BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi 
Menurut  David  (2011:16-17)  strategi  ad alah  sarana  yang  memiliki  tujuan 
jangka  panjang  bagi  perusahaan.  Strategi  bisnis  mencakup  ekspansi  geografis, 
diversifikasi,  akuisisi,  pengembangan  produk,  penetrasi  pasar,  divestasi,  likuidasi, 
dan usaha patungan (join venture).  
Menurut Pearce dan Robinson (2012:20) Strategi adalah ‘r encana main’ suatu 
perusahaan. Strategi mencerminkan  kesadaran  perusahaan  men genai  bagaimana, 
kapan  dan  di  mana  ia  h arus  bersaing  menghadapi  lawan  dan  dengan  maksud  dan 
tujuan untuk apa. 
Maka 
dari  itu  strategi  adalah  rencana  tindakan  yang  menjabarkan  alokasi 
sumber  daya  dan  aktivitas  lain  untuk  menanggapi  lingkungan  dan  membantu 
organisasi  mencapai  sasarannya.  Intinya  strategi  adalah  pilihan  untuk  melakukan 
aktivitas  yang  berbeda atau  untuk melaksanakan  aktivitas dengan  cara  yang berbeda 
dari pesaingnya. 
2.1.1 Pengertian Manajemen Strategi
Pengertian  manajemen  strategi  menurut  Robbins  (2012:253)  adalah  sesuatu 
yang  dilakukan  manajer  untuk  mengatur  strategi  perusahaan  untuk  mencapai  tujuan 
perusahaan  ke  depan.  Sedangkan  menurut  Fred  R.  David  (2013:5)  manajemen 
strategi  adalah  seni  dan  pengetahuan  dalam  merumuskan,  men gimplementasikan, 
serta  mengevaluasi  keputusan-keputusan  lintas-fungsional  sebuah  organisasi 
mencapai tujuannya.  
Dari  beberapa  literature  dapat  didefinisikan  pengertian  manajemen  strategi  sebagai 
berikut :  
1.  Menurut  Musa  Hubeis  (2014:1)  Manajemen  strategi  adalah  pendekatan 
holistik  dalam  pengambilan  keputusan,  rekomendasi  ke  depan  dalam 
mencapai tujuan.  
  
2.  Menurut  Senja  Nilasari  (2014:2)  Manajemen  strategi  adalah  ilmu  dalam 
merencanakan melakasanakan  kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai 
tujuan. 
3.  Menurut Sofjan Assuri (2013:2) Manajemen strategi  adalah kerja sama antara 
individu  dan  kelompok  dalam  suatu  organisasi  dalam  mencapai  sasaran 
organisasi 
4.  Menurut Suwarsono  Muhammad (2013:  6) Manajemenn strategi adalah suatu 
kekuatan perusahaan untuk mengeksplorasi  peluang  bisnis yan g  muncul guna 
mencapai tujuan perusahaan. 
5.  Menurut  Ismail  Solihin  (2013:64)  Manajemen  strategi  adalah  serangkaian 
keputusan dengan tujuan mencapai keunggulan kompetitif.  
Berdasarkan  pengertian  dari  beberapa  ahli  maka  dapat  di  tarik  kesimpulan 
Manajemen  strategis  adalah  sebagai  seni  dan  pengetahuan  dalam  merumuskan  serta 
mengevaluasi  keputusan-keputusan  agar  sebuah   organisasi  mencapai  tujuan,  serta 
manajemen  strategis  digunakan  untuk  merujuk  pada  perumusan,  implementasi,  dan 
evaluasi  strategi.  Tujuan  manajemen  strategi  adalah  men geksploitasi  serta 
menciptakan berbagai  peluang  baru dan  berbeda untuk  perencanaan  jan gk a panjang. 
Rencana  strategis  adalah  sebuah   taktik  untuk  sebuah  perusahaan  dan  perencan aan 
strategis juga diyakini secara luas sebagai jawaban atas semua persoalan. 
Jadi  dapat  disimpulkan  manajemen  strategis  adalah  seperangkat  keputusan 
dan  tindakan  yang  digunakan  untuk  memformulasikan  dan  mengimplementasika
strategi-strategi  yan g  berdaya  saing  tinggi  dan  sesuai  bagi  perusahaan  dan 
lingkungann ya  untuk  mencapai  sasaran  organisasi.  Manajemen  strategis  berusah
mengorganisasi  informasi  kualitatif  dan  kuantitatif  sedemikian  rupa,  sehingga 
memungkinkan  diambilnya  keputusan  yang  efektif  dalam  kondisi  ketidakpastian
yang  melingkupinya.  Pada  intinya,  manajemen  strategis  adalah  tentan
bagaimana 
memperoleh  dan mempertahankan  keungulan  kompetitif  dan  recana  strategi
adalah 
taktik permainan sebuah perusahaan. 
  
2.1.2 Manfaat Manajemen Strategi 
 
Menurut  Fred  R.  David  (2011:23)  manfaat  utama  dari  manajemen  strategi 
adalah membantu  organisasi merumuskan  strategi –  strategi  yang  lebih  baik melalui 
penggunaan  pendekatan  terhadap  pilihan  strategi  yang  lebih  sistematis,  logis,  dan 
  
rasional.  Manf aat  lainya  adalah  hadirnya  peluang  bahwa  proses  tersebut 
menyediakan ruang yang mampu memberdayakan individu.  
Menurut  Musa  Hubies  (2014:20)  Manfaat  manajemen  strategi  adalah 
merumuskan  tujuan  yang  digunakan  sebagai  landasan  gerak  organisasi  untuk 
mencapai  tujuan  serta  menyempurnakan  proses  perencanaan  strategi  lebih  lengkap. 
Menurut  Suwarsono  Muhammad  (2013:26)  manfaat  manajemen  strategi  adalah 
sebagai  sarana  komunikasi  kepada  pihak  yang  berkentin gan  dalam  perusahaan  agar 
dapat lebih memahami peluang bisnis ke depan.  
Menurut Fred R. David (2011:24) Keuntungan yang diperoleh dari penerapan 
manajemen strategi ada 2 yaitu keuntungan k euangan  dan keuntungan non keuangan. 
Keuntungan  keuangan  yaitu  organisasi  yang  menggunakan  konsep  manajemen 
strategi lebih menguntungkan dan berh asil dari pada yang tidak.  
Keuntungan non keuangan oleh Fred David (2013:26) adalah :  
1.  Memungkinkan  identifikasi,  pemprioritaskan  dan  pemanfaatan  peluang  yang 
muncul. 
2.  Menyediakan  pandangan  yang  objektif  tentang  persoalan  –  persoalan 
manajemen  
3.  Mempresentasikann  sebuah  kerangka  kerja  untuk  aktivitas  koordinasi  dan 
kontrol yang lebih baik.  
4.  Meminimalkan  ef ek  –  efek  dari  kondisi  dan  perubahan  yang  tidak 
menguntungkan.  
5.  Memungkinkan keputusan – keputusan besar yang mampu mendukung tujuan 
telah ditetapkan secara lebih baik.  
6.  Memungkinkan  alokasi  yang  lebih  baik  efektif  dari  waktu  dan  sumber  daya 
untuk mengejar peluang yan g telah diidentifikasi.  
7.  Memungkinkanpengalokasian  sumber  daya  yang  lebih  sedikit  untuk 
memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan.  
8.  Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antar personil.  
9.  Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama.  
10. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasikan tanggung jawab individul.  
11. Mendorong hadirnya pemikiran kedepan  
12. Menyediakan  pendekatan  yang  koorperatif,  terintegr asi,  dan  antusias  untuk 
manangani persoalan dan peluang.  
  
13. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.  
14. Menciptakan kedisplinan dan formalitas pada manajemen bisnis 
2.1.3 Model Manajemen Strategi 
  Model Konsep  Manajemen  Strategi  menurut Fred  R. Davi
(2013:44) adalah 
sebagai berikut :  
  
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi
Sumber : David, Fred R ( 2013:44) 
2.1.4 Tahapan dalam Manajemen Strategi 
2.1.4.1 Visi dan Misi Perusahaan 
  Menurut Robbins dan Co ulter (2012:254) visi  misi adalah identifikasi sasaran 
perusahaan  yang  menjadi  target  dan  dap at  diukur  secara  keras  diusahakan  untuk 
dicapai  para  kar yawan.  Penepatan visi  merupakan  keinginan  masa  depan  yang  ingin 
diwujudkan  organisasi.  Gambaran  masa  depan  yang  diinginkan  oleh  organisasi 
haruslah dapat  di wujudkan melalui proses penciptaan  yaitu  Intellectual  creation dan
Physical  creation.  Oleh  karena  itu  untuk  menjadikan  visi  organisasi  sebagai  visi 
bersama  adalah  sangat  penting.  Visi  bersama  adalah  visi  yang  benar  –  benar 
mengikat  banyak  orang  yang  menciptakan  p erasaan  kebersamaan  yang  menembus 
koheeresi pada berbagai aktivitas yang berbeda. 
Sementara  misi  merupakan  pernyataan  yang  memberikan  jawaban  atas 
pertan yaan  mengenai  alasan  dasar  keberadaan  organisasi  atau  penjelasan  lebih  jauh 
dan  operasional  dari  visi  oraganisasi  atau  pernyataan  yang  komprehensif  mengenai 
  
bagaimana  visi  akan  diwujudkan.  Beberapa  komponen  yang  perlu  dipertimbangkan 
untuk dimasukkan dalam pernyataan misi antara lain :  
a.  Pelanggan : siapa pelanggan p erusahaan ?  
b.  Produk atau jasa : apa produk atau jasa utama perusahaan ?  
c.  Pasar : secara geografis dimana perusahaan b erkompetisi ?  
d.  Teknologi : apakah perusahaan menerapkan teknologi baru ?  
e.  Perhatian  akan  keberlansungan,  pertumbuhan  dan  profitabilitas  :  apakah 
perusahaan berkomitmen ?  
f.  Filosofi  :  apakah  dasar  kepercayaan,  nilai,  aspirasi  dan  prioritas  etika 
perusahaan ?  
g.  Konsep diri : apa kemampuan khusus  atau keunggulan kompetitif  perusahaan 
?  
h.  Perhatian  akan  citra  publik  :  apakah  perusahaan  responsive  terhadap 
pemikiran social masyarakat, dan lingkungan ?  
i.  Perhatian  akan  k aryawan  :  apakah  karyawan  merupakan  asset  berharga  bagi 
perusahaan ?  
Menurut Senja  Nilasari  (2014:30)  visi  dan  misi adalah  pedoman non  spesifik 
sebuah  organisasi  yang  memiliki  arah  tujuan.  Menurut  Musa  Hubies  (20 14:66)  visi 
dan  misi  adalah  konsep  umum  dalam  kepemimpinan  perusahaan  yang  memberikan 
tujuan  perusahaan.  Menurut  Sofjan  Assauri  (2013:17)  visi  dan  misi  adalah 
pernyataan sederhana tentang tujuan yang dicapai suatu organisasi di masa depan. 
Jadi  dapat  disimpulkan  visi-misi  perusahaan  merupakan  perumusan 
pandangan  untuk 
mencapai  maksud  dan  tujuan  yang  menjadi  bidang  keahlian 
perusahaan,  perumusan  visi-misi  yan g  baik  haruslah  melalui  tahapan  perumusan 
permasalahan  yang  ad a  dan  ingin  dipecahkan  oleh  perusahaan  atau  seseorang  yang 
akan  memimpin  perusahaan  tersebut.  Tanpa  ada  perumusan  masalah,  pembuatan 
visi-misi  bisa  saja  menyimpan g  dari  cita-cita  perusahaan  yan g  sesungguhnya. 
Intinya,  perusahaan  harus  mengetahui  dan  memahami  persis  permasalahan  dan 
tujuan  perusahaan.  Penyususunan  visi  dan  misi  harus  menginkursertakan  semua 
komponen  terkait  agar  perusahaan  tersebut  adalah  milik  semua  anggota  yang  ada. 
Untuk  itu  perumusannya  pun  harus  melalui  tahapan-tahapan  dan  konsentrasi  penuh 
guna arah dan akan dibawa kemana perusahaan terbut lebih jelas. 
   
  
2.1.4.2 Audit Eksternal 
Menurut  Fred  R.  David  (2013:94)  Tujuan  audit  eksternal  adalah  untuk 
mengembangkan  sebuah   daftar  terbatas  d ari  peluang  yang  dapat  menguntungkan 
sebuah perusahaan  dan ancaman  yang harus  dihindarin ya. Sebagaimana  diisyaratkan 
dengan  istilah  terbatas,  audit  eksternal  tidak  bertujuan  mengembangkan  sebuah 
daftar  lengkap  dan  menyeluruh  dari  setiap  faktor  yan g  dapat  mempengaruhi  bisnis, 
melainkan  bertujuan mengidentifikasi  variabel –  variabel  penting  yang  menawarkan 
respons berupa tindakan. Perusahaan harus mampu merespons secara ofensif maupun 
defensif  terhadap  berbagai  faktor  tersebut  den gan  merumuskan  strategi  yang  bisa 
mengambil  keuntungan  dari  peluang  eksternal  atau  meminimalkan  dampak  dari 
ancaman  potensial.  Strategi  def ensif  merupakan  strategi  bertahan  perusahaan  yan g 
bertujuan mengurangi  kemungkinan  untuk  diserang  pesaing, membelokkan  serangan 
ke  arah  yang  tidak  membahayakan  atau  menguran gi  intensitasnya.  Sedangkan 
strategi ofensif  lebih ditujukan untuk  meraih dan memperoleh  pelanggan baru, untuk 
meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan jumlah pelanggannya.  
Kekuatan – keuatan eksternal dapat dibagi menjadi 5 katego ri yaitu :  
1.  Kekuatan ekonomi. 
2.  Kekuatan sosial budaya, demografi, dan lingkungan. 
3.  Kekuatan politik, pemerintahan dan hukum. 
4.  Kekuatan teknologi. 
5.  Kekuatan persaingan.  
Menurut  Sofjan  Assauri  (2013:35)  Seorang  manager  harus  memahami  berbagai 
faktor  eksternal  atau  variable  lingkunga  eksternal  bagi  pencapaian  keunggulan 
strategi  pesaingnya.  Ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  jalanya  kegiatan 
operasional perusahaan yaitu :  
1.  Faktor  Ekonomi  yang  terdiri  dari  tingkat  suku  bunga,  tingkat  inflasi,  tingkat 
pengangguran, pasar mata uang dan p engendalian  harga upah.  
2.  Faktor  Teknologi  antara  lain  adalah  pengembangan  teknologi  baru, 
infrastuktur telekomunikasi, dan internet avaibility. 
3.  Faktor  Politik  dan  Hukum  antara  lain  adalah  Peraturan  perp ajakan,  stabilitas 
pemerintah,  peraturan  perdagangan luar  negri, p eraturan  tentang  outsourcing 
dan ketentuan global warming.  
4.  Faktor  Sosial  Budaya  antara  lain  adalah  perubahan  gaya  hidup,  ekpetasi 
karier, tingkat pendidikan dan perpindahan penduduk dalam regional.  
  
Untuk  menganalisis  lingkun gan  eksternal  perusahaan  pertama  harus  dapat 
mengetahui  dan  menentukan  dalam  industry  apa  perusahaan  tersebut.  Dengan 
demikian dapat ditentukan bagaimana mengimplementasikan strategi ke depan.  
Menurut  Ismail  Solihin  (2012:128)  tujuan  analisis  lingkungan  eksternal 
adalah  mengidentifikasi  sejumlah  peluang  dan  ancaman  yan
berada  di  lingkungan 
eksternal  perusahaan.  Peluang  merupakan  tren  positif  yan
berada  dilingkungan 
eksternal  perusahaan  dan  apabila  dieksploitasi  oleh  perusahaa
maka  peluang 
tersebut  berpotensi  men ghasilkan laba  secara  berkelanjuta
Adapun  yang  dimaksud 
ancaman  adalah  berbagai  tren  negative  yang  terdapat 
lingkungan   eksternal 
perusahaan  dan  apabila  ancaman  tidak  diantisipasi  dengan  bai
oleh  perusahaan 
maka ancaman tersebut dapat berpotensi menimbulkan kerugian ba
perusahaan.  
2.1.4.3 Audit Internal 
  Menurut  Musa  Hubies  (2014:45)  Lin gkun gan  internal  adalah  lingkungan 
organisasi  yang  berada  dalam  organisasi  dan  secara  normal  memiliki  implikasi 
langsung dan khusus pada perusahaan. Dengan d emikian  analisis lingkungan internal 
terdiri dari sumber daya, kapabilitas dan kompentensi yang dimiliki perusahaan. 
Menurut  Senja  Nilasari  (2014:70)  keuntungan  tujuan  analisis  internal  oleh 
perusahaan antara lain :  
a.  Mengidentifikasi  kekuatan  dan  kelemahan  perusahaan  yang  b erisi  tentang 
informasi analisis sumber daya, keterampilan, kerja rutin, dan proses kerja.  
b.  Digunakan  untuk  memb uat  keputusan  strategi  yang  baik  yang  berisi  tentang 
informasi  untuk  pengambilan  keputusan,  menentukan  keunggulan kompetitif 
dan keunggulan potensial.  
Tahapan Proses Analisa Internal antara lain :  
Melakukan identifikasi faktor – faktor internal.  
Melakukan perbandingan informasi masa lalu dengan standar p erusahaan.   
Profil  perusahaan  selanjutnya  akan  menjadi  input  dalam  melakukan 
perumusan strategi.  
Menurut  Ismail  Solihin  (2012:147)  tujuan  au dit  internal  adalah  untuk 
mengidentifikasi  sejumlah kekuatan dan kelemahan  yang terdapat  pada  su mber  daya 
proses  bisnis  internal  yang  dimiliki  perusahaan.  Sumber  daya  dan  pro ses  bisnis 
internal  dikatakan  memiliki  kekuatan  apabila  sumber  daya  dan  prosesnya  memiliki 
  
kemampuan  (capability)  yang  ak an  menciptakan  distinctiv
competencies  sehingga 
perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif.  
  Kekuatan  atau  kelemah an  internal,  ditambah  dengan  peluan
atau  ancaman 
eksternal  dan  pern yataan  misi  yang  jelas,  memberi  landasa
untuk  menetapkan 
tujuan dan strategi (David 2011:176). 
Kekuatan internal dapat dibagi menjadi enam bagian kategori yaitu :  
1. Kekuatan manajemen  
2. Kekuatan pemasaran  
3. Kekuatan keuntungan akuntansi  
4. Kekuatan produksi atau operasi  
5. Kekuatan penelitian dan pengembangan 
6. Kekuatan sistem informasi manajemen  
2.1.4.4 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang 
Menurut  David  (2013:244)  tujuan  –  tujuan  jangka  panjang  (long  term 
objectives) mempr esentasikan hasil – hasil yang  diharapkan dari pelaksanaan strategi 
tertentu.  Strategi  mempresentasikan  berbagai  tindakan  yang  perlu  diambil  untuk 
mencapai  tujuan  jangka  panjang.  Kerangka  waktu  bagi  tujuan  dan  strategi  harus 
konsisten, biasanya berkisar dua sampai lima tahun. 
Menurut   Musa Hubies  (2014:24)  sebelum menyusun  strategi  komperh ensif  , 
pemiliki  perusahaan  terlebih  dahulu  harus  ditetapkan  tujuan  sasaran  dan  tujuan 
jangka  panjang  perusahaan  serta  target  yang  harus  dicapai  dan  menyediakan  dasar 
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.  
Tujuan  adalah  penting  untuk  keberhasilan  organisasi  sebab  mereka 
menetukan tujuan, membantu evaluasi, mencipatakan sinergi, menunjukkan  prioritas, 
menekan  koordinasi,  dan  memberikan  dasar  untuk  aktivitas  perencanaan 
yang 
efektif, pen go rganisasian , alat  motivasi,  dan  pengendalian.  Tujuan  harus  menantan g, 
terukur,  konsisten,  masuk  akal,  dan  jelas.  Dalam  perusahaan  multidimensi,  tujuan 
harus ditetapkan untuk keseluruhan perusahaan dan masing – masing divisi.  
2.1.4.5 Implementasi Strategi 
Tahapan ini merupakan tahapan  yang k ritis  karena ban yak organisasi mampu 
menyusun  perumusan  strategi  yang  baik  namun  tidak  mampu 
mengimplementasikannya  dengan  baik.  Implementasi  adalah  proses  ketika  rencana 
  
direalisasikan.  Dalam  implementasi  strategi  ada  beberapa  hal  penting  yang  harus 
dilakukan perusahaan yaitu :  
a.  Penetepan tujuan tahunan 
Sasaran  d an  tujuan  perusahaan  yang  telah  dirumuskan  dalam  proses 
perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahun ke depan.  
b.  Perumusan kebijakan  
Untuk  mencapai  tujuan – tujuan  yang telah ditetapkan,  perlu merumuskan 
kebijakan mendukung.  
c.  Memotivasi pekerja  
Implementasi  strategi  adalah  proses  aksi  yang  dibutuhkan  dan  dukungan 
dari semua staf dan karyawan.  
d.  Alokasi sumber daya 
Sumber  daya  yang  perlu  dialokasi  kembali  untu
pencapaian  tujuan  –
tujuan  strategi  yang  baru  adalah  keuangan,  teknolo
dan  sumber  daya 
manusia.  
2.1.4.6 Evaluasi Strategi 
Evaluasi  strategi  adalah  proses  yang ditujukan  untuk  memastikan  apakah 
tindakan – tindakan strategik yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan 
perumusan  strategi  yan g  telah  dibuat  atau  ditetapkan. Dalam  proses  evaluasi 
strategi ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan, yaitu :  
a.  Meninjau  kembali  permasalahan  eksternal  d an  internal  yang  terjadi  saat 
ini, apakah terjadi perubahan – perubahan pada saat strategi dirumuskan.  
b.  Adan ya  pengukuran  kemampuan  atau  kinerja  perusahaan  dengan 
memastikan kembali, apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.  
c.  Melakukan perbaikan – perbaikan untuk perkembangan perusahaan.  
d.  Membantu untuk mengembangkan model di masa mendatang.  
2.1.5  Strategi Umum Michael Porter 
2.1.5.1 Strategi Generik
Menurut  Porter,  strategi  memungkinkan  organisasi  untuk  memperoleh 
keunggulan  kompetitif  dari  tiga  landasan  yang  berbeda:  kepemimpinan  biaya, 
diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan landasan tersebut strategi generik (generic 
strategic).  Keunggulan  atau  kepemimpinan  biaya  (cost  leadership)  menekankan 
  
produksi  produk-produk  yang  distandardisasi  dengan  biaya  per  unit  yang  sangat 
rendah  untuk  para  konsumen  yang  peka  terhadap  harga.  Terdapat  dua  tipe  alternatif 
kepemimpinan biaya. 
Lima Strategi Generik Porter:
• 
Tipe  1:  Kepemimpinan  Biaya  –  Biaya  Rendah  :  Tipe  1  adalah  strategi 
biaya rendah (low-cost) yang menawarkan produk atau jasa kepada konsumen 
pada harga terendah yang tersedia di pasar. 
• 
Tipe 2: Kepemimpinan Biaya – Nilai Terbaik : Tipe 2 adalah strategi nilai 
terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada konsumen 
pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar; strategi nilai terbaik bertujuan 
untuk menawarkan serangkaian produk atau jasa pada harga yang serendah 
mungkin dibandingkan dengan produk pesaing dengan atribut serupa. Sasaran 
(target) strategi tipe 1 maupun 2 adalah pasar yang besar. 
• 
Tipe 3: Diferensiasi : Tipe 3 strategik generik Porter adalah diferensiasi. 
Pembedaan atau diferensiasi (differentiation) adalah sebuah strategi yang 
bertujuan menghasilkan produk atau jasa yang dianggap unik di industri dan 
diarahkan kepada konsumen yang relatif peka terhadap harga. Fokus (focus) 
berarti memproduksi produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan sekelompok 
kecil konsumen. Dua tipe alternatif  strategi fokus adalah Tipe 4 dan Tipe 5. 
• 
Tipe 4: Fokus – Biaya Rendah : Tipe 4 adalah strategi fokus biaya rendah 
(low-cost focus)  yang menawarkan produk atau jasa kepada sekelompok kecil 
konsumen pada harga terendah yan g tersedia di pasar.  
• 
Tipe 5: Fokus – Nilai Terbaik : Tipe 5 adalah strategi fokus nilai terbaik 
(best-value focus) yang menawarkan produk atau jasa kepada sejumlah kecil 
konsumen dengan nilai harga terbaik yang tersedia di pasar. Kadang disebut 
juga “diferensiasi terfokus”, strategi fokus nilai terbaik bertujuan untuk 
menawarkan kepada konsumen tertentu produk atau jasa den gan lebih baik 
memenuhi selera dan permintaan mereka dibandingkan produk pesain g. 
Target (sasaran) strategi Tipe 4 maupun Tipe 5 adalah pasar yang kecil. 
Perbedaannya adalah bahwa strategi Tipe 4 menawarkan produk atau jasa 
kepada konsumen tertentu pada harga terendah, sedangkan Tipe 5 
menawarkan produk atau jasa kepada konsumen tertentu pada harga yang 
  
lebih tinggi namun dengan fitur tambahan yang cukup banyak sehingga 
tawaran tersebut dianggap memiliki nilai terbaik. 
  
Gambar 2.2 Tipe Lima Strategi Generik Porter    
  Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep (David, 2013)
2.1.5.2 Model Lima Kekuatan Porter 
Menurut  Porter  seperti  yang  dikutip  David  (2013:102-108)  Model  Lima 
Kekuatan  Porter  tentang  analisis  kompetitif  adalah  pendekatan  yan g  digunakan 
secara  luas  untuk  mengembangk an  strategi  di  banyak  industri.  Intensitas  persaingan 
antar perusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain. 
Gambar 2.3 Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep (David, 2013 ) 
Menurut Porter,  hakikat persaingan  di suatu industri tertentu dapat dipandang 
sebagai perpaduan dari lima kekuatan: 
  
1.  Persaingan antar perusahaan sejenis 
Persaingan  antar  perusahaan  saingan  biasanya  merupakan  yang  paling  hebat 
dari  lima  kekuatan  k ompetitif.  Strategi  yang  dijalank an  oleh  sebuah 
perusahaan  dapat  berhasil  hanya  sejauh  ia  menghasilkan  keunggulan 
kompetitif atas strategi  yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan dalam 
strategi  oleh  satu  perusahaan  bisa  jadi  ditanggapi  dengan  langkah  balasan, 
seperti  penurunan  harga, peningkatan kualitas, penambahan  fitur,  penyediaan 
layanan, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan. 
2.  Kemungkinan masuknya pesaing baru 
Perusahaan  baru  kad ang  masuk  ke  industri  dengan  produk  berkualitas  lebih 
tinggi,  harga  lebih  rendah,  dan  sumber  daya  p emasar an  yang  substansial. 
Oleh karenanya, tugas pen yusun strategi adalah mengidentifikasi perusahaan-
perusahaan  baru  yang  berpotensi  masuk  ke  pasar,   memonitor  strategi 
perusahaan  saingan  baru,  menyeran g  balik  jika  diperlukan,  dan 
memanfaatkan  kekuatan  dan  peluan g  yang  ada.  Ketika  ancaman  perusahaan 
baru  yang  masuk  ke  pasar  kuat,  perusahaan  yang  telah  ada  umumnya 
memperkuat  posisi  mereka  dan  mengambil  tindakan  untuk  menghambat 
perusahaan  baru  tersebut, seperti  dengan menurunkan  harga,  memperpanjang 
garansi, menambah fitur, atau menawarkan paket-paket pendanaan. 
3.  Potensi pengembangan produk pengganti
Hadirnya p roduk-produk  pengganti  meletakkan  batas  tertinggi  (plafon ) untuk 
harga  yang  dapat  dibebankan  seb elum  konsumen  beralih  ke  produk 
pengganti.  Besarn ya  tekanan  kompetitif  yang  berasal  dari  pengembangan 
produk  pengganti  biasanya  ditunjukkan  oleh  rencana  pesaing  untuk 
memperluas  kapasitas  produksi,  selain  angka  penjualan  dan  pertumbuhan 
laba  mereka.  Kekuatan  kompetitif  produk  pesaing  bisa  diukur  dengan 
penelitian  terhadap  pan gsa  pasar  yang  berhasil  diraih  produk  itu,  dan  juga 
dari  rencana perusahaan  tersebut  untuk meningkatkan  kapasitas  produksi dan 
penetrasi pasar. 
4.  Daya tawar pemasok 
Daya  tawar  pemasok  mempengaruhi  intensitas  persaingan  di  suatu  industri, 
khususnya  ketika  terdapat  sejumlah  besar  pemasok,  atau  ketika  hanya 
terdapat  sedikit  bahan  mentah  pengganti  yang  bagus,  atau  ketika  biaya 
  
peralihan  ke  bahan  mentah  lain  sangat  tinggi.  Perusahaan  mungkin  saja 
menjalankan  strategi  integrasi  ke  belakang  untuk  memperoleh 
kontrol  atau 
kepemilikan  dari  pemasok.  Strategi  ini  sangat  efektif  manakala  pemasok 
tidak  dapat  dipercaya, terlalu mahal, atau  tidak sanggup  memenuhi kebutuhan 
perusahaan secara konsisten. 
5.  Daya tawar konsumen
Ketika  konsumen berkonsentrasi  atau berbelanja atau  membeli dalam  volume 
besar,  d aya  tawar  mereka  dapat  merepr esentasikan  kekuatan  besar  yang 
memengaruhi  intensitas  persaingan  di  suatu  industri.  Daya  tawar  konsumen 
menjadi  lebih  tinggi  ketika  produk  yang  dibeli  adalah  standar  atau  tidak 
terdiferensiasi. 
Daya  tawar  konsumen  dapat  menjadi  kekuatan  terpenting  yan g 
memengaruhi  keunggulan  kompetitif.  Konsumen  memiliki  daya  tawar  yang 
semakin besar dalam kondisi-kondisi berikut: 
1.  Jika  mereka  dapat  dengan  mudah  d an  murah  beralih  ke  merek  atau 
pengganti pesaing. 
2.  Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual. 
3.  Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. 
4.  Jika  mereka  memegang  informasi  tentang  p ro duk,  harga,  dan  biaya 
penjual, 
5.  Jika  mereka  memegang  kendali  mengenai  apa  dan  kapan  mereka  bisa 
membeli produk. 
2.1.6 Jenis – Jenis Strategi 
Menurut David (2013:166-178), jenis –
jenis strategi antara lain :  
1. Strategi Integrasi  
a. Strategi Integrasi ke Depan 
Strategi  ini  melibatakan  akuisisi  kepemilikan  atau  penigkatan  kontrol  atas 
distributor  atau  pengecer.  Biasanya  cara  yang  efektif  untuk  mengimplementasikan 
integrasi ke depan adalah waralaba ( franchising ).  
Enam panduan mengenai kapan integrasi ke depan bisa menjadi strategi yang efektif    
1.  Ketika  distributor  ini  sangat  mahal,  atau  tidak  dapat  diandalakan,  atau  tidak 
mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.  
  
2.  Ketika  ketersediaan  distributor  yan g  berkualitas  san gat  terbatas  sehingga 
memberikan  k eunggulan  kompetitif  kepada  perusahaan  yang  berintegrasi  ke 
depan.  
3.  Ketika  sebuah  organisasi  bersaing  dalam  industri  yang  bertumbuh  dan 
diharapkan akan terus bertumbuh  secara pesat, hal tersebut  merup akan  faktor 
pencetus karena  integrasi ke depan menurunkan k emampuan organisasi untuk 
berdiversifikasi jika industri dasarnya tidak stabil.  
4.  Ketika  suatu  organisasi  memiliki  sumber  daya  modal  dan  manusia  yang 
dibutuhkan  untuk  mengelola  bisnis  baru  dalam  mendistribusikan  produknya 
sendiri.  
5.  Ketika  keuntun gan dari  produksi yang  stabil sangat tinggi,  hal  ini merupakan 
pertimbangan  karena  sebuah  o rganisasi  dapat  meningkatkan  kepastian 
permintaan outputnya dengan integrasi ke depan.  
6.  Ketika  distributor  atau  pengecer  saat  ini  memiliki  margin  laba  yang  tinggi. 
Situasi  ini  mengisyaratkan  bahwa  perusahaan  dapat  mendistribusikan 
produknya secara menguntungkan dan menetap harga secara  lebih kompetitif 
dengan integrasi ke depan.  
b. Strategi Integrasi ke Belakang  
Merupakan  strategi  untuk  mendapatkan  kepemilikan  terhadap  produk  atau 
bahan  baku.  Strategi  ini  diperlukan  untuk  menigkatan  pengawasan  yang  lebih  ketat 
terhadap  supplier  (  integrasi  hulu  ).  Strategi  ini  sangat  cocok  ketika  pemasok 
perusahaan  saat  ini  tidak  dapat  diandalakan,   terlalu  mahal,  atau  tidak  dapat 
memenuhi kebutuhan perusahaan.  
Tujuh panduan mengenai kapan integrasi bisa menjadi strategi efektif :  
1.  Ketika  pemasok 
perusahaan  ini  sangat  mahal,  atau  tidak  dapat  diandalkan 
atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.  
2.  Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.  
3.  Ketika  suatu  organisasi  bersaing  dalam  industru  yang  tumbuh  den gan  cepat. 
Ini  merupakan  faktor  pencetus  karena  strategi  (  ke  depan,  ke  belakang,  dan 
horizontal ) mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi dalam 
industri yang mengalami penurunan.  
4.  Ketika  suatu  organisasi  memiliki  sumber  daya  manusia  dan  modal  untuk 
mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri.  
  
5.  Ketika  manfaat  dari  kestabilan  harga  sangat  penting.  Hal  ini  merupakan 
faktor  karena  suatu  organisasi  dapat  menstabilisasi  biaya  bahan  baku  dan 
biaya  yang  berhubungan  dengan  harga  produknya  melalui  integrasi  ke 
belakang.  
6.  Ketika  pemasok  saat  ini  memiliki  margin  laba  yan g  tinggi,  ini 
mengisyaratkan  bahwa  bisnis  memasok  produk  atau  jasa  pada  industri 
tersebut merupakan usaha yang menjanjikan.  
7.  Ketika  suatu  organisasi perlu membeli  sumber  daya 
yan g  dibutuhkan  dengan 
cepat.  
c. Strategi Integrasi Horizontal  
Merupakan strategi  yang bertujuan untuk menin gk atkan pengawasan terhadap 
para pesaing, dengan demikian segemen pasar lebih mudah dikuasai/diperluas. Selain 
itu, strategi ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi.  
Lima panduan mengenai kapan integrasi horizontal menjadi strategi yang efektif :  
1.  Ketika  perusahaan   bisa  mendapatkan  karakteristik  monopolistik  dalam  area 
atau  daerah  tertentu  tan pa  ditentang  oleh  pemerintah  atau  upaya  “besar-
besaran” untuk mengurangi persaingan.  
2.  Ketika perusahaan bersaing dalam industri  yang berkembang.  
3.  Ketika  meningkatkannya  skala  ekonomi  memberikan  keunggulan 
kompetitif 
yang besar.  
4.  Ketika perusahaan memiliki talenta manusi dan modal yang dibutuhkan untuk 
mengelola organisasi  yang berkembang dengan sukses.   
5.  Ketika  persaingan  kebingungan  karena  kuran gnya  keahlian  atau  memiliki 
kebutuhan atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan  
2. Strategi Intensif.  
a. Penetrasi Pasar 
Strategi  ini  berusaha  meningkatkan  pan gsa  pasar  untuk  produk/jasa  saat  ini 
melalui  upaya pemasaran yang lebih  besar.  Penetrasi pasar mencakup meningkatkan 
jumlah  tenaga  penjual,  jumlah  belanja  iklan,  menawarkan  promosi  penjualan  yang 
ekstensif, atau menigkatkan usaha publisitas.  
Lima panduan mengenai kapan penetrasi pasar bisa menjadi strategi yang efektif :  
1.  Ketika pasar saat ini jenuh dengan produk atau jasa  yang ada. 
  
2.  Ketika  tingkat  penggunaan  pelanggan  saat  ini  dapat  meningkatkan  secara 
signifikan.  
3.  Ketika  pangsa  pasar  pesaing  utama  telah  menurun  sementara  penjualan  total 
industri menigkat.  
4.  Ketika  ada  korelasi  yang  tinggi  antara  dollar  penjualan  dan  dollar 
pengeluaran pemasaran secara historis.  
5.  Ketika  meningkatkan 
skala  ekomomi  memberikan  keunggulan  kompetitif 
yang besar.  
b. Pengembagan Pasar 
Merupakan  str ategi  yang  berusaha  untuk  memperkenalkan  produk  atau  jasa 
yang  sudah  ada  pada  daerah  (geografis)  baru,  serta  memperluas  jaringan   distribusi. 
Strategi  ini  dapat  dilakukan  bila  perusahaan  memiliki  jaringan  distribusi  yang  kuat 
dan  adanya  peluang  pasar  baru,  sehingga  memungkinkan  untuk 
melakukan 
penambahan  kapasitas produksi.  Jadi strategi  ini  dapat dilakukan dengan  menambah 
saluran distribusi ke wilayah – wilayah pasar baru secara geografi.  
Lima  panduan  mengenai  kapan  pen gemban gan  pasar  bisa  menjadi  strategi  yang 
efektif :  
1.  Ketika tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalakan, murah, dan  
2.  berkualitas bagus.  
3.  Ketika perusahaan sangat berhasil dalam apa yang dilakukannya.  
4.  Ketika ada pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh.  
5.  Ketika  perusah aan  memiliki  kebutuhan  modal  dan  sumber  daya  untuk 
mengelola  
6.  Ketika perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi.  
7.  Ketika ruang lingkup industri dasar perusahaan menjadi global dengan cepat.  
c. Pengembangan Produk  
Merupakan  strategi  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  penjualan  dengan 
cara  memperbaiki  produk  yang  sudah  ada  dan  atau  mengembangkan  produk  yang 
baru.  Strategi  ini  dapat  dilakukan  bila  perusahaan  memiliki  kemampuan  untuk 
membuat/mengembangkan  produk  baru,  dimana  perekonomian  sedan g  tumbuh  dan 
pada  kondisi  dimana  kompetitor  menawarkan  produk  yang  semakin  bersaing. 
Strategi ini biasanya memerlukan anggaran penelitian yang cukup besar.  
  
Lima  panduan  mengenai  kapan  pengembangan  produk  bisa  menjadi  strategi  yan g 
efektif :  
1.  Ketika  perusahaan  memiliki  produk  yang  berhasil  yang  berada  p ada  tahap 
dewasa     
2.  dalam siklus hidup  produk.idenya  adalah untuk menarik pelanggan yang puas 
untuk  mencoba  produk  baru  (yang  telah  diperbaiki)  sebagai  hasil  dari 
pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.  
3.  Ketika  perusahaan 
bersaing  dalam satu  industri  yang memiliki perkembangan   
teknologi yang cepat.  
4.  Ketika  pesaing  utama  menawarkan  produk  den gan  kualitas  lebih  baik  pada 
harga yang bersaing.  
5.  Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.  
6.  Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.  
3. Strategi Diversifikasi 
a. Diversifikasi Terkait  
Strategi  ini  dilakukan  perusahaan  den gan  cara  menambah  produk  atau  jasa 
baru yang masih berhubungan.  
Enam  panduan  mengenai  kapan  diversifikasi  terkait  bisa  menajadi  strategi  yang 
efektif :  
1.  Ketika  suatu  organisasi  bersaing  dalam  industri  yang  tidak  tumbuh  atau 
tumbuh  dengan lambat.  
2.  Ketika  penambahan  produk  yang  baru,  tetapi  berkaitan,  akan  secara 
signifikan mendorong penjualan produk saat ini.  
3.  Ketika  produk  yang  baru  tetapi berkaitan,  dapat  ditawarkan  pada  harga  yang 
sangat kompetitif.  
4.  Ketika  produk  perusahaan  saat  ini  berada  pada  tahap  penurunan  dari  siklus 
hidup produk.  
5.  Ketika perusahaan memiliki tim manajemen  yang kuat.  
b. Diversifikasi Tak Terkait 
Merupakan  strategi  yan g  bertujuan  untuk  mengembangkan  atau  menambah 
jenis  produk  baru  atau  bisnis  baru  yang  tidak  berhubungan  dengan  produk  bisnis 
  
yang  sud ah  ada.  Stratgi  ini  dapat  dilakukan  bila 
produk  baru  yang  dihasilkan  dapat  
mendukung  produk  yang  sudah  ada  sebelumnya.  Jadi  produk  atau  jasa  yang  baru 
tersebut  akan  dipasarkan  kepada  pelanggan  yang  sudah ada, karena  perusahaan telah 
mengerti dan mengenal kebutuhan pelanggan  yang sudah ada.  
Empat panduan kapan diversifikasi horizontal bisa menjadi strategi yan g  efektif :  
1.  Ketika  pendapatan  yang  dihasilkan  dari  produk  atau  jasa  prusahaan  saat  ini 
akan  meningkat  secara  signifikan  dengan  penambahan 
produk  baru,  yang 
tidak berlebihan.  
2.  Ketika  suatu  organisasi  bersaing  dalam  industri  yang  sangat  kompetitif  dan 
atau  tidak  tumbuh  seperti  diindikasikan  oleh  hasil  dan  margin  laba  industri 
yang rendah.  
3.  Ketika jalur  distribusi  organisasi  saat  ini dapat  digunakan  untuk  memasarkan 
produk baru ke pelanggan saat ini.  
4.  Ketika  produk  baru  memiliki  pola  penjualan  dengan  siklus  terbaik 
dibandingkan dengan produk perusahaan saat ini.  
4. Strategi Defensif  
a. Penciutan ( Retrenchment )  
Saat  ini  terjadi  ketika  suatu  organisasi  mengelompokkan  ulang  melalui 
pengurangan  aset  dan  biaya  untuk  membalikkan  penjualan  dan  laba  yang  menurun. 
Kadang – kadang strategi ini disebut sebagai berputar atau reorganisasi.  
Lima panduan mengenai kapan Retrenchment bisa menjadi strategi yang efektif :  
1.  Ketika  perusahaan  memiliki  kompetensi  yang  unik  tetapi  gagal  untuk 
mencapai tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.  
2.  Ketika  perusahaan  adalah  salah  satu  dari  pesaing  yang  palin g  lemah   di 
industri.  
3.  Ketika  perusahaan  ter bebani  oleh  ketidakefesienan,  profitabilitas  yang 
rendah,  mo ral  karyawan  yang  rendah  dan  tekanan  pemegang  saham  untuk 
memperbaiki kinerja.  
4.  Ketika  perusahaan  gagal  untuk  memanfaatkan  peluang  eksternal, 
meminimalkan  ancaman  eksternal,  mengambil  keuntungan  dari  kekuatan 
internal  dan  men gatasi  kelemahan  internal  sepanjang  waktu,  yaitu  ketika 
manajer strategi organisasi telah gagal.  
  
5.  Ketika  perusahaan  telah  berkemb ang  sedemikian  besar  dalam  waktu  cepat 
sehingga diperlukan reorganisasi internal secara besar – besaran. 
b. Divestasi 
Strategi  ini  dilakukan  dengan  menjual  satu  divisi  atau  bagian  dari  suatu 
organisasi  yang  bertujuan  meningkatkan  modal  untuk  akuisisi  strategi  atau investasi 
lebih  lanjut.  Divestasi  dapat  menjadi  bagian  dari  keseluruhan  strategi  retrenchment 
untuk  menyingkirkan  bisnis  perusahaan  yang  tidak  menguntungkan,  membutuhkan 
banyak modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainn ya.  
Enam panduan mengenai kapan divestasi bisa menjadi strategi yang efektif :  
1.  Ketika  perusahaan  telah  menjalankan  strategi  retrenchment  dan  gagal  untuk 
mencapai  perbaikan  yang  diharapkan.  Ketika  sebuah  divisi  membutuhkan 
lebih banyak  sumber daya baru agar kompetitif daripada  yang dapat diberikan 
perusahaan.  
2.  Ketika  sebuah  divisi  bertanggung  jawab  untuk  keseluruhan  kinerja 
perusahaan yang buruk.  
3.  Ketika  sebuah  divisi  tidak  cocok  dengan  keseluruhan  organisasi.  Hal  ini 
disebabkan  karena  pasar,  pelanggan,  manajer,  kar yawan,  nilai  –  nilai,  dan 
kebutuhan yang secara radikal berbeda.  
4.  Ketika  sejumlah  besar  uang  dibutuhkan  secara  cepat  dan  tidak  dapat  di 
peroleh secara wajar dari sumber lainnya.  
5.  Ketika  tindakan  antimonopoli  (antitrust  )  pemerintah  mengancam 
perusahaan.  
c. Likuidasi  
Strategi  dilakukan  dengan  menjual  seluruh  aset  perusahaan  baik  secara 
terpisah – pisah atau sepotong – potong untuk nilai rillnya.  
Tiga panduan mengenai kapan likuidasi bisa menjadi strategi yang efektif :  
1.  Ketika perusahaan  menjalankan  strategi  retrenchment dan  divestasi  dan  tidak 
ada satu pun yang berhasil. 
2.  Ketika 
alternatif  bagi  perusahaan  hanyalah  kebangkrutan,  likuidasi  mewakili 
cara yan g  terencana  dan  rapi  untuk  mendapatkan kas  dalam  jumlah  sebesar –
besarnya  untuk  aset  organisasi.  Perusahaan  dapat  dengan  legal 
  
mengumumkan  kebangkrutan  lebih  dahulu  dan  kemudian  melikuidasi 
berbagai divisi untuk menghasilkan modal yang dibutuhkan.  
3.  Ketika  pemegang  saham  perushaan  dapat  meminimalkan  kerugian  dengan 
menjual aset – aset perusahaan.  
Menurut Sofjan Assauri (2013:69) ada beberap a tambahan jenis strategi yaitu :  
a.  Strategi  Bankruptcy  adalah  dengan  cara  pendistribusian  asset  yang  lengkap 
dan  men yeluruh  kepada  kreditor,  dimana  sebagian  mereka  mendapatkan 
sebagian  kecil  yang  diutangkan,  dalam  hal  ini  perusahaan  mencoba 
meyakinkan  kreditornya  akan  membangun  kembali  perusahaan  yang  lebih 
menguntungkan dengan strategi yang baru.  
b.  Strategi Join  Venture  adalah  merupakan  kombinasi  dari dua  perusahaan atau 
lebih  yang  mempunyai  kemampuan,  tetapi  juga  memiliki  kekurangan 
komponen  yang  dibutuhkan  unutk  keberhasilan  dalam  suatu  lingkungan 
persaingan tertentu.  
c.  Strategi  Aliansi  stratejik  adalah  saling  bertukar  strategi  dengan  cara  kerja 
sama  dalam  suatu  bidang  yang  berbeda  dan  saling  menguntungkan 
perusahaan.  
2.1.7 Tingkatan Strategi 
  Di  dalam  perusahaan,  strategi  dapat  dibagi  berdasarkan  tingkatan  tertentu. 
Secara umum tingkatan strategi dibagi menjadi tiga bagian yaitu :  
1.  Strategi  Korporasi  ditunjukan  untuk  apa  bisnis  itu  dibuat  dan  bagaimana 
perusahaan harus bertind ak untuk mencap ai tujuannya. 
Menurut  Musa  Hubeis  (2014:74)  strategi  korporat  adalah  strategi  yang 
disusun  dalam  suatu  bisnis  sehingga  perusahaan  akan  bersaing  dengan  cara 
mengubah  distinctive  competence  menjadi  competitive  advantage.  Masalah  yang 
cukup  kritis  dari  strategi  korpo rat  adalah  menentukan  bisnis  apa  yang  akan 
dikembangkan,  bisnis  apa  yan g  ingin  di  pertahankan  dan  bisnis  apa  yang  ingin 
dilepaskan.  
Menurut  Sofjan  Assaur i  (2013:105)  strategi  korporat  adalah  organisasi 
perusahaan  yang  telah  berdiri  beroperasi  menjalankan  aktifitas  kepengusahaan 
dalam  satu  atau  beberapa  bidang  bisnis.  Terdap at  beberapa  prinsip  dasar  dalam 
menjalankan kegiatan suatu korporasi :   
  
a.  Kualitas : membangun keuntungan dengan ku alitas baik.  
b.  Pelanggan : mencapai tingkatan teratas dari kepu asan pelanggan.  
c.  Produk  baru : menyampaikan atau  menyer ahkan  produk baru tepat waktu 
dengan  kualitas  yang  dibutuhkan  dan  sesuai  den gan  biaya  yan g 
direncanakan.  
d.  Pemasok  :  membangun  hubungan  jangka  panjang  dengan  pasokan  yang 
terjamin  baik  dalam  jumlah,  kualitas,  zero  defect  dan  penyerahan  tepat 
waktu.  
e.  Produksi  :  penggunaan  teknologi  maju  yang  mutakhir  dengan  kualitas 
yang terbaik.  
f.  Teknik  engineering  :  menggunakan  rancan gan  atas  desain  yang  mudah 
dikerjakan  ke  dalam  produk  dan  fasilitas,  serta  mengembangkan  teknik 
engineering secara simultan, untuk menghemat wakt
pengembangan.  
2.  Strategi  Bisnis  Unit  disebut  juga  strategi  kompetitif  yang  memiliki  unit  bisnis 
atau bagian d ari perusaahaan  yang berbeda – beda pasar dan produknya.  
Menurut  Musa  Hubies  (2014:84)  strategi  unit  bisnis  adalah  sekumpulan 
komitmen  dan  tindakan  perusahaan  yang  terpadu  dan  terkoordinasi  yang 
digunakan  untuk  mendapatkan  keunggulan  bersaing  dengan  mengekploitasi 
kompetisi  inti  dalam  pasar  produk  spesifik.  Strategi  ini  fokus  dalam  tiga  aspek 
yaitu : 
a.  Keunggulan biaya ( Overall Cost Leadership ) 
Pada  strategi  ini  perusahaan  menjadi  produsen  berbiaya  rendah  dalam 
industri dengan harga jual yang lebih murah dari pesaing dengan  nilai dan 
mutu yang sama.  
b.  Diferensiasi  
Pada  strategi  ini  perusahaan  menjadi  unik  dalam  industrinya  untuk 
berbagai  dimensi  yang  secara  umum  dihargai  pembeli.  Dengan  cara 
menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu bagi konsumennya.  
c.  Fokus  
Pada strategi ini berbeda  dengan lainn ya karena menekank a
pilihan  akan 
cakupan  bersaing  yang  sempit  dalam  satu  industri  yait
mengoptimalkan 
strategi untuk segmen sasaran untuk mencapai keunggula
  
3.  Strategi  Fungsional  diterapkan  di  level  departemen  seperti  departemen 
keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan lain – lain.  
Menurut  Musa  Hubies  (2014:87)  strategi  fungsional  adalah  aktivitas  jangka 
pendek  dalam  perusahaan  yang  harus  dikembangkan  oleh  setiap  bidang  fungsi 
perusahaan  untuk  mengimplementasikan  strategi  korporat  dan strategi bisnis  pada 
masing  –  masing  bagian.  Fungsi  –
fungsi  dasar  pada  umumnya  yaitu  :  fungsi 
produksi,  fungsi  pemasaran,  fungsi  keuangan,  dan  fungsi  pengelolaan  sumber 
daya.  
2.1.8 Daya Saing  
2.1.8.1 Pengertian Daya Saing
Kompetisi  persaingan  adalah  inti  yang  menentukan  kesuksesan  dan 
kegagalan  perusahaan.  Salah  satu  model  bentuk  analisa  kompetitif  yang  paling 
dikenal  ialah  model  kompetitif  Porter.  Model  ini  telah  digunakan  dalam 
mengembangkan  strategi  untuk  perusah aan  dalam  meningkatkan  kemampuan 
kompetitif dari perusahaan (David, 2013: 131). 
2.1.8.2 Pengertian Keunggulan Bersaing       
Keunggulan  bersaing  ad alah  jantung  dari  kinerja  perusahaan  di  dalam  pasar 
yang bersaing. Tingginya persaingan  bisnis menuntut  setiap perusahaan  untuk  saling 
meluncurkan  berbagai  produk  dan  jasa  yang  memiliki  daya  sain g  yang  tinggi. 
Perusahaan  yang  memiliki  daya  saing  tinggi  adalah  perusahaan  yang  mampu 
meluncurkan produk  baru  secara cepat  dengan periode waktu pengembangan produk 
yang singkat (Kuncoro, 2010: 173).
Keunggulan  bersaing  merupakan  suatu  inti  dari  strategi  bersaing  yang 
digunakan  oleh  suatu  perusahaan  agar  dapat  bersaing  dalam  segmen  pasar  untuk 
memenangkan  persaingan  dan  agar  dapat  tetap  bertahan.   Memiliki  keunggulan 
bersaing  ak an  selalu  diusahakan  oleh  para  manajer  didalam  suatu  p erusahaan, 
keunggulan  bersaing  berasal  dari  ban yak  aktivitas  berlainan  yang  dilakukan 
perusahaan  dalam  mendesain,  memproduksi,  memasarkan,  menyerahkan,  dan 
mendukung  produknya  agar  konsumen  tertarik  menggunakan  produk  yang  kita 
tawarkan. 
  
Dalam  membangun  keunggulan  bersain g  kompetisi  global  diperlukan 
berbagai  inovasi,  baik  dalam  lingkup  pengembangan  produ
maupun  strategi 
bisnisn ya.  Agar  produk  baru  yang  dikembangkan  dap
bersaing  dalam  industri  dan 
dapat  diterima  oleh  konsumen  serta  memberikan  kepuasan  ba
konsumen, 
perusahaan harus fokus pada pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, d a
profit. 
2.1.9 Kerangka Perumusan Strategi yang Komperhensif 
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan k e dalam 
kerangka  pengambilan  keputusan  tiga  tahap,  seperti  ditunjukkan  pada  Gambar  2.4. 
Alat  yan g  ditampilkan  dalam  kerangka  ini  bisa  diterapkan  untuk  semua  ukuran  dan 
jenis  organisasi  serta  dapat  membantu  para  penyusun  str ategi  mengidentifikasi, 
mengevaluasi, dan memilih strategi. 
  
Gambar 2.4 Kerangka Analisis Perumusan Strategi
Sumber: Buku Strategic Management – Concep ts and Cases (David, 2013: 204) 
 
Kesembilan  teknik  dalam  keran gka  perumusan  strategi  membutuhkan 
gabungan  intuisi  dan  analisis.  Divisi-divisi  yang  otonom  dalam  sebuah   organisasi 
lazim  menggunakan  berbagai  teknik  perumusan  strategi  tersebut  untuk 
mengembangkan  strategi  dan tujuan.  Analisis  divisional memberikan  landasan untuk 
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di antara berbagai strategi alternatif 
tingkat perusahaan. 
2.1.9.1 Tahap 1,Tahap Input (Input Stage)                                                      
Tahap  ini  berisi  informasi  input  dasar  yang  dibutuhkan  untuk  merumuskan 
strategi  dari  kerangka  perumusan.  Tahap  1  terdiri  atas  Matriks  External  Factor
  
Evaluation (EFE), Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), dan Competitive Profile 
Matrix (CPM).
Matriks External Factor E valuation (EFE)
Menurut David (2013:  110-112), Matriks  EFE memungkinkan para pen yu sun 
strategi  untuk  meringkas  dan  mengevaluasi  informasi  ekonomi;  sosial,  budaya, 
demografis,  lingkungan;  politik,  pemerintahan,  hukum;  teknologi;  dan 
kompetitif.Matriks  EFE  digunakan  untuk  menganalisis  peluang  dan  ancaman  utama 
yang dihadapi oleh perusahaan.  
Matriks Internal F actor Evaluation (IFE)
Menurut David  (2013: 152), Matriks IFE adalah alat  perumusan strategi yang 
digunakan  untuk  meringkas  faktor  internal  perusahaan  atau  organisasi.  Alat 
perumusan  strategi  ini 
meringkas  dan  mengevalu asi  kekuatan  dan  kelemahan  utama 
dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu perusahaan. 
Competitive Profile Matrix (CPM)
Menurut  David  (2013:  113),  CPM  mengidentifikasi  pesaing  utama  suatu 
perusahaan  serta  kekuatan  dan  kelemahan  khusus  mereka  dalam  hubungannya 
dengan  posisi  strategis  perusahaan  sampel.  Bobot  dan  skor  total  bobot,  baik  dalam 
CPM  maupun  Matriks  EFE  dan  IFE,  memiliki  arti  yang  sama.  Namun  demikian, 
faktor  keberhasilan  penting  dalam  CPM  mencakup  baik  isu  internal  maupun 
eksternal. Terdapat  beberapa  perbedaan  utama  dalam  CPM  dan  Matriks  EFE,  antara 
lain: 
a.  Faktor kunci keberhasilan dalam CPM lebih luas, karena tidak mencakup data 
spesifik atau faktual dan berfokus pada isu-isu internal. 
b.  Faktor  kunci  keberhasilan  dalam  CPM  juga  tidak  dikelompokkan  menjadi 
peluang dan ancaman sebagaimana pada Matriks EFE. 
c.  Dalam  CPM,  peringkat  dan  skor  bobot  total  perusahaan  pesaing  dapat 
dibandingkan dengan perusahaan sampel.    Analisis    perbandingan    ini 
memberikan informasi strategis internal yang penting. 
2.1.9.2 Tahap 2, Tahap Pencocokan (Matching Stage)        
Tahap  ini  berfokus  pada  penciptaan  strategi  alternatif  yang  masuk  akal 
dengan  memperhatikan  faktor-faktor  eksternal  dan  internal  utama.  Teknik  Tahap  2 
meliputi:
  
Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Matriks  SWOT  merupakan  alat  perumusan  strategi  pada  tahap  kedua  yaitu 
tahap  pencocokan.  Matriks  SWOT  digunakan  secara  luas  di  praktik  maupun 
akademisnya.  Alat  analisis  ini  menggunakan  faktor-faktor  internal  dan  eksternal 
yang  mendasari  untuk  menghasilkan  strategi  yang  layak  untuk  dipertimbangkan. 
Didalam  Matriks  SWOT  terdapat  sembilan  sel  yang  terdiri  atas  empat  sel 
faktor 
kunci, empat sel strategi diberi nama SO, WO, ST,  dan WT serta satu sel yang selalu 
dibiarkan kosong.  Matriks  SWOT merupakan  alat untuk  mencocokkan  yang penting 
yang membantu manajer mengembangkan 4 tipe strategi: 
a.  SO  (kekuatan-peluang)  menggunakan  kekuatan  internal  perusahaan  untuk 
memanfaatkan peluang eksternal.  
b.  WO  (kelemahan-peluang)  bertujuan  untuk  memperbaiki  kelemahan  internal 
dengan memanfaatkan peluang eksternal. 
c.  ST (kekuatan-ancaman)  menggunakan kekuatan perusahaan  untuk  menghindari 
atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. 
d.  WT  (kelemahan-ancaman)  merupakan  taktik  defensif  yang  diarahkan  pada 
pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. 
Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Menurut David  (2013: 208-210), Matriks SPACE merupakan keran gka empat 
kuadran  yang  menunjukkan  apakah  strategi  agresif,  kompetitif,  defensif,  atau 
konservatif  yan g  p aling  sesuai  untuk  suatu  organisasi  tertentu.  Sumbu-sumbu 
Matriks  SPACE  menunjukkan  dua  dimensi  internal  (kekuatan  finansial  [financial 
strength—FS]  dan  keunggulan  kompetitif  [competitive  advantage—CA])  dan  dua 
dimensi  eksternal  (stabilitas  lingkungan [environmental stability—ES]  dan  kekuatan 
industri  [industry  strength—IS]).  Keempat  faktor  ini  kiranya  merupakan  penentu 
terpenting  dari  posisi  strategis  keseluruhan  suatu  organisasi.  Matriks 
SPACE 
menghasilkan  titik  perpotongan  berupa  ar ah  panah  yang  menunjukkan  jenis  strategi 
yang disarankan bagi organisasi: agresif, kompetitif, defensif, atau konservatif. 
Matriks Boston C onsulting Group (BCG)  
Menurut David  (2013: 212-215),  Matriks BCG secara  grafis menggambarkan 
perbedaan  antar  divisi  dalam  hal  posisi  pangsa  relatif  dan  tingkat  pertumbuhan 
industri.  Matriks  BCG  memungkinkan  sebuah  organisasi  multidivisional  mengelola 
portofolio  bisnisnya  dengan  cara  men gamati  posisi  pangsa  pasar  relatif  dan  tingkat
  
