Home Start Back Next End
  
ini berguna sekali untuk meningkatkan kecepatan transfer data agar data
dapat cepat mencapai destination. 
2.2.7 Spanning Tree Protocol (STP)
Menurut CISCO system
Inc. (2009, CCNA Exploration 3), dalam
sebuah desain jaringan
Local Area Network
(LAN) yang terdiri dari
beberapa switch
yang saling berhubungan diperlukan adanya redundansi
link
untuk menjaga ketersediaan (availability) dari jaringan tersebut.
Akan tetapi, redundansi ini sering menyebabkan terjadinya layer 2 loop.
Layer 2 loop
adalah pengiriman paket broadcast
secara berulang-ulang
antara perangkat
layer 2
yang menyebabkan tingginya konsumsi sumber
daya CPU pada perangkat yang bersangkutan. 
Salah satu cara untuk menjaga ketersediaan dan menghindari layer
2 loop adalah dengan menggunakan Spanning Tree Protocol (STP). STP
memastikan hanya ada satu jalur logikal ke semua tujuan dalam jaringan
dengan memblokir jalur redundant. STP dapat menyediakan jalur
alternatif dalam waktu satu menit jika terdapat jalur yang tidak berfungsi
dalam satu broadcast domain. STP merupakan protocol pada layer 2 OSI
karena penerapannya dilakukan pada switch dan bridge. STP
menggunakan Spanning Tree Algorithm (STA) untuk menentukan switch
port mana yang akan diblok untuk mencegah terjadinya loop.
2.2.7.1 Root Bridge
Menurut CISCO system Inc. (2009, CCNA Exploration 3),
STA menentukan sebuah switch
untuk dijadikan root bridge
yang akan berperan sebagai referensi untuk penghitungan semua
cost jalur dan penentu jalur redundan yang akan diblok. Switch
yang terpilih menjadi root bridge
adalah switch dengan Bridge
ID (BID) yang paling kecil dalam satu broadcast domain. BID
field berukuran 8 byte dan terdiri dari:
a.
Bridge Priority (4 bit)
Bridge priority
memiliki nilai yang dapat diubah untuk
memanipulasi switch
yang akan menjadi root bridge. Switch
dengan bridge priority paling kecil akan menjadi root bridge.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter