud  untuk  mengubah  tingkah  laku  mereka.  Jadi  dapat 
disimpulkan  konsep  komunikasi  sebagai  proses  satu  arah  memfokuskan  pada 
penyampaian pesan secara efektif  dan menjelaskan bahwa  kegiatan komunikasi 
bersifat persuasif.  Komunikasi  juga  dipahami  sebagai  suatu bentuk komunikasi 
interaksi  yaitu  komunikasi  dengan  proses  sebab-akibat  atau  aksi- reaksi  yan g 
arahnya 
bergantian.  Ak an  tetapi  pandangan  ini  masih  bersifat  mekanis  dan 
statis, karena masih membedakan pengirim dan penerima pesan.  
Selanjutnya  adalah  komunikasi  sebagai  transaksi,  seperti  pendapat 
Nelson  (dalam  Mulyana  2009:10)  yaitu  komunikasi  adalah  proses  memahami 
dan  berbagi  makna.  Sama  halnya  dengan  pend apat  Tubbs  komunikasi  adalah 
proses  pembentukan  makna  di  antara  dua  orang  atau  lebih.  Salah  satu 
kelebihan  konseptualisasi  komunikasi  sebagai  transaksi 
adalah  bahwa 
komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau 
respons  yang  diamati.  Artinya,  komunikasi  terjadi  apakah  para  pelakunya 
membuat  secara  sengaja  atau  tidak,  dan  bahkan  meskipun  menghasilkan 
respons  yang  tidak  dapat  diamati.  Dalam  komunikasi  transaksional, 
komunikasi  dianggap  telah  berlangsung  bila  seseorang  telah  menafsirkan 
perilaku  orang  lain,  baik  perilaku  secara  v erbal  maupun  perilaku    secara 
nonverbal. 
West  dan  Turner  (2007:5)  memberikan  batasan  bahwa  komunikasi 
adalah  proses  sosial  dimana  individu-individu  menggunakan  simbol-simbol 
untuk  menciptakan  dan  mengintepretasikan  makna  dalam  lingkungan  mereka. 
Selanjutnya  mengemukakan pula bahwa, komunikasi  adalah  proses  pengalihan 
informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-
simbol tertentu kepada satu orang  atau kelompok lain. 
  
12 
2.2.1.1  Proses Komunikasi
Komunikasi  membutuhkan  proses  dimana  komunikator  untuk 
memulai  menciptakan  informasi  sampai  dipahami  oleh  komunikan. 
Menurut  Laswell  proses  komunikasi  dibedakan  menjadi  dua  tahap, 
yaitu  proses  komunikasi    secara  primer  (primary  person)  dan  proses 
komunikasi  secara  sekunder  (secondary  person)  atau  dikenal  sebagai 
persfektif  mekanistik  (2012:34).  Proses  komunikasi  secara  primer 
adalah  proses  pen yampaian  pikiran  atau  perasaan  seorang  kepada 
orang  lain  dengan  menggunakan  lambang  atau  simbol  sebagai 
media/saluran.  Lambang  sebagai  media  p rimer  dalam  proses 
komunikasi  adalah  pesan  verbal  (bahasa)  d an  pesan  nonverbal 
(gesture,  isyarat,  gambar,  warna,  dan  lain  sebagainya)  yang  secara 
langsung  dapat  menerjemahkan  pikiran  atau  perasaan  komunikator 
kepada  komunikan.  Sedangkan  proses  komunikasi  secara  sekunder 
adalah  proses  penyampaian  pesan  oleh  komunikator  kepada 
komunikan  dengan  menggunakan  alat  atau  sarana  sebagai  media 
kedua  setelah  memakai lamban g  sebagai media pertama, seperti  surat, 
telepon,  surat  kabar,  majalah,  radio,  televisi,  film  dan  sejenisnya 
(Hubeis, Kartika, dan Dhewi 2012:34-36). 
2.2.1.2  Fungsi Komunikasi
Menurut  Gorden  dalam  Mulyana  (2009:5),  Komunikasi 
memiliki empat fungsi  yakni : 
1.  Komunikasi Sosial 
Fungsi  komunikasi  sebagai  komunikasi  sosial  setidaknya 
mengisyaratkan  bahwa  komunikasi  penting  untuk  membangun 
konsep-konsep  diri  kita,  aktualisasi-diri,  untuk  kelangsungan 
hidup,  untuk  memperoleh  kebahagiaan,  terhindar  dari  tekanan 
dan  ketegangan  antara  lain  lewat  komunikasi  yang  menghibur, 
dan memupuk hubungan dengan orang lain.  
2.  Komunikasi Ekspresif  
Erat  kaitannya  den gan  komunikasi  sosial  adalah  komunikasi 
ekspresif  yang  dapat  dilakukan  baik  sendiri  ataupun  dalam 
kelompok.  Komunikasi  ekspresif  tidak  otomatis  bertujuan 
  
13 
mempengaruhi  orang  lain,  namun  dapat  dilakukan  sejauh 
komunikasi  tersebut  menjadi  instrument  untuk  menyampaikan 
perasaan-perasaan (emosi) kita. 
3.  Komunikasi Ritual  
Erat kaitann ya dengan k omunikasi ekspresif  adalah  komunikasi 
ritual,  yang  biasan ya  dilakukan  secara  kolektif.  Suatu 
komunitas  sering  melakukan  upacara-upacara  berlainan 
sepanjang  tahun  dan  sepanjang  hidup,  yang  disebut  para 
antropolog sebagai rites of passage. 
4.  Komunikasi  Instrumental  
Komunikasi  instrumental  mempunyai  beberapa  tujuan  umum: 
menginformasikan, mengajar, mendorong,  men gubah sikap dan 
keyakinan, d an mengubah  perilaku  atau menggerakan tindakan, 
dan  juga  menghibur.  Bila  diringkas,  maka  kesemua  tujuan 
tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persu asif). 
2.2.2   Komunikasi Massa
Komunikasi  massa  adalah  studi  ilmiah  tentang  media  massa  beserta 
pesan  yang  dihasilkan.  Pembaca,  penonton,  dan  pendengar  yang  akan  coba 
diraihnya,  dan  efeknya  terhadap  mer eka.  Komunikasi  massa  merupakan 
disiplin  kajian  ilmu  sosial  yan g  relatif  muda  jika  dibandingkan  dengan  ilmu 
psikologi,  sosiologi,  ilmu  politik,  dan  ekonomi.  Nurudin  memaparkan  pada 
dasarnya  komunikasi  massa  adalah  komunikasi  melalui  media  massa  (media 
cetak  dan  elektronik).  Sebab,  awal  perkembangannya  saja,  komunikasi  massa 
berasal  dari  pen gembangan  kata  media  of  mass  communication  (media 
komunikasi massa). Med ia massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi 
modern.  Jadi,  disini  jelas  media  massa  men unjukan  pada  hasil  pr oduk 
teknolohi modern sebagai saluran dalam komunikasi (Nurudin, 2013:4). 
Massa  dalam  arti  komunikasi  massa  lebih  menunjuk  pada  penerima 
pesan  yang  berkaitan  dengan  media  massa.  Dengan  kata  lain,  massa  yan g 
dalam sikap  dan perilakunya  berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena 
itu,  massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau 
pembaca.  Beberapa  istilah  ini  berkaitan  dengan  media  massa.  Namun  dari 
sekian  banyak difinisi  bisa dikatakan media  massa bentuknya antara lain media 
  
