BAB 2
    LANDASAN TE ORI
2.1 Internet
Menurut  Elbert  dan  Griffin  (2009:  185),  intern et  adalah  sebuah  sistem 
raksasa pada komputer yang saling berhubun gan, lebih dari 100 juta komputer di 
lebih dari 100 negara  yang kita ketahui sekarang. 
Menurut  Strauss dan Frost  (2009,  p6), internet adalah  jaringan  global  dari 
jaringan  -  jaringan  yang  saling  berhubungan.  Jaringan  ini  termasuk  jutaan 
jaringan –
jaringan dari korporasi, pemerintah, organisasi, dan pribadi. 
Chaffey  (2009, p4),  mengartikan  bahwa  internet  merujuk  kepada  jaringan 
fisik yan g  menghubungkan komputer – komputer di seluruh dunia. Jaringan fisik 
ini  terdiri  dari  infrastruktur  server  –  server  jaringan  dan  hubungan  komunikasi 
diantara  mereka  yang  bertugas  untuk  memegang  dan  mentranspo rtasikan 
informasi antara PC client dan server web. 
Berdasark an  pengertian  internet  diatas  dapat  disimpulkan  internet 
merupakan  sebuah  sistem  raksasa  yang  terhubung  den gan  jaringan-jaringan 
komputer  diseluruh  dunia  untuk  saling  berkomunikasi  dan  memperoleh 
informasi. 
2.2 WWW  (World Wide Web)
Menurut  McLeod  dan  P.  Schell  (2008:78),  World  Wide  Web, disebut  juga 
web  dan  WWW  adalah  ruan g  informasi  yang  bertindak  sebagai  server  yang 
men yimpan  dokumen  –  dokumen  hypermedia  dan  dapat  diambil  melalui  suatu 
skema alamat  yang unik.
  
Protokol       Nama Domain    Hypertext Markup Languange 
    Ga mbar 2.1: T erminologi World Wide Web
2.3 HTML
(Princeton.edu,  2012),  HyperText  Markup  Language  (HTML)  adalah 
kumpulan  tag  dan  aturan  yang  mengacu  pada  Standard  Generalized  Markup 
Language  (SGML)  yang  digunakan  untuk  membuat  sebuah  halaman  web, 
menampilkan  berbagai  informasi  di  dalam  sebuah  penjelajah  web  internet  dan 
formating  hypertext  sederhana  yang  ditulis  kedalam  berkas  format  ASCII  agar 
dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi. 
Menurut  Shelly,  dan  Woods  (2011,  P.9)  HTML  adalah  platform 
independen,  yang  berartidapat  membuat,  atau  kode,  file  HTML  pada  satu  jenis 
komputer  dan  kemudianmenggunakan  browser  pada  jenis  lain  dari  komputer 
untuk melihat bahwa file sebagai halaman Web. 
Menurut  Strauss  dan  Frost  (2012:31),  HTML  (Hypertext  Markup 
Language)  adalah  sebuah  standar  presentasi  halaman  web.  Konten  yang  baik 
adalah  kunci  untuk  menarik  perhatian  pelanggan  bagi  sebuah  website  dan 
mempertahank an kepentingan merek a atau menerima kunjungan berulang.
Menurut  Chaffey  (2011:128),  HTML  (HyperText  Markup  Language) 
adalah  Halaman  standar   web  presentasi  den gan  menggunakan  format  untuk 
menentukant pesan d an tata letak halaman web.  
   
2.4 PHP atau Hypertext PreProcessor
PHP  atau  Hypertext  Preprocessor  menurut  Welling  dan  Thomson  (2008, 
P.  2)  adalah  server-side  scripting  bahasa  pemo graman  yang  dirancang  khusus 
untuk Web. Dengan sebu ah Halaman HTML yang dapat menanamkan kode PHP 
  
dan  selanjutn ya  akan  dieksekusi  setiap  kali  halaman  dikunjungi.  Kode  PHP 
tersebut disimpan  pada  server web  dan  menghasilkan  berupa  output HTML atau 
lainnya. 
2.5 Pemasaran
Menurut  Kotler  &  Armstrong  (2012:  28-29)  pemasaran  adalah  proses 
dimana  perusah aan  menciptakan  nilai  bagi  pelanggan  dan  membangun 
hubungan  yang  kuat  dengan  pelanggan  d engan  tujuan  untuk  menangkap  nilai 
dari pelanggan sebagai imbalannya. 
2.6 Strategi Pemasaran
Menurut  Kotler  dan  Amstrong  (2004:  46 ),  strategi  pemasaran  adalah 
logika  pemasaran  yang  digunakan  oleh  perusahaan  dengan  harapan  agar  unit 
bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan. 
1.  Pemimpin pasar (Market Leader)
Sebuah perusahaan yan g  mengu asai sebuah pasar  yang d apat  men gikuti 
beberapa  strategi  para  pemimpin  pasar.   Contoh:  Aqua  sebagai  merek  utama 
air mineral. 
2.  Penantang pasar (Market Challenger)
Perusahaan  nomor  dua  yang  agresif  menyerang  pesaing  unutk 
menambah  pangsa  pasar  lebih  ban yak.  Contoh:  2tang  sebagai  pesaing  dan 
men yerang Aqua sebagai penguasa pasar air mineral. 
3.  Pengikut pasar (Market Follower)
Perusahaan  yang  menggunakan  strategi  ini  memperoleh  pangsa  pasar 
dan  laba  yang  stabil  dengan  mengikuti  produk,  harga,  serta  program 
pemasaran pesaing. 
  
4.  Perelung pasar (Market Nicher)
Perusahaan  yang  lebih  kecil  dalam  suatu  pasar  atau  bahkan  perusahaan 
yan g  lebih  besar  namun  tidak  memiliki  posisi  yan g  mapan.  Mereka 
melakukan  spesialisasi  dengan  melayani  celah  pasar  yang  diabaikan  oleh 
kebanyakan pesaing. Melalui perelungan  yang  cermat,  perusahaan yang  lebih 
kecil  dalam  industri  memiliki  kemampuan  menghasilkan  laba  yang  sama 
dengan pesain g  yang lebih besar. 
2.7 Marketing Mix
Menurut  Ebert  dan  Griffin  (2009:  356),  dalam  meren canakan  dan 
melaksanakan  strategi,  para  manajer  bergantun g  pada  empat  komponen  dasar. 
Elemen  itu  serin g  kali  disebut  sebagai  “4   P”  dalam  pemasaran,  dan  disebut 
sebagai  alat  untuk  menjalankan  strategi,  mereka  membentuk  bauran  pemasaran 
(marketing mix), masing-masing adalah: 
1.  Product (produk)  
Pemasaran  dimulai  dengan  produk  yaitu,  barang,  jasa,  atau  gagasan 
yan g dirancang untuk memenuhi  kebutuhan  seorang  pemakai.  Produk adalah 
segala  sesuatu  yang  dapat  ditawarkan  ke  pasar  untuk  memuaskan  keinginan 
atau  kebutuhan.  Dengan   demikian  menyusun  dan  mengembangkan  produk 
baru  merupakan  tantangan  bagi  tenaga  pemasaran.  Memenuhi  kebutuhan 
seorang pemakai  seringkali  berarti  mengubah  produk-produk  yang  telah  ada. 
Salah  satu  strateginya  adalah  defrensiasi  produk.  Defrensiasi  produk  berarti 
penciptaan  suatu  produk  atau  citra  produk  yang  cukup  berb eda  dengan 
produkproduk yang telah beredar. 
2.  Pricing (penetapan harga) 
Memilih  harga jual  yang  sesuai  kadang-kadang  juga  merupakan  tindak 
penyeimbangan.  Disatu  sisi,  harga  harus  mendukung  beragam  biaya  :  biaya 
operasi,  biaya  17  administrasi  dan  riset  organisasi  itu  juga  selain  juga  biaya 
pemasaran,  seperti  biaya  iklan  dan  biaya  p enjual.  Di  sisi  lain,  harga  tidak 
dapat  terlalu  tinggi  karena  pelanggan  dapat  berpindah  ke  produk-produk 
  
pesaing. 
3.  Promotion (promosi) 
Komponen  bauran  pemasaran  yang  paling  terlihat  nyata  tidak  lain 
adalah  promosi,  yang  mengacu pada  teknikteknik untuk mengkomunikasikan 
informasi mengenai produk. 
4.  Place (penempatan / distribusi) 
Yaitu  bagian  dari  bauran  pemasaran  yang  mempertimbangkan 
bagaimana men yampaikan produk dari produsen ke pemakai. 
2.8 E-marketing
E-marketing  (Electronic  Marketing)  merupakan  suatu  proses  pemasaran
yang  menggunakan  teknologi  komunikasi  elektronik  (Chaffey,  Chadwick, 
Johnston & Mayer, 2006: 9). 
E-Marketing  merupakan  bagian  dari  e-business  (Electronic  Business).
Definisi  E-business  itu  sendiri  merupakan  segala  kegiatan  yan g  dapat 
mendukung  keseluruhan  proses  bisnis  perusah aan,  yang  dilakukan  melalui 
media  elektronik  seperti  E-commerce,  E-CRM  (Customer  Relationship 
Management),  E-SC M  (Supply  Chain  Management),  E-procurement  dan 
termasuk  E-Marketing  di  dalamnya  (Chaffey,  Chadwick,  Johnston  &  Mayer, 
2006: 11).  
Menurut  Strauss  dan  Frost,  (2009:  6),  e-marketing  adalah  penggunaan 
teknologi  informasi  dalam  proses  membuat,  berkomunikasi,  dan  memberikan 
nilai 
(value)  kepada  pelanggan.  E-Marketing  mempengaruhi  pemasaran 
tradisional  dalam  dua  cara.  Pertama,  e-
marketing  meningkatkan  efisiensi  dalam 
fungsi  pemasaran.  Kedua,  teknologi  dari  e-marketing  merubah  banyak  strategi 
pemasaran.  Hasil  perubahan  dalam  model  bisnis  baru  ini  dapat  menambah  nilai 
(value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. 
Jadi  dapat  diartikan  e-marketing  adalah  usaha  perusahaan  untuk 
mempromosikan,  mengkomunikasikan,  men ginformasikan 
dan  menjual 
  
produknya  baik  berupa  barang  ataupun  jasa  dengan  menggunakan  aplikasi 
elektronik salah satunya adalah melalui Internet. 
2.9 Keuntungan E-Marketing 
  Menurut  Kotler  &  Armstrong  (2004:  55),  pemasaran  online  memberikan 
manfaat  pada  konsumen  maupun marketer. Keuntungan  online marketing  untuk 
konsumen: 
• 
Convenient 
Artinya  konsumen  tidak  harus  terjebak  kemacetan,  menemukan  tempat 
parkir,  dan  berjalan  melalui  toko-toko  yang  tidak  terhitung  jumlahnya  u ntuk 
menemukan  produk.  Konsumen  dapat  membandingkan  merek,  mengecek 
harga dan memesan b arang 24 jam sehari dari lokasi manapun. 
• 
Easy an Private 
Konsumen  menghadapi  lebih sedikit  perselisihan  dalam  membeli  barang  dan 
tidak  perlu  untuk  menghadapi  penjual  atau  membuka  diri  mereka  terhadap 
bujukan dan hubungan emosional. 
• 
Information 
Layanan  online  dan  internet  memberikan  konsumen  akses  terhapa 
perbandingan informasi yang berlimpah mengen ai perusahaan dan produk.  
• 
Interactive and immediate 
Konsumen  dapat  berinteraksi  ddengan  situs  penjual  untuk  menemukan 
informasi  yan g  tepat  mengenai  produk  atau  layanan  yang  mereka  inginkan 
lalu memesan atau men-download-nya secara lan gsung. 
Keuntungan untuk marketers: 
• 
Pemasaran  online  merupakan  suatu  alat  yang  bagus  untuk  membangun 
hubungan   den
gan  konsumen.  Perusahaan  dapat  berinterkasi  dengan 
  
konsumen  untuk  mempelajari  tentang  kebutuhan  dan  keinginan  konsumen 
yang lebih spesifik dan untuk membangun database konsumen. 
• 
Pemasaran  online  dapat  mengurangi  biaya  dan  meningkatkan  efisiensi. 
Online  marketer  dapat  menghindari  biaya-biaya  untuk  mempertahankan 
tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi dan peralatan lainnya.
• 
Pemasaran  online  juga  menawarkan  fleksibilitas  yang  besar  memungkinkan 
marketer  untuk  membu at  penyesuaian  terhad ap  penawaran  dan  program-
programn ya.
• 
Internet  merupakan  suatu  medium  global  yang  memungkinkan  pembeli  dan 
penjual  untuk  mengklik  dari  satu  tempat  ke  tempat  lainnya  dalam  hitungan 
detik. 
2.10 Eight Golden Rules
Eight  golden  rules  merupakan  delapan  p rinsip  dalam  pembuatan  sistem 
interaksi  yang  disebut  “golden  rules” 
yang  diterapkan  pada  sebagian  besar 
sistem  interaksi.  Berikut  ini  merupakan  isi  dari  eight  golden  rules  tersebut 
(Shneidermen, B., & Plaisant, C., 2005) :
• Konsisten. Serangkaian tindakan yang konsisten dilakukan pada situasi  yang 
sama; istilah  yang identik digunakan pada menu dan help screen; konsisten 
pada penggunaan warna, layout, kapitalisasi, tipe tulisan dan lainnya. 
• Memenuhi keberagaman penggun a aplikasi. Keberagaman yang dapat 
dijadikan sebagai bahan pertimbangan misaln ya tingkatan pengguna, 
rentang umur, dan sebagainya. 
• Memberika feedback yang informatif. Aplikasi harus menyediakan respon 
untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna. 
• Pencegahan kesalahan. Aplikasi yang dirancang harus meminimalkan 
kesalahan yang dilakukan oleh pengguna. Jika pengguna melakukan suatu 
kesalahan, maka antarmuka harus mendeteksi kesalahan tersebut dan 
memberikan instruksi yang mudah dan konstruktif untuk memperbaiki 
kesalahan tersebut. 
  
• Merancang dialog untuk penutup. Aplikasi sebaiknya memberikan feedback 
yang informatif pada setiap seran gk aian tindakan yang telah dilakukan 
oleh pengguna. 
• Memungkinkan untuk melakukan tindakan yan g  berkebalikan.  Fitur-fitur 
yang mungkin untuk dilakukan tindakan secara berlebihan misalnya tugas 
memasukkan data, pengisian sekelompok tugas seperti nama dan alamat.  
• Mendukung kendali internal locus. Pengguna aplikasi menginginkan agar 
aplikasi yang digun akan dapat memberikan respon terhadap tindakan yang 
dilakukan oleh pengguna. Tindakan berupa ban yaknya data yang harus 
dimasukkan dan ketidakmampuan melakukan tindakan  yang diin ginkan 
dalam penggunaan suatu aplikasi dapat menimbulkan ketidaknyamanan 
pengguna dalam menggunakan suatu aplikasi.  
• Mengurangi penggunaan  memori jangk a pendek. Tampilan harus sederhana, 
menggunakan tampilan yang memiliki banyak halaman, kurangi intensitas 
pergeseran window. 
2.11 Kerangka SOSTAC
Kerangka  SOSTAC  dikembangkan  oleh  Paul  Smith  (1999),  yang 
merangkum  berbagai  tahap  yang  harus  dilibatkan  dalam  strategi  pemasaran 
dari pengembangan strategi untuk implementasi. Ada enam elemen pendekatan 
SOSTAC pada peren canaan e-marketing, yaitu: 
• 
Situation Analysis 
• 
Objectives 
• 
Strategy 
• 
Tactics 
• 
Action 
• 
Control 
Menurut  Chaffey  (2011:389),  Pengukur an  efektivitas  e-marketing 
merupakan  integral  dari  proses  strategi  dalam  rangka  untuk  menilai  apakah 
tujuan  telah  dicapai.  Loop  tertutup  dengan  menggunakan  analisis  data  analisis 
  
Web.  Metrik  yang  dikumpulkan  sebagai  bagian  dari  tahap  kontrol  untuk  terus 
meningkatkan  e-marketing  melalui  pembuatan  perangkat  tambahan  untuk
website dan komunikasi pemasaran terkait.
  
Ga mbar 2.2 SOSTAC -  Kerangka Kerja Umum Untuk E-
Perencan aan Pemasaran 
Sumber : Chaffey (2009, p419)
2.11.1  Situation Analysis (Where Are We Now ?)
Menurut  Chaffey  (2009,  p420)  situation  analysis 
adalah  lingkungan  analisis  dan  review  proses  internal  dan 
sumber  daya  untuk  menginformasikan  strategi.  Lingkungan 
pemasaran  yang  terus  berubah,  memberikan  banyak 
kesempatan  untuk  mengembangkan  produk  baru,  pasar  baru, 
dan  media  baru  untuk  berkomunikasi  den gan  pelanggan  dan 
saluran  baru  untuk  mencapai  mitra  bisnis.  Tujuan  dari 
situation analysis  adalah  untuk memahami lingkungan saat  ini 
dan  masa  depan  perusahaan  yang  beroperasi  agar  tujuan
  
strategis  yang  realistis  dapat  mengingat  apa  yang  terjadi  di 
pasar. 
2.11.1.1 SWOT Analysis
Menurut  Strauss  dan  Frost  (2012,  p74)  analisis 
SWOT  mengalir  dari  analisis  situasi  yang  menguji 
kekuatan  internal  perusahaan  dan  kelemahan  yang 
berhubungan  den gan  lingkungan,  kompetisi,  peluang, 
ancaman  eksternal.  Peluang  dapat  membantu  untuk 
menentukan  target  pasar  atau  mengidentifikasi  peluang 
produk  baru,  sedangkan  ancaman  adalah  wilayah 
pemasaran. 
  
Gambar 2.3 SWOT Analysis: Strengths (S), Weaknesses (W),
Opportunities (O), and Threats (T)
Sumber : Kotler dan Amstrong (2012, p54)
2.11.1.2 Competitor Analysis
Menurut  Chaffey  (2011:396),  Competitor  analysis 
adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh pesaing 
yang sudah ada dan pesaing yan g  baru dan diterapkan oleh 
pelan ggan mereka.  
  
Menurut  Chaffey  (2011:396),  Competitor  analysis 
atau  pemantauan  para  pesaing  pengguna  e-commerce 
untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah 
sangat  penting  dalam  e-marketplace,  karena  sifat  dinamis 
dari  media  internet.  Hal  ini  memungkinkan  layanan  baru 
akan  diluncurkan  dan  p romosi  berubah  jauh  lebih  cepat 
daripada melalui komunikasi cetak.  
Benchmarking  dari  layanan  online  dan  strategi  para
pesaing  merupakan  bagian  penting  dari  perencanaan 
kegiatan  dan  juga  harus  terjadi  secara  terus-menerus 
dalam  rangka  untuk merespon pendekatan pemasaran baru 
seperti  harga  atau  promosi.  Benchmarking  para  pesaing 
memiliki  perspektif  yang  berbeda  yang  melayani  tujuan 
yang berbeda: 
1.  Review pada kemampuan internal:  seperti sumber  daya, 
struktur  dan  proses  vs  pelanggan  eksternal  yang 
dihadapi fitur pada situs. 
2.  Dari  proposisi  inti  melalui branding  untuk  online value 
proposition (OVP).  Proposisi inti  akan didasarkan  pada 
kisaran  harga  produk  yang  ditawarkan,  dan  promosi. 
OVP  menggambarkan   jenis  layanan  web  yan g 
ditawarkan  yang menambah nilai brand.
3.  Berbagai  aspek  dari  siklus  hidup  pelanggan:  akuisisi 
pelanggan,  konversi  ke  retensi.  Kemampuan  pesaing 
harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran  digital 
masing-masing  pesaing.  Ini  harus  dinilai  dari  sudut 
pandang  dari  segmen  pelan ggan  yang  berbeda  atau 
personal, mungkin melalui sesi kegunaan.  
4.  Kualitatif  ke  kuantitatif:  dari  penilaian  kualitatif  oleh 
pelanggan  melalui  survei  dan  kelompok  fokus  melalui 
analisis  kuantitatif oleh  auditor  independen dari d ata  di 
akuisisi  pelanggan  (misalnya  jumlah  pen gunjung  situ, 
biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume penjualan dan 
  
pendapatan  dan  pangsa  pasar),  konversi  (tingkat 
konversi rata-rata) dan retensi seperti konversi berulang 
dan jumlah pelanggan  aktif. 
5.  Di  dalam  sektor  dan  di  luar  sektor:  benchmarking 
terhadap  situs  serupa  dalam  sektor  dan  peninjau  sektor 
yang  cenderung  lebih  maju,  misalnya  penerbit  online, 
jejaringan sosial dan situs brand. 
6.  Tindakan  keuangan  ke  non-keuangan.  Meninjau 
melalui  sumber-sumber  intelijen  kompetitif  seperti 
laporan  perusahaan  atau  pengiriman  informasi  pajak 
tambahan  mungkin  tersedia  pada  omset  dan  laba  yang 
dihasilkan oleh saluran digital.  
7.  Dari  pengalaman  pen gguna  untuk  evaluasi  ahli. 
Penelitian  benchmarking  harus  mengambil  dua 
perspektif  alternatif,   dari  ulasan  pelanggan  yang 
sebenarnya untuk kegunaan evaluasi ahli independen. 
2.11.1.3 Intermediary Analysis (Analisis Perantara)
Menurut  Chaffey  (2011:398),  Pentingnya  per antara 
pada  website  seperti  portal  dalam  jalur  website  organisasi 
atau mempengaruhi pengunjung saat mereka mengkonsumsi 
konten.  Situasi  analisis  juga  melibatkan  mengidentifikasi 
perantara  yang  relevan  untuk  beberapa  pangsa  pasar 
tertentu. 
2.11.1.4 SLEPT factors
Menurut  Chaffey  (2011:180),  Untuk  melihat  faktor 
lingkungan  makro  pada  suatu  perusahaan  maka  digunakan 
kerangka  kerja  SLEPT.  SLEPT  terdiri  dari  faktor  Social, 
Legal,  Economic,  Political,  dan  Technological.  SLEPT  
berguna  untuk  menek ankan  pentingnya  hukum  dalam 
  
mempengaruhi  praktek  pemasaran  melalui Internet.  Faktor-
faktor SLEPT yaitu: 
• 
Social  factors  -  pengaruh  persepsi  konsumen  dalam 
menentukan  p enggunaan  internet  untuk  kegiatan  yang 
berbeda. 
• 
Legal and ethical factors -
menentukan metode  dengan 
produk  yang  mana  yang  d apat  dipromosikan  dan  dijual 
secara  online.  Pemerintah,  atas  nama  masyarakat,  berusaha 
untuk melindungi hak-hak individu untuk privasi. 
• 
Economic  factors  -  variasi  dalam  kinerja  ekonomi  di 
berbagai  negara  dan  wilayah  mempengaruhi  pola  belanja 
dan perdagangan internasional. 
• 
Political  -  organisasi  pemerintah  nasional  dan  transisi 
memiliki  peran  penting  dalam  menentukan   masa  depan 
adopsi dan kontrol internet dan aturan dengan  yang diatur.  
• 
Technological  factors  -  perubahan  teknologi 
menawarkan  kesempatan  baru  dengan  cara  produk  dapat 
dipasarkan. 
2.11.1.5 Resource Analysis
Menurut  Chaffey  (2011:398),  Sebuah  audit  internal  akan 
menilai  kemampuan  sumber  daya  dari  perusahaan  seperti 
orang-oran gn ya,  proses  dan  teknologi  untuk  mengirimkan 
e-marketing sebagai pebandingan den gan para pesaingnya
2.11.2  Objectives (Where Do We Want To Be?)
Menurut  Chaffey  (2009,  p281)  Objectives  merupakan 
pernyataan  dan  komunikasi  misi 
organisasi,  visi  dan  tujuan. 
Tahap  ini  merupak an  tahap  untuk  menentukan   tujuan  agar 
perusahaan akan focus terhadap apa yan g ingin dicapai. 
  
Manfaat  dalam  penerapan  e-marketing  dirangkum 
menjadi 5S, yaitu : 
1. Sell  merupakan  salah  satu  manfaat  dari  penerapan  e-
marketing   yang membantu dalam meningkatkan penjuala
karena  promosi  yang  dilakukan  secara  online  dapat
menjangkau masyarakat yang luas. 
2. Serve  merupakan  salah  satu  tujuan  dari  penerapan  e-
marketing    untuk  menambah  value  bagi  customer,  dengan 
meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback untuk
customer.  
3. Speak  merupakan  salah  satu  tujuan  dari  penerapan  e-
marketing    untuk  lebih  dekat  den gan  custome
Dalam 
mencapai  tujuan  ini  perusahaan  diharapkan  untu
dapat 
membuat e-marketing  yang bisa menjadi sarana komunika
yang efektif.  
4. Save  merupakan  salah  satu  tujuan  dari  penerapan  e-
marketing    untuk  mengurangi  biaya  promosi,  dengan 
menciptakan  e-marketing  yang  bisa  men gu rangi  biaya 
promosi yang serin g dikeluarkan perusahaan.
5. Sizzle  merupakan  salah  satu  tujuan  dari  penerapan  e-
marketing    untuk  meningkatkan  brand  awareness  dan
recognition melalui jalur online.
2.11.3 Strategy (How Do We Get There?)
Setelah  tujuan  yang  ingin  dicapai  berhasil  dirumuskan 
pada  tahap  sebelumnya,  maka  penyusunan  strategi  yang  tepat 
sasaran  dapat  dilakukan.  Banyak  orang  yang  bertanya  apa 
sebenarnya  perbedaan  dari  Strategi  dan  Taktik  pada  tahapan 
kerangka perencanaan SOSTAC®. 
  
Strategi  itu  sendiri  hanya  merupakan  panduan  umum 
untuk  mencapai  tujuan.  Bedanya  dengan  taktik  adalah,  taktik 
diharuskan  menjabarkan detail  mengenai  cara atau tools spesifik 
yang akan digunakan untuk  mencapai tujuan, disesuaikan dengan 
strategi yang telah ditetapkan (Chaffey & Smith, 2013: 454). 
Cara  yang  dapat  digunakan  untuk  mengingat  elemen 
kunci  yang  harus  ada  dalam  strategi-khususnya  dalam 
pembentukan  strategi  emarketing  yang  efektif-adalah  dengan 
berpedoman  pada  akronim  berikut:  STOP  and  SIT  (Chaffey  & 
Smith, 2013: 459). 
Pertama,  strategi  yang  dibuat  harus  difokuskan  untuk 
mencapai  Objectives  (O)  yang  telah  ditentukan  sebelumnya. 
Identifikasi  semua  Segments  (S)  yang  mungkin  dapat  dimiliki 
oleh perusahaan. 
Segmentation  merupakan  pengklasifikasian  customer  ke 
dalam  beberapa  kelompok  berbeda  untuk  dapat  mengetahui 
kebutuhan  produk  atau  jasa  spesifik  dari  masing-masing 
kelompok.  Berhubung  kebutuhan  segment  customer  yang 
ditargetkan  secara  online mungkin  akan  berbeda dengan segment 
customer  yang  telah  ada  pada  jalur  offline,  mungkin  akan 
diperlukan  adanya  pemilihan  ulang  mengenai  Target  Market (T) 
atau  segment  yang  ingin  dikuasai  melalui  marketing  secara
online.  Positioning  (P)  juga  merupakan salah  satu  bagian  paling 
mendasar  yang  harus  diperhatikan  dalam  pembentukan  strategi 
emarketing,  karena  pemilihan  produk  yang  ingin  dijual  melalui 
jalur  online,  penentuan  harga  yang  tepat  dan  penawaran  value 
seperti apa yang dijanjikan kepada calon customer dengan adanya
e-Marketing,  akan  menentukan  posisi  perusahaan  di  dalam
marketplace  dibandingkan  dengan  para  competitor  yang  ikut 
bersaing  di  dalamnya.  A pakah  semua 
hal  tersebut  (STOP) 
nantinya dapat  dibentuk  menjadi sebuah strong proposition yang 
dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan?
Perlu  diketahui,  pengertian  proposition  yang  dimaksud 
diatas  adalah  Customer  Value  Proposition  (yang 
dalam  konteks 
pembuatan  strategi  e-Marketing  disebut  sebagai  Online  Value 
  
Proposition)  dimana  menurut  Anderson,  Narus,  &  Rossum 
(2006,  Three  Kind  of  Value  Proposition:  Which  Alternative 
Conveys Value to Customers? section,para. 1) diartikan sebagai:
i.  All  benefit  to  your  customers  dimana  Customer  Value 
Proposition diartikan sebagai daftar dari seluruh keuntungan 
yang  akan  diperoleh  customer  jika  membeli  produk  atau 
jasa perusahaan.
ii.  Favorable  points  of  difference  between  your  product  with 
your  competitors  dimana  Customer  Value  Proposition
diartikan  sebagai  daftar  keuntungan  lebih  yang  akan 
diperoleh  customer  bila  membeli  produk  atau  jasa 
perusahaan  bila  dibandingkan  dengan  membeli  pada 
kompetitor. 
iii.  Resonating  focus  dimana  Customer  Value  Proposition 
diartikan  sebagai  keuntungan  paling  besar  yang  ditawarkan 
oleh
perusahaan untuk menjaga customer agar mau membeli 
produk atau jasa perusahaan baik di masa sekarang  maupun 
di masa depan. 
Strong  value  proposition  atau  value  proposition  yang  efektif  harus
mampu  menarik  minat  target  customer  untuk  membeli  suatu  produk  atau 
jasa  yang  ditawarkan  perusahaan,  bahkan  harus  mampu  mempengaruhi 
pelanggan  agar  bersedia  untuk  loyal  menggunakan  produk  atau  jasa  yang 
dijual perusahaan. 
Unsur  lain  yang harus  ada  dalam  pembentukan  strategi,  selain  STOP 
adalah  SIT.  SIT  merupakan  singkatan  dari  Sequence  or  Stage  (S), 
Integration  (I),  Tools  (T).  Cara  merumuskan  strategi  dengan  me makai  tiga 
komponen  tersebut,  pertama-tama  tentukan  terlebih  dahulu  stage  atau
sequence dari tipe e-Marketing yang akan dibangun. Apakah tipe emarketing
yang akan dibangun hanya berupa website brochureware (model level 2 dari 
5  level  tipe  pembangunan  e-Marketing  pada perusahaan), atau sudah masuk 
ke  dalam  tipe  simple  interactive  website  (model  level  3  dari  5  level  tipe 
pembangunan  e-Marketing  pada  perusahaan)  yang  mendukung  adanya 
komunikasi antar User (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2009: 162).  
  
Setelah  menentukan  stage  atau  level  website  seperti  apa  yang  akan 
dibangun, tentukan apakah harus ada integrasi proses atau integrasi database 
antara  channel  online  dengan  offline  jika  aplikasi  online  sudah 
diimplementasikan  nantinya,  perlukah  dilakukan  integrasi  antara  data 
customer  pada  database  offline  dengan  data  customer  yang  disimpan  pada
database  online  ?  Kemudian  jangan  lupa  tentukan  juga  mengenai  Tools
seperti  apa  yang  akan  dipakai  untuk  mewujudkan  website  e-Marketing 
tersebut. 
  
2.11.4  Tactics (How  Exactly Do We Get There?)
Menurut  Chaffey  (2009,  p449),  taktik  pemasaran 
untuk  menerapkan  strategi  dan  tujuan  secara  tradisional  di
sekitar  bauran  pemasaran.  Untuk  mencapai  perencanaan  e-
marketing  yang  efektif  maka  dapat  digunakan  tahapan 
pemasaran 7Ps, yaitu sebagai berikut: 
 
Gambar 2.4 Unsur Marketing Mix
Sumber : Chaffey  (2009 , p449)
1.  Product  
Unsur  marketing  mix  yang  melibatkan  melakukan  riset 
kebutuhan  pelanggan  dan  men gembangkan  pro duk  yan g 
  
sesuai.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  menyediakan 
customer  service,  menyediakan  informasi  produk  yan
lengkap, testimonial dari user dan lain – lain. 
2. Promotion 
Unsur  marketing  mix  yang  melibatkan  komunikasi  dengan 
pelan ggan  dan  stakeholder  lainnya  untuk 
menginformasikan  kepada  customer  tentang  produk  dan 
organisasi.  
  
Ga mbar 2.5 Unsur Marketing Mix
Sumber : Chaffey (2009 , p449)
 
3. Price 
Unsur Harga  dalam marketing mix men gacu pad
kebijakan 
harga  organisasi  yang  digunak an  untu
mendefinisikan 
model  penentuan harga  dan  untuk  menetapkan  har g
untuk 
produk  dan  jasa.  Contohnya  adalah  denga
memberikan 
harga  diskon  kepada  customer  yang  membeli  produ
dengan quantity  yang banyak. 
4. Place 
  
Unsur  marketing  mix  yang  melibatkan  distribu
produk 
kepada  pelanggan  sesuai  den gan  permintaa
dan 
meminimalkan 
biaya  persediaan,  tr ansportasi  da
penyimpanan. 
5.  People 
Unsur  marketing  mix  yang  melibatka
pengiriman  layanan 
kepada pelanggan selama interaksi dengan p elan ggan
6.  Process 
Unsur  marketing  mix  yang melibatkan metode da
prosedur 
perusahaan gunakan  untuk  mencapai  semua fun gs
pemasaran. 
7.  Physical Evidence 
Unsur  marketing  mix  yang  melibatkan  ekspre
nyata  dari 
produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan.  
2.11.5  Action (The Details of Tactics who Does, what and when)
Menurut  Chaffey  (2009,  p469)  action  merupakan 
komponen  perencanaan  tindakan  e-marketing  mengacu 
pada  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  manajer  untuk 
melaksanakan  suatu  rencana.  Hal  –  hal  yang  perlu 
diselesaikan  saat  menentukan  tindakan  atau  action  yaitu 
tingkat  investasi  apa  di  saluran  internet  yang  cu kup  uintuk 
memberikan  layanan,  apa  yang  akan  menjadi  payback, 
pelatihan  staff,  tanggung  jawab  yang  diperlukan  untuk 
keefektifan  internet  marketing,  perubahan  struktur 
organisasi  yang  diperlukan  dalam  internet  memberikan 
layanan  berbasis  internet,  dan  kegiatan sep erti  ap akah  yang 
dapat  dilakukan  untuk  mengelola website.  Berikut  hal  –  hal 
yang  perlu  ditentukan  dalam  menentukan  action  yakni 
tasks,  resources,  rekan  kerja  dan  outsourcing,  anggaran
  
termasuk  biaya  untuk  pengembangan,  promosi  dan 
pemeliharaan, skala waktu, dan staff. 
2.11.6  Control (How Do We Get There?)
Menurut  Chaffey  (2009,  p470)  control  merupakan 
unsur  rencana  e-marketing dapat  dicapai melalui  kombinasi 
teknik  tradisional  seperti  riset  pemasaran  untuk 
mendapatkan  customer  view,  opini  dan  teknik  baru  seperti 
analisis  web-server  log  files  yan g  menggunakan  teknologi 
untuk  memantau  apakah  tujuan  telah  tercapai.  Selain  itu, 
control  dapat  dicapai  melalui  kepuasan  pelanggan  dan 
monitoring  saluran  kinerja  melalui  situs  web  dan  saluran 
tradisional. 
2.12  Pengertian Wireframes
Chaffey  (2009,  p636)  menurut  Wodtke  (2002), 
wireframes  adalah  sebuah  gambar  dasar  dari  setiap  halaman, 
digambar  untuk  mengindikasikan  elemen  –  elemen  setiap 
halaman,  relasi  setiap  elemen,  dan  seberapa  penting  hubungan 
relatif setiap elemen.  
  
Gambar 2.6 Contoh wireframe (Chaffey, 2009, p 638)
2.13  Pengertian Blueprint
Chaffey  (2009,  p636)  menurut  Rosenfeld  dan 
Morville  (2002),  blueprint  adalah  menunjukkan  sebuah 
hubungan  antara  halaman  satu  dengan  yang  lainnya  dan  isi 
komponen  yang  lainnya,  dan  dapat  digunakan  untuk 
menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.  
  
Gambar 2.7 Contoh Blueprint (Chaffey, 2009, p637)
2.14  Pengertian Gantt Chart
Menurut  Taylor  (2004,  p304),  gantt  chart  adalah  sebuah 
grafik  b atan g  dengan  masing-masing  batan g  menandakan 
sebuah  aktivitas proyek  yang  ditunjukkan  dalam  satuan  waktu. 
Tujuan  dari  grafik  ini  adalah  untuk  menampilkan  status  dari 
tiap sumber daya pada semua waktu.