BAB II
TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data 
2.1.1 Tinjauan Data Umum
    a. Animasi Pendek
  Animasi  pendek  secara  teknis  merupakan  film  animasi  yang 
berdurasi  dib awah  30  menit.Film  animasi  pendek  merupakan  lompatan  ke 
medium  yan g  lebih  panjang,  juga sebagai  media  yang  dap at  dinikmati  oleh 
orang  urban  yang  sibuk  dan  membutuhkan  bentuk  konten-konten  yan g 
cepat  dan singk at.    Film  animasi  pendek  adalah  medium  untuk  eksperimen 
sesuatu yang baru, segar, karena sifatnya pendek.
b. Animasi 3D ( Tiga Dimensi )
Animasi  3D  visual  adalah  pengembangan  dari  animasi  2D.  Dengan 
animasi  3D,  karakter  yang  diperlihatkan  semakin  hidup  dan  n yata, 
mendekati  wujud  manusia  aslinya.  Sampai  saat  ini  ban yak  sekali  rumah 
produksi yan g  memproduksi film-film 3D, seperti  The Bugs Life, Toy Story, 
Monster  Inc,  Hotel  Transilvania,  Kungfu  Panda.  Dan  tahun  2011  kemarin 
film  garapan  sutradara  top  Steven  Spielberg,  The  Adventure  Of  Tintin 
menjadi film animasi yang paling mendekati objek sesungguhnya, atau yan g 
paling terlihat bukan sebuah animasi.
2.1.2 Tinjauan Data Khusus  
Data  yang  penulis  dapatkan  adalah  hasil  dari  melakukan  wawancara 
langsung  dengan  anak-anak  kecil  yang  berumur   sekitar  4  sampai  10  tahun.  Data 
diperoleh antara lain dari majalah online, internet, wawancar a. 
  
a.Majalah Online  :  Majalah  Bobo  yang  bercerita  tentang  sakit  gigi. 
b.  Internet  :  Penulis  juga  menggunakan  beragam  kutipan-kutipan  dan 
artikel-artikel  dari media online  dan  personal  yang merupakan p akar  dalam 
bidang  terkait  yaitu  artikel-artikel  tentang  sakit  gigi  dan  malas  gosok  gigi 
pada anak.
c.Wawancara  : Penulis berkomunikasi  lan gsung  dengan  anak-anak  berusia
4-10  tahun  yang  ada  di  komplek  rumah  penulis  dan  dokter  gigi  untuk 
melakukan analisis data.
d.  Film  dan  Animasi  :  Pen ggunaan  refrensi  video  digunakan  untuk 
mendapatkan struktur yang b aik dari segi cerita, grafis, maupun pesan moral 
yang ada dalam  film animasi tersebut,  Oleh sebab itu penulis menggunakan 
refrensi dari  film  animasi  pendek  atau  serial,  contohnya dari  animasi  serial
Marsha and The Bear dan Altitude Alto.
  
Gambar 2.1 Masha and The Bear 
631576.jpg)
2.2  Sakit gigi
  Menurut  Wikipedia,  sakit  gigi  adalah  rasa  nyeri  pada  gigi.  Sakit  gigi 
disebabkan  oleh  berbagai  masalah  pada  gigi  dan  rahang.Seperti  karies  gigi,  gingivitis, 
  
gigi berlubang  dan  masih  banyak  lagi.Dalam banyak  kasus,  sakit  gigi  disebabkan  oleh 
masalah gigi, seperti gigi retak, akar gigi terekspo s atau pen yakit  gusi. 
Sumber : Wikipedia, Sakit Gigi 
2.3  Kesehatan Gigi Anak
2.3.1  Kesehatan Gigi Anak Usia 3 – 6 tahun
  Menurut Asisten Manajer Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran 
Gigi  (FKG)  Universitas  Indonesia,  Drg.  Peter  Andreas,  M.Kes  di  Jakarta, 
agar  gigi  anak  tetap  sehat  dan  tidak  mudah  keropos,  dianjurkan  setiap 
harinya  menggosok  gigi  minimal  dua  kali  sehari,  yakni    pagi  hari  setelah 
sarapan  dan  malam  hari  menjelang  tidur.  Ia  mengatakan  bahwa  merawat 
kesehatan  mulut,  gigi  dan  gusi  sejak  usia  dini  sangat  penting  karena  jika 
gigi susu rusak maka akan mengganggu aktivitas anak. 
Pada usia 3-6  tahun,  gigi susu mulai tumbuh  pada  anak.  Banyak  oran g 
beranggapan bahwa keberadaan gigi susu tidaklah penting dikarenakan gigi-
gigi  tersebut akan  tanggal  den gan  sendirin ya.  Faktanya,  gigi  susu  memiliki 
beberapa peran penting yaitu : 
1. Gigi  susu  memperkenalkan  bagaimana  mencerna  makanan; 
mengunyah, menggigit dan menghancu rkan. 
2. Gigi  susu  berperan  sebagai  pemandu  jalan   bagi  pertumbuhan  gigi 
tetap;  yakni  dengan  menjaga  jarak  antar  gigi.  Gigi  susu  yan g 
terawatt  juga  membantu  memastikan  gigi  tetap  tumbuh  di  tempat 
yang benar, tidak miring atau tumpang tindih. 
3. Penyakit  dan  kerusakan  pada  gigi  susu  dapat  menular  kepada  gigi 
tetap seiring dengan kemunculan gigi tetap. 
4. Bila  menyebar  ke  akar  gigi,  maka  infeksi  pada  gigi  susu  dapat 
merusak gigi tetap yang terletak persis di bawah. 
Sumber : Winarsho, Ny. Eodang. Agar Si Kecil Mau Makan  
  