14 
elektronik  (televisi,  radio),  media  cetak  (surat  kabar,  majalah,  tabloid),  buku, 
dan film, internet.   
Dalam  komunikasi  massa  kita  membutuhkan  gatekeeper  (pen apis 
informasi)  atau  palang  pintu  yakni  beberapa  individu  atau  kelompok  yang 
bertugas  menyamp aikan  atau mengirimkan informasi dari individu  ke individu 
yan g  lain  melalui  media  massa.  Bittner  menjelaskan  inti  dari  pendapat  di  atas 
dalam  proses  komunikasi  massa  di  samping  melibatkan  unsur-unsur 
komunikasi  sebagaimana  umumnya,  ia  membutuhkan  peran  media  massa 
sebagai alat untuk menyampaikan atau men yebarkan informasi. Informasi  yang 
diterima  audience  dalam  komunikasi  massa  sebenarnya  sudah  diolah  oleh 
gatekeeper  dan  disesu aikan  dengan  misi,  visi  media  yang  bersangkutan, 
khalayak  sasaran  dan  orientasi  bisnis  atau  ideal  yang  menyertainya.  Bahkan, 
sering  pula  disesuaikan   dengan  kepentingan  penanaman  modal  atau  aparat 
pemerintah yan g tidak jaran g ikut campur tangan dalam sebuah penerbitan.
Menurut  Michael  dan  Teri  (Nurudin,  201 3:8)  sesuatu  bisa 
didefinisikan  sebagai  komunikasi  massa  jika  mencangkup  hal-hal  sebagai 
berikut: 
1.  Komunikator  dalam 
komunikasi  massa  mengandalkan  peralatan  modern 
untuk  menyebarkan  atau  memancark an  pesan   secara  cepat  kepada 
khalayak yan g  luas dan tersebar. Pesan itu disebar melalui  media modern 
pula  antara  lain  surat  kabar,  majalah,  televisi,  film,  atau  gabungan  di 
antara media tersebut. 
2.  Komunikator  dalam  komunikasi  massa  dalam  menyebarkan  pesan-
pesannya  bermaksud  mencoba  berbagi  pengertian  dengan  jutaan  or ang 
yang  tidak    saling  kenal  atau  mengetahui  satu  sama  lain.  Anonimitas 
audience dalam  komunikasi massa  inilah  yang membedakan pula dengan 
jenis  komunikasi  yang  lain.  B ahkan  pengirim  dan  penerima  pesan  tidak 
saling mengenal satu sama lain.
3.  Pesan adalah  milik  publik. Artinya  bahwa  pesan  ini  bisa  didapatkan d an 
diterima oleh ban yak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 
4.  Sebagai  sumber  komunikator  massa  biasanya  organisasi  formal  seperti 
jaringan,  ikatan  atau  perkumpulan.  Dengan  kata  lain,  komunikatornya 
  
15 
tidak  berasal  dari  seseorang  tetapi  lembaga.  Lembaga  ini  pun  biasanya 
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.  
5.  Komunikasi  massa  di  kontrol  oleh  gatekeeper  (penapis  informasi). 
Artinya,  pesan-pesan  yang  disebarkan  atau  dipancarkan  dikontrol  oleh 
sejumlah  individu  dalam  lembaga  tersebut  sebelum  disiarkan  lewat 
media  massa.  Ini  berbeda  dengan  komunikassi  antarpribadi,  kelompok 
atau publik di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa 
individu  dalam  komunikasi  massa  itu  ikut  berperan  dalam  membatasi, 
memperluas  pesan  yan g  disiarkan.  Contohnya  adalah  seorang  reporter, 
editor film,  penjaga rubrik, dan  lembaga sensor lain  dalam media itu bisa 
berfungsi sebagai gatekeeper. 
6.  Umpan  balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.  Jika dalam jenis 
komunikasi  lain,  umpan  balik  bisa  bersifat  langsun
Misaln ya,  dalam 
komunikasi  antarpersonal.  Dalam  komunikasi  ini  umpa
balik  langsung 
dilakukan,  tetapi  komunikasi  yang dilakukan  lewat  sur
kabar tidak  bisa 
langsung  dilakukan alias tertunda (delayed). 
Dengan  d emikian,  media  massa  adalah  alat-alat  dalam  komunikasi 
yang  bisa  menyebarkan  pesan  secara  serempak,  cepat  kep ada  audience  yang 
luas  dan  heterogen.  Kelebihan  media  massa  dibanding  dengan  jenis
komunikasi  lain  adalah  ia  bisa  mengatasi  hambatan  ruang  dan  waktu.  Bahkan 
media massa mampu menyebarkan pesan  hampir seketika  pada waktu yan g  tak 
terbatas. 
Definisi lain pernah dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni: 
“First,  mass  communication  is  communication  addressed  to  masses,  to 
an  extremely  large  science.  This  does  not  mean  that  the  audience 
includes  all  people  or  everyone  who  reads  or  everyone  who  watches 
television; rather  it  means  an audience  that  is large  and generally  rather 
poorly  defined. Second, mass  communication is communication mediated 
by  audio  visual  transmitter.  Mas  communiaction  is  perhaps  most  easly 
and  most  logically  defined  by  its  forms:  television  radio  newspapur, 
films,  books,  and  tapes.”(pertama,  komunikasi  massa  adalah  komunikasi 
yang  ditujukan  kepada  massa,  kepada  khalayak  yang  luar  biasa 
banyaknya.  Ini  tidak  berarti  bahwa  khalayak  meliputi  seluruh  penduduk 
atau  semua  orang  yang  membaca  atau  semua  orang  yang  menonton 
televisi, agaknya ini tidak berarti  pula  bahwa khalayak  itu  besar dan  pada 
umumnya  agak  sukar  u ntuk  di  definisikan.  Kedua,  komunikasi  massa 
adalah  komunikasi  yang  disalurkan oleh  pemancar-pemancar  yang  audio 
  
16 
atau  visual.  Kamunikasi  massa  barangkali  akan  lebih  mudah  dan  lebih 
logis  bila  di  definisikan  menurut  bentuknya:  televisi,  radio,  surat  kabar, 
majalah, film, buku dan pita) (Nurudin, 2013:11) 
Sementara  itu,  menurut  Jay  dan  Federick  disebutkan,”Mass 
communication is  a process whereb y mass-produced message are transmitted  to 
large,  anonymous,  and  heterogeneous  masses  of  receivers  (Komunikasi  massa 
adalah  sebuah   proses  dimana  pesan-pesan  yan g  di  produksi  secar a  massal/tidak 
sedikit  itu  disebarkan  kepada  massa  penerima  pesan  yan g  luas,  anonim,  dan 
heterogen)”. (Nurudin, 2 013:12)
Ciri-ciri komunikasi massa yang di ungkapkan Nurudin (2013:19): 
1.  Komunikator dalam komunikasi massa melembaga 
Komunikator  dalam  komunikasi  massa  bukan  satu  oran
tetapi 
kumpulan  orang.  Artinya  gabungan  antar  berbagi  maca
unsur  dan 
bekerja satu  sama  lain dalam  sebuah lembaga. Lembaga yan
dimaksud 
di  sini  menyerupai  sebuah  sistem.  Sistem  itu  adala
“Sekelompok 
orang,  pedoman,  dan  media  yan g  melakukan  suatu  kegiata
mengolah, 
men yimpan,  menuangkan  ide,  gagasan,  simbol,  lamban
menjadi  pesan 
dalam membuat  keputusan  untuk mencapai  satu  kesepakatan
an saling 
pengertian  satu  sama  lain  dengan  mengolah  pesan  it
menjadi  sumber 
informasi.” 
2.  Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen 
Komunikan  dalam  komunikasi  massa  sifatnya  heterogen/beragam. 
Artinya,  penonton  televisi  beragam  pendidikan,  umur,  jenis  kelamin, 
status sosial ekonomi,  memiliki jabatan  yang beragam, memiliki  agama 
atau  kepercayaan  yang  tidak  sama  pula.  Namun,  mereka  adalah 
komunikan  televisi.  Herbert  Blumer  memberikan  ciri  tentang 
karakteristik audince/komunikan sebagai berikut. 
a.  Audience  dalam  komunikasi  massa  sangatlah  heterogen.    Artinya, 
ia  mempunyai  heterogenitas  komposisi  atau  susunan.  Jika  ditinjau 
dari  asalnya,  mereka  berasal  dari  berbagai  kelompok  dalam 
masyarakat. 
  
