9
BAB 2
       LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang
mapan dan diterima secara universal.  
Menurut Terry (2009 : 122) manajemen merupakan sebuah proses yang khas,
yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. 
Menurut Patterson dan Plowman (2009 : 122) manajemen dapat didefinisikan
sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang
ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.
Menurut Lawrence A. Appley (2009 : 122) manajemen adalah seni pencapaian
tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
Menurut Glover (2005 : 98) manajemen merupakan kemampuan
manusia dalam
menganalisis, merencanakan, memotivasi, menilai dan mengawasi penggunaan
secara efektif
sumber-sumber manusia dan bahan yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dari definisi
-
definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan manajemen adalah seni menyelesaikan tugas dengan orang lain melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan terhadap
aktivitas organisasi sesuai dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang  telah ditetapkan.
2.2
Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.  
Menurut Heizer dan Render (2009 : 4) manajemen operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output dan berlangsung disemua organisasi. Dalam perusahaan
  
10
manufaktur, dapat terlihat jelas aktivitas produksi yang menghasilkan barang, namun
dalam organisasi yang tdak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi
mungkin tidak terlihat dengan jelas.
2.3
Pengertian Efisiensi
Menurut Robbins dan Coulter (2010
: 23) “Efficiency it’s often refferred to as 
“Doing Things Right” or getting the most output from least amount of inputs”.
Efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar atau memperoleh output terbesar
dengan input terkecil.
Jadi
bisa dikatakan efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai
dari segi besarnya sumber daya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
2.4
Peramalan
2.4.1
Pengertian Peramalan
Menurut Prasetya Hery dan Fitri (2009 : 43) peramalan (forecasting) merupakan
suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian
keadaan di masa lalu.
Peramalan dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu
dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model
matematis. Dengan peramalan yang baik diharapkan pemborosan akan bisa dikurangi,
dapat lebih terkonsentrasi pada sasaran tertentu, perencanaan lebih baik, sehingga
tujuan perusahaan dapat menjadi terwujud. 
  
11
2.4.2
Klarifikasi Peramalan
Heizer dan Render (2009 : 163) mengatakan bahwa peramalan biasanya di
klarifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon
waktu terbagi menjadi beberapa kategori :
Peramalan Jangka Pendek
Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga 1 tahun, tetapi umumnya kurang
dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi.
Peramalan Jangka Menengah
Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulan hinggan 3 tahun.
Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan
anggaran produksi, anggaran kas serta menganalisis bermacam-macam
rencana operasi.
Peramalan Jangka Panjang
Umumnya dilakukan untuk merencanakan masa 3 tahun keatas. Peramalan
jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan
modal, lokasi atau pengembangan fasiltas, serta penelitian dan pengembangan.
2.4.3
Jenis-Jenis Peramalan
Heizer dan Render (2009 : 164) mengatakan bahwa ada 3 jenis peramalan dalam
perencanaan operasi dimasa depan, yaitu :
Peramalan Ekonomi
Peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi,
ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan
indikator perencanaan lainnya.
Peramalan Teknologi
Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan
teknologi yang dapat
meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan
peralatan baru.
Peramalan Permintaan
  
12
Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan
suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang
mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi
input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
2.4.4
Teknik Peramalan
Jay Heizer dan Barry Render (2009 : 167) berpendapat bahwa bermacam-macam
metode peramalan telah ditetapkan dengan tujuan mendapatkan hasil ramalan yang
tepat guna, dimana metode peramalan tersebut kemudian akan menjadi bagian dari
fungsi perencanaan dan merupakan sarana pengambilan keputusan. 
Ada dua metode peramalan yang dapat digunakan, yaitu teknik peramalan
kualitatif dan kuantitatif. Teknik peramalan kualitatif lebih menitikberatkan pada
pendapat (judgement) dan intuisi manusia dalam proses peramalan, sehingga data
historis yang ada menjadi tidak begitu penting.
Teknik peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data historis yang
dimiliki. Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik
statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola,
perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan perngaruh random. Yang
termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Bob-
Jenkins. Sedangkan teknik deterministik mencakup identifikasi dan penentuan
hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang
akan mempengaruhinya. Yang termasik dalam teknik ini adalah teknik regresi
sederhana, regresi berganda dan model input output.
Untuk meramalkan suatu keadaan dengan menggunakan data historis tanpa
menghiraukan pengaruh atau hubungan dengan variabel lainnya, metode peramalan
yang biasa digunakan adalah metode kuantitatif statistik. 
2.4.4.1 Metode Peramalan Kuantitatif
Heizer dan Render (2009 : 167) metode peramalan kuantitatif meliputi peramalan
deret waktu (time series) dan peramalan Kausal.
Dasar dari kedua metode ini adalah
pada data yang lalu dengan menggunakan prediktor untuk masa mendatang. Dengan
mengelolah data yang lalu melalui  metode Deret waktu
dan Kausal
akan sampai
pada suatu hasil peramalan.
  
