Kisah Tiga Kerajaan kar ya Luo Guanzhong adalah salah satu dari empat
karya sastra klasik Tiongkok yang paling dikenal. Tiga lainnya adalah Perjalanan k e
Barat, Batas Air, dan Impian Paviliun Merah. Kisah Tiga Kerajaan ditulis oleh Luo
Guanzhong pad a zaman Dinasti Ming.
Kisah Tiga Kerajaan berlatang belakang sejarah pada masa keruntuhan
Dinasti Han pada tahun 220AD, ketika tiga ker ajaan yaitu Wei, Shu dan Wu berdiri
saling bersaing memperebutkan kekuasaan atas seluruh tanah di wilayah Tiongkok.
Dalam Kisah Tiga Kerajaan diceritakan mengenai berb agai pertempuran,
siasat, dan intrik yang dilakukan oleh tokoh-tokohnya, para b angsawan, panglima
perang, dan ahli stategi yang saling b eradu kemampuan. Sebagian tokoh Tiga
Kerajaan seperti Guan Yu dan Zhuge Liang masih dihormati dan dikagumi hingga
kini. Filosofi, gagasan, dan stategi yang terkandung dalam kisah Tiga Kerajaan pun
masih bertahan dan dihargai oleh bangsa Tiongha hingga kini.
Karena terpengaruh budaya feod al zamannya, novel Kisah Tiga Kerajaan
cenderung mengelu-elukan Liu Bei, kerabat kasir Dinasti Han, yang kemudian
menjadi R aja Shu, dan mencela Cao Cao, tokoh yang akhirn ya menjatuhkan Kaisar
Dinasti Han dan putran ya menjadi Raja Wei.
Tema-tema utama dalam Tiga Kerajaan yaitu kekuasaan, kesetiaan, dan
kewajiban sosial merupakan bahan pembahasan yang selalu menarik bagi semua
orang.
o sumber dari :
Wang, Andri; SAM KOK Perang Siasat Vs Siasat Tiga Kerajaan; 23
2.1.8 Data Cerita
Penulis mengambil cerita tentang garis besar berdirinya Tiga Kerajaan di Cina
yang digambarkan melalui sebuah rumah susun. Di mana rumah susun diibaratkan
sebagai Negara Tionghoa beserta pemerintahan di dalamnya dan para penghuni rusun
sebagai pejabat Negara pada masa itu.
Cerita pada kisah Samkok diawali dengan p emberontakan Serban Kuning
yang dipimpin Zhan g Jue dan diikuti ambisi-ambisi pejabat Negara Han atas
|