![]() 14. Doro Keplok (Kudus Jawa Tengah)
Layang-layang tradisional dari daerah Kudus (Jaw
Tengah ), layangan ini
mengambil ide desain dari seekor burung mer
ati/burung dara yang sedang terban g
di
angkasa. Di angkasa, burung merpati itu aka
melayang-layang sambil
mengepakkan sayapnya yang dapat menimbulka
bunyi seperti tepukan. Dikedua
sayap dipasang bambu sehingga setiap geraka
akan menimbulkan suara seperti
orang bertepuk tangan.
Gambar 2.18 Layang-layang Doro Keplok
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
15. Pecukan (Bali)
Layang-layang ini pertama kali diberi nama layangan Tekuk, karena
bentuknya yang meneku k seperti daun. Disebut layang-layang pecukan karena pada
kedua ujung kiri & kanan di-pecuk (bahasa Bali) yang artin ya dipelintir.
Rangkanya terbuat d ari bambu, dengan memakai ded aunan. Awalnya
penutup layangan ini terbuat dari kertas. Tapi kini banyak yan g menggunakan
penutup dari bahan kain, supaya awet & tahan lama. Pecu kan dapat dib andingkan
dengan ulu candra yang menjadi simbol Tri Purusa, Windhu. Windhu sendiri
merupakan dari Wijaksara simbol Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, bentuk layang-layang
pecukan adalah simbol dari Sadaiswa.
|