 pula. Hanya karena  wilayah  jangkauann ya  yang  berbeda,  memungkinkan  terjadi  perb edaan  penerimaan.  Akan  tetapi,  komunikator  dalam  media  massa  berupaya  menyiarkan informasi secara serentak.
17 
b.  Berisi  individu-individu  yang  tidak  tahu  atau  mengenal  satu  sama 
lain.  Di  samping  itu,  antarindividu  itu  tidak  berinteraksi  satu  sama 
lain secara langsung. 
c.  Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 
3.  Pesannya bersifat umum 
Pesan-pesan  dalam  komunikai  massa  tidak  ditunjuka
kepada  satu 
oran g  atau satu kelompok  masyar akat  tertentu. Denga
kata lain  pesan-
pesann ya di tujukan  pada  khalayak  yang plural.  Ole
karena itu, pesan-
pesan  yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusu
Khusus di 
sini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golonga
tertentu. 
4.  Komunikasnya berlangsu ng satu arah 
Dalam  media  cetak sep erti koran,  komunikasi  hany
berjalan  satu  arah. 
Kita  tidak  bisa  langsung  memberikan  respons  kepad
komunikatornya 
(media  masa  yan g  bersangkutan).  Kalaupun  bis
sifatnya  tertunda. 
Misalnya,  kita  mengirimkan  ketidak   setujuan  pada 
erita  itu  melalui 
rubrik  surat  pembaca.  Jadi,  komunikasi  yang  hany
berjalan  satu  arah 
akan  memberi  konsekuensi  umpan  balik  (feedback
yang  sifatnya 
tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 
5.  Komunikasi massa menimbulkan keserempakan 
Komunikasi  massa  ada  keseremp akan  dala
proses  penyebaran  pesan-
pesann ya.  Serempak  berarti  khalayak  bis
menikmati  media  massa 
tersebut  hampir  bersamaan.  Bersamaan  tent
juga  bersifat  relatif. 
Namun,  harapan  komunikator  dala
komunikasi  massa,    pesan  tetap 
ingin  dinikmati  secar a  bersamaan  oleh  par
pembacanya.  Tidak 
terkecu ali  bahwa  pesan  tersebut  lewat  sur
kabar,  disebar 
(didistribusikan) oleh media cetak secara bersamaa
  
18 
6.  Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 
Peralatan  teknis  yang  dimaksud  misalnya  pemancar  untu
media 
elektronik  (mekanik  atau  elektronik).  Dalam  komunika
massa  tanpa 
adan ya peralatan teknis sulit terjadi. 
7.  Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper 
Gatekeeper  atau  orang  yang  sering  disebut  pen apis  informasi/  palang 
pintu/penjaga  gawang,  adalah  orang  yang  san gat  berperan  dalam 
penyebaran  informasi  melalui  media  massa.  Gatekeeper  ini  berfungsi 
sebagai oran g  yang  ikut menambah atau  mengurangi,  menyederhanaka, 
mengemas  agar  semua  informasi  yang  disebarkan  lebih  mudah 
dipahami.  Gatekeeper  yan g  dimaksud  antara  lain  reporter,  editor 
film/surat  kabar/buku,  manajer  pemberitaan,  penjaga  rubrik, 
kameramen,  sutradara,  dan  lembaga  sensor  film  yang  semuanya 
memengaruhi  bahan-bahan  yang  akan  dikemas  dalam  pesan-pesan  dari 
media massa masing-masing.
2.2.3   IMC (Integrated Marketing Communication)
Komunikasi  pemasaran  terpadu  atau  integrated  marketing
communications  (IMC)  mencangkup  upaya  koordinasi  dari  berb agi  elemen 
promosi  dan  kegiatan  pemasaran  lainnya.  Banyak  perusah aan  tertarik 
menggunakan  jasa  agency  integrated  marketing  communication    yang 
menawarkan  promosi  melalui  cara-cara  di  luar  iklan  media  massa.  Pengelola 
biro  iklan  semakin  men yadai  bahwa  integrated  marketing  communication 
bukanlah  gejala  yang  bersifat  sementara.  Mereka  menawarkan  gagasan  kepada 
klien  dengan  berbagai  istilah,  misalnya  new  advertising,  orchestration,  dan 
seamless  communication  yang  pada  dasarnya  menerapkan  konsep  integrasi 
dalam kegiatan promosi.  
Morissan  (2010:8)  menjelaskan  Asosiasi  Biro  Iklan  Amerika 
(American  Association  of  Advertising  Agencies)  berhasil  men yusun  definisi 
komunikasi  pemasaran  terpadu  yang  menjadi  salah  satu  definisi  pertama  di 
bidang ini,  yaitu: 
  
19 
“A  concept  of  marketing  communication  planning  th
recognizes  the 
added  value of  a comprehensive plan that evaluates th
strategic  roles of 
a  variety  of  communication disciplines-for  exampl
general advertising, 
direct  response,  sales 
promotion,  and  publi
relations-and  combines 
these  disciplines  to  provide  clarity,  consistency,  an
maximum 
communications  impact.”  (suatu  konsep  perencanaa
komunikasi 
pemasaran  yang  mengakui  nilai  tambah  dari  sat
rencana  kemprehensif 
yang  mengevaluasi  peran  strategis  dri  berbagai  disipli
komunikasi-
misalnya,  iklan  umum,  respons  langsung,  promo
penjualan,  dan 
hubungan  masyarak at-dan  menggabungkan  berbag
disiplin  tersebut 
guna  memberikan  kejelasan,  konsistensi,  serta  dampa
komunikasi  yan g 
maksimal.) 
Komunikasi  pemasaran  terpadu  merupakan  upaya  untuk  menjadikan 
seluruh  kegiatan  pemasaran dan  promosi  perusahaan  dapat menghasilkan  citra 
atau  image  yang  bersifat  satu  dan  konsisten  bagi  konsumen.  Upaya  ini 
menuntut  agar  setiap  pesan  yang  keluar  harus  berasal  dari  sumber  yan g  sama 
sehingga  segala  informasi  yang  diumumkan  perusahaan  memiliki  kesamaan 
tema serta positioning yang sama di mata konsumen. 
Duncan dan Sandra (2012:10)  menyatakan bahwa integrated  marketing 
communication  merupakan  pendek atan  pemasaran  ‘generasi  baru’  yang 
digunakan  perusahaan  untuk  lebih  memfokuskan  upaya  mereka  dalam 
memperoleh,  mempertahankan,  dan  mengembangkan  hubungan 
perusahaandengan  para  pelanggan  serta  pihak-p ihak  terkait  lainnya.  Mereka 
mengembangkan  suatu  model  pemasaran  berbasiskan  komunikasi  yang 
menekankan  pentingnya  pengelolaan  komunikasi  perusahaan  dan  merek. 
Menurut  mereka,  pesan  dapat  berasal  d ari  tiga  level  atau  tingkatan  yaitu: 
korporat,  pemasaran, dan  komunikasi pemasaran. Banyak pengelola pemasaran 
saat  ini,  dan  juga  biro  iklan,  mulai  menggunakan  pendek an  integrated 
marketing  communication  dan  menerapkan  komunikasi  total  untuk 
menciptakan  dan  mempertahankan  hubungan  antara  perusahaan  atau  merek 
pelanggannya.
Terdapat  sejumlah  alasan  mengapa  perusahaan  memilih  untuk 
menggunakan  pendekatan  integrated  marketing  communication  ini  dalam 
mengelola  pemasar an  mereka.  Alasan  fundamental  adalah  munculnya 
pemahaman  mengenai  pentingn ya  upaya  untuk  memadukan  berbagai  fungsi 
komunikasi  yang  tersedia  dari  pada  membiarkan  berbagai  fungsi  komunikasi 
itu  bekerja  sendiri-sendiri.  Dengan  mengkoordinasikan  segala  upaya 
  
20 
komunikasi  pemasaran  yang  dilakukan  masing-masin g  bagian,  maka 
perusahaan  dapat  menghindari  terjadin ya  duplikasi  pekerjaan.  Perusahaan 
memperoleh  manfaat  dari  sinergi  di  antara  berbagai  instrumen  promosi  serta 
mengembangkan  program  komunikasi  pemasaran  yang  lebih  ef ektif  dan 
efisien. 
Lima ciri utama komunikasi pemasaran terpadu Morissan 2010:14):  
1.  Mempengaruhi perilaku.  
Tujuan  komunikasi  pemasaran  terpadu  adalah   untuk  mempengaruhi 
khalayak  sasarannya.  Hal  ini  berarti  komunikasi  pemasaran  harus 
melakukan  lebih  dari  sekedar  mempengaruhi  kesadaran  merek  atau 
“memperbaiki”  perilaku  konsumen  terhadap  merek.  Sebaliknya 
kesuksesan  komunikasi  pemasaran  terpadu  membutuhkan  usaha-usaha 
komunikasi  yang  diarahkan  kepada  peningkatan  beberapa  bentuk 
respon  dari  perilaku  konsumen.  Dengan  kata  lain,  tujuann ya  adalah 
untuk menggerakkan orang untuk bertindak. 
2.  Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (prospect).  
Prosesnya  diawali  dari  pelanggan  atau  calon  pelanggan  kemudian 
berbalik  kepada  komunikator  merek  untuk  men entukan  metode  yang 
paling  tepat  dan  efektif  dalam  mengembangkan  program  komunikasi 
persuasif. 
3.  Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan ‘kontak’.  
   Komunikasi  pemasaran  terpadu  menggunak an  seluruh  bentuk 
komunikasi  dan  seluruh  ‘kontak’  yang  menghubungkan  merek  atau 
perusahaan  dengan  pelanggan  mer eka,  sebagai  jalur  pen yampai  pesan 
yang  potensial.  Ciri  utama  dari  elemen  komunikasi  pemasaran  terpadu 
ketiga  ini  adalah  bahwa  ia  merefleksikan  kesediaan  menggunakan 
bentuk  kontak  komunikasi  apa 
pun,  asalkan  merupakan  yang  terbaik 
dalam  upaya  menjangkau  khalayak,  dan  tidak  menetapkan suatu  media 
tertentu sebelumn ya. 
4.  Berusaha menciptakan sinergi.  
   Dalam  definisi  komunikasi  pemasaran  terpadu  terkandung  kebutuhan 
akan  sinergi  (kesinambungan).  Semua  elemen  komunikasi  (iklan, 
tempat  pembelian,  promosi  penjualan,  event,  dan  lain-lain)  harus 
  
21 
berbicara  dengan  satu  suara;  koordinasi  merupakan  hal  yang  amat 
penting untuk men ghasilkan citra merek  yang kuat dan utuh,  serta dapat 
membuat konsumen melakukan aksi.  Kegagalan dalam mengkoordinasi 
semua  elemen  komunikasi  dapat  menghasilkan  pengulangan  upaya 
yan g  sia-sia  atau  lebih  buruk  lagi,  pesan  yan g  kontradiktif,  mengenai 
merek. 
5.  Menjalin hubungan.  
Karakteristik  komunikasi  pemasaran  terpadu  yang  kelima  adalah 
kepercayaan  bahwa  komunikasi  pemasaran  yang  sukses  membutuhkan 
terjalinnya  hubungan  antara  merek  dengan  pelanggannya.  Dapat 
dikatakan  bahwa  pembinaan  hubun gan  adalah  kunci  dari  pemasaran 
modern  dan  bahwa  komunikasi  pemasaran  terpadu  adalah  kunci  dari 
terjalinnya  hubungan  tersebut.  Suatu  hubungan  merupakan  “pengait” 
yan g  tahan  lama 
antara  merek  den gan  konsumen.  Ia  memban gkitkan 
pembelian yan g berulan g dan bahkan loyalitas terhadap merek.  
Definisi  lain  dari  komunikasi  pemasaran  terpadu  adalah  sebagai  fungsi 
manajemen  strategis  atau  bisnis  strategis  (perencanaan  atau  fo rmulasi, 
implementasi  hingga  evaluasi  strategi),  program  komunikasi  merek 
yan g  persuasif  dalam  jangka  panjang  (iklan,  public  relations,  promosi, 
hingga  pelayanan  pelanggan),  menjangkau  khalayak  internal  dan 
eksternal  (stakeholders),  Tujuan  komunikasi  pemasaran  terpadu  adalah 
mencapai  tujuan  jangka  pendek  berupa  financial  dan  membangun  nilai 
jangka  panjang  bagi  suatu  merek  dan  pemegang  saham  (Belch  dan 
Belch, 2007:11).  
2.2.4   Periklanan
Morissan  (2010:17)  menjelaskan  Iklan  atau  advertising  dapat 
didefinisikan  sebagai  “any  paid  from  of nonpersonal communication  about  an 
organization,  product,  service,  or  idea  by  an  identified  sponsor”  maksudnya 
adalah  setiap  bentuk  komunikasi  nonpersonal  men genai  suatu  organisasi, 
produk,  servis,  atau  id e  yang  dibayar  oleh  satu  sponsor  yang  diketahui). 
Maksud  ‘dibayar’  pada  definisi  tersebut  menunjukan  fakta  b ahwa  ruang  atau 
waktu  bagi  suatu  pesan  iklan  pad a  umunya  harus  dibeli.  Maksud  kata 
‘nonpersonal’  berarti  suatu  iklan melibatkan  media  massa  (TV, radio, majalah, 
  
22 
koran)  yang  dapat  mengirimkan  pesan  kepada  sejumlah  besar  kelompok 
individu pada saat bersamaan. 
Iklan  didefinisikan  sebagai  sebuah  pengiriman  pesan  melalui  suatu 
media  yang  dibayar  sendiri  oleh  pemasang  iklan.  Iklan  bisa  membantu 
mencapai  hampir  semua  sasaran  komunikasi.  Iklan 
merupakan  sarana  ampuh 
untuk  membangun  kesadaran  konsumen.  Iklan  tentun ya  harus  dapat 
membujuk,  membangun  reputasi,  dan  preferensi  kondisi  serta  meyakinkan 
kepada siap apun yang telah membeli produk tersebut (Brannan, 2005:51).   
Periklanan  adalah  semua  bentuk  terbayar  presentasi  nonpribadi  dan 
promosi ide, barang,  atau jasa dengan  sponsor tertentu  (Kotler  dan  Armstrong, 
2008:117).  
Alasan perusah aan atau pemasang iklan  memilih iklan di media massa 
yaitu:  pertama,  iklan  di  media  massa  dinilai  efisien  dari  segi  biaya  untuk 
mencapai  audiensi  dalam  jumlah  besar.  Iklan  di  media massa dapat  digunakan 
untuk  menciptakan  citra  merek  dan d aya  tarik  simbolis  bagi  suatu  perusahaan 
atau  merek.  Hal  ini  menjadi  sangat  penting  khususnya  bagi  produk  yang  sulit 
dibedakan  dari  segi  kualitas  maupun  fun gsin ya  dengan  produk  saingannya. 
Pemasang  iklan  harus  dapat  memanfaatkan  iklan  di  media  massa  u ntuk 
memposisikan produknya di mata konsumen. 
Sifat  dan  tujuan  iklan  berbeda  antara  satu  perusahaan  dengan 
perusahaan  lainnya,  antara  satu  jenis  industri  dengan  industri  lainnya,  dan 
antara  satu  situassi  dengan  situasi  lainnya.  Demikian  juga,  konsumen  yang 
menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk den gan produk 
lainnya.  Suatu  perusahaan  beriklan  dengan  tujuan  untuk mendapatkan  respons 
atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan 
untuk  mengembangkan  kesadaran  atau  ingin  membentuk  suatu  citra  positif 
dalam jangka panjan g bagi barang atau jasa  yang dihasilkannya. 
Menurut  medianya,  iklan  dibagi  ke  dalam  dua  kategori,  yaitu  above 
the  line  advertising  (lini  atas)  dan  below   the  line  advertising  (lini  bawah). 
Media  lini  atas  (above  the  line),  terdiri  atas  iklan-iklan  yang  dimuat  dalam 
media  cetak  (sur at  kabar ,  majalah,  brosur,  dan  sebagainya),  media  elektronik 
(radio,  televisi,  dan  bioskop),  serta  media  luar  ruang  (papan  reklame  dan 
sebagainya).  Sedan gk an  media  lini  bawah  (below  the line),  terdiri  atas  seluruh
  
23 
media  selain  media  di  atas,  seperti  pameran,  point  of  sale  display  material, 
kalender, agenda, gantungan kunci dan sebagainya (Rangkuti, 2009 : 259-260). 
Iklan  atau  periklanan  (advertising)  adalah  media  promosi  yang sudah 
menjadi  bagian  integral  dari  masyarakat  dan  sistem  ekonomi  manusia.  Dalam 
kehidupan  masyarakat  yang  sudah  maju  dan  ko mpleks,  iklan  berevolusi  ke 
dalam  sistem  komunikasi  vital  masyarakat,  terutama  dunia  bisnis.  Beriklan 
perlu  metode  promosi  yang  seakurat  mungkin  karena  imbasnya  sedemikian 
dahsyat  kepada  kh alayak,  baik  dalam  hal  isi  pesan  maupun  penyampaian 
(Prisgunanto, 2006:73). 
  Periklanan  berpengaruh  terhadap  pangsa  pasar,  konsumen  dan 
loyalitas  merek.  Adapun  pengaruh  periklanan  antara  lain  menurut  Morissan 
(2010:22): 
1.  Periklanan dan pangsa pasar 
Merek  baru  dengan  pangsa  pasar  yang  kecil  cenderun
secara profesional 
menghabiskan  lebih  banyak  untuk  periklanan  da
promosi  penjualan 
dibandingkan  dengan  pangsa  pasar  yang  besa
khususnya  karena  dua 
alasan.  Pertama,  melebihi tingkat  tertentu dari  pengeluara
periklanan  dan 
promosi  penjualan,  menimbulkan  pengurangan  tingk
tingkat 
pengembalian  (diminishing  return)  yaitu  penjualan  ata
pangsa  pasar 
mulai  menurun  tidak  peduli  seberapa  besar  pengeluara
untuk  periklanan 
dan promosi penjualan.  Kedua, dimana merek baru cenderun
memerlukan 
pengeluaran  untuk  iklan  dan  promosi  penjualan  yan
lebih  tinggi  adalah 
tingkat  tertentu  yang  minimum  dari  eksposur  diperluka
untuk  dapat 
mempengaruhi kebiasan membeli yang dapat diukur. 
2.  Periklanan dan konsumen 
Periklanan  mempengaruhi  kehidupan  sehari-hari  setiap  oran g  dan 
mempengaruhi  ban yak  pembelian.  Konsumen  beralih  pada  iklan  untuk 
mendapatkan  sejumlah  informasi  dan  juga  nilai  hiburannya.  Iklan 
mempengaruhi  program  televisi  yang  ditonton  orang,  isi  koran  yan g 
mereka  baca,  para  politisi  yang  mereka  pilih,  obat  yang  mereka  gunakan . 
Meskipun  periklanan  tidak  dapat  merubah  nilai  dna  sikap  konsumen  yan g 
  
24 
telah  berakar  dalam,  periklanan  mungkin  berhasil  dala
merubah  sikap 
negatif seseorang terhadap produk menjadi positif. 
3.  Periklanan dan lo yalitas merek 
Konsumen  dengan  tingkat  loyalitas  merek  yang  tinggi  paling  kurang 
terpen garuh  terhadap  periklanan  untuk  produk  dan  jasa  yang  bersaing, 
periklanan  juga  mend orong  sikap  positif  terhadap  merek.   Ketika 
konsumen  memiliki  kerangka  acuan  yang  netral  atau  baik  terhadap  suatu 
produk  atau  merek,  mereka  sering  kali  secara  positif  dipengaruhi  oleh 
iklan  tersebut.  Ketika  konsumen  telah  sangat  loyal  terhadap  suatu  merek, 
merek  membeli  produk  lebih  banyak  saat  iklan  dan  promosi  agar  citra 
merek tersebut meningk at. 
2.2.5  
Jenis Iklan Above The Line dan Below The Line
2.2.5.1   Above The Line
Above  the  line,  yakni  jenis  iklan  yan g  mengharuskan
pembayaran  komisi  kepada  biro  iklan:  contohnya  adalah  tayangan 
iklan  di  media  cetak,  televisi,  radio,  bioskop,  billboard,  dan 
sebagainya.  Pada  awalnya,  iklan  above  the  line    jauh  lebih  dominan. 
Menurut  Philip  Kotler  iklan di media elektronik seperti  televisi  diakui 
sebagai  media  iklan  paling  berpengaruh  dan  menjangkau  spektrum 
konsumen.  Jangkau an  yang  luas  berarti  biaya  rendah  per  paparan. 
(Philip Kotler 2008) 
Sebenarnya  media  primer  adalah  media  yang  memimpin 
(atau  diutamakan)  dalam  sebuah  kampanye  iklan,  sedangkan  media 
sekunder  adalah  media-media  yan g  bersif at  menunjang  atau 
melengkapi.  Pemilihan  atas  media  ini  mana  yang  primer  dan  mana 
yang  dijadikan  sekunder,  tergangtung  pada  apa  yang  dijalankan. 
Contohnya  televisi  merupakan  primer  untuk  produk  makanan 
sedangkan  untuk  diluar  ruangan  (outdoor)  selalu  merupakan  media 
utaman untuk iklan rokok.  
  
25 
a.  Media Cetak 
Dalam  sejarah,  media  cetak  yang  terdiri  surat  k abar  dan  majalah 
telah  menjadi  media  iklan  tertua.  Majalah  dan  surat  kabar  telah 
menjadi  media  untuk  beriklan  selama  lebih  dari  dua  abad.  Surat 
kabar  dan  majalah  terus  berusaha  memenuhi  kebutuhan 
audiensin ya dengan keberagam ketertarikan,  minat, dan gaya hidup 
termasuk  juga  kebutuhan  kalangan  industri  (bisnis)  dan  profesi. 
Namun  surat  kab ar  masih  mengungguli  majalah  dalam  hal 
penerimaan iklan dan jumlah pemasang iklan. 
  Surat  kabar  memiliki  peran  penting sebagai  media  bagi  iklan  lokal 
yang umumnya  berasal  dari  perusahaan kecil.  Namun  tidak  sedikit 
perusahaan  besar  memanfaatkan  surat  kabar  sebagai  media  untuk 
beriklan.  Majalah 
dan  koran  menjadi  referensi  utama  untuk 
mendapatkan informasi produk. Banyak orang yang membaca lebih 
dari  satu  surat  kabar  dan  majalah  setiap  bulann ya  untuk 
mendapatkan  lebih banyak  informasi atau sekedar mencari hiburan. 
Surat  kabar  dan  majalah  adalah  media  yang  hidupnya  bergantun g 
pada  iklan.  Media  cetak  harus  mampu  menarik  pembaca  atau 
audiensi  tertentu  atau  dengan  kata  lain  target  pembaca  tertentu, 
agar dapat menarik minat pemasangan iklan. Surat kabar atau koran 
memiliki peran penting bagi pemasang  iklan. Surat  kabar  tidak saja 
digunakan  perusahaan  besaar  atau  pemasang  iklan  skala  nasional 
untuk  mempromosikan  produknya,  kebanyakan   perusahaan  kecil 
bahkan  pengecer  mengandalkan  surat  kabar  sebagai  media  untuk 
beriklan. Kebanyakan su rat kab ar terbit setiap hari sehingga disebut 
juga  dengan  surat  kabar  harian  yang  melayanin  kebutuhan 
msyarakat  dalam  skala  nasional  atau  lokal.  Surat  kabar  memiliki 
peran  penting  dalam  menyampaikan  berita  secara  cepat,  lengkap, 
artikel dan feature  yang menarik bagi pembacan ya. 
  Dalam  hal  perencanaan   media  (media  plan),  majalah  dan  surat 
kabar  memiliki  posisi  yang  berbeda  dibandingkan  dengan  media 
penyiaran.  Morrisan  (2012:280)  menyatakan  bahwa  media  cetak 
memiliki  sifat  yang  terlalu  intrusif  (terlalu  berpengaruh  dalam 
kehidupan  pribadi  seseoran g  atau  bersifat  sangat  interuptif  dalam 
  
26 
cara  yang  sebenarnya  agak  mengganggu)  dalam  arti  terlalu  masuk 
dalam  kehidupan  audiensinya,  sebagaimana  relevisi.  Peran  dari 
pembaca  mampu  memberikan  efek  untuk  iklan.  Berdasarkan  alas 
an  ini  surat  kabar  dan  majalah disebut  juga  dengan  ‘media  dengan 
keterlibatan tinggi’ (high-involvement media). 
Surat  kabar  memiliki  keunggulan  yang  menjadikan  media  ini 
populer  di  kalangan  pemasang  iklan  yakni,  fleksibilitas,  seleksi 
geografis,  dapat  memberikan  laporan  terperinci  yang  dapat  dibaca 
berulang-ulan g  dan  kapan  saja  jika  diperlukan,  menyajikan  ulasan 
tentang  topik-topik  khusus  secara  lebih  tuntas,  dan  jangkauan 
ekstensif.  Menurut  Geo rge  Belch  “The  extensive  penetration  of 
newspapers  makes  them  a  truly  mass  medium  and  provides 
advertisers  with  an  excellent  opportunity  for  reaching  all  segment 
of  the  population  with  their  message”.  Penetrasi  surat  kabar  yang 
ekstensif  menjadikan  surat  kabar  sebagai  media  massa  sejati  yang 
memberikan  peluang  sangat  bagus  kepada  pemasang  iklan  untuk 
menjangkau seluruh segmen populasi dengan pesannya. (Belch  dan 
Belch 2012) 
b.  Televisi 
Televisi  merupakan  barang  umum  yang  mudah   dijumpai  dimana 
saja,  karen a  itu  potensinya  sebaga  wahana  iklan  sangat  besar 
karena  mampu  menjangkau  begitu  banyak  masyarakat  atau 
konsumen. Televisi memiliki sifat  visual dan merupakan kombinasi 
warna-warna,  sura  dan  gerakan  maka  iklan  televisi  nampak  begitu 
hidup  dan  n yata.  Dengan  d emikian  para  pengiklan  dapat 
menunjukan  kelebihan  dan  keunggulan  produk  secara  rinci.  Iklan 
televisi bisa  ditayangkan  hingga beberapa  kali dalam sehari sampai 
dirasa cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat 
menyaksikan,  dan  dalam  frekuensi  yang  cukup,  sehingga pengaruh 
iklan  tersebut  bangkit.  Morissan  menjelaskan  iklan  memiliki 
berbagai  kelebihan  diban dingkan  dengan  jenis  media  lainnya  yang 
mencangkup  daya  jangkauan  luas,  selektivitas  dan  fleksibilitas, 
  
27 
fokus  perhatian,  kreativitas  dan  efek,  prestise,  serta  waktu  tertentu. 
(Morissan, 2012:240)  
  Menurut  pendapat  lain  menyatakan  b ahwa  siaran  televisi  adalah 
merupakan  gabungan  segi  verbal  dan  visual,  teknologikal,  dan 
dimensi  dramatikal.  Verbal  berhubungan  dengan  kata-kata  yang 
disusun  secar a  singkat,  padat  dan  efektif.  Visual  lebih  banyak 
menekankan  pada  bahasa  gambar  yang  tajam,   jelas  hidup,  dan 
memikat.  Teknologikal  berkaitan  dengan  daya  jangkau  siaran, 
kualitas  suara,  dan  gambar  yang  dihasilkan  serta  diterima  oleh 
pesawat  teleivisi  penerima  di  rumah-rumah.  Dramatikal  ber arti 
bersinggungan  dengan  aspek  serta nilai dramatikal yang  dihasilkan 
oleh ran gkaian  gambar yang dih asilkan  secara  simultan (Sumadiria, 
2005:5)  Dengan  demikian  siaran  iklan  di  televisi  menurut  Willis-
Aldridge  memiliki  flexibility  that  permits  adaptation  to  special 
needs  and  interest  ini  berarti  fleksibiltas  yang  memungkinkan 
penyesuaian  terhadap  kebutuhan  dan  kepentingan  yan g 
khusus. 
Dalam  hal  ini,  pemasangan  iklan  dapat  membuat  variasi  isi  pesan 
iklan  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan  atau  karakteristik 
wilayah  setempat.  Sebaliknya,  pemasangan  iklan  yang  ingin 
memasarkan  produkn ya  secara  nasional 
dapat  melakukan  uji  coba 
di  pasar  lokal  terlebih  dahulu  sebelum  dilempar  ke  pasar  nasional. 
(Morissan, 2012:242).  
c.  Iklan Luar Ruangan (Outoor) 
Iklan  luar  ruangan  telah  mengalami  berbagai  inovasi.  Iklan  luar 
ruangan  kini  telah  dilengkapi  dengan  efek  gerakan,  hiasan 
newcaster,  dan  efek  mencolok.  Iklan  luar  rungan  mempunyai 
kualitas  khusus  yang  berbeda  dengan  media  iklan  lainnya.  Fungsi 
utama  iklan  luar  ruangan  saat  ini  adalah  sebagai  iklan  untuk 
mengingatkan  apa  yang  telah  dilakukan  oleh  berbagai  perusahaan 
atau  produsen  atau  sebagai  media  sekunder  untuk  mendukung 
kampan ye  iklan  di  media  cetak  atau  televisi.  Sehingga  fungsinya 
lebih  sebagai  pendukung  atau  pengulang  kampanye  iklan   dari 
media  utama.  Iklan  outdoor  dapat  bertahan  pada  posisinya  selama
  
28 
berminggu-minggu,  berbulan-bulan  atau  malahan  tahunan.  Media 
iklan  luar  rungan  yang  digunakan  pada  riset  ini  adalah  billboard 
dan  Light  Emitting  Diode  (LED).  Menurut  Fandy  Tjiptono 
(2008:243)  Media  luar  ruang  adalah  media  yan g  berukuran  besar 
dipasang  ditempat-tempat  terbuka  seperti  dipinggir  jalan,  dipusat 
keramaian atau  tempat-tempat  khusus lainn ya, seperti  di dalam bus 
kota  gedung,  p agar  tembok  dan  sebagainya”.  Definisi  lain 
menyatakan  bahwa  “Media  luar  ruang  adalah  semua  iklan  yang 
menjangkau konsumen ketika mereka  sedang berada  di  luar rumah 
atau  kantor.  Media  luar  ruangan  membujuk  konsumen  ketika 
mereka  sedang  di  tempat-tempat  umum,  dalam  perjalanan,  dalam 
ruang  tun ggu,  juga  di  tempat-tempat  terjadi  transaksi”.  (Sigit 
Santosa, 2009:168) 
d.  Radio 
Di  berbagai  p enjuru  dunia,  radio  telah  menjadi  sarana  komunikasi 
dan  periklanan  yang  mapan.  Tidak  sulit  memiliki  satu  set  radio, 
karena  hargan ya memang murah  misalnya  radio transistor  portabel 
yang  bisa  di  operasikan  dengan  baterai.  Den gan  tersedianya  sin yal 
yang kuat, radio dapat mencapai pendengar yang banyak pada jarak 
jauh atau  dalam  suatu  wilayah  yang  luas.  Radio d apat menjangkau 
orang-orang  yang  buta  huruf  yang  tidak  dapat  membaca  surat 
kabar.  Pada  radio  penggunaan  suara,  baik  vokal  atau  musikal, 
menjadikan radio sebagai suatau sarana  iklan  yang hidup  dan lebih 
menarik.  Berbagai  macam  orang  mendengarkan  radio  pada  waktu 
yang  berbeda,  dan   oleh  karena  itu  iklan  radio  dapat  diupayakan 
sedemikian rupa untuk menyesuaikannya. 
Menurut  Belch  (Belch,  2012:388)  radio  adalah  “a  medium 
characterized  by  high  specialized  programming  appealing  to  very 
narrow  segment  of  the  population”.  hal  ini  menjelaskan  suatu 
media  yang  dicirikan  oleh  program  yang  sangat  terspesialisasi 
ditujukan kepada segmen khalayak yan g san gat sempit. 
  
29 
R adio  sebagai  salah  satu  media  untuk  beriklan  memiliki  sejumlah 
keunggulan  dibandingkan dengan  media  lainnya.  Keunggulannya  yaitu 
mencan gkup (Morissan, 2012:250): 
a.  Biaya iklan  yang murah dan efisien 
b.  Sifat selektif (selektivitas) 
c.  Fleksibel 
d.  Mendukung iklan TV (mental imagery) 
e.  Peluang pemasaran terpadu 
2.2.5.2    Below The Line
Below  the  line,  yakni  jenis-jenis  iklan  yang  tidak
mengharuskan  adan ya  komisi  seperti  iklan  pada  pameran,  brosur, 
lembar  informasi,  promosi  penjualan,  event  sponsorship,  direct  mail, 
dan pamer an-pameran. 
Pendapat  lain  dikemukakan  oleh  Suryadiyakni  karakteristik 
below  the  line  jangkauannya  terbatas  secara  jumlah  dan  waktu  juga 
tidak  serempak.  Sekalipun  demikian  media  ini  mampu  menjangkau 
yan g tidak d apat dijan gk au oleh above th e line. (Sur yadi, 2006:64-65)
Pada  pen elian  kali  ini  below  the  line  yang  digunakan  adalah 
event  sponsorship  yang  berarti  bentuk  promosi  merek  men gikat  suatu
merek  dengan  aktivitas  pertandingan  atletik,  hiburan,  kebudayaan, 
sosial,  atau  aktivitas  publik  yang  menarik  lainnya.  Titik  awal  untuk
event  sponsorship  yang  efektif  adalah  menentukan  pasar  sasaran  dan 
menjelaskan  tujuan  yang 
akan  dicapai  oleh  suatu  event.  Event 
pemasaran  tidak  akan  mempunyai  nilai  kecuali  mencapai  tujuan  dari
event  tersebut.  Sponsorship  merupakan  aspek  k omunikasi  pemasaran 
yan g  tumbuh  dengan  cepat  dan  memiliki  berbagai  tujuan  terutama 
kesadaran  merek,  memperkuat  citra  merek,  dan  memperbesar  volume 
penjualan. 
Terence  A.Shimp  (2004)  dalam  bukun ya  mengemukakan 
“sponsorship  meliputi  dua  kegiatan  utama:  (1)  Pertukar an  antara 
sponsor  (seperti  merek)  dan  pihak  yang  disponsori  (seperti  peristiwa 
olahraga)  di  mana  pihak  yang  terakhir  menerima fee  dan  pihak  sponsor 
memperoleh  hak  untuk  dikaitkan dengan  kegiatan  yang  disponsori  dan 
  
30 
(2)  pemasaran  asosiasi  oleh  sponsor.  Kedua  kegiatan  yang  memang 
diperlukan jika biaya sponsorship merupakan investasi  yang berarti. 
Pensponsoran  merupakan  pemberian  dukungan   keuangan 
kepada pihak yang  terkait,  agar  acara dapat  berjalan  dengan  baik.  Event 
sponsorship  merupakan  bentuk  komunikasi  yang  pasif,  yang 
ditampilkan  han yalah  n ama  merek  perusahaan.  Event  sponsorship 
merupakan  bagian  dari  strategi  peluncuran  pr oduk  baru  dan  untuk 
memperlancar  kampan ye  periklanan  melalui  publikasi  serta  produk 
perusahaan  yang  seluas-luasn ya  oleh  media  massa  yang  melipot  event 
yang disponsori. 
2.2.6   DA GMAR  (Defining  Advertising  Goals  for  Measured  Advertising
Result)
Tujuan  periklanan  melibatkan  tugas  komunikasi  yang  spesifik  dan 
terukur untuk menciptakan iklan  yang efektif. Iklan di definisikan den gan baik 
agar iklan dapat diukur ke akuratannya. 
DAGMAR oleh Muk esh (2009:80):
“DAGMAR  approach  is  related  to  setting  of  advertising  objectives  in 
such  a  way  against  which  advertising  effectiveness  can  be  easily 
measured.  DAGMAR  means  'Defining Advertising  Goals  for  Measured 
Advertising  Results'.  This  approach  was  given  by  Russel  Collay  in 
1961.  Russel  Collay  prepared  a  report  for  the  Association  of  National 
Advertisers  in  the  year  1961.  this  report  was  titled  ‘Defining 
Advertising  Goals  for  Measured  Advertising  Results’.  in  this  report 
Collay  developed  a  model  for  setting  advertising  objectives  and 
measuring  the  results  of  advertising  campaign.  DAGMAR  model  is 
based  on  communication  objective  of  advertising.  DAGMAR  model 
begins  with  awareness,  moves  to  comprehension,  then  conviction  and 
ends  with  action”.  (pendekatan  DAGMAR  terk ait  dengan  penetapan 
tujuan  iklan  sedemikian  rupa  terhadap  efektivitas  iklan  yang  dapat 
dengan  mudah  diukur.  DAGMAR  berarti  ‘Mendefinisikan  Tujuan  Iklan 
untuk  Hasil  Iklan  Teru kur’.  Pendekatan  ini  diberikan  oleh  Russel 
Collay  pada  tahun  1961.  Russel  Collay  men yiapkan  laporan  untuk 
Asosiasi  Pengiklan  Nasional  pada  tahun  1961.  Laporan  ini  berjudul 
‘Mendefinisikan  Tujuan  Iklan  untuk  Hasil  Iklan  Terukur’.  Dalam 
laporan  ini  Collay  men gemban gkan  sebuah  model  untuk  menetapkan 
tujuan  iklan  dan  mengukur  hasil  kampanye  iklan.  Model  DAGMAR 
didasarkan  pada  tujuan  komunikasi  periklanan.  Model  DAGMAR 
dimulai  dengan  kesadaran pindah  ke  pemahaman,  maka  keyakinan  dan 
berakhir dengan tindakan.) 
  
31 
Pendapat lain mengenai DAGMAR menyatakan bahwa: 
“According  to DAGMAR theory,  the  main  objective  of  advertising is  to 
accomplish  clearly  defined  communication  objectives.  Man y  of  the 
models  lack  detail  as  to  how  best  to  achieve an  objective.  Refinements 
to  some,  such  as  the  DAGMAR  model,  are  attempts  to  operationalize 
hierarchy  models  further.  However  there remain  difficulties  associated 
with  measurement, 
as  conceptual  problems  are  still  associated  with 
constructs  such  as  awareness,  conviction,  and  p reference”.( Ini  ber arti 
menurut  Teori  DAGMAR,  tujuan  utama  dari  iklan  adalah  untuk 
mencapai  tujuan  komunikasi  yang  jelas.  Banyak  model  tidak  ada 
perincian  tentan g  cara  terbaik  untuk  mencapai  tujuan.  Penyempurnaan 
bagi  sebagian or ang,  seperti  model DAGMAR, merupakan  upaya  untuk 
mengoperasionalkan  model  hirarki  lebih  lanjut.  Namun,  masih  ada 
kesulitan  yang  terkait  dengan  pegukuran,  seperti  masalah  konseptual 
yan g masih terkait den gan konstruksi  seperti kesadaran, keyakinan, dan 
preferensi.) (Massingham, G.L. 2011:248). 
  
Menurut  Massingham  tujuan  dari  teori  DAGMAR  adalah  tujuan  dari 
pembuatan  iklan  yang  akan  di  informasikan  harus  memiliki  definisi  yang jelas 
agar  hasil  iklan  dapat  diukur.  Pengukuran  hasil  tersebut  didasarkan  pada 
masalah  kesadaran  (awareness),  pemahaman  (comprehension),  keyakinan 
(conviction)  dan  pembelian  sebagai  bentuk  dari  tindakan  (action)  seperti  yang 
tergambar di bawah ini 
Unawaraness
Awareness
Comprehension
Conviction
Action (Purchase)
 
DAGMAR Model
Ga mbar 2.1 DAGMAR Model
  Sumber : Massingham 2011
  
32 
2.2.7   Karakteristik Objektif Iklan
Kontribusi  besar  kedua  DAGMAR  untuk  proses  perencanaan  iklan 
adalah  definisi  tentang  apa  yang  merupakan  objektif.  Russel  Colley 
mengatakan  bahwa  tujuan  iklan  harus  dinyatak an  dalam  hal  tugas  komunikasi 
yan g konkret  dan  terukur,  menentukan  target  audiens,  menunjukkan  titik  awal 
patokan  dan tingkat perubahan, dan menentukan jangka waktu untuk  mencapai 
tujuan. 
   
Berikut  ini  karakteristik  objektif  DAGMAR  beserta  penjelasannya  (Belch, 
2012): 
a.  Konkret dan Terukur 
Pengiklan  umumn ya  menggunakan  platform  copy  untuk 
menggambarkan    pesan.  Pernyataan  platform  yang  objekti
atau  copy 
harus  spesifik  dan  cukup   jelas  untuk  memandu  spesiali
kreatif  yang 
mengemban gkan  pesan  iklan.  Menurut  DAGMAR,  tujuanny
juga 
harus dapat diukur.  
b.  Tar get Audiens 
Karakteristik  penting lain dari tujuan adalah  target pemirsa  yan
dapat 
di  definisikan  dengan  baik.  Target  audiens  utama  untu
produk  atau 
jasa  perusahaan  digambarkan  d alam  analisis  situasi.  Ha
itu 
didasarkan  pada  variabel  deskriptif  seperti  geograf
demografi,  dan 
psikografis  (berdasarkan keputusan  pemilihan media iklan)  sert
pada 
variabel perilaku seperti tingkat penggunaan atau manfaat. 
c.  Patokan dan Tingkat Perubahan 
Untuk  menetapkan  tujuannya  seseorang  harus  mengetahui  sasaran 
respon  variabel  hirarki  seperti  kesadaran,  pengetahuan,  citra,  sikap, 
dan  minat.  Sebuah  studi  riset  pemasaran  harus  dilakukan  untuk 
menentukan  tingkat  yang  berlaku  dari  r espon  hirarki.  Dalam  suatu 
produk  atau  jasa  yan g  baru,  kondisi  awal  pada  umumnya  mendekati 
nol  untuk  semua  variabel,  sehingga  tidak  ada  penelitian  awal  yang 
diperlukan.  Menetapkan  patokan  langkah-langkah  dalam  perencanaan 
promosi  dasar  untuk  menentukan  apa  yang  perlu  dicapai.  Misalnya 
  
33 
dalam  sebuah  studi  terdahulu  untuk  sebuah  mere
dapat 
mengungkapkan  bahwa  tingkat  kesadaran  yang  ting
tetapi 
mendapatkan  sikap  yang  negatif  dari  konsume
Tujuan  selanjutanya 
adalah merubah  persepsi  khalayak dan sikap terhada
merek.  Patokan 
tidak  hanya  berhar ga  dalam  mencapai  tujuan  da
sasaran  komunikasi 
tetapi penting untuk  menentukan apakah kampan ye yan
dilakukan itu 
berhasil.  
d.  Periode Waktu  
Pertimbangan  akhir  dalam  menetapkan  tujuan  iklan  adalah 
menentukan  periode  waktu  di  mana  mereka  harus  diselesaikan. 
Periode  waktu  yang  tepat  dapat  berkisar  dari  beberapa  hari  sampai 
satu  tahun  atau  lebih.  Sebagian  besar  kampanye  iklan  menentukan 
periode  waktu  d ari  beb erapa  bulan  sampai  satu  tahun.  Tergantun g 
pada  situasi  yang  dihadapi  pengiklan  dan  jenis  respon  yang  dicari. 
Misalnya,  tingkat  kesadaran  merek  dapat  diciptakan  atau  naik  cukup 
cepat  melalui  jadwal  media  yang  intensif,  dengan  cara  iklan  yang  di 
tayangkan berulang-ulang kep ada target audiens. 
  
34 
2.3 Kerangka Pemikira n 
Permasalahan  
Bagaimana Memahami Analisis 
PT. Taktik Promo Sukses 
Implementasi Advertising 
Objectives Dalam Iklan Run
With Heart ?
Metode Penelitian 
Konsep  
Metode penelitian kualitatif 
dengan jenis penelitian deskriptif. 
1.  Komunikasi 
2.  Komunikasi Massa 
3.  Integrated Marketing 
Data Primer 
Communication
1.  Observasi 
2.  Wawancar a 
4.  Periklanan 
5.  Above The Line & Below The 
Line
Data Sekunder 
6.  DAGMAR 
7.  Karakteristis Objektif Iklan 
1.  Dokumentasi 
Expected Result 
Untuk Memahami Analisis 
Implementasi Advertising 
Objectives Iklan Run With Heart
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran