catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang ber asal dari Prasasti
Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayan g
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah
ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu.Pertunjukan
wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan Tuhan
atau Dewa dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit
sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang
sekarang kita k enal sebagai wayang kulit.Untuk menyeb arkan Islam, berkembang juga
wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun 1960
dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang
sumber ceritanya berasal dari Alkitab.
2.3.1 Sinopsis Dewa Ruci menurut Wayang
Pada
suatu hari di negeri Astina, Resi Durna menyuruh Bima untuk
mengambil air kehidupan di laut selatan.Seperti biasa Bima tanpa berpikir
panjang langsung berangkat ke tempat air kehidupan.
Dalam perjalanan ia bertemu dengan raksasa yang hampir saja
membunuhnya. Kemudian Ia sampai di tepi pantai selatan. Disana ia
bertemu dengan Naga Laut. Bima tidak takut dengan Naga Laut yang buas
dan kejam, ia lawan sekuat tenaga hingga akhirnya keduanya saling roboh
jatuh tak berdaya. Dalam ketidasadarannya Bima bertemu dengan Dewa
Ruci, ia mendapat pelajaran dari Dewa Ruci agar menjadi pribadi yang
bijaksana, tidak semena mena, tidak meremehkan suatu masalah, dan tidak
selalu mengiyakan perkataan dari seorang guru. Bima diajarkan untuk
berpikir baik baik .
|