pertumbuhan  industri  dari  setiap  divisi  relatif  terhadap  semua  divisi  lain  di  dalam 
organisasi.  Posisi pangsa pasar relatif  didefinisikan sebagai  rasio  pangsa  pasar  suatu 
divisi  di  sebuah  industri  tertentu  terhadap  pangsa  pasar  yan g  dimiliki  oleh 
perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.  
Makna 4 divisi pada Matriks BCG adalah: 
1.  Kuadran  1 dinamakan  “Tanda  Tanya”. Divisi-divisi  pada  kuadran  ini  memiliki 
posisi  pangsa  pasar  relatif  yang  rendah,  namun  mereka  bersaing  di  industri 
dengan  tingkat  pertumbuhan  yan g  tinggi.  Pada  umumnya,  kebutuhan  kas 
perusahaan-perusahaan  ini  tinggi  sementara 
pendapatan  kas  mereka  rendah. 
Bisnis  ini  dinamakan Tanda  Tanya  karena organisasi harus memutuskan  apakah 
hendak  memperkuat  bisnis  dengan  strategi  yang  intensif  (penetrasi  pasar, 
pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya. 
2.  Kuadran 2 dinamakan  “Hewan”. Divisi-divisi pada kuadran ini menggambarkan 
pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang terbaik or ganisasi. Divisi dengan 
pangsa  pasar  relatif  yang  tinggi  dan  tingkat  pertumbuhan  industri  yang  tinggi 
harus  memperoleh  investasi  yang  substansial  untuk  mempertahankan  atau 
memperkuat  posisi  dominan  merek a.  Integrasi ke  belakang, integrasi  ke  depan, 
dan  integrasi  horizontal,  penetrasi  pasar,  pengembangan  pasar,  serta 
pengembangan  produk  merupakan  strategi  yang  sesuai  untuk  dipertimbangkan 
oleh berbagai divisi tersebut.  
3.  Kuadran  3  dinamakan   “Sapi  Perah  Kas”.    Divisi-divisi  pada  kuadran  ini 
memiliki  posisi  pangsa  pasar  relatif  yang  tinggi  tetapi  bersaing  di  industri 
dengan  tingkat  pertumb uhan  yang  rendah.  Dinamakan  Sapi  Perah  Kas  karena 
divisi  menghasilkan  kas  melebihi  kebutuhannya  dan  sering  “diperah”.  Banyak 
yang  menjadi  Sapi  Perah  Kas  saat  ini  yang  sebelumnya  merupakan  Bintang. 
Divisi-divisi  ini  harus  dikelola  untuk  mempertahankan  posisi  kuatnya  selama 
mungkin.  Pengembangan  produk  atau  diversifikasi  bisa  menjadi  strategi  yang 
menarik  bagi  Sapi  Perah   Kas.  Namun  demikian,   ketika 
divisi  Sapi  Perah  Kas 
melemah, penciutan atau divestasi bisa jadi lebih sesuai. 
4.  Kuadran 4  dinamakan  “Domba”. Divisi-divisi  pada kuadran ini memiliki posisi 
pangsa  pasar  relatif  yang  rendah  dan  bersaing  dalam  industri  yang  tumbuh 
lambat atau  sama  sekali tidak tumbuh. Oleh karena posisi  internal dan eksternal 
mereka yang lemah, bisn is ini sering kali dilikuidasi, didivestasi, atau dipangkas 
  
melalui penciutan. Ketika suatu divisi menjadi “Domba” untuk pertama kalinya, 
penciutan  merupak an strategi terbaik  untuk  dijalankan karena banyak “Domba” 
melambungkan  kembali,  setelah  pengurangan  aset  dan  biaya  yang  ketat,  agar 
menjadikann ya divisi  yang bagus dan menguntungkan. 
Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks  IE  merupakan  alat  bantu  dalam  menganalisis  informasi  pada  tahap 
kedua  yaitu pencocokan dalam perumusan strategi. Matriks tersebut  berfungsi  untuk 
melihat  dimana  posisi  perusahaan.  Matriks  IE  didasarkan  pada 
dua  dimensi  kunci, 
yaitu  skor  bobot  total  IFE  pada  sumbu  x  dan  skor  bobot  total  EFE  pad a  sumbu  y 
(David, 2013: 216-218). 
Berikut  ini  adalah  penjelasan  mengenai  strategi  yang  terdapat  pada  sel 
Matriks IE, yaitu: 
1.  Sel  I:  Konsentrasi  melalui  Integrasi  Vertikal.  Pertumbuhan  melalui  konsentrasi 
ini  dapat  dilalui  dengan  integrasi  melalui  cara  backward  integration  atau 
forward  integration.  Hal  ini  merupakan  strategi  utama  untuk  perusahaan  yang 
memiliki  posisi  kompetitif pasar  yang  kuat  (high  market  share)  dalam berdaya 
tarik tinggi. 
2.  Sel  II  dan  V:  Konsentasi  melalui  Integrasi  Horizontal.  Strategi  pertumbuhan 
melalui  integrasi  horizontal  adalah  kegiatan  yang  memperluas  perusahaan 
dengan  cara  memban gu n  di  lokasi  yang  lain  dan  meningkatkan  produk  serta 
jasa. 
3.  Sel  III:  Turnaround.  Strategi  ini  tepat bagi  perusahaan  pada  daya  tarik  industri 
tinggi  ketika  masalah-masalah  perusahaan  mulai  dirasakan  tapi  belum  kritis. 
Strategi  ini  dilakukan  oleh  perusahaan  dengan  cara  melakukan  penghematan 
pada operasional perusahaan. 
4.  Sel  IV:  Stability.  Strategi  berdiam  diri  mungkin  tepat  untuk  dijadikan  sebagai 
strategi sementara yang memungkinkan bagi perusahaan untuk menggabungkan 
semua  sumber  daya  yang  dimilikinya  setelah  mengalami  pertumbuhan  yang 
cepat  dari  suatu  industri  yang  kemudian  menghadapi  suatu  masa  depan  yan g 
tidak pasti. 
5.  Sel  VI:  Divestasi.  Meru pakan  strategi  yang  tepat  bagi  perusahaan  yang  berada 
pada posisi kompetisi lemah dan dengan daya tarik industri menengah. 
  
6.  Sel  VII:  Diversifikasi  Konsentris.  Strategi  pertumbuhan  melalui  diversifikasi 
umumnya  dilakuk an  pada  perusahaan  yang  memiliki  kondisi  competitive 
position sangat kuat tetapi nilai daya tarik industrinya lemah. 
7.  Sel  VIII:  Diversifikasi  Konglomerat.  Strategi  pertumbuhan  melalui  kegiatan 
bisnis  yang  tidak  saling  berhubungan  dapat  dilakukan  jika  perusahaan 
menghadapi  competitive  position  yang  tidak  terlalu  kuat  dan  nilai  daya  tarik 
industrinya sangat rendah. 
8.  Sel  IX:  Bangkrut  atau  Likuiditas.  Likuidutasi  adalah  strategi  yang  dilakukan 
dengan menjual sebagian  atau seluruh  perusahaan atau produk  perusahaan yang 
ada  dengan  tujuan  mendapatkan  uang  untuk  membayar  seluruh  obligasi 
perusahaan dan kemudian menyerahkan sisanya pada pemegang saham. 
Matriks Grand Strategy
Matriks  Grand  Strategy  merupakan  alat  bantu  untuk  merumuskan  strategi 
alternatif 
perusahaan  dengan  memposisikan  perusahaan  di  salah  satu  dari  empat 
kuadran  strategi.  Dengan  didasarkan  pada  dua  dimensi  evaluatif,  yaitu  posisi 
kompetitif  dan  pertumbuhan  (David,  2013:  219-220).  Kuadran  pada  Matriks  Grand 
Strategy memiliki makna, sebagai berikut: 
1.  Kuadran I: Perusahaan memiliki posisi strategis yang sempurna. 
2.  Kuadran  II:  Perusahaan  sedang  tumbuh  namun  tidak  mampu  bersaing  secara 
efektif. 
3.  Kuadran  III:  Perusahaan  berada  pada  pertumbuhan  industri  yang  lambat  dan 
memiliki posisi kompetitif yang lemah. 
4.  Kuadran IV: Perusahaan berada pada posisi   kompetitif  yang  kuat  namun 
berada di dalam industri yang pertumbuhann ya lambat. 
2.1.9.3 Tahap 3, Tahap Keputusan (Decision Stage)       
Tahap  ini  melibatkan  satu  teknik  saja,  yaitu  Matriks  Perencanaan  Strategis 
Kuantitatif  (Quantitative  Strategic  Planning  Matrix  –  QSPM).  QSPM menggunakan 
informasi  input  dari  Tahap  1  untuk  secara  objektif  mengevaluasi  strategi-strategi 
alternatif yang diidentifikasi dalam Tahap 2. 
Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM)
Matriks  QSPM  adalah  alat  yang  memungkinkan  para  penyusun  strategi 
mengevaluasi  berbagai  strategi  altern atif  secara  objektif,  berdasarkan  faktor-faktor 
  
keberhasilan  penting  eksternal  dan  internal  yang  diidentifikasi  sebelumnya.  Secara 
konseptual,  QSPM  menentukan  daya  tarik  r elatif  dari  berbagai  strategi  berdasarkan 
seberapa  jauh  faktor  keberhasilan  kun ci  internal  dan  eksternal  dimanfaatkan  atau 
diperbaiki.  Daya  tarik  relatif  dari  setiap  strategi  di  dalam  serangkaian  alternatif 
dihitung  dengan  menentukan  dampak  kumulatif  dari  setiap  faktor  keberhasilan 
penting  eksternal  dan  internal.  Berapa  pun  rangkaian  strategi  altern atif  dapat 
dimasukkan  dalam  setiap  rangkaian  tersebut,  tetapi  hanya  strategi-strategi  di  dalam
rangkaian tertentu  yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain. 
2.2 Kerangka Pemikiran   
PT. CONSINA SEGARA INDONESIA 
  
TAHAP 1 : TAHAP INPUT 
Matriks EFE  Matriks CPM  Matriks IFE 
TAHAP 2 : TAHAP  PENCOCOKAN
Matriks SWOT  Matriks Grand  Matriks IE 
TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ( QSPM ) 
Rekomendasi Strategi Bisnis