2.3.2  Kerusakan Gigi Pada Anak 
  Masalah  yang  umum  terjadi  pada  manusia  adalah  kerusak an  gigi. 
Untuk  itu  menjaga  kesehatan  dan  kebersihan  mulut  sangatlah  penting. 
Karena itu sangat dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 
1. Hindari  terlalu  banyak  mengkonsumsi  makanan-makanan  yang 
manis dan lengket.  
2. Jaga  kebersihan  gigi  anak  dengan  menyikatnya  dua  kali  seh ari 
menggunakan  pasta  gigi  berfluoride,  maka  kemungkinan  gigi 
mereka mengalami kerusakan akan menurun. 
3. Bila  anak  mengalami  tanda-tanda  kerusakan  gigi(terlihat  dari  noda 
pada  gigi)  atau  bila  mereka  merasakan  sakit,  sebaiknya  segera 
mengunjungi dokter gigi. 
4. Penyakit  dan  k erusakan  gigi  susu  dapat  menular  kepada  gigi  tetap 
seiring dengan  kemunculan  gigi tetap. Gigi susu geraha
biasanya 
tidak  tanggal  hingga  anak  berusia  10-12  tahun.  Ja
banyak  waktu 
untuk  menularkan  keru sakan  gigi  kepada  gigi  teta
yang  telah 
tumbuh karena letaknya  berdekatan. 
Sumber : KGM 27 - Pemeriksaan Gigi dan Mulut Anak 
2.4  Pemeriksaan Gigi Pada Anak
    Keberhasilan  perawatan  gigi  pada  pasien  anak  tergantung  pada 
ketelitian  pemeriksaan,  diagonsa  yang    tepat  dan  perawatan  yang  tepat.  Untuk 
mencapai  hal  tersebut  harus  ada  kerja  sama  yang  merup akan  segitiga  yang  saling 
berhubungan  satu  sama  lain  (Segitiga  Pedodontik).  Segitiga  tersebut  merupakan 
rangkaian  tiga  unsur  yaitu  dokter  gigi  beserta  staffn ya,  anak  sebagai  pasien  dan  orang
tua/wali  pasien.  Kerja  sama  diantara  ketiga  unsur  tersebut  harus  dibina  dengan  baik 
demi keberhasilan p erawatan yang dilakukan. 
  
  
Gambar 2.2Segitiga Pedodontik
(KGM Pemeriksaan Gigi Pada Anak)
Seperti  pada  setiap  cabang  ilmu  kedokteran  gigi,  praktek  ilmu  kedokteran 
gigi  anak  harus  dikelola  dengan  suatu  filosofi  yang  sederhana  tapi  mendasar  yaitu 
rawat  pasiennya,  bukan  giginya.Apa  yang  terkandung  dalam  filosofi  ini  adalah  suatu 
tekad  untuk  mempertimbangkan  perasaan  anak,  membentuk  rasa  percaya  dan  k erja 
sama anak agar mau melakukan perawatan  dengan cara simpatik dan  baik.Tidak  hanya 
memberikan perawatan  sekarang, tetapi ju ga mengusahakan  masa depan kesehatan  gigi 
anak dengan membentuk sikap dan tingkah laku  yang positif terhadap perawatan gigi. 
    Sumber : KGM 27 - Pemeriksaan Gigi dan Mulut Anak 
2.5  Kunjungan Pertama Anak Ke Dokter Gigi 
   Kunjungan  ke  dokter  gigi  bagi  pasien  anak  merupakan  hal  yang 
penting terutama kunjungan pertama. Bila kunjungan pertama sudah berhasil dengan 
baik  maka kunjungan berikutnya  akan  menjadi  kunjungan  yang  men yenangkan  bagi 
anak  sebagai  pasien  dan dokter  gigi  yang merawatnya  sehingga  kunjungan  pertama 
ini  disebut  kunci  keberhasilan  perawatan.  Untuk  mencapai  tujuan  ini  perawatan 
harus  dilangsungkan  sedemikian  rupa  sehin gga  merupakan  pengalaman  yang 
menyenangkan dan anak mengenali dokter gigi dan lingkungannya. 
  Pada  kunjungan  p ertama  ini  sebaiknya  h anya  untuk  memperkenalkan 
pada  anak  bagaimana  rasanya  memeriksakan  gigi  dan  mempelihatkan  bahwa  ini 
adalah  pen galaman  yang  menyenangkan.Hal  ini  penting  terutama  untuk  anak  yan g 
  
baru  pertama  kali  berkunjung  ke dokter  gigi.Pemeriksaan  terhadap  anak  hendaknya 
dilakukan  perlahan-lahan,  jan gan  tergesa-gesa  dan  alat  yan g  digunakan  hendaknya 
dibatasi  untuk  menghindari  rasa  takut.Biarkan  anak  bertanya  tentang  alat  yang 
digunakan,  apabila  anak  ingin  memegangnya  boleh  diijinkan  asalkan  tidak 
berbahaya.Jawablah  pertanyaan  tersebut  den gan  jawaban  yang  mudah  dimengerti 
dan diberikan contoh yang mudah dipahami anak. 
  Hal  mendasar  dari  kunjungan  ini  tidak  boleh  diabaikan.  Bagi  orang 
dewasa bila ia merasa kurang senang  pada  satu  dokter  gigi,  ia  akan  pergi  ke  dokter 
gigi  lain,  tetapi  tidak  d emikian  halnya  dengan  pasien  anak,  sekali  ia  mengalami 
pengalaman  yang  tidak  menyenangkan  maka  akan  sulit  baginya  untuk  membangun 
kepercayaan terhadap dokter gigi. 
    Sumber : KGM 27 - Pemeriksaan Gigi dan Mulut Anak 
2.6  Perlengkapan Kedokteran Gigi
  Ada beberapa lokasi  dan peralatan dokter gigi yan g  menunjang praktek 
pengobatan yang dilakukan oleh dokter gigi, diantaranya adalah sebagai berikut :
 
Gambar 2.3Ruang dan Kursi Untuk Memeriksa Pasien
(sumber : penulis)
Biasan ya warna ruan g do kter gigi berwarna putih untuk memberikan kesan 
bersih dan higienis. 
  
Gambar 2.4 Peralatan Dokter Gigi I
(sumber : penulis)
Masing-masing alat memiliki nama dan kegunaan yang berbeda: 
a.  Pinset : Jepitan untuk menaruh kapas di dalam mulut. 
b.  Excavator : alat dengan ujung yang men yerupai sendok kecil, berfungsi 
untuk mengangkat jaringan lunak dan kotoran yang ada di dalam gigi. 
c.  Sonde : alat dengan ujung runcing untuk memeriksa kedalaman lubang 
gigi.  
d.  Mouth Mirror : alat dengan cermin diujungnya untuk melihat bagian 
gigi yang sulit dilihat dengan mata. 
e.  Cotton Roll :kapas  yang digulung, berfungsi untuk menadah air liur. 
f.  Cotton Pellet : kapas  yang berbentuk bulat kecil, berfungsi untuk 
mengeringkan bagian gigi. 
 
Gambar 2.5 Peralatan Dokter Gigi II
(sumber : penulis)
  
  Nama dan fungsi alat dar i kiri ke kanan adalah :
a.  Scaler : untuk membersihkan karang gigi 
b.  Medium-Speed  Drill  : 
alat  untuk  mengebor  gigi  dengan  kecepatan 
sedang. 
c.  High-Speed Drill alat untuk mengebor  gigi den gan kecepatan tinggi. 
d.  Water  Syringe  :  alat  untuk  menyedot  dan  membersihkan  air  di  daerah 
gigi. 
 
Gambar 2.6 Ruang Tunggu Dokter Gigi
(sumber : penulis)
  
Gambar 2.7 Penampilan Dokter Gigi
(sumber : penulis)
Biasan ya dokter  gigi mengenakan jas berwarna putih agar memiliki kesan 
bersih dan rapih, menggunakan masker pada saat memeriksa pasien untuk 
  
mencegah bau mulut yang tidak sedap dari mulut pasien dan menggunakan sarung 
tangan agar tangannya steril dan tidak kotor pada saat memeriksa pasien. 
Sumber : Drg. Lusiana  
2.7 Cara Menggosok Gigi yang B aik dan Benar
Menggosok  gigi  tidak  bisa  hanya  sekedar  dan  sembaran g  menggosok  gigi 
saja.Gosok  gigi  harus  menggunakan  sikat  gigi  dengan  keadaan  yang  baik  serta 
harus menggosok gigi ke seluruh bagian gigi termasuk bagian dalam gigi. 
Menggosok gigi juga  setidaknya dilakukan  minimal 2 kali sehari, yaitu pagi setelah 
sarapan dan malam sebelum tidur. 
  
Gambar 2.8 Cara Menggosok Gigi
Y/T0TRJPajoSI/AAAAAAAAAGY/MTBt6_RSQzU/s320/tooth+Brushing.jpg)
    Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggosok gigi: 
a.  Sikat secara vertikal bagian luar gigi depan atas. 
b.  Sikat secara vertikal bagian belakang samping gigi atas dan bawah. 
c.  Sikat  secara  horizontal permukaan  gigi-gigi  geraham  belakang  atas  dan 
bawah. 
d.  Sikat bagian dalam gigi-gigi atas. 
e.  Sikat bagian dalam gigi-gigi bawah. 
Sumber : Drg. Lusiana  
  
2.8 Psikologi Anak
Menurut  L.S. Vygotsky, perkembangan psikologis anak ditinjau  dari  proses 
sesuatu  terjadi.  Manusia  diproses  membentuk  motif-motif  dan  kebutuhan-
kebutuhan  baru  dalam  proses  perkembangannya  secara  historis.  Ia  juga 
mengemukakan  tahap-tahap  perkembangan  manusia.  Perkembangan  kepribadian 
manusia terdiri dari beberapa tahap yaitu: 
a.  Infacy (usia anak 0-3 tah un) 
b.  Early Childhood (usia anak 3-6 tahun) 
c.  Middle Childhood (usia anak 6-11 tahun) 
d.  Remaja / Teenage (usia anak 11-20 tahun)   
    Karakter  utama  dan  target  audience  penulis  ada  pada  tahap  Early 
Childhood  (3-6  tahun),  berikut  ini  adalah  ciri-ciri  anak  pada  tahapan  Early 
Childhood : 
a.  Sudah bisa berpikir logis 
b.  Adanya perkemban gan memori dan bahasa 
c.  Kepintarannya sudah bisa diprediksi 
d.  Sudah bisa mengerti prespektif pengembangan  
Sumber  : Diene, E, Papalia.  Sally,  Wendkos, Olds. Ruth, Duskin, Feldman. (2008). 
Human Development. 
2.9 Wawancara dan Survei 
2.9.1 Hasil Wawancara dan Survei
   Berikut  data  hasil  survei  yang  dilakukan  terhadap  20  anak-anak  yang 
disebar di komplek dan klinik gigi seputar menggosok gigi. 
a.  Apakah rajin menggosok gigi setiap hari?
Ya
4 anak  
Tidak  16  anak
Tabel 1 Tabel hasil wawancara 1 (sumber : penulis)
  
b.  Hal-hal apa yang menyebabkan tidakmenggosok gigi ? 
Alasan-alasan  yang 
didapat  antara  lain  :  lupa,  tida
disuruh  orang  tua,  merasa 
sikat gigi tidak penting, masih ingin ngemil, ingin langsung tidur da
malas. 
c.  Apakah takut ke dokter gigi ? 
Ya  12 anak
Tidak  8 anak
Tabel 2 Tabel hasil wawancara 2
(sumber : penulis)
d.  Hal-hal apa yang menyebabkan takut ke dokter gigi? 
Alasan-alasan  yang  didapat  antara  lain  :  tak
pengobatannya  sakit,  seram  dan 
tidak suka suasananya. 
e.  Apakah orang tua sering mengingatk an untuk menggosok gigi ? 
Ya  9 anak
Tidak  11 anak
Tabel 3 Tabel hasil wawancara 
(sumber : penulis)
Sumber : Penulis 
2.9.2 Analisa Wawancara dan Survei
  Penulis  mendapatkan  kesimpulan  bahwa  masih  banyak  anak-anak 
yang  malas  menggosok  gigi  karena  masih  belum  mempunyai  kesad aran  sendiri 
tentang  pentingnya menjaga kesehatan gigi dan  tidak sedikit juga dari mereka yang 
takut ke dokter gigi. 
  
2.10 Sinopsis dan Inspirasi Cerita
  Berdasarkan  analisa  dan  wawancara  yang  dilakukan  penulis,  penulis 
mendapat  data  bahwa  masih  ban yak  anak-anak  kecil  yang  malas  men ggo sok  gigi 
dan takut ke dokter gigi. 
  “Little  Toothy” 
bercerita  tentang  Tuti  yang  berumur  5  tahun.  Tuti 
malas  menggosok  giginya  p adahal  sudah  diperingatkan  oleh  ibun ya,  sampai  pada 
suatu  hari  ia  tidak  menggosok  giginya  setelah  makan  kue  kering,  pagin ya  Tuti 
merasakan  untuk  pertama  kalinya  sakit  yan g  hebat  pada  gigi  grahamnya  ketika  ia 
meminum susu  dan  hal  tersebut membuat Tuti  sangat  tidak nyaman. Akhirnya Tuti 
dibawa  oleh ibunya  ke d okter  gigi,  tetapi Tuti  ketakutan begitu  mau  diperiksa  oleh 
pak  dokter.  Akhirn ya  sang  ibu  menyemangati  dia  dan  Tuti  mau  berani  untuk 
diobati  giginya.  Tuti  mencoba  untuk  berimajinasi  kalau  ia  serta  boneka 
kesayan gannya  dan pak dokter mengalahkan  kuman-kuman  yang membuat giginya 
sakit,  setelah  tidak  lama  ternyata  p engobatan  selesai.  Tuti  merasa  gembira  dan 
kaget karena tidak sakit seperti  yang ia b ayangkan. 
         2.11 Refrensi dan Studi Analisis
Selain  data-data,  penulis  juga  mengumpulkan  referensi  buku  dongeng 
grafis,  animasi  pendek  untuk genre  yang  sejenis  dan  film  layar  lebar  yang 
menginspirasi  penulis, dengan  tujuan untuk  menganalisa animasi d an  film tersebut 
guna memberikan pen gayaan dalam pengerjaan animasi yang penulis kerjakan. 
        
2.11.1 Studi Bentuk  
Untuk  studi  bentuk,  penulis  mengan alisa  bentuk-bentuk 
karakter  dan  elemen-elemen  yang  digunakan  dar i  beberapa  refrensi 
sebagai berikut : 
  
Gambar 2.9 Refrensi Mata, Mulut dan Hidung
              
Gambar 2.10 Refrensi Karakter (Vanellope) 
Gambar 2.11 Refrensi Karakter (Masha)
  
Gambar- gambar  di  atas  merupakan  konsep  desain  karakter  dari 
beberapa  animasi  yaitu   Wreck  It  Ralph!  dan  Masha  and  The  Bear. 
Semuanya  memiliki  kesamaan  yaitu  mata  bulat  yan g  besar,  hidung  yang 
mungil  serta  proporsi  badan  yang  kecil.  Hal-hal  itu  menyebabkan  karakter 
menjadi lucu dan menguatkan kesan bahwa karakter itu masih kecil. Warna-
warna  yang  digunakan  juga  cenderung  colorful  dengan  warna-warna  cerah 
yang eye-catching  sehingga cocok dipadu dengan jenis pakaian mereka. 
  2.11.2 Studi Warna
Warna merupakan  salah satu  elemen  terpenting  dari  animasi, 
dari warna, kita  dapat  mengetahui mood  tentang suatu  adegan  dalam 
sebuah  animasi.Agar  pemilihan  warna  yan g  nantin ya  akan  dipak ai 
dalam  animasi  tepat,penulis  melakukan  beberapa  studi  terkait 
dengan warna terhadap beberapa animasi. 
  
Gambar 2.12 Refrensi Warna 1
bear-hd-wallpapers-photos-wallpaper.jpg)
  
                                 
  
Gambar 2.13 Refrensi Warna 2
ybR2rI/AAAAAAAAAFU/bODwGJ7wJXk/s1600/mashaa.jpg)
  Penulis melakukan studi terhadap warna yang dipakai
di dalam serial animasi Masha and The Bear. Warna yang 
digunakan bervariasi tetapi menyatu dengan baik di dalam filmnya. 
Lightingnya cenderung terang sesuai dengan mood ceritanya yang ceria 
dan jenaka dan hal tersebut sangat cocok karena serial ini memang 
ditargetkan untuk anak-anak kecil.
  2.11.3 Studi Cerita
    Refrensi cerita penulis  juga  berasal dari  salah  satu  short  movie yang 
berjudul  “Altitude  Alto.”Film  ini  bercerita  tentang  Alto  yang  tidak  suka 
dengan  sayuran,  tapi  kemudian  sang  ibu  menyemangatinya,  Alto-pu n 
terbawa  d an  berimajinasi  untuk  mengalahkan  rasa  tidak  sukanya  dengan 
sayuran.  Hal  serupa  yang  akan  dijadikan  konsep  di  dalam  film  penulis 
adalah  imajinasi,  nantinya  si  anak  di  dalam  “Little  Toothy”  akan 
berimajinasi  mengalahkan  kuman-kuman  penyebab  gigin ya  sakit  bersama 
pak dokter dan boneka kesayangannya. 
  
Gambar 2.14 Altitude Alto
8gmSpnGFB6wMDDMxnaZrHl8wE-eA)
    Selain  itu,  penulis  juga  menjadikan  salah  satu  episode  dalam  serial
Masha and The Bear sebagai refrensi cerita penulis.
Di  episode  33  bercerita  tentang  Marsha  yang  tidak  mau  menggosok 
gigi  karena  in gin  makan  permen  terus  meneru s.  Di  sini  penulis  ingin 
membuat  karakter  dan  cerita  dengan  konflik  serupa  yaitu  anak  kecil  yang 
tidak  mau  menggosok  gigi  sehingga  giginya  sakit  tetapi  ia  takut  diobati. 
Karena  ia  teringat  dengan  kenakalannya  yang  membuat  ia  sakit  gigi,  ia 
akhirnya memberanikan diri untuk diobati giginya. 
Hanya  saja,  Marsha  bersetting  tempat  di  hutan  dan  dibantu  teman-
temannya  yang  semuanya  binatang  seperti  beruang  dan  kelinci,  sedangkan 
penulis  ingin  men ggun akan  pendekatan  dunia  nyata  pada  umumnya  yaitu 
diobati oleh dokter gigi. 
nr6Z3rc-60 &feature=iv&annotation_id=annotation_279714 
  
 
Gambar 2.15 Screenshoot Masha and The Bear Episode 33
oGPxgCg&list=PLXnIohISHNIvsnUNe8RwvhksUSFzdQsiT&index=11)
2.12 Landasan Teori 
2.12.1 Teori Dasar Desain Komunikasi Visual
  Menurut  Priyanto, Budi (2012),  komunikasi  visual,  sesuai  namanya,  adalah 
komunikasi  melalui  penglihatan.  Komunikasi  visual  merupakan  sebuah 
rangkaian  proses  penyampaian  kehendak  atau  maksud  tertentu  kepada  pihak 
lain  dengan  penggunaan  media  penggambaran  yang  hanya  terbaca  oleh  indera 
penglihatan.  Komunikasi  visual  mengkombinasikan  seni,  lambang,  tipografi, 
gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. 
Komunikasi  visual  memiliki  beberapa  fungsi,  diantaran ya  sebagai  sarana 
informasi  dan  instruksi,  bertujuan  menunjukkan  hubungan  antara  suatu  hal 
dengan  hal  yang  lain  dalam  petunjuk,  arah,  posisi  dan  skala,  contohn ya  peta, 
diagram,  simbol  dan  penunjuk  arah.  Informasi  akan  berguna  apabila 
dikomunikasikan  kepada  orang  yang  tepat,  pada  waktu  dan  tempat  yang  tepat, 
dalam  bentuk  yang  dap at  dimengerti,  dan  dipresentasikan  secara  logis  dan 
konsisten.  Sebagai  sar ana  presentasi  dan  promosi  untuk  men yampaikan  pesan, 
mendapatkan  perhatian  (atensi)  dari  mata  (secara  visual)  dan  membuat  pesan 
tersebut  dapat  diingat;  contohnya  poster.  Juga  sebagai  sarana  identifikasi. 
  
Identitas  seseorang  dapat  mengatakan  tentang  siapa  orang  itu,  atau  dari  mana 
asalnya.  Demikian  juga  dengan  suatu  benda,  produk  ataupun  lembaga,  jika 
mempunyai  identitas  akan  dapat  mencerminkan  kualitas  produk  atau  jasa  itu 
dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.  
  Sumber : blog.isi-dps.ac. id/adipertamaputra 
2.12.2 Desain Karakter
Desain Karakter dan  Lokasi menurut buku Ideas for the Animated Short : 
a.  Pembuatan desain kar akter  yang baik akan : 
• Menarik untuk dilihat 
• Mencerminkan kepribadian dari karakter 
• Memiliki bentuk yang dapat dikenali 
• 
Dapat  langsung  dikenali  identitasn ya  dan  dihubungkan  dengan  film  secara 
cepat 
• Dapat menyelesaikan suatu adegan yang diperlukan dalam sebuah naskah  
b.  Lokasi  yang baik : 
• Dapat mendukung cerita 
• Desain lokasi yang baik akan menciptakan intrik sehingga membuat penonton  
mudah masuk kedalam cerita 
• Mempersiapkan panggung untuk animasi melalui properties dan ruang 
• 
Mendefinisikan  mood/emosi  Dari  karya  ini  melalui  tekstur,warna,cahaya,  dan 
design 
• Tekstur dapat meningkatkan realitas 
• Warna dapat membangkitkan emosi 
• Penggunaan cahaya menciptakan suasana 
• Mendesain arti komunikasi dan menciptakan style 
Sumber  :  Sullivan,  Karen  and  Schumer,  Gary  and  Alex ander,  Kate  (2008).  Ideas 
for the Animated Short:Finding and Building Stories. USA : Focal Press Elsevier
  
2.12.3 Teori Animasi
Dalam pembuatan  animasi  dibutuhkan  12 prinsip  animasi  yang  telah  ditemukan 
oleh  kawakan  dari  Walt  Disney  Studios,  yaitu Frank  Thomas  dan Ollie  Johnston 
yang ditulis dalam buku “The Illussion of Life” 
1.  Squash and Stretch
Prinsip ini akan memberikan  kesan gambar  yang  flexibel/ lentur  tapi sekaligus 
mempunyai  berat  dan   volume.  Logika  dari  prinsip  ini  adalah  meski  bentuk 
karakter  berubah  tapi  volume  atau  berat  tubuh  tidak  pernah   berubah.  Dengan 
demikian,  penonton  bisa  merasakan  bahwa  itu  adalah  karakter  yang  sama. 
Prinsip  ini  juga  amat  sangat  berguna  pada  saat  kita  membuat  animasi  atau 
nganimasi untuk dialog/ lipsync maupun nganimasi ekspresi wajah.  
2.  Anticipation
Prinsip  ini  akan  mengantarkan  pada  gerakan  utama  yang  siap  diterima 
penonton  yaitu  ancang-ancang  sebelum  action  terjadi.  Bagi  animator  prinsip 
anticipation biasa disingkat menjadi Antiq. 
3.  Staging
Prinsip  ini  paling  lazim  dipakai  dalam  perfilman  dan  show  panggung,  yan g 
tujuannya  menarik  perhatian  pemirsa  sekaligus  menjelaskan  tentang  adegan 
apa  yang  tengah  dan  akan  terjadi  termasuk  action,  reaction,  attitude, 
personality dan mood. 
4.  Straight ahead action and pose to pose
satu  rangkaian  gerakan  yang  sangat  jelas  maksud  dan  tujuann ya.  Yang 
termasuk dalam  prinsip  ini  adalah  (dalam  gerakan  gambar 
inbetween/  gambar 
di  antara  2  key  pose)  perubahan  volume,  ukuran,  proporsi,  bahkan  juga  bisa 
berupa gerakan yan g lebih liar dan spontan. 
Sedangkan  Pose  to  Pose  adalah  rangkaian  gerakan  yang  sud ah  direncanakan 
matang-matang  den gan  beberapa  key  drawing  atau  key  pose  sehingga 
perubahan  volume, ukuran, proporsi akan lebih terencana den gan baik. 
5.  Follow through and overlapping action
Prinsip  ini  akan  membuat  gerakan  animasi  lebih  terasa  alamiah. Follow 
through dilakukan  dengan  cara  sebagian  dari  tubuh  masih  bergerak  pasa  saat 
  
