7
2.1
2.1.1
Menurut Monk & Wagner (2013, p. 1), Enterprise Resources
Planning merupakan inti program dari suatu software yang digunakan oleh
perusahaan, untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan informasi
dari setiap area-area bisnis.
Menurut OBrien & Marakas (2010, p. 271), Enterprise Resources
Planning
merupakan tulang punggung teknologi dari e-business, suatu
pelebaran transaksi dari perusahaan dengan bentuk
kerangka yang
menghubungkan dengan proses sales order, inventory
management,
kontrol, produksi, dan perencanaan distribusi, serta keuangan.
Menurut Motiwalla (2012, p. 28), Enterprise Resources Planning
merupakan suatu bentuk spesifik dari sistem organisasi yang
mengintegrasikan data secara menyilang dan secara komprehensif untuk
mendukung semua fungsional organisasi. Tujuan ERP adalah mengalirkan
informasi secara dinamis dan cepat sehingga meningkatkan tujuan dan
nilai perusahaan.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwasanya Enterprise Resources Planning atau ERP adalah suatu sistem
yang digunakan oleh organisasi yang dapat mengintegrasikan data dan
digunakan untuk mengkoordinasikan aliran informasi dari setiap area
bisnis dalam perusahaan.
2.1.2
|
8
Menurut Wijaya & Darudiarto (2009, pp. 26-28), Enterprise
Resources
Planning
(ERP) merupakan singkatan dari tiga element kata,
yaitu : Enterprise (Perusahaan/Organisasi), Resources (Sumber daya), dan
Planning
(Perencanaan). Ketiga kata tersebut mencerminkan sebuah
konsep yang berujung pada kata kerja,
yaitu Planning. Dengan demikian,
berarti ERP menekankan kepada aspek-aspek perencanaan.
Integrasi dalam konsep sistem ERP berhubungan dengan
interpretasi sebagai berikut:
a.
Menghubungkan berbagai aliran proses bisnis
b.
Metode dan teknik berkomunikasi
c.
Keselarasan dan sinkronisasi operasi bisnis
d.
Koordinasi operasi bisnis
Perusahaan adalah organisasi yang terstruktur, baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan aktivitasnya. Oleh karena itu,
pelaksanaan operasional untuk memperoleh tujuan organisasi ditentukan
oleh keberhasilan dalam menangani faktor eksternal dan faktor internal.
Salah satu faktor internalnya adalah sistem ERP yang merupakan back
bone
dalam mendukung sistem operasional yang mampu mempengaruhi
kemampuan kompetitif perusahaan.
Enterprise
digunakan untuk menggambarkan situasi bisnis secara
umum dalam satu entitas korporat dan dalam berbagai jenis ukuran bisnis,
mulai dari bisnis ukuran kecil hingga bisnis multinasional. Secara konsep,
dapat dikatakan bahwa enterprise
dapat digambarkan sebagai sebuah
kelompok orang dengan tujuan tertentu yang memiliki sumber daya untuk
mencapai tujuan tertentu. Organisasi atau perusahaan dipecah menjadi
unit-unit dengan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi personalia, keuangan,
pemasaran, pengadaan, dan lain sebagainya. Tiap fungsi tersebut memiliki
tujuan dan sasaran masing-masing. Sehingga hal ini menyebabkan setiap
fungsi terlihat seperti memiliki sistem dan koleksi data dan analisis
masing-masing. Enterprise
secara keseluruhan organisasi dianggap
sebagai sebuah Sistem dan masing-masing fungsi adalah Sub-Sistem.
|
9
informasi mengenai semua fungsi disimpan dan dikelola secara terpusat
dan dapat diakses sesuai kebutuhan. Sehingga terjadi transparansi
informasi bagi tiap-tiap fungsi untuk mendukung pekerjaan sebagai upaya
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
Resources
merupakan sumber daya, seperti: aset perusahaan, aset
keuangan, sumber daya manusia, konsumen, supplier, order, teknologi,
dan strategi. Resources dapat meliputi semua hal yang menjadi tanggung
jawab dan tantangan management untuk dikelola agar dapat menghasilkan
keuntungan bagi organisasi secara keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa Enterprise Resources
Planning
(ERP) merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber
daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan
multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai
fungsi dalam perusahaan (to serve and to support multiple business
function). Sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan
pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai
tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam perusahaan.
Konsep dasar Enterprise Resources Planning dapat diterjemahkan
sebagai berikut:
a.
Enterprise Resources Planning
terdiri dari paket software
komersial yang menjamin integrasi yang baik terhadap seluruh
aliran informasi pada perusahaan, yang meliputi: keuangan,
akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan informasi
konsumen.
b.
Enterprise Resources Planning
adalah paket sistem informasi
yang dapat dikonfigurasi, dapat mengintegrasikan informasi,
dan proses yang berbasis informasi, serta melintasi area
fungsional dalam sebuah organisasi.
c.
Enterprise Resources Planning merupakan satu basis data, satu
aplikasi dan satu kesatuan antarmuka diseluruh enterprise.
|
10
2.1.3
Menurut Wijaya & Darudiarto (2009, pp. 22-26), infrastuktur
merupakan
hal utama dalam perencanaan pemakaian sistem ERP. Karena
dengan adanya infrastuktur yang kuat, maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan telah membangun landasan atau kerangka yang kuat. Secara
umum, terdapat 3 infrastuktur yang terdapat dalam sistem ERP, yaitu:
a.
People
People merupakan individu-individu yang terlibat dalam
penerapan sistem ERP. Individu-individu yang terlibat
merupakan faktor yang sangat penting, terutama dalam hal
komitmen waktu, dukungan top management, rasa memiliki,
keterlibatan, semangat,
dan rasa perlawanan yang minimum
(resistance). Hal ini di mulai pada saat pemilihan sistem ERP,
pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan. Pada saat
pelaksanaan implementasi, top management yang didukung
dengan level managerial dapat menjadi motor penggerak untuk
menyelesaikan dan memelihara serta mengendalikan evaluasi
terhadap jalannya pelaksanaan implementasi. Dengan
demikian, individu yang terlibat, seperti konsultan, tetap peduli
dalam berkontribusi atau memberikan support dan
memberikan dokumentasi yang jelas.
b.
Process
Berkaitan dengan proses bisnis berjalan dan proses bisnis di
masa depan yang menerapakan sistem ERP. Dalam proses
implementasi sistem ERP, harus ada pengawasan atau kontrol
dari setiap bagian. Hal terpenting dalam proses bisnis yang
merupakan acuan utama dalam melakukan implementasi
sistem ERP adalah proses sebelum melakukan pengambilan
keputusan menggunakan sistem ERP. Perusahaan diharuskan
sudah memiliki prosedur bisnis yang baik dalam implementasi
sistem ERP.
|
11
c.
Technology
Penerapan sistem ERP identik dengan investasi yang relatif
besar, dimana teknologi yang digunakan meliputi : infrastuktur
jaringan, hardware, dan software.
Jaringan yang dibangun adalah jaringan untuk internal (Local
Area Network) dan untuk eksternal (Wide Area Network).
Untuk hardware, lebih baik jika disesuaikan dengan
karakteristik software, apakah compatible
untuk berbagai jenis
hardware atau hanya dapat digunakan pada hardware tertentu
saja. Sedangkan pada software, diharapkan memiliki
scalability
dan maintenance
di masa mendatang. Pada
database, umumnya menggunakan relational
database,
dimana arsitektur relational
database
ini sudah menggunakan
client server.
2.1.4
Menurut OBrien & Marakas (2011, p. 324), terdapat beberapa
manfaat dari penggunaan sistem ERP, yaitu:
a.
Kualitas dan efisiensi
ERP membentuk suatu kerangka untuk mengintegrasikan dan
meningkatkan tujuan internal proses bisnis perusahaan yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi terhadap
customer service, produksi, dan distribusi.
b.
Penurunan biaya
Banyak perusahaan yang memberikan informasi bahwa dengan
menggunakan sistem ERP, akan berdampak pada pengurangan
yang signifikan terhadap biaya dalam proses transaksi,
software, dan hardware, serta IT support setelah menggunakan
sistem ERP.
c.
Menunjang pengambilan keputusan
ERP mendukung hal-hal yang bersifat vital dan krusial, seperti
menyalurkan informasi
lintas fungsional kepada manager dan
|
12
secara tidak langsung meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan yang tepat waktu.
d.
Enterprise agility
Implementasi sistem ERP mampu mematahkan batasan antara
departemen dan fungsional atau silos dari sebuah proses
bisnis, sistem informasi, serta sumber informasi. Selain dari itu,
dengan adanya sistem ERP, struktur organisasi akan lebih
fleksibel, dan tenaga kerja dapat bekerja secara terkapitalisasi
dalam tujuan bisnis.
2.2
Menurut OBrien & Marakas (2011, p. 485), System Development Life
Cycle atau SDLC merupakan suatu
metode yang menggunakan pendekatan
sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi.
|
13
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 11), membangun sistem
informasi memiliki 4 fase fundamental, yaitu:
a.
Planning Phase
Planning Phase adalah proses fundamental untuk memahami proses
pembangunan sistem informasi yang harus dibangun, dan menentukan
bagaimana suatu tim proyek akan membangunnya.
b.
Analysis Phase
Analysis Phase menjawab pertanyaan mengenai apa yang dikerjakan
sistem, dimana, dan kapan digunakan. Pada fase ini, tim proyek
melakukan investigasi terhadap kondisi sistem yang ada,
pengembangan kesempatan, dan pengembangan konsep pada sistem
yang baru. Fase ini membahas mengenai keputusan strategis dalam
pengembangan sistem.
c.
Design Phase
Design Phase menetukan bagaimana sistem akan dioperasikan dalam
hardware, software, dan infrastuktur jaringan yang akan ditempatkan,
tampilan form, laporan yang akan digunakan, spesifikasi program,
database, dan dokumen yang akan dibutuhkan.
d.
Implementation Phase
Implementation Phase adalah fase terakhir dalam SLDC, fase
ini
membahas bagaimana sistem dibangun (atau yang dibeli, dalam kasus
package software design). Fase ini yang menjadi fokus utama dari
sebagian besar proses pengembangan sistem informasi. Karena fase
ini merupakan fase yang terpanjang dan termahal untuk setiap bagian
pengembangan.
Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 41), pendekatan Waterfall
merupakan salah satu pendekatan System Development Life Cycle
yang
mengasumsikan bahwa proyek direncanakan di awal, sehingga pada sebelum
pembuatan proyek dilakukan analisis, perancangan, serta perencanaan dalam
pembuatan proyek tersebut. Ketika proses analisis dan perancangan sudah
selesai, barulah dibuat proyek yang nantinya akan berjalan mengikuti analisis
dan perancangan yang sudah dilakukan di awal.
|
![]() 14
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 51), dengan pengembangan
Waterfall, analisis dan user
dihasilkan secara bertahap dari satu fase ke fase
berikutnya. Waterfall
merupakan model pendekatan SDLC yang
mengasumsikan fase-fase dari proyek dapat diselesaikan secara bertahap. Satu
fase akan mempengaruhi fase selanjutnya.
Sumber: (Dennis, Wixom & Roth, 2012, p.51)
2.3
2.4.1
Menurut Project Management Instution
(2013, pp. 3-4), suatu
proyek dapat menghasilkan:
a.
Produk. Baik sebuah komponen atau item, suatu peningkatan
dari item atau akhir dari item tersebut.
b.
Suatu layanan atau kemampuan untuk melakukan suatu
layanan, seperti: fungsional bisnis yang mendukung produksi
atau distribusi.
c.
Suatu pengembangan dari produk atau layanan yang ada.
|
15
d.
Suatu hasil, seperti outcome
atau dokumen, seperti proyek
penelitian yang mengembangkan pengetahuan sehingga dapat
digunakan untuk menentukan kesesuaian trend
yang tersedia
atau suatu proses yang akan berguna bagi lingkungan
masyarakat.
Contoh-contoh yang termasuk kedalam proyek, yaitu:
a.
Pengembangan produk baru, layanan, atau hasil.
b.
Pengaruh perubahan pada struktur, susunan kepegawaian, atau
style dari suatu organisasi.
c.
Mengembangkan atau memperoleh suatu sistem informasi
yang baru atau sistem informasi yang telah dimodifikasi.
d.
Melaksanakan suatu usaha penelitian untuk hasil yang akan
disimpan.
e.
Membangun atau mendirikan suatu bangunan, cabang industri,
dan infrastuktur.
f.
Mengimplementasikan, mengembangkan, dan meningkatkan
proses bisnis serta prosedur.
Menurut kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
proyek
merupakan suatu usaha yang digunakan untuk menghasilkan
produk yang membutuhkan waktu pengerjaan, sumber daya, biaya, dan
layanan, serta
hasil dari proyek
berguna bagi user, baik itu individu
maupun kelompok.
2.4.2
Menurut Marchewka
(2013, pp. 30-32)
Project Life Cycle
adalah
kumpulan dari tingkat logical atau fase yang memetakan hidup suatu
proyek dari awal hingga akhir dengan tujuan menentukan, membangun,
dan mengantarkan produk dari suatu proyek, yaitu produk, layanan atau
sistem informasi. Proyek life cycle terdiri atas lima fase, diantaranya :
|
![]() 16
a.
Define Project Goal
Menentukan tujuan proyek secara keseluruhan merupakan
langkah awal.Tujuan ini harus berfokus dalam menyediakan
nilai bisnis terhadap organisasi. Tujuan yang jelas memberikan
tim proyek fokus yang jelas dan mengarahkan kepada fase lain
dari proyek. Suatu tujuan dari proyek juga seharusnyadapat
menjawab pertanyaan: Bagaimana mengetahui keberhasilan
proyek dalam memberikan waktu, uang dan sumberdaya yang
di-investasikan?
b.
Plan Project
Tujuan proyek yang telah ditentukan, selanjutnya
mengembangkan perencanaan proyek
menjadi lebih mudah
dalam menentukan tugas. Suatu perencanaan menjawab
beberapa pertanyaan:
Apa yang akan kita dilakukan?
Apa yang tidak akan kita dilakukan?
Mengapa kita melakukan itu?
Bagaimana kita melakukan itu?
Siapa saja yang akan terlibat?
Berapa lama yang akan dipakai?
Jumlah biaya yang digunakan?
Apa yang dapat menjadi salah dan bagaimana kita
menangani?
Bagiamana kita mengetahui keberhasilan kita?
Pengantar, tugas, sumber, dan waktu untuk meneleaikan setiap
tugas harus ditentukan dalam setiap fase proyek. Perencanaan
proyek menentukan persetujuan
diantara bidang, jadwal dan
biaya yang digunakan dan digunakan sebagai alat untuk
mengukur kinerja proyek pada seluruh life cycle .
|
17
c.
Execute Project Plan
Setelah menetukan tujuan proyek dan perencanaan telah
ditentukan, selanjutnya melaksanakan proyek. Suatu tugas
dalam progress proyek, scope, jadwal, biaya, dan orang secara
akif di atur untuk memastikan bahwa hasil proyek merupakan
tujuan. Progress harus dilakukan dokumentasi dan
dibandingkan padabasis perencanaan. Kinerja proyek
dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan
Diakhir dari fase ini, tim implementasi atau mengantarkan
produk yang tela selesai, layanan, atau sistem informasi pada
organisasi.
d.
Close Project
Fase penutup memastikan bahwa pekerjaan telah selesai sesuai
dengan apa yang direncanakan dan disetujui oleh tim dan
sponsor. Selai itu, harus ada pengakuan secara formal oleh
sponsor bahwa produk telah diterima. Closure ini ditutup
dengan final
project report
dan presentasi pada client bahwa
dokumen yang telah dijanjikan diantarkan dan telah
diselesaikan secara spesifik.
e.
Evaluate Project
Tim proyek harus mendokumentasikan pengalaman dalam
syarat dari hasil pembelajaran setiap ini harus sama dan setiap
hal harus dilakukan berbeda pada proyek selanjutnya,
berdasarkan pengalaman proyek saat ini. Dokumentasi,
penyimpanan elektronik dan membagikan dalam organisasi.
Secara bertahp banyak pengalaman dapat di terjemahkan
menjadi best practice dan
integrasi pada proyek yang akan
datang.
Selain itu, tim proyek dan proyek harus dievaluasi pada akhir
proyek.
|
![]() 18
Proyek manager melakukan evaluasi kinerja tim dengan tujuan
untuk memberikan umpan balik dan sebagai bagian organisasi
memperhitungkan manfaat dan biaya rari proses dan prosedur.
Third party, seperti senior manager, partner, melakukan audit
proyek untuk menentukan proyek telah diatur dengan baik,
memberikan janji, mengantar, dan menegakkan proses dan
sesuai dengan standar kualitas. Proyek dan proyek manager
harus dievaluasi dengan tujuan profesionalitas dan bertindak
etis.
Sumber: (Marchewka, 2013, p.30)
2.6
2.6.1
Menurut Marchewka (2013, p. 13), project management
merupakan suatu aplikasi pengetahuan, kemampuan, tools, dan teknik agar
aktifitas sebuah proyek dapat sesuai dengan requirement project.
|
![]() 19
Menurut Mejillano, Lively, & Miller
(2007, p. 28), project
management membantu mencegah masalah yang terjadi dalam perusahaan
dan mengelola sumber daya untuk memastikan proyek tersebut sesuai dan
terselesaikan
dengan waktu dan biaya yang sesuai, serta mempunyai
kualitas yang tinggi.
Menurut Project Management Instution
(2013, p. 4),
project
management
digunakan untuk menyelesaikan sebuah proyek melalui
aplikasi yang berhubungan dan merupakan integrasi dari 47 kelompok
logikal dari proses project
management
dimana kategori tersebut dibagi
menjadi 5 kelompok proses, diantaranya:
a.
Initiating
b.
Planning
c.
Execution
d.
Monitoring and Controlling
e.
Closing
Dalam mengatur suatu proyek, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya:
a.
Melakukan identifikasi terhadap requirements.
b.
Menunjukan beragam kebutuhan, eksepektasi dalam planning
dan executing proyek.
c.
Melakukan penyesuaian, pemeliharaan, dan mengalirkan
komunikasi diantara stakeholder yang aktif dan efektif dalam
kolaborasi.
d.
Mengatur keseimbangan keleluasaan suatu proyek, diantaranya
meliputi :
Scope
Quality
Schedule
Resources
Risk
|
20
Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
project management
merupakan sebuah sistem yang digunakan dalam
membantu proyek manager
dalam mengatur
proyek agar selesai sesuai
dengan requirement.
2.6.2
Menurut Marchewka (2013, p. 17), PMBOK Guide dibagi menjadi
9 knowledge area
yang digunakan untuk dapat memahami project
management, yaitu:
a.
Project Integration Management
Integration
management
berfokus dalam integrasi untuk
mengkoordinasikan pengembangan project plan, eksekusi, dan
mengontrol perubahan.
b.
Project Scope Management
Scope management merupakan pekerjaan yang akan dilakukan
oleh tim proyek. Scope
management
memberikan kepastian
bahwa tugas proyek didefinisikan secara akurat dan
diselesaikan, serta terpenuhi sesuai yang direncanakan.
c.
Project Time Management
Time management digunakan dalam pengembangan,
pemantauan, dan mengatur jadwal proyek. Hal ini termasuk
dalam mengindentifikasi fase proyek dan aktivitas, kemudian
melakukan perkiraan, tahapan, dan menugaskan sumber daya
terhadap setiap tugas.
d.
Project Cost Management
Cost management digunakan untuk memastikan biaya proyek
agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
e.
Project Quality Management
Quality management
berfokus pada perencanaan,
pengembangan, dan pengaturan kualitas lingkungan proyek
agar dapat mengetahui kebutuhan atau ekspektasi stakeholder.
|
21
f.
Project Human Resources Management
Human
resources
management
berfokus pada manajemen
tenaga kerja dalam pembentukan dan pengembangan tim
proyek agar dapat memahami proyek dengan baik dan
bertanggung jawab terhadap project management.
g.
Project Communication Management
Communication
management
digunakan untuk keseluruhan
komunikasi antara waktu dan informasi yang akurat dari suatu
proyek ke proyek stakeholder lainnya.
h.
Project Risk Management
Risk
management
digunakan untuk mengatur resiko yang
menjadi fokus identifikasi.
i.
Project Procurement Mangement
Procurement management
terdiri dari berbagai sumber daya
(manusia, hardware, software, dan lain-lain) yang berada
diluar organisasi. Procurement management memastikan
sumber daya diperoleh dengan tepat.
2.7
Menurut Monk & Wangner (2013, p. 1), proses bisnis adalah kumpulan
aktivitas yang memakan satu hingga banyak input-an dan menciptakan suatu
output, seperti laporan atau perkiraan, dan memberikan value kepada customer.
Menurut Tenden (2010, pp. 243-244), proses bisnis adalah sekumpulan
aktivitas yang terstruktur yang menghasilkan produk atau service. Secara
general, proses bisnis termasuk didalamnya proses operasional. Proses
operasional menjelaskan organisasi, tugas, hasil, keputusan, tanda, dan
pemberitahuan untuk spesifikasi operasi. Proses bisnis termasuk juga proses
manajemen yang menangani pengawasan proses operasional.
Menurut Pengertian diatas dapat disimpulkan proses bisnis adalah suatu
kumpulan aktivitas-aktivitas yang mempunyai input dan menghasilkan output
berupa produk, layanan, atau nilai kepada pelanggan.
|
22
2.8
Menurut Departemen Perindustian (2007, p. 1), kelapa sawit termasuk
tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya
berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak,
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyak tersebut digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya
sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan
sebagai bahan bakar dan arang.
Menurut Wiwin Supriadi (2012, pp. 1-2), kelapa sawit merupakan
pengembangan subsektor perkebunan yang berbasis agribisnis. Aktivitas
perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya memberikan nilai tambah yang
tinggi di sektor perekonomian.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kelapa sawit merupakan tumbuhan pohon yang dapat digunakan sebagai
penghasil minyak goreng, sabun, dan lilin yang mampu memberikan nilai
tambah pada sektor perekonomian.
2.9
Kontrak
Menurut Kronman (1985, p. 5), kontrak adalah perjanjian yang
mempunyai kekuatan hukum.
Kontrak merupakan suatu perjanjian dengan kesepakatan yang spesifik
antara dua orang atau
lebih atau entitas dimana entitas tersebut berjanji untuk
melakukan sesuatu untuk menghasilkan keuntungan yang telah dipertimbangkan.
Kontrak diperlukan untuk menemukan data yang faktual seperti berikut:
a.
Suatu tawaran
b.
Penerimaan atas tawaran dari hasil atas pertukaran pikiran
c.
Sebuah perjanjian untuk melaksanakan kontrak
d.
Nilai yang dipertimbangkan (seperti nilai pembayaran)
e.
Time atau event harus dibuat (memiliki komitmen)
f.
Syarat dan ketentuan untuk performance
|
23
g.
Performance
Suatu kontrak dapat berbentuk tertulis atau oral, tetapi oral
lebih sulit
untuk dibuktikan atau diyuridisi. Dalam kasus tertentu, kontrak dapat berupa
dokumen, seperti: perpanjangan surat, pemesanan, penawaran, penawaran
kontrak. Berbagai tipe dari kontrak: kontrak bersyarat, bersama dan
beberapa dimana beberapa pihak membuat kesepakatan bersama untuk
melakukan, tetapi masing-masing bertanggung jawab; tersirat dimana
pengadilan akan menentukan ada kontrak berdasarkan
keadaan. Pihak dapat
memasok semua persyaratan, membeli semua produk yang dibuat, atau masuk
kedalam opsi untuk memperbaharui kontrak. Kontrak untuk tujuan illegal tidak
diperkenankan berdasarkan hukum. (dikutip dari
2014).
2.10 Addendum
Addendum
merupakan tambahan untuk memenuhi dokumen tertulis.
Umumnya digunakan untuk merubah atau menjelaskan (seperti: sejumlah
barang) dalam kontrak, atau beberapa poin yang dijadikan topik dari negosiasi
setelah kontrak awalnya diusulkan oleh salah satu pihak (dikutip dari
2.11 Bangunan
Bangunan merupakan permanen atau struktur yang temporer ditutupi
dengan eksterior tembok dan atap, termasuk seluruh sejumlah peratalan,
perlengkapan dan perlengkapan yang tidak dapat disingkirkan tanpa memotong
langit-langit, lantai, dan tembok atau suatu aktivitas yang digunakan
mengkonstukriskan dari material yang berbeda dari manufkatur, perdagangan,
transportasi ataupun aktivitas lainnya. (dikutip dari
|
24
2.12 Infrastuktur
Menurut Segal Rogerscasey (2012, p. 1) infrastruktur merupakan sesuatu
yang berada diantara perusahaan dan markets
serta diantara customer
dan
services. Infrastruktur menggabungkan utulitas jaringan inti seperti transportasi,
energi,
air, dan komunikasi serta meluas ke infrastruktur sosial, jaringan
pendidikan, pelayanan kesehatan, dukungan sosial, hukum, dan tata tertib.
Infrastuktur memiliki pengertian yaitu dasar atau permanen framework
yang mendukung super-structure
dan didukung oleh sub-structure. Relatif
permanen dan fondasi sebagai kapital investasi pada negara,
perusahaan atau
proyek yang mendasari dan menyebabkan kemungkinan untuk seluruh aktivitas
ekonomi. Termasuk administrasi, telekomunikasi, transportasi, utilitas,
pembuangan limbah, proses dalam fasilitas. Dan beberapa definisi termasuk
edukasi, layanan kesehatan, penelitian dan pengembangan, dan aktivitas
pelatihan. (dikutip dari
A0 yang diakses pada tanggal 1 Desember 2014).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
infrastruktur adalah bangunan fisik yang dijadikan sebagai nilai investasi,
seperti transportasi, energi, air, layanan pendidikan, komunikasi, tata tertib, dan
lain sebagainya.
2.13
Rental memiliki pengertian suatu item
yang disewa keluar untuk
sejumlah waktu dan aturan, baik oleh secara verbal maupun secara persetujuan
tertulis. Bentuk umum dari rental adalah rumah, mobil, dan peralatan. Rental
pada umumnya memiliki bentuk dari pembayaran yang digunakan sebagai
permulaan dari periode sewa atau selama periode jadwal sewa. (dikutip dari
|
25
2.14 Transportasi
Transportasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
sesuatu dari satu lokasi pada lokasi yang lain. Bentuk umum dari transportasi
adalah pesawat, kereta api, mobil, dan alat yang memiliki roda dua, seperti
sepeda ataupun sepeda motor (dikutip dari
2.15 Alat Berat
Alat berat merupakan kendaraan berat dan mesin. Istilah
ini digunakan
untuk mengarah pada kendaraan untuk kebutuhan sipil, utilitas
untuk konstruksi
dari agrikultur dan kehutanan, serta peralatan yang digunakan untuk
pengangkutan berat, seperti kereta api, truk, trailer, dump
truk. Alat berat
dirancang khusus untuk satu tujuan,
walaupun
beberapa alat dapat digunakan
untuk lebih dari satu kapasitas.
Kebanyakan menggunakan komponen hidrolik, dan desain saat ini
menjadi lebih baik
dengan
adanya
kemajuan teknologi seperti elektronik yang
canggih. Banyak alat berat saat ini bergantung pada komputer untuk berfungsi,
dan mereka dipelihara menggunakan komputer yang menguji bagian kerja dan
melaporkan masalah-masalah tertentu.
Konstruksi berat umumnya mengacu pada pembangunan
taman bermain
atau taman dan bangunan besar seperti kompleks perkantoran
atau pusat
perbelanjaan. Backhoe, buldoser, peralatan pengolah tanah lainnya yang sering
digunakan untuk memecahkan tanah, sedangkan crane
digunakan untuk
menempatkan balok besar dan pembentukan elemen. Untuk kebutuan agrikultur,
menggunakan alat besar seperti traktor, combine harverster, mesin pemanen dan
balers. Landscape
dapat dimasukkan dalam kategori pertanian dan kehutanan
menggunakan peralatan seperti splitter
log, mesin pemotong, chopper
dan
penarik tanggul (dikutip dari
|
26
2.16 Hardware
Menurut Shelly & Rosssenblat (2012, p. 4), hardware terdiri dari segala
sesuatu yang berhubungan dengan layer
fisik dari sistem informasi. Hardware
dapat digolongkan berdasarkan infrastruktur, seperti: server, workstation,
jaringan, perlengkapan telekomunikasi,
fiber-optic cables, mobile devices,
scanner, alat
penangkap digital, dan teknologi. Sebagai teknologi baru,
manufaktur ini tergolong inovasi untuk mendapatkan nilai tambah.
2.17 Software
Menurut
Shelly &
Rosssenblat (2012, p. 4), Software mengarah kepada
suatu program yang mengontrol hardware
dan menghasilkan informasi
yang
diinginkan atau sebagai suatu keluaran. Software terdiri atas sistem software dan
aplikasi software.
2.18
2.18.1
Menurut Satzinger, Jakson & Burd (2010, p. 632), testing
adalah
proses menguji produk untuk menentukan apakah terjadi error atau tidak.
Untuk melakukan test, programmer sudah membangun software dan sudah
mendefinisikan error yang ada dengan standar yang sudah ditentukan.
Bagian pengembangan dapat menguji produk dengan melakukan
pengecekan kembali terhadap produk yang telah dibuat dan
dikomposisikan atau dengan menguji fungsi serta menilai hasil.
2.18.2
Menurut Rex Black (2009, p. 8), acceptance atau User Acceptance
Testing disebut juga
dengan alpha test (dieksekusi oleh user perusahaan)
dan beta test (dieksekusi oleh customer yang berpotensi). Alpha dan beta
test di lakukan untuk mendemonstrasikan produk yang siap dirilis. Selain
dari itu, organisasi menggunakan test
ini untuk mencari bug yang tidak
|
![]() 27
terdeteksi dalam proses integrasi sistem. Acceptance testing ini melibatkan
data yang asli, lingkungan, dan menggunakan scenario.
2.19 Usecases
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 147)
Use case
digunakan
untuk menjelaskan dan mendokumentasikan interaksi yang dibutuhkan user dan
sistem dalam menyelesaikan tugas user.
Tabel 2. 1 Contoh Usecases
Sumber: Adaptasi dari (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, p. 212), System Analysis
and Design.
Usecase Name : Mencatat Permintaan
ID: UC-3
Priority
:
High
Actor : Salesperson
Description
: Use case ini mendeskripsikan bagaimana salesperson mencatat
permintaan customer pada vehicle. Permintaan adalah permintaan baru atau revisi
dari permintaan yang ditolak
Trigger : Customer memutuskan untuk membuat permintaan pada kendaraan
Type : External
Preconditions:
1. Salesperson dikonfirmasi
2. Pending Offers datastore tersedia dan on-line
3. Vehicle Inventory datastore tersedia dan on-line
4. Rejected offers datastore tersedia dan on-line
Normal Course :
1.
Salesperson
menspesifikasikan permintaan
vehicle dengan menggunakan nomor ID Vehicle
Information for Steps:
Vehicle ID
|
![]() 28
2.
Sistem memeriksa vehicle
pending
offers
pada
vehicle
3.
Jika terdapat offer
pending pada kendaraan,
sistem memberikan notifikasi salesperson
dan
usecase selesai
4.
Jika tidak ada pending offer
pada kendaraan,
sistem bertanya apakah ini offer baru atau offer
yang direvisi
5.
Jika ini adalah offer revisi
a.
Salesperson menspesifikasikan ID dari Offer
sebelumnya
b.
Sistem mengisi form offer dengan konten
dimulai dari Rejected Offers datastore
Sebaliknya,
a.
Sistem memenuhi detail offer
form
pada
offer vehicle
6.
Salesperson
supplies/ memodifikasi informasi
tambahan untuk offer, termasuk informasi
pelanggan dan spesifikasi dan spesifikasi detil
offer
( Cash
dan trade-in value, desired
dealer
options).
7.
Sistem menampilkan offer summary
8.
Salesperson
di tanya untuk mendapatkan izin
pelanggan untuk mengkonfirmasikan offer.
9.
Jika tidak dikonfirmasi, offer ditolak, sebaliknya
jika offer
diterima disimpan sebagai Pending
offer.
10. Pending Offer yang di copy di cetak untuk
diberikan kepada customer
11. Pending
Offer
di notifikasi untuk mengirimkan
kepada Sales
Manager
untuk evaluasi dan
diterima.
Existing Pending Offers
Offer Pending Notice
Offer Type
Offer ID
Previous offer details
Vehicle details
Customer details
Offer details
Offer Summary
Offer Confirmation
New Pending Offer
Pending Offer
Pending Offer Notice
Postconditions :
1.
Pending Offer disimpan
2.
Sales Manager dikirimkan notifikasi atas pending offer
|
![]() 29
Summary
Inputs
Source
Outputs
Destination
Vechicle ID
Existing Pending
Offers
Offers Type
Offers ID
Previous Offer
details
Vechicle datastore
Customer details
Offer details
Salesperson
Pending Offers
datastore
Salesperson
Salesperson
Rejected Offers
datastore
Vehicle details
Customer
Salesperson
Offer Pending
Notice
Offer Summary
New Pending Offer
Pending Offer
Pending Offer
Notice
Salesperson
Customer
Pending
Offer
datastore
Customer
Sales
Manager
2.20 Data Flow Diagram
2.20.1
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 184)
Data
flow
diagramming
adalah teknik untuk mengambarkan proses bisnis dan data
yang mengalir diantaranya.
2.20.2
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 191), Context Diagram
adalah DFD pertama dari setiap model proses bisnis, manual, sistem atau
komputerisasi. Konteks diagram menampilkan keseluruhan sistem dalam
lingkungan konteks. Setiap proses model mempunyai satu konteks
diagram. Konteks diagram menampilkan keseluruhan proses bisnis dalam
satu proses dan menampilkan aliran data dari external entities.
|
![]() 30
2.20.3
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 191), diagram level 0
memperlihatkan keseluruhan proses dari tiap penomoran, data
stores,
external
entities, dan aliran data diantaranya. Tujuan dari DFD Level 0
adalah untuk memperlihatkan seluruh proses tingkat tinggi dari sistem dan
bagaimana sistem berkaitan satu dengan yang lainnya. Setiap proses dari
model memiliki satu dan hanya satu DFD level 0.
2.20.4
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 191), diagram level 1
mendekomposisikan DFD level 0 menjadi lebih eksplisit, DFD level 1
memperlihatkan bagaimana sistem dapat beroperasi ke dalam yang lebih
detil.
2.20.5
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, pp. 191-192), diagram
level 2 mendekomposisikan dari level sebelumnya. DFD level 1 dan DFD
level 2 memperlihatkan adanya keseimbangan.
Tabel 2. 2 Notasi Data Flow Diagram
Sumber : Adaptasi dari (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, pp. 187-189),
System Analysis and Design.
Notasi Data Flow Diagram
No
Nama
Simbol
Deskripsi
1
Process
Process
adalah suatu
aktivitas atau fungsi
yang ditampilkan
dalam alasan bisnis
yang spesifik.
Suatu proses dapat
dilakukan secara
manual atau
|
![]() 31
terkomputerisasi.
2
Data Flow
Name
Data flow adalah suatu
data (contoh :
ketersediaan jumlah)
(terkadang disebut
sebagai elemen data)
atau kumpulan logikal
dari beberapa potongan
informasi (contoh :
3
Data Sotre
Data Store adalah
kumpulan data yang
disimpan dalam suatu
cara (ditentukan dalam
membuat data fisikal).
4
External
Entity
External entity
adalah
seseorang, orgnaisasi,
unit organisasi atau
sistem yang berada di
luar sistem dan adanya
interaksi (misalnya,
pelanggan,
pemerintahan, sistem
akutansi). External
entity
menyediakan
data kepada sistem atau
menerima data dari
sistem dan
menyediakan untuk
menentukan batasan
sistem. External entity
memiliki nama dan
deskripsi. External
entity ini diluar sistem
|
![]() 32
dapat diluar atau
bagian dari organisasi.
2.21
Menurut Shelly & Rosssenblat (2012, p. 513), flowchart
merupakan gambaran dari aturan logikal dan interaksi secara grafis,
menggunakan simbol-simbol yang terhubung dengan panah. Flowchart
digunakan untuk membantu programmer
untuk membagi sistem yang
besar menjadi sub-sub sistem dan modul-modul yang
mudah dimengerti
dan dibangun.
Menurut
Considine, Parkes, Olesen, Speer, & Lee (2010, p.214)
,
flowchart
merepresentasikan sebuah kombinasi dari logical dan fisikal
sebuah DFD. Hal tersebut dikarenakan flowchart menyediakan detail dari
proses yang ditampilkan (logical
perspective) seperti sumber fisikal yang
digunakan untuk menampilkan logical perspective (physical perspective).
Tabel 2. 3 Notasi Systems Flowchart
Sumber : Adaptasi dari (Considine, Parkes, Olesen, Speer, & Lee, 2010,
p.214-p.216), Accounting Information Systems.
Notasi Systems Flowchart
No.
Simbol
Nama
Deskripsi
1.
Start atau Stop atau
External Entity
Mengindikasikan
permulaan dan akhir
dari sebuah proses dan
digunakan ketika
sesuatu di-enter
dan
exit dari sebuah sistem
2.
Document
Satu dokumen tunggal
|
![]() 33
3.
Multiple (three) document
Dapat menjadi tiga
rangkap dari
dokument yang sama
4.
Magnetic data storage
-
5.
Tape drive atau magnetic
tape storage
-
6.
Manual input
Data dimasukkan
secara manual ke
dalam komputer
7.
Manual process
Proses yang
ditampilkan secara
manual
8.
Computer process
Proses yang
ditampilkan oleh
komputer
9.
Offline process
Contohnya saja data
yang dikumpulkan
berdasarkan barcode
yang kemudian akan
di-upload kedalam
komputer pusat
10.
$
On page connector
Menggabungkan dua
lokasi yang berbeda
dalam satu halaman
flowchart
11.
Off page connector
Menggabungkan dua
lokasi yang berbeda
|
![]() 34
12.
Punch card
-
13.
Temporary paper data
store
Data dalam
penyimpanan dapat
berupa field numerikal
14.
Permanent paper data
store
Data dalam
penyimpanan dapat
berupa field numerikal
15.
On screen display
Dataditampilkan pada
monitor
16.
General journal atau
general ledger
-
17.
Flow atau document
atau
process
-
18.
Flow atau data atau
information
-
19.
-
Mengirim data
diamtara dua tempat
yang berbeda
2.22
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p. 243), normalisasi
adalah
kumpulan aturan yang diaplikasikan dari model data atau file untuk
menentukan dengan baik bagaimana dibentuk. Aturan normalisasi membantu
analis untuk mengidentifikasi entitas yang tidak di gambarkan dengan benar
dalam data model logical, atau entitas yang dapat rusak diluar dari suatu file .
Hasil dari proses normalisasi adalah data atribut yang diatur untuk kestabilan
Form, belum fleksibel untuk hubungan dari model data.
Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 428), normalisasi adalah suatu
teknik untuk mendesain basis data, yang dimulai melalui memeriksa
|
![]() 35
hubungan (disebut dengan functional
dependencies) antar atribut.atribut
menggambarkan beberapa properti data atau hubungan antar data yang
penting bagi perusahaan. Normalisasi menggunakan serangkaian tes untuk
membantu mengidentifikasikan pengelompokan atribut secara optimal agar
dapat mengidentifikasikan hubungan yang tepat yang mendukung data
requirement perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah:
a.
Meminimalkan jumlah atribut yang dibutuhkan untuk
mendukung data requirement perusahaan
b.
Menemukan atribut dengan funcional dependency
c.
Meminimalkan data yang redundant dari setiap atribut
2.23
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, pp.226), Entity relationship
diagram
adalah suatu gambar yang memperlihatkan informasi yang dibuat,
disimpan dan digunakan pada sistem bisnis.
Tabel 2. 4 Notasi Entity Relationship Diagram
Sumber : Adaptasi dari (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, pp. 226-229),
System Analysis and Design.
Notasi Data Flow Diagram
No
Nama
Simbol
Deskripsi
1
Entity
Entity adalah dasar
dari building block
untuk model data.
Ini adalah pelaku,
tempat, kejadian
atau hal dimana data
dikumpulkan.
Contoh : karyawan,
pemesanan, produk.
Suatu entitas
digambarkan dalam
|
![]() 36
sebuah persegi dan
dideskripsikan
dengan kata benda
singular yang ditulis
dengan kapital.
Suatu entitas
memiliki nama,
deskripsi singkat
yang dapat
dijelaskan mengenai
hal itu, dan identifier
yang merupakan
craa untuk
mengalokasi
informasi pada
entity.
2
Attribute
Suatu atribut adalah
tipe informasi yang
ditangkap mengenai
enititas. Contohnya
seperto : nama akhir,
alamat rumah,
alamat e-mail dan
seluruh atribut
pelanggan.
3
Relationship
Relationhip adalah
asosiasi diantara
entitas dan
diperlihatkan
dengan garis yang
terhubung dengan
entitas. Setiap
hubungan memiliki
|
![]() 37
parent entitas dan
child entitas, parent
menjadi entitas yang
pertama dalam
relationship dan
child menjadi hal
kedua.
4
Cardinality
Relationship pada
hubungan biner
adalah 1:1, 1:N atau
M:N.
2.24
Menurut Dennis, Wixom & Roth
(2012, p.282), perancangan
arsitektur merupakan perancangan bagaimana komponen sistem informasi
didistribusikan pada multi komputer dan bagaimana hardware, operating
system software, dan software aplikasi akan digunakan pada setiap komputer.
2.24.1
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p.282), komponen
arsitektural utama dari suatu sistem terdiri atas software dan hardware.
Komponen software dari sistem yang dikembangkan diidentifikasikan
dan alokasikan pada beragam komponen hardware
dimana sistem
tersebut beroperasi.
2.24.2
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p.284), Terdapat
berbagai cara pada logikal aplikasi yang dapat menjadi pembanding
diantara client
dan server. Server bertanggung jawab untuk data dan
client
bertanggung jawab untuk aplikasi dan presentasi. Ini disebut
|
![]() 38
sebagai two-tiered
architecture
karena digunakan hanya untuk dua
kumpulan dari komputer client dan server.
Gambar 2. 3 Two-Tiered ClientServer Architecture
Sumber: (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, p. 283)
Three-tiered
architecture
digunakan untuk tiga kumpulan
komputer. Pada kasus ini, software dan komputer klien bertanggung
jawab dalam logikal presentasi, dan aplikasi server bertanggung jawab
untuk logikal presentasi, dan dengan database
server yang terpisah
bertanggung jawab untuk data access
logic
dan data storage. Tipikal,
interface user berjalan pada desktop PC atau bekerja pada workstation
dan digunakan sebagai standar graphical
user
interface. Aplikasi
logikal dapat terdiri atas satu atau lebih modul yang berjaan secara
terpisah pada workstation atau aplikasi server. Terakhir, relasi DBMS
berjalan pada database server yang terdiri atas data access
logikal dan
data storage. Middle tier
ini dibagi menjadi tiers itu sendiri, dan hasil
atas keseluruhn arsitektur disebut sebagai n-tier architecture.
Gambar 2. 4 Three-Tiered ClientServer Architecture
|
![]() 39
Sumber: (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, p. 285)
N-tier arsitektur mendistribusikan kerja atas aplikasi (middle
tier) diantara multiple layer atas server komputer yang terspesialisasi.
Tipe aristektur ini umum digunakan pada Web-based ecommerce
system.
Gambar 2. 5 n-Tiered ClientServer Architecture
Sumber: (Dennis, Wixom, & Roth, 2012, p. 286)
2.24.3
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p.291), Operational
requirement menspeksifikasi lingkungan operasi dimana sistem harus
bekerja dan bagaimana berubah dalam waktu yang berbeda. Hal ini
merefer kepada operating system, sistem software, dan informasi sistem
dimana sistem harus berinteraksi, terjadi saat lingkungan fisikal pada
jika lingkungan tersebut penting pada aplikasi.
2.24.4
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p.292), Performance
requirement berfokus pada masalah pada kinerja, seperti waktu respon,
kapasitas, dan tingkat kepercayaan.
2.24.5
Menurut Dennis, Wixom & Roth (2012, p.294), Sekuritas adalah
kemampuan untuk melindungi sistem informasi dari distrupsi dan data
|
![]() 40
yang hilang, disebabkan sengaja atau karena kejadian yang belum pasti.
Sekuritas adalah tujuan utama dari grup operasi, staff bertanggung
jawab dalam melakukan instalisasi dan kontrol operasi sekuritas seperti
firewall, instruksi deteksi sistem, backup rutin dan pemulihan operasi.
2.25
Berikut ini adalah gambar kerangka pikir pengembangan
sistem ERP
modul Project Management:
Gambar 2. 6 Kerangka Pikir
|