13
Peramalan Deret Waktu (time series)
Menurut Box Jenkins (2008) peramalan Time Series merupakan catatan historikal
dengan beberapa aktivitas dengan pengukuran dengan interval dengan jarak yang
sama kecuali bulanan. Dengan konsistensi dalam kegiatan dan metode
pengukuran. Peramalan ini berusaha untuk
memprediksi masa depan dengan
menggunakan data historis. Data yang di kumpulkan, dicatat dan di observasi
secara berurutan. Periode waktu yang digunakan dapat berupa tahun, kuartal,
bulan, minggu, hari bahkan dalam beberapa kasus dapat menggunakan jam.
Analisis time series ini di lakukan untuk beberapa kepentingan, antara lain:
1.
Untuk memprakirakan nilai masa depan dan membantu dalam manajeman
operasi bisnis.
2.
Untuk membuat perencanaan bahan baku, fasilitas produksi dan jumlah staf
guna untuk memenuhi permintaan dimasa mendatang.
Metode Deret Waktu (Time Series) meliputi :
Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini sangat bermanfaat apabila kita dapat membuat asumsi bahwa
permintaan cenderung stabil sepanjang waktu.
Peramalan rata-rata bergerak
(Moving Average)
menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk
menghasilkan peramalan. Moving Average
berguna jika kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa kita
ramalkan. 
Secara matematis, Moving Average dinyatakan sebagai berikut :
n
sebelumnya
n
periode
dalam
Permintaan
=
Average
Moving
Exponential Smoothing
Exponential smoothing merupakan salah satu metode peramalan yang relatif
mudah digunakan, karena tidak memerlukan input data yang banyak. Dalam
model rata-rata bergerak (Moving Average) dapat dilihat bahwa untuk semua
data obesrvasi memiliki bobot yang sama yang membentuk rata-ratanya.
Padahal, data observasi terbaru seharusnya memiliki bobot yang lebih besar
  
14
dibandingkan dengan data observasi di masa yang lalu. Hal ini dipandang
sebagai kelemahan model peramalan Moving Average.
Untuk itu,
digunakanlah metode Exponential Smoothing
agar kelemahan tersebut dapat
diatasi.
Regresi Linear
Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel.
Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas
atau variabel
independen. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat
atau variabel dependen. Regresi linear hanya dapat digunakan pada
Neural Network
Dalam
buku Software Zaitun Time series (2013 : 65) menjelaskan bahwa
Neural Network
merupakan metode komputasi yang saat ini mengalami
kemajuan pesat. Neural network telah teruji kehandalannya dalam menangani
berbagai masalah pada berbagai bidang keilmuan. Kehandalan tersebut salah
satunya disebabkan kemampuan yang dimiliki Neural Network
yang sering
disebut Universal Approximation, yaitu dapat mengaproksimasi semua fungsi
kontinu multivariate
untuk semua tingkat akurasi termasuk untuk fungsi-
fungsi non linear. Kemampuan Neural Network
dalam universal
approximation telah diteliti oleh berbagai peneliti untuk forecasting data time
series
pada berbagai jenis data. Dari berbagai penelitian tersebut, Neural
Network
menunjukkan kinerja yang memuaskan dalam forecasting time
series.
Mekanisme kerja Neural Network
meniru cara kerja jaringan saraf
biologis, sama seperti jaringan saraf biologis, Neural Network tersusun atas
sel-sel saraf (Neuron) yang saling terhubung dan beroperasi secara
paralel.
Pemrosesan informasi pada setiap neuron
dilakukan dengan menjumlahkan
hasil perkalian bobot-bobot koneksi dengan data-data masukan. Hasil
penjumlahan ini akan diteruskan ke neuron berikutnya melalui sebuah fungsi
yang disebut fungsi aktivasi. Terdapat beberapa jenis fungsi aktivasi, antara
lain adalah fungsi aktivasi linear, semi linear, sigmoid, sigmoid bipolar dan
tangen hiperbolik.  Dari beberapa jenis fungsi aktivasi yang disebutkan, untuk
fungsi sigmoid bipolar dengan ouput yang memiliki range antara 1 sampai -1,
  
