ubahnya sebagai cerita pendek kepada pa ra pemirsanya karena
hanya mengangkat hubungan kausalitas saat itu juga, bersifat
seketika dan la ngsung ending. Dalam alur cerita dan plot
point keempat ini, tidak lagi mengisahkan hubungan
kausalitas antara masa lalu dengan masa sekarang, namun
lebih kepada penyelesaian singkat atas masalah yang datang
atau terjadi saat itu juga., baik itu akhir cerita yang happy
ending maupun sadly ending, hal itu tidak menjadi masalah
karena ke banyakan para pemirsa telah me ngetahui bahwa
ternyata tokoh antagonis dalam film tersebut adalah si "A" dan
yang menjadi jagoannya a dalah si "B", tinggal bagaimana
ca ranya pemirsa dapat menerima kenya taan bahwa film
tersebut berujung pada kisah baha gia atau sebaliknya, berujung
pada ending yang memilukan dengan meninggalnya si
"jagoa n".
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1.2 Landasan Teori
2.2.1.1 Teori Drama
Drama adalah sa tu bentuk lakon se ni yang berce rita lewat percakapan
dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, perca kapan atau dialog itu
sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun
merupakan satu bentuk kesusastraa n, cara penyajian drama berbeda dari
bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing
menceritakan kisah yang melibatka n tokoh-tokoh lewat kombinasi antara
dialog dan narasi, dan merupakan ka rya sastra yang dicetak. Sebuah
drama hanya terdiri a tas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya,
tapi hanya berisi pe tunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh
sutrada ra. Oleh pa ra ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext a tau teks
utama; petunjuk pementasannya disebut nebente xt atau tek sampingan.
Kelengkapan Drama
Naskah drama : skrip yang dijadikan panduan pemain sebelum
pentas.
|