karakter berhenti (tidak  bersamaan  berhentin ya), misaln ya saat  seorang  cewek 
berambut  panjang  berhenti  berlari,  masih  ada  sisa  gerakan  rambut,  demikian 
juga bila cewek tadi dada-nya besar ada goyangan pada saat  gerakan berhenti. 
6.  Slow in and slow out
Gerakan manusia itu tidak ada  yang linear atau rata. Dalam setiap gerakan 
n yaris ada akselerasi atau percepatan dan perlambatan saat akan berhenti. 
Prinsip slow in dan  slow out ini membuat gerakan animasi lebih natural dan 
realistik terutama di awal dan di bagian akhir sebu ah gerakan. 
7.  Arcs
Arcs  menimbulkan  kesan  animasi  yang menjadi  sangat  natural.  Sperti ger akan 
pendulum,  dengan  adan ya  poros,  pemberat  pada  pendulum  akan  berayun 
membentuk Arcs. 
8.  Secondary Action
Gerakan  ini  akan menambah dan memperkaya  gerakan utama,  yaitu  tambahan 
gerak  yan g  berfungsi  memperkuat  dan  memp ertegas,  sehingga  menambahkan 
kesan dimensi dan lebih berkesan hidup pada saat nganimasi karakter. 
9.  Timing
Timing atau perhitungan waktu ini tergantung dari banyaknya jumlah  lembaran 
gambar  animasi.  Mengatur  timing  yang  salah  menjadikan  gerakan  animasi 
yang  salah  juga.  Prinsipnya,  makin  b anyak  frame  gerakan  n ganimasi  akan 
semakin  lambat  dan  sebaliknya  sedikit  frame  gerakann ya  pasti  lebih  cepat. 
Artinya  untuk  membuat  adegan/  scene slow  motion berarti  jumlah  frame-nya 
akan berlipat ganda.
10.  Exaggeration
Agar  penonton  mengetahui  action  yang  tengah  terjadi,  maka  detail  gerakan-
gerakan  seperti  menghela  nafas,  ekspresi  marah   atau  sedih,  akan  lebih  jelas 
terlihat oleh penonton bila gerakan animasinya di lebih-lebihkan. 
11.  Solid drawing
Walaupun  pada  awal  belajar  animasi  masi
menggunakan  2  dimensi,  namun 
kita sudah harus membayangkan bentuk karakter dala
ruang 3 dimensi. 
  
12.  Appeal
Dalam  nganimasi,  appeal  dimaksudkan  sebagai  karism
yang  ada  pada 
seorang  aktor  live.  Appeal  berarti  mempunyai  jiwa  ata
personality  yang 
terpancar han ya dengan melihat karakter desainn ya.   
Sumber  :  Adriansyah.  (2010).12  Prinsip  Animasi.  diakse
22  Februari  2014 
dari  
2.12.4 Teori Sinematografi
• 
Framing  :  Kegiatan  membatasi  adegan  /  mengatur  kamera  sehingga 
mencakup ruang penglihatan yang diinginkan. 
• 
Angle : Sudut pengambilan Gambar. 
•  Shot size : Cara pengambilan gambar. 
•  Komposisi  :  Penyusunan  elemen-elemen  dalam  sebuah  pengambilan 
gambar, termasuk di dalamnya adalah warna dan objek. 
a. Jenis-jenis Shot
Extreme Long Shot menampilkan keseluruhan p emandangan
Long Shot menampilkan keseluruhan b agian tubuh
Medium Long Shot menampilkan sebatas betis sampai atas kepala
• Medium Shot menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala 
• Medium Close Up menampilkan sebatas dada sampai atas kepala 
• Close Up menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala
Big Close Up menampilkan bagian tubuh atau b enda sehin gga tampak besar 
Extreme Close Up menampilkan detail objek. Misalnya mata dan hidung
b. Sudut Pengambilan Kamera
• High Angle dengan posisi kamera lebih tinggi dari objek 
•  N ormal  Angle  dengan  posisi  kamera  sejajar  dengan   ketinggian  mata  objek  yan g 
diambil 
• Low Angle dengan posisi kamera lebih rendah d ari objek 
  
c. Sudut Pengambilan Camera 
• 
Panning  adalah  gerakan  kamera  secara  horizontal  dari  kiri  kanan  atau 
sebaliknya 
• 
Tilting  adalah  ger akan  kamera  secara  vertikal  dari  atas  ke  bawah  atau 
sebaliknya 
• 
Tracking  adalah  gerakan  mendekati  (Track  in)  atau  menjahui  (Track  Out) 
objek 
  
2.12.5 Teori Warna
Menurut  Anne  Dameria(2007;10-52),  warna  merupakan  fenomena  yang  terjadi 
karena adan ya tiga unsur  yaitu cahaya, objek dan obsever. 
Dalam pembagian  warn a, warna dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 
1.  Warna Primer 
2.  Warna Sekunder 
3.  Warna Tersier 
Lalu  terdapat  Asosiasi  dan  psikologi warna  yang  akan  mempengaruhi  emosi  atau 
perasaan orang ketika melihat warna tersebut,  yaitu 
1.  Biru = Tenang, Menyejukkan, emosional, racun 
2.  Hijau = Alami, Sehat, pahit 
3.  Kuning = Terang, kehangatan, cepat, jujur, murah 
4.  Hitam = Keabadian, Keanggunan, ku at, Merusak, menekan 
5.  Ungu  = Agung, keindahan, Artistik, personal, Sombong 
6.  Pink = Romantis, sensual, lembut, ceria, jiwa muda 
7.  Orange = Kreatif, optimis, dinamis, arogan 
8.  Merah = Panas, penuh energy, hidup, bahaya, agresif, brutal 
9.  Coklat = Alami, sederhana 
10. Netral = Natural, klasik 
11. Putih = Bersih, murni, jujur, polos, monoton, kaku 
Sumber :   Dameria, A. (2007), Color Basic. Jakarta: Link Match Graphic 
  
2.12.6 Teori Struktur Animasi Pendek 
a.  Classical  :  adalah stru ktur  yang  sangat sering  dan  sangat umum  di  pakai  dalam
dunia  animasi  pendek.  Ciri  dari  struktur  ini  adalah  Setiap  ceritanya  memiliki  efek
bagi  karakternya,  setiap  pertanyaan  yang  ada  di  dalam  cerita  mendapatkan 
jawabannya, dan setiap permasalahan mendap atkan solusinya. 
Umumn ya penggunaan struktur  ini  adalah film-film  yang entertain atau menghibur. 
Struktur  ini  sangat  jelas  dalam  pengembangan  ceritanya  sehingga  membuat  film-
film  yang  kita  saksikan  sekarang  seakan  banyak  memiliki  kemiripan  dalam 
pengembangan ceritanya. 
Contoh short film : One Man Band, Kripik Sukun Mbok Darmi
b. Minimalist   : Struktur ini memiliki  ciri ceritanya tidak  selalu memiliki  efek  bagi 
perubahan  karaktern ya,  pertanyaan  di  dalam  cerita  ada  yan g  terjawab  tetapi  ada
yang  dibiarkan  menggantung  untuk  audiens  yang  menjawabnya,  dan  setiap 
permasalahan dapat dibiarkan tanpa solusi pasti. 
Umumn ya  penggunaan  struktur  ini  adalah  film-film  yang  diimbangi  dengan  cerita 
berat maupun visual  yang unik (minimalis). 
Contoh short film : La Maison en Petits Cubes, Moriendo
c.  Surreal  atau  Anti-Structure  :  Struktur  ini  akan  berbanding  terbalik  dengan 
kenyataan. Struktur ini memiliki ciri cerita yang didalami  adalah cerita  yang absurd 
atau  abstrak,  kenyataan  dan  logika  tidak  menjadi  permasalahan,  tidak  ada  aturan,
waktu  yang digambarkan maupun  cerita-cerita yang disuguhkan merupakan sesuatu 
yang acak dan absurd. 
Dan  sama  seperti  minimalist,  struktur  ini  juga  diimban gi  dengan  cerita  berat 
maupun visual  yang unik.
  Contoh short Film :The Moon and the Son: An Imagined Conversation 
  Data bersumber dari saudara Ariyanto Zulkifli, dari worksho
Pixar Masterclass  
pada 10-11 Februari 2014 
  
2.13   Analisa
Analisa Data (SWOT)
I)  Strength
1.  Belum  ada  animasi  pendek  3D  di  Indonesia  yang  mengangkat  sakit 
gigi dengan style fantasi. 
2.  Sebagai  hiburan  dan  untuk  edukasi  agar  anak  kecil  mau  rajin 
menyikat  giginya.  
II)  Weakness
1.  Pesan moral yang dimaksud harus sampai ke penonton,  apabila tidak 
sampai berarti sia-sia dan han ya menjadi tontonan  semata.
III) Opportunities
1.  Apabila responnya positif, tidak menutup kemungkinan untuk dibuat 
animasi  dengan  tema  yang  lain,  bisa  saja  animasi  mengenai 
kebersihan tan gan dan sebagainya. 
2.  Bisa mengajak anak -anak untuk rajin menggosok gigi.   
3.  Bisa menjadi ikon untuk brand-brand sikat gigi.  
IV) Threats
1.  Sudah  ada  beberapa  animasi  2D,  jingle  dan  iklan  yang  mengajak 
anak-anak untuk rajin sik at gigi.