15
syntax
yang digunakan pada mutlak yang y=tansig(a). Dengan model
matematis sebagai berikut:
Y=f(x)=
Peramalan Sebab Akibat (Causal)
Metode peramalan ini memasukkan dan menguji variabel-variabel yang
diduga mempengaruhi variabel dependen. Model kausal biasanya
menggunakan analisis regresi untuk menentukan mana variabel yang
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2.4.4.2  Metode Peramalan Kualitatif 
Peramalan metode kualitatif ini tidak memerlukan data yang serupa seperti
metode peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada pemikiran
intuitif, pertimbangan dan pengetahuan yang telah di dapat.
Metode peramalan
kualitatif meliputi:
Metode Exploratoris
Metode ini dimulai  dengan masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya
dan bergerak kearah masa depan dengan melihat semua kemungkinan yang
ada.
Metode Normatif
Metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang,
kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai
berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.
2.5
Metodologi Box Jenkins
Metode peramalan Box Jenkins (2008) adalah suatu metode yang sangat
tepat untuk menangani atau mengatasi kerumitan deret waktu dan situasi
peramalan lainnya.
Alasan dikembangkannya metode pendekatan ini adalah
karena metode peramalan yang ada selalu mengasumsikan atau dibatasi hanya
untuk macam-macam pola tertentu dari data.
Sebagai contoh: metode
Exponential Smoothing menggunakan asumsi adanya suatu pola yang stasioner
dari data yang ada, dsb.
Dalam metode Box Jenkins (ARIMA) tidak
dibutuhkan adanya asumsi tentang suatu pola yang tetap, yang berbeda dengan
  
16
metode-metode lainnya.
Metode Box Jenkins (ARIMA) akan tepat guna jika
observasi dari data runtut waktu bersifat dependen atau berhubungan satu sama
lain secara statistik.
2.6
Pengertian Distribusi
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen.  Proses distribusi merupakan kegiatan yang mampu:
1.
Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan.
2.
Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan
non fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang
terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalam proses
pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran,
arus pendanaan, arus penanggungan resiko dan arus pemesanan.
Menurut Tjiptono (2008 : 285) saluran distribusi dapat diartikan sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa. 
Menurut Kotler dan Keller (2010 : 49) sekelompok organisasi yang saling
bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan
untuk digunakan atau dikonsumsi. 
2.7
Tingkatan Saluran Distribusi
Kotler (2010 : 113), mengemukakan bahwa dalam penyaluran barang dapat
menggunakan 2 cara, yaitu penyaluran barang secara langsung dan tidak langsung.
Penyaluran secara alngsung yaitu penyaluran yang dilakukan langsung dari
perusahaan kepada konsumen akhir, misalnya dengan cara mengirim tenaga penjual 
atau membuka toko untuk menjual produk dari perusahaannya. Sedangkan
penyaluran tidak langsung harus menggunakan perantara, seperti pedangang besar,
agen atau distributor.
  
17
Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen akhir,
perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat didalam memilih tingkatan
saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini, beberapa bentuk tingkatan saluran
distribusi yang ada :
a.
Saluran Tingkat Nol (Zero Level Channel)
Saluran ini sering juga disebut juga saluran langsung karena dalam proses
penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan
langsung dari produsen ke konsumen. Ada 3 cara dalam melakukan saluran
langsung ini, yaitu : penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos dan
penjualan lewat toko.
b.
Saluran Tingkat Satu (One Level Channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. dimana dalam pasar
konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri,
pengecer seringkali bertindak sebagai agen pengecer atau makelar.
c.
Saluran Tingkat Dua (Two Level Channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. dalam pasar konsumen
mereka merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan
dalam pasar industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.
d.
Saluran Tingkat Tiga (Three Level Channel)
Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan, yaitu : agen, pedagang besar
dan pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dar keempat tingkatan
saluran pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk
mencapai ke konsumen akhir.
2.8
Permodelan Transportasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 391) permodelan transportasi
adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya
pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang atau jasa dari beberapa
sumber ke beberapa tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi
agar biaya tersebut optimum. Masalah transportasi berhubungan
dengan distribusi
barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah
  
18
diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan.
Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk
mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru, sebelum membuka gudang,
perusahaan atau kantor pemasaran sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah
tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga
dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan. 
2.9 Jenis-Jenis Metode Transportasi
Metode untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian
produk adalah menggunakan metode transportasi. Terdapat 3 metode transportasi,
antara lain : 
1.
Metode North West Corner
Menurut Siswanto (2006 : 274) metode North West Corner adalah sebuah metode
untuk menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel
yang terletak pada sudut kiri atas.
Menurut Mulyono, Sri (2007 : 117) metode North West Corner
adalah metode
paling sederhana diantara kedua metode yang lainnya. Langkah-langkahnya dapat
diringkas sebagai berikut :
1)
Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin pada
tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau
permintaan.
2)
Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 atau permintaan pada
tujuan 1. Akibatnya, tidak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom
atau baris yang telah dihabiskan dan
kemudian baris atau kolom itu
dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya
pada baris atau kolom yang tidak dihilangkan. Jika kolom maupun baris telah
dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.
3)
Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
2.
Metode Least Cost
Menurut Reinder dan Heizer (2005 : 634)
metode Least Cost
adalah metode
yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode ini
  
19
merupakan sabuah pendekatan yang sederhana, yang menggunakan langkah-
langkah berikut :
1)
Identifikasi sel dengan biaya baling rendah. Pilih salah satu jika terdapat
biaya yang sama.
2)
Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk
sel tersebut tanpa melebihi
pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau
keduanya) yang sudah terisi penuh.
3)
Dapatkan sel dengan biaya paling rendah dari sisa sel yang belum dicoret.
4)
Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan.
3.
Metode Vogel’s Approximation (VAM)
Menurut Siswanto (2006 : 279) langkah-langkah metode VAM dapat diringkas
sebagai berikut :
1)
Buatlah matrik yang menunjukkan kebutuhan masing-masing sumber dan
biaya transportasi per unit.
2)
Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom baris.
3)
Pilih selisih paling besar diantara selisih-selisih yang telah dihitung pada  
langkah pertama.
4)
Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang
sudah 
dilakukan, hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan
permintaan telah habis.
5)
Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke
langkah satu.
2.10  Langkah-Langkah Metode Transportasi
Menurut Siswanto (2006 : 268) model transportasi pada saat dikenali pertama
kali di selesaikan  secara manual dengan menggunakan algoritma yang dikenal
sebagai algoritma transportasi, algoritma ini cukup dikenal dan masih sering
diajarkan hingga tahun 90-an. 
1.
Diagnosis masalah dimulai dengan sumber, tujuan, parameter dan variabel.
2.
Seluruh informasi tersebut kemudian dituangkan kedalam matriks transportasi.
  
20
Jika kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan,
maka sebuah kolom dummy perlu ditambahkan untuk menampung
kelebihan kapasitas tersebut.
Jika kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari
permintaan seluruh tujuan,
maka sebuah baris dummy perlu ditambahkan untuk menyediakan kapasitas
semu yang akan memenuhi permintaan itu, jelas sekali bahwa kelebihan
permintaan itu tidak dapat terpenuhi.
3.
Setelah matrik transportasi terbentuk, kemudian dimulai dengan menyusun
tabel  awal. Ada 3 macam metode untuk menyusun tabel awal, yaitu:
Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method
Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner
VAM atau Vogell’s Approximation Method
Ketiga metode
diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi
distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke
seluruh tujuan.
4.
Setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah selanjutnya adalah
pengujian optimalitas tabel untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah
minimum dilihat dari iterasi, dimana iterasi adalah suatu proses atau metode
yang digunakan secara berulang-ulang dalam menyelesaikan permasalahan
metode transportasi untuk hasil yang diinginkan menjadi lebih optimal. Secara
matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan
minimum sudah tercapai, ada dua pengujian optimalitas algoritma transportasi:
1. Stepping Stone Method
2. MODI atau Modifield Distrbution Method
5.
Langkah terakhir adalah
revisi tabel bila dalam langkah keempat terbukti
bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin
diturunkan lagi. Tapi jika langkah keempat telah membuktikan bahwa tabel
telah optimal, langkah kelima ini tidak di perlukan lagi.
2.11
Kerangka Pemikiran
Penelitian di mulai dengan melakukan validasi terhadap data penjualan
pompa PT. Sumber Tehnik Makmur periode Januari 2012 – Juni 2014. Setelah data
terbukti valid, maka selanjutnya dilakukan peramalan penjualan dengan 4 metode,
  
21
yaitu Moving Average, Exponential Smoothing, Trend dan Neural Network. Dari ke 4
metode peramalan tersebut akan didapatkan 1 metode yang paling akurat sehingga
langkah selanjutnya adalah dari data hasil peramalan yang di dapat, dilakukan
perhitungan efisiensi biaya distribusi dengan 3 metode yaitu NWC, Least Cost dan
VAM. Dari perhitungan efisiensi biaya distribusi, akan di dapatkan biaya distribusi
yang paling optimal, setelah itu maka dilakukanlah perubahan sistem pada
perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis tersebut. 
  
PENJUAL
22
Sumber : Diolah oleh penulis
DATA
PENJUALAN
PERAMALAN
PERHITUNGAN 
TRANSPORTASI
NORTH WEST
CORNER
LEAST COST
VAM
EXPONENTIAL
SMOOTHING
MOVING
AVERAGE
NEURAL
NETWORK
HASIL
PERAMALAN
VALIDASI DATA
VALID
TREND /
REGRESI
TIDAK VALID
DEKOMPOSISI
MASALAH
HASIL
PERHITUNGAN
TRANSPORTASI
KESIMPULAN
  
23
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran