43
menyebabkan situasi kedua yan g lebih dramatis, atau
menimbulkan pertanyaan dramatis yan g akan dijawab dalam
klimaks film.
Pertanyaan dramatis harus memicu rasa penasaran bagi penonton,
dalam hal tindakan seperti apa yang akan dilakukan tokoh utama,
akankah A akan menikah?, akankah Z menangkap
pembunuhnya?. Ini dikenal sebagai inciting incident, atau katalis.
2. The Second Act
Disebut juga sebagai rising action, umumnya menggambarkan
upaya tokoh utama untuk menyelesaikan masalah yang
diprakarsai oleh titik balik pertama, dimana situasi akan
memburuk, dan tampak nya mustahil untuk diselesaikan. Disini
tokoh utama tidak hanya melatih diri, melainkan mencari jati
dirinya, apa yang mampu dilakukannya, yang pada akhirnya akan
merubah dirinya. Bagian ini disebut pengembangan karakter atau
character arc. Dalam hal ini tokoh utama biasan ya dibantu dan
didukung oleh mentor d an co-protagonis.
3. The Third Act
The third act berisi resolusi cerita dan subplotnya. Puncaknya
adalah adegan atau urutan dimana ketegan gan utama dibawa ke
titik yang paling intens dan pertan yaan dramatis menjawabnya,
meninggalkan tokoh utama dan karakter lain dengan jati diri baru
siapa mereka sebenarnya.
Menurut USC's School of Cinematic arts, teori struktur cerita
yan g paling sering diajarkan berasal dari Frank Daniel. Dalam
kuliahnya, dia mengatakan bahwa cerita yang bagus memiliki lima
elemen:
1. The story is about somebody with whom we have empathy.
2. This somebody wants something very badly.
3. This something is difficult but possible to do, get, or achieve.
|